Peluang Keberhasilan Pajak Karbon di Ind

Eliziaria Febe Gomes _ 3613100703
Perencanaan Wilayah dan Kota|FTSP|ITS
Surabaya, 27-12-2015

Peluang Keberhasilan Pajak Karbon di Indonesia
Apakah kita akan membiarkan emisi karbon menyebar dan merugikan seluruh
wilayah Indonesia? Itu merupakan suatu kerugian yang merugikan berbagai aspek
? Bagaimana menekan hal tersebut sehingga Indonesia dapat berhasil dalam
menerapkan pajak karbon dengan baik? Itu merupakan pertanyaan yang selalu
ditanyakan para Civitas Akademik yang peduli akan pembangunan yang sehat dan
tidak merugikan, benar bukan ?
Semua mengetahuinya bahwa energi merupakan salah satu komoditas
penting bagi end-user. Kegiatan produksi energi merupakan salah satu sektor
ekonomi yang menyumbang eksternalitas terbesar pada lingkungan. Oleh karena
itu, salah satu metode untuk mengendalikan eksternalitas yang timbul adalah
dengan mengenakan biaya tertentu kepada produsen.
Pada bulan Desember 2007, Indonesia menjadi tuan rumah konferensi para
pihak ke-13 konvensi kerangka kerja perubahan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNFCCC) di Bali, yang diselenggarakan bersamaan dengan pertemuan tingkat
tinggi tentang perubahan iklim untuk para Menteri keuangan.


Dalam diskusi

perdebatan dan forum tersebut terdapat pemahaman yang luas bahwa perubahan
iklim merupakan masalah pembangunan. Emisi Karbon merupakan salah satu
faktor terjadinya perubahan iklim maka memerlukan manajemen ekonomi makro.
Di Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa kebijakan dan berbagai alternatif
dalam pajak namun melihat pada kenyataan yang ada Indonesia belum
menekankan pajak terkait emisi karbon yang dihasilkan oleh banyaknya industri
yang menyebar di Indonesia. Seharusnya Indonesia menjadikan Kroasia sebagai
contoh dalam penerapan pajak karbon, yang dimana sangat merupakan ancaman
besar bagi Indonesia apabila tidak segera menangulani masalah tersebut.
Pertanyaannya adalah apa sudah ada peraturan untuk menekan masalah
pencemaran yang merugikan tersebut ? Jawabannya sudah ada ? Namun
Bagaimana Penerapannya?

Eliziaria Febe Gomes _ 3613100703
Perencanaan Wilayah dan Kota|FTSP|ITS
Surabaya, 27-12-2015
Meninjau dari Peraturan No. 7 Tahun 2014, pemerintah juga mengenakan
retribusi lingkungan hidup kepada perusahaan atas dampak samping yang

ditimbulkan oleh kegiatan produksi. Retribusi tersebut tidak bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) secara signifikan karena retribusi
lingkungan hanya boleh diperuntukkan untuk mengelola sumber daya alam,
meningkatkan pengawasan dan pengendalian kerusakan lingkungan, serta
sebagai mekanisme untuk mengawasi usaha secara ketat. Namun Indonesia masih
belum mempunyai kebijakan khususnya terkait emisi karbon mengoptimalkan
penerapannya, hal tersebut bisa dikatakan karena tata kelola yang tidak efektif.
Dalam tataran global internalisasi biaya eksternalitas yang terkait dengan
produksi karbon merupakan isu paling mendapatkan sorotan karena dampak yang
ditimbulkan bersifat global jika dibandingkan dengan eksternalitas yang
berdampak pada komponen eksternalitas karena kegiatan produksi energi.
Apa yang sebaiknya diterapkan? Australia menjadi salah satu negara yang
patut kita contohin yang dimana Pemerintah Australia memiliki kebijakan pajak
karbon (Carbon tax). Pajak ini dibebankan kepada investor energi dengan tarif
tetap dengan nilai sebesar AUD 23 untuk setiap ton karbon yang dihasilkan.
Namun Indonesia tidak harus mengikuti semua penerapan, sebab pajak Karbon
lebih mahal dikenakan di Australia pun lebih mahal dibandingkan pajak karbon di
Eropa. Sehingga tarifnya untuk masyarakat pun meningkat. Maka sebaiknya
Indonesia menetapkan pajak sesuai besaran perusahaan, dan memberikan
batasan menghasilkan karbon untuk para produsen guna meningkatkan kembali

kualitas lingkungan. Sehingga semua perusahaan yang ada di Indonesia dapat
terkontrol dan terkendali. Dengan pajak dalam artian dapat membantu
perekonomian Indonesia dan mempercepat pembangunan yang memperhatikan
lingkungan.

Sumber :
Brief Info. (2010,Maret 20). Kesiapan untuk Menghadapi REDD. CIFOR
Sekretariat Nasional Perubahan Iklim|Peluang dan Kebijakan Pengurangan Emisi