Tata Kelola Perusahaan Garuda Indonesia (1)

Tata Kelola Perusahaan Garuda Indonesia
Perusahaan memiliki komitmen penuh untuk senantiasa menerapkan prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dalam
kegiatan usahanya. Komitmen ini dilaksanakan oleh Perusahaan dengan selalu
berupaya untuk terus melakukan perbaikan dalam penerapan GCG, agar
Perusahaan selalu mendapatkan kepercayaan dari stakeholders (pemangku
kepentingan), memiliki kinerja unggul dan dapat tumbuh secara berkesinambungan
(sustainable growth) dan memperoleh keuntungan (profit).
Sebagai bagian dari pelaksanaan komitmen tersebut, Perusahaan senantiasa
melakukan penilaian/pengukuran atas penerapan GCG setiap tahunnya, yang mana
hasil dari penilaian/pengukuran tersebut disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan dipublikasikan dalam Laporan Tahunan Perseroan.
Perusahaan berkeyakinan bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan
mendukung tercapainya tujuan perusahaan dan memberikan nilai tambah bagi
pemegang saham.

Direksi dan Dewan Komisaris
Direksi merupakan organ perseroan terbatas yang bertugas untuk melaksanakan
tugas pengurusan Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, Dewan Komisaris
adalah organ perseroan yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan atas

kebijakan kepengurusan Perseroan dan kegiatan usaha Perseroan serta untuk
memberikan nasihat kepada Direksi sebagaimana diminta atau ketika diperlukan
dalam rangka memastikan Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan
usahanya. Direksi dan Dewan Komisaris wajib, dengan itikad baik dan tanggung
jawab penuh, melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan.
Sebagai BUMN yang seluruh sahamnya tercatat di Bursa, maka dalam rangka
menerapkan prinsip Good Corporate Governance dan untuk memenuhi kepentingan
pemangku kepentingan, Direksi dan Dewan Komisaris, perusahaan telah
menyusun Board Manual sebagai pedoman kerja bagi Direksi dan Dewan
Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk kepentingan
terbaik bagi Perseroan.

Sekretaris Perusahaan
Peraturan Pasar Modal mewajibkan perseroan sebagai perusahaan terbuka yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengangkat seorang Sekretaris
Perusahaan dan menyediakan akses terhadap seluruh informasi material tentang
perseroan terbuka terkait dengan prinsip keterbukaan informasi dan transparansi.

Kewajiban membentuk Corporate Secretary juga berlaku bagi Perseroan sebagai
BUMN sebagaimana diatur dalam Permen BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) pada BUMN.
Dalam hal terjadi kekosongan Sekretaris Perusahaan, Perusahaan wajib menunjuk
penggantinya dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya
kekosongan Sekretaris Perusahaan. Selama terjadi kekosongan, Sekretaris
Perusahaan dirangkap oleh seorang anggota Direksi atau orang perseorangan yang
ditunjuk sebagai Sekretaris Perusahaan sementara, tanpa memperhatikan
persyaratan Sekretaris Perusahaan.
Kualifikasi Sekretaris Perusahaan
Kualifikasi Sekretaris Perusahaan telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris
Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.
Pengangkatan dan Pemberhentian Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan
mekanisme internal Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris (ref. Pasal
29 (3) Permen BUMN No. 01/2011). Organisasi Sekretaris Perusahaan dibentuk
melalui Surat Keputusan Direksi. Masa jabatan Sekretaris Perusahaan dibatasi
selama-lamanya 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama-lamanya 3 (tiga)
tahun.

Internal Audit

Piagam Internal Audit disiapkan sebagai landasan bagi unit Internal Audit untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara kompeten, independen dan
bertanggungjawab sehingga dapat diterima oleh semua pihak serta dalam rangka
mewujudkan Unit Internal Audit yang profesional dan independen sekaligus sebagai
mitra bagi Manajemen dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan.

Komite Komisaris
Perusahaan memiliki 2 (dua) Komite Komisaris, yaitu Komite Audit dan Komite
Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya, Komite Komisaris menyusun Piagam Komite yang disahkan oleh
Dewan Komisaris.
Komite Komisaris dibentuk untuk mendorong penerapan prinsip-prinsip GCG secara
konsisten. Komite Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
profesional dan independen sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

rangka membantu Dewan Komisaris menjalankan tugas dan fungsi pengawasan
(oversight) atas akuntansi dan proses pelaporan keuangan, pelaksanaan audit,
pengendalian internal, dan terjaminnya penerapan prinsip-prinsip Corporate
Governance yang dijalankan oleh Direksi dan seluruh stakeholders untuk
tercapainya sustainability Perseroan serta memberi saran dan masukan kepada

Dewan Komisaris dalam hal pengembangan usaha perseroan dan pengelolaan
risiko perusahaan.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite
Sebagai BUMN, kriteria pengangkatan Komite Audit dan Komite Pengembangan
Usaha dan Pemantauan Risiko mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN No.
PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
Badan Usaha Milik Negara. Selain itu, khusus untuk Komite Audit, Perseroan
sebagai perusahaan publik juga diwajibkan mengikuti ketentuan dalam Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. IX.I.5 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.