UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU HURUF DAN ANGKA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS I SDN 4 AMBARAWA PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(2)
ii
AMBARAWA PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ERNANI
ABSTRAK
Pembelajaran tema keluarga di kelas I SDN 4 Ambarawa, terdapat permasalahan aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Guru juga kurang memanfaatkan media kartu huruf dan angka. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan pendekatan kualitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus menggunakan langkah-langkah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Subjek penelitian adalah guru peneliti, dan siswa kelas I sebanyak 15 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu huruf dan angka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Nilai rata-rata persentase aktivitas belajar siswa siklus I 65,00%, meningkat menjadi 78,89% di siklus II. Nilai rata-rata persentase kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus I 71% (baik), meningkat pada siklus II menjadi 78% (sangat baik). Rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 73,08, meningkat menjadi 79,69 di siklus II. Ketuntasan belajar siklus I mencapai 66,67% (belum tuntas), naik pada siklus II menjadi 93,33% (tuntas).
(3)
(4)
(5)
(6)
xi
Halaman
Halaman Depan ……….. i
Abstrak ……… ii
Halaman Judul ……… iii
Halaman Persetujuan ……….. iv
Halaman Pengesahan ………... v
Halaman Pernyataan ……….. vi
Riwayat Hidup ……… vii
Motto ………..viii
Halaman Persembahan ……… ix
Sanwacana ………. x
Daftar Isi ………. xi
Daftar Tabel ………xiii
Daftar Gambar ………..………..xiv
Daftar Lampiran ….……….……… xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Identifikasi Masalah ……….…..…….……..…… 5
C. Rumusan Masalah ………..………….…….……. 6
D. Tujuan Penelitian ……….……….… 6
E. Manfaat Penelitian …………..…….……….……..….. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ……..... 9
B. Akivitas Belajar ……..………….…….……… 11
C. Hasil Belajar……….………. 13
D. Peranan Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran …….…….. 14
E. Hakikat Matematika …………..……….……….…….. 16
F. Pembelajaran dengan Pendekatan Tematik ………….……. 17
G. Kartu Huruf dan Kartu Angka ………..….... 19
H. Hasil Penelitian yang Relevan ………. 22
I. Kerangka Pikir …….……….………..…… 23
(7)
xii
1. Waktu Penelitian ……..………. 26
2. Tempat Penelitian ……….……… 26
C. Subjek Penelitian ……….……. 27
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……… 27
1. Tes ………..…………. 27
2. Observasi ……….. 27
E. Alat Pengumpulan Data ………….………….……… 27
F. Analisis Data ……….……… 28
G. Indikator Keberhasilan ……….………. 30
H. Langkah-langkah Penelitian ……… 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian ………...……….. 43
1. Deskripsi Awal ………. 43
2. Refleksi Awal ……….. 44
3. Persiapan Pembelajaran ……… 44
B. Hasil Penelitian ……… 45
1. Siklus I ……..……….. 45
2. Siklus II ……..………. 56
C. Pembahasan ……….………. 65
1. Aktivitas Belajar Siswa …….………..……. 66
2. Kinerja Guru ……… 69
3. Hasil Belajar Siswa ……… 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 75
B. Saran ………..……… 76
DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 77
(8)
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis, karena gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru langsung berhadapan dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang didalamnya mencakup kegiatan pentransferan bahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa, harus benar-benar kreatif dalam mengemas dan mendesain proses pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Dalam rangka belajar dan menguasai ilmu pengetahuan, kemahiran membaca sangat penting bagi siswa.
Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya pendidikan bagi peserta didik di era globalisasi ini maka setiap guru yang mengajar di kelas I pasti menginginkan peserta didiknya mampu membaca, menulis, dan berhitung dengan lancar agar memudahkan siswa pada mata pelajaran yang lain. Kegiatan membaca, menulis, dan berhitung merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sehingga sejak di SD siswa dibekali keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Hal ini didukung oleh
(9)
pendapat Akhadiah (2007: 49) yang menyatakan bahwa pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung mempunyai peranan yang sangat penting, sebab melalui pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung guru dapat memilih bahan ajar yang dapat memudahkan penanaman nilai-nilai Pancasila yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan usia siswa kelas I yang suka bermain, maka pelajaran membaca, menulis, dan berhitung permulaan sebaiknya dibawa kedalam suasana permainan yang menyenangkan misalnya, membaca dan menulis dengan menggunakan permainan bahasa dan berhitung dengan permainan teka-teki menggunakan angka dengan harapan belajar sambil bermain dapat meningkatkan kemampuan siswa yang tidak lancar dalam membaca menulis, dan berhitung permulaan. Akhadiah (2007: 23) menyebutkan ciri-ciri kegiatan membaca diantaranya yaitu membaca harus lancar, artinya pembaca harus dapat membedakan antara tulisan dengan makna yang terkandung dalam tulisan itu. Begitu pula dengan berhitung anak harus dapat menghitung dengan lancar dan membedakan angka dari yang terkecil hingga yang terbesar. Membaca, menulis, dan berhitung permulaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempelajari pelajaran di sekolah. Makin cepat siswa dapat membaca, menulis, dan berhitung dengan lancar, makin besar peluang untuk dapat memahami dan mempelajari pelajaran di sekolah. Sesuai dengan target kurikulum semua siswa harus dapat menguasai minimal 14 huruf.
(10)
Untuk menarik minat dan perhatian siswa terhadap materi yang diberikan, seyogyanya pengajaran membaca, menulis, dan berhitung dilengkapi dengan alat peraga. Penggunaan alat peraga sangat besar manfaatnya untuk mempercepat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Kreativitas guru dalam membuat alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran sangat menentukan bagi kelancaran pelaksanaan pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung permulaan.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema keluarga masih rendah. Hal ini disebabkan karena, secara umum pembelajaran di kelas I SDN 4 Ambarawa belum dilaksanakan secara optimal. Pada pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung guru hanya menulis di papan tulis dan siswa menirukan apa yang dibacakan oleh guru. Suasana kelas yang kurang kondusif terlihat adanya beberapa siswa sering bermain sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Pembelajaran juga kurang melibatkan siswa, hanya berlangsung satu arah guru mengajar sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru. Guru juga tidak menggunakan alat peraga pembelajaran. Pembelajaran seperti ini terkesan tidak kondusif dan tidak menyenangkan.
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema keluarga salah satunya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang belum bervariatif. Siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar, dan siswa menjadi malas. Upaya yang dilakukan guru sebagai
(11)
tenaga pendidik sebaiknya menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas yang mampu membuat peserta didik lebih aktif sehingga meningkatkan hasil belajar mereka. Hasil belajar siswa tema keluarga kelas I SDN 4 Ambarawa dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil belajar siswa tergolong kurang memuaskan, hal ini terlihat dari rata-rata nilai akhir semester ganjil masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65 belum bisa dicapai oleh siswa. Dari 20 siswa hanya 6 orang atau 30% siswa yang nilai rata-ratanya mencapai KKM.
Tabel 1. Data hasil belajar tema keluarga siswa kelas I SDN 4 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 76– 80 2 10 Tuntas
2 71– 75 2 10 Tuntas
3 66– 70 1 5 Tuntas
4 61– 65 1 5 Tuntas
5 56– 60 10 50 Tidak tuntas
6 51– 55 4 20 Tidak tuntas
Jumlah 20 100
Sumber: Rekapitulasi Dokumen Hasil Belajar tema keluarga siswa Kelas I SDN 4 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti akan menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga siswa kelas I SD Negeri 4 Ambarawa dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran tema keluarga. Dengan menciptakan suasana
(12)
pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti yang diinginkan.
Cara tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah siswa yang tidak lancar dalam membaca, menulis, dan berhitung permulaan. Tetapi efektivitas dari sistem pembelajaran menggunakan media kartu huruf dan kartu angka dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema keluarga masih perlu di uji kembali.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mencoba melakukan perbaikan pembelajaran tema keluarga menggunakan media kartu huruf dan angka bagi siswa kelas I SDN 4 Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran belum menggunakan metode
pembelajaran yang tepat .
3. Kurangnya kreativitas guru dalam membuat alat peraga pembelajaran di kelas.
4. Guru belum menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
(13)
6. Rendahnya hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan (65). Siswa yang tuntas hanya 30% (6 orang).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tema keluarga di kelas I SD Negeri 4 Ambarawa. Adapun rumusan masalahan penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah penggunaan media kartu huruf dan angka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas I SDN 4 Ambarawa dalam pembelajaran tema keluarga tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimanakah penggunaan media kartu huruf dan angka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN 4 Ambarawa dalam pembelajaran tema keluarga tahun pelajaran 2012/2013?
3. Bagaimanakah penggunaan media kartu huruf dan angka dapat meningkatkan kinerja guru kelas I SDN 4 Ambarawa pada pembelajaran tema keluarga tahun pelajaran 2012/2013?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas I SDN 4 Ambarawa melalui penggunaan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga tahun pelajaran 2012/2013.
(14)
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN 4 Ambarawa melalui penggunaan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga tahun pelajaran 2012/2013.
3. Meningkatkan kinerja guru kelas I SDN 4 Ambarawa pada pembelajaran tema keluarga menggunakan media kartu huruf dan angka tahun pelajaran 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi Siswa
a). Dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas I SDN 4 Ambarawa melalui penggunaan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga.
b). Dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN 4 Ambarawa melalui penggunaan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga.
c) Dapat membantu siswa kelas I SDN 4 Ambarawa yang mengalami kesulitan pada pelajaran membaca, menulis dan berhitung dengan penggunaan media kartu huruf dan angka.
2. Bagi Guru
a). Dapat memiliki kemampuan untuk memperbaiki proses pembelajaran tema keluarga pada kelas I SDN 4 Ambarawa.
(15)
b). Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri pada pembelajaran tema keluarga.
c) Memberi masukan kepada guru kelas satu dalam pembelajaran tema keluarga.
3. Bagi Sekolah
a) Dapat memperbaiki hasil pembelajaran bagi siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
b) Dapat memberikan gambaran tingkat aktivitas dan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 4 Ambarawa tentang penggunaan media kartu huruf dan kartu angka.
c) Bahan masukan bagi sekolah untuk bahan pertimbangan dalam membuat rencana pendidikan dan pengajaran selanjutnya.
(16)
A. Belajar dan Pembelajaran
Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun sering disalahartikan atau diartikan secara pendapat umum saja. Untuk memahami konsep belajar secara utuh perlu digali lebih dulu bagaimana para pakar pendidikan mengartikan konsep belajar.
Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Seseorang dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu, proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak disebut belajar.
Sedangkan pembelajaran menurut Gagne, Briggs, dan Wager (dalam Winataputra, 2008:1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 20 berbunyi tentang Sisdiknas dirumuskan bahwa, “Pembelajaran adalah proses
(17)
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu teori belajar yang dapat dijadikan inspirasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah Teori Belajar Konstruktivisme. Muchith (2008:7), menjelaskan bahwa pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga model pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan.
Muchith (2008:7) juga mengatakan belajar bukanlah proses teknologi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.
Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran konstruktivisme adalah mendorong siswa bersikap lebih otonom dalam menterjemahkan pengetahuan yang diperoleh, melalui memecahkan masalah yang riil, kompleks dan bermakna bagi siswa, dialog dalam kelompok belajar bersama, bimbingan dalam proses pembentukan pemahaman.
(18)
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan salah satu hal yang menjadi ciri dari proses belajar mengajar di kelas. Belajar merupakan berbuat dan sekaligus proses yang membuat siswa aktif sedangkan mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran siswa yang menjadi subjek, merekalah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan kegiatan belajar yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar.
Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :
1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)
2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.
4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
strategi, mereparasi, bermain dan berternak.
7. Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Stan (dalam Lestari, 2009) menyatakan bahwa para guru memberikan kesempatan belajar kepada para siswa, memberikan peluang dilaksanakannya
(19)
prinsip keaktifan bagi guru secara optimal. Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada.
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
a. Menggunakan multimetode dan multimedia
b. Memberikan kesempatan kepada siswa melaksanakan eskperimen c. Mengadakan tanya jawab dan diskusi
Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum“low of exercise-nya yang mengatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. MC Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial (Lestari, 2009).
Berdasarkan definisi di atas aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan siswa dalam mengikuti pelajaran atau layanan. Belajar sambil melakukan aktivitas dapat menyebabkan pesan/konsep yang didapatkan akan lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. Kegiatan atau aktivitas belajar siswa yang akan diamati dengan memperhatikan perilaku siswa yang meliputi:
1. Mendengarkan penjelasan guru 2. Bertanya kepada guru.
(20)
3. Mencatat, menyalin, menulis hasil diskusi. 4. Berdiskusi mengerjakan LKS
5. Menjawab/menanggapi pertanyaan 6. Menyusun huruf dan mengurutkan angka
C. Hasil Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi atau hasil belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Sudjana (2001:22) prestasi atau hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui hasil belajar siswa, seorang guru dapat menentukan kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke dalam kategori siswa yang pandai, sedang atau kurang. Biasanya penilaian suatu hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat dapat dipahami bahwa penilaian dalam arti komplek mencakup segala aspek psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.
Menurut Syarifuddin (2008:14) menyatakan bahwa evaluasi berarti penilaian terhadap tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan dalam tingkat pembelajaran. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya adalah dapat dijadikan sebagai alat penetapan apabila siswa termasuk kategori cepat, sedang dan ataupun lambat dalam arti untuk kemampuan belajarnya.
(21)
Menurut Sukmadinata (2006:33) kompetensi adalah perilaku atau performa yang diperlihatkan oleh seseorang dalam beraktivitas, melaksanakan tugas, penyelesaian pekerjaan dan pemecahan masalah yang dibagi menjadi 4 yaitu: 1. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kecakapan awal yang dikuasai untuk menguasai kompetensi yang lebih tinggi.
2. Kompetensi Umum
Kompetensi umum adalah penguasaan kecakapan yang diperlukan dalam kehidupan baik secara sosial kemasyarakatan dan lingkungan.
3. Kompetensi Operasional/ Teknis
Kompetensi operasional atau teknis adalah penguasaan kecakapan yang berkenaan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep, prinsip dan pengetahuan dalam kenyataan.
4. Kompetensi Professional
Kompetensi professional adalah penguasaan kecakapan tingkat tinggi yang menyangkut proses analisis, sintesis, pemecahan masalah, dan menciptakan hal-hal baru.
Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa selama kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini akan mengukur kemampuan kognitif siswa yang diperoleh melalui tes yang diberikan setiap akhir pertemuan.
D. Peranan Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia (BI) merupakan mata pelajaran yang sudah tercantum dalam kurikulum SD, SMTP, dan SMTA. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter (tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Fungsi bahasa dalam masyarakat: 1) alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, 2) alat untuk bekerja sarna dengan sesama manusia,
(22)
dan 3) alat mengidentifikasi diri. Bahasa lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur rnenjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Bahasa baku adalah bahasa yang dianggap dapat digunakan sebagai bahasa di bidang pendidikan, administrasi negara, upacara resmi, karya tulis, hukum, peradilan, dan berbagai ranah yang dapat dipandang resmi.
Dapat dikatakan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, memang difokuskan agar siswa memiliki kemahiran Bahasa Indonesia baik secara tertulis maupun 1isan, namun (di masa depan) juga diharapkaa adanya kepedulian terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Bangga menggunakan Bahasa Indonesia dan peduli terhadap perkembangannya adalah sebagian dari nasionalisme.
Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan akademis saja, melainkan juga sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) (Surono, 2009). Dengan peran ini, para akademisi didorong untuk memberdayakan semaksimal mungkin seluruh potensi bahasa Indonesia dalam pergulatannya di dunia ipteks. Di samping itu karena tuntutan perkembangan ipteks, para akademisi diharapkan ikut berperan dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan membaca sebagai salah satu ketrampilan
(23)
berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Peagajaran Bahasa Iadonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan.
Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran (Nuryati, 2011: 2).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan bahasa yang baik dan benar harus dimulai sejak anak mulai mengenal bahasa. Penguasaan bahasa ini tercermin dari kemampuan dalam berbicara lancar dan lugas, membaca lancar dan bermakna, serta mampu menulis dengan baik dan benar. Dengan penguasaan bahasa yang baik, maka sarana berpikir anak terhadap ilmu pengetahuan pun akan terbuka.
E. Hakikat Matematika
Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis (Sudiarta, 2011:28). Dasar dari matematika adalah pengenalan angka. Matematika berisikan suatu kegiatan mengumpulkan dan mengolah suatu kumpulan angka agar diperoleh suatu kesimpulan yang memiliki makna. Dari sejumlah angka dapat dilakukan
(24)
operasi hitung bilangan penjumlahan adalah suatu operasi aritmatika dasar yang merupakan penambahan atau penggabungan dua bilangan menjadi satu bilangan menjadi suatu bilangan terjumlah.
Menurut Sudiarta (2011: 3) tujuan pemecahan masalah matematika tidak lagi hanya terfokus pada penemuan sebuah jawaban yang benar(to find a correct solution), tetapi bagaimana mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahan yang reasonable, beserta segala kemungkinan prosedur dan argumentasinya kenapa jawaban atau pemecahan tersebut masuk akal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa matematika adalah salah satu ilmu yang penting untuk dikuasai oleh anak. Penguasaan matematika dasar melalui kemampuan dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan. Matematika menuntut dan melatih anak untuk berpikir secara logis dan sistematis dalam memecahkan suatu masalah.
F. Pembelajaran dengan Pendekatan Tematik
Pendekatan Tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasi pengetahuan, kemahiran, dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai isu sentral pembelajaran yang didalamnya tercakup beberapa mata pelajaran yang dipadukan (Indrawati, 2009:2). Proses pembelajaran secara tematik menolong anak berfikir dengan kreatif dan kritis selama belajar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pada pernbelajaran yang berpusat pada siswa(student-centered) yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka secara mandiri sesuai dengan pengalaman, kemampuan dan tingkat
(25)
perkembangan individual siswa baik perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotorik (Indrawati, 2009: 2). Dalam rangka mengakomodasi (perbedaan) karakteristik individual peserta didik maka pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan secara kontekstual, antara lain dengan menggunakan sumber dan lingkungan belajar yang dekat dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.
Pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Sudiarta, 2011:1). Bahan atau pokok-pokok bahasan pun hendaknya dikemas sedemikian rupa, sehingga dekat dengan kehidupan siswa. Pendekatan tematik dalam pembelajaran adalah suatu cara mengemas pokok-pokok bahasan, beserta kompetensi-kompetensi yang berkaitan dalam suatu tema yang menarik yang dekat dengan kehidupaa siswa.
Menurut Indrawati (2009:35), keterampilan yang perlu dikuasai untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran tematik meliputi: l) kemampuan menganalisis hubungan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tema, 2) menentukan alur pembelajaran berdasarkan indikator dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan, 3) menyusun jaringan indikator/tema, menyusun satuan kegiatan mingguan atau jadwal pembelajaran tematik berdasarkan alur indikator, menyusun silabus tematik berdasarkan jaringan tema, dan menyusun RPP tematik.
Melalui pendekatan tematik yang disajikan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan bagi pengembangan kemampuan dasar anak serta didukung oleh lingkungan setempat tersebut, maka hal itu menjadikan peneliti ingin menelaah lebih dalam berbagai faktor dalam proses dan hasil pembelajaran
(26)
pada kurikulum, yang salah satunya menerapkan pengajaran melalui pendekatan tematik, merupakan suatu hal yang perlu dikaji. Dalam konsep pendidikan, pendekatan tematik dapat merupakan motivasi bagi perkembangan kemampuan belajar anak melalui bimbingan sebagai suatu proses, sehingga perwujudan potensi anak itu semakin tarnpak dalam kegiatannya secara optimal (Aprilia 2010: 16).
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan pembelajaran dengan penerapan tematik sesuai untuk siswa pada jenjang pendidikan awal. Melalui konsep pendekatan tematik penyampaian pelajaran akan lebih berkembang, yang akhimya dapat meningkatkan kemampuan dasar anak.
G. Kartu Huruf dan Angka
Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks) (Putri, 2010:9). Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata, maupun kalimat. Lebih lanjut menurut Putri (2010:9), penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran rnembaca permulaan, selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata-kata sesuai dengan keinginannya. Melalui media kartu huruf diharapkan siswa akan lebih mudah menguasai keterampilan menulis yang akhimya dapat mendukung aspek keterampilan berbahasa yang lain (Samini, 2010: 6). Sedangkan kartu angka, sama halnya dengan kartu huruf juga berfungsi sebagai alat peraga untuk melatih kemampuan mengenal angka kelas permulaan. Kartu angka
(27)
berupa angka-angka mulai dari 1 sampai dengan 20 ditambah dengan tanda
“=” (sama dengan), “+” (tambah), dan “-“ (kurang). Penggunaan kartu angka ini siswa bisa memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai bilangan 20.
Salah satu pilar Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovativ, dan Menyenangkan (PAIKEM) adalah pembelajaran yang menyenangkan. Dave Meier dalam Indrawati (2009: 16) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Suasana gembira disini bukan berarti suasana ribut, hura-hura, kesenagngan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan di antaranya adalah rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak), bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi.
Sedangkan ciri suasana belajar yang tidak menyenangkan adalah tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran monoton, dan pembelajaran tidak menarik siswa. (Dave Meier dalam Indrawati, 2009:16)
1. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Kartu Huruf dan Kartu Angka
Aristiwi (2012) menjelaskan secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran menggunakan media kartu huruf adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi menjadi empat kelompok beranggotakan masing-masing
lima orang.
b. Guru menyiapkan empat set kartu huruf (masing-masing kelompok mendapat satu set kartu huruf).
c. Guru membagikan beberapa kata dengan susunan huruf acak kepada masing-masing kelompok.
d. Masing-masing kelompok bertugas menyusun huruf acak tersebut menjadi sebuah kata.
e. Masing-masing siswa dalam kelompok bekerja sama mencari huruf yang dimaksud.
f. Masing-masing anggota kelompok memegang satu huruf yang dimaksud, kemudian maju ke depan kelas berbaris sesuai dengan urutan huruf sehingga membentuk kata yang dimaksud.
g. Siswa yang atau kelompok lain menilai apakah susunan huruf tersebut benar atau salah.
(28)
Sedangkan langkah pembelajaran menggunakan media kartu angka hampir sama dengan kartu huruf. Perbedaannya terletak pada materi pelajarannya. Dalam permainan angka guru memberikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai bilangan 20. Soal cerita tersebut diubah kedalam bentuk penjumlahan dan pengurangan. Siswa menyelesaikan bentuk penjumlahan dan pengurangan tersebut menggunakan kartu angka.
2. Kelebihan Media Kartu Huruf dan Kartu Angka
Kelebihan kartu huruf dan angka dijelaskan oleh Irkham (2010) berikut: a. Mudah dibawa-bawa, dengan ukuran kecil sehingga membuat media
kartu dapat disimpan di tas bahkan saku sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan dimana saja, di kelas maupun di luar kelas.
b. Praktis, dilihat cara pembuatan dengan pembuatannya, media kartu huruf dan angka sangat praktis. Dalam menggunakan media ini guru tidak perlu keahlian khusus. Media ini tidak perlu juga menggunakan listrik. Jika akan menggunakannya tinggal menyusun urutan huruf maupun angka sesuai dengan keinginan kita. Pastikan posisi kartu tepat tidak terbalik. Setelah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak khusus supaya tidak tercecer. Selain itu biaya pembuatan media kartu huruf dan angka inipun sangatlah murah, karena dapat menggunakan barang-barang bekas seperti kertas kardus sebagai kartunya.
c. Gampang diingat, karakteristik media kartu huruf dan angka adalah menyajikan huruf-huruf dan angka-angka pada setiap kartu yang disajikan. Sajian huruf-huruf dalam kartu ini akan memudahkan siswa untuk mengingat dan menghapal bentuk huruf dan angka tersebut. d. Menyenangkan, media kartu huruf dan angka dalam penggunaannya
bisa melalui permainan misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu kartu yang bertuliskan huruf maupun angka tertentu yang disimpan secara acak, dengan cara berlari siswa berlomba untuk mencari sesuai perintah. Selain mengasah kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).
3. Kelemahan Media Kartu Huruf dan Kartu Angka
Disamping mempunyai kelebihan, kartu huruf dan kartu angka juga mempunyai kelemahan diantaranya adalah (Irkham, 2010):
a. Menekankan persepsi indera mata atau semata-mata hanya medium visual
(29)
b. Ukuran seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar
c. Penggunaan ini membosankan bagi siswa yang mempunyai tipe belajar audio/mendengar.
d. Proses penyiapan atau pembuatan memerlukan waktu yang cukup lama. Jumlah yang harus disiapkan juga cukup banyak jika akan digunakan oleh seluruh siswa dalam satu kelas. Media ini bisa didapatkan dengan cara membeli yang sudah jadi tetapi biasanya harganya cukup mahal.
e. Kurang menarik jika tidak dibuat dengan variasi gambar-gambar yang menarik.
Berdasar pemaparan di atas, media kartu huruf dan angka yang dipadu dengan metode permainan sesuai untuk diterapkan pada kelas satu permulaan. Permainan ini diterapkan mengikuti perkembangan psikologi anak yang cenderung senang bermain. Melalui permainan seperti permainan kartu huruf dan kartu angka, akan membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dengan mudah dan menyenangkan bagi siswa. Melalui permainan kartu huruf dan kartu angka juga dapat membangun dan mengembangkan kreativitas belajar siswa.
H. Hasil Penelitian yang Relevan
Pembelajaran tematik pernah dilakukan oleh Gusniawati tahun 2011 pada siswa kelas II SDN 2 Kutoarjo Pesawaran dengan jumlah siswa 35 orang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari meningkatnya prosentase aktivitas siswa. Prosentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 57%, pertemuan ke-2 73%, meningkatpada siklus II pertemuan ke-1 81% dan pada pertemuan ke-2 94%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan ke-1 6,26, pertemuan ke-2 6,71.
(30)
Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-1 7,0 dan meningkat pada pertemuan ke-2 menjadi 7,43.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pembelajaran tematik dapat digunakan guru sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
Hasil penelitian tersebut dapat dipakai sebagai acuan dan masukan peneliti untuk menerapakn pembelajaran tematik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas I SDN 4 Ambarawa Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013.
I. Kerangka Berpikir
Siswa sebagai subjek yang akan diberi pelajaran tema keluarga. Dalarn pembelajaran, guru menggunakan kartu huruf dan angka sebagai media untuk menjelaskan kepada siswa cara membaca yang efektif dan juga mengenal serta menghitung angka. Metode yang digunakan diharapkan siswa akan memiliki hasil yang sangat memuaskan pada hasil evaluasi belajar pada setiap siklusnya. Adapun keunggulan dari penerapan permainan kartu huruf dan kartu angka tersebut antara lain lebih efisien, efektif, dan mudah dimengerti, dan sekaligus dapat mengatasi permasalahan pembelajaran tema keluarga. Penerapan pembelajaran tema keluarga menggunakan permainan kartu huruf dan angka digambarkan dalam kerangka berpikir di bawah ini.
(31)
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir (Diadopsi dari Arifin, 2012:20)
J. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut, jika penggunaan media kartu huruf dan angka diterapkan dengan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema keluarga pada siswa kelas I SDN 4 Ambarawa Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013. KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR Guru/peneliti : Belum memanfaatkan penggunaan media kartu huruf dan kartu
angka pada pembelajaran tema
keluarga
Siswa/yang diteliti : Aktivitas dan hasil belajar siswa rendah
Memanfaatkan penggunaan kartu huruf dan kartu angka
dalam pembelajaran tema keluarga
Memanfaatkan penggunaan kartu huruf
dan kartu angka dalam pembelajaran tema keluarga, siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran
Diduga melalui pemanfaatan kartu angka dan kartu huruf dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas I
SDN 4 Ambarawa dalam pembelajaran tema keluarga
(32)
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi refleksi, perencanaan, pelaksanaan, dan observasi.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Hopkins dalam Aqib (2007:31), yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi refleksi (reflection,) rencana (planning), tindakan (action) pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Siklus ini akan dihentikan jika hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.
(33)
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Siklus Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dalam Sunyono: 2011:46)
B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Februari tahun 2013.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas I SDN 4 Ambarawa Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013.
(34)
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru dan siswa-siswa kelas I SDN 4 Ambarawa yang berjumlah 15 orang yang terdiri atas laki-laki 9 orang dan perempuan 6 orang tahun pelajaran 2012/2013.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Teknik tes, tes merupakan salah satu alat, cara, dan langkah-langkah yang sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu siswa. Pelaksanaannya menggunakan tes tertulis. Tes tertulis adalah alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaannya dilakukan secara tertulis. Tes ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara lebih cermat dan mendalam karena secara prosedural tes tertulis tidak memerlukan jawaban secara langsung (spontan).
2. Teknik non-tes, teknik non-tes adalah alat penilaian yang tidak sistematis sebagaimana teknik tes. Akan tetapi, teknik non-tes ini dapat dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap, atau kepribadian siswa. Teknik non-tes dilakukan dengan cara pengamatan/observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
E. Alat Pengumpulan Data
(35)
1. Tes formatif berupa soal tes yang harus dikerjakan secara individu pada setiap akhir pertemuan setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga. Tema keluarga yang dimaksud ini adalah gabungan antara mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Tes untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa kemampuan mambaca dan menulis. Sedangkan mata pelajaran matematika adalah kemampuan berhitung.
2. Lembar panduan observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa selama pembelajaran. Aktivitas yang diamati adalah mendengarkan penjelasan guru; bertanya kepada guru; mencatat, menyalin, menulis hasil diskusi; berdiskusi mengerjakan LKS; menjawab/menanggapi pertanyaan; menyusun huruf dan mengurutkan angka.
Observasi terhadap kinerja guru dilakukan dengan mengamati kinerja guru selama pembelajaran tema keluarga menggunakan metode bermain kartu huruf dan angka. Aspek-aspek yang diamati adalah pada aspek pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
F. Analisis data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis ini dipilih agar dapat menggambarkan fakta berdasarkan data yang diperoleh dengan tujuan mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa dan respon siswa terhadap
(36)
kegiatan pembelajaran, dan seberapa besar aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisa nilai rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal dan tingkat ketuntasan belajar siswa setelah proses pembelajaran pada setiap siklusnya dilakukan dengan melakukan evaluasi berupa tes. Adapun analisis yang digunakan akan ditentukan dengan cara sebagai berikut:
l. Penentuan rata-rata hasil tes
Untuk menghitung rata-rata nilai tes setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
Rerata = (Jumlah nilai semua siswa : Jumlah siswa)
2. Persentase Tingkat Ketuntasan Belajar
Kategori ketuntasan belajar siswa untuk tema kaluarga dilakukan secara perorangan dengan mengukur hasil belajar siswa. Siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran tema keluarga jika mampu memenuhi ketuntasan belajar mininal yang ditetapkan yaitu 65. Persentase ketuntasan belajar dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
(Jumlah siswa yang tuntas belajar : Jumlah siswa) x 100%
3. Penentuan tingkat aktivitas belajar siswa
Untuk menentukan persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Persentase aktivitas seluruh siswa
(37)
Aktivitas belajar siswa secara klasikal dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.1. Kriteria aktivitas belajar siswa
No Tingkat Keberhasilan Kriteria aktivitas
1. > 70% Aktif
2. 60% - 70% Cukup Aktif 3. <60% Kurang aktif
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini berhasil jika, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar serta ketuntasan belajar sesuai dengan acuan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, pada pembelajaran tema keluarga menggunakan media kartu huruf dan angka dari siklus per siklus. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar serta ketuntasan belajar siswa menggunakan media kartu huruf dan angka dikatakan meningkat secara signifikan, manakala dari hasil evaluasi diakhir tindakan penelitian (siklus), seluruh siswa atau secara klasikal 75% dari siswa telah berhasil mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 65. Dan dengan begitu berarti menandai berakhirnya siklus pelaksanaan program tindakan.
Sedangkan kriteria keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan sebagai berikut:
1. Ditinjau dari tingkat aktivitas belajar siswa, akan dinyatakan: - Aktif, jika rata-rata prosentase >70%
- Cukup Aktif, jika rata-rata prosentase 60% - 70% - Kurang aktif, jika rata-rata prosentase <60%
(38)
2. Ditinjau dari ketuntasan belajar, akan dinyatakan: - Baik, jika ketuntasan belajar >75% tuntas
- Cukup, jika ketuntasan belajar 66% - 75% tidak tuntas - Kurang, jika ketuntasan belajar <66% tidak tuntas 3. Ditinjau dari rata-rata nilai, akan dinyatakan:
- Baik sekali, jika rata-rata nilai >75 - Baik, jika rerata nilai 66– 75 - Cukup, jika rata-rata nilai 55– 65 - Kurang, jika rata-rata nilai 50– 54
- Kurang sekali, jika rata-rata nilai <50
H. Langkah-langkah Penelitian Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
a. Membuat dan mendiskusikan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas.
b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tematik.
c. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa pada saat belajar dalam kelompok (dikusi).
d. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan lapangan.
(39)
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga. Pada tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Pertemuan ke-1
Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam kepada siswa
2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3. Guru mengkondisikan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya
4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
5. Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis dan membaca Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru menunjukkan kartu huruf dan meminta siswa mengucapkan dengan lafal yang benar baik secara individu maupun klasikal
2. Guru memberi contoh cara mengucapkan huruf dengan lafal yang benar
(40)
3. Guru memberi contoh cara menulis huruf dengan benar Elaborasi
4. Guru membagikan LKS dan satu set kartu huruf kepada setiap kelompok.
5. Guru meminta setiap kelompok menyusun sebuah kata dengan huruf yang masih acak menjadi kata yang benar
6. Guru meminta setiap kelompok mancari susunan huruf yang sesuai dengan kata tersebut.
7. Secara bergiliran masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menunjukkan kartu huruf yang telah disusun menjadi sebuah kata.
8. Kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang tampil, demikian seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran. Konfirmasi
9. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran yang telah dipelajari
10. Guru mengadakan tes untuk menilai kemampuan membaca dan menulis siswa secara individu.
11. Guru memberikan penilaian dan memberikan penghargaan kepada siswa dengan nilai tertinggi
Kegiatan akhir
(41)
2. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke-2
Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam kepada siswa
2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3. Guru mengkondisikan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya
4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
5. Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis dan membaca
Kegiatan inti Eksplorasi
1. Guru menunjukkan kartu angka dan meminta siswa mengucapkan dengan benar baik secara individu maupun klasikal
2. Guru memberi contoh cara mengucapkan angka dengan lafal yang benar
(42)
Elaborasi
4. Guru membagikan LKS dan satu set kartu angka kepada setiap kelompok.
5. Guru meminta setiap kelompok menyelesaikan tugas dalam LKS yaitu mengubah soal cerita menjadi bentuk penjumlahan maupun pengurangan
6. Guru meminta setiap kelompok mencari bentuk penjumlahan maupun pengurangan menggunakan kartu angka.
7. Secara bergiliran masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menunjukkan kartu angka yang telah disusun menjadi bentuk penjumlahan maupun pengurangan.
8. Kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang tampil, demikian seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran. Konfirmasi
9. Membahasa dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran yang telah dipelajari
10. Guru mengadakan tes untuk menilai kemampuan berhitung secara individu.
11. Guru memberikan penilaian dan memberikan penghargaan kepada siswa dengan nilai tertinggi
Kegiatan akhir
1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan. 2. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan
(43)
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
4. Pengamatan/observasi
Tahap pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi. Aspek-aspek aktivitas yang diamati adalah
1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Bertanya kepada guru
3. Mencatat hasil diskusi
4. Berdiskusi mengerjakan LKS 5. Menjawab/menanggapi pertanyaan 6. Menyusun huruf dan mengurutkan angka
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat. Berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama observer/pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya apabila hasil penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.
(44)
Siklus II
Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Proses pembelajaran pada siklus II berlangsung sebagaimana siklus I dengan perbaikan beberapa teknik pembelajaran sesuai hasil refleksi pada siklus I.
1. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
a. Membuat dan mendiskusikan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas.
b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tematik.
c. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa pada saat belajar dalam kelompok (dikusi).
d. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan lapangan.
e. Mempersiapkan perangkat tes.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga. Pada tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu
(45)
pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Pertemuan ke-1
Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam kepada siswa
2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3. Guru mengkondisikan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya
4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
5. Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis dan membaca Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru menunjukkan kartu huruf dan meminta siswa mengucapkan dengan lafal yang benar baik secara individu maupun klasikal
2. Guru memberi contoh cara mengucapkan huruf dengan lafal yang benar
3. Guru memberi contoh cara menulis huruf dengan benar Elaborasi
4. Guru membagikan LKS dan satu set kartu huruf kepada setiap kelompok.
5. Guru meminta setiap kelompok menyusun sebuah kata dengan huruf yang masih acak menjadi kata yang benar
(46)
6. Guru meminta setiap kelompok mancari susunan huruf yang sesuai dengan kata tersebut.
7. Secara bergiliran masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menunjukkan kartu huruf yang telah disusun menjadi sebuah kata.
8. Kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang tampil, demikian seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran. Konfirmasi
9. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran yang telah dipelajari
10. Guru mengadakan tes untuk menilai kemampuan membaca dan menulis siswa secara individu.
11. Guru memberikan penilaian dan memberikan penghargaan kepada siswa dengan nilai tertinggi
Kegiatan akhir
1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan. 2. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan
dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke-2
Kegiatan Awal
(47)
2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3. Guru mengkondisikan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya
4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
5. Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis dan membaca Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru menunjukkan kartu angka dan meminta siswa mengucapkan dengan benar baik secara individu maupun klasikal
2. Guru memberi contoh cara mengucapkan angka dengan lafal yang benar
3. Guru memberi contoh cara menulis angka dengan benar Elaborasi
4. Guru membagikan LKS dan satu set kartu angka kepada setiap kelompok.
5. Guru meminta setiap kelompok menyelesaikan tugas dalam LKS yaitu mengubah soal cerita menjadi bentuk penjumlahan maupun pengurangan
6. Guru meminta setiap kelompok mencari bentuk penjumlahan maupun pengurangan menggunakan kartu angka.
7. Secara bergiliran masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menunjukkan kartu angka yang telah disusun menjadi bentuk penjumlahan maupun pengurangan.
(48)
8. Kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang tampil, demikian seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran. Konfirmasi
9. Membahasa dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran yang telah dipelajari
10. Guru mengadakan tes untuk menilai kemampuan berhitung secara individu.
11. Guru memberikan penilaian dan memberikan penghargaan kepada siswa dengan nilai tertinggi
Kegiatan akhir
1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan. 2. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan
dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
4. Pengamatan/observasi
Tahap pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media kartu huruf dan angka pada pembelajaran tema keluarga. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi. Aspek-aspek aktivitas yang diamati adalah
1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Bertanya kepada guru
3. Mencatat hasil diskusi
(49)
5. Menjawab/menanggapi pertanyaan 6. Menyusun huruf dan mengurutkan angka
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diisi oleh pengamat. Berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama observer/pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya apabila hasil penelitian belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.
(50)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan terhadap siswa kelas I SDN 4 Ambarawa pada pembelajaran membaca, menulis dan berhitung dapat disimpulkan bahwa:
a. Penggunaan media kartu huruf dan kartu angka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas belajar siswa mulai dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 65,00%, meningkat pada siklus II menjadi 78,89%. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 13,89%. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan media kartu huruf dan kartu angka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran membaca, menulis dan berhitung.
b. Penggunaan media kartu huruf dan kartu angka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN 4 Ambarawa dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar siswa yang telah diperoleh siswa pada siklus I dan II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 73,08 meningkat pada siklus II menjadi 79,69. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus I sebesar 6,61. Bila
(51)
dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 10 siswa (66,67%) pada siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 14 siswa (93,33%). Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 26,66%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi:
a. Siswa
Sebaiknya untuk selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru, aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, aktif berdiskusi mengerjakan LKS dan menggunakan media yang disediakan guru dengan sebaik-baiknya.
b. Guru
Sebaiknya dalam mengajar guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktivan siswa sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru (teacher centered), salah satunya yaitu media kartu huruf dan kartu angka.
c. Sekolah
Hendaknya dapat memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta dapat memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran antara lain seperti penggunaan media kartu huruf dan kartu angka sehingga dapat membantu visi dan misi sekolah.
(52)
Akhadiah, Sabarti. 2007. Pembinaan Kemampuan Membaca Permulaan. IKIP Jakarta
Aprillia. 2010.lmplementasi Pendekatan Tematik dalam Pengajaran Menggambar pada Anak Usia Dini. Tesis. Magister Pendidikan Seni. Universitas Negeri Semarang
Aqib, Zainal. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya: Bandung.
Arifin, Husen. 2012. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Menggunakan Strategi LSQ Dengan Media Edutainment Game Bagi Siswa Kelas V SDN 1 Kutadalom Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun 2012. Laporan Penelitian. FKIP Unila: Lampung.
Aristiwi. 2012. Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia dan Matematika Kelas I Dengan Pendekatan Tematik Menggunakan Permainan Kartu Huruf Di SDN 2 Wiyono Kabupaten Pesawaran.Laporan Penelitian. FKIP Unila: Lampung
Gusniwati, Sri Heni. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Prestasi BelajarSiswa pada Mata Pelajaran IPAMelalui Strategi Card Sorting di Kelas 2 SDN 2 Kutoarjo Kabupaten Pesawaran Tahun 2012. Laporan Penelitian. FKIP Unila: Lampung
Indrawati. 2009. Model Ptindakan embelajaran Terpadi di Sekolah Dasar untuk Guru SD.PPPPTK IPA: Bandung.
Irkham, Muhammad K.R. 2010. Penggunaan Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Aksara Jawa Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II Torongrejo 02 Kota Batu. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim. http://www.lib.uin.malang.ac.id/thesis/fullcha yang diakses tanggal 22 November 2012. Malang.
Lestari, Rini Puji. 2009. Penggunaan Media Gambar Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 2 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
(53)
Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group.
Nuryati, Sri. 2011.Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahas di Kelas Awal Sekolah Dasar. www.google.com. diakses tanggal 3 Maret 2011
Putri, Dina Eka. 2010. Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I SD Negeri No. 14/I Sungai Baung Kecamatan 1 Muara Bulian. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Jambi.
Samini. 2010.Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan dengan Menggunakan Kartu Huruf pada Sisrva Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kestalan 05 Kecamatan Banjarsari Surakarta 2010/2011. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo
Sudiarta, I Gusti Putu. 2011. Pengembangan PembelajaranBerpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah Matematika Terbuka untuk Mengembangkan Kompetensi Berpikir Divergen, Kritis dan Kreatif. FPMIPA. UNDIKSHA Singaraja.
Sudjana. 2001.Media Pengajaran. Sinar Baru Aglesindo: Jakarta. Sukmadinata. 2006.Jenis-Jenis Penelitian. PT. Bina Ilmu: Surabaya.
Surono, dkk. 2009.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Fakultas Sastra UNDIP: Semarang.
Sunyono. 2011. Modul 34 Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2011 Rayon 07 Universitas Lampung.Lampung: FKIP Unila
Syarifuddin, Muhammad. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media.
Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka: Jakarta
(54)
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Nama sekolah : SDN 4 Ambarawa
Tema : Kesehatan
Kelas/semester : 1 / II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Tk Ranah KD Indikator (IPK) Tk Ranah IPK
Materi Pokok Alokasi Waktu
Nilai Karakter 1. Mengubah masalah sehari-hari dalam
bentuk penjumlahan dan pengurangan
C2 Matematika
4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20 C3
2. Menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan penjumlahan dan pengurangan
C3
Operasi hitung bilangan sampai 20
3 x 35 menit Kerja keras Tekun Bahasa Indonesia Membaca
3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring Menulis
4. Menulis pemulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin
3.1. Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
4.4. Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
C2
C3
1. Mengucapkan huruf dengan benar 2. Mengucapkan suku kata dengan benar 3. Mengucapkan kata dengan benar
4. Melengkapi kata pada kalimat dengan huruf yang tepat sesuai gambar 5. Melengkapi kalimat dengan kata yang
tepat sesuai gambar
C1 C2 C2 C3 C3 -Membaca nyaring suku kata dan kata
-Menuliskan kata
3 x 35 menit
Berani
Tanggung jawab
(55)
SILABUS
Tema : Keluarga
Kelas/semester : I / II Standar Kompetensi : Matematika
4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 Bahasa Indonesia
3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Matematika
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20 Operasi hitung bilangan
- Menjelaskan bentuk penjumlahan dalam kalimat sehari-hari
- Menjelaskan bentuk pengurangan dalam kalimat sehari-hari
- Menjelaskan cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan penjumlahan - Menjelaskan cara
menyelesaikan masalah sehari-hari dengan pengurangan - Bermain kartu angka
1. Bermain kartu angka
2. Mengubah masalah sehari-hari dalam bentuk penjumlahan dan pengurangan 3. Menyelesaikan masalah sehari-hari
menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Tertulis 3 x 35 menit
- Buku Matematika kelas I
- LKS - Kartu angka
Bahasa Indonesia 3.1. Membaca nyaring
suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
4.4. Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
Membaca nyaring
Mengucapkan suku kata dan kata
- Membaca huruf dengan lafal yang tepat
- Membaca suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
- Bermain kartu huruf
1. Mengucapkan huruf dengan benar 2. Mengucapkan suku kata dengan benar 3. Mengucapkan kata dengan benar 4. Melengkapi kata pada kalimat dengan
huruf yang tepat sesuai gambar 5. Melengkapi kalimat dengan kata yang
tepat sesuai gambar
Lisan Tertulis
3 x 35 menit
- Buku Bahasa Indonesia kelas I - LKS
(56)
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN 4 Ambarawa
Tema : Keluarga
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia dan Matematika Kelas / Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
Matematika : 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua puluh
Bahasa Indonesia
Membaca : 3. Memahami teks pendek dengan rnembaca nyaring Menulis : 4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan,
mencontoh, melengkapi, dan menyalin
B. Kompetensi Dasar :
Matematika : 4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Bahasa Indonesia
Membaca : 3.1 Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
Menulis : 4.1 Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
C. Indikator :
Matematika:
1. Mengubah masalah sehari-hari kedalam bentuk penjumlahan 2. Mengubah masalah sehari-hari kedalam bentuk pengurangan 3. Menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan penjumlahan 4. Menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan pengurangan Bahasa Indonesia:
Membaca
1. Mengucapkan huruf dengan lafal yang benar 2. Mengucapkan suku kata dengan lafal yang benar 3. Mengucapkan kata dengan lafal yang benar Menulis
1. Melengkapi kata pada kalimat dengan huruf yang tepat sesuai gambar 2. Melengkapi kalimat dengan kata yang tepat sesuai gambar
I. Tujuan Pembelajaran :
Matematika
1. Siswa dapat mengubah masalah sehari-hari kedalam bentuk penjumlahan sampai bilangan 20
(57)
2. Siswa dapat mengubah masalah sehari-hari kedalam bentuk pengurangan sampai bilangan 20
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan penjumlahan sampai bilangan 20
4. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan pengurangan sampai bilangan 20
Bahasa Indonesia
1. Siswa dapat mengucapkan huruf dengan lafal yang benar 2. Siswa dapat mengucapkan suku kata dengan lafal yang benar 3. Siswa dapat mengucapkan kata dengan lafal yang benar
4. Siswa dapat melengkapi kata pada kalimat dengan huruf yang tepat sesuai gambar
5. Siswa dapat melengkapi kalimat dengan kata yang tepat sesuai gambar
II. Materi Pokok
1. Operasi hitung bilangan 2. Membaca nyaring
3. Mengucapkan suku kata dan kata
II. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, bermain kartu huruf dan angka
III. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1
Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam kepada siswa
2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3. Guru mengkondisikan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya
4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
5. Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis dan membaca
Kegiatan inti Eksplorasi
1. Guru menunjukkan kartu huruf dan meminta siswa mengucapkan dengan lafal yang benar baik secara individu maupun klasikal
2. Guru memberi contoh cara mengucapkan huruf dengan lafal yang benar 3. Guru memberi contoh cara menulis huruf dengan benar
Elaborasi
4. Guru membagikan LKS dan satu set kartu huruf kepada setiap kelompok. 5. Guru meminta setiap kelompok menyusun sebuah kata dengan huruf yang
masih acak menjadi kata yang benar
6. Guru meminta setiap kelompok mancari susunan huruf yang sesuai dengan kata tersebut.
7. Secara bergiliran masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menunjukkan kartu huruf yang telah disusun menjadi sebuah kata.
(58)
8. Kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang tampil, demikian seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran.
Konfirmasi
9. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran yang telah dipelajari
10. Guru mengadakan tes untuk menilai kemampuan membaca dan menulis siswa secara individu.
11. Guru memberikan penilaian dan memberikan penghargaan kepada siswa dengan nilai tertinggi
Kegiatan akhir
1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan.
2. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke-2 Kegiatan Awal
1. Mengucapkan salam kepada siswa
2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
3. Guru mengkondisikan siswa menjadi 3 (tiga) kelompok, serta mengatur meja belajarnya
4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
5. Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis dan membaca
Kegiatan inti Eksplorasi
1. Guru menunjukkan kartu angka dan meminta siswa mengucapkan dengan benar baik secara individu maupun klasikal
2. Guru memberi contoh cara mengucapkan angka dengan lafal yang benar 3. Guru memberi contoh cara menulis angka dengan benar
Elaborasi
4. Guru membagikan LKS dan satu set kartu angka kepada setiap kelompok. 5. Guru meminta setiap kelompok menyelesaikan tugas dalam LKS yaitu
mengubah soal cerita menjadi bentuk penjumlahan maupun pengurangan 6. Guru meminta setiap kelompok mencari bentuk penjumlahan maupun
pengurangan menggunakan kartu angka.
7. Secara bergiliran masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menunjukkan kartu angka yang telah disusun menjadi bentuk penjumlahan maupun pengurangan.
8. Kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang tampil, demikian seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran.
(59)
Konfirmasi
9. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran yang telah dipelajari
10. Guru mengadakan tes untuk menilai kemampuan berhitung secara individu.
11. Guru memberikan penilaian dan memberikan penghargaan kepada siswa dengan nilai tertinggi
Kegiatan akhir
1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan.
2. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
IV. Alat/sumber pelajaran
a. Alat pembelajaran: Kartu huruf, kartu angka, LKS b. Sumber pelajaran:
l. Tri Handoko. 2006. Terampil Matematika I untuk Kelas 1 SD. Penerbit Yudistira. Halaman 108
2. Syamsuddin Yusuf, dkk. 2004. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 1 untuk SD Kelas l. Penerbit Erlangga- Halaman 128
V. Penilaian
Tes : soal-soal tes membaca, menulis, berhitung
Unjuk kerja : melakukan kegiatan diskusi dan bermain kartu huruf dan angka
Ambarawa, Maret 2013 Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Suroto, S.Pd. Ernani
(60)
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : ……… Anggota Kelompok : 1. ……… 2. ……… 3. ……… 4. ……… 5. ………
1. Susunlah huruf acak di bawah ini menjadi kata yang bermakna!
No Huruf acak Kata
1 n a p m a 2 k e n n e 3 h a y a 4 A k k a k 5 i b b i
2. Carilah susunan huruf-huruf di atas menggunakan kartu huruf dan tampilkan di depan kelas!
(61)
SOAL TES FORMATIF SIKLUS I (Pertemuan ke-1) MEMBACA
A. Bacalah teks di bawah ini dengan lafal yang benar!
namaku caca
aku kelas satu
aku punya balon
balonku ada tiga
merah kuning hijau
MENULISB. Lengkapilah kata di bawah ini dengan huruf yang tepat sesuai dengan gambar
ayu menanam b -
…
- n -
…
-
…
alan memanjat
…
- o -
…
-o-
…
C. Lengkapilah kalimat di bawah ini dengan kata yang tepat sesuai dengan gambar
(62)
Kunci jawaban dan pedoman penilaian
A. MEMBACA
Penilaian dilakukan dengan menilai jumlah kata yang dapat diucapkan siswa sesuai dengan lafal yang benar. Dalam teks tersebut ada 14 kata. Setiap kata yang diucapkan skornya 1. Sehingga skor maksimalnya adalah 14.
Nilai membaca dihitung dengan rumus:
(Skor perolehan : skor maksimal) x 100
B. MENULIS
Kunci jawaban Penskoran
bu ng a ( 3 huruf)
pohon (3 hururf) sepeda (6 huruf) boneka (6 huruf)
Skor ditentukan dengan jumlah huruf yang bisa ditulis sesuai urutan dengan benar oleh siswa. Jumlah seluruh huruf ada 18
Skor maksimal 18
Nilai menulis dihitung dengan rumus:
(63)
SOAL TES FORMATIF SIKLUS I (Pertemuan ke-2) BERHITUNG
Ubahlah soal cerita di bawah ini kedalam bentuk penjumlahan maupun pengurangan!
1. ayah membeli apel 3. ayah membeli lagi 2.
apel yang dibeli ayah semuanya ada 5. 2. caca membawa 6 balon.
3 balon meletus. sisa balon caca ada 3.
Selesaikanlah soal cerita di bawah ini dengan cara mengubahnya terlebih dahulu kedalam bentuk penjumlahan maupun pengurangan!
3. ibu memetik jeruk 6 buah. kemudian memetik lagi 7 buah.
jeruk yang dipetik ibu seluruhnya ada ….. 4. kakak membeli buku 19 buah.
adik meminta buku kakak 5 buah. berapa sisa buku kakak sekarang? 5. di dalam tas ada 4 pensil merah
2 pensil hijau dan 2 pensil kuning berapa jumlah pensil di dalam tas? 6. nina mempunyai roti 20.
diberikan kepada tono 7 diberikan kepada dewi 6. berapa sisa kue nina?
(64)
Kunci jawaban dan pedoman penilaian
Kunci jawaban Pedoman penilaian Skor 1. 3 + 2 = 5 Jika jawaban benar
Jika jawaban salah Jika tidak dijawab
3 1 0 2. 6–3 = 3 Jika jawaban benar
Jika jawaban salah Jika tidak dijawab
3 1 0 3. 6 + 7 = 13 Jika bentuk penjumlahan benar, jawaban benar
Jika bentuk penjumlahan benar, jawaban salah Jika bentuk penjumlahan salah, jawaban benar Jika bentuk penjumlahan salah, jawaban salah Jika tidak dijawab
4 2 2 1 0 4. 19– 5 = 14 Jika bentuk pengurangan benar, jawaban benar
Jika bentuk pengurangan benar, jawaban salah Jika bentuk pengurangan salah, jawaban benar Jika bentuk pengurangan salah, jawaban salah Jika tidak dijawab
4 2 2 1 0 5. 4 + 2 + 2 = 8 Jika bentuk penjumlahan benar, jawaban benar
Jika bentuk penjumlahan benar, jawaban salah Jika bentuk penjumlahan salah, jawaban benar Jika bentuk penjumlahan salah, jawaban salah Jika tidak dijawab
4 2 2 1 0 6. 20– 7– 6 = 7 Jika bentuk pengurangan benar, jawaban benar
Jika bentuk pengurangan benar, jawaban salah Jika bentuk pengurangan salah, jawaban benar Jika bentuk pengurangan salah, jawaban salah Jika tidak dijawab
4 2 2 1 0
Skor maksimal 22
Nilai berhitung dihitung dengan rumus:
(65)
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah : SDN 4 Ambarawa
Tema : Keluarga
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia dan Matematika Kelas / Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
Matematika : 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua puluh
Bahasa Indonesia
Membaca : 3. Memahami teks pendek dengan rnembaca nyaring Menulis : 4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan,
mencontoh, melengkapi, dan menyalin
B. Kompetensi Dasar :
Matematika : 4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Bahasa Indonesia
Membaca : 3.1 Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
Menulis : 4.1 Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
C. Indikator :
Matematika:
1. Mengubah masalah sehari-hari kedalam bentuk penjumlahan 2. Mengubah masalah sehari-hari kedalam bentuk pengurangan 3. Menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan penjumlahan 4. Menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan pengurangan Bahasa Indonesia:
Membaca
1. Mengucapkan huruf dengan lafal yang benar 2. Mengucapkan suku kata dengan lafal yang benar 3. Mengucapkan kata dengan lafal yang benar Menulis
1. Melengkapi kata pada kalimat dengan huruf yang tepat sesuai gambar 2. Melengkapi kalimat dengan kata yang tepat sesuai gambar
I. Tujuan Pembelajaran :
Matematika
1. Siswa dapat mengubah masalah sehari-hari kedalam bentuk penjumlahan sampai bilangan 20
(1)
SUBJEK PENELITIAN
1. Nama : Ernani
NPM : 1013119012
Pekerjaan : Guru SDN 4 Ambarawa Sebagai : Peneliti
2. Nama : Anas Tasiyah, S.Pd NIP : 19651203 198603 2 007 Pekerjaan : Guru SDN 4 Ambarawa
Sebagai : Pengamat
DATA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No Nama Siswa Kode Siswa Jenis Kelamin
1. Angga Prasetia AP L
2. Anisa Salsabila AS P
3. Aden Bintang Saputra ABS L
4. Cahaya CH P
5. Dafa DF L
6. David DV L
7. Dina Sifa Nurlaila DSN P
8. Ferdinan Candra Pemulih FCP L
9. Ferdiansyah FD L
10. Imelda Maila Dewi IMD P
11. Ifti Diah Falufi IDF P
12. Mustafa MS L
13. Rian Ferdiansyah RF L
14. Riski Eka Febrian REF L
(2)
110
PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN AMBARAWA
SEKOLAH DASAR NEGERI 4 AMBARAWA
Alamat : Desa Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu
SURAT KETERANGAN
Nomor : . Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Suroto, S.Pd.
NIP : 19640521 198503 1 014 Jabatan : Kepala Sekolah
Instansi : SDN 4 Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu Menerangkan bahwa:
Nama : Ernani NPM : 1013119012
Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung
Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas I SDN 4 Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menggunakan Kartu Huruf dan Angka Pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas I SDN 4 Ambarawa Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013.”, pada bulanMaret 2013.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dikeluarkan di: Ambarawa Pada tanggal : Maret 2013 Kepala SDN 4 Ambarawa,
Suroto, S.Pd.
(3)
Surat Kesediaan sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PTK
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anas Tasiyah, S.Pd. NIP : 19651203 198603 2 007 Tempat mengajar : SDN 4 Ambarawa
Alamat sekolah : Desa Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:
Nama : Ernani
NPM : 1013119012
Tempat mengajar : SDN 4 Ambarawa
Alamat sekolah : Desa Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu
Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ambarawa, 1 Maret 2013 Teman sejawat,
Anas Tasiyah, S.Pd.
(4)
112
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ernani
NPM : 1013119012
Menyatakan bahwa:
Nama : Anas Tasiyah, S.Pd. NIP : 19651203 198603 2 007 Jabatan : Guru Kelas III
Tempat mengajar : SDN 4 Ambarawa
Alamat sekolah : Desa Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ambarawa, 1 Maret 2013
Kepala Sekolah, Peneliti,
Suroto, S.Pd. Ernani
(5)
(6)
114
FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Guru menjelaskan materi menggunakan media kartu huruf Guru membimbing siswa berdiskusi
1 2
Siswa mempresentasikan hasil diskusi menggunakan media kartu huruf