1 opak balado ubi jalar usman

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ”OPAK BALADO PREBIOTIK” AKULTURASI MAKANAN KHAS JAWA BARAT­ SUMATERA BARAT BERBASIS PANGAN FUNGSIONAL

PKM Kewirausahaan

Disusun Oleh :

Usman F24103105 (Tahun 2003) Dwi Atmi N

G34070021 (Tahun 2007) Fata Qurrota A’yun

F34070025 (Tahun 2007) Rahmat Partomuan S

C14070003 (Tahun 2007) Angga Zaelani H

E34070032 (Tahun 2007)

UKM PRAMUKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : ”Opak Balado Prebiotik” Akulturasi Makanan Khas Jawa Barat­Sumatera Barat Berbasis Pangan Fungsional

2. Bidang Kegiatan

: c PKMP

R PKMK

c PKMT

c PKMM

3. Bidang Ilmu

: ( ) Kesehatan

( ü ) Pertanian

( ) MIPA

( ) Sosial Ekonomi

( ) Pendidikan

( ) Humaniora ( )Teknologi dan Rekayasa

4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap

c. Progran Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan

d. Fakultas

: Teknologi Pertanian

e. Universitas : Institut Pertanian Bogor

f. Alamat : Asrama Putra TPB­IPB Gedung C2­199

5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 (empat) Orang

6. Dosen Pembimbing

a.Nama Lengkap : Dr.drH. Sri Murtini, MSi b.N I P

c. Alamat : Jl. Parikesit Raya No. 57 Bogor

Telp 0251­342118

7. Biaya Kegiatan Total

: Rp 5.968.000,00

8. Jangka Waktu Pelaksanaan

: 6 Bulan

Bogor, 3 Oktober 2007 Menyetujui,

Pembina UKM Pramuka Ketua Pelaksana Kegiatan

drH. Fadjar Satrija, MSc, Ph.D Usman NIP. 131 760 846

NRP F24103105 Wakil Rektor III

Institut Pertanian Bogor Dosen Pendamping

Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr Dr.drH. Sri Murtini, MSi. NIP. 130 687 459

NIP. 132 133 967

A. JUDUL

”Opak Balado Prebiotik” Akulturasi Makanan Khas Jawa Barat­Sumatera Barat Berbasis Pangan Fungsional

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Banyak orang makan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, atau memenuhi kebutuhan tubuhnya untuk mendapat asupan energi. Beberapa orang mungkin telah menyadari akan peran makanan sebagai pemenuh kebutuhan gizi. Nampaknya bahan pangan tak hanya bermanfaat sebagai sumber zat kimiawi bergizi tetapi kandungan zat kimiawi non gizi nya pun dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh manusia sangat strategis. Peran komponen­komponen bioaktif ini bagi kesehatan tubuh manusia mendapat banyak sorotan ahli pangan dunia dalam dua dasa­warsa terakhir ini. Terutama, sejak para pakar Jepang meluncurkan konsep yang aslinya dikenal sebagai FOSHU (Food for Specified Health Use) dan saat ini dikenal dengan sebutan `Pangan Fungsional` (functional foods).

Fungsi bahan pangan tidak lagi ada dua tetapi menjadi tiga, yaitu: segi nutrisi, citarasa dan kemampuan fisiologis aktifnya. Bila kita tengok lebih jauh lagi fungsi pangan yang terakhir ini bukanlah hal baru dalam dunia kuliner. Konsep pangan fungsional yang menawarkan konsumen untuk dapat mencapai kemandirian dalam menata kesehatan tubuhnya sendiri demi kebahagiaan di kelak kemudian hari merupakan daya tarik yang sangat diminati oleh banyak orang yang telah mampu masuk dalam era memikirkan hari esok.

Salah satu karakteristik pangan sebagai pangan fungsional adalah pangan prebiotik. Prebiotik dalam nutrisi merupakan substansi makanan yang mempromosi pertumbuhan beberapa bakteri usus yang menguntungkan bagi kesehatan (probiotik). Telah dibuktikan bahwa kultur bakteri probiotik membantu flora usus alamiah untuk mempertahankan daya tahan usus terhadap mikro organisme patogen. Efek utama prebiotik adalah menstimulasi secara selektif pertumbuhan bifidobacteria dan lactobacilli dalam usus sehingga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap mikroorganisme patogen. Karbohidrat prebiotik kemungkinan mempunyai efek yang tidak spesifik karena terfermentasi dalam usus besar. Secara potensial efek utama karbohidrat prebiotik adalah untuk Salah satu karakteristik pangan sebagai pangan fungsional adalah pangan prebiotik. Prebiotik dalam nutrisi merupakan substansi makanan yang mempromosi pertumbuhan beberapa bakteri usus yang menguntungkan bagi kesehatan (probiotik). Telah dibuktikan bahwa kultur bakteri probiotik membantu flora usus alamiah untuk mempertahankan daya tahan usus terhadap mikro organisme patogen. Efek utama prebiotik adalah menstimulasi secara selektif pertumbuhan bifidobacteria dan lactobacilli dalam usus sehingga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap mikroorganisme patogen. Karbohidrat prebiotik kemungkinan mempunyai efek yang tidak spesifik karena terfermentasi dalam usus besar. Secara potensial efek utama karbohidrat prebiotik adalah untuk

Salah satu bahan pangan yang dapat dijadikan sumber prebiotik adalah ubi jalar. Selama ini penggunaan ubi jalar hanya sebatas bahan pangan substitusi karbohidrat ataupun hanya diolah secara minimal sebagai pangan langsung jadi. Padahal ubi jalar mengandung nilai gizi dan komponen non­gizi yang sangat berguna bagi tubuh. Berdasarkan nilai gizi, ubi jalar mengandung komponen gizi yang tidak kalah dengan pangan nabati lainnya. Berdasarkan data dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI didapat kandungan nilai gizi ubi jalar sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Kimia Ubi Jalar Per 100 gram Bahan Segar

Jumlah

Komposisi

Ubi jalar merah Kalori (Kal)

Ubi jalar putih

123 Protein (g)

1,8 Lemak (g)

27,9 (oligosakarida) (g)

Kalsium (mg)

30 30 Fosfor (mg)

49 49 Zat besi (mg)

0,7 Vitamin A (SI)

60 7.700 Vitamin B1 (mg)

0,9 Vitamin C (mg)

22 22 Air (g)

68,5 Bagaian yang dapat

86 86 dimakan (%)

Sumber : Direktorat gizi Departemen Kesehatan RI (1993) Ubi jalar memiliki rasa yang khas dan enak. Selain itu ubi jalar juga mengandung komponen non­gizi yang berguna bagi tubuh, contohnya adalah oligosakarida yang berguna sebagai nutrisi bagi bakteri baik dalam tubuh (probiotik) . Kandungan oligosakarida berfungsi sebagai sumber prebiotik bagi bakteri probiotik seperti Lactobacillus sp. dan bifidobacterium yang dapat membantu mengatasi prevelensi terhadap penyakit kanker kolon dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu kandungan oligosakarida juga sangat baik untuk mempertahankan berat badan yang ideal.

Melihat fakta­fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa produk yang berasal dari ubi jalar mempunyai potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan sebagai produk pangan prebiotik yang menguntungkan. Makanan sebagai produk prebiotik yang menjadi nutrisi bagi bakteri baik dalam tubuh, mencegah kanker pada saluran pencernaan (kanker kolon), melancarkan pencernaan dan dapat mempertahankan berat ideal. Pengembangan ubi jalar sebagai produk pangan fungsional diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah ubi jalar dan mengangkat citra ubi jalar sebagai salah satu pangan alternatif potensial bagi masyarakat yang berhasil guna. Teknologi pangan yang saat ini tepat untuk dikembangkan adalah teknologi pengolahan makanan ringan (snack). Teknologi ini dirasakan cocok untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dikarenakan produk berupa snack merupakan produk yang disukai oleh berbagai kalangan dan praktis dikonsumsi.

Namun kebanyakan produk­produk olahan berbahan baku umbi­umbian melalui teknologi pengolahan pangan ringan masih berupa cookis, crakers, ataupun biskuit. Masih sedikit teknologi pengolahan pangan baru yang diterapkan untuk produk­produk makanan tradisional. Padahal makanan tradisional saat ini sedang mengalami peningkatan permintaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri (sumber :Forum Bisnis).

Salah satu makanan tradisional yang potensial untuk dijadikan panganan berbahan baku ubi jalar adalah opak. Opak merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah dikonsumsi sejak dulu baik sebagai kudapan maupun pengganti kerupuk (Luna et al., 2003). Opak banyak diproduksi di daerah sekitar Tasikmalaya, Garut, Bandung, Sukabumi, Palembang dan sekitarnya dengan berbagai bentuk, ukuran dan rasa (Ridwan et al., 1996).

Opak merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan yang ditumbuk. Teksturnya renyah seperti kerupuk, rasanya asin dan gurih. Bahan baku opak adalah beras ketan. Opak merupakan makanan ringan. Makanan ringan atau dikenal dengan snack food adalah makanan yang dikonsumsi selain atau antara waktu makan utma dalam sehari. Oleh karena itu, makanan ini biasa juga disebut snack yang berarti sesuatu yang dapat mengurangi kelaparan seseorang dan memberikan energi yang cukup untuk tubuh (Anonim, 2006).

Opak sebagai makanan ringan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang sangat enak dan gurih serta harganya yang terjangkau. Pangsa pasar usaha opak saat ini sudah tersebar hampir ke seluruh pelosok Nusantara terutama pulau Jawa. Sebut saja opak buatan kota Wonosobo, menurut data yang dilansir oleh pemerintah Wonosobo, permintaan opak perbulanya mencapai puluhan ton dan daerah pemasarannya sudah mencapai kota­kota besar di

pulau Jawa (http://create­job.blogspot.com/2007/07/opak­gurihnya­ menguntungkan.html). Tidak hanya populer di Indonesia, makanan khas ini pun sudah terkenal di mancanegara. Opak produksi Desa Conggeang, Kabupaten Sumedang, saat ini telah diminati warga Singapura. Ketika berpameran di sebuah supermarket di Singapura, 24­26 September 2004, ada 77 gerai makanan di supermarket Singapura yang memesan opak produk Desa Conggeang. Ini membuktikan bahwa opak memiliki prospek untuk menembus pasar internasional.

Di daerah lain, kita juga mengenal makanan khas dari daerah Sumatera barat yaitu keripik singkong balado. Keripik balado buatan negeri Minang ini sudah terkenal ke seluruh penjuru nusantara karena rasanya yang sangat khas dan gurih. Tidak heran apabila produsen balado kewalahan untuk memenuhi permintaan dari berbagai kota di Indonesia terkait kripik balado ini.

Oleh karena itu tidak berlebihan apabila diproduksi pangan fungsional dengan sentuhan teknologi yang memadukan opak sebagai makanan khas daerah Jawa Barat dengan kripik balado sebagai makanan khas daerah Sumatera Barat.

C. PERUMUSAN MASALAH

Melihat fakta­fakta di atas yaitu potensialnya ubi jalar sebagai bahan baku pangan fungsional prebiotik, prospek bisnis opak, dan rasa kripik balado yang sangat lekat dengan lidah masyarakat Indonesia, dapat disimpulkan bahwa produk opak rasa balado yang berasal dari ubi jalar mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai perpaduan makanan khas daerah berbasis pangan fungsional. Opak berbahan baku ubi jalar sebagai produk pangan prebiotik yang menjadi nutrisi bagi bakteri baik dalam tubuh, mencegah kanker pada saluran pencernaan (kanker kolon), melancarkan pencernaan dan dapat mempertahankan berat ideal dengan rasa balado khas daerah Minang.

D. TUJUAN

Tujuan dari usaha opak balado ubi jalarl ini yaitu :

1. Memperluas kesempatan bagi masyarakat dalam mengkonsumsi pangan prebiotik.

2. Memadukan kegurihan opak sebagai makanan khas Jawa Barat dengan rasa pedas yang khas dari kripik balado negeri Minang.

3. Menganalisis strategi pasar opak balado ubi jalar di daerah Bogor

4. Menjadikan opak balado ubi jalar sebagai snack favorit khususnya bagi mahasiswa IPB

5. Sebagai bisnis awal untuk mewujudkan bisnis opak balado yang lebih besar.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah produk opak prebiotik rasa balado berbahan baku ubi jalar yang dapat dapat diterima oleh konsumen opak dan konsumen kripik balado. Produk yang dihasilkan dibuat dalam kemasan yang menarik, awet, serta harga yang terjangkau untuk semua kalangan masyarakat khususnya mahasiswa. Sehingga, di masa yang akan datang mampu menjadi usaha bisnis produksi opak yang mandiri, kompetitif dan berdaya saing. Selain itu, luaran yang diharapkan adalah menjadi unit usaha mandiri yang mampu membuka peluang kerja sekaligus mengangkat perekonomian masyarakat lingkar kampus IPB.

F. KEGUNAAN PROGRAM

1. Bagi Tim · Sebagai sarana untuk melatih kemampuan bekerjasa dalam tim

teamwork · Sebagai sarana untuk mengolah jiwa kewirausahaan yang akan menjadi bekal untuk berwirausaha. · Melatih kemandirian dari segi ekonomi melalui perolehan profit

yang didapat.

2. Bagi Mahasiswa Munculnya produk opak balado dari ubi jalar sebagai pangan fungsional baru yang akan memicu jiwa kreatif mahasiswa dalam 2. Bagi Mahasiswa Munculnya produk opak balado dari ubi jalar sebagai pangan fungsional baru yang akan memicu jiwa kreatif mahasiswa dalam

3. Bagi Masyarakat Adanya produk ini akan membantu konsumen dalam pemenuhan kebutuhan pangan prebiotik yang sesuai dengan tren pangan dan tuntutan masyarakat. Produk ini juga dapat membantu masyarakat untuk memberi alternatif pangan dalam mempertahankan kesehatan. Selain itu, program ini dapat menjadi sumber pendapatan bagi petani ubi jalar melalui pembelian ubi jalar, yang berarti secara sosial ekonomi telah membantu meningkatkan taraf hidup masyaratkat.

G. GAMBARAN UMUM DAN RENCANA USAHA

a. Aspek Produksi

1. Proses Produksi Proses pembuatan opak dilakukan dengan menggunakan beras merah dan tepung ubi jalar dengan perbandingan 30% : 70% yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Metode pengeringan yang dilakukan adalah dengan menggunakan sinar matahari. Metode pemanggangan yang dilakukan adalah oven.

Proses pembuatan opak balado ubi jalar dimulai dengan penimbangan beras ketan dan ubi jalar yang sudah bersihkan beserta bahan lainnya. Kemudian beras ketan dan ubi jalar dimasak pada suhu

100 o

C selama 2 menit (setengah matang) dengan kadar air yang tidak terlalu banyak. Tujuannya agar tanakannya tidak jadi lembek. Campuran beras ketan dan ubi jalar kemudian dicampur dengan bahan­bahan lain menjadi adonan yang merata.

Adonan kemudian dicetak dengan diameter 6 cm. Bahan yang telah dicetak selanjutnya dikukus dengan suhu 80 o

C selama 12 menit. Selanjutnya bahan dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering opak mentah dipanggang dalam oven untuk mendapatkan opak matang.

Adapun proses pembuatan opak ubi jalar dapat dilihat pada Gambar

6 sebagai berikut :

Campuran beras ketan dan ubi jalar

Baking powder gula, dan garam

Santan, Air,

Pengadonan 20 menit

dan lada bubuk

Pengukusan 100 o C, 2 menit

Pencetakan Pengukusan 80 o C,

12 menit

Pendinginan

Pengering matahari (12 jam)

Pendinginan

Pemanggangan Oven

(180 o

C, 4 menit)

Opak Matang

Gambar 6. Diagram Alir Proses Pembuatan Opak

Setelah opak ubi jalar jadi, selanjutnya adalah proses pengolesan saos pedas balado. Sebelum proses pengolesan saos pedas, terlebih dahulu dilakukan proses pembuatan saos. Cara pembuatan saos adalah sebagai berikut :

a. Cabe digiling halus. Untuk mendapatkan hasil giling yang halus cabe digiling dengan mesin penggiling tipe cakram. Biasanya cabe giling halus dapat dibeli dalam bentuk jadi di pasar.

b. Bawang putih (100 gram) dan merica (25 gram) digiling halus, kemudian dicampur dengan cabe (1 kg) dan diaduk sampai rata. Setelah ditambahkan gula pasir halus (400 gram) dan asam asetat glasial .

c.Campuran di atas dididihkan selama 15 menit sehingga diperoleh saos pedas yang kental. Setelah saos siap dan opak ubi jalar sudah jadi, maka saos yang masih panas dioleskan ke permukaan opak dengan menggunakan kuas. Lalu didiamkan beberapa menit hingga kering.

2. Lokasi Produksi Lokasi yang kami jadikan sebagai tempat produksi adalah sanggar UKM Pramuka IPB. Lokasi ini dipilih karena tempatnya strategis dan cukup luas untuk dapat melakukan proses produksi dengan baik.

3. Kapasitas Produksi Produksi akan dilaksanakan selama 2 tahap setiap bulannya. Setiap tahap ditargetkan menghasilkan 250 opak yang sudah dikemas. Produk akan ditawarkan kepada konsumen dengan harga Rp 1.000,00 per bungkus dengan analisis keuntungan terlampir

b. Strategi Pemasaran

1.STP (Segmentation, targetting & Positioning) · Segmentasi, yakni cara memilah­milah kelompok konsumen

berdasarkan potensial penawaran produk yang berbeda­beda. Pangsa pasar opak balado prebiotik ini dibagi menjadi tiga segmen yaitu :

1. Kelompok Mahasiswa Segmen ini (mahasiswa IPB) dibidik karena merupakan pangsa pasar yang besar dengan jumlah kurang lebih 25.000 orang. Selain itu, faktor lokasi yang dekat dengan tempat produksi menjadi kelebihan tersendiri sehingga memudahkan kegiatan survei, promosi dan pemasaran produk..

2. Kelompok Pelajar Segmen lain adalah pelajar yang ada di sekitar lingkar kampus IPB baik SD, SLTP, maupun SLTA. Segmen ini memiliki pangsa pasar yang tak kalah besar, terlebih lagi jika dilihat dari sisi psikologis mereka yang cenderung konsumtif dan menyukai hal yang baru. Selain itu, jenis produk opak balado ubi jalar merupakan komoditi yang sangat disukai oleh para remaja.

3. Kelompok Umum Segmen ini terdiri dari para dosen, warga lingkar kampus dan masyarakat umum. Bagi segmen ini, yang terpenting adalah seberapa besar manfaat yang mereka dapat dengan mengonsumsi produk ini. Dengan keunggulan produk sebagai pangan prebiotik yang dapat membantu memperlancar saluran pencernaan, tentunya produk ini merupakan salah satu pilihan yang terbaik.

· Targetting Target utama pemasaran produk ini adalah segmen pertama dan kedua yaitu kelompok mahasiswa dan pelajar. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa kelompok pertama dan kedua memilki ukuran pasar yang besar, dan perkiraan bahwa segmen ini memiliki kebutuhan atas manfaat dari produk tersebut. Sedangkan segmen yang ketiga, yaitu masyarakat umum, merupakan target jangka panjang sehingga produk ini dapat beredar dan diterima oleh masyarakat secara luas.

· Positioning Pelanggan melihat produk ini sebagai produk opak kesehatan yang enak, murah dan trendy. Trend pemasaran produk diarahkan pada kepedulian kesehatan dan slogan back to nature. Selain itu dibuat citra produk yang mewah melalui kemasan yang menarik sesuai segmentasi pasar. Bagi segmen remaja dibuat image produk kesehatan yang modern dan trendy. Sedangkan bagi kelompok umum ditonjolkan pada image kesehatan dan back to nature­nya.

2. Marketing Mix · Produk

Produk berupa opak dengan rasa balado khas Minang dan dikemas menarik dan mewah sesuai segmentasi pasarnya. Keunggulan produk adalah kandungan serat pangan dan oligosakaridanya sebagai prebiotik yang berfungsi membantu menjaga kesehatan.

Gambar 1. Label Opak Balado Ubi Jalar

Rp. 1000

Gambar 2. Contoh kemasan Opak Balado Prebiotik

· Harga Produk ini dijual dengan harga Rp. 1.000,00 per bungkus dengan berat bersih 200 gram. Penentuan harga Rp.1.000,00 per bungkus ini berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya :

Ø Untuk membentuk citra atau image produk opak balado ubi jalar sebagai snack kesehatan yang berkualitas dan tidak murahan.

Ø Untuk mendorong rasa kepuasan dari para konsumen atas manfaat yang telah diperoleh dari harga yang telah ditetapkan (Customer Value).

Ø Keinginan untuk mendapatkan profit yang besar. · Tempat

Dalam memasarkan produk, maka dipilih beberapa tempat di daerah lingkar kampus IPB. Penentuan lokasi pemasaran didasarkan pada kriteria sebagai berikut : strategis, akses masuk mudah, dan pengeluaran cost sekecil mungkin. Berdasarkan kriteria tersebut kami menetapkan beberapa lokasi pemasaran produk kami, yaitu :

1. Kantin Asrama Putra dan Asrama Putri TPB

Kantin Asrama TPB merupakan tempat yang sangat strategis, karena di sini berkumpul tidak kurang dari 3000 mahasiswa. Dengan pangsa pasar sebanyak itu, maka kantin asrama merupakan tempat yang sangat potensial untuk pemasaran produk ini.

2. Kantin Tiap­tiap Fakultas Setiap Fakultas tentunya memiliki kantin yang biasanya selalu ramai dengan aktifitas mahasiswa, baik yang makan atau hanya sekedar duduk­duduk. Tempat ini merupakan tempat yang sangat strategis bagi pemasaran produk kami.

3. Kantin Sekolah Kantin sekolah yang kami maksud adalah kantin sekolah yang ada di sekitar lingkar kampus IPB Dramaga. Dilihat dari jumlah para siswanya yang cukup besar, maka kantin sekolah merupakan salah satu pilihan tempat pemasaran yang baik.

4. Rumah Makan Banyak sekali rumah makan yang ada disekitar kampus IPB yang selalu ramai dikunjungi mahasiswa dan masyarakat umum. Sehingga rumah makan ini dapat menjadi tempat yang sangat potensial untuk pemasaran opak balado prebiotik dengan pembentukan citra “opak balado prebiotik sebagai teman makan Anda”

5. Kelas Kuliah Kelas kuliah dijadikan sebagai tempat pemasaran secara langsung (direct selling) dimana produk opak ini yang menghampiri konsumen. Kelas menjadi tempat yang potensial untuk dijadikan promosi langsung kepada para mahasiswa.

· Promosi Promosi merupakan senjata utama dalam pemasaran produk. Hal ini disebabkan perlunya pengenalan awal pada produk yang tergolong baru ini kepada masyarakat. Walaupun di pasaran telah terdapat produk yang serupa tetapi pada hakekatnya masyarakat belum mengenal produk yang kita tawarkan. Hal­hal yang akan kami lakukan untuk dalam rangka mempromosikan produk kami adalah :

1. Pemberian informasi secara langsung (direct promotion) Pemberian informasi secara langsung dilakukan oleh para personil tim ketika melakukan dirrect selling yang dilakukan di kelas kuliah.

2. Pemberian informasi secara tidak langsung (undirect promotion). Pemberian informasi secara tidak langsung dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan diantaranya yaitu, beriklan di radio kampus (Agri FM), pemasangan spanduk, penyebaran poster, penyebaran pamflet serta leaflet. Dan pemasangan iklan di Koran Kampus IPB.

Promosi secara langsung dianggap cukup efektif karena adanya interaksi langsung antara konsumen dan produsen. Usaha promosi tidak langsung juga ditambah dengan terjadinya promosi mulut ke mulut yang akan dilakukan oleh konsumen yang merasa puas akan produk kami.

c. Analisis Finansial

Analisis keuangan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan modal yang diperlukan serta distribusi keuangan untuk produksi opak balado ubi jalar. Selain itu analisis keuangan juga dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari usaha yang akan dijalankan. Analisa ini meliputi penghitungan biaya investasi, biaya bahan baku, biaya operasional, kebutuhan modal, penerimaan, cash flow , dan proyeksi laba rugi.

Sedangkan untuk mengetahui kelayakan usaha, digunakan analisis sensitivitas usaha yang meliputi anaisis dengan metode Payback Period, metode Net Present Value (NPV), metode NBC, dan Analisis Titik Impas (Break Even Point)

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup pengeluaran investasi dengan aliran kas. Dengan kata lain Payback Period merupakan rasio antara pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan aliran kas (cash inflow) yang hasilnya merupakan satuan waktu. Secara matematis rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut :

Payback Period = Nilai Investasi

X 1 Tahun

Kas Masuk Bersih

NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan­penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Jika nilai NPV lebih besar dari 0 maka usulan usaha diterima, jika lebih kecil maka usulan usaha ditolak, jika sama dengan 0 maka usulan usaha dapat diterima atau ditolak. Secara matemetis rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut

NPV = ∑ CFt . – Io

(1+ K) t

Dimana : CFt = Aliran kas pertahun pada periode t

Io = Investasi awal pada bulan ke 0 K = Suku Bunga

Analisis titik impas adalah adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel dalam proses produksi dengan pendapatan yang diterima perusahaan. Secara matematis rumus yang digunakan untuk menghitung BEP adalah sebagai berikut :

BEP =

P–b Dimana : BEP = Tingkat produksi pada titik impas

a = Biaya Tetap Produksi

b = Biaya Variable P = Harga

(Perhitungan matematis kelima metode diatas disajikan dalam lampiran kedua)

d. Desain Organisasi

Pengerjaan suatu proyek kewirausahaan yang profesional layaknya suatu perusahaan memerlukan rancangan organisasi yang efektif, efisien, dan tersusun rapi. Tujuannya adalah agar pencapaian tujuan perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan lebih baik, lebih cepat dan lebih mudah.

Beberapa unsur yang dirasa sangat penting dan mutlak untuk diatur dalam organisasi pelaksana program kewirausahaan ini antara lain :

bagian keuangan, bagian operasi dan produksi, bagian pemasaran, bagian keuangan, bagian operasi dan produksi, bagian pemasaran,

Manajer keuangan bertugas mengatur arus masuk dan keluarnya kas perusahaan. Manajer operasional dan produksi adalah penanggung jawab operasional produksi sehingga produk yang dihasilkan memiliki mutu yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Manajer pemasaran (marketing) berwenang dalam pendistribusian produk hingga sampai ke tangan konsumen. Ia juga bertanggung jawab dalam memberikan citra produk yang baik di mata konsumen. Sedangkan manajer R&D adalah pihak yang bertanggung jawab dalam riset dan pengembangan produk. Ia harus peka dan memahami kebutuhan konsumen dan mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Chief Executive Officer

Usman

Operational Manager

Marketing Manager

R&D Manager

Financial Manager

Dwi Atmi N

Fata Qurrota A’yun

Rahmat

Angga Zaelani H

Partomuan S

Diagram 4. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

Pelaksanaan program ini diawali dengan pembuatan produk pada skala laboratorium. Tujuan tahap ini adalah menentukan formulasi opak balado ubi jalar yang diinginkan didasarkan pada literatur penelitian yang pernah ada. Setelah itu, dilakukan produksi dalam skala pilot plant untuk memberi gambaran umum produksi skala industri. Produk yang dibuat pada skala pilot plant dikaji kelayakannya dalam studi pra­kelayakan kemudian dikaji lebih lanjut dalam studi kelayakan. Apabila produk ini dinilai layak uji sebagai produk yang memenuhi standar industri, maka produk akan dikaji lebih lanjut dalam riset pasar. Namun Pelaksanaan program ini diawali dengan pembuatan produk pada skala laboratorium. Tujuan tahap ini adalah menentukan formulasi opak balado ubi jalar yang diinginkan didasarkan pada literatur penelitian yang pernah ada. Setelah itu, dilakukan produksi dalam skala pilot plant untuk memberi gambaran umum produksi skala industri. Produk yang dibuat pada skala pilot plant dikaji kelayakannya dalam studi pra­kelayakan kemudian dikaji lebih lanjut dalam studi kelayakan. Apabila produk ini dinilai layak uji sebagai produk yang memenuhi standar industri, maka produk akan dikaji lebih lanjut dalam riset pasar. Namun

Riset pasar ini adalah penentu apakah produk akan diterjunkan ke pasaran atau tidak. Faktor­faktor penentunya antara lain segmen, target dan posisi produk dalam pasar. Maka jika menurut kajian, produk dinilai belum memenuhi kriteria pasar tersebut, produk akan dikaji ulang dalam studi pra­kelayakan. Dan seterusnya sehingga produk memiliki segmentasi yang baik, target yang jelas serta positioning yang strategis.

Pembuatan produk skala laboratorium

Pilot Plant Pra­Studi kelayakan

Studi kelayakan

Tidak Layak

ya Riset Pasar

Layak Tidak

Pembuatan usaha skala ya kecil­menengah

Dipasarkan

Diagram 5. Bagan Tahapan Pelaksanaan Program

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Kegiatan PKM ini direncanakan berkangsung selama enam bulan, rencana pelaksanaan ini tertera pada tabel II dibawah ini. Sesuaikan dengan bagian di atas

Tabel II. Rencana Jadwal Pelaksanaan Program

Kegiatan

Bulan ke­

No Uraian

1 Persiapan kegiatan

2. Penyediaan alat dan bahan produksi serta sarana penunjang

4. Produksi skala laboratorium

5. Produksi skala pilot plan

6 Survey pasar

7. Produksi skala pasar

8. Pemasaran produk dan promosi

9. Evaluasi

10. Pembuatan laporan

J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap

c. Fakultas/ Departemen : FATETA / Ilmu dan Teknologi Pangan

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu untuk kegiatan PKM

: Empat jam per minggu

2. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap

: Dwi Atmi N

b. NIM

: G34070021 : G34070021

: MIPA/Biologi

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu untuk kegiatan PKM

: Empat jam per minggu

a. Nama Lengkap

: Fata Qurrota A’yun

b. NIM

: F34070025

c. Fakultas/ Departemen : FATETA/Teknologi Industri Pertanian

d. Perguruan Tinggi : Insitut Pertanian Bogor

e. Waktu untuk kegiatan PKM

: Empat jam per minggu

a. Nama Lengkap : Rahmat Partomuan Siregar

b. NIM

: C14070003

c. Fakultas/ Departemen : Perikanan dan Ilmu Kelautan

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu untuk kegiatan PKM

: Empat jam per minggu

a. Nama Lengkap

: Angga Zaelani H

b. NIM

: E34070032

c. Fakultas/ Departemen

: Kehutanan/KSHE

d. Perguruan Tinggi : Institut Petanian Bogor

e. Waktu untuk kegiatan PKM

: Empat jam per minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING

Nama lengkap dan gelar

: Dr. drH. Sri Murtini, M.Si

Tempat dan tanggal lahir : Semarang, 20 November 1966 NIP

Jabatan/golongan

: Asisten ahli/IIIB

Unit kerja : Bagian peyakit hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Alamat kantor

: Laboratorium Virologi, bagian KITWAN­ KESMAVET, Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Jl. Agatis Kampus IPB, Darmaga.

Telp. 0251­629470

Alamat rumah : Jl. Parikesit Raya No. 57 Bogor.

Telp 0251­342118

Pendidikan

: ­ Dokter Hewan­IPB ( 1990 )

­ Magister Sains­IPB ( 2001 ) ­ Doktor Sains­IPB ( 2006 )

L. ANGGARAN BIAYA Harga

No Uraian

Jumlah

Satuan

satuan Total biaya

Bahan baku opak

1 balado ubi jalar 1,500,000. Oven Pemanggang

00 1,500,000.00 Loyang

1 buah

50,000.00 150,000.00 Kompor gas

3 buah

1 buah 300,000.00 300,000.00 Tabung gas

1 buah 200,000.00 200,000.00 Sendok pengaduk

1 buah 100,000.00 100,000.00 Wajan

1 buah 100,000.00 100,000.00 Talenan

10,000.00 10,000.00 Baskom Plastik

10,000.00 40,000.00 Heat Sealer

4 buah

1 buah 500,000.00 500,000.00 Lap kain

5,000.00 10,000.00 Saringan

2 buah

5,000.00 5,000.00 Galon air

Sub total 3,212,000.00

2 Peralatan produksi

Ubi Jalar

3,000.00 90,000.00 Beras ketan

30 kg

8,000.00 240,000.00 Santan kelapa

12,000.00 120,000.00 Baking powder

10 kg

5,000.00 10,000.00 Bawang putih

40,000.00 120,000.00 Jeruk nipis

3 kg

17,500.00 350000 Air galon

20 kg

8,000.00 80000 Kemasan plastik

Sub total 1,676,000.00

3 Promosi Perikalanan

4 Transportasi 100,000.00 Dokumentasi (cuci

5 cetak) 50,000.00

6 Komunikasi 200,000.00

7 Biaya listrik 100,000.00

8 Kesekretariatan Alat tulis kantor

50,000.00 Pelabelan produk

100,000.00 Stempel

30,000.00 perusahaan Pembuatan

60,000.00 proposal Pembuatan

90,000.00 laporan monitoring Pembuatan

90,000.00 laporan akhir

Sub total 480,000.00 Total

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 1

Analisis Keuangan

Tabel 1. Biaya Investasi

Penyusutan per item Mesin dan Peralatan

Umur ekonomis

Jumlah

Satuan

Harga satuan

Total biaya

Oven Pemanggang

2 75,000.00 Kompor gas

3 100,000.00 Tabung gas

3 66,666.67 Sendok pengaduk

1 10,000.00 Baskom Plastik

1 buah

1 15,000.00 Kuas

1 buah

0.5 1,000.00 Pisau

1 buah

4 buah

Heat Sealer

3 166,666.67 Lap kain

0.5 2,500.00 Galon air

Total penyusutan

Total investasi awal

per tahun Total penyusutan

per 6 bulan

Tabel 2. Biaya Produksi Biaya per

No Jenis

Kebutuhan Satuan

Total biaya

satuan

1 Ubi Jalar

30 kg

2 Beras ketan

10 kg

3 Santan kelapa

7 Baking powder

2 kg

8 Bawang putih

11 Asam asetat glasial

5 kg

12 Air galon

10 buah

13 Kemasan plastik

3000 eksmpl

Total 1,588,000.00 Tabel 3. Biaya Operasional

Total biaya No

2 Biaya Penyusutan Alat dan Mesin 318,833.33

3 Biaya administrasi 50,000.00

4 Biaya transportasi bahan 100,000.0

5 Promosi 150,000.0

Total (Rp)

Tabel 4. Proyeksi Break Event Point

Keterangan Biaya (Rp)

Biaya Tetap

1. Biaya administrasi 50,000.00

2. Biaya penyusutan alat dan mesin 318,833.33 Total biaya tetap

368,833.33 Biaya variabel

1. Biaya bahan baku 1,888,000.00

3. Biaya listrik 100,000.00

4. Biaya transportasi bahan 100,000.00

5. Biaya promosi 150,000.00 Total Biaya variabel (produksi)

2,238,000.00 Jumlah produk

4,000.00 Harga jual per unit

1,000.00 Biaya variabel per unit

559.50 BEP (unit)

Tabel 5. Proyeksi laba rugi

Uraian

Biaya 6 bulan ke­

Pemasukan

1 Harga Jual (Rp/Unit)

2 Volume Penjualan (Unit)

1 Biaya Bahan Baku Ubi Jalar

90,000.0 90,000.0 Beras ketan

80,000.0 80,000.0 Santan kelapa

120,000.0 120,000.0 Baking powder

10,000.0 10,000.0 Bawang putih

60,000.0 60,000.0 Merica

Asam asetat glasial

25,000.0 25,000.0 Air galon

80,000.0 80,000.0 Kemasan plastik

2 Biaya Operasional Listrik

100,000.0 100,000.0 Biaya penyusutan alat dan mesin

318,833.33 318,833.33 Biaya administrasi

50,000.00 50,000.00 Biaya transportasi bahan

150,000.0 150,000.0 4,278,333.0 Total Pengeluaran

Biaya investasi

Modal kerja

Initial cash flow

Operational cash flow

782,483.33 Pengembalian modal kerja

2,606,833.33

Terminal cash flow

3,389,316.67

Net Cash Flow

1,924,000 5,313,317 DF(13%)

­5,318,833

1,924,000

1,924,000

1,924,000

0.613 0.543 PV(13%)

1 0.885

0.783

0.693

1,179,412.00 2,885,130.95 NPV(13%)

­5,318,833.33

1,702,740.00

1,506,492.00

1,333,332.00

3,288,273.62

PP

< 2 tahun