Faktor pengaruh limpasan permukaan

Topik 4

Drainase
Permukaan
Pertemuan 6 - 7

suhardjono

11/01/2018

1

Faktor pengaruh limpasan
permukaan
 Meteorologi

 diwakili CURAH
HUJAN  intensitas
hujan,durasi/lama hujan, distribusi
dan kondisi meteorologi  suhu,
kecepatan angin, kelembaban relatif,

tekanan udara dll

 DAS

 tataguna lahan, ukuran DAS,
kondisi DAS, jenis tanah
suhardjono

11/01/2018

2

Jika

suhardjono

11/01/2018

3


Mengatasi Genangan Air


Menyalurkan air melalui
sistem saluran drainasi
(gravitasi)



Menyalurkan air dengan
bantuan pompa-pompa



Menampung melalui sumur
resapan, dan bangunan
sejenisnya (kemudian secara
menyalurkan bertahap)

suhardjono


11/01/2018

4

Penyebab kelebihan air di petak tersier


Hujan lebat



Air irigasi atau air buangan
yang berlebihan dari jaringan
primer atau sekunder



Air irigasi merembes ke
petak tersier


suhardjono

11/01/2018

5

Mengapa perlu drainase di
petak tersier ?


Bangunan sadap tersier tidak diatur
secara terus menerus



Banyak saluran sekunder tidak dilengkapi
dengan bangunan pembuang




Ada jaringan irigasi yang dieksploitasi
sedemikian rupa sehingga Q yang
dialirkan antara antara Q70 – Q100
suhardjono

11/01/2018

6

Manfaat drainase di sawah











mencegah waterlogging
memudahkan pengolahan tanah
memperbaiki suplai nutrisi tanaman
melancarkan proses aerasi di
daerah perakaran
menghindari tumbuhnya rumput
mengontrol erosi
mencegah penghancuran tanah
menjaga temperatur tanah
suhardjono

11/01/2018

7

Tinggi air di sawah


Tanaman padi tumbuh dalam

keadaan tergenang



Tinggi diijinkan untuk varitas
padi unggul 10 – 15 cm



Genangan lebih dari 15 cm
dalam jangka waktu lama akan
mengurangi hasil panen

suhardjono

11/01/2018

8

Hasil panen turun bila…



Tinggi lapisan air yang
berlebihan (>15 cm, atau lebih dari
separo tinggi tanaman)



Kekeruhan air genangan, sedimen
yang terangkut..



Lama terjadinya genangan air

(> 3

hari berturut-turut)



Tahap pertumbuhan tanaman
(sangat peka saat persemaian,
permulaan masa berbunga) untuk
padi varitas lokal umumnya lebih tahan

suhardjono

11/01/2018

9

Hubungan produksi dan tinggi air di sawah
PRODUKSI

PRODUK
Si

Tinggi air di sawah
AIR KURANG 


IRIGASI

ANTARA
WILTING
POINT &
FIELD
CAPACITY

AIR BERLEBIH 

DRAINASI

suhardjono

11/01/2018

10

Saluran pembuang



Pembuang intern, membuang
kelebihan air dari sawah , mulai dari
saluran kuarter, tersier, sekunder ke
saluran pembuang primer



Pembuang ekstern, mengalirkan air
dari luar daerah irigasi, melalui
saluran alam yang merupakan bagian
dari saluran pembuang
suhardjono

11/01/2018

11

Drainase berdasar fungsinya

Permukaan

Bawah permukaan

suhardjono

11/01/2018

12

Drainase
permukaan
(di petak tersier)

Menitikberatkan

suhardjono

11/01/2018

13

DRAINASI PERMUKAAN

pembuang

Untuk

Untuk

suhardjono

11/01/2018

14

Mengitung Debit Rencana
(saluran drainase untuk lahan persawahan teknis)



Pengaliran secara gravitasi



Di sepanjang sungai dilengkapi
bangunan pengendali banjir,
mencegah masuknya air banjir
ke sawah

suhardjono

11/01/2018

15

1. Modul Drainase

(drainage module,

modulus pembuang rencana)


Jumlah air per petak yang didrain disebut modul

drainase =koefsen pembuang (mm/det/ha )


Besarnya tergantung dari
◦ Curah hujan selama periode tertentu
◦ Besar air irigasi saat itu
◦ Kebutuhan air tanaman
◦ Perkolasi tanah
◦ Tampungan air di sawah
◦ Luas daerah
◦ Sumber kelebihan air yang lain
suhardjono

11/01/2018

16

Rumus Modul Drainase
D(n) = R(n)T + n (I – ET –P) - 
 n

S

jumlah hari

 D(n) limpasan pembuang permukaan selama n hari (mm)
 R(n)T curah hujan dalam n hari berturut-turut , periode ulang T tahun,
(mm)
 I

pemberian air irigasi, mm/hari

 ET

evapotranspirasi , mm/hari

 P

perkolasi , mm/hari

 

S

tampungan tambahan, mm

suhardjono

11/01/2018

17

rumus module drainase menjadi

Dm = D(3) / (3 x 8,64)


Dm = Drainage module untuk n=3 hari
dengan T= 5 tahun (l/det/ha)



D (3) limpasan pembuang selama 3 hari
(mm)



1 mm/hari = 1 / 8,64 l/det/ha

suhardjono

11/01/2018

18

Penjelasan Modul Drainase


I = 0 jika irigasi dihentikan



I = ET jika air irigasi diteruskan



Terkadang I dihentikan (di petak tersier), tetapi
air dari jaringan irigasi utama TETAP dialirkan ke
saluran pembuang



Tinggi tambahan air di sawah maks 15 cm tinggi
 S di hari-hari berturutan n maks 5 cm



P = 0 untuk daerah rendah(datar), dan untuk
daerah terjal P = 3 mm/hari



n di ambil 3 hari dengan T 5 tahunan
suhardjono

11/01/2018

19

Menghitung modulus drainase secara grafs

suhardjono

11/01/2018

20

Debit pembuang rencana,
di saluran utama
pembuangan

Q

d

= 1,62 Dm A

0,92



Qd = debit pembuang rencana l/detik



Dm = modulus drainase l/dt/ha



A luas daerah yang akan dibuang
airnya , ha

suhardjono

11/01/2018

21

Faktor pengurang debit pembuang rencana


Bila luas daerah kurang dari 400 ha jumlah air
pembuang per petak diambil konstan



Bila luas lebih besar dari 400 ha gunakan
koefsen faktor pembuang sebagai gambar
berikut

suhardjono

11/01/2018

22

Debit pembuang sawah non padi
1. Debit puncak maksimum

(dalam jangka waktu

pendek)

Qd = α β q A
Qd = debit puncak m3/dt
α

= koefisien limpasan air hujan (runoff)

β

= koefisien pengurangan luas daerah hujan

q

= curah hujan m3/dt.km2

A

= luas aeral drainase, km2



Dikenal sebagai rumus Der Weduwen, luas maks 100 km2



Dapat pula dicari secara grafss
suhardjono

11/01/2018

23

Debit pembuang sawah non padi
2. Debit rencana untuk perencanaan saluran

Qd = 0,116 α R(1)5 A0,92
Qd = debit rencana l/dt
α

= koefisien limpasan air hujan (runoff) berkisar 0, 60 – 0,80

R(1)5 = curah hujan 1 hari, dengan kala ulang 5 tahunan (20%)
A

= luas aeral drainase, ha



Dikenal sebagai rumus USBR, 1973



Dapat pula dicari secara grafss

suhardjono

11/01/2018

24

Debit Rencana Drainase
rumus

Sawah

Module
drainase
(Dm)
Non
USBR,
Sawah 1973

satuan

Q d = 1,62 Dm A 0,92
Qd = 0,116 α R(1)5 A0,92

l/dt

l/dt

Periode ulang (T) 5 tahun untuk
pembuang kecil
Dan 25 tahun pembuang besar dan
berisiko

suhardjono

11/01/2018

25

Cara lain menghitung debit
drainase

Metode Rasional


Metode ini untuk daerah pengaliran yang
kecil pada daerah pertanian / perkotaan,
seluas 40 – 80 Ha



Rumus



I dengan metode Monotobe :

Q = 0.278 * C * I * A
I = R24/24 (24/tc)2/3

suhardjono

11/01/2018

26

Dasar merancang sistem (lay out) drainase
permukaan


Kondisi lapangan



Kapasitas saluran drainase
harus dapat membawa
limpasan air hujan maksimum



Kondisi jenis tanah untuk
perencanaan saluran.



Mengupayakan sebanyak
mungkin menggunakan
material setempat
suhardjono

11/01/2018

27

Sistem
jaringan
drainase

suhardjono

11/01/2018

28

Saluran Irigasi - Drainasi

Saluran

Saluran

suhardjono

11/01/2018

29

PENEMPATAN SALURAN DRAINASI


Terletak di DAERAH CEKUNGAN
(kebalikan dari saluran irigasi), jika
mungkin mengikuti saluran
pembuang yang ada atau alami



saluran irigasi dan pembuang tidak
saling bersebelahan, karena saluran
pembuang dapat mengikis dan
merusak saluran irigasi

suhardjono

11/01/2018

30

Jaringan drainase ditentukan berdasarkan peta
berskala 1 : 5.000 di sepanjang daerah cekungan
dan daerah-daerah rendah.
Saluran drainase
membuang kelebihan
air dari sawah (petak
kuarter) ke saluran
tersier, ke sekunder dan
akhirnya ke saluran
primer (pembuang akhir,
sungai, dll)
suhardjono

11/01/2018

31

Jaringan
drainase
suhardjono

11/01/2018

32

Sistem jaringan Drainase
Permukaan : Sistem Random


Dipakai di daerah yg tanahnya
bergelombang



Kemiringan landai dan tanahnya tidak
rata.



Penempatan galian saluran dipilih agar
tidak mengganggu pengolahan tanahnya,
yaitu ditempatkan di daerah yang
terendah menuju ke titik pengeluaran (out
let).



Saluran drainasi harus menyebar
menyeluruh ke daerah yang sering terjadi
penggenangan untuk menjamin drainasi
yang sempurna
suhardjono

11/01/2018

33

Sistem PARALEL


Dipakai di daerah landai dan tidak
bergelombang.



Arah dari saluran drainasi tergantung pada
kemiringan tanah saluran utama dan lateral
yang sejajar dengan sistem pengaturan
pintu-pintu pengeluaran.



Biasanya arah saluran paralel, melaui
daerah rendah kemudian dialirkan ke
saluran utama



Jarak tiap-tiap saluran paralel ini tergantung
dari pada luas tanah yang di drain

suhardjono

11/01/2018

34

Sistem CROSS – SLOPE
 Untuk mencegah terjadinya
penggenangan air dari daerah
yang lebih tinggi yang
diakibatkan oleh curah hujan.
 Sistem ini terdiri dari
beberapa saluran pembuang,
dan bangunan-banguan silang
untuk menghindari terjadinya
penyumbatan aliran air

suhardjono

11/01/2018

35

suhardjono

11/01/2018

36

Contoh
Peta Sistem
Drainase

suhardjono

11/01/2018

37

suhardjono

11/01/2018

38

Mari kita
diskusikan
Terima kasih

suhardjono

11/01/2018

39

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh perubahan struktural terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan pendapatan daerah di Kabupaten Sidoarjo thun 2003-2009

2 46 21

Analisis Sirkulasi Udara Pada Tanaman Kopi Berdasarkan Faktor Tanaman Pelindung dan Pola Tanam Graf Tangga Menggunakan Metode Volume Hingga

0 18 26

Analisis pengaruh pengumuman right issue terhadap expected return dan actual return saham di bursa efek Indonesia (BEI)

0 18 114

Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang

3 33 213

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Hubungan Kejadian Pneumonia Neonatus dengan Beberapa Faktor Risiko di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2010-2012

0 0 6