Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembang
1
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan,
Wawasan Nusantara dan Sikap Perilaku dalam Bela Negara
Roy Fachraby Ginting, S.H.M.Kn
Kelompok 6
Kelas A 2017/2018
Ketua : Tiara AnnisaSiregar (171301-076)
081269322453
Sekretaris : Ananda Romauli Pasaribu (171301-077)
082276259312
Bendahara : Melati Sukma Sihombing (171301-049)
082370159787
Anggota : Dahlia Sari Harahap (171301-019)
082272169977
Dwi Tri Saprianti (171301-032)
082367978862
Fakultas Psikologi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
4
a. Latar Belakang....................................................................................................... 4
b. Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
BAB II ISI
a. Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan ................ 6
b. Mengembangkan Wawasan Nusantara Terhadap Pancasila.............................. 8
c. Pancasila Dalam Upaya Bela Negara .................................................................... 18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23
Biografi Penyusun Makalah................................................................................................ 24
KATA PENGANTAR
3
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atasselesainyamakalah
yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan, Wawasan
Nusantara
dan
Sikap
Perilaku
dalam
Bela
Negara”sebagaipenunjangilmumatakuliahPendidikanPancasiladanKewarganegaraanini.Makal
ah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
Banyakterimakasihdiucapkanatasdukungan
diberikandalampenyusunanmakalahini,
moral
danmateril
yang
makapenulismengucapkanterimakasihsebesar-
besarnyakepadaBapak Roy FachrabyGinting, S.H.M.Kn. yang berperansebagaidosen yang
membimbing kami selamamenyelesaikanmakalahini.
Ucapan
terima kasih
penyusunucapkankepada Dosen
Mata
KuliahPendidikanPancasiladanKewarganegaraan yang penyusunhormati, teman-temankelas
A yangpenyusunsayangi, dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam
bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai
tepat pada waktunya.
Penyusunmenyadaribahwamakalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
itu,kritik
dan
saran
yang
bersifat
konstruktif
Olehkarena
danobjektifsangat
penulis
butuhkansebagaipenunjangperbaikanmakalahini.Penyusunsangatmengharapkankritikdan
saran yang membangundariparapembaca demi kesempurnaanmakalahini.
Medan, 18 Oktober 2017
Hormat Kami,
Penyusun
I.
A.
Latar Belakang
PENDAHULUAN
4
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman pendapat, kebudayaan
kesenian, kepercayaan, memerlukan suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan bersatu
guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya
tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, kondisi sosial masyarakat, kebudayaan dan
tradisi, kepercayaan, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah.
Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat,
memandang. Jadi kata wawasan dapat di artikan sebagai cara melihat atau cara memandang.
Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik
sehingga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan.
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep
Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai
pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah
kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah
airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai
contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain rules the waves". Ini
berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Wawasan nusantara diharapkan mampu menyatukan pandangan yang berbeda-beda
dalam masyarakat dan memberikan solusi untuk mendasari Ketahanan Nasional suatu
bangsa, sehingga tujuan nasional dapat terealisir. Dalam Wawasan Nusantara dan Ketahanan
nasional sebagai konsep pemikiran bersifat inklusif menerima pembaharuan masukan untuk
5
kepentingan kemajuan bagsa. Menurut pemikiran Rizal Ramli bangsa ini akan cepat makmur
jika pemimpin-pemimpin kita melakukan transformasi seluruh hidupnya untuk kepentingan
rakyat; baik pemikirannya, seluruh hartanya, Waktu dan tenaganya, segalanya untuk
kepentingan
rakyat
dan
bersedia
tampil
untuk
kepentingan
rakyat.
Sedang menurut Amin rais dalam orasinya ” Slamatkan Indonesia ” untuk menyejahterakan
rakyat perlu penataan negara lebih terencana dan pemimpin-pemimpin bangsa tidak menjadi
kaki tangan asing ( komprador) untuk menguras kekayaan bangsa Indonesia. Menurut
Hussein Alatas dalam The Sociologi of Coroption (1968) di Indonesia korupsi semakin
menggurita yang kalau dibiarkan akan membunuh negara Indonesia sendiri. Prabowo juga
mengatakan perlu menihilkan pengangguran dan kemiskinan untuk kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan uraian di atas apapun pemikirannya untuk mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang ideal) perlu kesamaan persepsi, kesamaan pandangan, dan kesamaan dalam
implementasinya. Konsep Wawasan Nusantara memberikan solusi untuk menyamakan
pandangan sehingga dapat mewujudkan Integrasi nasional seperti yang diharapkan bangsa
Indosnesia dan integrasi nasional dapat mewujudkan kesejahteraan.
RUMUSAN MASALAH
1. BagaimanakahPancasilasebagaidasarpengembangannilaikebangsaan,wawasannusanta
ra, dansikapperilakubelanegara?
2. Apakahlandasanwawasannusantaradanunsur-unsur nilai kebangsaan?
3. Bagaimana sikap perilaku kita dalam bela negara sesuai dengan pancasila ?
BAB II ISI
6
Pancasila sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan
Bangsa Indonesia memperoleh suatu nilai yang kemudian dijadikan kesepakatan bersama
(consensus), yang kemudian dikenal dengan nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan tersebut
adalah nilai dasar yang bersumber dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Sebagai dasar
Negara; Undang-undang dasar 1945, sebagai konstitusi; Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sebagai pemersatu; Bhineka Tunggal Ika. Nilai-nilai dasar tersebut dicerminkan dalam sikap dan
perilaku Warga Negara Indonesia, yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan
wilayah yang terdiri dari pulau-pulau di dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dibawah ini
akan dijelaskan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, yaitu:
Nilai-nilai yang bersumber dari Pancasila, meliputi :
1.
Nilai Religius, yakni nilai-nilai spiritual yang tinggi berdasarkan keyakinan agama
masing-masing, toleransi terhadap agama lain, sebagai konsekuensi nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2.
Nilai Kemanusiaan, yakni nilai-nilai kebersamaan dan sepenanggungan dengan
sesama warga Negara, sebagai konsekuensi bangsa majemuk yang mendiami wilayah
kepulauan.
3.
Nilai Keselarasan, yakni kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk memahami
serta menerima kebudayaan daerah atau kearifan local, sebagai konsekuensi dari
bangsa yang bersifat plural.
4.
Nilai Kerakyatan, yakni sifat kearifan kepada rakyat sebagai landasan dalam
merumuskan dan mengimplementasikan suatu kebijakan publik, yang dating dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.
5.
Nilai Keadilan, memilki kemampuan untuk menegakkan dan berbuat adil kepada
sesama manusia serta mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
7
Nilai-nilai yang bersumber dari Undang-undang Dasar 1945, meliputi :
1.
Kesadaran hakiki atas harkat dan martabat sebagai insan yang merdeka, bebas, dari
penjajahan, penindasan dan eksploitasi lainnya.
2.
Pengakuan
atas
kebenaran
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam
merebut
kemerdekaannya.
3.
Kesadaran rakyat sebagai insan religius yang meyakini bahwa kemerdekaan itu
diperoleh atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Kesadaran bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan itu dengan pengorbanan yang
didasarkan pada suatu keinginan luhur, bukan oleh kepentingan sesaat atau ambisi
politik golongan.
5.
Tujuan nasional dan tujuan bagi penyelenggaraan Negara merupakan misi Negara
yang harus diemban bersama, yakni :“…melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..”. Kristalisasi nilai-nilai yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut adalah Nilai Kemanusiaan, Nilai
Relegius, Nilai Produktivitas, dan Nilai Keseimbangan. Adapun nilai-nilai yang
terkandung dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut adalah Nilai Demokrasi, Nilai
Kesamaan Derajat, dan Nilai Ketaatan Hukum.
Nilai-nilai yang bersumber dari bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
meliputi :
1.
Nilai Kesatuan Wilayah, sebagai konsekuensi dari negara kepulauan.
8
2.
Nilai Persatuan Bangsa, sebagai konsekuensi dari bangsa yang bersifat plural, multi
etnik, agama dan budaya.
3.
Nilai Kemandirian, yakni membangun bangsa dilaksanakan malalui kekuatan sendiri,
bantuan luar negeri sifatnya memperkuat untuk mengatasi kekurangan secara nasional.
Nilai-nilai yang bersumber dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, meliputi:
1.
Nilai Toleransi, yakni sikap yang mau memahami orang lain sehingga komunikasi
dapat berlangsung secara baik.
2.
Nilai Keadilan, yakni sikap yang mau menerima haknya dan tidak mau mengganggu
hak orang lain.
3.
Nilai Gotong Royong dan Kerjasama, sikap saling membantu dan bekerjasama
dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, muncul rasa kebangsaan yang menjadi pendorong, motif
bangsa Indonesia didalam bersikap dan berperilaku, yang kemudian menjadi jati diri luhur
bangsa Indonesia.
Wawasan kebangsaan menurut Darmadi, H. (2012 : 414) Nilai wawasan kebangsaan yang terwujud
dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi manusia yang bersifat mendasar dan
fundamental, yaitu :
Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu.
Cinta akan tanah air dan bangsa
Demokrasi atau kedaulatan rakyat
Kesetiakawanan social
Masyarakat adil dan makmur.
9
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, yaitu :
1. Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap warga
negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
2. Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang
sama didepan hukum. Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib
mentaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku. (Sofyan, S. 2014)
MENGEMBANGKAN WAWASAN NUSANTARA TERHADAP
PANCASILA
1. Pengertian Wawasan Nusantara
GBHN menyatakan bahwa wawasan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional
adalah Wawasan Nusantara. Wawasan yang berasal dari kata wawas, mengandung arti
pandangan, keyakinan. Wawasan Nusantara adalah wawasan yang memandang Rakyat,
Bangsa, Negara dan Wilayah Nusantara darat. Winarno,2001 berpendapat bahwa nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa berarti pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak Antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak di
10
dua benua (Asia Australia) dan dua samudra (hindia pasifik). Sehingga wawasan nusantara
dapat diartikan sebagai cara melihat kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua dan
dua samudra.
Menurut Samsul Wahidin(2010) wawasan nusantara adalah cara pandang, cara
memahami, cara menghayati,cara bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah laku bagi
bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam arti
yang luas dengan aspek-aspek asta grata.
Dalam Pembangunan Nasional, wawasan Nusantara mencakup perwujudan
Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial budaya, satu
kesatuan ekonomi dan satu kesatuan Pertahanan dan Keamanan.
1.
Kesatuan Politik
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik, mengandung arti
bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup dan kesatuan matra seluruh bangsa, serta modal dan
milik bersama Bangsa. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai seuku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agam dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti
yang seluas-luasnya. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasin sepenanggungan, seBangsa dan se-tanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
Dengan satu kesatuan Politik diartikan bahwa Pancasila adalah satu-satunya Falsafah
serta Ideologi Bangsa dan Negara yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa
menuju tujuannya.
11
Didalam bidang hukum dinyatakan bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan
satu kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya ada satu Hukum Nasional yang mengabdi
kepada kepentingan nasional.
2.
Kesatuan Sosial Budaya
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya berarti
bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan
seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.
Kesatuan Sosial Budaya berarti pula bahwa Budaya Indonesia pada hakekatnya
adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya.
Bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya seluruhnya, yang hasilhasilnya harus dapat diikmati oleh seluruh bangsa indonesia.
3.
Kesatuan Ekonomi
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi mengandung arti
bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup masyarakat harus tersedia merata di seluruh
wilayah tanha air. Kesatuan Ekonomi berarti pula bahwa tingkat perkembangan ekonomi
harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki
oleh daerah-daerah dan dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
4.
Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan,
mengandung arti bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh Bangsa dan Negara. Dan menegaskan bahwa tiap-tiap
warga Negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan Negara
dan Bangsa.
12
Didalam memahami Wawasan Nusantara perlu dibedakan antara Wawasan Nusantara
sebagai konsepsi politik dan Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan, yaitu :
1.
Wawasan nusantara sebagai konsepsi politik adalah wawasan sebagaimana yang
dirumuskan dalam GBHN sejak 1973 yang meliputi bidang-bidang politik, ekonomi, sosial
budaya
2.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan adalah wawasan yang dicetuskan
dalam Deklarasi Djuanda pada tahun 1957, yang setelah melalui perjuangan yang sangat
panjang dan rumit diforum internasional akhirnya diakui dalam Konvensi Hukum Laut
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan merupakan salah satu aspek dari
pada Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik. Dengan diakuinya wawasan nusantara
dalam konvensi hokum laut PBB dapat di artikan, bahwa konsepsi tersebut merupakan hasil
nyata dari perwujudan wawasan nusantara sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN. Hal ini
memberikan konsekuensi cukup berat didalam pengembangan dan pengelolaannya demi
keberhasilan pembangunan nasional, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden dalam Pidato
Pertanggungjawaban Presiden pada tanggal 1 Maret 1983, yaitu memberi harapan baru itu
sekaligus tantangan baru yang tidak ringan, karena harus diambil segala langka untuk
mengamankan, menggali dan memanfaatkan kekayaan laut yang bertambah sangat luas.[1]
2. Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur
pembentuk bangsa lndonesia (sukulgolongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.
13
Asas wawasan nusantara terdiri dari :
1. Kepentingan dan tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
Semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya,pertahanan keamanan demi
tercapainya tujuan nasional.Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia
yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.
3. Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan tujuan nasional.
Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi
penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala
bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada
kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa, dan daerah.
4. Pengertian Pancasila
Kata Pancasila berasal dari kata “Panca yang artinya lima” dan “Sila yang artinya
dasar”. Jadi Pancasila terdiri dari lima dasar, yaitu :
14
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
2.
Kemanusiaan Yang adil dan Beradab
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam pemusyarawatan/perwakilan
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Fungsi Pancasila
Tujuan bangsa Indonesia dalam merumuskan Pancasila adalah dipergunakannya
sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila digali dari falsafah dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Pancasila dua pengertian pokok, yaitu sebagi dasar Negara dan sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga mempunyai fungsi yang bermacammacam, diantaranya sebagai berikut:
1.
Pancasila sebagai Dasar Negara (State Fundamental Norm)
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia disebut juga dengan dasar falsafah
Negara atau ideologi Negara. Hal itu berarti menunjukkan bahwa Pancasila digunakan
sebagai dasar dalam mengatur pemerintahan Negara dan penyelenggaraan Negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara, sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan
UUD 1945, merupakan sumber tertib hukum tertinggi yang mengatur kehidupan Negara dan
masyarakat. Hal ini mengandung makna bahwa Pancasila sebagai kaidah dasar Negara
bersifat mengikat dan memaksa. Artinya, Pancasila mengikat dan memaksa segala sesuatu
yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Negara RI agar setia melaksanakan,
mewariskan, mengembangkan dan melestarikan nila-nilai Pancasila. Jadi, semua warga
Negara, penyelenggara Negara tanpa kecuali dan segala macam peraturan perundangundangan yang ada harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga, sudah
jelas bahwa kedudukan Pancasila adalah sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang
15
mempunyai fungsi pokok sebagai ideologi Negara atau sebagai pokok kaidah Negara yang
fundamental.
2.
Pancasila sebagai Dasar Negara (State Fundamental Norm)
Fungsi pokok Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah sebagai
pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan
penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Dengan demikian berarti bahwa semua sikap dan perilaku setiap manusia
Indonesia haruslah dijiwai dan merupakan pancaran pengamalan sila-sila Pancasila.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menunjukkan bahwa semua sila
Pancasila adalah pencerminan atau gambaran dari sikap dan cara pandang manusia Indonesia
terhadap keagamaan (Ketuhanan Yang Maha Esa), terhadap sesama manusia (kemanusiaan
yang adil dan beradab), terhadap bangsa dan negaranya (persatuan Indonesia), terhadap
pemerintah demokraasi (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan), dan terhadap kepentingan bersama (keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia).
3.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti bahwa Pancasila
adalah gambaran tertulis dari pola perilaku atau gambaran tentang pola amal perbuatan
bangsa Indonesia yang khas yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Pancasila
sebagai kepribadian bangsa, yaitu bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan
Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan dan kesatuan
bangsa, berjiwa musyawarah mufakat untuk mencapai hikmat kebijaksanaan, bercita-cita
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
16
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, merupakan istilah yang muncul
dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno didepan siding Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong-Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 Agustus 1967. Pancasila sebagai perjanjian luhur
seluruh rakyat Indonesia, artinya bahwa pancasila harus kita bela untuk selama-lamanya.
Perjanjian luhur ini telah dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu pada saat PPKI
(sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia) menetapkan dasar Negara secara konstitusional
dalam pembukaan UUD 1945.
5.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia
Dasar Negara Pancasila yang dirumuskan dan terkandung dalam pembukaan UUD
1945, memuat cita-cita dan tujuan nasional. Gambaran tentang Pancasila sebagai cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia akan tampak pada rincian dan tujuan bangsa dan Negara Indonesia
dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.[2]
6. Hubungan Wawasan Nusantara berdasarkan Falsafah Pancasila
Dasar pemikiran wawasan nasional lndonesia, Bangsa lndonesia dalam menentukan
wawasan nusantara mengembangkan dari kondisi nyata. lndonesia dibentuk dan dijiwai oleh
pemahaman kekuasan dari bangsa lndonesia yang terdiri dari latar belakang sosial budaya
dan kesejarahan Indonesia. Berdasarkan falsafah pancasila, manusia indonesia adalah
mahkluk ciptaan tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir, dan sadar akan
keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamannya, lingkungannya, alam semesta, dan
17
penciptannya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan
eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi. Berdasarkan kesadaran yang
dipengaruhi oleh lingkungannya, manusia indonesia memiliki motivasi antara lain untuk
menciptakan suasana damai dan tenteram menuju kebahagiaan serta menyelenggarakan
keteraturan dalam membina hubungan antar sesama.
Dengan demikian, nilai-nilai pancasila sesungguhnya telah bersemayam dan
berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa indonesia. Nilai-nilai pancasila juga
tercakup dalam penggalian dan pengembangan wawasan nasional sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan adanya dasar Ketuhanan maka Indonesia mengakui dan percaya pada adanya
Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi sebab adanya manusia dan alam semesta serta segala
hidup dan kehidupan di dalamnya. Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
Indonesia
untuk
memeluk
agamanya
masing-masing
dan
beribadat
menurut
agamanya/kepercayaannya, sebagaimana tercantum dalam pasal 29 UUD 1945. Hal ini
berarti bahwa Negara Indonesia terdiri atas ribuan pulau dengan lebih kurang 180 juta
penduduk yang menganut beberapa agama (Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu
dan Budha) menghendaki semua agama itu hidup tenteram, rukun dan saling menghormati.
b.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Manusia adalah mahkluk Tuhan dan Tuhan tidak mengadakan perbedaan antara sesame
manusia. Pandangan hidup demikian menimbulkan pandangan yang luas tak terikat oleh
batas-batas Negara atau Bangsa sendiri, melainkan Negara selalu harus membuka pintu bagi
persahabatan dunia atas dasar persamaan derajat. Manusia mempunyai hak-hak yang sama;
oleh karena itu tidaklah dibenarkan manusia yang satu menguasai manusia yang lain ataupun
bangsa yang satu menguasai bangsa yang lain. Berhubung dengan itu maka dasar itu tidak
18
membenarkan adanya penjajahan diatas bumi, karena hal yang demikian bertentangan dengan
peri kemanusiaan serta hak setiap bangsa menentukan nasibnya sendiri.
c.
Sila Persatuan Indonesia
Sila persatuan Indonesia mengandung arti persatuan Bangsa yang mendiami wilayah
Indoneesia. Persatuan ini didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah
Negara yang merdeka dan berdaulat. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia bersukusuku dan berbangsa-bangsa, masing-masing menempati wilayahnya. Demikian pula manusia
yang mendiami kepulauan nusantara ini, lambat laun berkembang menjadi bangsa Indonesia.
Sedangkan yang bermukim diwilayah bumi yang lain menjadi bangsa-bangsa lain seperti
misalnya bangsa Malasya, Jepang, Perancis, dan sebagainya.
d.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukkan bahwa Negara Indonesia
menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa “kekuasaan tertinggi
(kedaulatan) untuk mengatur Negara dan rakyat terletak ditangan seluruh rakyat. Dalam UUD
1945 dinyatakan “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”, Kerakyatan yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asas
demokrasi di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang
politik, sosial dan ekonomi serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional
berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
e.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pidato 1 juni 1945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah prinsip tidak
adanya kemiskinan dialam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial adalah sifat masyarakat adil
dan makmur kebahagiaan buat semua orang, tidak ada penghisapan, tidak ada penindasan dan
penghinaan; semuanya bahagia, cukup sandang pangan. Tidak dengan sendirinya kita dapat
19
mencapai kesejahteraan ini, walau telah ada perwakilan rakyat. Di Negara Eropa dan
Amerika telah ada badan perwakilan, Parlementeaire Democratie, tetapi justru disanalah
kapitalis merajalela. Hal ini disebabkan yang dinamakn demokrasi disana hanyalah
demokrasi politik saja, tak ada keadilan sosial, tak ada demokrasi ekonomi. Seorang
pemimpin Prancis, Jean Jaures menggambarkan tentang demokrasi politik itu sebagai berikut:
Didalam Demokrasi Parlementer tiap orang boleh memilih, boleh menjadi anggota Parlemen.
Tetapi adakah sociale rechtvaardigheid, adakah kenyataan kesejahteraan dikalangan rakyat?
Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang
adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sesuai
dengan UUD 1945, pengertian keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan makmur.
PANCASILA DALAM UPAYA BELA NEGARA
A.
Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata
tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat
berbangsa
dan
bernegara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh
seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
20
(misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap
salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis
perekratan
selama
masa
perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer,
seperti
Amerika
Serikat
National
Guard
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa
tahun
setelah
seseorang
menyelesaikan
dinas
nasional,
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang
disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak
berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk
menangani
B.
situasi
tak
terduga,
memperkuat
pertahanan
negara.
Pengertian Bela Negara di Indonesia
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat
tentang
pembelaan
diatur
dengan
undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersamasama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan
berbuat
yang
terbaik
bagi
bangsa
dan
negara.
21
C.
Unsur Dasar Bela Negara
1.
Cinta Tanah Air
2.
Kesadaran Berbangsa & bernegara
3.
Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4.
Rela berkorban untuk bangsa & negara
5.
Memiliki kemampuan awal bela Negara
D.
Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib
ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan
baik
yang
Beberapa
dasar
hukum
1.
datang
dan
dari
luar
peraturan
maupun
dari
dalam.
Wajib
Bela
Negara:
tentang
Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2.
Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat
3.
Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.
Diubah
oleh
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
1988.
4.
Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5.
Tap
6.
Amandemen
7.
MPR
No.
VII
UUD
Undang-Undang
E.
Hak
Tahun
'45
Pasal
No.3
dan
2000
tentang
30
tahun
ayat
Peranan
1-5
2002
dan
tenteng
Kewajiban
TNI
pasal
dan
27
POLRI.
ayat
3.
Pertahanan
Negara.
Bela
Negara
dalam
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat
berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud
perang
1.
2.
3.
tetapi
Ikut
Ikut
serta
bisa
diwujudkan
dengan
dalam
mengamankan
lingkungan
serta
membantu
korban
cara
lain
sekitar
(seperti
bencana
di
seperti
:
siskamling)
dalam
negeri
Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau
22
PKN (Hemdra, 2015, https://cakrawala-net.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-pkn-belanegara.html)
Bela negara menjadi sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau
agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik
konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orangorang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih
atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).
Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapuramemberlakukan wajib militer bagi
warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti
gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari
wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat,Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negaradilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan.
Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya
Tentara Teritorial Britania Raya.
Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti
Amerika SerikatNational Guard.
Di negara lain, seperti Republik China(Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang
disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak
berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk
menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara. (Ginting, April 2017,
23
https://www.facebook.com/search/str/kajian+pendidikan+pancasila+dan+kewarganegaraan+
medan+usu/keywords_search)
BAB III
24
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang Pancasila untuk mengembangkan nilai
kebangsaan , wawasan nusantara dan upaya bela negara dapat si simpulkan bahwa :
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan oleh seluruh warga negara
Indonesia maka tidak mustahil cita-cita negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dapat terwujud sebab
dengan pancasila banyak nilai nilai positif yang dapat di peroleh .
B.
Saran
Sehubungan dengan pentingnya pengamalan butir-butir pancasila, maka penulis
menyarankan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk mengamalkan nilai-nilai luhur
pancasila mulai dari diri sendiri dengan kesadaran dan keteladan yang mungkin akan
dicontoh oleh orang lain dan menjadi budaya yang positif bagi bangsa Indonesia serta mampu
mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa sesuai yang terkandung dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
25
DAFTAR PUSTAKA
Budianto. (2004). Kewarganegaraan Sma kelas x. Jakarta: Erlangga.
nasional, d. p. (2008). kamus besar bahsa indonesia. jakarta: Balai Pustaka.
Sunarso, A. K. (2008). pendidikan kewarganegaraan untuk SD/MIkelas VI. jakarta: pusat
pembukuan departemen pendidikan nasional.
Ubaedillah, A. (2015). Pancasila Demokrasi dan Pencegahan korupsi. jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Darmadi, Hamid. (2012). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Alfabeta
Sofyan, Syafran. (2014). Implementasi Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari UUD
NRI Tahun 1945 Terhadap Generasi Muda Dalam Era Demokrasi. Jakarta : Lembaga
Ketahanan Nasional.
https://googleweblight.com/?
lite_url=https://kopilapas.wordpress.com/2015/06/22/memahami-nilai-nila-kebangsaanindonesia/&ei=x4NGc1a8&lc=idID&s=1&m=774&host=www.google.co.id&ts=1507561197&sig=ANTY_L3IyDTR13j7QidvDgcnbfQMsU9Zw
http://islamuddin88.blogspot.co.id/2014/02/nilai-nilai-pancasila-1.html?m=1
http://udeblog.blogspot.co.id/2011/01/sistem-bela-negara.html?m=1
http://www.slideshare.net/mobile/coprallzsangalaz/konsep-bela-negara-di-indonesia
https://kopilapas.wordpress.com/2015/06/22/memahami-nilai-nila-kebangsaan-indonesia/
http://ulfazahara.blogspot.co.id/2012/05/12.html
https://web.facebook.com/search/top/?q=forum%20diskusi%20kajian%20pendidikan
%20pancasila%20dan%20kewarganegaraan%20medan%20usu
https://www.facebook.com/search/str/kajian+pendidikan+pancasila+dan+kewarganegaraan+
medan+usu/keywords_search
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/08/contoh-makalah-wawasan-nusantara.html
https://googleweblight.com/?lite_url=https://kopilapas.wordpress.com/2015/06/22/mema
hami-nilai- nila-kebangsaan- indonesia/&ei=x4NGc1a8&lc=id-
26
ID&s=1&m=774&host=www.google.co.id&ts=1507561197&sig=A
NTY_L3IyDTR13j7QidvDgcnbfQMsU9Zw
https://cakrawala-net.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-pkn-bela-negara.html)
winarno,2010
samsul wahidin,2010
http://googleweblight.com/?lite_url=http://ulfazahara.blogspot.com/2012/05/12.html?m
%3D1&ei=XUesN9w&host=www.google.co.id&ts=1508757328&sig=ANTY_L2u7M4g6j71DDmewsh
12s6CQx7APQ
Biografi Penyusun Makalah
Bismillahirahmanirahim,
Saya adalah salah satu dari penyusun makalanh
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ini. Nama saya Tiara Annisa Siregar. Saya lahir di rumah
sakit Sarah tepatnya di jalan Baja Raya nomor 10, Medan.
Saya adalah keturunan dari kedua orang tua yang sama
sama Mandailing.
Nasution.
Papa saya Siregar, dan mama saya
Keluarga kami tinggal di Medan Helvetia.
27
Sekolah yang pertama kali saya duduki yaitu di TK Al- Ihsan yang letaknya
berdekatan dengan rumah sakit Sarah. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SD
Ikal di jalan Jongkong, Medan Helvetia. Sekolah Dasar pun saya lalui hingga saya
masuk ke SMP tepatnya di SMPN 16 MEDAN, dan kemudian saya memasuki jenjang
terakhir saya sebelum saya memasuki perguruan tinggi di SMA Kartika 1-2 Medan.
Penyusun makalah ini bernama Ananda Romauli Pasaribu. Lahir
di Kota Tarutung pada tanggal 07 Maret tahun 2000. Penyusun
merupakan alumni dari SD Santa Mari Tarutung, SMP Santa
Maria Tarutung, dan SMA Matauli Pandan.
Sekarang penyusun adalah seorang mahasiswi di fakultas
Psikologi di UniversitasSumatera Utara angkatan 2017. Dengan
ketekunan menyusun makalah ini sebagai tugas awal matakuliah
PKN. Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan
yang MahaEsa karena telah terselesaikannya pembuatan makalah
ini
Melati Sukma Sihombing adalah salah seorang yang telah
merangkum buku ini, yang lahir di Bajamas, 28 oktober 1998
Kecamatan Sirandorung, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Awal pendidikannya di SDN 158326
Bajamas 2, kecamatan Sirandorung, kemudian melanjutkan ke
SMPN1 Sirandorung dan melanjutkan sekolah menengah atasnya di
MAN Barus, kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara, Indonesia, dan sekarang tercatat sebagai seorang
mahasiswi di perguruan tinggi Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 yaitu di
Fakultas Psikologi.
28
Nama saya Dahlia Wulan Sari Harahap.saya adalah
salah satu pengarang buku ini. saya lahir di kota yang
terlihat dini. Kota Sipirok namanya. Saya lahir pada 22
Agustus 1999. Umur saya 18 tahun dan saya menyukai
warna hijau. Saya suka sekali makan nasi dan saya suka
sekali minum air putih. Saya sekarang Mahasiswa Fakultas
Psikologi di Universitas Sumatera Utara, USU tepatnya. Saya merupakan seorang
lulusan dari Madrasah Aliyah Negeri Sipirok.
Nama lengkap penulis Dwi tri Saprianti dipanggil Dwi penulis
lahir pada tanggal 7 juni 1999 di air Genting Dusun 1, kisaran. Anak ke
3 dari 5 bersaudara pasangan dari bapak kasimin dan Ibu Ngadinem.
Lulusan dari Sekolah Dasar Negeri 010050 simpang kawat pada tahun
2011,Mts Islamiyah hessa air Genting pada tahun 2014, Man Kisaran
pada tahun 2016. Sekarang penulis sebagai mahasiswa psikologi 2017
di universitas Sumatera Utara. Penulis tinggal di kota yang terkenal
dengan pabrik sawitnya. Dengan segala upaya dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas awal Ppkn.
Kata penulis mengucapkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa dan kedua orang tua
serta orang lain yang berpartisipasi. Terima kasih.
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan,
Wawasan Nusantara dan Sikap Perilaku dalam Bela Negara
Roy Fachraby Ginting, S.H.M.Kn
Kelompok 6
Kelas A 2017/2018
Ketua : Tiara AnnisaSiregar (171301-076)
081269322453
Sekretaris : Ananda Romauli Pasaribu (171301-077)
082276259312
Bendahara : Melati Sukma Sihombing (171301-049)
082370159787
Anggota : Dahlia Sari Harahap (171301-019)
082272169977
Dwi Tri Saprianti (171301-032)
082367978862
Fakultas Psikologi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
4
a. Latar Belakang....................................................................................................... 4
b. Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
BAB II ISI
a. Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan ................ 6
b. Mengembangkan Wawasan Nusantara Terhadap Pancasila.............................. 8
c. Pancasila Dalam Upaya Bela Negara .................................................................... 18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23
Biografi Penyusun Makalah................................................................................................ 24
KATA PENGANTAR
3
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atasselesainyamakalah
yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan, Wawasan
Nusantara
dan
Sikap
Perilaku
dalam
Bela
Negara”sebagaipenunjangilmumatakuliahPendidikanPancasiladanKewarganegaraanini.Makal
ah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
Banyakterimakasihdiucapkanatasdukungan
diberikandalampenyusunanmakalahini,
moral
danmateril
yang
makapenulismengucapkanterimakasihsebesar-
besarnyakepadaBapak Roy FachrabyGinting, S.H.M.Kn. yang berperansebagaidosen yang
membimbing kami selamamenyelesaikanmakalahini.
Ucapan
terima kasih
penyusunucapkankepada Dosen
Mata
KuliahPendidikanPancasiladanKewarganegaraan yang penyusunhormati, teman-temankelas
A yangpenyusunsayangi, dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam
bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai
tepat pada waktunya.
Penyusunmenyadaribahwamakalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
itu,kritik
dan
saran
yang
bersifat
konstruktif
Olehkarena
danobjektifsangat
penulis
butuhkansebagaipenunjangperbaikanmakalahini.Penyusunsangatmengharapkankritikdan
saran yang membangundariparapembaca demi kesempurnaanmakalahini.
Medan, 18 Oktober 2017
Hormat Kami,
Penyusun
I.
A.
Latar Belakang
PENDAHULUAN
4
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman pendapat, kebudayaan
kesenian, kepercayaan, memerlukan suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan bersatu
guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya
tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, kondisi sosial masyarakat, kebudayaan dan
tradisi, kepercayaan, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah.
Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat,
memandang. Jadi kata wawasan dapat di artikan sebagai cara melihat atau cara memandang.
Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik
sehingga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan.
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep
Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai
pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah
kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah
airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai
contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain rules the waves". Ini
berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Wawasan nusantara diharapkan mampu menyatukan pandangan yang berbeda-beda
dalam masyarakat dan memberikan solusi untuk mendasari Ketahanan Nasional suatu
bangsa, sehingga tujuan nasional dapat terealisir. Dalam Wawasan Nusantara dan Ketahanan
nasional sebagai konsep pemikiran bersifat inklusif menerima pembaharuan masukan untuk
5
kepentingan kemajuan bagsa. Menurut pemikiran Rizal Ramli bangsa ini akan cepat makmur
jika pemimpin-pemimpin kita melakukan transformasi seluruh hidupnya untuk kepentingan
rakyat; baik pemikirannya, seluruh hartanya, Waktu dan tenaganya, segalanya untuk
kepentingan
rakyat
dan
bersedia
tampil
untuk
kepentingan
rakyat.
Sedang menurut Amin rais dalam orasinya ” Slamatkan Indonesia ” untuk menyejahterakan
rakyat perlu penataan negara lebih terencana dan pemimpin-pemimpin bangsa tidak menjadi
kaki tangan asing ( komprador) untuk menguras kekayaan bangsa Indonesia. Menurut
Hussein Alatas dalam The Sociologi of Coroption (1968) di Indonesia korupsi semakin
menggurita yang kalau dibiarkan akan membunuh negara Indonesia sendiri. Prabowo juga
mengatakan perlu menihilkan pengangguran dan kemiskinan untuk kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan uraian di atas apapun pemikirannya untuk mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang ideal) perlu kesamaan persepsi, kesamaan pandangan, dan kesamaan dalam
implementasinya. Konsep Wawasan Nusantara memberikan solusi untuk menyamakan
pandangan sehingga dapat mewujudkan Integrasi nasional seperti yang diharapkan bangsa
Indosnesia dan integrasi nasional dapat mewujudkan kesejahteraan.
RUMUSAN MASALAH
1. BagaimanakahPancasilasebagaidasarpengembangannilaikebangsaan,wawasannusanta
ra, dansikapperilakubelanegara?
2. Apakahlandasanwawasannusantaradanunsur-unsur nilai kebangsaan?
3. Bagaimana sikap perilaku kita dalam bela negara sesuai dengan pancasila ?
BAB II ISI
6
Pancasila sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan
Bangsa Indonesia memperoleh suatu nilai yang kemudian dijadikan kesepakatan bersama
(consensus), yang kemudian dikenal dengan nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan tersebut
adalah nilai dasar yang bersumber dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Sebagai dasar
Negara; Undang-undang dasar 1945, sebagai konstitusi; Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sebagai pemersatu; Bhineka Tunggal Ika. Nilai-nilai dasar tersebut dicerminkan dalam sikap dan
perilaku Warga Negara Indonesia, yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan
wilayah yang terdiri dari pulau-pulau di dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dibawah ini
akan dijelaskan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, yaitu:
Nilai-nilai yang bersumber dari Pancasila, meliputi :
1.
Nilai Religius, yakni nilai-nilai spiritual yang tinggi berdasarkan keyakinan agama
masing-masing, toleransi terhadap agama lain, sebagai konsekuensi nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2.
Nilai Kemanusiaan, yakni nilai-nilai kebersamaan dan sepenanggungan dengan
sesama warga Negara, sebagai konsekuensi bangsa majemuk yang mendiami wilayah
kepulauan.
3.
Nilai Keselarasan, yakni kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk memahami
serta menerima kebudayaan daerah atau kearifan local, sebagai konsekuensi dari
bangsa yang bersifat plural.
4.
Nilai Kerakyatan, yakni sifat kearifan kepada rakyat sebagai landasan dalam
merumuskan dan mengimplementasikan suatu kebijakan publik, yang dating dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.
5.
Nilai Keadilan, memilki kemampuan untuk menegakkan dan berbuat adil kepada
sesama manusia serta mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
7
Nilai-nilai yang bersumber dari Undang-undang Dasar 1945, meliputi :
1.
Kesadaran hakiki atas harkat dan martabat sebagai insan yang merdeka, bebas, dari
penjajahan, penindasan dan eksploitasi lainnya.
2.
Pengakuan
atas
kebenaran
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam
merebut
kemerdekaannya.
3.
Kesadaran rakyat sebagai insan religius yang meyakini bahwa kemerdekaan itu
diperoleh atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Kesadaran bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan itu dengan pengorbanan yang
didasarkan pada suatu keinginan luhur, bukan oleh kepentingan sesaat atau ambisi
politik golongan.
5.
Tujuan nasional dan tujuan bagi penyelenggaraan Negara merupakan misi Negara
yang harus diemban bersama, yakni :“…melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..”. Kristalisasi nilai-nilai yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut adalah Nilai Kemanusiaan, Nilai
Relegius, Nilai Produktivitas, dan Nilai Keseimbangan. Adapun nilai-nilai yang
terkandung dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut adalah Nilai Demokrasi, Nilai
Kesamaan Derajat, dan Nilai Ketaatan Hukum.
Nilai-nilai yang bersumber dari bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
meliputi :
1.
Nilai Kesatuan Wilayah, sebagai konsekuensi dari negara kepulauan.
8
2.
Nilai Persatuan Bangsa, sebagai konsekuensi dari bangsa yang bersifat plural, multi
etnik, agama dan budaya.
3.
Nilai Kemandirian, yakni membangun bangsa dilaksanakan malalui kekuatan sendiri,
bantuan luar negeri sifatnya memperkuat untuk mengatasi kekurangan secara nasional.
Nilai-nilai yang bersumber dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, meliputi:
1.
Nilai Toleransi, yakni sikap yang mau memahami orang lain sehingga komunikasi
dapat berlangsung secara baik.
2.
Nilai Keadilan, yakni sikap yang mau menerima haknya dan tidak mau mengganggu
hak orang lain.
3.
Nilai Gotong Royong dan Kerjasama, sikap saling membantu dan bekerjasama
dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, muncul rasa kebangsaan yang menjadi pendorong, motif
bangsa Indonesia didalam bersikap dan berperilaku, yang kemudian menjadi jati diri luhur
bangsa Indonesia.
Wawasan kebangsaan menurut Darmadi, H. (2012 : 414) Nilai wawasan kebangsaan yang terwujud
dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi manusia yang bersifat mendasar dan
fundamental, yaitu :
Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu.
Cinta akan tanah air dan bangsa
Demokrasi atau kedaulatan rakyat
Kesetiakawanan social
Masyarakat adil dan makmur.
9
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, yaitu :
1. Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap warga
negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
2. Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang
sama didepan hukum. Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib
mentaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku. (Sofyan, S. 2014)
MENGEMBANGKAN WAWASAN NUSANTARA TERHADAP
PANCASILA
1. Pengertian Wawasan Nusantara
GBHN menyatakan bahwa wawasan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional
adalah Wawasan Nusantara. Wawasan yang berasal dari kata wawas, mengandung arti
pandangan, keyakinan. Wawasan Nusantara adalah wawasan yang memandang Rakyat,
Bangsa, Negara dan Wilayah Nusantara darat. Winarno,2001 berpendapat bahwa nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa berarti pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak Antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak di
10
dua benua (Asia Australia) dan dua samudra (hindia pasifik). Sehingga wawasan nusantara
dapat diartikan sebagai cara melihat kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua dan
dua samudra.
Menurut Samsul Wahidin(2010) wawasan nusantara adalah cara pandang, cara
memahami, cara menghayati,cara bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah laku bagi
bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam arti
yang luas dengan aspek-aspek asta grata.
Dalam Pembangunan Nasional, wawasan Nusantara mencakup perwujudan
Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial budaya, satu
kesatuan ekonomi dan satu kesatuan Pertahanan dan Keamanan.
1.
Kesatuan Politik
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik, mengandung arti
bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup dan kesatuan matra seluruh bangsa, serta modal dan
milik bersama Bangsa. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai seuku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agam dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti
yang seluas-luasnya. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasin sepenanggungan, seBangsa dan se-tanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
Dengan satu kesatuan Politik diartikan bahwa Pancasila adalah satu-satunya Falsafah
serta Ideologi Bangsa dan Negara yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa
menuju tujuannya.
11
Didalam bidang hukum dinyatakan bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan
satu kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya ada satu Hukum Nasional yang mengabdi
kepada kepentingan nasional.
2.
Kesatuan Sosial Budaya
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya berarti
bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan
seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.
Kesatuan Sosial Budaya berarti pula bahwa Budaya Indonesia pada hakekatnya
adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya.
Bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya seluruhnya, yang hasilhasilnya harus dapat diikmati oleh seluruh bangsa indonesia.
3.
Kesatuan Ekonomi
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi mengandung arti
bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup masyarakat harus tersedia merata di seluruh
wilayah tanha air. Kesatuan Ekonomi berarti pula bahwa tingkat perkembangan ekonomi
harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki
oleh daerah-daerah dan dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
4.
Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan,
mengandung arti bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh Bangsa dan Negara. Dan menegaskan bahwa tiap-tiap
warga Negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan Negara
dan Bangsa.
12
Didalam memahami Wawasan Nusantara perlu dibedakan antara Wawasan Nusantara
sebagai konsepsi politik dan Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan, yaitu :
1.
Wawasan nusantara sebagai konsepsi politik adalah wawasan sebagaimana yang
dirumuskan dalam GBHN sejak 1973 yang meliputi bidang-bidang politik, ekonomi, sosial
budaya
2.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan adalah wawasan yang dicetuskan
dalam Deklarasi Djuanda pada tahun 1957, yang setelah melalui perjuangan yang sangat
panjang dan rumit diforum internasional akhirnya diakui dalam Konvensi Hukum Laut
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan merupakan salah satu aspek dari
pada Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik. Dengan diakuinya wawasan nusantara
dalam konvensi hokum laut PBB dapat di artikan, bahwa konsepsi tersebut merupakan hasil
nyata dari perwujudan wawasan nusantara sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN. Hal ini
memberikan konsekuensi cukup berat didalam pengembangan dan pengelolaannya demi
keberhasilan pembangunan nasional, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden dalam Pidato
Pertanggungjawaban Presiden pada tanggal 1 Maret 1983, yaitu memberi harapan baru itu
sekaligus tantangan baru yang tidak ringan, karena harus diambil segala langka untuk
mengamankan, menggali dan memanfaatkan kekayaan laut yang bertambah sangat luas.[1]
2. Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur
pembentuk bangsa lndonesia (sukulgolongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.
13
Asas wawasan nusantara terdiri dari :
1. Kepentingan dan tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
Semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya,pertahanan keamanan demi
tercapainya tujuan nasional.Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia
yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.
3. Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan tujuan nasional.
Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi
penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala
bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada
kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa, dan daerah.
4. Pengertian Pancasila
Kata Pancasila berasal dari kata “Panca yang artinya lima” dan “Sila yang artinya
dasar”. Jadi Pancasila terdiri dari lima dasar, yaitu :
14
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
2.
Kemanusiaan Yang adil dan Beradab
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam pemusyarawatan/perwakilan
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Fungsi Pancasila
Tujuan bangsa Indonesia dalam merumuskan Pancasila adalah dipergunakannya
sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila digali dari falsafah dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Pancasila dua pengertian pokok, yaitu sebagi dasar Negara dan sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga mempunyai fungsi yang bermacammacam, diantaranya sebagai berikut:
1.
Pancasila sebagai Dasar Negara (State Fundamental Norm)
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia disebut juga dengan dasar falsafah
Negara atau ideologi Negara. Hal itu berarti menunjukkan bahwa Pancasila digunakan
sebagai dasar dalam mengatur pemerintahan Negara dan penyelenggaraan Negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara, sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan
UUD 1945, merupakan sumber tertib hukum tertinggi yang mengatur kehidupan Negara dan
masyarakat. Hal ini mengandung makna bahwa Pancasila sebagai kaidah dasar Negara
bersifat mengikat dan memaksa. Artinya, Pancasila mengikat dan memaksa segala sesuatu
yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Negara RI agar setia melaksanakan,
mewariskan, mengembangkan dan melestarikan nila-nilai Pancasila. Jadi, semua warga
Negara, penyelenggara Negara tanpa kecuali dan segala macam peraturan perundangundangan yang ada harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga, sudah
jelas bahwa kedudukan Pancasila adalah sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang
15
mempunyai fungsi pokok sebagai ideologi Negara atau sebagai pokok kaidah Negara yang
fundamental.
2.
Pancasila sebagai Dasar Negara (State Fundamental Norm)
Fungsi pokok Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah sebagai
pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan
penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Dengan demikian berarti bahwa semua sikap dan perilaku setiap manusia
Indonesia haruslah dijiwai dan merupakan pancaran pengamalan sila-sila Pancasila.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menunjukkan bahwa semua sila
Pancasila adalah pencerminan atau gambaran dari sikap dan cara pandang manusia Indonesia
terhadap keagamaan (Ketuhanan Yang Maha Esa), terhadap sesama manusia (kemanusiaan
yang adil dan beradab), terhadap bangsa dan negaranya (persatuan Indonesia), terhadap
pemerintah demokraasi (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan), dan terhadap kepentingan bersama (keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia).
3.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti bahwa Pancasila
adalah gambaran tertulis dari pola perilaku atau gambaran tentang pola amal perbuatan
bangsa Indonesia yang khas yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Pancasila
sebagai kepribadian bangsa, yaitu bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan
Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan dan kesatuan
bangsa, berjiwa musyawarah mufakat untuk mencapai hikmat kebijaksanaan, bercita-cita
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
16
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, merupakan istilah yang muncul
dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno didepan siding Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong-Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 Agustus 1967. Pancasila sebagai perjanjian luhur
seluruh rakyat Indonesia, artinya bahwa pancasila harus kita bela untuk selama-lamanya.
Perjanjian luhur ini telah dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu pada saat PPKI
(sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia) menetapkan dasar Negara secara konstitusional
dalam pembukaan UUD 1945.
5.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia
Dasar Negara Pancasila yang dirumuskan dan terkandung dalam pembukaan UUD
1945, memuat cita-cita dan tujuan nasional. Gambaran tentang Pancasila sebagai cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia akan tampak pada rincian dan tujuan bangsa dan Negara Indonesia
dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.[2]
6. Hubungan Wawasan Nusantara berdasarkan Falsafah Pancasila
Dasar pemikiran wawasan nasional lndonesia, Bangsa lndonesia dalam menentukan
wawasan nusantara mengembangkan dari kondisi nyata. lndonesia dibentuk dan dijiwai oleh
pemahaman kekuasan dari bangsa lndonesia yang terdiri dari latar belakang sosial budaya
dan kesejarahan Indonesia. Berdasarkan falsafah pancasila, manusia indonesia adalah
mahkluk ciptaan tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir, dan sadar akan
keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamannya, lingkungannya, alam semesta, dan
17
penciptannya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan
eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi. Berdasarkan kesadaran yang
dipengaruhi oleh lingkungannya, manusia indonesia memiliki motivasi antara lain untuk
menciptakan suasana damai dan tenteram menuju kebahagiaan serta menyelenggarakan
keteraturan dalam membina hubungan antar sesama.
Dengan demikian, nilai-nilai pancasila sesungguhnya telah bersemayam dan
berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa indonesia. Nilai-nilai pancasila juga
tercakup dalam penggalian dan pengembangan wawasan nasional sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan adanya dasar Ketuhanan maka Indonesia mengakui dan percaya pada adanya
Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi sebab adanya manusia dan alam semesta serta segala
hidup dan kehidupan di dalamnya. Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
Indonesia
untuk
memeluk
agamanya
masing-masing
dan
beribadat
menurut
agamanya/kepercayaannya, sebagaimana tercantum dalam pasal 29 UUD 1945. Hal ini
berarti bahwa Negara Indonesia terdiri atas ribuan pulau dengan lebih kurang 180 juta
penduduk yang menganut beberapa agama (Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu
dan Budha) menghendaki semua agama itu hidup tenteram, rukun dan saling menghormati.
b.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Manusia adalah mahkluk Tuhan dan Tuhan tidak mengadakan perbedaan antara sesame
manusia. Pandangan hidup demikian menimbulkan pandangan yang luas tak terikat oleh
batas-batas Negara atau Bangsa sendiri, melainkan Negara selalu harus membuka pintu bagi
persahabatan dunia atas dasar persamaan derajat. Manusia mempunyai hak-hak yang sama;
oleh karena itu tidaklah dibenarkan manusia yang satu menguasai manusia yang lain ataupun
bangsa yang satu menguasai bangsa yang lain. Berhubung dengan itu maka dasar itu tidak
18
membenarkan adanya penjajahan diatas bumi, karena hal yang demikian bertentangan dengan
peri kemanusiaan serta hak setiap bangsa menentukan nasibnya sendiri.
c.
Sila Persatuan Indonesia
Sila persatuan Indonesia mengandung arti persatuan Bangsa yang mendiami wilayah
Indoneesia. Persatuan ini didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah
Negara yang merdeka dan berdaulat. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia bersukusuku dan berbangsa-bangsa, masing-masing menempati wilayahnya. Demikian pula manusia
yang mendiami kepulauan nusantara ini, lambat laun berkembang menjadi bangsa Indonesia.
Sedangkan yang bermukim diwilayah bumi yang lain menjadi bangsa-bangsa lain seperti
misalnya bangsa Malasya, Jepang, Perancis, dan sebagainya.
d.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukkan bahwa Negara Indonesia
menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa “kekuasaan tertinggi
(kedaulatan) untuk mengatur Negara dan rakyat terletak ditangan seluruh rakyat. Dalam UUD
1945 dinyatakan “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”, Kerakyatan yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asas
demokrasi di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang
politik, sosial dan ekonomi serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional
berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
e.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pidato 1 juni 1945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah prinsip tidak
adanya kemiskinan dialam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial adalah sifat masyarakat adil
dan makmur kebahagiaan buat semua orang, tidak ada penghisapan, tidak ada penindasan dan
penghinaan; semuanya bahagia, cukup sandang pangan. Tidak dengan sendirinya kita dapat
19
mencapai kesejahteraan ini, walau telah ada perwakilan rakyat. Di Negara Eropa dan
Amerika telah ada badan perwakilan, Parlementeaire Democratie, tetapi justru disanalah
kapitalis merajalela. Hal ini disebabkan yang dinamakn demokrasi disana hanyalah
demokrasi politik saja, tak ada keadilan sosial, tak ada demokrasi ekonomi. Seorang
pemimpin Prancis, Jean Jaures menggambarkan tentang demokrasi politik itu sebagai berikut:
Didalam Demokrasi Parlementer tiap orang boleh memilih, boleh menjadi anggota Parlemen.
Tetapi adakah sociale rechtvaardigheid, adakah kenyataan kesejahteraan dikalangan rakyat?
Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang
adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sesuai
dengan UUD 1945, pengertian keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan makmur.
PANCASILA DALAM UPAYA BELA NEGARA
A.
Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata
tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat
berbangsa
dan
bernegara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh
seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
20
(misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap
salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis
perekratan
selama
masa
perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer,
seperti
Amerika
Serikat
National
Guard
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa
tahun
setelah
seseorang
menyelesaikan
dinas
nasional,
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang
disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak
berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk
menangani
B.
situasi
tak
terduga,
memperkuat
pertahanan
negara.
Pengertian Bela Negara di Indonesia
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat
tentang
pembelaan
diatur
dengan
undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersamasama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan
berbuat
yang
terbaik
bagi
bangsa
dan
negara.
21
C.
Unsur Dasar Bela Negara
1.
Cinta Tanah Air
2.
Kesadaran Berbangsa & bernegara
3.
Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4.
Rela berkorban untuk bangsa & negara
5.
Memiliki kemampuan awal bela Negara
D.
Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib
ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan
baik
yang
Beberapa
dasar
hukum
1.
datang
dan
dari
luar
peraturan
maupun
dari
dalam.
Wajib
Bela
Negara:
tentang
Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2.
Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat
3.
Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.
Diubah
oleh
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
1988.
4.
Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5.
Tap
6.
Amandemen
7.
MPR
No.
VII
UUD
Undang-Undang
E.
Hak
Tahun
'45
Pasal
No.3
dan
2000
tentang
30
tahun
ayat
Peranan
1-5
2002
dan
tenteng
Kewajiban
TNI
pasal
dan
27
POLRI.
ayat
3.
Pertahanan
Negara.
Bela
Negara
dalam
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat
berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud
perang
1.
2.
3.
tetapi
Ikut
Ikut
serta
bisa
diwujudkan
dengan
dalam
mengamankan
lingkungan
serta
membantu
korban
cara
lain
sekitar
(seperti
bencana
di
seperti
:
siskamling)
dalam
negeri
Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau
22
PKN (Hemdra, 2015, https://cakrawala-net.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-pkn-belanegara.html)
Bela negara menjadi sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau
agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik
konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orangorang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih
atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).
Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapuramemberlakukan wajib militer bagi
warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti
gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari
wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat,Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negaradilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan.
Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya
Tentara Teritorial Britania Raya.
Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti
Amerika SerikatNational Guard.
Di negara lain, seperti Republik China(Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang
disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak
berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk
menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara. (Ginting, April 2017,
23
https://www.facebook.com/search/str/kajian+pendidikan+pancasila+dan+kewarganegaraan+
medan+usu/keywords_search)
BAB III
24
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang Pancasila untuk mengembangkan nilai
kebangsaan , wawasan nusantara dan upaya bela negara dapat si simpulkan bahwa :
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan oleh seluruh warga negara
Indonesia maka tidak mustahil cita-cita negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dapat terwujud sebab
dengan pancasila banyak nilai nilai positif yang dapat di peroleh .
B.
Saran
Sehubungan dengan pentingnya pengamalan butir-butir pancasila, maka penulis
menyarankan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk mengamalkan nilai-nilai luhur
pancasila mulai dari diri sendiri dengan kesadaran dan keteladan yang mungkin akan
dicontoh oleh orang lain dan menjadi budaya yang positif bagi bangsa Indonesia serta mampu
mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa sesuai yang terkandung dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
25
DAFTAR PUSTAKA
Budianto. (2004). Kewarganegaraan Sma kelas x. Jakarta: Erlangga.
nasional, d. p. (2008). kamus besar bahsa indonesia. jakarta: Balai Pustaka.
Sunarso, A. K. (2008). pendidikan kewarganegaraan untuk SD/MIkelas VI. jakarta: pusat
pembukuan departemen pendidikan nasional.
Ubaedillah, A. (2015). Pancasila Demokrasi dan Pencegahan korupsi. jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Darmadi, Hamid. (2012). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Alfabeta
Sofyan, Syafran. (2014). Implementasi Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari UUD
NRI Tahun 1945 Terhadap Generasi Muda Dalam Era Demokrasi. Jakarta : Lembaga
Ketahanan Nasional.
https://googleweblight.com/?
lite_url=https://kopilapas.wordpress.com/2015/06/22/memahami-nilai-nila-kebangsaanindonesia/&ei=x4NGc1a8&lc=idID&s=1&m=774&host=www.google.co.id&ts=1507561197&sig=ANTY_L3IyDTR13j7QidvDgcnbfQMsU9Zw
http://islamuddin88.blogspot.co.id/2014/02/nilai-nilai-pancasila-1.html?m=1
http://udeblog.blogspot.co.id/2011/01/sistem-bela-negara.html?m=1
http://www.slideshare.net/mobile/coprallzsangalaz/konsep-bela-negara-di-indonesia
https://kopilapas.wordpress.com/2015/06/22/memahami-nilai-nila-kebangsaan-indonesia/
http://ulfazahara.blogspot.co.id/2012/05/12.html
https://web.facebook.com/search/top/?q=forum%20diskusi%20kajian%20pendidikan
%20pancasila%20dan%20kewarganegaraan%20medan%20usu
https://www.facebook.com/search/str/kajian+pendidikan+pancasila+dan+kewarganegaraan+
medan+usu/keywords_search
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/08/contoh-makalah-wawasan-nusantara.html
https://googleweblight.com/?lite_url=https://kopilapas.wordpress.com/2015/06/22/mema
hami-nilai- nila-kebangsaan- indonesia/&ei=x4NGc1a8&lc=id-
26
ID&s=1&m=774&host=www.google.co.id&ts=1507561197&sig=A
NTY_L3IyDTR13j7QidvDgcnbfQMsU9Zw
https://cakrawala-net.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-pkn-bela-negara.html)
winarno,2010
samsul wahidin,2010
http://googleweblight.com/?lite_url=http://ulfazahara.blogspot.com/2012/05/12.html?m
%3D1&ei=XUesN9w&host=www.google.co.id&ts=1508757328&sig=ANTY_L2u7M4g6j71DDmewsh
12s6CQx7APQ
Biografi Penyusun Makalah
Bismillahirahmanirahim,
Saya adalah salah satu dari penyusun makalanh
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ini. Nama saya Tiara Annisa Siregar. Saya lahir di rumah
sakit Sarah tepatnya di jalan Baja Raya nomor 10, Medan.
Saya adalah keturunan dari kedua orang tua yang sama
sama Mandailing.
Nasution.
Papa saya Siregar, dan mama saya
Keluarga kami tinggal di Medan Helvetia.
27
Sekolah yang pertama kali saya duduki yaitu di TK Al- Ihsan yang letaknya
berdekatan dengan rumah sakit Sarah. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SD
Ikal di jalan Jongkong, Medan Helvetia. Sekolah Dasar pun saya lalui hingga saya
masuk ke SMP tepatnya di SMPN 16 MEDAN, dan kemudian saya memasuki jenjang
terakhir saya sebelum saya memasuki perguruan tinggi di SMA Kartika 1-2 Medan.
Penyusun makalah ini bernama Ananda Romauli Pasaribu. Lahir
di Kota Tarutung pada tanggal 07 Maret tahun 2000. Penyusun
merupakan alumni dari SD Santa Mari Tarutung, SMP Santa
Maria Tarutung, dan SMA Matauli Pandan.
Sekarang penyusun adalah seorang mahasiswi di fakultas
Psikologi di UniversitasSumatera Utara angkatan 2017. Dengan
ketekunan menyusun makalah ini sebagai tugas awal matakuliah
PKN. Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan
yang MahaEsa karena telah terselesaikannya pembuatan makalah
ini
Melati Sukma Sihombing adalah salah seorang yang telah
merangkum buku ini, yang lahir di Bajamas, 28 oktober 1998
Kecamatan Sirandorung, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Awal pendidikannya di SDN 158326
Bajamas 2, kecamatan Sirandorung, kemudian melanjutkan ke
SMPN1 Sirandorung dan melanjutkan sekolah menengah atasnya di
MAN Barus, kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara, Indonesia, dan sekarang tercatat sebagai seorang
mahasiswi di perguruan tinggi Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 yaitu di
Fakultas Psikologi.
28
Nama saya Dahlia Wulan Sari Harahap.saya adalah
salah satu pengarang buku ini. saya lahir di kota yang
terlihat dini. Kota Sipirok namanya. Saya lahir pada 22
Agustus 1999. Umur saya 18 tahun dan saya menyukai
warna hijau. Saya suka sekali makan nasi dan saya suka
sekali minum air putih. Saya sekarang Mahasiswa Fakultas
Psikologi di Universitas Sumatera Utara, USU tepatnya. Saya merupakan seorang
lulusan dari Madrasah Aliyah Negeri Sipirok.
Nama lengkap penulis Dwi tri Saprianti dipanggil Dwi penulis
lahir pada tanggal 7 juni 1999 di air Genting Dusun 1, kisaran. Anak ke
3 dari 5 bersaudara pasangan dari bapak kasimin dan Ibu Ngadinem.
Lulusan dari Sekolah Dasar Negeri 010050 simpang kawat pada tahun
2011,Mts Islamiyah hessa air Genting pada tahun 2014, Man Kisaran
pada tahun 2016. Sekarang penulis sebagai mahasiswa psikologi 2017
di universitas Sumatera Utara. Penulis tinggal di kota yang terkenal
dengan pabrik sawitnya. Dengan segala upaya dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas awal Ppkn.
Kata penulis mengucapkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa dan kedua orang tua
serta orang lain yang berpartisipasi. Terima kasih.