Pemicu 4 Siklus Hidup Ayu
Pemicu 4
Siklus Hidup
Ayu Suci Pratiwi
405140238
Learning Objective
MM. Teori proses penuaan
MM. Faktor yang mempengaruhi aging
proses
MM. Gangguan fungsi organ dan sistem
otonom
MM. Perubahan fisik, psikososial, sosial,
emosi lansia
MM. Penilaian status gizi ps lansia
MM. Faktor yang mempengaruhi status gizi
lansia
MM . Terapi nonfarmakologis (edukasi) yang
LO 1
MM. Teori proses penuaan
Definisi
“Menua( = menjadi tua = aging) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita “
(Constantinides,1994)
Aging
Process
Suatu proses
menghilangnya
secara perlahanlahan kemampuan
jaringan untuk
memperbaiki
diri/mengganti dan
mempertahankan
fungsi normalnya
sehingga tidak
dapat bertahan thd
infeksi dan
memperbaiki
kerusakan yang
diderita
(Darmojo, 2004)
TEORI-TEORI PROSES MENUA
Pada dasarnya dibagi menjadi dua (Azizah, 2011), yaitu :
1.Teori biologi
a.Teori seluler
b.Teori “genetic clock”
c.Sintesis protein
d.Keracunan oksigen
e.Sistem imun
f.Mutasi somatik (teori error catastrophe)
g.Teori menua akibat metabolisme
h.Kerusakan akibat radikal bebas
2.Teori psikososial
a.Activity theory
b.Continuity theory
c.Disengagement theory
Teori Seluler
•Penurunan kemampuan sel dalam membelah
•Jumlah sel yg akan membelah pada lansia
lebih >> sedikit
•Sel sistem syaraf, muskulo, jantung
irreversibel aging proses penurunan
fungsi >> dahulu
•Inrepair Unrepair dead
* Telomer semakin memendek
Teori “genetic clock”
•Genetic clock jam genetik TIMER
sudah diprogram dari awal
kapan mulai& kapan selesai
•Jika jam genetik berhenti mati
meskipun tanpa penyebab
•Setiap spesies punya perbedaan
harapan hidup (jam genetik) yg nyata
Rekor rentang hidup (record in life-span)
Genetic clock tiap spesies berbeda-beda
Kendig & Hutton, 1979-dikutip Eudellllin et al, 1993
Secara teoritis memungkinkan pemutaran ulang jam biologis
bantuan faktor eksternal peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, atau tindakan-tindakan tertentu
• Pada tabel diatas yang tertera adalah usia
maksimal sedangkan usia harapan hidup
tertinggi terdapat di Jepang yaitu Pria 76
tahun dan wanita 82 tahun (WHO, 19891995)
• Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol
dalam tingkat seluler, kultur sel in vitro
menunjukan bahwa ada hubungan antara
kemampuan untuk membelah sel dalam
kultur dengan umur spesies
• Hasil penelitian transplantasi silang dari
nukleus bahwa nukleuslah yang menetukan
jumlah replikasi, kemudian menua dan mati,
bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)
Mutasi somatik
(teori error catastrophe)
•Kesalahan mekanisme pengontrolan genetik
seluler transkripsi dan transalasi DNA/RNA
terbentuk enzim yg salah reaksi
metabolisme yang salah mengurangi
fungsional sel katastrop
Mutasi Somastik (teori Error Catastrophe)
• Faktor-faktor yang menyebabkan proses
menua adalah faktor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya mutasi somatik
• Radiasi dan zat kimia dapat memperpendek
umur, sebaliknya menghindari terkena radiasi
atau tercemar zat kimia yang bersifat
karsinogenikatau tolsik dapat memperpanjang
umur
• Menurut teori ini terjadi mutasi yang
progresif pada DNA sel somatik , akan
menyebabkan terjadinya penurunan
kemampuan fungsional sel tersebut
Menurut hipotesis “Error Catastrophe”
menua di sebabkan oleh kesalahan
beruntun sepanjang kehidupan setelah
berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, terjadi kesalahan dalam proses
transkripsi (DNA RNA)maupun dalam
proses translasi (RNA protein/enzim)
Jika terjadi kesalahan dalam proses
translasi (pembuatan protein) maka akan
terjadi kesalahan makin banyak, sehingga
terjadilah katastrop (Suhana, 1994)
Sistem Imun
•Kemampuan sistem imun mengenali dirinya
sendiri (self recognition) menurun
merusak sel tubuh nya sendiri sedikit
demi sedikit autoimunitas
•Disisi lain sistem imun daya tahannya
menjadi turun daya serang thd sel
kanker menurun sel kanker leluasa
membelah
Rusaknya sistem Imum Tubuh
Mutasi yang berulang atau perubahan
protein pasca translasi, dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem imum
tubuh mengenali sirinya sendiri (self
recognation)
Jika mutasi somastik menyebabkan
terjadinya kelainan pada antigen permukaan
sel, maka hal ini dapat menyebabkan sistem
imum tubuh menganggap sel yang
mengalami perubahan tersebut sebagai sel
asing dan menghancurkannya, perubahan
ini yang menjasi dasar terjadinya peristiwa
autoimum
Hasilnya dapat berupa reaksi antigen/antibodi
yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka
ragam, efek menua jadi akan menyebabkan
reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan
Sistem imum tubuh sendiri daya pertahannya
mengalami penurunan pada proses menua,
daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa
membelah belah sehingga terjadi meningkatnya
sesuai meningkatnya umur
Semua sel somastik akan mengalami proses
menua kecuali sel seks dan sel yang mengalami
mutasi menjadi kanker
Sintesis protein
(kolagen & elastin)
•Perubahan sintesis protein (kolagen dan
kartilago, elastin) perubahan struktur kimia
protein fleksibilitas ↓, lebih tebal kulit
berkerut, hilangnya elastisitas,
penurunan mobilitas
Keracunan oksigen
•Kemampuan sel dalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang
mengandung zat racun kadar tinggi
membran sel rusak proses dalam sel
terganggu (protein) penurunan reproduksi
sel
Teori menua akibat metabolisme
•Pengurangan intake kalori menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur
menurunnya proses metabolisme
•Penurunan hormon insulin dan hormon
pertumbuhan menurunnya proses
metabolisme memperpanjang umur
Kerusakan akibat radikal bebas
•Radikal Bebas (RB) terbentuk dari alam
bebas, dalam tubuh di fagosit (pecah), dan
sebagai produk sampingan proses sel
superoksida (O2-), radikal hidroksi (OH),
dan juga peroksida hidrogen (H2O2)
pemendekan telomer
•RB bersifat merusak dapat beraksi dengan
DNA ada mekanisme penangkal
•Lansia sistem penangkal melemah RD↑
Aktivitas atau Kegiatan
(Activity Theory)
•Masa muda aktif dan terus terjaga sampai tua
sense of integrity terjaga lansia sukses
•Aktif dalam kegiatan sosial stabil
Kepribadian Berlanjut
(Continuity Theory)
•Perubahan yg terjadi dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimilikinya
•Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah
pada lansia identitas yg mantap
memudahkan memelihara hubungan dengan
masyarakat
Teori Pembebasan (Disengagement
Theory)
•Usia bertambah pelan tapi pasti
melepaskan diri dari masyarakat interaksi
sosial menurun triple loss
•Kehilangan peran(loss of role)
•Hambatan kontak sosial
•Berkurangnya komitmen
TEORI BIOLOGI
Teori Pakai dan Rusak (Wear & Tear Theory) Dr August
Weismann
Tubuh & sel-sel rusak karena banyak terpakai & digunakan secara
berlebihan.
Dengan atau tidak ada toksin yang kita dapat, tubuh kita akan
tetap menua karena kita gunakan tiap hari
Teori Neuro-Endokrin Vladimir Dilman, Ph.D
Penuaan terjadi karena produksi hormon tubuh menjadi
berkurang, sehingga kemampuan tubuh untuk memperbaiki
sendiri (self-repaired) dan mengatur sendiri (self-regulation)
menjadi rendah
Teori Kontrol Genetik
Tubuh sudah memiliki program genetik dalam DNA masing-
masing individu.
Keturunan genetik ini yang menentukan berapa usia kita mulai
menua, usia berapa kita akan meninggal seakan ada “jam waktu”
Teori Radikal Bebas Dr Denham Harman
Penuaan terjadi karena radikal bebas (suatu elektron dalam
tubuh yang tidak memiliki gandengan, sehingga berusaha
mencari elektron pasangan) menyerang sel-sel tubuh,
akibatnya sel-sel menjadi cepat rusak dan menua.
Teori Telomerase oleh grup ilmuwan dari Geron
Corporation
Telomer (rangkaian asam nukleat yang terdapat di ujung
kromosom) akan memendek tiap kali sel tubuh membelah.
Bila telomer sudah terlalu pendek, kemampuan sel untuk
membelah akan berkurang, melambat, dan sel tidak dapat
membelah lagi.
Teori Crosslinking
DNA dan molekul lain akan saling melekat dan memilin,
akibatnya protein yang rusak tidak dapat dicerna oleh e.
protease, sehingga mengurangi elastisitas protein & molekul.
TEORI SOSIAL
Activiy Theory (Teori aktivitas)
Menurut teori ini aktivitas, especially, social activity, adalah esensi
hidup seseorang, dan terjadi pada setiap orang di setiap tingkatan
usia.
Kesehatan fisik dan psikologis lansia akan optimal bila mereka tetap
aktif dan mampu bersosialisasi.
Disengagement Theory (Teori Pelepasan)
Bahwa lansia ingin melepaskan diri dari segala ikatan dan tanggung jawab
sosial. Lansia menjadi lebih pasif, aktivitasnya mengarah ke self-directed
bukan other directed or goal-oriented
Age Stratification Theory (Teori statifikasi usia)
Bahwa masyarakat terbagi dalam kelompok2 usia, setiap individu
masuk dalam “kohort” usia tertentu.
Phenomenological Theory (Teori Fenomenologis)
Teori ini memandang bagaimana lansia memberikan arti terhadap ke-
lansia-an mereka.Bahwa proses menjadi tua akan dihayati secara
personal oleh masing-masing individu.
LO 2
MM. Faktor yang mempengaruhi
aging proses
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Aging
Proses
Internal
Radikal bebas
Penurunan produksi
hormon
Penurunan sistem imun
Apoptosis
Gen
Eksternal
Lifestyle
Diet
Radiasi UV, Polusi
Stress
Kurang latihan
rokok
Sinar UV
Makanan
Radikal bebas
Terlalu banyak
latihan
pernapasan
Stress
alkohol
Polusi udara
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Aging
Proses
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Hereditas
Nutrisi atau makanan
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stres
LO3
MM. Gangguan fungsi organ dan sistem otonom
PERUBAHAN SISTEM ORGAN
A. Perubahan pada panca indera
Sekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut.
Papil-papil pada permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi
penurunan sensitivitas terhadap rasa terutama rasa manis dan asin.
Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran
mengalami penurunan fungsi
Patologis: ggg nafsu makan, kurang energi protein kronik
B. Sistem Gastrointestinal
Lapisan otot polos esofagus dan sfingter gastro esofageal mulai
melemah yang akan menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk
gastrointestinal spontan
Pengosongan lambung lebih lambatmakan lebih sedikit karena
lambung terasa penuh.
Penyerapan zat gizi berkurang dan produksi asam lambung serta
enzim pankreas menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan.
Patologis : kesulitan menelan, anoreksia, malabsorbsi lemak dan
diare.
C. Sistem Muskuoskeletal
Kepadatan tulang akan menurun. Tulang akan mudah rapuh
(keropos) dan patah, mengalami cedera, trauma yang kecil
saja dapat menyebabkan fraktur.
Penurunan Lean Body Mass ( otot, organ tubuh, tulang) dan
metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan
usia. Penurunan kekuatan otot mengakibatkan orang sering
merasa letih dan merasa lemah, daya tahan tubuh menurun
karena terjadi atrofi.
Patologis: fraktur
D. Sistem Urogenital
Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 – 80 tahun.
Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju
filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal.
Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit
yang harus dilakukan ginjal menjadi beban tersendiri.
E. Sistem Kardiovaskular
Pada lansia jumlah jaringan ikat pada jantung (baik katup
maupun ventrikel) meningkat sehingga efisien fungsi pompa
jantung berkurang.
Pembuluh darah besar terutama aorta menebal dan menjadi
fibrosis. Pengerasan ini, selain mengurangi aliran darah dan
meningkatkan kerja ventrikel kiri,juga mengakibatkan
ketidakefisienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta,
arteri pulmonalis, sinus karotikus).
Kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah
berkurang.
F. Sistem Respirasi
Elastisitas jaringan paru dan dinding dada berkurang,
Kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun sehingga
konsumsi oksigen akan menurun pada lansia.Perubahan ini
berujung pada penurunan fungsi paru.
G. Sistem Endokrin
Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah
sekresi,respon terhadap stimulasi serta struktur kelenjar
endokrin.
Pada usia diatas 60 tahun terjadi penurunan sekresi
testosteron,estrogen,dan progesteron.
H. Sistem Integumen
Kulit berubah menjadi tipis,kering,keriput dan tidak
elastis lagi.
Rambut rontok dan berwarna putih,kering dan tidak
mengkilat.
I. Sistem Imunologik
Penurunan fungsi imunologik sesuai dengan umur yang
berakibat tingginya kemungkinan terjadinya infeksi dan
keganasan.
ORGAN
Paru-paru
Saluran
nafas
PERUBAHAN
Daya pegas dinding dada menurun
Kekuatan otot pernapasan menurun
Kekakuan iga meningkat
Daya pegas jaringan elastik paru
menurun
Paru-paru lebih mengembang,
namun kaku
Refleks batuk menurun
Mudah tersedak
Gerakan bulu getar melambat
Jantungpembuluh
darah
Katup jantung kaku
Jumlah sel pacu berkurang
Sistem konduksi menurun
Penumpukan jar. Ikat di otot jantung
kaku
Pembuluh darah kurang lentur
TD
naik
Isi sekuncup menurun; curah jantung
ber<
Ginjal
Jumlah nefron, glomerulus <
Fungsi filtrasi menurun
Kepekaan tubulus terhadap ADH <
Reabsorbsi <
LFG menurun 7,5 mL/m/dekade
Tulang, sendi,
otot
Keropos, cairan
Siklus Hidup
Ayu Suci Pratiwi
405140238
Learning Objective
MM. Teori proses penuaan
MM. Faktor yang mempengaruhi aging
proses
MM. Gangguan fungsi organ dan sistem
otonom
MM. Perubahan fisik, psikososial, sosial,
emosi lansia
MM. Penilaian status gizi ps lansia
MM. Faktor yang mempengaruhi status gizi
lansia
MM . Terapi nonfarmakologis (edukasi) yang
LO 1
MM. Teori proses penuaan
Definisi
“Menua( = menjadi tua = aging) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita “
(Constantinides,1994)
Aging
Process
Suatu proses
menghilangnya
secara perlahanlahan kemampuan
jaringan untuk
memperbaiki
diri/mengganti dan
mempertahankan
fungsi normalnya
sehingga tidak
dapat bertahan thd
infeksi dan
memperbaiki
kerusakan yang
diderita
(Darmojo, 2004)
TEORI-TEORI PROSES MENUA
Pada dasarnya dibagi menjadi dua (Azizah, 2011), yaitu :
1.Teori biologi
a.Teori seluler
b.Teori “genetic clock”
c.Sintesis protein
d.Keracunan oksigen
e.Sistem imun
f.Mutasi somatik (teori error catastrophe)
g.Teori menua akibat metabolisme
h.Kerusakan akibat radikal bebas
2.Teori psikososial
a.Activity theory
b.Continuity theory
c.Disengagement theory
Teori Seluler
•Penurunan kemampuan sel dalam membelah
•Jumlah sel yg akan membelah pada lansia
lebih >> sedikit
•Sel sistem syaraf, muskulo, jantung
irreversibel aging proses penurunan
fungsi >> dahulu
•Inrepair Unrepair dead
* Telomer semakin memendek
Teori “genetic clock”
•Genetic clock jam genetik TIMER
sudah diprogram dari awal
kapan mulai& kapan selesai
•Jika jam genetik berhenti mati
meskipun tanpa penyebab
•Setiap spesies punya perbedaan
harapan hidup (jam genetik) yg nyata
Rekor rentang hidup (record in life-span)
Genetic clock tiap spesies berbeda-beda
Kendig & Hutton, 1979-dikutip Eudellllin et al, 1993
Secara teoritis memungkinkan pemutaran ulang jam biologis
bantuan faktor eksternal peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, atau tindakan-tindakan tertentu
• Pada tabel diatas yang tertera adalah usia
maksimal sedangkan usia harapan hidup
tertinggi terdapat di Jepang yaitu Pria 76
tahun dan wanita 82 tahun (WHO, 19891995)
• Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol
dalam tingkat seluler, kultur sel in vitro
menunjukan bahwa ada hubungan antara
kemampuan untuk membelah sel dalam
kultur dengan umur spesies
• Hasil penelitian transplantasi silang dari
nukleus bahwa nukleuslah yang menetukan
jumlah replikasi, kemudian menua dan mati,
bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)
Mutasi somatik
(teori error catastrophe)
•Kesalahan mekanisme pengontrolan genetik
seluler transkripsi dan transalasi DNA/RNA
terbentuk enzim yg salah reaksi
metabolisme yang salah mengurangi
fungsional sel katastrop
Mutasi Somastik (teori Error Catastrophe)
• Faktor-faktor yang menyebabkan proses
menua adalah faktor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya mutasi somatik
• Radiasi dan zat kimia dapat memperpendek
umur, sebaliknya menghindari terkena radiasi
atau tercemar zat kimia yang bersifat
karsinogenikatau tolsik dapat memperpanjang
umur
• Menurut teori ini terjadi mutasi yang
progresif pada DNA sel somatik , akan
menyebabkan terjadinya penurunan
kemampuan fungsional sel tersebut
Menurut hipotesis “Error Catastrophe”
menua di sebabkan oleh kesalahan
beruntun sepanjang kehidupan setelah
berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, terjadi kesalahan dalam proses
transkripsi (DNA RNA)maupun dalam
proses translasi (RNA protein/enzim)
Jika terjadi kesalahan dalam proses
translasi (pembuatan protein) maka akan
terjadi kesalahan makin banyak, sehingga
terjadilah katastrop (Suhana, 1994)
Sistem Imun
•Kemampuan sistem imun mengenali dirinya
sendiri (self recognition) menurun
merusak sel tubuh nya sendiri sedikit
demi sedikit autoimunitas
•Disisi lain sistem imun daya tahannya
menjadi turun daya serang thd sel
kanker menurun sel kanker leluasa
membelah
Rusaknya sistem Imum Tubuh
Mutasi yang berulang atau perubahan
protein pasca translasi, dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem imum
tubuh mengenali sirinya sendiri (self
recognation)
Jika mutasi somastik menyebabkan
terjadinya kelainan pada antigen permukaan
sel, maka hal ini dapat menyebabkan sistem
imum tubuh menganggap sel yang
mengalami perubahan tersebut sebagai sel
asing dan menghancurkannya, perubahan
ini yang menjasi dasar terjadinya peristiwa
autoimum
Hasilnya dapat berupa reaksi antigen/antibodi
yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka
ragam, efek menua jadi akan menyebabkan
reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan
Sistem imum tubuh sendiri daya pertahannya
mengalami penurunan pada proses menua,
daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa
membelah belah sehingga terjadi meningkatnya
sesuai meningkatnya umur
Semua sel somastik akan mengalami proses
menua kecuali sel seks dan sel yang mengalami
mutasi menjadi kanker
Sintesis protein
(kolagen & elastin)
•Perubahan sintesis protein (kolagen dan
kartilago, elastin) perubahan struktur kimia
protein fleksibilitas ↓, lebih tebal kulit
berkerut, hilangnya elastisitas,
penurunan mobilitas
Keracunan oksigen
•Kemampuan sel dalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang
mengandung zat racun kadar tinggi
membran sel rusak proses dalam sel
terganggu (protein) penurunan reproduksi
sel
Teori menua akibat metabolisme
•Pengurangan intake kalori menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur
menurunnya proses metabolisme
•Penurunan hormon insulin dan hormon
pertumbuhan menurunnya proses
metabolisme memperpanjang umur
Kerusakan akibat radikal bebas
•Radikal Bebas (RB) terbentuk dari alam
bebas, dalam tubuh di fagosit (pecah), dan
sebagai produk sampingan proses sel
superoksida (O2-), radikal hidroksi (OH),
dan juga peroksida hidrogen (H2O2)
pemendekan telomer
•RB bersifat merusak dapat beraksi dengan
DNA ada mekanisme penangkal
•Lansia sistem penangkal melemah RD↑
Aktivitas atau Kegiatan
(Activity Theory)
•Masa muda aktif dan terus terjaga sampai tua
sense of integrity terjaga lansia sukses
•Aktif dalam kegiatan sosial stabil
Kepribadian Berlanjut
(Continuity Theory)
•Perubahan yg terjadi dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimilikinya
•Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah
pada lansia identitas yg mantap
memudahkan memelihara hubungan dengan
masyarakat
Teori Pembebasan (Disengagement
Theory)
•Usia bertambah pelan tapi pasti
melepaskan diri dari masyarakat interaksi
sosial menurun triple loss
•Kehilangan peran(loss of role)
•Hambatan kontak sosial
•Berkurangnya komitmen
TEORI BIOLOGI
Teori Pakai dan Rusak (Wear & Tear Theory) Dr August
Weismann
Tubuh & sel-sel rusak karena banyak terpakai & digunakan secara
berlebihan.
Dengan atau tidak ada toksin yang kita dapat, tubuh kita akan
tetap menua karena kita gunakan tiap hari
Teori Neuro-Endokrin Vladimir Dilman, Ph.D
Penuaan terjadi karena produksi hormon tubuh menjadi
berkurang, sehingga kemampuan tubuh untuk memperbaiki
sendiri (self-repaired) dan mengatur sendiri (self-regulation)
menjadi rendah
Teori Kontrol Genetik
Tubuh sudah memiliki program genetik dalam DNA masing-
masing individu.
Keturunan genetik ini yang menentukan berapa usia kita mulai
menua, usia berapa kita akan meninggal seakan ada “jam waktu”
Teori Radikal Bebas Dr Denham Harman
Penuaan terjadi karena radikal bebas (suatu elektron dalam
tubuh yang tidak memiliki gandengan, sehingga berusaha
mencari elektron pasangan) menyerang sel-sel tubuh,
akibatnya sel-sel menjadi cepat rusak dan menua.
Teori Telomerase oleh grup ilmuwan dari Geron
Corporation
Telomer (rangkaian asam nukleat yang terdapat di ujung
kromosom) akan memendek tiap kali sel tubuh membelah.
Bila telomer sudah terlalu pendek, kemampuan sel untuk
membelah akan berkurang, melambat, dan sel tidak dapat
membelah lagi.
Teori Crosslinking
DNA dan molekul lain akan saling melekat dan memilin,
akibatnya protein yang rusak tidak dapat dicerna oleh e.
protease, sehingga mengurangi elastisitas protein & molekul.
TEORI SOSIAL
Activiy Theory (Teori aktivitas)
Menurut teori ini aktivitas, especially, social activity, adalah esensi
hidup seseorang, dan terjadi pada setiap orang di setiap tingkatan
usia.
Kesehatan fisik dan psikologis lansia akan optimal bila mereka tetap
aktif dan mampu bersosialisasi.
Disengagement Theory (Teori Pelepasan)
Bahwa lansia ingin melepaskan diri dari segala ikatan dan tanggung jawab
sosial. Lansia menjadi lebih pasif, aktivitasnya mengarah ke self-directed
bukan other directed or goal-oriented
Age Stratification Theory (Teori statifikasi usia)
Bahwa masyarakat terbagi dalam kelompok2 usia, setiap individu
masuk dalam “kohort” usia tertentu.
Phenomenological Theory (Teori Fenomenologis)
Teori ini memandang bagaimana lansia memberikan arti terhadap ke-
lansia-an mereka.Bahwa proses menjadi tua akan dihayati secara
personal oleh masing-masing individu.
LO 2
MM. Faktor yang mempengaruhi
aging proses
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Aging
Proses
Internal
Radikal bebas
Penurunan produksi
hormon
Penurunan sistem imun
Apoptosis
Gen
Eksternal
Lifestyle
Diet
Radiasi UV, Polusi
Stress
Kurang latihan
rokok
Sinar UV
Makanan
Radikal bebas
Terlalu banyak
latihan
pernapasan
Stress
alkohol
Polusi udara
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Aging
Proses
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Hereditas
Nutrisi atau makanan
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stres
LO3
MM. Gangguan fungsi organ dan sistem otonom
PERUBAHAN SISTEM ORGAN
A. Perubahan pada panca indera
Sekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut.
Papil-papil pada permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi
penurunan sensitivitas terhadap rasa terutama rasa manis dan asin.
Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran
mengalami penurunan fungsi
Patologis: ggg nafsu makan, kurang energi protein kronik
B. Sistem Gastrointestinal
Lapisan otot polos esofagus dan sfingter gastro esofageal mulai
melemah yang akan menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk
gastrointestinal spontan
Pengosongan lambung lebih lambatmakan lebih sedikit karena
lambung terasa penuh.
Penyerapan zat gizi berkurang dan produksi asam lambung serta
enzim pankreas menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan.
Patologis : kesulitan menelan, anoreksia, malabsorbsi lemak dan
diare.
C. Sistem Muskuoskeletal
Kepadatan tulang akan menurun. Tulang akan mudah rapuh
(keropos) dan patah, mengalami cedera, trauma yang kecil
saja dapat menyebabkan fraktur.
Penurunan Lean Body Mass ( otot, organ tubuh, tulang) dan
metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan
usia. Penurunan kekuatan otot mengakibatkan orang sering
merasa letih dan merasa lemah, daya tahan tubuh menurun
karena terjadi atrofi.
Patologis: fraktur
D. Sistem Urogenital
Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 – 80 tahun.
Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju
filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal.
Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit
yang harus dilakukan ginjal menjadi beban tersendiri.
E. Sistem Kardiovaskular
Pada lansia jumlah jaringan ikat pada jantung (baik katup
maupun ventrikel) meningkat sehingga efisien fungsi pompa
jantung berkurang.
Pembuluh darah besar terutama aorta menebal dan menjadi
fibrosis. Pengerasan ini, selain mengurangi aliran darah dan
meningkatkan kerja ventrikel kiri,juga mengakibatkan
ketidakefisienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta,
arteri pulmonalis, sinus karotikus).
Kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah
berkurang.
F. Sistem Respirasi
Elastisitas jaringan paru dan dinding dada berkurang,
Kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun sehingga
konsumsi oksigen akan menurun pada lansia.Perubahan ini
berujung pada penurunan fungsi paru.
G. Sistem Endokrin
Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah
sekresi,respon terhadap stimulasi serta struktur kelenjar
endokrin.
Pada usia diatas 60 tahun terjadi penurunan sekresi
testosteron,estrogen,dan progesteron.
H. Sistem Integumen
Kulit berubah menjadi tipis,kering,keriput dan tidak
elastis lagi.
Rambut rontok dan berwarna putih,kering dan tidak
mengkilat.
I. Sistem Imunologik
Penurunan fungsi imunologik sesuai dengan umur yang
berakibat tingginya kemungkinan terjadinya infeksi dan
keganasan.
ORGAN
Paru-paru
Saluran
nafas
PERUBAHAN
Daya pegas dinding dada menurun
Kekuatan otot pernapasan menurun
Kekakuan iga meningkat
Daya pegas jaringan elastik paru
menurun
Paru-paru lebih mengembang,
namun kaku
Refleks batuk menurun
Mudah tersedak
Gerakan bulu getar melambat
Jantungpembuluh
darah
Katup jantung kaku
Jumlah sel pacu berkurang
Sistem konduksi menurun
Penumpukan jar. Ikat di otot jantung
kaku
Pembuluh darah kurang lentur
TD
naik
Isi sekuncup menurun; curah jantung
ber<
Ginjal
Jumlah nefron, glomerulus <
Fungsi filtrasi menurun
Kepekaan tubulus terhadap ADH <
Reabsorbsi <
LFG menurun 7,5 mL/m/dekade
Tulang, sendi,
otot
Keropos, cairan