RENCANA AUDIT DAN PROGRAM dan
Nama : Hilda Vivi Christiyanti
NIM : 2014 017 014
Kelas : Akuntansi 3 A1
Developing the Overall Audit Plan and Audit Program
Jenis Pengujian
Terdapat 5 (lima) jenis pengujian untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar, antara lain :
1. Prosedur Penilaian Risiko
Standar pekerjaan lapangan yang kedua mengharuskan auditor memahami entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan klien.
2. Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian dilakukan auditor untuk mendapatkan bukti yang tepat yang
mencukupi guna mendukung penilaian.
Jenis – jenis pengujian pengendalian :
1) Meminta keterangan dari personil dan klien yang tepat
2) Memeriksa dokumen, catatan dan laporan
3) Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
4) Melaksanakan ulang prosedur klien
Jumlah bukti tambahan yang diperlukan untuk pengujian pengendalian tergantung
pada:
1) Luas bukti yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal
2) Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan
3. Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji
moneter yang secara langsung dipengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.
Pengujian substanstif atas transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas
transaksi. Dua dari tujuan untuk transaksi penjualan itu adalah ada transaksi penjualan
(tujuan keterjadian) dan transaksi penjualan yang telah dicatat (tujuan kelengkapan)
4. Prosedur Analitis
Prosedur analitis melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis
dalam mengaudit saldo akun :
1) Menunjukan salah saji yang munkin dalam laporan keuangan
2) Memberikan bukti substantif
Prosedur analitis yang digunakan selama tahap perencanaan biasanya berbeda dengan
yang dilaksanakan dalam tahap pengujian.
5. Pengujian Rincian Saldo
Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca
maupun laporan laba-rugi. Pengujian rincian saldo membantu dalam menetapkan
kebenaran moneter akun – akun yang berhubungan dan karenanya merupakan
pengujian subtantif.
6. Ikhtisar jenis-jenis pengujian
Pengujian pengendalian akan membantu auditor mengevaluasi apakah pengendalian
atas transaksi dalam siklus itu cukup efektif untuk mendukung pengurangan penilaian
risiko pengendalian. Pengujian pengendalian juga membentuk dasar bagi laporan
auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan publik.
Pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk memverifikasi transaksi yang
dicatat dalam jurnal dan memposting ke buku besar.
Hubungan Jenis Pengujian dan dan Bahan Bukti
1. Pengujian pengendalian ( termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal)
akan memperoleh jenis bukti audit dari dokumentasi, pengamatan, tanya-jawab
dengan klien, pelaksanaan ulang.
2. Pengujian substanstif atas transaksi akan memperoleh jenis bukti audit dari
dokumentasi, tanya-jawab dengan klien, pelaksanaan ulang, rekalkulasi
3. Prosedur analitis akan memperoleh jenis bukti audit dari tanya-jawab klien dan
prosedur analitis
4. Pengujian rincian saldo akan memperoleh jenis bukti audit dari pemeriksaan fisik,
konfirmasi, dokumentasi, tanya-jawab dengan klien, pelaksanaan ulang, rekalkulasi
Metodologi Perancangan program Audit
Memahami pengendalian internal, menilai risiko pengendalian yang direncanakan,
menentukan luas pengujian pengendalian, merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
(prosedur audit, ukuran sampel, item yang dipilih, penepatan waktu)
Ikhtisar Proses Audit
1. Fase I : Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari prosedur penilaian risiko yang
berkaitan dengan penerimaan klien dan perencanaan awal, pemahaman bisnis dan
industri klien, penilaian risiko bisnis klien dan pelaksanaan prosedur analitis. Auditor
meggunkan penilaian atas materialitas , risiko audit yang diterima, risiko inhern,
risiko pengendalian, dan setiap risiko kecurangan yang diidentifikasi guna
mengembangkan keselruhan rencana audit dan program audit secara keseluruhan.
2. Fase II : melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi
Tujuan fase II adalah untuk :
1) Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi
pada penilaian risiko pengendalian oleh auditor (bila dikurangi dibawah
maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan perusahaan publik.
2) Memperoleh bukti untuk mendukung ketetapan moneter
3. Fase III : melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Tujuan dari fase 3 adalah untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna
menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah
dinyatakan secara wajar.
Dua kategori umum dalam prosedur fase 3 :
1) Prosedur analitis subtantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara
keseluruhan
2) Pengujian rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji
moneter dalam saldo laporan keuangan.
4. Fase IV : Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit
Auditor harus mencari bukti tambahan yang bersangkutan dengan tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, mengikhtisarkan hasilnya ,
mengeluarkan laporan audit, dan melaksanakan bentuk komunikasi lainnya.
1. Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan
Auditor melaksanakan prosedur yang berkaitan dengan kewajiban kontijen dan
peristiwa setelah tanggal neraca. Kewajiban kontijen adalah kewajiban potensial
yang harus diungkapkan dalam catatan kaki klien. Auditor harus memastikan
bahwa pengungkapan lengkap dan akurat.
2. Mengumpulkan bukti akhir
Auditor harus mengumpulkan bukti berikut untuk laporan keuangan secara
keseluruhan selama fase penyelesaian :
1) Melaksanakan prosedur analitis
2) Mengevaluasi asumsi going-concern
3) Mendapatkan surat reseprentasi klien
4) Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk memastikan bahwa hal itu
konsisten dengan laporan keuangan.
3. Mengeluarkan Laporan Audit
Laporan audit yang akan dikeluarkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan
dan temuan audit
4. Berkomunikasi dengan komite audit dan menejemen
Auditor diwajibkan untuk mengomunikasikan definisi yang signifikan dalam
pengendalian internal kepada komite audit atau menejemen senior.
NIM : 2014 017 014
Kelas : Akuntansi 3 A1
Developing the Overall Audit Plan and Audit Program
Jenis Pengujian
Terdapat 5 (lima) jenis pengujian untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar, antara lain :
1. Prosedur Penilaian Risiko
Standar pekerjaan lapangan yang kedua mengharuskan auditor memahami entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan klien.
2. Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian dilakukan auditor untuk mendapatkan bukti yang tepat yang
mencukupi guna mendukung penilaian.
Jenis – jenis pengujian pengendalian :
1) Meminta keterangan dari personil dan klien yang tepat
2) Memeriksa dokumen, catatan dan laporan
3) Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
4) Melaksanakan ulang prosedur klien
Jumlah bukti tambahan yang diperlukan untuk pengujian pengendalian tergantung
pada:
1) Luas bukti yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal
2) Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan
3. Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji
moneter yang secara langsung dipengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.
Pengujian substanstif atas transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas
transaksi. Dua dari tujuan untuk transaksi penjualan itu adalah ada transaksi penjualan
(tujuan keterjadian) dan transaksi penjualan yang telah dicatat (tujuan kelengkapan)
4. Prosedur Analitis
Prosedur analitis melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis
dalam mengaudit saldo akun :
1) Menunjukan salah saji yang munkin dalam laporan keuangan
2) Memberikan bukti substantif
Prosedur analitis yang digunakan selama tahap perencanaan biasanya berbeda dengan
yang dilaksanakan dalam tahap pengujian.
5. Pengujian Rincian Saldo
Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca
maupun laporan laba-rugi. Pengujian rincian saldo membantu dalam menetapkan
kebenaran moneter akun – akun yang berhubungan dan karenanya merupakan
pengujian subtantif.
6. Ikhtisar jenis-jenis pengujian
Pengujian pengendalian akan membantu auditor mengevaluasi apakah pengendalian
atas transaksi dalam siklus itu cukup efektif untuk mendukung pengurangan penilaian
risiko pengendalian. Pengujian pengendalian juga membentuk dasar bagi laporan
auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan publik.
Pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk memverifikasi transaksi yang
dicatat dalam jurnal dan memposting ke buku besar.
Hubungan Jenis Pengujian dan dan Bahan Bukti
1. Pengujian pengendalian ( termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal)
akan memperoleh jenis bukti audit dari dokumentasi, pengamatan, tanya-jawab
dengan klien, pelaksanaan ulang.
2. Pengujian substanstif atas transaksi akan memperoleh jenis bukti audit dari
dokumentasi, tanya-jawab dengan klien, pelaksanaan ulang, rekalkulasi
3. Prosedur analitis akan memperoleh jenis bukti audit dari tanya-jawab klien dan
prosedur analitis
4. Pengujian rincian saldo akan memperoleh jenis bukti audit dari pemeriksaan fisik,
konfirmasi, dokumentasi, tanya-jawab dengan klien, pelaksanaan ulang, rekalkulasi
Metodologi Perancangan program Audit
Memahami pengendalian internal, menilai risiko pengendalian yang direncanakan,
menentukan luas pengujian pengendalian, merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
(prosedur audit, ukuran sampel, item yang dipilih, penepatan waktu)
Ikhtisar Proses Audit
1. Fase I : Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari prosedur penilaian risiko yang
berkaitan dengan penerimaan klien dan perencanaan awal, pemahaman bisnis dan
industri klien, penilaian risiko bisnis klien dan pelaksanaan prosedur analitis. Auditor
meggunkan penilaian atas materialitas , risiko audit yang diterima, risiko inhern,
risiko pengendalian, dan setiap risiko kecurangan yang diidentifikasi guna
mengembangkan keselruhan rencana audit dan program audit secara keseluruhan.
2. Fase II : melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi
Tujuan fase II adalah untuk :
1) Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi
pada penilaian risiko pengendalian oleh auditor (bila dikurangi dibawah
maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan perusahaan publik.
2) Memperoleh bukti untuk mendukung ketetapan moneter
3. Fase III : melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Tujuan dari fase 3 adalah untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna
menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah
dinyatakan secara wajar.
Dua kategori umum dalam prosedur fase 3 :
1) Prosedur analitis subtantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara
keseluruhan
2) Pengujian rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji
moneter dalam saldo laporan keuangan.
4. Fase IV : Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit
Auditor harus mencari bukti tambahan yang bersangkutan dengan tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, mengikhtisarkan hasilnya ,
mengeluarkan laporan audit, dan melaksanakan bentuk komunikasi lainnya.
1. Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan
Auditor melaksanakan prosedur yang berkaitan dengan kewajiban kontijen dan
peristiwa setelah tanggal neraca. Kewajiban kontijen adalah kewajiban potensial
yang harus diungkapkan dalam catatan kaki klien. Auditor harus memastikan
bahwa pengungkapan lengkap dan akurat.
2. Mengumpulkan bukti akhir
Auditor harus mengumpulkan bukti berikut untuk laporan keuangan secara
keseluruhan selama fase penyelesaian :
1) Melaksanakan prosedur analitis
2) Mengevaluasi asumsi going-concern
3) Mendapatkan surat reseprentasi klien
4) Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk memastikan bahwa hal itu
konsisten dengan laporan keuangan.
3. Mengeluarkan Laporan Audit
Laporan audit yang akan dikeluarkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan
dan temuan audit
4. Berkomunikasi dengan komite audit dan menejemen
Auditor diwajibkan untuk mengomunikasikan definisi yang signifikan dalam
pengendalian internal kepada komite audit atau menejemen senior.