Kurikulum Satuan Pendidikan Sekolah Mene

Kurikulum Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(SMK N) 11 Semarang

Makalah
untuk melengkapi tugas matakuliah
Kurikulum Satuan Pendidikan

Oleh
Khoirul Umam
Aryan Fontano
Hesky Elma Ideari
Abdul Asri
Zimam Mulhak

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2013
BAB 1
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan pendidikan kejuruan sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional untuk menyiapkan lulusan bekerja atau melanjutkan
kejenjang lebih tinggi atau bekerja mandiri berwirausaha. Sasaran dan tujuan
pendidikan kejuruan di Indonesia diatur dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 26
ayat 3 sebagai pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang kejuruannya. Tujuan ini
mengandung tiga aspek pokok, yaitu dimilikinya kompetensi kerja, karakter
(kepribadian dan ahklak mulia) untuk hidup mandiri (life skills), dan
berkembangnya karir melalui pendidikan kejuruan.
SMKN 11 (SMK Grafika) Semarang adalah salah satu sekolah menengah
kejuruan negeri di Jawa Tengah yang mengembangkan Program Studi Keahlian
Teknik Grafika dan Teknik Komputer dan Informatika (TKI). Sekolah ini
didirikan pada tahun 1990, berdasarkan Keputusan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor : 0389/0/1990 dengan nama SMT
Grafika Negeri Semarang dan mendapat NNS : 551036304001. Pada tahun 1997
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor : 036/0/1997 tentang perubahan nomor klatur SMKTA menjadi SMK, SMT

Negeri Grafika Semarang berubah menjadi SMK N 11 Semarang hingga
sekarang.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Isu permasalahan apa saja yang sering muncul di ruang lingkup
pendidikan tingkat SMK di Indonesia?
b. Model kurikulum apa yang sedang digunakan SMK 11 Semarang pada
tahun 2013?
c. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam proses pembelajaran
di SMK 11 Semarang?
d. Berdasarkan konsep, landasan, dan prinsip apakah yang digunakan
dalam penggunaan kurikulum di SMK 11 Semarang?
e. Bagaimana langkah-langkah penyusunan kurikulum yang digunakan di
SMK 11 Semarang?
f. Bagaimana implementasi kurikulum di SMK 11 Semarang dalam
proses belajar mengajar?
g. Seperti apakah evaluasi sebagai hasil belajar atas penggunaak
kurikulum di SMK 11 Semarang?
h. Apa sajakah sumber daya pendukung dalam terlaksananya model

kurikulum di SMK 11 Semarang?
C. TUJUAN
a. Mengetahui isu permasalahan yang sering terjadi di SMK terhadap
perkembangan Negara Indonesia.
b. Untuk mengetahui kurikulum apa yang sedang digunakan di SMK 11
Semarang dan seperti apa proses pembelajarannya.
c. Mengetahui konsep, landasan dan prinsip yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum yang diterapkan di SMK 11 Semarang.
d. Mengetahui langkah penyusunan desain kurikulum di SMK 11
Semarang.
e. Mengetahui implementasi dan evaluasi desain model kurikulum di
SMK 11 Semarang.
f. Mengetahui sumber daya pendukung dalam kurikulum di SMK 11
Semarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERMASALAHAN SMK

Indonesia menempatkan pendidikan kejuruan sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional untuk menyiapkan lulusan bekerja atau melanjutkan

kejenjang lebih tinggi atau bekerja mandiri berwirausaha. Sasaran dan tujuan
pendidikan kejuruan di Indonesia diatur dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 26
ayat 3 sebagai pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang kejuruannya. Tujuan ini
mengandung tiga aspek pokok, yaitu dimilikinya kompetensi kerja, karakter
(kepribadian dan ahklak mulia) untuk hidup mandiri (life skills), dan
berkembangnya karir melalui pendidikan kejuruan.
Relevansi

masih merupakan isu pokok dari mutu pendidikan kejuruan

negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagai pendidikan untuk
dunia kerja,

pendidikan

kejuruan

dihadapkan


pada

isu

utama

yaitu

relevansinya dengan kebutuhan stakeholders. Relevansi pendidikan kejuruan
sangat erat kaitannya dengan kecocokan/matching diantara

program-program

yang diselenggarakan di sekolah, kebutuhan kompetensi kerja di DU-DI
(Boutin, Chinien, Moratis, Baalen; 2009), kebutuhan pengembangan diri
masyarakat pengguna pendidikan kejuruan (orang tua peserta didik dan
peserta didik), kebutuhan pengembangan ekonomi daerah atau kawasan,
termasuk


kebutuhan

sosial,

budaya,

dan

politik. Pelaksanaan

program

kompetensi keahlian di SMK di seluruh Indonesia relevansinya terhadap
kebutuhan DU-DI cenderung masih rendah. Banyak lulusan SMK di beberapa
daerah di Indonesia masih belum terserap

karena kualifikasi kompetensi

lulusan SMK masih banyak yang belum sesuai dengan jenis dan kualifikasi
kebutuhan lapangan kerja. Akibatnya SMK yang seharusnya mengentaskan

masalah pengangguran malah menjadi penyumbang pengangguran. Mengapa
hal ini bisa terjadi?
Penyelenggaraan

kompetensi

keahlian

di

SMK

belum

sepenuhnya

didasarkan atas analisis kebutuhan pemenuhan lapangan kerja. Pemerintah
Indonesia juga menghadapkan SMK sebagai solusi permasalahan perluasan

akses dan pemerataan pendidikan. SMK diharapkan bisa menampung anakanak dari keluarga miskin. Untuk itu pemerintah daerah Bupati/Walikota dan

Gubernur melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Dinas Ketenaga
Kerjaan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah bersama DU-DI perlu
melakukan pembinaan pengembangan pendidikan kejuruan di SMK. Pihak
SMK terus melakukan pemetaan kebutuhan penyelenggaraan bidang dan
program keahlian yang relevan dengan kebutuhan pengembangan kawasan dan
SDM daerah. Perubahan paradigma dari supply drivent ke demand drivent
belum terlaksana secara baik dan benar karena pertumbuhan jumlah dan
jenis lapangan kerja tidak mencukupi pertumbuhan pencari kerja. Disisi lain
masyarakat pengguna pendidikan kejuruan tidak memiliki informasi yang
cukup terhadap arah dan muatan dari program-program kompetensi keahlian
yang dikembangkan di SMK.
Masyarakat pengguna pendidikan kejuruan memilih program kompetensi
keahlian belum didasarkan atas analisis bakat dan minat serta analisis
peluang pekerjaan. Masyarakat pengguna pendidikan kejuruan cenderung
memilih program kompetensi keahlian yang baru favorit di masyarakat.
Akibatnya

terjadi fluktuasi perkembangan peminatan kompetensi keahlian di

SMK. Ada kompetensi keahlian

diselenggarakan

di

SMK

yang

tetapi

diperlukan

tidak diminati

di
oleh

masyarakat

dan


masyarakat. Ada

kompetensi keahlian yang sedikit diperlukan di DU-DI kebanjiran peminat.
Lemahnya relevansi pendidikan kejuruan di SMK juga disebabkan oleh
lemahnya

kapasitas

penyelenggara

pendidikan

kejuruan

di tingkat

kabupaten/kota. Perubahan kelembagaan pendidikan kejuruan dari khusus
(dulu bernama STM, SMEA, SMKK, SMTK, SMSR, SMIK, dll) menjadi
lebih umum dengan nama SMK dimaksudkan untuk memberi ruang kepada

SMK agar lebih fleksibel dalam mengembangkan program kompetensi
keahlian. Relevansi pendidikan kejuruan secara struktur dapat digambarkan
seperti Gambar 1 berikut ini
Pemerintah
Daerah

Masyarakat
PT

SMK

Pemerintah Pusat

SMP

DU -DI

Gambar 1. Tata Hubungan Pengembangan Relevansi Pendidikan Kejuruan

B. PROFIL SMK 11 SEMARANG
SMKN 11 (SMK Grafika) Semarang adalah salah satu sekolah menengah
kejuruan negeri di Jawa Tengah. Sekolah ini didirikan pada tahun 1990,
berdasarkan Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dengan nomor : 0389/0/1990 dengan nama SMT Grafika Negeri Semarang dan
mendapat NNS : 551036304001. Pada tahun 1997 berdasarkan keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 036/0/1997 tentang
perubahan nomor klatur SMKTA menjadi SMK, SMT Negeri Grafika Semarang
berubah menjadi SMK N 11 Semarang hingga sekarang. Mengembangkan
Program Studi Keahlian: Teknik Grafika dan Teknik Komputer dan Informatika
(TKI). Kompetensi Keahlian yang ada meliputi:
1.
2.
3.
4.

Persiapan Grafika (Pre Press)
Produksi Grafika (Press & post Press)
Multimedia
Animasi

Perkembangan terkini SMK N 11 Semarang termasuk dalam kelompok SMK
SBI - INVEST (Sekolah Bertaraf Internasional - Indonesian Vocational Education
Strengtening). Untuk Kompetensi Keahlian Persiapan Grafika dan Produksi
Grafika pada tanggal 13 Oktober 2006 telah terakreditasi dengan nilai A,
sedangkan Kompetensi Keahlian Multimedia pada tanggal 12 Desember 2007
juga terakreditasi dengan nilai A. Perkembangan terkini SMK N 11 Semarang

termasuk dalam kelompok SMK SBI - INVEST (Sekolah Bertaraf Internasional Indonesian Vocational Education Strengtening) dan bersertifikat ISO 9001 : 2000
dengan nomor ; 01 100 075842.
B.1 VISI MISI SMK 11 SEMARANG
VISI
Mewujudkan SMK yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang
professional dan berbudi pekerti luhur
MISI
1. Menjadi SMK yang mandiri.
2. Menyiapkan tenaga terampil di Bidang Grafika.
3. Menyiapkan tenaga terampil di bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi (Multimedia dan Animasi)
4. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri.
5. Menyiapkan wirausahawan yang handal dan professional
B.2 KOMPETENSI KEAHLIAN
a. PERSIAPAN
Visi
Mewujudkan Program Keahlian yang mampu menciptakan sumber daya
manusia yang profesional dalam Kompetensi Keahlian Persiapan Grafika.
Misi
1.

Menyiapkan tenaga terampil di Bidang Persiapan Grafika, yang bisa
bersaing ditingkat nasional maupun internasional.

2.

Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri.

3.

Menyiapkan wira usahawan yang handal
Pada bagian Persiapan Grafika dipelajari materi-materi yang berhubungan
dengan penyiapan pencetakan suatu barang cetakan. Siswa Persiapan Grafika
akan mendapat 3 kompetensi utama, yaitu:

1. Desain Grafis
Pada kompetensi desain grafis siswa diajarkan tentang pembuatan desain
suatu barang cetakan secara manual dan dengan menggunakan komputer.
2. Setting
Dalam materi setting siswa diberikan kompetensi tata letak halaman (layout)
suatu barang cetakan menggunakan komputer. Pekerjaan yang sering
dilakukan diantaranya meliputi setting untuk leaflet, booklet, majalah,
tabloid, suratkabar dan bentuk barang cetakan lainnya.
3. Fotoreproduksi
Fotoreproduksi adalah suatu kompetensi dalam mereproduksi hasil susunan
untuk dibuatkan film negatif atau positif, yang kemudian dilakukan montase
film sampai pada pembuatan acuan cetak.
b. PRODUKSI
Visi
Mewujudkan tenaga kerja menengah yang professional dalam bidang
Produksi Grafika, dengan bekal keteranpilan, sikap kerja (etos kerja) sesuai

tuntutan dunia usaha dan dunia industri, berwawasan luas, berbudi pekerti
yang luhur, serta memiliki sikap hidup yang mandiri.
Misi
1.

Mengembangkan kepribadian luhur dalam kehidupan bermasyarakat.

2.

Menuasai perngetahuan dan keterampilan dalam bidang Produksi Grafika.

3.

Mengembangkan sikap yang baik (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha
dan dunia industry pada bidang keahlian Produksi Grafika.

4.

Mampu mengikuti perkembangan teknologi Produksi Grafika.

5.

Mampu berwirausaha dalam peluang usaha Produksi Grafika.

6.

Mewujudkan tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri.

7.

Mewujudkan tamatan yang bertaraf Internasional.
Pada Program Keahlian Produksi Grafika diberikan kompetensi-kompetensi
yang berhubungan dengan proses mencetak dan penyelesaian barang cetakan.
Kompetensi Produktif yang diberikan pada siswa meliputi:

1.

Cetak Ofset
Pada kompetensi cetak ofset siswa diberikan keahlian mencetak barang
cetakan menggunakan mesin ofset 1 unit, dari mencetak 1 warna, warna
masukan dan separasi warna (full color).

2. Cetak Sablon

Pada kompetensi cetak sablon siswa diberikan keahlian mencetak barang
cetakan menggunakan teknik cetak sablon pada media kertas, plastic dan
kaca.
3. Purna Cetak (Finishing)
Kompetensi purna cetak adalah keahlian yang berhubungan dengan proses
penyelesaian suatu barang cetakan. Pada purna cetak siswa diberikan keahlian
menjilid buku, melipat kertas secara manual dan mesin, mengomplit,
menjahit benang dan kawat, memotong kertas, kemasan (packaging) dan
beberapa bentuk penjilidan khusus.
Untuk kegiatan praktik industri para siswa ditempatkan di industri percetakan
pada bagian produksi. Skala industri tempat praktik meliputi industri kecil,
menengah dan besar. Lokasi industri berada di beberapa kota besar di
Indonesia dengan lama praktik 6 bulan.
c. MULTIMEDIA
Visi
Mewujudkan tenaga kerja menengah yang professional dalam bidang
Multimedia, dengan bekal keterampilan, sikap kerja (etos kerja) sesuai
tuntutan dunia usaha dan dunia industri, berwawasan luas, berbudi pekerti
yang luhur, serta memiliki sikap hidup yang mandiri.
Misi
1.

Mengembangkan kepribadian luhur dalam kehidupan bermasyarakat.

2.

Menuasai perngetahuan dan keterampilan dalam bidang Multimedia.

3.

Mengembangkan sikap yang baik (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha
dan dunia industry pada bidang keahlian Multimedia

4.

Mampu mengikuti perkembangan teknologi Multimedia.

5.

Mampu berwirausaha dalam peluang usaha Multimedia.

6.

Mewujudkan

tamatan

yang

berkepribadian

unggul

dan

mampu

mengembangkan diri.
7.

Mewujudkan tamatan yang bertaraf Internasional.
Program keahlian multimedia merupakan program pengembangan di SMK N
11 Semarang yang berbasis teknologi informasi dan teknologi dengan dasar
sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang ada telah terpenuhi.
Kompetensi yang dimiliki tamatan program keahlian tersebut meliputi
kemampuan dalam pembuatan desain web, animasi, video shooting dan
penggunaan internet. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah berdasar
sistem belajar tuntas (mastery learning) dengan penguasaan pada masingmasing kompetensi secara tuntas. Setiap kali peserta telah menguasai
kompetensi/topik

tertentu,

maka

mereka

dapat

melanjutkan

ke

kompetensi/topik berikutnya. Bidang pekerjaan yang dapat menampung
tamatan multimedia meliputi, periklanan, pembuatan desain web, warnet dan
industri televisi.
d. ANIMASI
Visi
Mewujudkan tenaga kerja menengah yang professional dalam bidang
Animasi, dengan bekal keterampilan, sikap kerja (etos kerja) sesuai tuntutan
dunia usaha dan dunia industri, berwawasan luas, berbudi pekerti yang luhur,
serta memiliki sikap hidup yang mandiri.
Misi
1.
Mengembangkan kepribadian luhur dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Menuasai perngetahuan dan keterampilan dalam bidang Animasi.
3.
Mengembangkan sikap yang baik (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha
4.
5.

dan dunia industry pada bidang keahlian Animasi
Mampu mengikuti perkembangan teknologi Animasi .
Mampu berwirausaha dalam peluang usaha Animasi.

6.
7.

Mewujudkan

tamatan

yang

berkepribadian

unggul

dan

mampu

mengembangkan diri.
Mewujudkan tamatan yang bertaraf Internasional.

C. MODEL KURIKULUM DAN PROSES PEMBELAJARAN
Saat ini SMK N 11 Semarang masih menggunakan kurikulum KTSP,
meskipun model kurikulum 2013 sudah diterapkan di beberapa tingkat pendidikan
namun SMK N 11 Semarang memilih menunda penerapan kurikulum 2013 secara
menyeluruh. Hal ini dikarenakan ada perangkat pembelajaran

yang belum

tepenuhi seperti buku ajar untuk menerapkan model kurikulum 2013 di semua
kompetensi keahlian.
a. Muatan Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untukjeis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
Kelompok mata pelajaran estetika
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Dari kelima kelompok mata pelajaran tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 11 Semarang, kompetensi keahlian masih dijabarkan menjadi:
a. Kelompok normatif
- Pendidikan agama
- Pendidikan kewarganegaraan
- Bahasa indonesia
- Pendidiksn jasmani olahraga dan kesehatan
- Seni budaya
b. Kelompok adaptif

- Bahasa inggris
- Matematika
- IPA
- IPS
- KKPI
- Kewirausahaan
- Fisika
- Kimia
c. Kelompok Produktif
- Dasar kejuruan
- Kompetensi kejuruan
d. Kelompok muatan lokal
e. Kelompok pengembangan diri
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan sumber daya
sekolah di Semarang sebagai kota jasa perdagangn dan pariwisata. Hal ini sejalan
dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan
kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan
lokal untuk kompetensi keahlian animasi yang dikembangkan adalah bahasa jawa
sesuai SK gubernur Jateng.
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram
dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah
yang diikuti oleh semua peserta didik.
a. Kegiatan terprogram
 Pelayanan konseling
- kehidupan pribadi
- kemampuan sosial
- kemampuan belajar
- wawasan dan perancanaan karir
 Ekstrakulikuler

- Kepramukaan
- Latihan kepemimpinan, KIR, PMR
- Seni, olahraga, pecinta alam, jurnalistik
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram
- Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti upaca bendera,
-

senam, ibadah, pemeliharaan lingkungan.
Spontan, yaitu kegiatan yang tidak terjadwal seperti pembentukan

-

perilaku memberi salam, membuang sampah.
Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, datang tepat waktu.

4. Pengaturan Beban Belajar
a. Alokasi waktu kelompok adaptif dan kelompok dasar kejuruan serta
kelompok kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian dan
dapat diselenggarakan dalam sistem blok waktu atau alternatif lain.
b. Materi dasar kejuruan dan kompetensi kejuruan sesuai dengan kebutuhan
kompetensi keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja.
c. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda
d. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
e. Bebean belajr SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik
di sekolah, dan kegiatan kerja di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36
sd. 44 jam pelajaran perminggu.
f. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 114 minggu per
tiga tahun.
g. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK 3 tahun.
5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
a. Strategi pembelajaran dengan sistem paket
b. Pendekatan pembelajaran.
- Pembelajaran tuntas
Yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan penguasaan
materi (topik/kompetensi) yang di persyaratkan untuk tingkat
-

kemampuan tertentu.
Pembelajaran berbasis produksi
Yaitu suatu pembelajaran berbasis produksi merupakan interaksi antara
guru dan peserta didik dari KBM yang mengacu pada proses produksi

-

untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar terntentu.
Pembelajaran mandiri

-

Yaitu KBM yang memposisikan peserta didik sebagai subjek yang

-

mampu mengelola proses pembelajaran secara swakelola (mandiri)
Pembelajaran berbasis kompetensi
Yaitu interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang
mengacu pada penguasaan ,pengetahuan,keterampilan dan sikap secara

-

utuh dan menyeluruh.
Pembelajaran berwawasan lingkungan
Yaitu proses KBM yang memasukkan dasar-dasar pendidikan

-

lingkungan hidup secara terintegrasi dalam setiap materi pembelajaran.
Pembelajaran berbasis normative dan adaptif
Yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses

pembentukan watak,sikap,kepribadian,ekonomi.
- Pembelajaran sepanjang hari
Yaitu merupakan pendekatan KBM yang mengacu pada proses dan
karakter obyek yang di pelajari secara alamiah,cirinya antara
lain:waktu pembelajaran boleh jadi terjadwal dan tidak terjadwal
,KBM dilkasanakan secara bersela sesuai dengan kebutuhan baik pada
waktu pagi atau siang, waktupembelajarn khususnya praktik sangat di
tentukan oleh kebutuhan obyek yang di pelajari ,dan waktu belajar
peserta didik tidak harus belajar 24 jam terus menerus.
c. Tempat pembelajaran
Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu melalui
pola pendidikan sistem ganda dengan pengaturan sebagai berikut:
1) Pembelajaran di sekolah melakukan pembelajaran normatif, adaptif
dan produktif, untuk pembeljaran produktif

di tekankan pada

penguasaan dasar-dasar keahlian animasi, bila memungkinkan dapat
melibatkan unsur industri dalam proses pembelajarannya.di samping
itu di kembangkan kelas wirausaha dan pengelolaan unit produksi
animasi.
2) Pembelajaran industri / dunia kerja kegiatan pelatihan di industri /
dunia usaha dilaksanakan sesuai program bersama yang telah di
sepakati dan di lengkapi dengan jurnal kegiatan, daftar kemajuan
pelatihan, perangkat monitoring dan dan asuransi kecelakaan kerja.
Untuk pelkasaannya di lakukan langkah-langkah berikut:
a) Pengkondisian prakerin

Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta
didik melksanakan raktik di sekolah. Setiap siswa yang akan
mengikuti praktik kerja industri di industri animasi wajib
membuat produk animasi terlebih dahulu.
b) Pemprograman bersama
Program prakerin di buat bersama antara sekolah (PKS bidang PSG/
Humas) dengan DU/DI agar apa yang di kerjakan peserta didik selama
praktik industri bisa di ketahui bersama.
c) Guru tamu
Sekolah secara periodik mendatangkan guru tamu yang akan
memberi informasi tentang dunia industri animasi untuk
menambah wawasan peserta didik.
6. Pendidikan Kecakapan Hidup
Bertujuan

menfungsikan

pendidikan

sesuai

dengan

fitrahnya,

yaitu

mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya
dimasa mendatang. Tujuan khususnya mengaktualisasikan potensi peserta didik
sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi,
merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam
menghadapi kehidupan di masa mendatang, memberikan kesempatan kepada
sekolah untuk mengembagkan pembelajaran yang lebih fleksible sesuai prinsip
pendidikan berbasis luas, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di
masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
7. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Bertujuan

menfungsikan

pendidikan

sesuai

dengan

fitrahnya,

yaitu

mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya
dimasa mendatang. Tujuan khususnya mengaktualisasikan potensi peserta didik
sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi,
merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam

menghadapi kehidupan di masa mendatang, memberikan kesempatan kepada
sekolah untuk mengembagkan pembelajaran yang lebih fleksible sesuai prinsip
pendidikan berbasis luas, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di
masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

D. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN
Penilaian
a. Kriteria penilaian
- Penilaian tugas proyek
- UTS
- UAS
- Ujian Sekolah
- UN
- Penilaian sikap
- Proyek work dan uji produktif
b. Kenaikan kelas dan kelulusan
- Kenaikan kelas
 Kehadiran kumulatif minimal 90%
 Nilai mata pelajaran minimal 75
 Nilai mata pelajaran produktif tuntas >75
 Mata pelajaran diluar poin 2 dan 3 maksimum 3 mata
pelajaran/standar kompetensi, sedang pada mata pelajaran di
-

semester ganjil harus tuntas semua.
Kelulusan sekolah
 Menyelesaikan seluruh proram pembeajaran
 Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
 Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi
 Lulus ujian nasional.
c. Penjurusan
Penjurusan pada SMK didasarkan pada sperktrum pendidikan kejuruan yang
diatur oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
d. Penentuan Jenis Penilaian
E. SUMBER DAYA PENDUKUNG