BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Diversifikasi Fee Based Income Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  tulang punggung keuangan Indonesia dalam meningkatkan perekonomian dan meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Bank merupakan lembaga kepercayaan dimana kepercayaan masyarakat berperan penting bagi bank,karena dengan demikian bank dapat menghimpun dana untuk keperluan operasional bank.Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi dimana bank membantu kelancaran sistem pembayaran,dan tidak kalah penting bank adalah lemabaga yang menjadi sarana dalam pelaksaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter. Kewajiban bank lainnya adalah bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnyauntuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

  Kegiatan operasional perbankan pada dasarnya sama dengan kegiatan ekonomi lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.Keuntungan pokok perbankan diperoleh dari selisih bunga simpanan dengan bunga kredit atau pinjaman yang disebut dengan istilah spread based. Keuntungan perbankan dewasa ini lebih banyak diperoleh dari bunga yang dihasilkan dari pemberian kredit. Kredit adalah kegiatan kegiatan perbankan No. 7 tahun 1992 yang menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Pihak peminjam bunga yang telah disepakati.Komponen utama faktor biaya bagi bank berasal dari pendapatan bunga simpanan dan faktor utama pendapatan bagi bank berasal dari pendapatan bunga pinjaman.

  Pada tahun 1997-1998 merupakan tahun kemunduran perbankan di Indonesia. Menurut Kasmir (2000:3) kemunduran perbankan Indonesia merupakan sebagai akibat kesalahan dalam mengelola perbankan. Tahun 1997- 1998 perbankan mengalami kredit macet atau gagal bayar atas kredit yang diberikan kepada nasabah.

  Krisis ekonomi membuat sebagian besar perbankan mengalami kerugian karena timbulnya Non Performing Loan dan negative spread antara pendapatan bunga dengan biaya bunga. Akibatnya modal bank menjadi negatif, rasio kecukupan modal (CAR) yang menurun sehingga menyebabkan bank tidak boleh melakukan aktivitas kredit.

  Menurut Nuryadin (2001) untuk mengatasi pendapatan yang terus merugi akibat menurunnya pendapatan bunga kredit bank, bank harus berupaya untuk menciptakan peluang agar menghasilkan pendapatan dengan memanfaatkan sumber yang ada dan untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap bunga bank. Permasalahan yang dihadapi para pelaku bisnis perbankan ialah berupaya untuk mengurangi beban dan meminimalisir risiko yang ditanggung dengan menghasilkan pendapatan yang berasal dari sumber lain.Perbankan mulai mengembangkan diversifikasi produk terbaru untuk mengurangi tingkat ketergantungan pada pendapatan bunga kredit yaitu dengan melakukan inovasi

  

income digunakan untuk mengendalikan cost of loanable fund sehingga

  pendapatan bunga menjadi lebih optimal. Menurut Kasmir (2001:109) Fee based

  income adalah keuntungan yang didapatdari transaksi yang diberikan dalam jasa-

  jasa

  Fee based income merupakan pendapatan yang diperoleh bank dari

  pemberian jasa-jasa perbankan seperti transfer,inkaso,kliring, safe deposit box,

  

bank card, bank notes, bank garansi, referensi bank, bank darft , letter of credit,

  menerima setoran-setoran (pembayaran pajak,telepon,air,listrik,dan uang kuliah), melayani pembayaran-pembayaran (gaji, pembayaran devinden , kupon, pemberian bonus/ hadiah ), transaksi valuta asing dan jasa-jasa lainnya. Adapun biaya yang terdapat dalam fee based income antara lain biaya administrasi, biaya kirim, biaya provinsi dan komisi, biaya sewa dan biaya iuran. Dalam laporan keuangan bank, fee based income dimasukan kedalam pendapatan operasional lainnya.

  Perbankan di Indonesia pada era saat ini sedang berlomba-lomba untuk meningktakan fee based income, karena fee based income merupakan sebuah diversifikasi pendapatan yang memberikan manfaat dengan tingkat risiko yang kecil dibandingkan dengan pendapatan bunga (net interest margin).Pendapatan non bunga (fee based income) perbankan Indonesia cenderung meningkat setiap tahun. Bahkan, menurut Deutsche Bank, komposisi pendapatan non bunga perbankan Indonesia terhadap total pendapatan paling tinggi dibandingkan sejumlah negara lain di kawasan Asia. Laporan Deutsche Bank yang dirilis 2 terhadap total pendapatan bank di tahun 2010 mencapai 44% bandingkan dengan negara Asia lainnya seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 .

Tabel 1.1 Pendapatan Non Bunga ( fee based income) Negara 2010

  Indonesia 44% Malaysia 42% Singapura 41% Hongkong 37% Thailand

  36%

  India 25% China 20% Korea Selatan

  15% Sumber :

Tabel 1.1 Pendapatan Non-Bunga (Fee Based Income) Negara 2010

  Indonesia 44% Malaysia 42% Singapura 41% Hongkong 37% Thailand 36% India 25% Cina 20% Korea Selatan15% Sumber: Kontan.co.id

  Secara regional pertumbuhan fee based income di Indonesia tumbuh paling cepat, hal tersebut dapat terlihat dengan peningkatan fee based income dari 17% pada tahun 2005 menjadi 25% pada tahun 2010. Deutsche Bank menilai kontribusi pendapatan non bunga yang semakin besar akan memperbaiki visibilitas dan kualitas pendapatan perbankan Indonesia. Peningkatan pendapatan bisa dilakukan tidak Hanya dari kegiatan fee based yang dikenakan terhadap pinjaman, melainkan juga dapat diperoleh dari kegiatasan pemberian asuransi, cash management, maupun remitensi(pengiriman uang).

  Kegiatan-kegiatan jasa tersebut juga dapat mendatangkan keuntungan bagi ketahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan keuntungan dari spread based semakin kecil mengingat persaingan semakin ketat. Oleh sebab itu disamping mencari keuntungan utama tetap pada spread based. Dewasa ini semakin banyak yang mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank .fee based income merupakan pendapatan yang memiliki resiko sangat kecil bila dibandingkan dengan pendapatan bunga. Besarnya keuntungan yang diperoleh oleh bank serta efisien dan efektif perusahaan dalam mengelola keuangan, menunjukan kinerja keuangan bank yang bagus.

  Perbankan Indonesia sangat bertumpu terhadap pendapatan bunga , walaupun diversifikasi pendapatan sudah dilakukan oleh perbankan Indonesia.

  Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan, saat ini pertumbuhan kredit berada bekisaran 25-26 % dan akan dikembalikan ke tngkat 20-23% , tingkay yang mencermibkan tren jangka panjangnya. Pertumbuhan kredit terlalu cepat bisa mengganggu stabilitas,sehingga pertumbuhan kredit harus dikembalikan.

  Hingga Juni 2012, penyalurab kredit perbankan menembus rp 2.470,38 triliun rupiah atau tumbuh 25,95% dibandingkan priode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi dikredit investasi yakni sebesar 29,1% menjadi Rp.475,75 triliun. Menyusul kredit modal kerja, meningkat 28,2% menjadi Rp 1.058,57 trilium dan kredit komsumsi 19,6% menjadi Rp 668,72 triliun.

  Perbankan nasional diperkirakan akan merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB) mengerem laju kredit perbankan. Sebab pertumbuhan kredit yang terlampau tinggu berpotensi menimbulkan overheating ekonomi. Selain merevisi RBB, bank nasional sapat mendorong peningkatan pendapatan non operasional (fee based

  

income) . Dengan demikian, bank nasional tetap dapat menjaga laba tinggi

  meskipun pendapatan dari bunga kredit agak menipis karena penguncuran kredit direm (08/02) (sumber :www.jaringnews.com) Melihat hal ini, semakin banyak bank yang mencari keuntungan lewat jasa- jasa bank selain dari pendapatan bunga. Banyak upaya yang dilakukan oleh bank- bank dalam meningkatkan fee based income.

  Contohnya Bank Mandiri, incar fee based income naik 30% dari produk mandiri e-fx yang diluncurkannya. Bank Mandiri icar fee based income dari transaksi valas yang dipredikisi naik 30%. Prediksi sejumlah itu, karena valas merupakan salah satu penyumbang fee based income terbesar dari Bank Mandiri.

  Transaksi valas interbank sekitar 40 miliar AS, sedangkan transaksi valas nasabah 60 dollar AS miliar. Dalam setahun sampai Juni 2013, pertumbuhan fee

  

based income dari transaksi valas Bank Mandiri sendiri naik 100% dari Rp 300

  miliar di Juni 2012. Sementara untuk total fee basee income dari bisnis tresuary, termaksuk fixed income securities, hingga juni 2013 tercatat Rp. 802 miliar.

  Maksudnya dari transkasi valas ini fee based income cukup besar. Sekitar 21-22% dari fee based income, pendapatan terkait dengan transaksi valas. Adapun produk-produk treasury Bank Mandiri selain cash transactions produk (transaksi valas devisa umum dan banknotes),perseroan ini juga memiliki beberapa jenis

  Di sisi lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) gencar meningkatkan pendapatan non bunga, hingga akhir 2012 menargetkan tambahan pendapatan berbasis biaya ( fee based income )sebesar Rp 1 triliun dari penggunaan elektronik banking. Per september 2012, fee based income dari elektronik banking bank pelat merah ini mecapai Rp. 500 miliar.

  Salah satunya melalui kerja sama operator telekomunikasi,peningkatan fee

  

based income dilakukan dengan berkerja sama dengan Indosat. Nantinya Indosat

  memberikan inovasi layanan mobile banking dan internet banking. Internet banking baru dan 500.000 pengguna mobile banking baru. Sementara saat ini ,pengguna internet banking mencapai 200.000 ribu orang atau sekitar 15 juta pengguna kartu debit BRI, secara perlahan terintegrasi ke electronic banking.

  Per September 2012, 15 juta pemegang kartu kredit mencatat transaksi Rp.40 triliun per bulan. Dari total transaksi tersebut, pengguna elektronik banking hanya Rp 20 triliun perbulan. Padahal, pengguna elektronic banking di BRI baru mencapai 3 juta orang.

  Perluasan layanan elektronik banking ini juga bisa memuluskan langkah BRI menjadi the biggest payment bank in Indonesia. Perseroan berharap, target bisa dicapai dalam dua tahun mendatang. Seperti diketahui, BRI merupakan bank dengan unit layanan terluas di Indonesia, yaitu dengan 8.888 unit kerja dan 11.111 unit ATM di seluruh Indonesia Usaha bank membenahi diri melalui bisnis fee based income seperti telah perusahaan yaitu perolehan laba maksimal atau dengan kata lain pencapaian tingkat profitabilitas yang sehat dan wajar.

  Profitabilitas tidak hanya penting bagi pengelola bank, tapi juga

  

stakeholders lainnya. Bagi perusahaan tertentu, tentu profitabilitas berkaitan

  langsung dengan tingkat pendapatan yang akan diperoleh. Bagi masyarakat, khususnya nasabah , tidak akan merasa was-was dalam menyimpan uangnya dibank, karena bank yang memiliki profitabilitas dapat dikatakan mempunyai modal yang cukup dan jaug dari resiko kebangkrutan. Dengan kata lain, profitabilitas dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Bagi pemerintah, bank yang memiliki profitabilitas yang tinggi, maka bank tersebut digolongkan bank sehat.

  Bank harus senantiasa menjaga protabilitasnya untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Tingkat kinerja protabiltas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keunagan dengan cara menganalisi dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan.

  Fee based income berdasarkan beberapa peneliti terdahulu seperti yang

  dikemukakan oleh Anggadini (2002), Setiadi (2010) lebih berkontribusi terhadap peningkatan profitabilitas pendapatan dengan risiko yang relatif kecil. Fee based

  income dianggap sebagai alternatif baru dan peluang besar dalam dunia perbankan katena dengan fee based income perbankan dapat meminimalisirkan tingkat ketergantungan pendapatan terhadap bunga hanya berdasarkan service terhadap nasabah dengan risiko lebih kecil. Berbeda dengan pendapat DeYoung dan Rice perbankkan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor peningkatan fee based income dan peningkatan service diberikan nasabah terhadap masyarakat.

  .Alasan utama perbankan melakukan diversifikasi pendapatan adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian. Maka penelitian ini ingin mengaji lebih lanjut seberapa besar pengaruh yang ditimbukan fee based

  

income terhadap risiko bank Indonesia. Peneliti ini ingin menguji pengaruh

  diversifikasi pendapatan pada perbankan Indonesia yang listed di Bursa Efek Indonesia dengan periode lima tahun yaitu tahun 2009 sampai 2013. Sampel yang digunakan adalah tahun 2009 sampai 2013 karena peride tersebut lebih mudah memprediksi pengaruh fee based income terhadap risiko dalam penigkatan profitabilitas. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENGARUH DIVERSIFIKASI PENDAPATAN FEE BASED

  

INCOME TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK PERIODE 2009- 2013”

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : Apakah ada pengaruh Provisi dan Komisi terhadapat Return on Asset

  ( ROA) pada perusahaan perbankan? 2.

  Apakah ada pengaruh Transaksi valuta asing terhadapat Return on

  Asset ( ROA) pada perusahaan perbankan? 3.

  Apakah ada pengaruh Pendapatan Lainnya terhadapat Return on Asset

  ( ROA) pada perusahaan perbankan

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui pengaruh Provisi dan komisi terhadap Return On Assest Pada perusahaan perbankan.

  2. Untuk mengetahui pengaruh Transaksi valuta asing terhadap Return On Assest Pada perusahaan perbankan.

  3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan lainnya terhadap Return On

  Assest Pada perusahaan perbankan

1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: 1.

  AKADEMIK Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa untuk menjadi referensi serta dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan diversifikasi pendapatan dan risiko perbankan.

  2. PERBANKAN dapat dijadikan bahan pertimbangan perbankan dalam melakukan kegiatan perbankan untuk meminimalisir risiko dan menambah tingkah kewaspadaan perbankan akan setiap kegiataan yang dilakukan

3. PEMERINTAH

  Dalam membuat peraturan yang lebih jelas mengenai kegiatan diversifikasi perbankan, agar kegiatan dversifikasi perbankan memberikan manfaat terhadap profitabilitas bank.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Implementasi E-SPT, Implementasi E-Filing, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Medan Kota

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) - Pengaruh Implementasi E-SPT, Implementasi E-Filing, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Medan Kota

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Implementasi E-SPT, Implementasi E-Filing, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Medan Kota

0 1 10

Pengaruh Implementasi E-SPT, Implementasi E-Filing, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Medan Kota

0 0 12

Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Market Capitalization - Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 8

Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 12

Pengaruh Diversifikasi Fee Based Income Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013

0 0 14

2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank - Pengaruh Diversifikasi Fee Based Income Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013

0 1 29