1 Analisis Permasalahan Pelaporan Keuangan Dana Gampong Pada Gampong Meunasah Mesjid Kota Lhokseumawe

Jurnal Vokasi, Vol 1 No.1 April 2017 - ISSN : 2548-4117 (Media Online)
Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Analisis Permasalahan Pelaporan Keuangan Dana Gampong
Pada Gampong Meunasah Mesjid Kota Lhokseumawe
Muhammad Arifai,1* Teuku Fakhrial Dani,2 Faisal 3, Dewi Yolanda4
1,2,3

Dosen Jurusan Tata Niaga, Politeknik Negeri Lhokseumawe
4
Mahasiswa Prodi Akuntansi Jurusan Tata Niaga
JL. Banda Aceh-Medan, Km.280, 24301, (0645) 42670,
Lhokseumawe Aceh
*E-mail: arifai_m@yahoo.co.uk

ABSTRAK
Praktik pembukuan bendahara gampong menjadi sarana penting untuk mengungkapkan
informasi secara akurat dan transparan. Perubahan tata kelola keuangan gampong yang
menempatkan peran aktif aparatur desa dilihat sebagai persoalan yang menarik untuk
diteliti dikarenakan kewajiban yang diemban oleh aparatur gampong tidak hanya
berdampak pada pembangunan masyarakat gampong namun juga memberikan efek

negatif terhadap praktik korupsi dan penyalahgunaan anggaran di gampong. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan pembukuan dana gampong pada
gampong Mesjid Puenteut Kota Lhokseumawe, sebagaimana yang diamanat dalam
Qanun No. 5 Tahun 2003 dan Permendagri nomor 113 tahun 2014 tentang pelaksanaan
tata pemerintahan gampong yang mandiri dan pengelolaan keuangan desa. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif model analisis simulasi dengan sampel aparatur
Gampong Mesjid Puenteut Kota Lhokseumawe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masih terdapat permasalahan yang sangat teknis dalam penatabukuan akuntansi
gampong sesuai dengan standar akuntansi desa. Hal ini sejalan dengan eksekusi
anggaran yang bersumber dari dana desa, alokasi dana gampong, bagi hasil pajak
daerah serta sisa pembayaran tahun lalu sebanyak Rp 1.697.010.354 yang dilihat masih
terdapat kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Hasil penelitian ini
memberikan implikasi pada masih rendahnya pemberdayaan gampong yang selama ini
telah dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Lhokseumawe beserta
pihak lain yang terlibat sehingga diperlukan adanya penanganan berkelanjutan dalam
bentuk pendampingan.
Kata Kunci: Bendaharawan Gampong, Anggaran Pendapatan dan belanja
Gampong, Laporan keuangan
(Mardiasmo 2002), demokratisasi dan


1. PENDAHULUAN
Gampong sebagai suatu kesatuan
masyarakat

hukum

yang

pemberdayaan masyarakat.

mempunyai

Penyelenggaraan pemerintah Gampong

susunan asli berdasarkan hak usul yang

merupakan

bersifat istimewa memiliki keistimewaan


penyelenggaraan pemerintahan, sehingga

dalam merencanakan anggaran maupun

Gampong memiliki kewenangan untuk

dalam pelaksanaan tatanan hukum adat.

mengatur

Pemerintahan

merupakan

masyarakatnya sendiri. Gampong dapat

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli

juga melakukan hukum, baik hukum


Gampong,

1

sub

dan

sistem

mengurus

dari

sistem

kepentingan

publik maupun hukum privat, memiliki


direvisi dengan lahirnya Undang-undang

kekayaan, harta benda dan bangunan serta

No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

dapat dituntut dan menuntut di muka

Daerah dan terakhir disahkan Undang

pengadilan.

Undang

Desa

No

6


Tahun

2014.

juga

Sementara untuk Provinsi Aceh aturan

memiliki sumber pembangunan berupa

tentang pemerintahan Gampong selain

pendapatan

merujuk

Disamping

itu


Gampong

Gampong,

bantuan

kepada

ketentuan

Undang-

pemerintah pusat dan daerah, pendapatan-

undang No. 32 Tahun 2004 dan rujukan

pendapatan lainnya yang sah, sumbangan

yang lebih spesifik yaitu Undang-undang


pihak ketiga dan pinjaman Gampong.

No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan

Secara historis Gampong merupakan cikal

Aceh. Disamping adanya qanun-qanun

bakal terbentuknya masyarakat politik dan

yang

pemerintahan di Indonesia. Struktur sosial

pemerintah Gampong di Aceh seperti

sejenis Gampong, masyarakat adat dan

Qanun No 7 Tahun 2015 tentang pedoman


lainya sebagai hak menjadi institusi sosial

pengelolaan kekayaan gampong.

mengatur

Lahir Nomor 6 Tahun 2014 menjadi

yang mempunyai posisi yang sangat

tahapan

penting.
Proses

reformasi

politik

penyelenggaraan


penting

desa/gampong

dan

yang

mengangkat

menjadi

subjek

pengantian pemerintahan yang terjadi

pemerintahan (Hudayana 2005; Hoesada

pada tahun 1998, ikut mempengaruhi


2014).

perkembangan

tentang

mempunyai konsekuensi hukum yang

Negara

mengikat yang tidak hanya mempengaruhi

Kesatuan Republik Indonesia ini. Undang-

tata kelola namun juga arah pembangunan

undang No. 4 Tahun 1979 tentang

yang berubah (Subroto 2009). Tata kelola

Pemerintah Gampong dicabut dan diganti

Gampong yang pada umumnya adalah

dengan Undang-undang No. 22 Tahun

segenap proses penyelenggaraan kegiatan

1999. Dan pada tahun 2004 kembali

tulis-menulis,

pemerintahan

aturan
Gampong

di

pengarsipan/penyimpanan,
penyusunan

naskah

dan

Perubahan perundang-undangan

surat-menyurat

catatan/pembukuan
segala

yang disiapkan oleh aparat/perangkat

Aturan-aturan ini menjadi dasar hukum

Gampong dalam rangka untuk mencapai

atau

tujuan

menyelenggarakan

penyelenggaran

beserta

pemerintahan

landasan

hukum

untuk

pemerintahan

Gampong (Wijaya 2003). Pelaksanaan

Gampong tersebut (Ordway Tead dalam

administrasi Gampong itu tentunya tidak

Soewarno

terlepas kepada aturan-aturan yang ada.

Azhar 2015).

2

Handayaninggrat

1996:

5;

Gampong Meunasah Mesjid Punteut
merupakan
Kecamatan

salah

satu

Blang

gampong
Mangat

pertanggungjawaban yang disiapkan oleh

di

aparatur

pemerintahan

gampong.

Kota

Berlakunya peraturan Menteri Dalam

Lhokseumawe yang telah mendapatkan

Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

dana alokasi gampong. Alokasi masing-

Pengelolaan

masing gampong berkisar antara 850 juta

diterbitkan pada akhir tahun 2014 yang

hingga 1 milyar yang berasal dari dana

mengatur perencanaan dan penganggaran,

pusat dan provinsi yang menjadikan

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan

gampong bergeser peran dari pelaku

dan pertanggungjawaban keuangan desa,

ekonomi pasif menjadi pelaku ekonomi

dimana aturan ini menggantikan Peraturan

aktif (Brodjonegoro, 2014).

Berbagai

Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun

perubahan tata aturan telah memberikan

2007 serta didukung dengan PP nomor 60

dampak yang luas dalam penyiapan

tahun 2014 sebagai pedoman pelaksanaan.

Keuangan

Desa

yang

Tabel 1.1 Sumber Pendapatan Gampong Mesjid Punteuet Tahun 2016
No
1
2
3
4

Sumber Dana
Dana Desa atau (DD)
Alokasi Dana Gampong (ADG)
Bagi hasil pajak daerah Kota Lhokseumawe
Kurang Bayar Triwulan IV tahun 2015
Total
Sumber: Data survey (2016)

Dari

tabel

diatas

laporan

menunjukkan

Jumlah
650.764.000
889.898.629
55.122.725
101.225.000
1.697.010.354

yang

terkonsolidasi

dari

perubahan yang sangat signifikan dalam

keseluruhan penerimaan dala periode

sumber dan jumlah penerimaan dana

bersangkutan.

gampong yang mencapai 1,5 milyar dari
berbagai sumber yang berbeda.

Pada

2. PERUMUSAN MASALAH
Pemerintah

tahun 2016 Gampong Mesjid Punteut

Gampong

Meunasah

telah mengeksekusi dana sebanyak 1,6

Mesjid Kecamatan Blang Mangat Kota

Milyar yang berasal dari berbagai sumber

Lhokseumawe

penerimaan.

gampong yang menerima dana Desa untuk

Perbedaan

sumber

memberikan dampak pada pelaporan dana

pembangunan

gampong yang harus mengikuti sesuai

masyarakat

dengan

perencanaan

aturan

pada

masing-masing

merupakan

berbasis
Gampong,
dan

salah

satu

penguatan
melalui

pembangunan

yang

sumber pendanaan. Sementara itu setiap

dinikmati masyarakat. Dana ini akan

gampong diharuskan menyiapkan suatu

diaudit oleh inspektorat atau BPKP dan

3

telah berlangsung selama ini.

berkonsekuensi hukum apabila terdapat
penyalahgunaan dalam pelaksanaan dan
pertanggungjawaban yang dilakukan.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian

Hasil survey awal menunjukkan

ini

menempatkan

implementasi

peraturan

pemerintahan Meunasah Mesjid selama

Nomor

tahun

ini belum berjalan dengan baik, sehingga

Pengelolaam Keuangan Desa dan sebagai

permasalahan seperti: pengarsipan, skill,

indikator penting dalam memahami sisi

data asset Gampong, peta Gampong,

praktik dan teori tentang perencanaan,

pengelolaan keuangan, pembukuan masih

penganggaran,

menjadi permasalahan hingga sekarang.

penatausahaan,

Disisi lain, pada tahun 2016 pemerintah

pertanggungjawaban keuangan gampong.

gampong Mesjid Punteuet memperoleh

Penelitian

transfer dana dari APBN berupa Dana

(Huberman dan Mile 1992; Moleong dan

Desa atau (DD) sebesar 650.764.000,- dan

Lexy 2002) dengan pendekatan narasi

transfer Alokasi Dana Gampong (ADG)

berdasarkan

yang bersumber dari APBA sebesar

responden. Responden dalam penelitian

889.898.629,- serta bagi hasil pajak

ini diberikan modul praktis yang dapat

daerah

sebesar

dipergunakan sebagai pedoman dalam

cukup

penatabukuan akuntansi untuk kemudian

bahwa

administrasi

Kota

55.122.725,berpotensi

Lhokseumawe
yang

terjadi

kekeliruan

keuangan

dalam

dilihat
kesalahan

113

dilakukan

dan

Kemendagri
2014

tentang

pelaksanaan,
pelaporan

ini

hasil

bersifat

pengujian

pengujian

dan

kualitatif

simulasi

terhadap

permasalahan yang dihadapi.

penatausahaan

Untuk mendapatkan hasil yang

akuntansi.
Bagaimanapun

maksimal

penatausahaan

responden

yang

diikutkan

masih

dipilih berasal dari pengelola keuangan

menjadi permasalahan terutama yang

dan non keuangan yang merupakan

berhubungan dengan literasi keuangan dan

perwakilan

akuntansi

terdapat

sejumlah 15 (Lima belas orang) yaitu

kesalahan dalam pembukuan baik yang

Sekretaris Gampong, Kaur Pemerintahan,

disengaja maupun yang tidak disengaja

Kaur Pembangunan, Kaur Kesra, Kaur

(Undang-undang Nomor 28 tahun 1999;

Keuangan, Kaur Umum, tiga orang kepala

BPKP 2014). Oleh karenanya penelitian

Dusun, tiga orang mewakili Tuha Peut,

ini bertujuan untuk mengetahui apasaja

dua orang dari PKK, dan perwakilan dari

permasalahan

dan

pemuda gampoeng. Penetapan khalayak

bagaimana pelaksanaan pembukuan yang

sasaran sesuai dengan tujuan penelitian

akuntansi

ditingkat

gampong

memungkinkan

dalam

pembukuan

4

dari

perangkat

Gampong

untuk mengetahui permasalahan keuangan

Pemerintah dan ketentuan aturan yang ada

dana gampong dan tingkat transparansi

dalam Undang-Undang No 23 tahun 2014

yang dirasakan. Melalui responden ini

tentang Pemerintah

diharapkan akan memberikan dampak

Undang No 33 tahun 2004 tentang

langsung keuangan gampong dari bidang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

administrasi keuangan, administrasi PKK

Pusat dan Daerah, Peraturan Menteri

dan

Keuangan No 74/PMK.07/2016 tentang

administrasi

Tuha

Puet

dan

Penyelenggaraan

administrasi kepemudaannya.

Daerah,

Sistem

Undang-

Informasi

Data yang diperoleh kemudian

Keuangan Daerah, Peraturan Menteri

dilakukan analisis dengan tahapan yang

Dalam Negeri No 21 Tahun 2011 tentang

dimulai dengan memilah data penting

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

yang

penelitian

Peraturaan Pemerintah No 71 tahun 2010

dikelompokkan

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

berdasarkan permasalahan yang dikaji.

dan Qanun atau Peraturan Daerah yang

Dilanjutkan dengan menyusun dalam

berlaku.

berhubungan

untuk

dengan

kemudian

Laporan keuangan gampong yang

bentuk narasi dari rangkaian informasi
yang diperoleh,

disajikan

melakukan interpretasi

merupakan

suatu

bentuk

hasil yang diperoleh terhadap masalah

pertanggungjawaban pemerintah daerah

yang diteliti serta mengambil keputusan

kepada publik yang menyajikan informasi

atas permasalahan yang diteliti.

mengenai aset yang tercermin dalam
neraca daerah serta seluruh transaksi yang
dilakukan oleh pemerintah daerah selama

4. PEMBAHASAN

satu periode pelaporan (Yusuf, 2010: 1).

Adapun hasil pengujian terhadap
dalam

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh

penelitian ini yang dijelaskan lebih rinci

pemerintah daerah akan digunakan oleh

dalam penjelasana dibawah ini

beberapa

pihak

yang

sebagai

dasar

untuk

responden

4.1

yang

Pengetahuan

diikutkan

tentang

keputusan

aturan

perundang-undangan

perundang-undangan
bagaimana

dengan

berkaitan

dengan

keuangan

kelola

membantu

Standar

untuk

ditetapkan, menilai efisiensi dan efekifitas

aturan

tata

pemerintah
menentukan

daerah

dan

ketaatannya

terhadap peraturan perundang-undangan.

pemerintahan yang baik yang diharuskan
sesuai

digunakan

belanja dengan anggaran yang telah

tentang

gambaran

pengambilan

membandingkan realisasi pendapatan dan

tentang

keuangan dana gampong
Pengetahuan

dan

berkepentingan

Berdasarkan hasil simulasi yang

Akuntansi

5

dilakukan mendapatkan hasil yang kurang

mendapatkan pengetahuan awal responden

memuaskan

diberikan materi yang berkaitan dengan

yaitu

pengetahuan

berkaitan

tentang

dengan

urutan

memfokuskan

aturan

pada

pemahaman

isi

lahirnya

laporan dan kegunaan dokumen sebagai

qanun gampong. Hal ini ditunjukkan dari

sumber informasi yang berguna dalam

kemampuan

aturan

pertanggungjawaban keuangan gampong.

perundang-undangan yang berlaku dan

Sebagai contoh, dalam penyiapan APBG

wajib diketahui. Demikian pula halnya

seluruh pendapatan gampong baik yang

dengan pertanyaan tugas bendaharawan,

berupa Pendapatan Asli Gampong, Hasil

dokumen penatausahaan, sumber dana

Aset, Swadaya, Lain-lain pendapatan hasil

gampong,

jumlah

gampong,

Anggaran

Pendapatan

perundang-undangan

hingga

mengisi

simulasi

dana

gampong,

dan

Pendapatan

secara

dan

penatabukuan

APBG

serta

serta

Pendapatan lain-lain harus diungkapkan

Belanja

Gampong (APBG), Komponen Belanja
realisasi

transfer,

bentuk

transparan

sehingga

akuntansi

(buku

dalam
kas

pengawasan yang dilakukan terhadap dana

umum, buku kas pembantu pajak dan

gampong.

buku bank) akan dilaporkan seluruh

Dari sekian banyak fokus bahasan

pendapatan kas yang diperoleh.

yang ditanyakan hanya sebagian kecil

Hasil pengamatan dan pengembangan

responden yang memahami khususnya

melalui teknik simulasi menunjukkan

bendahara pelaksana sementara sebagian

masih terdapat perbedaan pemahaman dan

lainnya tidak mengetahui secara tepat.

pelaksanaan yang selama ini dipraktikkan

Pengetahuan tentang tata aturan dilihat

dimana

sebagai

yang

diungkapkan dalam APBG yang berarti

memerlukan peran serta berbagai pihak

terdapat sumber pendapatan dalam bentuk

untuk mensosialisasikan kewajiban yang

Pendapatan Asli Daerah/Gampong yang

melekat sehubungan dengan alokasi dana

tidak diungkapkan dan dilaporkan dalam

gampong yang semakin meningkat setiap

dokumen

tahun.

ditemukan dalam simulasi APBG yang

4.2

disiapkan dimana hanya untuk pelaporan

suatu

permasalahan

Sumber Pendapatan dan Alokasi

tidak

semua

pendapatan

bendaharawan.

Hal

ini

dana gampong

Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana

Pendekatan berikutnya menitikberatkan

Gampong

pada

merupakan

antusiasme

menjelaskan

sumber

responden
pendapatan

dalam
dan

kemampuan

(ADG)

semestinya

pedoman

atau

gampong

APBG
acuan
dalam

alokasi dana gampong sesuai dengan

menyeimbangkan sumber penerimaan dan

kondisi yang terjadi selama ini. Untuk

pengeluaran gampong yang semakin hari

6

Anggaran Pendapatan dan Belanja

semakin dituntut untuk lebih kreatif dalam
mengalokasikan
pembangunan

dan
di

program-program

Daerah juga didefinisikan sebagai suatu

membiayai

gampong
yang

melalui

rencana kegiatan pemerintah daerah yang

mendukung

dituangkan dalam bentuk angka yang

ekonomi masyarakat.

disetujui oleh DPRD dan ditetapkan

Pemahaman tentang sumber dan

dengan Peraturan Daerah (Nordiawan

alokasi dana gampong menjadi penting

2012:

dalam meningkatkan kinerja pemanfaatan

rencana kerja tahunan pemerintah daerah

yang

dalam

ditujukan

pertumbuhan
masyarakat

untuk

mendorong

ekonomi
gampong

dan

sosial

(Astuti

2015).

39).

APBD

satuan

berdasarkan
dibahas

merupakan

uang

yang

pertimbangan

dan

disetujui

suatu

disusun
di

mana

bersama

oleh

Dengan tidak tepatnya informasi yang

pemerintah daerah dan DPRD dalam

disampaikan dalam laporan keuangan

peraturan

maka dapat dipastikan nilai informasi

pendapatan atau penerimaan dan belanja

keuangan tidak memberikan gambaran

atau pengeluaran pemerintah daerah baik

yang sesungguhnya sehingga berguna

provinsi, kabupaten dan kota dalam

dalam pengambilan keputusan.

rangka mencapai sasaran pembangunan

daerah

mencakup

seluruh

yang merata tiap daerah. Sinergi APBD
4.3 Anggaran Pendapatan dan Belanja

juga harus diikuti dengan penyusunan

Gampong

Anggaran

pendapatan

Gampong

atau

Pembangunan

gampong

sebagai

dan

APBG.

Belanja
Hal

ini

bagian dari pembangunan daerah yang

dikarenakan struktur desa/gampong telah

dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi

menjadi bagian terendah dalam struktur

daerah dan pengaturan sumber daya

pemerintahan yang dinamis dan bersifat

nasional yang memberikan kesempatan

aktif. Dengan demikian tidak ada lagi

bagi peningkatan demokrasi dan kinerja

gampong yang tidak memahami APBG

gampong

dan penyusunannya.

untuk

meningkatkan
Menurut

Dalam permasalahan penyusunan

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

dan pembahasan APBG ditemukan hasil

tentang Pemerintah Daerah menyatakan

yang

bahwa “Anggaran Pendapatan dan Belanja

APBG yang disusun belum sepenuhnya

Daerah yang selanjutnya disebut APBD

melibatkan

merupakan rencana keuangan tahunan

pendapatan gampong yang berasal dari

pemerintah

sewa

kesejahteraan

masyarakat.

daerah

yang

ditetapkan

belum

memuaskan

unsur

menyewa,

dikarenakan

terkait

penggunaan

seperti

lahan

produktif dan lainnya. Secara umum

dengan peraturan daerah”.

7

struktur APBG yang menurut ketentuan

semua penerimaan yang perlu dibayar

terdiri dari tiga bagian, yaitu :

kembali baik pada tahun anggaran

a.

Pendapatan

gampong

yang bersangkutan maupun pada tahun

meliputi

semua penerimaan daerah dalam

anggaran

bentuk peningkatan aktiva atau

Pengeluaran

penerimaan utang dari perbagai

pengeluaran

sumber.

kembali pada tahun anggaran yang

Sumber-sumber

Selanjutnya

pembiayaan
yang

yaitu

akan

bersangkutan

Pendapatan

anggaran berikutnya (Nordiawan 2012:

Asli

gampong,

pada

tahun

40).
Pemahaman

Pendapatan gampong yang Sah.
Belanja gampong

maupun

diterima

pendapatan gampong terdiri dari

Pendapatan Transfer dan Lain-lain

b.

berikutnya.

yang

kurang

baik

dalam struktur APBG memungkinkan

yaitu semua

pengeluaran pemerintah gampong

terdapat

pada suatu periode anggaran dan

keuangan gampong. Hal ini disebabkan

pembiayaan

transaksi

tidak semua ketentuan telah dimasukkan

yang

dalam APBG dan dibukukan dengan benar

yaitu

keuangan

gampong

dimaksudkan

untuk

daerah.

terdiri

dari

Langsung,

Belanja
Belanja

yaitu

belanja

4.4

daerah

dengan

dalam komponen-komponennya. Analisis
Laporan

bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lainnya

merupakan

baik antara data kuantitatif maupun data

perlu

non kuantitatif dengan tujuan untuk

dibayar

mengetahui kondisi keuangan lebih dalam

kembali serta pengeluaran yang akan
diterima

kembali

suatu

lebih kecil dan melihat hubungannya yang

pelaksanaan

transaksi keuangan yang terdiri dari
yang

merupakan

keuangan menjadi unit informasi yang

program dan kegiatan.

penerimaan

keuangan

kegiatan menguraikan pos-pos laporan

yang dianggarkan terkait secara

gampong

Keuangan

untuk menelaah laporan keuangan ke

Belanja Langsung, yaitu belanja

c. Pembiayaan

Laporan

Analisis laporan keuangan dilakukan

yang

pelaksanaan

dengan

Analisis

Gampong

program dan kegiatan. Selanjutnya

langsung

penyajian

Tidak

dianggarkan tidak terkait secara
langsung

dalam

dalam laporan keuangan.

menutupi

selisih biaya pendapatan daerah dan
belanja

kesalahan

dalam

yang

tahun

sangat

menghasilkan

anggaran. Pembiayaan gampong terdiri

penting
keputusan

(Kasmir, 2012: 4).

dari Penerimaan Pembiayaan yaitu

8

dalam
yang

proses
tepat

Analisa Laporan Keuangan juga
bertujuan

untuk

ketercapaian

mengetahui
tujuan

menyediakan

kontribusi PAD terhadap total

tingkat

penerimaan gampong.

organisasi,

sarana

b. Rasio

pembelajaran

Ketergantungan

Daerah,

rasio ini dihitung dengan cara

pegawai, memperbaiki kinerja periode

membandingkan

berikutnya,

pertimbangan

pendapatan transfer yang diterima

pembuatan

oleh penerimaan gampong dengan

secara

memberikan

sistematik

keputusan

dalam

pemberian

punishment,

reward

memotivasi

jumlah

total penerimaan gampong.

dan

c. Rasio

pegawai,

Kemandirian

Gampong,

menciptakan akuntabilitas publik (Bastian,

rasio ini dihitung dengan cara

2010: 32). Dengan demikian analisis

membandingkan

laporan

membantu

penerimaan PAD dibagi dengan

mengetahui tingkat ketercapaian tujuan

jumlah pendapatan transfer dari

organisasi

pemerintah

keuangan

dapat

serta

memberikan

dari

pertimbangan secara sistematik dalam

daerah

membuat keputusan yang lebih tepat.

pinjaman daerah.
d.

Dalam permasalahan ini, simulasi

jumlah

dan

pemerintah

provinsi

serta

Rasio Efektivitas dan Efisiensi,

diarahkan pada analisis laporan keuangan

yaitu menggambarkan kemampuan

dan

pemerintah

kegunaannya

sehingga

diperoleh

gampong

dalam

PAD

yang

informasi yang berguna dalam menilai

merealisasikan

prestasi gampong yang telah dicapai.

direncanakan dibandingkan dengan

Untuk tujuan tersebut analisis laporan

target yang ditetapkan berdasarkan

keuangan

gampong

potensi riil daerah.

melihat

kinerja

diarahkan

untuk
e.
dalam

Rasio Derajat Kontribusi BUMG, rasio ini

menjalankan otonomi gampong. Rasio

bermanfaat untuk mengetahui tingkat

yang

menganalisis

kontribusi perusahaan pemerintah dalam

laporan keuangan gampong dalam menilai

mendukung pendapatan, rasio ini dihitung

kinerja pemerintahan meliputi:

dengan cara membandingkan penerimaan

digunakan

gampong

untuk

Fiskal,

daerah dari hasil pengelolaan kekayaan

merupakan rasio untuk mengukur

pemerintah yang dipisahkan dengan total

tingkat kemandirian yang dihitung

penerimaan gampong (Mahmudi, 2011:

berdasarkan perbandingan antara

169).

a. Derajat

proporsi

Desentralisasi

PAD

dengan

Dari hasil penilaian diperoleh

total

penerimaan gampong. Rasio ini

responden

dapat

pemerintahan

menunjukkan

derajat

9

yang
di

juga
gampong

pelaksana
Mesjid

Puenteut belum pernah melaksanakan

adalah pengukuran

kapasitas responden

analisa

diawal,

ini

dilakukan

angket

yang

laporan

keuangan

gampong

hal

dengan

meskipun laporan keuangan telah disusun

penyebaran

dan siapkan sebagai sarana pelaporan

pertanyaan

keuangan. Pemahaman tentang penting

dimulai (Pre test), harapannya adalah

menilai

terdapat

tingkat

kemandirian

suatu

dasar

berisikan

sebelum

kesimpulan

dasar

kegiatan

kapasitas

gampong dengan menganalisis laporan

peserta

sebelum pembinaan sehingga

keuangan dapat menjawab permasalahan

dapat

ketergantungan, fungsi layanan, fungsi

dalam menetapkan jumlah materi, kualitas

bagi hasil dan kebutuhan fiskal (Abdul

dan kecukupan waktu yang tersedia.

dijadikan

bahan

Evaluasi

Halim, 2012: 24).

pertimbangan

dalam

pelaksanaan

(Middle) dilakukan berdasarkan kemajuan
5.

setelah diberikan modul dan kertas kerja.

Indikator Simulasi Permasalahan

Sedangkan

Laporan Keuangan Gampong

evaluasi

final

merupakan

Berdasarkan evaluasi keberhasilan

evaluasi akhir secara keseluruhan dengan

simulasi dalam menilai permasalahan

mengajukan pertanyaan melalui (Post

laporan keuangan dibagi dalam tiga tahap

Test) dari pengujian yang dilakukan,

yaitu sebelum pelaksanaan (Baseline),

dengan menetapkan beberapa indikator

dalam pengarahan dengam memberikan

keberhasilan.

modul (Middle) dan tahap pengujian

pengukurannya adalah sebagai berikut:

Adapun

indikator

(Final). pengukuran diawal (BaseLine)
Tabel 4.1 Indikator Simulasi
Base
Line
%

No

Permasalahan Laporan
Keuangan Gampong

1

Pengetahuan tentang aturan
perundang-undangan keuangan
dana gampong
Sumber
Pendapatan
dan
Alokasi dana gampong
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Gampong (APBG)
Analisis Laporan Keuangan
Gampong

2
3
4

30

Middle
Target Capaia
n
%
60
50

65

60

30

60

55

65

58

30

60

60

70

65

30

65

50

65

60

Berdasarkan indikator diatas maka metode

sebagai berikut :

pengambilan

Jika hasil 0 %

keputusannya

Final
Target Capaian
%

adalah

10

Sampai Dengan

45 %

Capaian hasil yang diperoleh Kurang

gampong. Hal lainnya dimungkinkan oleh

Jika hasil 46 % Sampai Dengan 65 %

peran aktif dalam penyusunan APBG

Capaian hasil yang diperoleh Cukup

gampong dan pelaksanaan dana gampong

Jika hasil 66 % Sampai Dengan

sehingga

85 %

yang

seharusnya

diawasi dan dievaluasi tidak dilakukan

Capaian hasil yang diperoleh Baik
Jika hasil 86 % Sampai Dengan

informasi

secara rutin dan berkelanjutan. Hasil

100 %

penelitian ini memberikan implikasi pada

Capaian hasil yang diperolah Sangat Baik

keberhasilan

gampong

binaan

yang

Dengan demikian rata-rata hasil

diharuskan melaksanakan prinsip transfer

yang diperoleh berada dibawah 65% yang

knowledge bagi aparatur gampong yang

berarti permasalahan keuangan gampong

menghadapi

dapat dijelaskan dalam indikator diatas.

pengelolaan dan pelaporan dana gampong.

Dimana

perundang-

Peran penting lain dapat juga dilakukan

undangan, sumber dan alokasi dana

oleh Dinas terkait dalam hal ini Badan

gampong, APBG dan analisis laporan

Pemberdayaan Masyarakat dapat menjadi

keuangan gampong menjadi permasalahan

mediator dengan bekerjasama dengan

yang dihadapi gampong Mesjid Puenteut

pihak

Kecamatan

masyarakat secara berkelanjutan.

pengetahuan

Blang

Lhokseuamawe

Mangat

dalam

kota

keuangan

gampong

Astuti,
Indri.
2015.
Pengelolaan
Pendapatan Asli Desa (PAD) (Studi
Kasus
di
Desa
Ngombakan
Kecamatan Polokarto Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2014. Skripsi
Thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

dalam

masalah

yang

dihadapi

aparatur pemerintahan gampong Mesjid
Puentuet dapat dilihat dari pengetahuan

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor
Publik Suatu Pengantar (Edisi 3).
Jakarta: Erlangga.

perundang-undangan, sumber dan alokasi
dana

memberdayakan

6. DAFTAR PUSTAKA

5. KESIMPULAN
kendala

dalam

pemahaman

penyusunan

laporan keuangan.

Diantara

lain

masalah

gampong, APBG

dan

analisis

laporan keuangan gampong. Permasalahan
Fernos, Joshs. 2013. Analisis Tingkat
Kemandirian
Kabupaten
Dharmasraya Ditinjai dari Aspek
Keuangan Dalam Melaksanakan
Otonomi Daerah 2007-2001.
Jurnal KBP: Vol.1, No.3, Hal:
394.

ini cenderung disebabkan oleh aparatur
gampong tidak seluruhnya terlibat secara
langsung dalam penatabukuan akuntansi
sehingga

dimungkinkan

terdapatnya

perbedaan pemahaman terhadap fungsi
sentral yang dijalankan bendaharawan

Halim,

11

Abdul.
2012.
Manajemen
Keuangan Daerah: Pengelolaan

Subroto, Agus, 2009, “ Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa ( Studi
Kasus Pengelolaan Alokasi Dana
Desa desa-desa dalam wilayah
Kecamatan Tlogomulyo kabupaten
Temanggung 2008 “ (Tesis S-2
Sekolah Pascasarjana Undip (tidak
dipublikasikan)

Keuangan Daerah (Edisi 3).
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Huberman dan Miles, 1992, Analisis Data
Kualitatif, UI Press, Jakarta.
Kasmir.

2012.
Analisa
Laporan
Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Lembaga Administrasi Negara dan Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan RI 2000, Akuntabilitas
dan Good Governance, Modul 1-5,
Modul
Sosialisasi
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (AKIP), LAN BPKP RI,
Jakarta.

Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa
dan Administrasi. Jakarta: Rajawali Press.
Yuli Astuti, Titi dan Sunarto. 2015.
Pengaruh
Pendapatan
Asli
Daerah dan Dana Alokasi Umum
Terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan
Daerah.
Jurnal
Akuntansi: Vol.3, No.1, Hal: 24.

Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan
Daerah. Jakarta: Erlangga.

Yusuf.
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: UII Press.
Mardiasmo.2002, Otonomi Daerah dan
Manajemen Keuangan Daerah, Andi,
Yogyakarta.

2010.
Delapan
Langkah
Pengelolaan Aset Daerah Menuju
Pengelolaan Keuangan Daerah
Terbaik. Jakarta: Salemba Empat.

Peraturan

Moleong, Lexy J., 2002, Metode
Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1979
tentang Pemerintah Desa
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih Dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Nordiawan, Deddi, dkk. 2012. Akuntansi
Pemerintahan. Jakarta: Salemba
Empat.
Oktarina, Jos. 2015. Pinjaman Sebagai
Potensi
Pembiayaan
Pembangunan
Daerah.
Kompasiana.com. Terbit Tanggal
25 Juni 2015.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010.
Otonomi
Daerah,
Etnonasionalisme, dan Masa
Depan Indonesia: Berapa Persen
Lagi Tanah dan Air Nusantara
Milik Rakyat. Jakarta: yayasan
Pustaka Obor Indonesia.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa

Sri

Undang-undang No. 11 Tahun 2006
Tentang Pemerintahan Aceh

Undang-Undang No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.

Rahayu, Ani. 2010. Pengantar
Kebijakan Fiskal. Jakarta: Bumi
Aksara.

12

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4
Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Kekayaan Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 Tentang Desa.

Peraturaan Pemerintah No 71 tahun 2010
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan.

Perturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014
tentang
Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21
Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa.

Qanun No 7 Tahun 2015 tentang pedoman
pengelolaan kekayaan gampong.
Peraturan Walikota Lhokseumawe No 10
Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan
Keuangan
Kota
Lhokseumawe.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
2006
tentang
Tata
Cara
Pengendalian
Dan
Evaluasi
pelaksanaan
Rencana
Pembangunan

13

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45