Program Pengembangan Profesionalisme Guru 2011
PERSPEKTIF: Program Utama P2TK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
EDISI 3 JULI \ 2011Program Pengembangan
Profesionalisme Guru 2011 brief conten policy
Program Sertifikasi Guru 2011
6 Hormat kami padamu....
Guru
Pemecahan 9 Permasalahan Pendi-
13
dik dan Tenaga Kependidikan
Susunan Redaksi PENASIHAT: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar PENGARAH: Sesditjen Dikdas NARA
SUMBER: Direktur di Lingkungan Dikdas PEMIMPIN REDAKSI/REDAKTUR PELAK- SANA: Nono Adya.S DEWAN REDAKSI: Nono Adya S, Supriyatno, Yudistira, Johan
Achmady. ALAMAT REDAKSI: Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Gd. E Lantai 5
Direktorat, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.
DIPUBLIKASIKAN OLEH: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kemdiknas PERSPEKTIF:
Jakarta Program Utama Direktorat
24 http://dikdas.kemdiknas.go.id Jenderal Pendidikan Dasar
4 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 pengantar
Pemerintah terus berupaya memperbaiki kesejahteraan pendidikan dan tenaga kependidikan (PTK), di antaranya melalui gaji dan tunjangan khusus. Dengan kesejahteraan yang memadai untuk hidup layak, diharapkan PTK dapat memperoleh ketenangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga lebih fokus dalam menyebarkan ilmu kepada peserta didik.
Apabila hal itu dapat tercapai, niscaya mutu pendidikan nasional akan berjalan lebih berkualitas dengan output yang berkualitas pula. Inilah salah satu tujuan diselenggarakan pendidikan, sehingga dapat memberi dampak lebih luas pada keunggulan bangsa dan negara pada masa mendatang. Hanya saja, kita masih harus menyelesaikan beberapa persoalan dalam penyelenggaraan pendidikan kita tersebut. Salah satu persoalan itu adalah pemeratan. Kita tidak menutup mata bahwa masih terdapat ketimpangan penyelenggaraan pendidikan di daerah perkotaan dengan daerah terpencil atau terisolir. Di perkotaan, pada umumnya sekolah-sekolah boleh dibilang tak ada persoalan dengan ketersediaan PTK. Sebaliknya, di daerah terpencil masih banyak sekolah yang kekurangan PTK, khususnya pendidik.
Persoalan tersebut tentu saja harus terus menerus kita upayakan penyelesaiannya. Kita tak bisa menutup mata akan hal itu. Dengan menyelesaikan ketimpangan penyelenggaraan pendidikan tersebut berarti kita juga turut membantu tugas negara di bidang pendidikan. Tentu pendidikan yang kita selenggarakan adalah yang berkualitas dan yang dapat menjangkau di seluruh pelosok Indonesia. Namun, harus kita akui pula bahwa menyelenggarakan pendidikan yang merata kualitasnya di seluruh pelosok bukan persoalan mudah. Banyak persoalan yang kita hadapi. Selain persoalan geografis yang berbeda di setiap daerah, juga keberadaan pendidik. Apabila di daerah perkotaan, rasio jumlah pendidik dan peserta didik sudah terpenuhi. Untuk itu, pemenuhan tenaga pendidik di daerah tersebut perlu secara kontinyu diupayakan hingga rasio jumlah pendidik dan peserta didik terpenuhi sebagaimana yang terjadi di sekolah-sekolah yang berada di perkotaan pada umumnya. Nah, untuk mengejar rasio tersebut, pemerintah telah dan akan melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah memberi insentif berupa tunjungan khusus bagi PTK di daerah terpencil. Pemberian tunjangan khusus ini bukan satu- satunya upaya pemerintah untuk memeratakan distribusi PTK, namun setidaknya hal itu bisa menjadi stimulus bagi PTK di daerah terpencil.
Pemberian tunjangan khusus ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal sama juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 Pasal 10 bahwa guru yang ditugaskan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah di daerah khusus sesuai peraturan perundang-undangan diberi tunjangan khusus setiap bulan selama masa penugasan. Demikian pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemenuhan Kebutuhan, Peningkatan Profesionalisme, dan Peningkatan Kesejahteraan Guru, Kepala Sekolah/Madrasah, dan Pengawas di Kawasan Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar.
Aturan-aturan itu menandakan pemerintah amat serius dalam upaya memeratakan pendidikan. Kita sadar, apabila penyelenggaraan pendidikan dapat merata di setiap wilayah Indonesia, banyak manfaat yang bisa dipetik oleh bangsa Indonesia. Kualitas dan bakat-bakat terpendam putra daerah dapat semakin terasah, sehingga mereka dapat ikut serta dalam membangun negeri ini. Dengan pendidikan berkualitas, putra-putri bangsa juga menggali potensi daerahnya sendiri sehingga tidak perlu melakukan urbanisasi dalam mencari kehidupan. Dalam manfaat lebih besar lagi,
5 POLICY BRIEF / E D I S I 1 / 2 0 1 1 pendidikan di daerah terpencil dapat meningkatkan ketahanan negara karena putra-putra daerah akan lebih tertarik potensi daerahnya sendiri dibandingkan dengan negara tetangga.
Itu hanya sebagian kecil manfaat yang dapat dipetik dari penyelenggaraan pendidikan di daerah terpencil. Tentu saja yang dimaksud di sini adalah pendidikan yang berkualitas. Kita tahu, pendidikan yang berkualitas dapat diperoleh jika pendidiknya memiliki kompetensi yang memadai. Semakin berkompeten tenaga pendidik, semakin berkualitas pula penyelenggaraan pendidikan. Semakin berkualitas penyenggaraan pendidikan, semakin cerdas peserta didik sehingga akan semakin siap pula sebagai generasi penerus bangsa.
DIRJEN DIKDAS
“Rantai pendidikan” ini disadari sepenuhnya oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah terus menerus berupaya meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di semua jenjang. Memberi tunjangan khusus bagi PTK adalah salah satu upaya tersebut. Selamat berjuang bagi PTK yang mendedikasikan diri di daerah terisolir/terpencil. (*)
Dirjen Pendidikan Dasar Kemdiknas Prof. Suyanto, Ph.D. golongan paling rendah IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan
Program Pengembangan Profesionalisme IV/c.
Pola PLPG atau Portofolio
Guru 2011
Pola pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) atau portofolio diperuntukkan bagi
AKSI
guru yang memiliki kualifikasi akademik sarjana
RED
(S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan. Pola ini juga diperuntukkan bagi guru (PNS atau bukan PNS) yang memiliki masa kerja minimal 6 tahun pada suatu satuan pendidikan, dan sudah menjadi guru pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diterbitkan. SOR Pola ini juga untuk guru yang diangkat dalam
O
jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum T
AN I
memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV. Namun, ada syaratnya yakni apabila pada 1 Januari 2011 sudah mencapai usia 50 tahun, dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru. Atau, mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a
Secara umum persyaratannya adalah guru yang (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat). masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan
Persyaratan
Kementerian Pendidikan Nasional kecuali guru 2011 tentang Sertifikasi Guru dan Jabatan, guru pendidikan agama.
Lalu apa saja persyaratan peserta? Secara umum dalam jabatan yang telah memenuhi persyaratan persyaratannya adalah guru yang masih aktif dapat mengikuti sertifikasi melalui:
Program sertifikasi sebagai program pemerintah mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian akan terus dijalankan. Dasar program ini adalah
Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung Pendidikan Nasional kecuali guru pendidikan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang (PSPL), agama. Sistem Pendidikan Nasional. Lalu, Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Portofolio (PF) atau Pendidikan dan Latihan Profesi Syarat lainnya, guru yang diangkat dalam jabatan Dosen.
Guru (PLPG). pengawas dengan ketentuan, bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat
Pasal 8 UU Guru dan Dosen menyebutkan, guru Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
(Pola PSPL)
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember
sertifikat pendidik , sehat jasmani dan rohani,
Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah 2008). Atau, bagi pengawas selain dari guru yang serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
Sertifikasi guru pola PSPL didahului dengan Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dan Peraturan diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah tujuan pendidikan nasional. verifikasi dokumen. Pola ini diperuntukkan bagi
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah guru yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2
2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Lalu, Pasal 82 ayat (2) berbunyi, guru yang belum memiliki pengalaman formal sebagai guru. atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam
Guru, dan juga Peraturan Menteri Pendidikan memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat bidang kependidikan atau bidang studi yang
Nasional Nomor 11 tahun 2011 tentang Sertifikasi Sertifikasi juga bisa diikuti guru bukan PNS pada pendidik sebagaimana dimaksud pada Undang- relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata Guru dan Jabatan. sekolah swasta yang memiliki surat keputusan
Undang ini wajib memenuhi kualifikasi akademik pelajaran yang diampunya dengan golongan
(SK) sebagai guru tetap dari penyelenggara dan sertifikat pendidik paling lama 10 (sepuluh) paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka
Nah, pemerintah lantas membuat pola atau pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini. kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b. mekanisme sertifikasi. Sesuai dengan Peraturan bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki
Pola ini juga untuk guru yang sudah mempunyai Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun
Kedua UU itu lantas diperkuat dengan Peraturan E D I S I 3 / 2 0 1 1 E D I S I 3 / 2 0 1 1 SK dari Bupati/Walikota atau dinas pendidikan E D I S I 3 / 2 0 1 1
6 6 / / 7 / provinsi/ kabupaten/kota. tetapi belum lulus, dapat mendaftarkan kembali sertifikasi guru. Kemudian, guru sebagai peserta. yang memenuhi persyaratan untuk
Kemudian, syarat berikutnya adalah pada 1 mendapatkan sertifikat secara
Januari 2012 belum memasuki usia 60 tahun. Bagi peserta tak perlu khawatir ada penetapan
langsung. Terakhir, guru SD dan SMP Dan, memiliki nomor unik pendidik dan tenaga terselubung. Pasalnya, penetapan peserta yang telah terdaftar dan mengajar kependidikan (NUPTK). dilakukan secara transparan melalui NUPTK Online. pada sekolah yang menjadi target
Dan, dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota studi sertifikasi guru.
Ketentuan Umum
harus memberikan alasan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan, apabila ada peserta Tentu saja, seluruh guru tersebut
Semua guru dan guru yang diangkat dalam yang seharusnya belum mendapat giliran, tetapi harus memenuhi persyaratan jabatan pengawas mempunyai kesempatan yang ditetapkan sebagai peserta. terlebih dahulu sama untuk ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru. Begitulah ketentuan umumnya. Ketentuan
Hanya saja, dinas pendidikan provinsi/kabupaten/ Sedangkan bagi yang tidak langsung lainnya adalah penetapan peserta untuk taman kota dapat menunda seseorang yang seharusnya masuk kuota, pemerintah telah kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah sudah masuk kuota dengan alasan yang dapat menenetapkan adanya urutan pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah dipertanggungjawabkan, misalnya mendapatkan prioritas. Urutannya didasarkan menengah kejuruan oleh dinas pendidikan sangsi kepegawaian yang dibuktikan dengan pada masa kerja sebagai guru, usia,
SOR
kabupaten/kota. Sedangkan untuk satuan surat keterangan dari instansi yang berwenang. pangkat dan golongan, beban pendidikan sekolah luar biasa dilakukan oleh kerja, tugas tambahan, dan prestasi
AN I O
dinas pendidikan provinsi. Ketentuan umum sertifikasi juga menjamin calon kerja. Sistem NUPTK online telah
T T O AN I
peserta sertifikasi guru tahun 2011 tidak akan melakukan perangkingan sesuai
Juga ada ketentuan bahwa guru yang sudah dialihtugaskan pada jabatan lain baik fungsional urutan tersebut. mengikuti sertifikasi guru pada tahun sebelumnya maupun struktural pada tahun 2012, kecuali
SOR diangkat dalam jabatan pengawas.
Penetapan peserta final hasil verifikasi akhir diumumkan secara terbuka. Dan, daftar Nama Peserta Sertifikasi Guru 2011 dapat dilihat melalui NUPTK online. Penggantian peserta sertifikasi hanya DAPAT dilakukan sampai dengan tanggal 15 April 2011 lalu, setelah itu TIDAK ADA penggantian peserta karena SISTEM APLIKASI ONLINE pendataan dan pendaftaran peserta ditutup.
Kuota
Dalam proses sertifikasi guru ini, pemerintah juga telah mengatur adanya guru yang langsung masuk kuota. Mereka adalah semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang belum memiliki sertifikat pendidik. Juga, semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, terdepan, terluar yang memenuhi persyaratan.
Lalu, guru dan kepala sekolah berprestasi peringkat satu tingkat provinsi atau peringkat 1, 2, dan 3 tingkat nasional, atau guru yang mendapat penghargaan E D I S I 3 / 2 0 1 1 internasional, dan belum pernah mengikuti E D I S I 3 / 2 0 1 1
8 / 9 / Ada sejumlah instansi yang terkait penetapan sertifikasi guru pada 2011. Instansi tersebut adalah Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P2TK) pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Menegah, maupun Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, serta pada Pusat Pengembangan Profesi Pendidik.
- Surat keterangan tugas tambahan bagi guru yang mendapat tambahan • Fotokopi nomor rekening bank/pos yang aktif.
- Foto kopi SK sebagai guru tetap dari yayasan atau satuan pendidikan bagi guru bukan PNS yang bertugas di sekolah swasta.
- Foto kopi SK sebagai guru bukan PNS dari pemerintah daerah/Dinas Pendidikan Provinsi/Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota bagi guru bukan PNS yang bertugas di sekolah negeri.
- Fotokopi SK sebagai pengawas bagi guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, dilegalisir oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota.
Instansi lainnya adalah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, dan guru sendiri.
Tahun ini, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan adanya kuota 300 ribu guru yang bakal mendapat sertifikasi. Pemerintahnya, 2.940 orang melalui pola portofolio, dan sisanya melalui pola PLPG. Kuota ini sudah termasuk guru sekolah Indonesia di luar negeri.
- Fotokopi SK yang mencantumkan gaji terakhir, dapat berupa SK kenaikan pangkat terakhir, atau SK kenaikan gaji berkala terakhir, atau leger gaji bulan terakhir yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah yang bersangkutan.
- Surat keterangan beban kerja
- GTTY). Kedua, mencarikan solusi bagi perguruan tinggi penyelenggara yang menerima mahasiswa berstatus bukan guru tetap (pegawai negeri sipil dan guru tetap yayasan -GTY). Adapun untuk problem kelima, pemberian bantuan peningkatan kualifikasi akademik masih terkendala, rekomendasinya adalah meminta pemerintah daerah menganggarkan dana peningkatan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Juga, meminta pemerintah daerah mengoptimalkan sumber dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan sumber lainnya bagi guru dalam jabatan yang mengikuti Program SKGJ. Lalu, meningkatkan bantuan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan dari Kementerian Pendidikan Nasional dengan mekanisme: Pertama, dana diberikan langsung kepada guru melalui koordinasi antara LPMP, Dinas Pendidikan, dan perguruan tinggi penyelenggara. Kedua, dialokasikan management fee untuk pengelolaan di LPMP, Dinas Pendidikan, dan perguruan tinggi penyelenggara. Rekomendasi lainnya adalah bantuan biaya pendidikan dari Kementerian Pendidikan Nasional
- Tunjangan khusus adalah tunjangan yang Maka, wajarlah jika terjadi kecenderungan tenaga
- Daerah khusus adalah daerah yang terpencil persoalan nasional yang harus dipecahkan
- Sedangkan pengertian guru penerima subsidi khusus bagi tenaga profesional yang bertugas
- Guru yang ditugaskan pada satuan pendidikan lagi. Hal itu memang perlu dilakukan agar “aturan tentu saja memiliki dasar hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), pemberian tunjungan khusus itu diatur
- Guru yang bertugas pada satuan pendidikan
- Memenuhi beban kerja guru 24 jam tatap muka per minggu atau yang diekuivalensikan dengan 24 jam tatap muka yang dibuktikan dengan SK/Surat Penugasan dari kepala sekolah dan disahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
- Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
- Memiliki Nomor Rekening Tabungan sebagai penampungan pembayaran Tunjangan Khusus.
- Penugasan guru di daerah khusus sebagaimana dimaksud didasarkan pada analisis kebutuhan guru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berkaitan dengan kuota ini, ada sejumlah catatan lainnya. Kuota sertifikasi guru tidak diberikan kepada individu sekolah, tetapi kepada jenjang TK, SD, SMP, SLB, SMA, SMK. Lalu, kuota pengawas adalah semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas baik pengawas satuan pendidikan, mata pelajaran, maupun kelompok mata pelajaran yang memenuhi persyaratan. Kuota guru bukan PNS minimal 15% dan disesuaikan dengan proporsi jumlah guru pada masing-masing daerah. Kuota dapat berubah disesuaikan dengan kondisi di masing-masing kabupaten/ kota yang dikoordinasikan oleh LPMP. Kemudian, perpindahan kuota kabupaten/ kota TIDAK DAPAT dilakukan lagi apabila masa penetapan peserta sertifikasi guru telah selesai yaitu setelah tanggal 15 April 2011.
Permasalahan
Tahun ini, pemerintah telah mendeteksi adanya persoalan pembayaran sertifikasi. Untuk 2011, sasarannya ada 152.167 orang guru yang lulus sertifikasi. Dari jumlah itu, seluruh guru bukan PNS yang berjumlah 11.169 orang bisa terbayarkan. Sedangkan untuk guru PNS, dari 141.448 orang yang lulus sertifikasi, baru 90.342 orang yang bisa dibayarkan. Sisanya, 51.106 orang guru belum bisa dibayarkan dana sertifikasinya. Jumlah dana yang harus dikucurkan untuk 51.106 orang guru itu mencapai Rp1,383 triliun. Itu pun belum termasuk carry over dan SK yang belum terbit tahun sebelumnya.
Nah, sasaran yang tidak tercover tahun ini diusahkan menjadi beban dana transfer (DAU), dan menjadi prioritas untuk bisa dibuat surat keputusan (SK) terlebih dulu.
Bagi yang terbayarkan, tunjangan profesi itu diberikan kepada guru terhitung mulai awal tahun anggaran berikut, setelah yang bersangkutan mendapatkan nomor registrasi guru dari KementerianPendidikan Nasional. Guru PNS menerima tunjangan profesi tersebut setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok, dan guru bukan PNS menerima tunjangan profesi setara dengan gaji pokok PNS sesuai dengan penetapan “in-passing” jabatan fungsional guru yang bersangkutan.
Sedangkan berkas data yang diperlukan adalah
Mekanisme
Bagaimana mekanisme pengelolaan berkas sampai penerbitan SK? Sebagai ilustrasi, berikut kegiatan pengelolaan berkas data guru di LPMP dengan SIM SKTP Jika digambarkan dalam bentuk diagram, berikut adalah tahapan prosedur penetapan sertifikasi guru 2011.
10 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 11 / E D I S I 3 / 2 0 1 1
SOR O T AN I SOR O T AN I Dalam pengembangan dan pembinaan pendidik dan tenaga pendidikan (PTK), ada sembilan permasalahan yang diidentifikasi oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Pertama, upaya penuntasan peningkatan kualifikasi akademik guru masih lamban. Kedua, adanya kesenjangan antara jumlah guru yang belum lulusan strata-1 (S1) dengan jumlah program studi yang ditugasi (Keputusan Mendiknas 015/P/2009) terutama untuk guru SD, pendidikan jasmani, dan taman kanak-kanak.
Ketiga, masih ada perguruan tinggi penyelenggara yang belum/tidak melaksanakan program dan belum sesuai rambu-rambu. Keempat, sudah teridentifikasi 24 persen program yang tidak sesuai rambu-rambu (berstatus bukan guru dalam jabatan).
Kelima, pemberian bantuan peningkatan kualifikasi akademik masih terkendala. Keenam, pemberian izin belajar oleh BKD di beberapa kabupaten/kota belum seluruhnya lancar. Ketujuh, belum ada upaya penjaminan mutu khusus untuk penyelenggaraan program sarjana kependidikan bagi guru dalam jabatan (SKGJ) melalui pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar (PPKHB).
Permasalahan Pemecahan
9 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 12 / E D I S I 3 / 2 0 1 1
13 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 SOR O T AN I SOR O T AN I Kedelapan, belum terlayani secara optimal peningkatan kualifikasi akademik S-1 bagi guru di daerah terpencil, pulau terluar, dan daerah perbatasan. Terakhir, kesembilan, keberanjuran program SKGJ melalui PPKHB terkendala peleburan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK).
Rekomendasi
Untuk permasalahan pertama yakni upaya penuntasan peningkatan kualifikasi akademik guru masih lamban, rekomendasinya adalah perlunya pembangunan komitmen bersama antara gubernur dan pemimpin perguruan tinggi yang diwujudkan dalam nota kesepahaman. Langkah tersebut diikuti dengan dibentuknya Forum Koordinasi Pelaksanaan Program SKGJ di tingkat provinsi. Forum ini terdiri atas unsur pemerintah daerah (dinas pendidikan, badan pembangunan daerah), lembaga peningkatan mutu pendidikan, dan perguruan tinggi penyelenggara.
Ada lima tugas forum koordinasi. Pertama, menyusun petunjuk teknis penuntasan peningkatan kualifikasi guru dalam jabatan yang memiliki prinsip resource sharing (dana, fasilitas, dan sumber daya manusia). Kedua, melakukan road show untuk audiensi ke bupati, wali kota, dan DPRD dalam rangka mendorong pemerintah daerah menganggarkan bantuan pendidikan bagi guru dalam jabatan. Ketiga, melaksanakan pertemuan secara berkala untuk koordinasi. Keempat, memutakhirkan data guru dalam jabatan di tingkat provinsi (guru belum S-1, sedang S-1, dan sudah S-1), membagi tugas dan peran setiap unsur. Sedangkan untuk permasalahan kedua yakni adanya kesenjangan antara jumlah guru yang belum lulusan strata-1 (S1) dengan jumlah
JUMLAH MAHASISWA PROGRAM SKGJ (n = 53 PT) MELALUI PPKHB= 39.050 ORANG (Data monev Dikti per 12 des 2010 : 55.010 orang) 621 % 163 %
Persentase Jumlah Mahasiswa yang Mengajukan PPKHB Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Bantuan Biaya Studi
program studi yang ditugasi (Keputusan Mendiknas 015/P/2009) terutama untuk guru SD, pendidikan jasmani, dan taman kanak-kanak, direktorat terkait memberikan usulan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. .
Usulan tersebut yakni perguruan tinggi yang memiliki program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), pendidikan jasmani, dan pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK), dan memiliki izin operasional yang tidak ditetapkan dalam Keputusan Mendiknas tersebut, dapat melaksanakan program SKGJ. Usulan berikutnya, diharapkan ada pembukaan program studi baru untuk menyelenggarakan program SKGJ bagi guru SD, pendidikan jasmani, dan taman kanak-kanak di wilayah tertentu dengan memperhatikan jumlah dan sebaran guru, serta letak geografis. Kemudian, mengoptimalkan program kemitraan, dengan mendorong perguruan tinggi bermitra dengan perguruan tinggi lain baik negeri maupun swasta yang memiliki program studi S-1 PGSD, S-1 Pendidikan Jasmani, dan S-1 PGTK. Terakhir, perguruan tinggi yang memiliki program studi relevan dengan lima mata pelajaran sekolah dasar yakni matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan dapat menyelenggarakan Program SKGJ melalui PPKHB bagi guru SD.
Sedangkan untuk permasalahan ketiga, masih ada perguruan tinggi penyelenggara yang belum/tidak melaksanakan program dan belum sesuai rambu-rambu, ada dua rekomendasi. Pertama, perguruan tinggi yang sampai saat ini belum melaksanakan Program SKGJ perlu diidentifikasi dan dipetakan, kemudian dikoordinasikan untuk mencari solusi. Kedua, mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi agar dilakukan verifikasi dan tindak lanjut terhadap perguruan tinggi penyelenggara yang belum sesuai rambu- rambu.
Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Penyelenggara Perkuliahan (di PT Penyelenggara atau PT Mitra) Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Latar Belakang Kualifikasi Akademik Sebelumnya 14 / E D I S I 3 / 2 0 1 1
15 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 SOR O T AN I SOR O T AN I Untuk permasalahan Keempat, sudah teridentifikasi 24 persen program yang tidak sesuai rambu-rambu (berstatus bukan guru dalam jabatan), ada dua usulan yang diajukan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pertama, menegaskan kembali persyaratan peserta program, agar jangan sampai ada perguruan tinggi yang merekrut peserta yang tidak sesuai dengan rambu-rambu Program SKGJ (guru tidak tetap negeri - GTTN dan guru tidak tetap yayasan
Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Status Kepegawaian
melalui LPMP diharapkan tepat waktu (diberikan saat pendaftaran ulang di perguruan tinggi penyelenggara, sehingga dapat mempermudah guru mengikuti perkuliahan. Terakhir, perlu pemutakhiran data untuk mengembangkan peta peserta program per daerah secara nasional oleh Bagian Perencanaan Sekretarian Jenderal PMPTK (sekarang di Ditjen Pendikan Menengah dan Ditjen Pendidikan Dasar) untuk dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dalam rangka pemberian bantuan peningkatan kualifikasi akademik (termasuk data on going).
Untuk permasalahan keenam, yakni pemberian izin belajar oleh BKD di beberapa kabupaten/kota belum seluruhnya lancar, rekomendasinya adalah dengan memperlancar izin. Guna kelancaran memperoleh izin belajar dari BKD kabupaten/ kota diperlukan surat dari Kemdiknas ke Badan Kepegawaian Nasional (BKN) dengan tiga dasar. Pertama, amanat UU Nomor 14/2005, pada 2015 semua guru harus berkualifikasi akademik S-1/ DIV. Kedua, program SKGJ melalui PPKHB bukan kelas jauh (Permendiknas No. 30 Tahun 2010). Dan ketiga, permintaan dukungan agar BKN menginstruksikan seluruh BKD untuk memberikan izin belajar bagi guru yang belum berkualifikasi sarjana (S-1) untuk mengikuti Program SKGJ melalui PPKHB. Sedangkan untuk permasalahan ketujuh, belum ada upaya penjaminan mutu khusus untuk penyelenggaraan Program SKGJ melalui PPKHB, diusulkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk mengembangkan standar
penjaminan mutu yang bercirikan Program SKGJ Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Tempat Mengajar
16 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 17 / E D I S I 3 / 2 0 1 1
SOR O T AN I SOR O T AN I melalui PPKHB. Juga, mengoptimalkan fungsi Sedangkan untuk permasalahan keberlanjutan satuan penjaminan mutu pada setiap perguruan Program SKGJ melalui PPKHB terkendala dengan tinggi penyelenggara dalam kaitannya dengan peleburan Ditjen PMPTK, rekomendasinya penyelenggaraan Program SKGJ melalui PPKHB. adalah diadakannya pengkajian ulang berbagai perangkat penyelenggaraan program SKGJ
Permasalahan kedelapan, yakni elum terlayani melalui PPKHB. Juga, mengusulkan perangkat secara optimal peningkatan kualifikasi akademik yang sudah dikaji ulang agar memiliki kekuatan S-1 bagi guru di daerah terpencil, pulau terluar yang tetap perlu ditandatangani oleh Menteri dan daerah perbatasan, diajukan dua usulan Pendidikan Nasional. kepada Mendiknas. Pertama, memberdayakan Program SKGJ melalui PPKHB dalam rangka
Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Lama Mengajar
penanganan peningkatan kualifikasi akademik S-1 bagi guru di daerah perbatasan, dan pulau kecil terluar/terdepan (Inpres No. 1/2010) yang secara geopolitik mengalami kerawanan dan ancaman disintegrasi bangsa (secara lintas kementerian ). Kedua, menetapkan kebijakan khusus berupa penugasan perguruan tinggi penyelenggara tertentu disertai dengan pemberian bantuan biaya penyelenggaraan untuk peningkatan kualifikasi akademik S-1 guru di daerah perbatasan, dan pulau kecil terluar/terdepan melalui APBN.
SOR O Tunjangan Khusus PTK Dikdas AN II T T AN II O SOR
Apabila Anda seorang tenaga profesional, pilih mencapai Rp 25.000,- telor Rp 20.000,- per kilo mana: bekerja di daerah perkotaan atau di daerah gram. Sedangkan harga premium lebih tinggi terisolir dan terpencil? Tidak membutuhkan dibandingkan dengan harga yang ditetapkan sebuah survei untuk menjawabnya, kiranya pasti pemerintah, karena masalah distribusi dan lain lebih banyak yang memilih bekerja di daerah sebagainya. perkotaan. Ada berbagai alasan, mengapa
Harga kebutuhan pokok di daerahnya memang seseorang memilih bekerja di perkotaan dan selalu lebih tinggi jika dibandingkan di daerah enggan bekerja di daerah terisolir/terpencil. perkotaan, apalagi dengan daerah perkotaan di
Salah satu alasannya adalah seperti yang Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Itulah yang dikemukakan seseorang bankir yang bekerja menjadikan seorang bankir tersebut merasa di daerah pedalaman di Kalimantan Timur. Dia berat bertugas di daerah pedesaan dan terpencil bertutur, bukan hanyai medan berat yang harus dimana fasilitas amat terbatas dan kebutuhan dihadapinya. Justru masalah ekonomi yang biaya hidup sehari-hari lebih besar dibandingkan perlu mendapat perhatian ekstra. Bagaimana dengan di perkotaan. E D I S I 3 / 2 0 1 1 tidak, harga satu galon (20 liter) air minum bisa E D I S I 3 / 2 0 1 1
18 / 19 / Persoalan demikian tidak hanya dihadapi seorang (1) kepada guru yang bertugas di daerah khusus. mainnya” lebih jelas dan transparan, sehingga bankir seperti tersebut di atas. Siapa pun yang tidak terjadi salah tafsir atau pengertian di
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang mengabdi di daerah terisolir dan terpencil juga kemudian hari. Berikut ini penjelasan lebih rinci
Guru dan Dosen itu kemudian diatur dalam menghadapi persoalan sama. Demikian juga itu: pelaksanaannya melalui: dengan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK).
1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun diberikan kepada guru yang ditugaskan profesional lebih memilih bekerja di daerah
2009 Pasal 10, bahwa guru yang ditugaskan di daerah khusus oleh Pemerintah atau perkotaan daripada daerah terisolir dan terpencil. oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah di
Pemerintah Daerah sebagai bentuk Masalah ini bukan hanya dihadapi Kementerian daerah khusus sesuai peraturan perundang- penghargaan dalam melaksanakan tugas
Pendidikan Nasional. Kementertian lainnya juga undangan, diberi tunjangan khusus setiap baik guru PNS atau guru bukan PNS yang menghadapi persoalan sama dalam penempatan bulan selama masa penugasan. memenuhi kriteria. tenaga profesionalnya di daerah pedesaan dan terpemcil. Jadi, itu boleh dibilang sebuah
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemenuhan atau terbelakang, daerah dengan kondisi bersama-sama.
Kebutuhan, Peningkatan Profesionalisme, masyarakat adat yang terpencil, daerah dan Peningkatan Kesejahteraan Guru, Kepala perbatasan dengan negara lain, daerah yang
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah telah dan Sekolah/Madrasah, dan Pengawas di Kawasan mengalami bencana alam, bencana sosial, akan terus melakukan langkah-langkah agar Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar. atau daerah yang berada dalam keadaan tenaga profesional juga berada di garis depan darurat lain. di pedesaan dan terpencil. Salah satu langkah
Pengertian Tunjangan Khusus
yang telah dilakukan adalah memberi tunjangan Agar pemberian tunjangan khusus itu lancar
dalam pelaksanaannya, kata Prof. Dr. Suyanto, tunjungan khusus, adalah: di daerah pedesaan dan terpencil di seluruh pemerintah juga mengatur hal-hal lebih detail
Indonesia. Pemberian tunjungan tersebut
SOR
oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, Prof.
O AN II T
T Dr. Suyanto, menjelaskan bahwa pada Pasal 14 AN II O
ayat (1) disebutkan, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh
SOR
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Sedangkan pada Pasal 15 ayat (1) disebutkan, penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Secara lebih rinci hal itu diatur dalam Pasal 18 (1), disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan khusus E D I S I 3 / 2 0 1 1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat E D I S I 3 / 2 0 1 1
20 / 21 /
(SD/SDLB, SMP/SMPLB) di daerah khusus oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
(SD/SDLB, SMP/SMPLB) di daerah khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat dan yang mendapatkan persetujuan dalam bentuk Keputusan dari Pemerintah Daerah.
Dana dan Pembayaran
Darimana dana untuk memberi tunjangan khusus bagi PTK? Prof. Dr. Suyanto mengatakan, untuk tahun 2011, Dana pemberian tunjangan khusus bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2011 yang dialokasikan dalam DIPA Dekonsentrasi pada Dinas Pendidikan Provinsi di seluruh Indonesia. Besaran dana subsidi tunjangan khusus sebanyak Rp 2.200.000,- per orang per bulan, dipotong Pajak Penghasilan (PPh) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu 5 %.
Kapan dana tunjangan khusus itu diberikan? Pembayaran subsidi tunjangan khusus dilaksanakan per triwulan, yaitu 1. triwulan 1 pembayaran pada minggu kedua bulan April.
2. triwulan 2 pembayaran pada minggu akhir bulan Juni.
3. triwulan 3 pembayaran pada minggu akhir bulan September. 4. triwulan 4 pembayaran pada minggu pertama bulan Desember. Walau peraturan telah dibuat secara detail, terkadang masih terdapat kekurangsinkronan dalam mengurus tunjangan khusus tersebut. Untuk mengatasi hal itu, para PTK dan instansi terkait lainnya hendaknya melakukan tertib administrasi. Adapun berkas yang diperlukan untuk mengajukan tunjangan khusus di daerah pedesaan dan terpencil adalah menyampaikan daftar nama guru tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi sesuai format pada Lampiran 2 dalam bentuk cetakan dan CD (soft copy), dengan melampirkan: 1. fotokopi SK Pengangkatan guru yang bersangkutan, 2.fotokopi SK terakhir/ kenaikan gaji berkala terakhir, 3. SK Penugasan mengajar dari kepala sekolah, 4. nomor rekening yang bersangkutan, 5. SK Bupati tentang Penetapan Daerah Khusus.
Instansi terkait yang dimaksud di sini adalah Ditjen P2TK DIKDAS/Ditjen P2TK DIKMEN/Ditjen P2TK PAUD NI, Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota, Kepala Sekolah, dan Guru. (*)
22 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 23 / E D I S I 3 / 2 0 1 1
SOR O T AN II SOR O T AN II
24 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 25 / E D I S I 3 / 2 0 1 1
Program Utama P2TK Ditjen Pendidikan Dasar
Sumarna Supranata, P.hD.
Direktur P2TK Ditjen Pendidikan Dasar Kemdiknas
Setidaknya ada delapan program utama yang telah dibuat oleh Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Dasar. Pertama, penyusunan rencana kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan. Kedua, pengembangan sistem pembinaan peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga pendidikan. Ketiga, pembinaan sistem karir pendidik dan tenaga kependidikan. Keempat, kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan. Kelima, kerja sama dan pemberdayaan masyarakat. Keenam, fasilitas dan bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria. Ketujuh, penghargaan dan perlindungan. Terakhir, kedelapan, evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
PERSPEK TIF PERSPEK TIF
Delapan program besar itu diterjemahkan menjadi sejumlah program kecil. Untuk program pertama, penyusunan rencana kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan ada sejumlah rencana yang akan dijalankan. Rencana tersebut adalah pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan, rekrutmen dan seleksi PTK, Sistem Informasi dan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, pemetaan karier guru SD dan SMP, pemetaan karier guru SD dan SMP Luar Biasa, redistribusi pendidik dan tenaga kependidikan, dan pemetaan sertifikasi internasional Bahasa Inggris Guru SMP.
Adapun untuk program pengembangan sistem pembinaan peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, diperinci menjadi tiga program peningkatan kualifikasi. Pertama, peningkatan kualifikasi guru ke S1, kedua peningkatan kualifikasi kepala sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ke S2, serta ketiga peningkatan kualifikasi pengawas sekolah ke S2.
Untuk program pembinaan sistem karier pendidik dan tenaga kependidikan dijabarkan lagi menjadi beberapa program. Program tersebut adalah penilaian kinerja PTK, angka kredit PTK, inpassing guru swasta, dan inpassing guru pegawai negeri sipil/swasta ke jenjang baru. Sedangkan untuk program kesejahteraan PTK, akan dirinci menjadi program tentang tunjangan profesi, tunjangan khusus, tunjangan fungsional, maslahat tambahan, dan insentif guru sekolah Indonesia di luar negeri (SILN). Untuk kerja sama dan pemberdayaan masyarakat, akan dilakukan kerja sama dengan lembaga di dalam negeri dan luar negeri, serta kemitraan atar PTK di kabupaten/kota untuk pemerataan mutu. Sedangkan fasilitas dan bimbingan teknis (bintek) penerapan norma, standar, prosedur dan kriteria, setidaknya ada lima program turunan yang sedang dan akan dijalankan. Program tersebut adalah sosialisasi produk-produk kebijakan, bintek induksi guru pemula, bintek penerapan kebijakan, piloting penerapan regulasi di kabupaten/kota, serta pembanguan kapasitas lembaga yang terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan pedidikan dasar.
26 / E D I S I 3 / 2 0 1 1 27 / E D I S I 3 / 2 0 1 1
Adapun untuk program penghargaan dan perlindungan, akan dijabarkan dalam tiga program yakni pengembangan sistem, standar, kriteria penghargaan pendidik dan tenaga kependidikan, pemberian penghargaan PTK berprestasi da berdedikasi, serta advokasi perlindungan PTK.
Terakhir adalah program evaluasi penerapan norma, standar, prosedur dan kriteria. Untuk program ini akan dilakukan monitoring dan evaluasi serta evaluasi dampak.
Tentu, untuk menjalankan program-program tersebut dibutuhkan indikator kinerja kunci (IKK). Ada 11 IKK untuk pembinaan pendidikan dan tenaga kependidikan (P2TK) pendidikan dasar. Pertama, persentase SD yang memiliki rasio pendidik terhadap siswa 1:20. Kedua, persentase SMP yang memiliki rasio pendidik terhadap siswa 1:32 . Ketiga, persentase kabupaten/kota yang memiliki pengawas SD/SDLB dengan rasio 1 pengawas : 15 SD. Lalu, keempat, persentase kabupaten/kota yang memiliki tenaga perpustakaan SD/SDLB dengan rasio 1 : 1 sekolah. Kelima, persentase PTK yang mendapatkan tunjangan (termasuk Harlindung &
Karir). Keenam, persentase kabupaten/kota yang memiliki tenaga administrasi SD/SDLB dengan rasio 1 : 1 sekolah. Ketujuh, persentase kabupaten/kota yang memiliki tenaga perpustakaan SMP/SMPLB dengan rasio 2 : 1 sekolah. Kedelapan, persentase kabupaten/kota yang memiliki tenaga administrasi SMP/SMPLB dengan rasio 3 : 1 sekolah. Kesembilan, persentase kabupaten/kota yang memiliki tenaga laboran SMP/SMPLB dengan rasio 3 : 1 sekolah. Kesepuluh, persentase kabupaten/kota yang memiliki pengawas mata pelajaran dengan rasio 1 pengawas : 30 guru mata pelajaran. Kesebelas, persentase kabupaten/kota yang memiliki pengawas rumpun mata pelajaran dengan rasio 1 pengawas : 30 guru rumpun mata pelajaran.
Itulah IKK yang akan menentukan sukses tidaknya program pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar. Tentu saja, program ini tak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak.
“Pelaksanaan FLS2N dapat mengekspresikan pendidikan karakter” ( Dr. Bambang Indriyanto)