Bab 1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Sistem Budidaya Padi dengan Metode System Rice Intensification dalam Pertanian: Studi pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Ringgit Kecamatan Ngo

  meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, melainkan memiliki tujuan untuk menciptakan manusia Indonesia yang berwawasan luas dan memiliki pandangan jauh ke depan. Untuk itu, pembangunan ekonomi tidak hanya dilakukan melalui pembangunan sarana fisik yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat, tetapi juga melalui pengembangan kemampuan berpikir manusia Indonesia.

  Menurut Thomas Robert Malthus dalam hasil karya yang

terkenal yaitu An Essay on the Principles of Population pada tahun

1789. Malthus membuat sebuah prediksi bahwa pertumbuhan

populasi mempunyai kecenderungan meningkat melebihi

ketersediaan pangan. Teori Malthus mengilhami para ahli untuk

membuat suatu terobosan untuk mengatasi kelangkaan pangan. Salah

green satu terobosan yang sangat terkenal adalah revolusi hijau (

revolution) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia.

  Pada sektor pertanian di Indonesia, kemampuan berpikir dari sumber daya manusia sebagai pengelolanya harus tetap ditingkatkan. Pembangunan non fisik bagi sumber daya manusia terutama pada rumah tangga pertanian masih sangat dibutuhkan dalam peningkatan produksi pertanian dan swasembada pangan. Tentunya dengan kemampuan berpikir dari pengelola pertanian yang baik dapat memicu daya kreatifitas dan inovasi di sektor pertanian berupa pembangunan sarana fisik pertanian tepat guna, manajemen organisasi, pengelolaan keuangan, pengembangan wawasan komoditi pertanian, dan kesejahteraan dari ekonomi rumah tangga. Pembahasan mengenai pembangunan sektor pertanian merupakan topik yang selalu dapat dikembangkan. Pembahasan pertanian dapat dikupas dalam beberapa displin ilmu akademis, yaitu diantaranya dalam bidang sosial, ekonomi, politik, teknologi, dan psikologi. Perkembangan didunia pertanian semakin lama semakin pesat. Dengan adanya banyak kajian tentang pertanian dalam berbagai disiplin ilmu tersebut membuat kemajuan pertanian dunia dapat menjawab krisis pangan yang dihadapi pada saat ini dan dimasa mendatang. Dengan menjalankan manajemen yang benar dan dibantu dengan teknologi inovasi tepat guna, maka harapan akan pertanian dengan produksi yang efektif dan biaya yang efisien tidak lagi hanya sebatas impian, melainkan kenyataan yang dapat dirasakan bagi masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya.

  Menurut Hermanto dan Gatoet S. Hardono, sektor pertanian selama ini merupakan sektor penyumbang PDB yang cukup besar, namun perannya semakin menurun karena pertumbuhan di sektor nonpertanian yang relatif lebih cepat dari pertumbuhan sektor pertanian. Pada tahun 2014 sumbangan sektor pertanian terhadap PDB adalah sekitar 13,38% (sama dengan sumbangan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor). Sektor pertanian juga merupakan sektor yang dominan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia, walaupun perannya juga cenderung menurun. Pada tahun 2004 peran sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja sekitar 45%, menurun menjadi 34% pada tahun 2014. Walaupun demikian, sektor pertanian masih merupakan sektor terbesar dalam menyerap tenaga kerja pada tahun 2014.

  Sektor pertanian dalam arti luas (termasuk subsektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan) merupakan salah satu sektor penting sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Sektor pertanian dalam arti luas menyerap lebih dari 35% angkatan kerja. Di samping itu, sektor pertanian dalam arti luas juga merupakan penghasil bahan baku bagi sektor industri, selain juga sebagai pengguna input yang dihasilkan oleh sektor industri, serta pengguna dari sektor jasa angkutan dan perdagangan.

  Data menunjukkan bahwa selama periode tahun 2004 –2013 sektor pertanian dalam arti luas masih memegang peran strategis dalam menciptakan pendapatan bagi perekonomian nasional. Nilai PDB

  • – masing-masing sektor atas harga berlaku selama periode tahun 2004 2013, Pada tahun 2004 PDB sektor pertanian dalam arti luas adalah Rp329,12 triliun, naik menjadi Rp1.311,30 triliun pada tahun 2013, atau naik sebesar 3,98 kali lipat. Pada tahun 2004, sektor pertanian dalam arti luas menyumbang sekitar 14% dari total PDB nasional. Peran sektor pertanian terhadap PDB nasional tidak mengalami perubahan yang nyata, sehingga sumbangan sektor ini pada tahun 2013 masih tetap, yaitu 14%.

  Berkaca dari gambaran kemajuan bidang pertanian dapat mengungkap kondisi pertanian khususnya pada pertanian pangan di Desa Ringgit. Desa Ringgit merupakan desa yang memiliki lahan pertanian di subsektor tanaman pangan. Ringgit adalah salah satu desa dari 57 desa yang menjadi lumbung padi di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sebagai desa penghasil beras, maka tanaman padi menjadi komoditas utama dalam kegiatan budidaya.

  Metode SRI mulai dikenal oleh petani Desa Ringgit pada tahun 2003 melalui Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) yang diadakan oleh seorang Suster yang berasal dari Magelang. Berkat adanya pembelajaran tersebut mulai banyak petani yang bersedia menerapkan metode SRI dengan input organik atau biasa disebut dengan SRI organik. Walaupun tidak sedikit pula petani yang masih skeptis dengan adanya metode SRI ini. Hal ini disebabkan karena banyak perlakuan yang berbeda pada teknis budidaya SRI dengan budaya bertanam padi yang selama ini telah dilakukan petani. Gambaran SRI ( System Rice Intensification)

  System of Rice Intensification Organik atau yang biasa disebut dengan SRI Organik merupakan suatu budidaya tanaman padi yang seksama dalam proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, air dan tanaman serta pemberdayaan kearifan lokal melalui penggunaan bahan-bahan secara alamiah dan mengoptimalkan peranan dan fungsi bahan organik. Metode SRI pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagaskar antara 1983 – 1984 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Perancis yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani – petani disana. Oleh penemunya, metode

  Le Systme de ini selanjutnya dalam bahasa Perancis dinamakan Riziculture Intensive. Sedangkan dalam bahasa inggris popular dengan System Rice Intensification atau SRI. nama

  SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya dari Norman Director of Cornell International Institute for Food,

  Uphoff ( Agriculture, and Development (CHIFAD). Pada tahun 1987, Uphoff mengadakan presentasi SRI di Indonesia yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan di luar Madagaskar. Menurut Uphoff SRI bukanlah suatu teknologi atau varietas, namun lebih dianggap sebagai suatu system. Menurut para petani SRI dan peneliti – peneliti organik, gagasan SRI ini tercipta karena tanaman padi sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan produksi tinggi, ini hanya akan dicapai bila kita membantu tanaman dengan kondisi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kondisi ini bisa di usahakan dengan proses pengelolaan tanah, tanaman dan air.

  Mengapa SRI ? Pada mulanya semua kegiatan pertanian di Indonesia dianggap sangat ramah lingkungan. Upaya pertanian bangsa Indonesia sangat memperhatikan keseimbangan ekosistem, memelihara keanekaragaman hayati dan berbagi kesempatan kerja diantara sesama.

  1 Secara akademik dikenal sebagai upaya ecofarming . Namun pada akhir

  abad ke-20 hampir tidak ada lagi upaya pertanian yang ramah lingkungan Kesejahteraan petani semakin menurun pasca High External diterapkannya sistem pertanian dengan pola HEIA (

  Input Agriculture). Wijaya (2002) menyebutkan beberapa ciri dari pola penerapan HEIA yaitu :

  

Ecofarming adalah bentuk budidaya pertanian yang mengusahakan sedapat mungkin

tercapainya keharmonisan dengan lingkungannya.

  (1) penggunaan bahan kimiawi dan pengendalian hama dan penyakit seperti pupuk, pestisida, dan zat pengatur tumbuh; (2) terjadinya perbaikan mutu faktor produksi seperti penggunan benih dari varietas unggul; (3) terjadinya mekanisasi pertanian seperti penggunaan mesin- mesin pertanian; dan (4) adanya perbaikan sarana dan prasarana pertanian seperti sistem pengairan dan alat-alat pertanian.

  Berdasarkan penerapan pola HEIA tersebut, selain memarjinalkan petani, berdampak pula pada kerusakan lingkungan (Suwantoro, 2008). Tanah persawahan lambat laun menjadi semakin keras. Pola HEIA secara teknis lebih merujuk kegiatan pertanian dari luar negeri yang beriklim bukan tropika, bukan kepulauan, bukan sumber keanekaragaman, semata-mata karena pertimbangan ekonomi yang ekspansif. Menggunakkan irigasi buatan, pupuk dan bahan kimia buatan, bahkan bibit tanaman buatan. Hal itu berdampak pada sikap ketergantungan terhadap pertanian dan menimbulkan dampak negative yang menghancurkan siklus ruang dan siklus kehidupan dalam tanah, menurunkan keanekaragaman hayati, menghambat peningkatan produktivitas selama waktu yang panjang, yang berakhir pada hilangnya semua peluang ekonomi pertanian Indonesia dan runtuhnya kesejahteraan para petani.

  Upaya swadaya rakyat yang dikawal oleh semangat kembali ke Back to Nature), dan untuk mengangkat kesejahteraan petani alam ( melalui perbaikan produktivitas pertanian padi dengan System of Rice Intensification atau SRI mampu memanen banyak manfaat yang sangat 2 berarti. Dr.Ir. Mubiar Purwasasmita menjelaskan bahwa, selain berhasil meningkatkan produktivitas padi rata-rata dari 4-5 ton/hektar menjadi 8-12 ton/hektar, evaluasi pengalaman, pemahaman serta peningkatan kapasitasnya dinilai mampu menjadikannya pilihan terbaik yang paling dapat diandalkan untuk mencapai swasembadaan

  

Penjelasan dalam Semiloka Penyamaan Persepsi Kader SRI Indonesia “Introduksi SRI ( System Rice Intensification )” 30 Maret 2011 surplus beras 10 juta ton pertahun dengan percepatan. Menurut beliau bahkan secara strategis dapat dijadikan sebagai batu pijakan melakukan lompatan teknologi pertanian bukan saja untuk padi namun untuk pertanian secara menyeluruh sebagai upaya tani ramah lingkungan.

Prinsip Praktek pertanian organik bukanlah praktek pertanian yang „diharuskan‟. Praktek pertanian organik adalah pilihan karena

  penghargaan atas kesadaran nenek moyang bangsa yang mampu memaknai kecerdasan alam kita menjaga keberlanjutan siklus energi dan nutrisi yang memungkinkan keanekaragaman kehidupan berkembang di negeri ini. Kebiasaan budidaya padi yang selama ini dipraktekkan telah membuat tanaman padi menjadi sangat tergantung dengan asupan luar. Tanaman yang secara alami mampu mencari dan menyediakan nutrisi bagi dirinya sendiri dipandang sebagai makhluk yang harus disuapi agar dapat tumbuh dan berbuah. Saat kemampuan alamiah ini terganggu maka daya tahan tanaman terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan juga semakin menurun.

  Dari latar belakang tersebut maka, penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi para petani di Indonesia pada umumnya dan petani setempat pada khususnya, sebagai tolak ukur para petani agar dapat meningkatkan hasil pertaniannya serta dapat menerapkan metode tanam padi SRI ini sehingga dimungkinkan akan meningkatkan kesejahteraan dan kemandiriian petani di Indonesia.

Masalah dan Rumusan Persoalan Penelitian

  Sistem pertanian tanaman pangan pada beras dikenal dengan istilah pertanian konvensional dan pertanian organik. Pertanian organik yang diinovasikan melalui pengembangan metode system rice intensification (SRI). Pertanian ini menjadi pilihan karena kesadaran akan mampunyai memaknai kecerdasan alam untuk menjaga keberlanjutan siklus energi dan nutrisi yang memungkinkan bagi keanekaragaman kehidupan yang berkembang. Penggunaan SRI dapat membantu peningkatan kualitas dan kuantitas beras yang bertujuan untuk mengkonsumsi beras organik sebagai bagian dari pola hidup sehat dan mensejahterakan petani dari segi pendapatan karena beras yang dijual merupakan barang sehat dengan kandungan kimia yang mendekati nol. Pertanian SRI pada tanaman pangan dapat dijadikan pertanian yang berkelanjutan dengan konsentrasi pemeliharaan faktor produksi yang memiliki kearifan terhadap alam dan kesehatn petani serta kesejahteraan dari pendapatan yang diperoleh.

  Dari permasalahan tersebut maka dibuatlah rumusan persoalan penelitian sebagai berikut. Pertama, Bagaimana perkembangan dan arah penggunaan SRI untuk mensejahterakan alam dan petani? Kedua, Bagaimanakah nilai dari hasil pertanian pangan organik SRI bagi kesejahteraan rumah tangga keluarga, kelompok tani dan desa? Ketiga, bagaimanakah anailisis dari konsep pertanian berkelanjutan yang sesuai pada masyarakat petani tanaman pangan?

Sistematika Penulisan Tesis

  Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap keseluruhan dari hasil penelitian, akan disusun susunan garis besar yang memungkinkan pemahaman yang lebih terarah, sesuai dengan materi serta pembahasan yang disampaikan, yaitu sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara singkat mengenai isi tesis yang berisi latar belakang penelitian, masalah dan rumusan persoalan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian.

  BAB II KAJIAN LITERATUR Pada bab ini akan menjelaskan mengenai telaah teoritis yang digunakan dalam penulisan tesis, yang berisikan tentang uraian pengertian dan landasan teoritis yang berhubungan dengan persoalan yang hendak diteliti dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi deskripsi bagaimana penelitian ini akan dilaksanakan secara operasional, yang meliputi: jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, pengukuran konsep, teknik analisis data dan langkah analisis.

  BAB IV ANALISIS DATA Berisikan pembahasan masalah dilakukan atas dasar analisis data-data yang telah dikumpulkan melalui penelitan. Data tersebut dianalisis menggunakan metode analisis yang telah ditetapkan.

  BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Pada bab ini merupakan bab terakhir sekaligus penutup dari skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari semua yang telah diuraikan dari berbagai analisis yang dilakukan.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kampung Batik Giriloyo: Rantai Nilai dan Keunggulan Bersaing

0 1 17

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

0 0 5

BAB 2 HUBUNGAN IDENTITAS TERITORIAL DAN RESISTENSI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

0 0 12

BAB 3 METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

0 0 13

BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

1 1 28

BAB 5 IDENTITAS TERITORIAL DAN RESISTENSI MASYARAKAT HATUNURU - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

1 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The High School Students’ Attitude towards Learning English

0 0 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Factors Leadingto Speaking Anxiety and Strategies to Overcome The Anxiety

0 0 47