BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Tinggi Teologia Abdiel Melalui Analisis Balanced Scorecard

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

  Dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu lembaga pendidikan perlu merencanakan strategi. Rangkuti, 2009; Sagala, 2011, menjelaskan bahwa strategi merupakan sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Strategi sekolah menjelaskan metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan strategisnya. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi.

  Dessler (2008) dan Kristiawan (2010) mendefinisikan strategi sebagai rencana jangka panjang organisasi berkenaan dengan bagaimana organisasi itu menyelaraskan kekuatan dan kelemahan internalnya dan peluang dan ancaman eksternalnya untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Strategi yang tepat dapat menghantar

  

11 tujuannya dan tetap memiliki keunggulan yang kompetitif.

  Secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup input, process, dan output (Sanusi, 1990;1). Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu dimaksud berupa

  • – sumber daya dan perangkat lunak harapan harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input SDM meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, dan peserta didik, dan sumber daya lainnya berupa peralatan, perlengkapan, uang dan bahan. Input perangkat lunak meliputi struktur
  • – organisasi sekolah, peraturan perundang undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb. Input harapan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran
  • –sasaran yang ingin dicapai sekolah. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi

  12 tersebut.

  Menurut Hanik (2011; 37) menyebutkan bahwa konsep mutu harus diperluas. Mutu tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi

  • –spesifikasi tertentu, melainkan mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan.

  Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dalam pendidikan berskala mikro (sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan program, proses pembelajaran dan proses monitoring dan evaluasi. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian input dilakukan secara harmonis sehingga menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas hidup kinerjanya, dan moral kerjanya.Kualitas sekolah bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta didik prestasi akademik dan prestasi non akademik.

  Program peningkatan mutu pendidikan seyogyanya berorientasi pada kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga layanan pendidikan haruslah memperhatikan masing

  • –masing pelanggan. Kepuasan dan kebanggaan pelanggan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan pendidikan. Sebagai contoh implementasi prinsip
  • –prinsip pencapaian mutu Edward Deming yang dapat diaplikasikan pada lembaga pendidikan. Uraian tentang pri
  • –prinsip tersebut adalah sebagai berikut: (Sallis; 2002)

  (1) Untuk menjadi sekolah bermutu perlu

  • – kesadaran, niat dan usaha yang sungguh sungguh dari segenap unsur di dalamnya. Pengakuan orang lain (siswa, sejawat, masyarakat) bahwa sekolah kita adalah bermutu harus diraih.

  (2) Sekolah yang bermutu secara keseluruhan memberikan kepuasan kepada pelanggannya, artinya harapan dan kebutuhan pelanggan terpenuhi dengan jasa yang diberikan sekolah. Kebutuhan pelanggan meliputi berkembangnya SDM bermutu, tersedianya informasi,pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat. Bentuk kepuasan pelanggan bagi para lulusan merasakan manfaat pendidikan dalam meniti karir di lapangan kerja. Di sekolah terjadi proses belajar mengajar yang

  14 teratur dan lancar, guru berperan aktif dalam memajukan bangsa dan

negara dan lulusannya berprestasi cemerlang.

(3)

Dalam lingkungan sekolah tumbuh dan

berkembang kerjasama yang baik antar sesama unsur didalamnya untuk mencapai mutu yang ditetapkan. (4) yang mampu memotivasi, Pimpinan mengarahkan, mempermudah serta mempercepat proses perbaikan mutu. Tugas

  • pemimpin adalah memberdayakan orang

    orang yang dipimpinnya, sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya lebih baik.

  (5)

Karya sekolah dalam pengajaran, penelitian,

pengabdian, administrasi selalu berorientasi pada mutu. Setiap unsur yang ada didalamnya berkomitmen pada mutu sehingga karya yang tidak bermutu dihindari.

  (6)

Upaya perbaikan mutu sekolah adalah secara

berkelanjutan. Standar mutu sebelumnya selalu dievaluasi dan terus diperbaiki sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

  (7)

Pekerjaan di sekolah jangan dianggap sebagai

pekerjaan yang rutin yang sama dari waktu ke waktu. Setiap kegiatan harus direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. Ciptakan kondisi belajar sambil bekerja dan terprogram belajar materi, metode, prosedur.

  (8)

Prosedur kerja sekolah perlu ditinjau apakah

hasilnya sesuai target atau tidak.

  (9)

Perbaikan prosedur antar fungsi di sekolah sebagai bentuk kerjasama harus terjalin dalam hubungan saling membutuhkan, tidak ada unsur yang lebih penting dari unsur yang lain. Pendidik dan tenaga kependidikan sama pentingnya. (10) Tradisikan pertemuan antar guru dan siswa untuk mereview PBM dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran. Pertemuan dengan orang tua siswa, masyarakat, alumni, Pemda oleh sekolah. Singkatnya, semua unsur yang berkepentingan dengan sekolah dapat

berpartisipasi mengembangkan sekolah.

  Mutu pendidikan merupakan akumulasi dari semua mutu jasa pelayanan yang ada di lembaga pendidikan yang diterima oleh para pelanggannya. Layanan pendidikan adalah suatu proses yang panjang, kegiatan yang satu dipengaruhi oleh kegiatan yang lainnya. Bila semua kegiatan dilakukan dengan baik, maka hasil akhir layanan pendidikan akan mencapai hasil yang baik.

2.2 Pendidikan Tinggi

  Menurut Undang

  • –undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

  16 jasa layanan masyarakat di bidang pendidikan. Jasa layanan tersebut sering dinyatakan kepada masyarakat untuk diterima dan didukung.

  Kelangsungan hidup perguruan tinggi tidak bisa lepas dari masyarakat pendukung maupun masyarakat yang berkepentingan dengannya. Masyarakatlah yang memberi masukan sumber daya dan dana yang diperlukan bagi penyelenggaraannya, dan masyarakat pula yang nantinya akan menerima dan memanfaatkan hasil pelayanan yang diberikan oleh perguruan tinggi. Oleh karena itu diperlukan penjaminan mutu perguruan tinggi agar tuntutan masyarakat dan kebutuhannya dapat terpenuhi.

  Dalam Undang

  • –undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

  Pasal 51 disampaikan bahwa Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Pemerintah menyelenggarakan sistem penjaminan

2.2.1 Sistem Penjaminan Mutu

  • –undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal

  18

  pendidikan bermutu. Adapun penyelenggaraan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi menurut UU RI No. 12 tahun 2012 adalah sebagai berikut:

  Penjaminan mutu Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi secara berencana dan berkelanjutan. Penjaminan mutu dilaksanakan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar Pendidikan Tinggi.

  Undang

  53 menyebutkan bahwa sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi terdiri atas sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi dan sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi.

   Pelaksanaan Tridharma

  Perguruan Tinggi memiliki 3 kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, yang selanjutnya disebut sebagai Tridharma Perguruan Tinggi.

  Ruang lingkup, kedalaman, dan kombinasi pelaksanaan Tridharma dilakukan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setiap jenis dan program Pendidikan Tinggi.

2.3 Analisis Balanced Scorecard (BSC)

2.3.1 Konsep Balanced Scorecard

  Balanced Scorecard merupakan pendekatan

  terhadap strategi manajemen yang konsepnya pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada awal tahun 1990. Balanced Scorecard berasal dari dua kata yaitu yang pertama balanced (berimbang) yang berarti keseimbangan antara performance keuangan dan non

  • –keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal dan kata kedua adalah scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat
diwujudkan oleh seseorang di masa depan.

  Balanced Scorecard merupakan alat manajemen

  strategik. Menurut Kaplan dan Norton (1996), BSC memiliki empat perspektif, yaitu : a.

  Perspektif Financial. BSC dibangun dari studi pengukuran kinerja sektor bisnis, sehingga yang dimaksud dengan perspektif financial adalah terkait dengan financial sustainability. Perspektif ini digunakan dalam melakukan penilaian kinerja organisasi.

  b.

  Perspektif Customer adalah perspektif yang berorientasi pada pelanggan karena merekalah pemakai produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi.

  c.

  Perspektif Internal Business Process adalah serangkaian aktifitas yang ada dalam organisasi untuk menciptakan produk dan jasa dalam rangka memenuhi harapan pelanggan.

  d.

  Perspektif Learning and Growth menggambarkan kemampuan organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan sumber daya internal organisasi. Kesinambungan suatu organisasi dalam jangka panjang sangat bergantung pada perspektif ini.

  20 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka kerja Balanced Skorecard

2.3 Keunggulan Balanced Scorecard

  Keunggulan Balanced Scorecard menurut Luis dan Biromo (2007) adalah sebagai berikut :

  1. BSC dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi diantara para

  stakeholders dari suatu perusahaan. Dengan

  menggunakan BSC, para stakeholders dapat melakukan review terhadap strategi dan pencapaiannya dengan bahasa yang sama. 2. memungkinkan organisasi untuk

  BSC memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik berbentuk tangibel maupun intangibel asset. BSC dapat mengkaitkan strategi dengan kinerja organisasi. Hal ini dapat dipantau dengan menggunakan Key Performance

  Indicators. Tegasnya adalah BSC tidak hanya

  mampu membantu organisasi dalam menyusun strategi, tetapi juga memonitor pencapaian strategi tersebut.

  4. BSC memiliki konsep sebab akibat. Dengan demikian para pelaku strategi mendapat gambaran dan menjadi jelas bahwa bila strategi yang berada dalam tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan sukses, hal tersebut membuahkan hasil tertentu dan akan terkait dengan strategi lainnya. Sebaliknya bila tidak tercapai, hal itu pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian strategi lainnya.

  5. BSC dapat membantu proses penyusunan anggaran. Pada saat penyusunan anggaran tahunan, suatu organisasi dapat menggunakan BSC sebagai titik tolak. Dari BSC kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilakukan oleh organisasi guna mencapai target

  • –targetnya, yang meliputi berbagai aktivitas sehari
  • –hari sampai dengan proyek khusus. Kemudian
  • –proyek kegiatan itu dapat dihitung
  • –kegiatan keperluan dananya dan dimasukkan ke dalam anggaran.

2.4 Penelitian Yang Relevan

  Dalam perkembangannya, metode Balanced

  

Scorecard sudah banyak digunakan oleh para peneliti

  khususnya dalam bidang pendidikan. Beberapa

  22 berjudul “Analisis Penilaian Kinerja Lembaga Pendidikan Tinggi Dengan Metode Balanced

  

Scorecard : Penerapannya Dalam Sistem Manajemen

  Strategi (Studi Kasus Pada Universitas Brawijaya Malang

  )”. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan strategi Universitas Brawijaya menghasilkan sasaran strategis pada keempat perspektif Balanced Scorecard. Hasil perancangan dan pengukuran diperoleh berbagai rumusan

  

Balanced Scorecard Universitas Brawijaya yang

  mencakup tujuan, ukuran, sasaran dan inisiatif strategis yang dapat dipergunakan sebagai ukuran peningkatan kinerja.

  Penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Wijaya,dengan judul “Model Balanced Scorecard Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah”.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui perspektif keuangan, sekolah akan mendapatkan nilai keuangan kepada masyarakat. Dalam perspektif pelanggan, masyarakat selaku pengguna layanan pendidikan dapat terlibat langsung dalam proses rumusan kebijakan sekolah sekaligus dapat mengevaluasi kinerjanya. Dipandang dari perspektif proses sekolah dengan program dan kegiatan yang

  • –hasil pendidikannya sesuai dengan yang diharapkannya. Dipandang dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sekolah dapat terus menerus meningkatkan dan menciptakan nilai untuk masyarakat serta pihak lain yang
  • –pihak berkepentingan.

2.5 Kerangka Berpikir

  Peningkatan mutu pendidikan sangatlah penting dan dibutuhkan setiap sekolah, tak terkecuali Sekolah Tinggi Teologia Abdiel yang bertempat di Jalan Diponegoro 233 Ungaran. Salah satu alat ukur mutu pendidikan adalah dengan diadakannya penilaian melalui akreditasi. Pada pelaksanaan Akreditasi tahun 2012 STT Abdiel memperoleh peringkat C. Oleh karena itu diperlukan strategi peningkatan mutu agar pada akreditasi mendatang STT Abdiel memperoleh peringkat B.

  Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dianalisa strategi peningkatan mutu yang digunakan oleh STT Abdiel dan kendala

  • –kendala yang selama ini dihadapi. Untuk menganalisa strategi peningkatan mutu yang digunakan STT Abdiel, peneliti menggunakan Analisis Balanced Scorecard sebagai

  24 adalah deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian pada strategi peningkatan mutu STT Abdiel. Observasi, wawancara, studi dokumentasi dan FGD merupakan metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

  Berdasarkan hasil FGD, masih menunjukkan bahwa peningkatan mutu STT Abdiel masih sangat kurang. Masukan dari para Asessor akreditasi belum mendapat perhatian. Melalui analisis Balanced

  Scorecard ini, diharapkan strategi

  • –strategi peningkatan mutu yang relevan dapat ditemukan, sehingga pada akreditasi berikutnya STT Abdiel memperoleh peringkat akreditasi B.
Perolehan peringkat C pada akreditasi 2012 Strategi peningkatan mutu Perspektif keuangan Perspektif Pelanggan Analisis Balanced Score Card

  Proses Bisnis Internal Hasil Analisis Inovasi dan Perbaikan

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Strategi Peningkatan Mutu melalui Analisis

  

Balanced Scorecard

  26