BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Sejarah Bank - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kartu E-Money Bank Mandiri Di Kota Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank

2.1.1 Sejarah Bank

  Perkataan bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banco yang berarti kepingan papan yang digunakan sebagai tempat meletakkan buku yaitu sejenis meja. Fungsi ini kemudian berubah semakin luas yaitu sebagai meja tempat menukarkan uang. Aktivitas ini dilakukan oleh para pemberi pinjaman (kreditor) dan para penukar uang di Eropa untuk menunjukkan/mempamerkan uang mereka kepada para pedagang dan orang-orang yang berlayar. Aktivitas seperti ini telah mulai dilakukan pada abad pertengahan dan dari sinilah timbul istilah “bank”. Berkaitan dengan aktivitas ini, jika sekiranya pengusaha bank tersebut gagal dalam melakukan urusan dan kewajibannya kepada pelanggan atau nasabah maka pelanggan atau nasabah tersebut akan marah dan banco tersebut akan dirusak dan dimusnahkan. Dari peristiwa pengrusakan dan pemusnahan banco inilah timbul istilah “bankrap” (Irsyad, 2010).

  Ahmad Salaby (1982) menguraikan sejarah kemunculan bank ini dengan versi sedikit agak berbeda. Menurut Salaby, pada masa dulu terdapat penukuran- penukaran uang yang menanti dibelakang meja masing-masing di pantai-pantai laut mediterranean (pantai selatan Italia). Meja ini dalam bahasa Italia disebut

  

banco dan atasnya diletakkan berbagai jenis mata uang yang diperlukan oleh

  orang-orang yang berlayar ke timur. Para pedagang dan pelayar akan menukarkan uang mereka dikawasan ini sehingga dapat dipergunakan di tempat tujuan perdagangan. Disamping aktifitas penukaran seperti ini kadang-kadang penukaran uang tersebut juga memberikan pinjaman kepada mereka yang membutuhkan.

  Aktifitas ini dikatakan semakin berkembang sehingga timbul yayasan yang menjalani aktifitas keuangan dan yayasan ini kemudian disebut dengan “Bank” (Ibid).

  Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut para ahli bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan cara memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan menambah uang baru (prof.

  G.M. Verryn Stuart). Defenisi ini menunjukkan bahwa objek aktivitas utama bank adalah masyrakat luas karena dana yang terhimpun dari masyarakat akhirnya akan disalurkan kepada masyarakat juga termasuk individu (Ibid).

2.1.2 Fungsi dan Peran Bank

   Fungsi Bank Sebagai Agent of Trust (kepercayaan) Aktivitas bank sebagai financial intermediary yang melibatkan kepentingan masyarakat luas tentunya didasarkan kepada kepercayaan dan keyakinan masyarakat. Kepercayaan dan keyakinan ini menjadi asas utama bagi institusi bank untuk tetap eksis dan berkembang sesuai dengan target dan harapan. Dalam hal ini bank berfungsi Agent of Trust di tengah masyarakat. Masyarakat hanya akan menyimpan uang atau dananya jika percaya dan yakin bahwa uang mereka atau dana yang akan mereka simpan tidak ada akan di salah gunakan oleh pihak bank (Ibid).

   Fungsi Bank sebagai Agent Of Development (Pertumbuhan) Aktivitas bank sebagai financial intermediary akan dapat menyelesaikan sebagai masalah ekonomi karena sektor moneter dan sektor rill akan saling berinteraksi satu sama lain. Surplus dana yang dihimpun perbankan akan disalurkan kepada pengusaha dan masyarakat lainnya sehingga dana itu diinvestasikan di tengah masyarakat. Investasi ini akan menghasilkan berbagai barang dan jasa yang diperlukan disamping membuka peluang pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Pertambahan barang dan jasa pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional (Ibid).  Fungsi Bank sebagai Agent Of Services (Pelayanan)

  Eksistensi dan aktivitas perbankan semakin mendapat sambutan dikalangan masyarakat. Berbagai produk dan jasa perbankan semakin banyak dan berkembang sehingga membantu dan memperlancar aktivitas kehidupan sehari-hari. Sebagian besar produk dan jasa-jasa perbankan ini dapat dinikmati semua lapisan masyarakat seperti jasa pengiriman atau transfer uang dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat dan aman. Masyarakat juga dapat memanfaatkan jasa bank sebagai tempat menyimpan uang, perhiasaan atau surat-surat berharga secara aman dengan memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan perbankan (Ibid).

2.2 Uang

2.2.1 Sejarah Uang

  Uang merupakan temuan manusia yang paling menakjubkan dan telah digunakan sejak berabad-abad yang lalu. Artinya, uang memiliki sejarah yang sangat panjang dan telah mengalami perubahan yang sangat besar sejak dikenal manusia hingga sekarang (Solikin dan Suseno). Misalnya, masyarakat Irak modern di sekitar 5.000 tahun yang lalu sudah mengenal dan menggunakan uang koin yang mereka namakan shekel. Uang ini melambangkan jumlah tertentu yang ekuivalen dengan emas dan perak. Sementara itu, mata uang inggris

  barley dinamakan poundsterling karena pada awalnya ekuivalen dengan satu pon perak.

  Negara Yunani dan Romawi juga menggunakan koin emas dan perak sebagai mata uang.

  Menurut Conway (2009) kata latin denarius akhirnya melahirkan dinar di berbagai negara, termasuk di Yordania dan Algeria. Masih menurut Conwaly kata

  

denarius dalam bahasa Spanyol bermana uang dan Portugis-Dinero dan Dinheiro.

  Uang kertas pertama di terbitkan pada abad ke 7, sementara, gagasaan penggunaan uang kertas di adopsi diEropa pada tahun 1861.

  Uang (Mishkin, 2004) adalah sesuatu (benda) yang diterima secara sebagai alat tukar dalam transaksi barang dan jasa. Alat tukar yang dimaksud dapat berupa benda apa saja yang diterima oleh setiap orang (masyarakat) dalam transaksi barang dan jasa. Dari definis tersebut, ada dua unsur penting yang peru diperhatikan,yaitu sesuatu benda dan diterima secara umum. Dengan begitu dapat dipahami uang sangat berguna untuk memperlancar teransaksi dalam perekonomian.

2.2.2 Fungsi Uang

  Para ekonom sepakat bahwa masyarakat butuh uang karena ia memiliki fungsi sebagai perantara atau sarana dalam transaksi barang dan jasa anatar satu dengan yang lain. Disamping itu, dengan menggunakan uang, maka kita dapat terhindari perdagangan atau transaksi secara barter yang mengandung banyak kelemahan. Fungsi uang dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi asli atau utama dan fungsi turunan. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu:

  1. Sebagai Alat Tukar.

  Chen dan Freeman (2004) menyatakan bahwa mereka membutuhkan uang, karena dengan uang transaksi barang dan jasa akan menjadi lancar. Dengan menggunakan uang, maka masyarakat terhindar dari sistem barter atau pertukaran secara langsung.

  2. Sebagai Satuan Hitung.

  Melalui fungsi ini, uang dapat digunakan untuk menghitung nilai atau harga berbagai macam barang dan jasa yang ditransaksikan dan menunjukan besarnya kekayaan serta untuk mengkalkulasi besar kecilnya kredit seseorang atau suatu unit usaha (bisnis). Dengan fungsi ini memungkinkan bagi seseorang untuk membandingkan nilai dari dua barang yang berbeda.

  3. Sebagai Penyimpan Nilai.

  Melalui fungsi uang sebagai penyimpan nilai, maka seseorang (pengusaha) dapat mengalihkan daya belinya dari masa kini ke masa mendatang. Misalnya, jika seorang produsen menjual hasil produksinya, maka dia akan menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya.

  Penerimaan uang tersebut dapat disimpan untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.

  Fungsi uang sebagai turunan meliputi uang sebagai standar pembayaran pembayaran yang ditunda, sebagai alat pembayaran utung, sebagai alat timbun kekayaan (modal) dan sebagai alat untuk meningkatkan status sosial serta sebagai komoditas yang diperdagangkan di pasar valuta asing (Solikin dan Suseno, 2002).

2.2.3 Jenis – Jenis Uang

  Menurut Conway (2009) uang dapat dikelompokan dalam berbagai jenis, antara lain :

  1. Berdasar Bahan Baku Jika dilihat dari jenis bahan baku pembuatannya, maka jenis uang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Uang Logam

  Uang jenis ini terbuat dari logam ( emas dan perak) kedua jenis logam dipilih menjadi bahan baku untuk membuat uang karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali sifatnya tidak hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai, yaitu :

   Nilai Intrinsik, yaitu nilai (harga) bahan baku yang digunakan untuk membuat / mencetak mata uang misalnya nilai (harga) emas dan perak sebagai bahan baku untuk mencetak suatu mata uang.

   Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau nilai yang tertulis pada mata uang.

   Nilai tukar atau Kurs mata uang nilai mata uang suatu negara jika dibandingkan (ditukar) dengan mata uang negara lain, misalnya uang Indonesia (IDR) sebanyak Rp. 10.000 ditukar dengan US$ 1. Artinya, jika orang Indonesia ingin mendapatkan US$ 1, maka ia harus menyerahkan rupiah sebanyak Rp. 10.000, hal ini juga berarti bahwa US$ 1 = Rp 10.000.

  b. Uang Kertas Menurut penjelasan undang-undang No.3/2004 tentang Bank Indonesia bahwa yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

  2. Berdasarkan Nilai Uang Jika uang dikelompokkan menurut nilainya, maka dapat dibedakan dalam dua jenis uang, yaitu: a. Uang Bernilai Penuh (Full bodied money). Uang dikatakan bernilai penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan nilai / harga bahan yang digunakan atau nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Misalnya, jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.

  b. Uang Tanda (Token money ) adalah apabila yang tertera diatas uang lebih tinggi dari uang bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain niali nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp 10.000 Bank Indonesia mengeluarkan biaya Rp 8.000.

  3. Teori Nilai Uang Teori nilai uang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

  1. Teori Uang Statis Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Teori uang statis terdiri dari:

   Teori Metalisme, teori ini menjelaskan bahwa uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai bahan baku yang digunakan untuk membuat uang tersebut, misalnya uang emas dan perak.

   Teori Konvensi, Teori ini menjelaskan bahwa uang diciptakan atas dasar pemufakatan (konvensi) masyarakat untuk memperlancar pertukaran barang dan jasa dalam perekonomian.

   Teori Nominalisme, teori ini menjelaskan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena uang memiliki daya beli.

   Teori Negara, teori ini menjelaskan bahwa asal mula uang karena suatu negara menetapkan suatu benda yang diberlakukan sebagai alat tukar dan alat pembayaran. Artinya, uang memiliki nilai karena adanya kepastian hukum dari negara memiliki nilai karena adanya kepastian hukum dari negara berupa undang-undang mata uang.

  2. Teori Nilai Dinamis Teori ini menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan nilai uang. Kelompok teori ini meliputi:

   Teori Kuantitas (David Ricardo) Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo yang menjelaskan bahwa kuat atau lemahnya nilai mata uang tergantung pada jumlah uang beredar (money supply).  Teori Kuantitas Uang (Irving Fisher)

  Teori Kuantitas Uang yang dikembangkan Irving Fisher merupakan pengembangan dari Teori Kuantitas yang disusun oleh David Ricardo, teori ini disempurnakan oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang. Teori Fisher mengacu pada persamaan pertukaran (equation of exchange) yang dirumuskan sebagai :

  

MV = PT

  Keterangan:

  M : adalah jumlah uang beredar V : adalah tingkat velositas P : adalah tingkat harga umum T : adalah jumlah barang yang ditransaksikan

2.3 Teori Permintaan Uang

  Permintaan uang adalah pertanyaan tentang alasan-alasan atau faktor- faktor yang memotivasi seseorang memegang kekayaan dalam bentuk uang tunai (saldo kas). Dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa manusia sebagian pelaku ekonomi harus memilih alokasi sumber yang optimal agar memberi kepuasan yang maksimal. Para ekonom sepakat bahwa perdebatan mengenai teori permintaan uang bersumber dari dua kelompok pemikiran ekonomi yaitu

  

Monetarist dan Keynesians, perdebatan kedua kelompok pemikir tersebut telah

banyak dibahas dan tampaknya akan terus berlanjut dan sulit dipecahkan.

  Insukindo (1997) menyatakan bahwa konsep permintaan uang memegang peranan penting dalam analisis ekonomi moneter.

2.3.1 Teori Permintaan Uang Klasik

  Pandangan klasik mengenai faktor yang menentukan permintaan uang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantitas (quantiy theory) dan teorti sisa tunai (cash-balance theory). Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut (Sukirno, 1995 ):

  

MV = PT

  Keterangan:

  M : jumlah uang beredar V : tingkat velositas P : tingkat harga umum T : jumlah barang yang ditransaksikan

  Teori ini berpandangan bahwa terdapat bahwa hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga pada umum dan pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inflasi (Marshall and Swanson, 1980).

  Pandangan klasik yang kedua adalah teori cash

  • – balance theory yang

  dikembangkan oleh A. Marshall dan A.C Piguo dari Cambridge University. Teori ini pada dasarnya sama dengan teori kuantitas uang, tetapi cara pendekatannya sangat berbeda. Dalam teori ini tidak menekankan pada hubungan antara penawaran uang dan tingkat harga. Akan tetapi yang ditekankan adalah mengenai tujuan masyarakat dalam permintaan uang dan bagaimana faktor ini menentukan jumlah uang yang diperlukan masyarakat. Marshall berpendapat bahwa tujuan memegang uang adalah untuk membiayai transaksi yang dilakukan. Pigou menambahkan alasan lain dari masyarakat memegang uang yaitu berjaga-jaga. Permintaan uang nominal merupakan proporsi dari pendapatan nominal:

  MD = k Py Keterangan:

  P : Tingkat harga Y : Pendapatan rill K : nisbah antara permintaan uang dengan pendapatan masayarakat

2.3.2 Teori Permintaan Uang John Maynard Keynes Analisis permintaan uang selalu dikaitkan dengan Teori Moneter Keynes.

  Keynes sependapat dengan para ekonom Klasik tentang fungsi uang sebagai alat tukar dan sebagai konsekuensi dari adanya permintaan uang untuk kebutuhan transaksi. Keynes juga sependapat dengan ekonom cambridge yang berpandangan bahwa uang berfungsi sebagai alat penyimpan kekayaan (store of wealth) yang jumlahnya ditentukan oleh tingkat suku bunga dan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan. Keynes menekankan pentingnya suku bunga dalam memengaruhi perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau membeli surat-surat berharga (khususnya obligasi). Penekanan terhadap pengaruh faktor suku bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Keynes mengembangkan teori permintaan uang kaum Klasik dengan menambahkan bahwa uang bukan hanya sekedar alat-alat (medium of exchange) saja tetapi juga sebagai penyimpan kekayaan (store of value / whealth). Teori permintaan akan uang dikembangkan oleh Keynes dinamakan The Theory Of

  

Liquidity Preference . Dalam teorinya, Keynes dalam Bofinger (2001)

  memperkenalkan tiga motif yang melandasi permintaan akan uang, yakni :

  1. Permintaan Uang Untuk Motif Transaksi Permintaan uang untuk motif transaksi terjadi atau muncul jika seseorang atau masyarakat tidak menerima uang tunai bersamaan dengan saat mengeluarkannya. Misalnya, seorang pekerja menerima upah/gaji Rp 1.000.000 per bulan, tetapi pengeluarannya dilakukan setiap hari atau mingguan. Untuk alasan itu, maka pekerja tersebut membutuhkan uang tunai memperlancar transaksi.

  2. Permintaan Uang Untuk Berjaga-jaga Menurut Keynes bahwa permintaan akan uang tidak hanya untuk sesuatu yang sifatnya reguler atau normal seperti untuk memperlancar transaksi, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terduga atau di luar perencanaan, misalnya untuk berobat jika ada anggota keluarga yang menderita sakit atau membeli alat produksi yang sifatnya mendadak atau tiba- tiba mengalami kerusakan. Secara matematis permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Lt + Lj = f (Y) Keterangan : Lt : Permintaan uang untuk keperluan transaksi Lj : Permintaan uang untuk berjaga

  • – jaga Y : Pendapatan
Secara grafis permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga dapat lihat pada gambar berikut: Ltj

  Ltj = f (Y) Y

Gambar 2.1 Permintaan Uang untuk Motif Transaksi dan Berjaga-jaga

  1. Permintaan Uang Untuk Spekulasi Permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang tunai untuk tujuan spekluasi. Alasanya adalah sebagai berikut:

  a. Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang tunai makin besar/tinggi, sehingga keinginan mayarakat untuk menyimpan uang akan makin kecil.

  b. Hipotesis Keynes yang menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga nomal.

  Tingkat bunga normal adalah suatu tingkat bunga yang diharapkan akan kembali ketingkat normal setelah terjadi perubahaan, jika tingkat bunga pada kenyataanya berada diatas tingkat normal maka masyarakat akan mengharapkan tingkat bunga tidak akan naik lagi (Ibid).

2.3.3 Teori Permintaan Uang Milton Friedman

  Menurut Friedman, teori permintaan uang merupakan bagian integral dari teori modal atau teori tentang kemakmuran yang dipengaruhi oleh komposisi neraca pembayaran atau komposisi portofolio aset. Teori permintaan uang dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:

  1. Sudut pandang perseorangan Jika ditinjau dari sudut perorangan, maka permintaan uang dalam nilai riil dipengaruhi oleh beberapa faktor, anatara lain: a. Jumlah kemakmuran total merupakan kontrain. Friedman menggunakan konsep pendapatan permanen untuk mengukur indeks kemakmuran seseorang.

  b. Perbandingan antara kekayaan dalam bentuk human wealth. Human wealth adalah kapasitas seseorang untuk menghasilkan pendapatan.

  c. Tingkat pendapatan yang diharapkan (expected rate of return).

  d. Utility yang diperoleh dari memegang uang relatif terhadap utility yang diperoleh dari penggunaan bentuk aset lainnya.

  Fungsi permintaan uang menurut Freidman adalah sebagai berikut:

  

MP = f (Y, W, r M , r b , r e , 1/P(dP/dt, U)

  Keterangan

  

Y : Notasi wealth yang ditunjukkan dengan pendapatan rill W : Fraksi wealth terhadap non human wealth r m :

  Tingkat perolehan dari uang yang diharapakan r b

  :Tingkat perolehan dari obligasi yang diharapkan r e

  : Tingkat perolehan dari equity yang diharapkan 1/P(dp/dt) : Perubahan harga yang diharapkan terjadi, menunjukan tingkat perolehan nominal dari asset U : Utility yang diperoleh

  2. Sudut Pandang Pemilik Perusahaan Jika ditinjau dari pemilik perusahaan, maka fungsi permintaan uang pada diatas mengalami perubahan. Total kemakmuran bukan merupakan faktor pembatas terhadap fungsi permintaan uang. Karena jumlah aset produksi yang dimiliki perusahaan merupakan variabel yang dapat ditentukan sendiri oleh perusahaan untuk tujuan maksimisasi keuntungan (bukan unsur pembatasan). Akibatnya, variabel wealth pada persamaan permintaan uang tidak dimasukkan lagi. Dengan demikian, maka persamaan fungsi permintaan akan uang untuk pemilik perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

  MP = f (Y, r M , r b , r e , 1/P(dP/dt, U) Keterangan Y : Notasi wealth yang ditunjukkan dengan pendapatan rill r m

  : Tingkat perolehan dari uang yang diharapakan r b :

  Tingkat perolehan dari obligasi yang diharapkan r e :

  Tingkat perolehan dari equity yang diharapkan 1/P(dp/dt) : Perubahan harga yang diharapkan terjadi, menunjukan tingkat perolehan nominal dari aset U : Utility yang diperoleh

2.4 E-Money

2.4.1 Pengertian E- Money

  Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009, e-money adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit.

  b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip.

  c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut, dan.

  d. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan (Bank Indonesia). Menurut Purnomo (2012), uang elektronik (e-money) adalah nilai uang yang disimpan secara elektronik pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk kepentingan trasnsaksi pembayaran dan transfer dana. Penerbit uang elektronik meliputi lembaga bank atau lembaga selain bank (LSB). Di indonesia, uang elektronik diterbitkan oleh sejumlah bank dan perusahaan operator komunikasi. Penyelenggaraan uang elektronik melibatkan pihak pemegang, prinsipal, penerbit,

acquirer , pedagang, penyelenggara kliring, dan penyelenggara penyelesaian akhir.

  Perolehan data identitas pemegang dilakukan penerbit dengan menyediakan sarana atau formulir aplikasi yang harus diisi calon pemegang disertai bukti identitas calon pemegang. Keharusan pengisian data identitas pemegang diperuntukkan bagi pemegang yang baru pertama kali mengajukan sebagai pemegang dan penerbit sama sekali belum mempunyai data lengkap, benar, dan akurat tentang identitas pemegang. Batas nilai uang elektronik untuk jenis

  registered dan unregistered, sebagai berikut:

  1. Batas nilai uang elektronik untuk jenis unregistered (tidak terdaftar) paling banyak Rp 1.000.000 (satu juta rupiah).

  2. Batas nilai uang elektronik untuk jenis registered (terdaftar) paling banyak Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) (Purnomo 2012). BI mencatat penggunaan uang elektronik dari tahun 2007 s/d 2014 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jumlah Penggunaan Uang Elektronik di Indonesia

  

Periode Jumlah

Instrumen

  Tahun 2007 165,193 Tahun 2008 430,801 Tahun 2009 3,016,272 Tahun 2010 7,914,018 Tahun 2011 14,299,726 Tahun 2012 21,869,946 Tahun 2013 36,225,373

  (Sumber : Bank Indonesia, 2014)

  Sesuai data BI ada 165.193 kartu prabayar pada akhir 2007, meningkat dua kali menjadi 430.801 kartu prabayar pada akhir tahun 2008. Pada akhir tahun 2009, pengguna kartu prabayar meningkat menjadi 3.016.272 dan pada tahun 2010 juga mengalami peningkatan menjadi 7.914.018. Pada tahun 2011 sebesar 14.299.726 serta tahun 2012 sebesar 21.869.946 dan tahun 2013 mengalami kenaikan secara signifikan menjadi 36.225.373 pengguna kartu prabayar. Berarti dalam lima tahun kedepan jumlah kartu prabayar meningkat pesat hingga 70 kali.

2.4.2 Ketentuan lain E-Money

  Beberapa Ketentuan-ketentuan lain dari e-money yang terdapat di Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik (Electronic money).

  a. Nilai uang elektronik adalah nilai uang yang disimpan secara elektronik pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran atau transfer dana.

  b. Prinsipal adalah Bank atau Lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit atau acquirer dalam transaksi uang elektronik yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.

  c. Penerbit adalah Bank atau Lembaga selain bank yang menerbitkan uang elektronik.

  d. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerja sama dengan pedagang, yang dapat memproses data uang elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain.

  e. Pemegang adalah pihak yang menggunakan uang elektronik.

  f. Pedagang (merchant) adalah penjual barang atau jasa yang menerima transaksi pembayaran dari pemegang.

  g. Pengisian ulang adalah penambahan nilai uang elektronik pada uang elektronik. h. Dana Float adalah seluruh nilai uang elektronik yang diterima penerbit atas hasil penerbitan uang elektronik dan pengisian ulang yang masih merupakan kewajiban penerbit kepada pemegang dan pedagang. i. Tarik Tunai adalah fasilitas penarikan tunai atas nilai uang elektronik yang dapat dilakukan setiap saat oleh pemegang. j. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing

  • – masing penerbit atau Acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik.

  k. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan dan bertanggung jawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing

  • – masing penerbit atau Acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara kliring (Bank Indonesia).

2.4.3 Kelebihan dan kelemahan E-Money

  Beberapa kelebihan dari uang elektronik (e-money) 1. Uang elektronik mudah di dapat tanpa perlu membuka rekening.

  Keunggulan pertama uang elektronik adalah mudah didapatkan oleh siapa saja tanpa harus membuka rekening tabungan di bank yang prosesnya lebih lama dan lebih banyak prosedurnya. Proses untuk mendapatkan uang elektronik hampir sama mudahnya dengan saat kita membeli kartu perdana telepon seluler. Faktor kemudahan semacam ini di yakini akan mendorong masyarakat semakin tertarik menggunakan uang elektronik dibandingkan uang tunai atau kartu kredit.

  2. Uang elektronik bisa di isi ulang dengan mudah.

  Uang elektronik bisa di isi ulang dengan mudah seperti selama ini kita melakukan isi ulang pulsa telepon seluler. Isi ulang uang elektronik dapat dilakukan melalui handphone atau melalui jaringan pedagang ( merchant) yang ditunjuk oleh perusahaan penerbit uang elektronik.

  3. Uang elektronik membuat transaksi menjadi praktis.

  Di tengah kesibukan yang kian mendera membuat waktu makin terbatas. Kita tentu merasa terganggu jika harus menghadapi soal sepele. Misalnya, menunggu lama untuk menerima uang kembalian saat membayar di supermarket atau di pintu tol. Pembeli tidak perlu mengeluarkan setumpuk uang dari saku, sedangkan penjual juga tidak usah repot menyediakan uang kembalian jika transaksi menggunakan uang elektronik.

  4. Uang elektronik memberi berbagai keuntungan.

  Uang elektronik menawarkan berbagai keuntungan seperti gratis bensin beberapa liter berdasarkan pembelian dalam jumlah tertentu dan diskon tarif parkir. Contoh keuntungan yang diperoleh dari uang elektronik, misalkan kartu e- dari Bank Mandiri yang kini telah bekerja sama SPBU berlogo Mandiri,

  money

  Jasa Marga, Transjakarta, Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Lawson, Lion , Hypermart, Solaria, Excelso, Es teler 77, Waterboom Cikarang, dan

  Superindo

Wonder water world medan adalah diskon berbelanja serta masuk tempat wahana

  yang sudah ditentukan (Ibid).

  Sedangkan kelemahan / resiko dari e-money antara lain:

  1. Keamanan Perkembangan teknologi juga dimanfaatkan oleh para penjahat teknologi

  (cyber crime). Uang yang terdapat dalam kartu e-money dapat hilang karena dicuri. Hilangnya uang elektronik tidak menjadi tanggung jawab penerbit.

  2. Resiko kebingungan Belum semua nasabah/pengguna memahami dengan jelas penggunaan uang elektronik dikarenakan rumitnya peraturan yang mengaturnya.

2.5 Penelitian Terdahulu

  Beberapa penelitian yang menggunakan variabel e-money telah banyak dilakukan anatar lain:

  1. Sridawati (2006) mengadakan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prefrensi masyarakat terhadap penggunaan kartu pembayaran elektronik. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada delapan variable yang nyata mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan kartu pembayaran elektronik, diantaranya: jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata-rata perbulan, pengeluaran rata-rata perbulan, lokasi, teknologi dan motivasi.

  2. Cahaya Agung Purnama (2012) mengadakan penelitian tentang analisis pengaruh daya tarik promosi, presepsi kemanfaatan dan harga terhadap minat beli

  

e-toll card bank mandiri. Hasil penelitian tersebut membuktikan daya tarik

  promosi, manfaat dan harga membuat masyarakat mengambil keputusan untuk membeli e-toll.

  3. Claudia Sardoni dan Alessandro Verde (2002) dengan judul penelitiannya

  

The ‘it revolution’ and the monetary sytem : Electronic money and it effects

  (Revolusi teknologi informasi dan sistem moneter: Uang elektronik dan dampaknya). Penelitian ini berfokus kepada peran dan pengaruh uang elektronik terhadap sistem kebijakan moneter. Hasil penelitian bahwa dampak uang elektronik sebagai bagian dari revolusi teknologi informasi menjadi menjadi ancaman serius bagi Bank Sentral dan kebijakan moneter.

2.6 Kerangka Konseptual

  Variabel Penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang digunakan antara lain: variabel dependen dan variabel independen. Variable dependen adalah variable yang menjadi pusat perhatian peneliti. Nilai variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Variable terikat (dependent

  

variable ) yaitu minat beli konsumen. Variable independen adalah variabel yang

  mempengaruhi variabel dependen. Variabel bebas (indepenent variable) yaitu: Pendapatan, Kebutuhan, dan Selera. Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  MINAT BELI KEBUTUHAN SELERA PENDAPATAN

Dokumen yang terkait

Pengujian Price Reversal Jangka Pendek Atas Penurunan Harga Saham Pada Indeks Lq-45 Di Indonesia

0 0 10

Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Laba Per Saham, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Laba Per Saham, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Laba Per Saham, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Laba Per Saham, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental - Efektivitas Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kapulaga 2,5% Dibanding Dengan Klorheksidin 0,12% Terhadap Penurunan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2013

0 1 9

Perbandingan Konsistensi Garis E Ricketts dan Garis S Steiner dalam Analisis Posisi Horizontal Bibir pada Mahasiswa FKG USU suku India

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Sefalometri - Perbandingan Konsistensi Garis E Ricketts Dan Garis S Steiner Dalam Analisis Posisi Horizontal Bibir Pada Mahasiswa Fkg Usu Suku India

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Stres Kerja - Pengaruh Stres Kerja Dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention Pada Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero)

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kartu E-Money Bank Mandiri Di Kota Medan

0 0 10