BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pemanfaatan Koleksi Audio-Visual di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Propinsi Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perpustakaanmerupakan pusat terkumpulnya berbagai informasi dan ilmu
pengetahuan baik berupa buku maupun bahan rekamaan lainnya yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 70) mengemukakan bahwa : Terminologi perpustakaan dalam bahasa inggris adalah library.
Istilahlibrary berasal dari kata liber yang berarti buku. Dari istilah itu terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Greek dan Romance istilah yang bersesuain adalah Bibliotheca. Dari istilah ini maka dalam bahasa belanda perpustakaan disebut Bibliotheek ,dalam bahasa Jerman disebut Bibliothek, bahasa Perancis Bibliotheque, dan pada bahasa Spanyol Bibliotheca, serta dalam bahasa portugis juga disebut Biblitheca. Akan tetapi semua istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani dari kata Biblia yang juga artinya adalah tentang buku, kitab. Oleh karena, Bible diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Alkitab.
Dari pengertian tentang perpustakaan di atas memiliki satu arti yang sama walaupun penulisannya berbeda-beda yaitu Buku, jadi dapat dinyatakan bahwa perpustakaan itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan buku, dilihat dari pengertian perpustakaan yang berasal dari beberapa negara didunia.
Dalam undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan Bab I
pasal 1 dinyatakan bahwa “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan rekreasi para pemustaka.”
Berbeda halnya dengan Noerhayati (1989, 28) beliau berpendapat bahwa “Perpustakaan adalah kumpulan buku-buku yang diorganisasi sedemikian rupa untuk dipergunakaan bagi keperluan membaca, konsultasi, dan studi.”
Dari definisi di atas dapat di lihat dari tahunke tahun definisi perpustakaan mengalami perkembangan yang luas, maka dapat dikemukakan bahwa perpustakaan merupakan suatu gedung yang memiliki koleksi perpustakaan tercetak dan elektronik yang dikelolah oleh seorang yang profesional disusun berdasarkan nomor kelas untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.1 Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan yang bernaung disuatu daerah. Perpustakaan umum bersifat umum dan melayankan jasa kepada masyarakat umum yang berbeda latar belakangnya. Perpustakaan Umum dalam Badan Standarisasi Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan(2009, 6) adalah:
Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten/kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial dan gender. Selanjutnya Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 77)
Perpustakaan Umum adalah“A library or system that provides unrestricted acess
to library resources and services free of charge to all the resident of a given community, district, or geographic region, supported wholly or in part by publics
funds.” Dalam pengertian sederhana definisi diatas menyatakan bahwa
Perpustakaan Umum adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga mesyarakat didaerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat ( pajak ).
Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Sutoyo (2001, 184) menyatakan bahwa: Perpustakaan Umum adalah salah satu jenis perpustakaan yang terbuka untuk umum, diselenggarakan dari dana yang berasal dari umum dengan sasaran untuk melayani umum dengan tidak memandang perbedaan kedudukan, pekerjaan, pandangan politik, agama, jenis kelamin, usia dan suku bangsa. Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu jenis perpustakaan terbuka yang diselenggarakan pemerintah daerah kabupaten/kota yang dana berasal dari umum dan melayankanya kepada masyarakat umum tanpa memandang perbedaan agama, jenis kelamin, ras, usia, dan status sosial ekonomi.
Menurut Hasugian (2009, 77) untuk menggolongkan suatu perpustakaan termasuk kedalam jenis perpustakaan umum, setidak-tidaknya melihat empat unsur sebagai kriteria yaitu : 1.
Koleksi perpustakaan umum harus terbuka bagi semua warga untuk keperluan rujukan maupun untuk peminjaman.
2. Seluruh atau sebahagian besar anggaran perpustakaan umum diperoleh dari dana masyarakat umum, baik dari tingkat lokal maupun nasional.
Dana masyarakat umum yang dimaksud adalah diperoleh dari pajak.
3. Jasa pelayanan diberikan kepada semua warga adalah Cuma-Cuma atau gratis.
4. Koleksinya mencakup semua jenis bahan perpustakaan bagi semua warga dan dalam semua subjek atau topik. Selanjutnya Hasugian (2009, 77) menyatakan bahwa Masyarakat yang dilayani suatu perpustakaan umum sangat beragam. Untuk itu perlu diperhatikan tentang : 1.
Kategori perpustakaan umum, termaksud perpustakaan daerah, kotamadya, kabupaten, atau perpustakaan desa.
2. Ukuran perpustakaan, besar sedang atau kecil.
3. Lokasi, didaerah industri, pertanian, pesisir, dekat kota besar, atau daerah terpencil.
4. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan formal, pekerjaan, penghasilan, dan agama. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan di katakan perpustakaan umum jika setidak-tidaknya memiliki 4 kriteria yaitu koleksi, anggaran, jasa pelayanan, dan koleksi mencakup kebutuhan pengguna. Dan dari segi pelayanannya, perpustakaan harus memperhatikan hal berikut: kategori perpustakaan, ukuran ruang perpustakaan, lokasi, dan jumlah penduduk yang dilayani.
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Sebagai instansi umum perpustakaan umum memiliki tujuan yaitu dapat menjadi media pembelajaran masyarakat sepanjang hayat. Dalam Manifesto Uniesco yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1993, 46) dinyatakan bahwa perpustakan umum memiliki empat tujuan utama yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemempuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan sejenis ini hanya dapat dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka bagi umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan dan ada kalanya harus melalui perpustakaan lain.
4. Berlaku selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Perpustakaan umum bertugas untuk menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya. Pendapat lain dikemukakan Hermawan dan Zen (2006, 31) bahwa perpustakaan umum memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan informasi kepada masyarakat yang berada disuatu wilayah tertentu utuk media pembelajaran guna meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kesejahteraan masyarakat dan membantu masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik melalui media pembelajaran yang diberikan perpustakaan umum kepada masyarakat.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan umum
Perpustakaan umum merupakan suatu lembaga masyarakat yang terbuka bagi semua kalangan tanpa memandang perbedaan kedudukan, pekerjaan, pandangan politik, agama, jenis kelamin, dan suku bangsa. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
Menurut Yusuf (1996, 21) perpustakaan umum memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Edukatif.
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
2. Fungsi Informatif.
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainya, yaitu menyediakan buku-buku refrensi, bacaan ilmiah populer berupabuku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainya yang diperlukan pembanca.
3. Fungsi Kultural Perpuatakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam.
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembanganya melalaui koleksi perpustakaan.
4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalamnan dan imajinasi pembacaanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.
Sedangkan Siregar (2011, 42) mengemukakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah : Fungsi utama dari sebuah perpustakaan umum adalah membantu orang, terutama orang-orang muda dan anak-anak menjadi literasi informasi. Dalam hal ini termaksud memberitahu mereka bagaimana menemukan informasi, dan juga mengembangkan kebiasaan membaca. Perpustakaan umum membantu orang dewasa untuk belajar sepanjang hayat dan belajar kembali untuk perubahan karir. Perpustakaan umum juga berperan dalam memelihara dan mempromosikan kebudayaan.
Pendapat lain dikemukakan Sulistyo-Basuki (1993,27) bahwa Perpustakaan Umum berfungsi sebagai:
a. Sebagai sarana simpan karya manusia Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya.
b. Fungsi Informasi Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan.
c. Fungsi Rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan d. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informasi, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah
e. Fungsi Kultural Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat.
Uraian di atas mengemukakan bahwa perpustakan memiliki fungsi sebagai sarana belajar bagi masyarakat umum, menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta sebagai perubahan karir mereka. Dan perpustakaan umum berperan memelihara dan mempromosikan kebudayaan pada wilayah tertentu serta sebagai sarana simpan karya manusia.
2.1.3 Tugas Perpustakaan Umum Setiap perpustakaan memilki tugas sesuai dengan jenis perpustakaannya.
Begitu juga dengan perpustakaan umum sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 5) “Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.”
Dalam Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Umum Kabupaten/kota (2009, 3) mengemukakan bahwa tugas perpustakaan umum kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia
2. Menyediakan pengembangan pendidikan seumur hidup.
3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal 4.
Menyediakan sarana pengembangan kretivitas diri anggota masyarakat 5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik 6. Mendayagunakan koleksi termaksuk akses informasi koleksi perpustakan lain serta berbagai situs web.
7. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jeringan informasi.
8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca 9.
Memfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer 10.
Menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan keliling. Pendapat lain dikemukakan oleh Yusuf (1996, 18) menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah sebagai berikut:
1. Perpustakaan umum disediakan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat
2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin
3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal
4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah menyediakan dan melayani kebutuhan informasi bagi semua lapisan masyarakat umum yang ada pada suatu daerah tertentu.
2.2 Koleksi Perpustakaan.
Koleksi Perpustakaan merupakan informasi yang disampaikan perpustakaan kepada pengguna. Koleksi membahas semua bidang ilmu pengetahuan yang akan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna di sebuah perpustakaan.
Pengertian koleksi perpustakaan menurut Siregar (2002, 2) adalah “Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.”
Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 19) dinyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak serta buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.”
Selain pendapat di atas Yulia (1993, 3) mengemukakan bahwa: Koleksi perpustakaan merupakan kumpulan bahan perpustakaan yang dimiliki suatu perpustakaan yang dilayankan kepada pengguna. Ada beberapa jenis koleksi bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi dan telah dikelompokkan menurut jenisnya diantaranya adalah karya cetak, karya non cetak, karya dalam bentuk elektronik.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Koleksi Perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan oleh suatu perpustakaan untuk dilayankan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.2.1 Fungsi Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Siregar (2002, 3) “Tujuan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.” Selain tujuan penyediaan koleksi perpustakaan, fungsi koleksi perpustakaan juga harus benar-benar diperhatikan. Adapun fungsi koleksi perpustakaan adalah : 1.
Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok dan lembaga yang membutuhkan.
2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat/pengguna.
3. Fungsi refrensi, yaitu menjadi bahan rujukan bagi masyarakat/pengguna perpustakaan.
4. Fungsi umum, yaitu menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi bagi masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan pengabdian masyarakat, pelestarian bahan pustaka dan hasil budaya manusia lainya.
Sedangkan dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 3)fungsi koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut: 1.
Fungsi Pendidikan
Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.
2. Fungsi Penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai jenis hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi Referensi Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan referensi di berbagai bidang alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.
4. Fungsi Umum Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya yang lain.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi koleksi pada perpustakaan terdiri atas fungsi pendidikan, penelitian, referensi, dan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu masyarakat.
2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan
Perkembangan teknologi dan informasi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman
Menurut Yulia (1993, 3) Ada beberapa jenis koleksi bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan diantaranya adalah sebagai berikut:
1 Karya Cetak Karya cetak merupakan hasil pikiran karya manusia yang dituangkan dalam tulisan atau cetak, yaitu seperti berikut: a.
Buku: Buku merupakan bahan pustaka yanng merupakan satu kesatuan yang utuh dan yang paling umum terdapat dalam koleksi bahan perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termaksud kulit maupun jaket buku.
Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
b.
Terbitan Berseri: Merupakan bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termaksud dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan, bulanan, dan lainya), laporan yang terbit dengan jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan, dan sebagainya.
2Karya Non cetak Karya Nontercetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya.. Yang termaksud jenis bahan pustaka Audiovisual adalah sebagai berikut: a.
Rekaman Suara: Merupakan bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam.
b.
Gambar Hidup dan Rekaman Video: Merupakan bahan pustaka yang bentuknya seperti film dan kaset video.
c.
Bahan Grafika: Bahan grafika terdiri dari dua jenis yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung d.
Bahan Kartografi: Yang termaksud bahan pustaka kartografi adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara.
e. Bentuk Mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca oleh mata melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Yang termaksud bahan pustsaka bentuk mikro adalah sebagai berikut: 1. dituangkan kedalam media elektronikseperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya. Perubahan koleksi ini menyebabkan kemudahan dalam mengakses informasi bagi pengguna.
Mikrofilm: Bahan pustaka bentuk mikro berbentuk gulungan film yang ukurannya 16 mm, dan 35 mm.
2. Mikrofis: Bahan pustaka bentuk mikrofis berbentuk lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
3. Microopaque: Bentuk micro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukurannya sebesar microfis.
3. Karya dalam Bentuk Elektronik Hastuti (2012, 2) mengemukakan bahwa:
Sumber daya elektronik adalah informasi yang dituangkan dalam bentuk buku atau jurnal ektronik yang biasa dikenal dengan istilah
electronic collection (e-collection). Contoh sumber daya elektronik
adalah CD-ROM (Compact Disk-Read Only Memory), disket, jurnal online. Uraian di atas menyatakan bahwa koleksi perpustakaan terdiri dari bermacam koleksi yang perubahannya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
2. 3 Audio -Visual
Klasifikasi perkembangan Media Audio-visual: MenurutSalahudin (1986, 3) “media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara ataupengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu.”
MenurutSanjaya (2010) perkembangangan media Audio-vidual dalam pembelajaran yaitu :
1. Media audio media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non Menurut Wina 2. Selanjutnya Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sanagat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu Gambar representasi, Diagram, Peta, Grafik, Overhead Projektor (OHP), Slide, dan Filmstrip.
3. Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
4. Menurut Haffos (Feldman 1994) multimedia/audiovisual adalah sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari perkakasan dan perisian yang memberikan kemudahan untuk membolehkan gambar, video, fotografi, grafik dan animasi, dipadukan dengan suara, teks data yang dikendalikan dengan program komputer. Corea(1993, 86) mengemukakan pendapat lain yang menyatakan bahwa
“Audio adalah sesuatu yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan jarak 15 Hz hingga 20.000 Hz.”
Sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 1706) Mengemukakan bahwa “Visual adalah sesuatu yang berkenaan dengan penglihatan ; dapat dilihat dengan indera.”
Selain hal di atas Dalam Online Dictionary for Library and Information Science mengemukakan bahwa Audiovisual merupakan: “A work in a medium
that combines sound and visual images, for example, a motion picture or videorecording with a sound track, or a slide presentation synchronized with
audiotape.” yang artinya Sebuah karyadalam mediayang
menggabungkangambarsuara danvisual,misalnya, sebuah filmatauvideorecordingdenganjalur suara, ataupresentasi slidedisinkronkan denganrekaman
Sehubungaan dengan hal di atas Lismurtini (2013) mengemukakan bahwa: Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
Sedangkan Dalam Pedoman Teknis Pengembangan Koleksi Layanan Perpustakaan Nasional R.I (2002, 17) dikemukakan bahwa “koleksi Audiovisual adalah Semua bentuk bahan pustaka yang bisa didengar dan dilihat.”
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Audio-visual adalah sesuatu yang dapat didengar atau dilihat serta sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. Dalam pengertian yang lebih khusus koleksi Audio-visual adalah semua bahan pustaka yang dapat dilihat oleh panca indera (media gambar) atau yang dapat didengar (media suara) dan yang dapat dilihat serta didengar (media video). Contohnya seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar, seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, video kaset, dan CD-ROM.
Menurut Daryanto ( 1985, 204 ) ada beberapa kentungan dan kelemahan dalam koleksi Audiovisual sebagai berikut: Keuntungan: 1.
Menghemat tempat penyimpanan jika dibandingkan dengan buku atau majalah yang memerlukan tempat yang lebih besar.
2. Melindungi bahan aslinya karena bahan kertas sangat terbatas ketahananya.
3. Biaya cetak jenis ini lebih mudah dijangkau (murah) jika dibandingkan dengan dokumen yang sudah tua dan mahal.
4. Bahan-bahan in mudah pengirimannya, lebih ringan. Kelemahan: 1.
Pemakaian yang kurang hati-hati menyebabkan kleksi audio visual ini cepat rusak dan biaya perbaikannya cukup tinggi.
2. Lebih cepat melelahkan mata dalam penggunaannya/pembacaannya.
3. Diperlukan seorang operator yang betul-betul mengetahui penggunaaan koleksi audiovisual.
4. Perpustakaan harus memiliki hardwareyang dapat membaca software yang harganya relatif mahal.
5. Peminjaman software (koleksi audiovisual) harus bisa mengusahakan hardware nya. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa media Audiovisual memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan dari koleksi Audiovisual yaitudari ruang penyimpanan, biaya, ketahanan koleksi dan lebih mudah digunakan. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaanya harus diperhatikan, dan memerlukan perangkat tambahan dalam pengguaanya.
2.3.1 Jenis-Jenis Koleksi Audio-Visual
Salah satu faktor pendukung berhasilnya perpustakaan adalah koleksi perpustakaan. Audiovisual merupakan salah satu koleksi yang ada pada perpustakaan, dan terdiri dari berbagai jenis.
Junaedi (1997, 27), mengemukakan Bahwa jenis dan macam koleksi Pandang Dengar (Audio-Visual), adalahsebagai berikut:
a. Kaset Audio: kaset Analog, kaset Video, Piringan Hitam (PH), Open Rel, CPAudio, adalah koleksi audio visual yang hanya menampilkan suara, baik suaramanusia atau suara alunan nada/musik dan lain sebagainya.
b. Kaset Video: MDU (Master), Video High 8 mm, VHS Video, Betamax,
VCD(Video Casette Digital), DVD (Digital Video Disk), adalah jenis koleksi audiovisual yang sudah disempurnakan dari jenis kaset audio. Jenis koleksi inimempunyai kelebihan yaitu dapat didengar dan dilihat, dan informasi akanmaksimal diterima.
c. Piringan Hitam, adalah jenis koleksi audio visual yang hanya menampilkaninformasi suara. Media jenis ini bisa dikatakan media informasi audio, sepertihalnya dengan kaset. d. CD-ROM, adalah Perangkat keras yang di dalamnya terdapat programprogramyang telah ter-install, dan berfungsi untuk membaca CD.
e. Slide, adalah media atau bentuk fisik rekaman gambar yang hanya dapat dilihatsaja.
f. Disket, adalah jenis koleksi audio visual yang sama dengan CD, tapi biasanyainformasi di dalam disket berupa informasi berbentuk tulisan saja, sebabdisket tidak dapat menampilkan informasi gambar, dikarenakan memori yangdimiliki disket cenderung sedikit sedikit. File dokumen non printing sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. File dokumen yang dapat didengar saja. Contoh : kaset, piringan hitam, reel to reel, CD
2.File dokumen yang dapat dilihat sajaContoh : slide, film bisu, mikrofilm, mikrofish, transparansi, peta, globe,foto, file
3. File dokumen yang dapat didengar dan dilihatContoh : film suara, video, film strip, slide bersuara.File dokumen diperlukan untuk dokumentasi agar dapat berpacudengan cepat seiring banyaknya permintaan informasi dokumen. Filedokumen yang diubah dari file dokumen cetak menjadi bentuk non cetak akanlebih efektif dan efisien.
2.3.1.1 Audio
Media Audio telah digunakan secara luas untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi kepada kelompok atau individu. Media ini merupakan media yang cukup populer digunakan dalam mempelajari informasi dan ilmu pengetahuan
Sri Kurniati (2009, 52) mengemukakkan bahwa “Berapa jenis media yang dapat dikelompokan menjadi media audio, yaitu radio, kaset audio (pita magnetik dan piringan hitam), dan laboratorium bahasa.”
Sedangkan Pribadi (2005, 22) mengemukakan bahwa: Audio adalah media yang relatif murah untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi tertentu. Media audio mempergunakan beberapa jenis sumber suara seperti suara manusia, suara binatang, dan suara lingkungan sekitar untuk mengungkapkan pesan dan informasi.
Menurut Heinich yang dikutip oleh Benny (1996, 23) mengemumakan 4 keuntungan dalam menggunakan media audio:
1. Relatif murah untuk mengomunikasikan pesan dan informasi.
2. Mudah diperoleh dan mudah digunakan 3.
Fleksibel untuk digunakan secara berkelompok meupun individu 4. Bentuknya ringkas dan mudah dibawa.
Jenis-jenis koleksi Audio: “piringan hitam, kaset audio, compact a.
Piringan hitam Piringan hitam merupakan medium yang sangat kaya akan informasi suara. Untuk memberikan layanan informasi dan pengetahuan verbal, sebuah perpustakaan harus senantiasa melengkapi koleksi peringan hitam. Media audio ini telah merekam musik-musik yang diciptakan oleh oleh sejumlah komposer musik terkenal dimasa lalu. Media alam ini sangat mudah rusak dan oleh karena itu memerlukan kehati-hatian dalam penangananya. Perangkat pemutar jenis piringan hitam lebih praktis dibanding medium audio lainnya.
b.
Pita kaset suara (audio tape cassette) Pita kaset suara merupakan medium yang paling banyak digunakan merekam pesan dan informasi. Pita kaset memiliki kode tertentu yang menunjukan lama masa putarnya.
c.
Compact Disc (CD) Compact disc (CD) berbentuk lingkaran yang lebih kecil dari ukuran piringan hitam dan berwarna perak. Medium ini memiliki garis tengah (diameter) sebesar 12 cm. CD ini berputar lebih cepat dari piringan hitam dan dapat merekam sejumlah besar informasi. Pemakaian compact disc dapat diprogramkan sehingga penggunanya dapat dengan cepat memilih bagian tertentu yang ingin didengarnya. Penggunaan teknik digital dalam merekam suara memungkinkan (CD) tidak memiliki noice berupa latar belakang suarayang menganggu.
d.
Pita Open Reel pitta open reel pertama kali ditemukan pada tahun1946. Untuk memakai pita open reel diperlukan adanya dua buah reel (lingkaran), yang satu berisi pita program yang akan didengar dan yang lai kosong. Bentuk fisiknya menyerupai film dengan ukuran 16 mm. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Audio merupakan media yang menyampaikan suatu pesan atau informasi melalui suara/bunyi. Secara khusus pengertian koleksi audio adalah Bahan pustaka atau informasi dalam bentuk suara seperti: piringan hitam, pita kaset suar(audio tape cassette), Compact disc (CD),dan pita open reel.
2.3.1.2 Visual
Visual adalah salah satu jenis koleksi yang dapat dilihat atau koleksi tanpa suara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 1706)mengemukakan bahwa “visual adalah sesuatu yang berkenaan dengan pengelihatan; dapat dilihat oleh indera.”
Sedangkan Pribadi (1996, 117) mengemukakan bahwa Media visual, Heinich yang dikutip oleh Pribadi (1996, 117-119 & 127), klasifikasi bahan visual adalah sebagai berikut: a.
Gambar diam Gambar diam didefinisikan sebagai gambar foto atau yang menyerupai foto yang merupakan representasi objek dan peristiwa tertentu.
Keuntungan yang utama dari medium gambar diam adalah mudah diperoleh dan dan digunakan. Gambar diam, baik foto atau sesuatu yang menyimpan foto, tersedia dalam buku termaksud didalamnya buku teks, majalah koran, katalog, dan kelender. Penggunaan medium gambar diam tidak memerlukan perlengkapan tambahan seperti halnya peralatan yang diperlukan untuk menayangkan program slide, film, transparansi.
b.
Bahan-bahan grafis Bahan Grafis adalah nonphotografis dan bahan 2 dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan kepada pengguna. Bahan grafis dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1. Gambar Gambar merupaklaan media yang mengkomunikasikan informasi pada pengguna dalam bentuk skets, yang berisi garis-garis yang mewakili orang, tempat, obyek, dan konsep tertentu.
2. Diagram dan Chart Diagram dan Chart merupakan media yang menggambarkan suatu proses atau urutan kejadian dan hirarki. Informasi ini sering dijumpai dalam buku teks, jurnal, dan majalah ilmiah.
3. Grafik Garafik merupakan media informasi yang berisikan tentang data numerik. Setiap unsur visual yang terdapat dalam grafik mewakili suatu data numerik.
4. Poster Poster merupakan konsep Visual yang terdiri dari kombinasi antara garis warna dan penggunaaan kata- kata (teks). Media ini bersifat persuasif.
5. Kartun (Cartoun) Merupakan format bahan grafis yang paling populer. Kartun merupakan gambar atau karikatur tentang orang atau suatu peristiwa.
c.
Realia Sesuatu benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih berada dalam keeadaan utuh, dapat diproyeksikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagimana wujud aslinya.
d.
Model Model merupakan benda tiga dimensi yang merupakan represantasi dari benda yang sesungguhnya. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa visual merupakan sesuatu yang berhubungan dengan indera pengelihatan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa koleksi visual merupakan bahan pustaka atau informasi yang penggunaanya melalui indera pengelihatan atau dapat dilihat seperti : gambar diam, bahan-bahan grafis, realia, model.
2.3.1.3 Audio-Visual
Media audiovisual disebut juga sebagai media video. Video merupakan mediayang digunakan untuk menyampaikan pesan . Dalam media video terdapatdua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan pengguna untuk dapat menerima pesan melalui pendengaran,sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan melalui bentukvisualisasi.
Anderson (1994, 99) mengemukakakan bahwa: Media video adalah merupakan rangkaiangambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambaryang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau
video player.
Selanjutnya Anderson (1994, 103) menyatakan bahwa dalam media video terdapatkelebihan dan kekurangan, antara lain: Kelebihan media video:
1. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual 2. Dapat digunakaan seketika.
3. Digunakan secara berulang.
4. Dapat menyajiakn materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam kelas.
5. Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya
6. Dapat menyajikan obyek secara detail
7. Tidak memerlukan ruang gelap
8. Dapat di perlambat dan di percepat
9. Menyajikan gambar dan suara Kelemahan media video:
1. Sukar untuk dapat direvisi
2. Relatif mahal Adapun jenis koleksi Audiovisual adalah sebagai berikut: kaset video, VCD (Video Compact Disc), DVD (Digital Video Disc).
a. Kaset Video
Video kaset merupakan salah satu koleksi audiovisual yang jarang ditemukan saat ini karena kelangkaan jenis koleksi ini bahkan disebagian perpustakaan koleksi jenis video kaset tidak disediakan lagi.
Cubbit (1993, 11) mengemukakan bahwa Rekaman Video “merupakan medium rekaman yang menggunakan pita magnetik untuk menyalurkan sinkronisasi antara suara dan gambar.”Sedangkan Fothergill yang dikutip oleh Anita (2007, 18) menyatakan bahwa Dipasaran dunia dikenal tiga sistem kaset video yang banyak digunakan oleh masyarakat, yaitu:
1. U-Matic yang menggunakan pita berukuran 19,05 mm dengan kecepatan 9,5 cm/detik dan kemasannya berukuran 221 x 140 x 32 mm. Jenis ini dikeluarkan oleh Sony dan digunakan untuk para profesional. Keuntungan U-Matic adalah kualitas gambar tinggi dan jenis ini banyak digunakan dalam pelatihan di perusahan-perusahaan dan kantor-kantor berita telivisi.
2. VHS (Video Home System) banyak digunakan untuk komersil. Sistem ini menggunakan pita ukuran 12,7 mm dengan kecepatan standar 2, 34 cm/detik. Kemasannya berukuran 188 x 104 x 25 mm. VHS dikeluarkan oleh JVC dan banyak terdapat dipasaran. Namun kualitas video rendah dan jika sering digunakan akan menurunkan mutu gambar dan suara.
3. Kaset dengan pita ukuran 8 mm dengan kemasan 9,2 x 6,2 x 1,4 cm
(3,6 x 2,4 x 0,6 in). Jenis ini sering disebut dengan Camcorder dan digunakan oleh semi-profesional Sistem lain yang banyak digunakan di Indonesia adalah format Beta, yaitu format video setengah inci yang dibuat oleh Sony. Bentuk kaset ini lebih ringkas dari VHS (Video Home System).
b.
VCD
VCD (Video Compact Disc) merupakan bagian dari salah satu gambar hidup atau koleksi audiovisual. Menurut Fothergill yang dikutip oleh Anita(2007, 21) menyatakan bahwa:
Video Compact Disc atau lebih terkenal dengan sebutan VCD merupakan
piringan tipis berdiameter 12 cm dan mampu menyimpan video digital berdurasi sampai 74 menit. Secara fisik, VCD sama dengan audio CD yang biasa dipakai untuk merekam musik. Diameternya sama-sama 12 cm.
Bahan atau materi pembuatnya sama. Keduanya sama-sama mampu memperdengarkan suara berkualitas tinggi. Dalam infokomputer (2002) “VCD dikembangkan oleh Sony dan Philips sekitar awal 90-an. VCD disandi dengan menerapkan teknik MPEG-1 (Motion
Picture Expert Group -1). Teknik ini tidak memerlukan pemprosesan yang tinggi
sesuai dengan kebanyakan PC pada masa itu.” c.
DVD
DVD adalah piringan tipis yang sama dengan VCD, namun memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar dan merupakan perbaikan dari teknologi CD-ROM/CD-R/CD-RW.
Menurut Dhani (2005, 23) mengemukakan bahwa: DVD-ROM merupakan media penyimpanan dengan bentuk fisik mirip CD-ROM namun memiliki kapasitas yang lebih jauh tinggi serta kemampuan untuk menyimpan pada kedua sisinya”. DVD-ROM biasanya digunakan untuk menyimpan file-file multimedia berukuran besar. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa Audiovisual/video merupakan rangkaian elektronik yang disertai unsur suara dan gambar. Secara khusus definisi koleksi audiovisual adalah bahan pustaka/informasi yang memiliki unsur suara dan gambar seperti : kaset video, VCD dan DVD.
Menurut Siregar (2012, 17) koleksi audiovisual dikelompokan sebagai berikut :
1 Rekaman Suara (Sound Recording) Rekaman suara adalah bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa Inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. Yang termaksud rekaman suara adalah piringan hitam, kaset, katridge, piano rolls, rekaman suara dalam film (sound recording on film) kecuali rekaman yang berfungsi sebagai pelengkap gambar-gambar visual seperti gambar hidup.
2. Gambar Hidup dan Rekaman Video Gambar hidup dan rekaman video, yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain yang bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana mencari bahan pustaka di perpustakaan.
Yang termaksud gambar hidup dan rekaman suara adalah semua jenis film (gambar hidup) dan rekaman video, termaksud film lengkap, kumpulan bagian-bagiam film, trailer.
1. Bahan Kartografi.
Yang termaksud bahan kartografi adalah atlas, Globe (bola dunia), Peta,
2. Bahan Grafika.
Bahan grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparasi, dan filmstrip). Yang termaksud bahan grafika adalah lukisan, reproduksi karya seni, bagan, foto, gambar teknik, maupun yang harus dilihat dilihat dengan bantuan alat yaitu banah-bahan yang harus diproyeksikan seperti slide, transparansi, dan filmstrip.
3. Mikroform.
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader. Yang termaksud mikroform adalah salah satu bentuk koleksi bahan bukan buku yang jika dilihat dari segi fisiknya mencakup mikro-film, mikrofis, microlegap (micropaques yaitu mikroform yang bahannya tidak transparan) dan kartu apentur (apentur card).
4. File-File Komputer Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.
Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD- ROM player, dan sebagainya. Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar(audio-visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa koleksi audiovisual terdiri dari berbagai jenis yaitu seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan kartografi, bahan grafika, mikroform, file-file komputer.
2.4 Pengolahan Audio-Visual
Layanan audio-visual merupakan salah-satu layanan yang disediakan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. dalam pemanfaatannya sebagian besar koleksi audio-visual membutuhkan sarana dan prasarana, sehingga dalam pengolahanya layanan audio-visual menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengguna.
Menurut Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor (2000, 13) Penanganan dalam pengolahan koleksi Audiovisual adalah sebagai berikut : a.
Pengolahan koleksi non buku yang tercetak 1.
Peta, atlas, grafik, diagram, atau gambar perlu pula dibuatkan kartu katalognya,keterangan-keterangan memgenai materi/objek ini biasanya telah dicantumkan oleh pembuatnya 2. Data yang harus dicacat dalam katalog antara lain judul, catatan agenda, metode reproduksi, dan data yang disertkan dalam judul.
3. Penyimpanan jenis ini memerlukan alat khusus, misalnya laci-laci horizontal untuk peta, atlas,grafik, dan sebagainya.
b.
Pengolahan bahan pustaka terekam : 1.
Film, filmstrip, kaset rekaman suara, kaset videodan materi audio visual lainnya (media pandang dengar) perlu dibuatkan katalog pula. Pengolahan katalognya antara lain mencakup pencatatan mengenai keterangan: ukuran film atau pita rekaman, warna reproduksi (berwarna ataulah hitam putih), suara (bila ada), durasi (lama putar yang dinyatakan dalam menit). Materi jenis ini disimpan dalam rak-rak atau kotak khusus untuk penyimpanaan rol film, filmstrip, dan kaset.
2. Sementara koleksi berupa slide dapat disimpan pada kotak-kotak khusus setelah setiap slide disimpan pada sampul/jaket penyimpanan, berikan pembatas untuk masing-masing slide. Berikan nomor kode untuk setiap slide atau setiap seri slide yang ada.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengolahan koleksi audio-visual berbeda - beda. Setiap jenis koleksi audio-visual memiliki pengolahan berdasarkan jenisnya yaitu bahan pustaka non buku tercetak berbeda pengolahannya dengan bahan pustaka terekam.
2.5 Pelayanan Perpustakaan
Tujuan utama setiap perpustakaan adalah mengusahakan agar koleksi yang dimiliki dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka. Hal ini merupakan kegiatan layanan perpustakaan. Para pemakai jasa perpustakaan dapat memperoleh kesempatan dan fasilitas semaksimal mungkin untuk menelusur dan mempelajari informasi sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Darmono (2001, 134), definisi Layanan Perpustakaanadalah dimilikiperpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya.” Dengan kata lain tujuan layanan perpustakaanadalah cara untuk mempertemukan pengguna dengan informasi yang dibutuhkan dan membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakattentang informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi hakikat layananperpustakaan adalah penyediaan segala bentuk informasi kepada pemakai danpenyediaan segala alat bantu penelusurannya.
Selanjutnya Darmono (2001, 135) menyatakan bahwa untuk menghindari terjadinya kegiatan yang pasif-statis dalam aspek kegiatan layanan perpustakaan, maka kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan azas layanan sebagai berikut:
1. Selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan.
2. Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang perpustakaan sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dipandang secara individual.
3. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi layanan.
4. Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik. Dari uraian di atas menyatakan bahwa pelayanan perpustakaan merupakan penawaran koleksi atau informasi perpustakaan kepada pengguna yang datang keperpustakaan dengan tujuan mencari informasi yang dibutuhkan.