Tokoh Sosiologi Pembangunan Teori Sosiol

Tokoh Sosiologi Pembangunan, Teori Sosiologi Klasik-Modern, dan
Integrasi Nasional
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Sosiologi-Antropologi
Pembangunan”
Dosen Pengampu: Zaharah M. Ed

Disusun Oleh :
Aisyah Az Zahrah 11140150000052
Niken Kesuma Wardani 11140150000032
Bahrani Anggi Sinta 111401500000009
Zahra Nadhia 11140150000074

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut diungkapkan selain puji syukur kehadirat Allah swt yang telah

memberikan nikmat sehat, nikmat iman sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Sholawat dan salam terscurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
saw, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan terselesainya malakah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zaharah
M. Ed selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Sosiologi Antropologi Pembangunan yang
penuh pengabdian memberikan bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik. Dan kami berterima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini.
Kamipun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan dari segi
apapun dan hanya merupakan karya kecil dari ilmu pengetahuan di dunia ini. Kami harap agar
mendapatkan manfaat dan penalaman serta pemahaman yang lebih mendalam tentang
pendidikan.

Jakarta, Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................


i

DAFTAR ISI ..............................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................

1

B. Rumusan Masalah .........................................................

1

C. Tujuan Penulisan ............................................................

1


BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Sosiologi dan Sosiologi Pembangunan...................

2

B. Ruang lingkup sosiologi pembangunan..........................

8

C. Teori Sosiologi Klasik dan modern .................................

9

D. Integrasi Nasional...........................................................

13

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................


16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
17

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal
dari kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya
sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi
merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan
dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Gagasan Comte mendapat sambutan luas, terbukti dengan munculnya sejumlah ilmuwan di
bidang sosiologi. Mereka antara lain, Pitirim A. Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile
Durkheim, George Simmel, dan Max Weber. Mereka semua berjasa dalam menyumbangkan
beragam pendekatan untuk mempelajari masyarakat yang sangat berguna bagi perkembangan

sosiologi.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh-tokoh dalam ilmu sosiologi dan apa teorinya ?
2. Apa saja Ruang lingkup dari Sosiologi Pembangunan ?
3. Apakah pengertian Teori Sosiologi Klasik dan Modern ?
4. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dari Integrasi Nasional
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui teori, dan tokoh sosiologi
2. Memahami ruang lingkup sosiologi pembangunan
3. Memahami teori sosiologi klasik dan modern
4. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat dari integrasi nasional

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Sosiologi dan Sosiologi Pembangunan
1. Pengertian Teori
Teori adalah seperangkat pernyataan-pernyataan yang secara sistematis berhubungan atau sering
dikatakan bahwa teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling kait-mengait yang

menghadirkan suatu tinjauan sistematis atas fenomena yang ada dengan menunjukkan hubungan yang
khas di antara variabel-variabel dengan maksud memberikan eksplorasi dan prediksi. Di samping itu, ada
yang menyatakan bahwa teori adalah sekumpulan pernyataan yang mempunyai kaitan logis, yang
merupakan cermin dari kenyataan yang ada mengenai sifat-sifat suatu kelas, peristiwa atau suatu benda.
Teori harus mengandung konsep, pernyataan (statement), definisi, baik itu definisi teoretis maupun
operasional dan hubungan logis yang bersifat teoretis dan logis antara konsep tersebut. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa dalam teori di dalamnya harus terdapat konsep, definisi dan proposisi, hubungan
logis di antara konsep-konsep, definisi-definisi dan proposisi-proposisi yang dapat digunakan untuk
eksplorasi dan prediksi.
2. Definisi Sosiologi Menurut Para Ahli
a. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.
b. Pitirim A. Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
• Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi,
gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).
• Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (gejala geografis,
biologis)
c. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
d. J. A. A. Von Dorn dan C. J. Lammers


5

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.
e. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakantindakan sosial.
f. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan sosial.
g. Hassan Shadily
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, menyelidiki

ikatan-

ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup
bersama, cara terbentuknya hidup bersama serta perubahannya, perserikatan, kepercayaan, dan
keyakinan.
h. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan

kelompok tersebut.
i. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan bersama dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdapat individu, keluarga, kelompok,
organisasi, aturan-aturan dan lembaga-lembaga, yang kesemuanya itu merupakan suatu kebulatan yang
utuh. Dalam hal ini sosiologi ingin mengetahui kehidupan bersama dalam masyarakat, baik yang
menyangkut latar belakang, permasalahan dan penyebabnya.

3. Teori Sosiologi Pembangunan

Beberapa ahli mendefinisikan Sosiologi Pembangunan melalui beberapa teori sebagai berikut :
a. Teori Pertumbuhan dan Modernisasi (W.W. Rostow)
W.W. Rostow adalah seorang ekonom Amerika Serikat, pikiran Rostow pada dasarnya
dikembangkan dalam konteks perang dingin serta membendung pengaruh sosialisme. Pikiran
pertama dituangkan dalam makalah dengan secara jelas sebagai manifesto non-komunis yang
berjudul The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto. Rostow
membentangkan pandangan tentang modernisasi yang dianggapnya sebagai cara membendung
semangat sosialisme.

Pada dasarnya teori tentang pertumbuhan merupakan versi dan teori modernisasi dan
pembangunan, yaitu suatu teori yang meyakini bahwa faktor manusia (bukan struktur dan sistem)
menjadi fokus utama perhatian mereka. Teori pertumbuhan adalah suatu bentuk teori modernisasi
yang menggunakan metafora pertumbuhan, yaitu tumbuh sebagai organisme. Dia melihat bahwa
perubahan sosial yang dilihatnya disebut sebagai pembangunan, sebagai proses evolusi perjalanan
dari tradisional ke modern. Pikiran teori pertumbuhan ini dijelaskan secara rinci oleh Rostow
(1960) yang sangat terkenal yaitu The five-stage scheme. Asumsinya adalah bahwa semua
masyarakat termasuk masyarakat Barat pernah mengalami “Tradisional” dan akhirnya menjadi
“Modern”. Sikap manusia tradisional dianggap sebagai masalah. Seperti pandangan Rostow dan
pengikutnya, development akan berjalan Secara hampir otomatis melalui akumulasi modal
(tabungan dan investasi) dengan tekanan bantuan dan hutang luar negeri. Dia memfokuskan pada
perlunya elite wiraswasta yang menjadi motor proses itu.
Dalam buku The Stage of Economic Growth menjelaskan bagaimana perubahan sosial dalam
lima tahapan pembangunan ekonomi terjadi. Tahap pertama adalah masyarakat tradisioanal,
kemudian berkembang menjadi prakondisi tinggal landas, lantas diikuti masyarakat tinggal
landas, kemudian masyarakat pematangan pertumbuhan, dan akhirnya mencapai masyarakat
modern yang dicta-citakan, yaitu masyarakat modern yang dicita-citakan dapat tercapai.
Jadi menurutnya, Teori pertumbuhan adalah suatu bentuk teori modernisasi yang menggunakan
metafora pertumbuhan, yaitu tumbuh sebagai organisme
b. Teori Modernisasi Klasik


7

Teori modernisasi lahir dalam bentuknya yang sekarang ini. Paling tidak menurut tokoh-tokoh
Amerika Serikat, sebagai produk sejarah tiga peristiwa penting dunia setelah masa perang dunia
II.
pertama,munculnya amerika serikat sebagai kekuatan (dominan) dunia. Sekalipun negara-negara
barat lainnya semakin melemah setelah perang dunia ke II, AS justru menjadi “pemimpin” dunia
sejak pelaksanaan marshall plan yang diperlukan untuk membangun kembali eropa barat akibat
perang dunia II. Pada tahun 1950-an secara praktis AS mengambil peran sebagai pengendali
pencaturan dunia.
Kedua, terjadi perluasan gerakan komunis sedunia. Uni Soviet mampu memperluas pengaruh
politiknya tidak sampai di Eropa Timur, tetapi juga sampai di Asia, antara lain di Cina dan Korea.
Ketiga, lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang
sebelumnya merupakan daerah jajahan negara-negara Eropa.


Teori evolusi lahir pada awal abad ke-19 sesaat sesudah revolusi industri dan revolusi perancis
yang merupakan dua revolusi yang tidak sekedar menghancurkan tatanan lama, tetapi juga
membentuk acuan dasar baru. Revolusi industri menciptakan dasar-dasar ekspansi ekonomi.

Dengan dilandasi semangat penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dirumuskan tata cara
baru produksi barang yang lebih efisien, yang pada akhirnya berakibat pada peningkatan
produktivitas dan



perluasan pasar dunia. Revolusi prancis meletakkan kaidah-kaidah

pembangunan politik yang berdasarkan keadilan, kebebasan,demokrat dan demokrasi.
Teori fungsionalisme
Pemikiran Talcott Parsons, ketika pernah sebagai ahli biologi, banyak berpengaruh dengan
rumusan teori fungsionalisme. Baginya masyarakat manusia tak ubahnya sepeti organ tubuh
manusia dan oleh karena itu masyarakat manusia dapat juga dipeajari seperti mempelajari tubuh
manusia. Pertama, seperti struktur tubuh manusia yang memiliki berbagai bagian yang saling
berhubungan satu sama lain. Kedua, karena setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang
jelas dan khas, maka demikian pula setiap bentuk kelembagaan dalam masyarakat. Setiap
lembaga dalam masyarakat melaksanakan tugas tertentu untuk stabilitas dan pertumbuhan
masyarakat tersebut



Teori Ketergantungan
Yang dimaksud ketergantungan adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara tertentu
dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara-negara lain,
negara-negara tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja (Titonio Dos Santos, 1970).
Hubungan saling ketergantungan antara dua sistem ekonomi atau lebih terjadi bila ekoomi
beberapa negara (yang dominan) bisa berekpansi dan bisa berdisi sendiri, sedangkan ekonomi di
negara lainnya (yang bergantung) mengalami perubahan hanya sebagai akibat dari ekspansi
tersebut.
Selanjutnya Santos Membedakan tiga bentuk ketergantungan, yaitu:
1) Ketergantungan Kolonial.
2) Ketergantungan Finansial.
3) Ketergantungan teknologi-industiral.

Akibat Dari Ketergantungan
Menurut penganut dari paham liberal, hubungan antar negara-negara pusat dengan negara-negara
pinggiran adalah dikatakan sebagai hubungan saling ketergantungan, dimana kedua belah pihak
ada dalam posisi saling menguntungkan. Negara pusat membutuhkan bahan baku untuk
industrinya, sedangkan negara-negara pinggiran membutuhkan barang-barang industri untuk
pembangunaanya. Tetapi yang dilupakan menurut pandangan kaum liberal ini adalah bahwa
derajad keuntungan antara negara pusat dan negara pinggiran berbeda.negara-negara pinggiran
jelas lebih tergantung pada negara-negara pusat. Hubungan yang terjadi antara negara pusat
dengan negara pinggiran dapat disejajarkan dengan hubungan majikan dan buruh. Menurut Frank
(1969), keterbelakangan di negara-negara pinggiran bukan karena masyarakat itu kekurangan
modal melainkan akibat dari proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi sebagai akibat
globalisasi dari sistem kapitalis.
c. Teori Sistem Ekonomi Dunia
Perubahan status negara pinggiran menuju negara semi pinggiran ditentukan oleh keberhasilan
negara pinggiran melaksanakan salah satu atau kombinasi dari strategi pembangunan, yaitu
strategi menangkap dan memanfaatkan peluang, strategi promosi dengan undangan dan strategi
berdiri diatas kaki sendiri. Sedangkan upaya negara semi pinggiran menuju negara sentral
9

bergantung pada kemampuan negara semi pinggiran melakukan perluasan pasar serta introduksi
teknologi modern. Kemampuan bersaing di pasar internasional melalui perang harga dan kualitas.
Negara semi pinggiran yang disampaikan oleh Wallerstein merupakan sebuah pelengkap dari
konsep sentral dan pinggiran yang disampaikan oleh teori dependensi. Alasan sederhana yang
disampaikannya adalah, banyak negara yang tidak termasuk dalam dua kategori tersebut sehingga
Wallerstein mencoba menawarkan konsep pembagian dunia menjadi tiga kutub yaitu sentral, semi
pinggiran dan pinggiran.
Terdapat dua alasan yang menyebabkan sistem ekonomi kapitalis dunia saat ini memerlukan
kategori semi pinggiran, yaitu dibutuhkannya sebuah perangkat politik dalam mengatasi
disintegrasi sistem dunia dan sarana pengembangan modal untuk industri dari negara sentral.
d. Teori Alternatif
Teori alternatif adalah teori yang tergolong dalam Teori Kritik (Critical Theory) dengan
meminjam pengertian dan analisis yang dikembangkan oleh Stephen Leonard (1990) tentang
critical theory yang dituangkan dalam bukunya Critical Theory in Political Practice . Dalam
bukunya ia memberikan kritik terhadap institusi dan praktisi politik yang ada di masyarakat yang
tidak adil.
Berbagai teori yang dimaksudkan dalam teori alternatif ini meliputi berbagai paradigma yaitu:



Gerakan feminisme beserta semua aliran mereka
Teori alternatif yang merujuk pada teologi pembebasan
Yang dikategorikan sebagai teori alternatif adalah berbagai pendekatan yang menggunakan atau
mendapat pengaruh dari pendekatan postmodernisme.

4. Ruang Lingkup Sosiologi Pembangunan
Kajian pembangunan mulai banyak dilakukan setelah Perang Dunia II yang didominasi oleh AhliAhli Ekonomi Ahli-Ahli Sosial (Antropologi, Politik) kemudian banyak terlibat dalam kajian
pembangunan Sebabnya, pembangunan tidak menyangkut masalah ekonomi atau materil saja.
Terutama Negara Dunia Ketiga banyak yang terbelakang dan tertinggal berarti “there is
something wrong” dari pembangunan tersebut. Sosiologi Pembangunan melihat pembangunan

sebagai suatu kegiatan yang berorientasikan nilai dan membebaskan manusia dari segala bentuk
eksploitasi dan penindasan.
Selain itu, sosiologi pembangunan juga mempertimbangkan aspek rohaniah. Banyak bukti bahwa
agama dan kepercayaan berperan penting dalam pembangunan baik secara positif maupun
negatif. Proses pembangunan Negara DuniaI (Industri Kapitalis–US ,dkk), Negara Dunia II (US
Rusia dkk), Negara Dunia III (negara-negara berkembang) saling berhubungan dan saling
mempengaruhi secara sosial, ekonomi dan budaya.
Pembangunan adalah satu bidang yang bersifat interdisipliner, maka masing-masing ilmu
mempunyai penekanan yang berbeda.
Proses pembangunan terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat, baik yang berlangsung
pada tingkat nasional maupun wilayah/daerah. Karakteristik yang cukup penting dalam
pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan, dan difersifikasi.
Kemajuan misalnya, dapat diidentifikasi dari adanya peningkatan dalam rasionalisasi kehidupan
masyarakat, teknologi dan efisiensi. Sedangkan pertumbuhan identik dengan kemajuan ekonomi
yang ditandai oleh peningkatan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari pertumbuhan
produktifitas dan diikuti oleh diversifikasi kegiatan ekonomi, baik vertikal maupun horizontal.
Dengan

demikian,

pembangunan

memiliki

tiga

ciri

dasar

yaitu:

pertumbuhan,

diversifikasi/diferensiasi dan perbaikan (progress) yang terjadi pada semua aspek dan tingkat
kehidupan masyarakat. Proses pembangunan dapat dibedakan menurut kecepatan (rate), arah
(direction) dan level dimana proses tersebut berlangsung. Hal ini terjadi karena variabel-variabel
pembangunan berubah dengan rates (kecepatan) yang berbeda di tempat yang berbeda. Sebuah
bangsa yang baru membangun mungkin hanya dapat memusatkan usaha-usaha pembangunannya
kepada aspek-aspek primer seperti nation building, penurunan angka kelahiran dan kematian,
pendidikan dasar, dan infrastruktur seperti jalan/jembatan dan komunikasi.
Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap negara atau wilayah.
Misalnya, di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin
masih sekitar pemenuhan berbagai kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan
pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sementara itu, untuk negara-negara/wilayah
yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier, seperti:

11



Pertumbuhan ekonomi yang mendorong pemerataan, kesejahteraan dan peningkatan kualitas



hidup;
Menguatkan ekonomi nasional/domestik yang dapat memperluas lapangan kerja, sehingga daya



beli masyarakat terus meningkat baik untuk barang lokal maupun impor;
Diversifikasi kegiatan/sektor ekonomi dengan penguatan sektor industri dan jasa disertai dengan




keseimbangan antara produksi barang ekspor dan impor;
Partisipasi masyarakat dalam kehidupan politik dan proses pembuatan keputusan;
Tersedianya kesempatan untuk memperoleh pendidikan untuk semua lapisan masyarakat, baik
laki-laki maupun perempuan;

B. Teori-teori Sosiologi klasik dan modern
1. Teori Sosiologi Klasik
Beberapa kekuatan sosial yang melatarbelakangi munculnya teori - teori sosial dan sekaligus menjadi
fokus perhatian para ahli sosial, diantaranya adalah revolusi politik, revolusi industri, perkembangan
kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminisme, urbanisasi, perubahan agama, serta pertumbuhan
ilmu pengetahuan. Perkembangan teori - teori sosial tersebut tidak hanya terjadi di satu negara, tetapi
dibeberapa negara terutama yang terjadi dikawasan Eropa Barat, diantaranya adalah di Prancis,
Jerman, Italia, dan Inggris.
Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa dampak - dampak
yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah - masalah sosial baru. Hal ini telah
memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidah - kaidah baru yang terkait dengan
perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi
masalah - masalah sosial tersebut, serta mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan
di kemudian hari.
Seperti perkembangan kehidupan politik (Revolusi Prancis sejak tahun 1789) menjadi cikal bakal
perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula, pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah
memacu munculnya pemikiran - pemikiran baru dibidang social.
a. Teori Klasik dan para tokohnya :
 Aguste Comte
Perjalanan Hidup dan Karya Comte serta Pandangannya tentang Ilmu Pemgetahuan Aguste
Comte adalah seseorang yang untuk pertama kali memunculkan istilah “sosiologi” untuk
memberi nama pada satu kajian yang memfokuskan diri pada kehidupan sosial atau

kemasyarakatan. Saat ini sosiologi menjadi suatu ilmu yang diakui untuk memahami masyarakat
dan telah berkembang pesat sejalan dengan ilmu - ilmu lainnya. Dalam hal itu, Aguste Comte
diakui sebagai “Bapak” dari sosiologi. Aguste Comte pada dasarnya bukanlah orang akademisi
yang hidup di dalam kampus.
Perjalanannya didalam menimba ilmu tersendat - sendat dan putus di tengah jalan. Berkat
perkenalannya dengan Saint - Simon, sebagai sekretarisnya, pengetahuan Comte semakin
terbuka, bahkan mampu mengkritisi pandangan-pandangan dari Saint-Simon. Pada dasarnya
Auguste Comte adalah orang pintar, kritis, dan mampu hidup sederhana tetapi kehidupan sosial
ekonominya dianggap kurang berhasil. Pemikirannya yang dikenang orang secara luas adalah
filsafat positivisme, serta memberikan gambaran mengenai metode ilmiah yang menekankan pada
pentingnya pengamatan, eksperimen, perbandingan, dan analisis sejarah.
Pemikiran Auguste Comte Tentang Individu, Masyarakat, dan Perubahan Sosial Perkembangan
masyarakat pada abad ke-19 menurut Comte dapat mencapai tahapan yang positif (positive
stage). Tahapan ini diwarnai oleh cara penggunaan pengetahuan empiris untuk memahami dunia
sosial sekaligus untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Sosiologi adalah menyelidiki
hukum - hukum tindakan dan reaksi terhadap bagian - bagian yang berbeda dalam sistem sosial,
yang selalu bergerak berubah secara bertahap. Hal ini merupakan hubungan yang saling
menguntungkan (mutual relations) diantara unsur - unsur dalam suatu sistem sosial secara
keseluruhan.


Emile Durkheim
Sosiolog besar ini dilahirkan di Epinal diprovinsi lorraine di perancis timur pada 15 April 1885,
sejumlah empat buku yang telah ditulis durkheim untuk mengukuhkan dirinya sebagai seorang
sosiolog yang terkenal, bukunya yang pertama adalah yang berjudul ”one the-division of social
labor” yang diterbitkan tahun 1893. Dua tahun kemudian pada tahun 1895 terbit buku keduanya
“the rules of sociological method” dan buku ketiganya “suicide” terbit pada tahun 1897
sedangkan buku yang keempat atau karyanya yang terakhir “the elemententary forms of religious
life” terbit pada tahun 1912.
Durkheim sangat termashur dengan kerangka teorinya tentang adanya “jiwa kelompok” yang
mempengaruhi jiwa individu. Dia mengatakan bahwa ada dua macam kesadaran yaitu kolektip
dan individual conciousness. Durkheim menyatakan ada dua sifat yang dimiliki oleh kesadaran
kolektif yaitu sifatnya yang exterior dan sifatnya yang konstarint didalam exterior kesadaran
13

kolektif berada diluar individu manusia dan yang yang masuk ke dalam individu tersebut dalam
perwujuadan sebagai aturan - aturan moral, agama, tentang baik dan buruk dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam sifat nya yang konstraint kesadaran kolektif tersebut memiiki daya memaksa
terhadap individu - individu manusia pelanggaran yang dilakukan oleh anggota masyarakat
terhadap kesadaran - kesadaran kolektif ini akan mengakibatkan adanya sangsi - sangsi hukuman
terhadap anggota masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian kesadarn kolektif itu adalah
suatu konsensus masyarakat yang mengatur hubungan sosial

diantara masyarakat yang

bersangkutan. Kesadaran kolektif ini merupakan bentuk tertinggi dari kehidupan psikis / kejiwaan
dan merupakan suatu ‘kesadaran dari kesadaran yang berada di luar dan di atas individu individu dan dengan kesadaran yang demikian itu maka masyarakat adalah merupakan suatu yang
lebih baik dari pada individu


Karl Marx
Sebagai seorang filsuf, nama Marx mungkin berdengung diseluruh dunia dengan kehebatan yang
luar biasa. Bahkan lebih dari itu, Marx dikenal pula sebagai seorang pemikir dalam banyak
bidang ilmu. Mulai dari lapangan ekonomi sampai kepada sosiologi. Filsuf yang di lahirkan pada
tanggal 5 mei 1818 di kota trier di tepi sungai rhine ini sesungguh nya keturunan seorang borjuis,
karya Marx yang pertama kali yang dapat dicatat adalah Disertasinya sendiri di Universitas jana,
yang berjudul On the differences between the natural philoshopy of democritus and epicurus
(1841) dimana sesungguhnya dia sudah mulai menyerang konsep - konsep agama dan karya karya Marx tidaklah terbilang banyak nya. Mulai dari “The Mesery of philophy, The Poverty of
philosophy”, sampai kepada Manifesto Komunis dan Das Kapital. Buku yang di sebut terakhir
ini justru merupakan buku yang paling termashur.
Sejarah kehidupan manusia kata Marx, tidak lebih dari pertentangan antar kelas, atau antar
golongan, mulai dari golongan atau kelas yang berdiri dari orang-orang yang bebas merdeka dari
budak - budak, sampai kepada pertentangan antara kelas penindas dengan yang ditindas. Disinilah
keistimewan Marx sebenarnya, yang melihat adanya suatu pertikaian abadi yang menandai
sejarah perkembangan manusia.

2.

Teori Sosiologi Modern

Teori sosiologi modren berbeda dari teori sosiologi klasik. Teori sosiologi klasik memusat kan analisanya
pada pemikiran tokoh - tokoh sosiologi sedangkan teori - teori sosiologi modren memusatkan analisanya
pada aliran sosiologi pergeseran dari para ahli teori sosiologi secara idividual kedalam aliran - aliran
sosiologi menunjukkan bahwa sosiologi mengalami perubahan. Pada awal perkembangannya, sosiologi
itu di dominasi oleh para ahli termasyur secara individual, seperti Comte, Marx, Durkheim, Weber,
ataupun Simmel. Tetapi dewasa ini analisa sosiologi lebih terarah kepada aliran - aliran.
Perkembangan Teori Sosiologi :
1.

Awal perkembangan teori sosiologi di Amerika

Pada tahun 1858 ada kuliah tentang masalah - masalah sosial di Universitas Oberlinis, istilah sosiologi
yang berasal dari Comte digunakan oleh George Fithugh tahun 1880-an kemudian William Graham
Sumner mengajar ilmu sosial di Unversitas Yale pada tahun 1873.Pada tahun 1880-an, kuliah - kuliah
yang berjudul sosiologi mulai muncul. Departemen sosiologi pertama didirikan di Universitas Kansas
tahun 1889. Tahun 1892 Albion Small pindah ke Universitas Chicago dan mendirikan Departemen
sosiologi di Universitas tersebut. Departemen sosiologi dari Universitas Chicago berkembang menjadi
satu aliran tersendiri yang di kenal dengan nama “The Chicago School”. Dari departemen ini lahirlah
journal of sociology yang masih bertahan hingga saat ini. Dari Universitas ini pula lahirlah American
Sociological Society, yakni perkumpulan para ahli sosiologi se - Amerika yang tahun 1959 berubah nama
American Sociological Association dan masih bertahan hingga saat ini.
2.

Perkembangan teori sosiologi hingga pertengahan abad 20

Perkembangan teori sosiologi pada abad 20 tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sosiologi di
Universitas Harvard. Kehadiran teori sosioloigi pada Universitas Harvard muncul bersamaan dengan
masuknya Peter Sorokin ke Universitas itu pada tahun1930. Sebelum Sorokin tiba belum ada Departemen
sosiologi di Harvard. Tetapi pada akhir tahun yang sama departemen sosiologi didirikan di Universitas itu
dan dia sendiri dipilih sebagai ketua jurusan. Inilah jasa Sorokin yang terbesar sebab teori - teorinya
tentang perubahan sosial dan budaya sebagaimana tertulis dalam buku Social and Cultual Dynamics
(1937 dan 1941).

C. Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu
negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.

15

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah
untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya
menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan
bangsa Indonesia.
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.

Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan
sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras,
dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihankelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:

1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat
anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan
menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian
daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau
saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari
budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang
merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam
komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama
yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan
Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa
waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.

Contoh-contoh pendorong integrasi nasional
1. Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh
di masa yang akan datang.
2. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu
adalah hal yang sangat sulit.
3. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini
lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
4. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya
kedamaian

17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa sosiologi lahir sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, muncul pada abad ke-19, yang
dipopulerkan oleh seorang filosof Prancis yang bernamaAuguste Comte (1798–1857). Di dalam bukunya
Course De Philosophie Positive, ia menjelaskan bahwa untuk mempelajari masyarakat harus melalui
urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap akhir yaitu tahap ilmiah. Dengan
demikian, Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad sebelumnya
dianggap mustahil. Atas jasanya memperkenalkan istilah sosiologi maka Comte disebut sebagai Bapak
Sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas dari ilmu filsafat dan
berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19.
Dari beberapa uraian yang ada, dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tata hubungan dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum,
rasional empiris, bersifat umum dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain yang
ingin mengetahuinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://3.bp.blogspot.com/pg03OStSbdI/UVr28GdYKvI/AAAAAAAAAJg/ryC4wnrkzxU/s200/modern-sociologicaltheory.jpg

19