ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP. pdf

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP SISTEM PENGGAJIAN PADA
PT. NAWAKARA

VRITA TRI JUNIANTI
Binus University
Jalan Kenanga No.34 Bintaro-Veteran, Jakarta Selatan 12330
081905225862
vriitajunie@yahoo.com
Hery Harjono Muljo, S.Kom. MM.,SI.,

ABSTRACT
THE PURPOSE of the research is to analyze internal controls over payroll systems and identify
weaknesses that can be improved to increase the activity of existing payroll company. THE RESEARCH
METHODOLOGY used is descriptive historical approach and case studies. Collection techniques to
obtain data by observation, interview, interview and collection of documentation. Techniques to analyze
the data by comparing the results of previous studies based on journals and existing theories to the events
that occurred when the study was conducted. THE FINDING OF THE RESEARCH shows that the
application of internal controls over payroll system is pretty good company. Seen from the system that
has sufficient authorization and segregation of duties are in accordance with their respective duties. But
still there are some weaknesses that need to be repaired. THE CONCLUSION of this research is the

company needs to improve oversight and make improvements to maximize payroll processing, so as to
minimize fraud that would hurt the company financially. (VTJ)
Keyword: Payroll Analysis, Internal Control, Payroll System

ABSTRAK
TUJUAN PENELITIAN ini adalah menganalisis pengendalian internal terhadap sistem penggajian
serta mengidentifikasi kelemahannya agar dapat diperbaiki untuk meningkatkan kegiatan penggajian
yang ada diperusahaan. METODE PENELITIAN yang digunakan adalah deskriptif kualitaif dengan
pendekatan historis dan studi kasus. Teknik pengumpulan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan
cara observasi, wawancara, interview dan pengumpulan dokumentasi. Teknik menganalisis data yaitu
dengan membandingkan hasil penelitian terdahulu berdasarkan jurnal dan teori-teori yang ada dengan
peristiwa yang terjadi saat penelitian dilakukan. HASIL PENELITIAN menunjukan bahwa penerapan
pengendalian internal terhadap sistem penggajian perusahaan sudah cukup baik. Terlihat dari sistem
otorisasi yang sudah memadai dan pemisahan fungsi yang yang sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Namun masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki. SIMPULAN dari hasil penelitian ini
adalah perusahaan perlu meningkatkan pengawasan dan melakukan perbaikan untuk memaksimalkan
proses penggajiannya, sehingga dapat meminimalisir kecurangan yang akan merugikan perusahaan
secara finansial. (VTJ)
Kata Kunci : Analisis Penggajian, Pengendalian Intern, Sistem Penggajian


PENDAHULUAN
Meningkatnya aktivitas perusahaan memperluas pengawasan bagi pimpinan perusahaan untuk secara
langsung dapat mengawasi kegiatan di perusahaan serta karyawannya. Maka dari itu, pegendalian internal
sangat diperlukan agar sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. Dalam proses
penggajian, pengendalian internal berguna untuk menghindari kemungkinan kecurangan maupun
kesalahan yang dapat merugikan perusahaan (Septiara, 2012). Pentingnya penerapan sistem pengendalian
internal yang baik dalam suatu perusahan bertujuan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusaaan
serta dapat meningkatkan kinerja karyawan (Winanda, 2012).
Menurut Baridwan pengendalian meliputi beberapa unsur yang berkaitan dalam suatu perusahaan yang
bertujuan untuk menjaga harta perusahaan, memeriksa data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam
operasi, serta membantu tercapainnya pelaksanaan kebijakan yang telah diterapkan dalam perushahaan.
Salah satu faktor penting yang terdapat diperusahaan adalah memiliki Sumber Daya Manusia yang
berkualitas. Perusahaan harus memberikan balas jasa atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawannya
yaitu berupa gaji, upah, tunjangan insentif yang sesuai dan tepat waktu (Muljo dan Tania, 2008). Hal ini
berpengaruh dengan loyalitas karyawan terhadap perusahaan dimana dia bekerja.
PT. Nawakara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia layanan jasa keamanan.
Pelayanan keamanan yang diberikan adalah berdasarkan standar internasional yang berlaku. Nawakara
memiliki beberapa anak perusahaan dengan jumlah karyawan kurang lebih sebanyak 8000 orang yang
tersebar diseluruh Indonesia. Untuk menciptakan sistem penggajian yang baik maka diperlukan
pengendalian internal yang memadai. Penelitian kali ini hanya terfokus terhadap pengendalian internal

terhadap sistem penggajian karyawan proyek dalam hal ini security saja.

IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur penggajian karyawan yang berjalan pada PT. Nawakara ?
2. Apakah pengendalian internal terhadap sistem penggajian sudah diterapkan sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan ?
3. Apakah pengendalian internal atas sistem penggajian yang ada dapat mencegah kecurangan ataupun
kesalahan yang mungkin terjadi dalam penggajian karyawan ?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan metode historis dan studi kasus.
Adapun peneliti menggunakan pendekatan ini k arena pendekatan kualitatif merupakan metode yang
menggunakan anilsa atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya kemudian dijadikan prinsip yang
bersifat umum dan juga mempelajari sedalam-dalamnya suatu gejala dari kehidupan yang nyata. Agar
pelaksanaan peneliti dapat berjalan sebagaimana yag diharapkan, maka peneliti melakukan tahapantahaan pelaksanaan sebagai berikut : 1) Studi pendahuluan, 2) Studi Kepustakaan, 3) Studi Lapangan, 4)
Analisa Data.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1) Observasi, tujuan dari observasi ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang nyata mengenai

sistem dan prosedur penggajian di Nawakara.
2) Wawancara dan Interview, wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait
dengan proses penggajian karyawan, diantaranya adalah bagian kepegawaian untuk memperoleh
prosedur sejarah singkat perusahaan, struktur oragnisasi, job description setiap bagian yang terkait
dengan penggajian, serta informasi kepegawaian lainnya. Dan bagian payroll sebagai pihak yang
bertugas mengolah perhitungan gaji karyawan serta proses penggajian yang berjalan di perusahaan.
3) Dokumentasi, hasil dokumentasi berupa struktur organisasi dan job description dalam setiap bagian
di perusahaan yang terkait dengan siklus penggajian, formulir dan dokumen dalam proses penggajian
karyawan, dan flowchart atau bagan alir dari prosedur penggajian yang ada dalam perusahaan.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian iini adalah dengan mengumpulkan data yang
diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi kemudian dibandingkan dengan teori-teori
yang relevan mengenai sistem dan prosedur penggajian perusahaan.

HASIL DAN BAHASAN
Setelah mendapatkan data yang diperlukan melalui wawancara dari beberapa narasumber serta hasil
observasi dan dokumentasi, maka peneliti akan melakukan tahap berikutnya yaitu pengolahan data
penelitian. Pada tahap ini, peneliti akan mendeskripsikan atau menjabarkan data yang sudah didapat
melalui hasil wawancara dan observasi. Menguraikan data dan menguhubungkan data bersama dengan
teori-teori yang digunakan oleh peneliti. Serta menarik kesimpulan dari hasil wawancara dan observasi.

A. Analisis Terhadap Jaringan Prosedur Penggajian Karyawan
Prosedur penggajian ini dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Prosedur Pencatatan Waktu Hadir, 2) Prosedur
Pembuatan Daftar Gaji, 3) Prosedur Distribusi Biaya Gaji. Fungsi yang diterapkan oleh masing-masing
departemen sudah terpisah. Hal tersebut memperkecil kemungkinan kecurangan yang akan ditimbulkan,
karena otorisasi oleh setiap transaksi telah ditangani oleh pihak yang berwenang dan sesuai dengan
prosedur yang ada.
1) Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Berdasarkan hasil analisis dokumen laporan daftar hadir karyawan yang diterima oleh pusat, tidak
terdapat tandatangan dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan tersebut. Otorisasi yang terdapat
pada laporan absensi dapat diatakan belum memadai. Dan temuan lain terlihat dari tidak tercantumnya
jam kerja dan jumlah jam kerja yang dilakukan pada absensi karyawan di lapangan. Sehingga data

yang diberikan dinilai kurang akurat. Pusat tidak mengontrol secara langsung mengenai pencatatan
absensi di lapangan dan hanya percaya pada laporan absensi yang diterimanya.
2) Prosedur Pembuatan Daftar Gaji
Dalam pembuatan daftar gaji, perhitungan waktu kerja dan waktu lembur karyawan adalah hal penting
yang harus diperhatikan. Karena perhitungan kehadiran ini menjadi dasar sebagai perhitungan gaji
karyawan yang akan dibayarkan. Dari hasil wawancara dengan pihak supervisor payroll selaku bagian
yang mengelola perhitungan gaji dan pengumpulan dokumen yang dilakukan, dari hasil laporan
absensi karyawan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Proses perhitungan waktu kerja
Perhitungan ini dilakukan dengan melihat laporan absen yang dikirmkan kepada bagian payroll.
Dari laporan tersebut terlihat kehadiran dan ketidak hadiran karyawan pada tiap harinya.
Perhitungan absensi dipisahkan berdasarkan shift dan keterangan ketidak hadiran (A/S/I/C) dan
dijumlahkan sesuai keterangan yang sama. Proses ini telah dilakukan dengan benar. Karena
perhitungan absensi dirinci sesuai dengan keterangan yang ada.

b. Proses perhitungan Waktu Lembur
Perhitungan waktu lembur dihitung mundur satu bulan kebelakang. Untuk perhitungan lembur
dilihat dari keterangan overtime pada laporan absensi kemudian jumlah jam kerja dikalikan dengan
indeks. Proses ini sudah dinilai cukup baik karena perhitungan yang dilakukan telah
menggunakan rumusan yang benar dan berdasarkan peraturan yang berlaku sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah.
3) Prosedur Distribusi Biaya Gaji
Ada beberapa proses yang dilakukan sebelum prosedur distirbusi gaji karyawan dilaksanakan, proses
tersebut meliputi proses permintaan pembayaran gaji dan proes pencairan dana. Analisis terhadap
proses tersebut adalah sebagai berikut:
a. Proses Permintaan Pembayaran Gaji
Pembuatan form permintaan pembayaran gaji atau internal memo dilakukan oleh bagian payroll
dan diserahkan kepada bagian keuangan setelah melalui otorisasi dari Com & Ben Manager dan

HRM Senior Manager. Proes ini sudah cukup baik karena manajer Com & Ben memeriksa secara
berulang atas internal memo yang telah dibuat oleh payroll apakah ada perubahan dalam daftar
gaji atau tidak. Sehingga data yang diberikan telah sesuai dengan data gaji terbaru dan dengan
perhitungan gaji yang benar . Selain itu otorisasi yang dijalankan sudah sesuai dengan prosedur.
HRM Senior manager sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan penggajian adalah
satu-satunya pihak yang mempunyai akses untuk menandatangani internal memo tersebut sebelum
diberikan kepada bagian keuangan untuk dibuatkan cek pembayaran gaji karyawan. Internal memo
yang dibuat juga telah mencakup informasi yang cukup. Dalam internal memo tidak terdapat
rincian dari masing maisng gaji karyawan, karena hanya bagian HRD saja yang bisa mengetahui
data tersebut. Sehingga kerahasiaan dari daftar gaji pegawai sangat dijaga untuk terhindar dari
kecurangan yang mungkin ditimbulkan, misalnya merubah tarif gaji tanpa persetujuan dari
manager HRD.
b. Proses Pencairan Dana
Proses pencairan dana dilakukan oleh bagian keuangan dengan melalui otorisasi oleh direktur
keuangan. Pemeriksaan terhadap total gaji yang akan dibayarkan juga sudah dilakukan berulang
oleh bagian keuangan dan dicek kembali oleh direjtur keuangan sebelum mengeluarkan bilyet giro.
Nilai nominal dari bilyet giro yang diberikan sesuai dengan permintaan pembayaran gaji yang
telah diajukan oleh payroll yaitu sebesar total gaji bersih dari seluruh karyawan. Proses pencairan
dana ini tidak memerlukan waktu yang panjang, dan prosedur yang ada sesuai dengan sistem yang
baik dan melewati otorisasi yang semestinya.


B. Analisis Pengendalian Internal dalam Sistem Penggajian
Pengendalian Internal menurut mulyadi terdiri dari 4 aspek, berikut adalah penjelasan dari
pengendalian intern yang telah diterapkan oleh perusahaan dan dianalisis berdasarkan teori yang ada.
1.

Aspek Organisasi
Perusahaan telah menerapkan pengendalian intern yang baik pada aspek organisasinya. Terlihat
dari pemisahaan fungsi dan penjelasan setiap tugas pada setiap bagian dengan benar, sehingga
dapat mengurangi atau mencegah terjadinya kecurangan atau kesalahan yang mungkin
ditimbulkan dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini terbukti dengan adanya pemisahaan tugas
dengan pembuat daftar gaji dan fungsi keuangan yang terpisah. Dalam teorinya Mulyadi
menjelaskan bahwa pengendalian intern yang baik adalah tidak boleh seseorang menangani dua
transaksi dalam satu fungsi secara bersamaan. Karena dapat memperbesar risiko kecurangan
dalam penyalahgunaan wewenang.

2.

Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan
Pengendalian internal terhadap sistem otoriasasi proses penggajian sudah diterapkan cukup baik.

Karena secara keseluruhan proses pada setiap transaksi sudah melewati otorisasi dari pihak-pihak
yang mempunyai wewenang dalam kegiatannya. Namun dalam laporan absensi masih harus
dikoreksi kembali apakah laporan tersebut, benar telah melewati otorisasi dari manajer proyek
dan kepala lapngan, selaku pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan karyawan di proyek.
Karena dalam laporan absensi yang diterima, tidak tercantum tandatangan oleh pihak tersebut.

3.

Pelaksanaan Kerja yang Sehat
Pelaksanaan kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diterapkan oleh
karyawan ditunjukan dengan:
Pertama, pembuatan daftar gaji yang telah diverifikasi kebenarannya oleh HRM manager dan
Com & Ben sebelum diserahkan pada bagian keuangan untuk proses pembayaran gaji.
Pengecekan dilakukan berulang untuk memeriksa apakah terjadi kekeliruan dalam perhitungan
atau tidak. Dan juga bila ada penyesuaian terhadap karyawan yang baru ataupun yang sudah tidak
bekerja lagi di perusahaan.
Kedua, perhitungan Pph 21 telah direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan. Bagian
payroll akan memberikan catatan penghasilan dari setiap karyawan kepada bagian pajak, untuk
dihitung pajak penghasilannya. Dari rumusan summary payroll sudah terdapat data perhitungan
Pph 21, kemudian setekah satu tahun akan direkap oleh tim payrol diberikan kepada pajak unuk

dilaporankan potongan pph nya selama satu tahun untuk diserahkan kepada kantor pajak.
Ketiga adalah catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji. Dalam hal
ini pembuat daftar gaji adalah bagian payroll. Untuk tarif gaji dari setiap karyawan pihak yang
megetahui hanya bagian HRD saja. Tidak ada bagian lain yang mempunyai akses atas data
tersebut. Sehingga data tersebut sangat dijaga ke rahasiannya untuk mencegah terjadinya
kecurangan dalam perubahan tarif gaji.

4.

Dokumen dan Catatan yang Memadai
Berdasarkan dari hasil anaisis dokumen dan catatan yang terkait dengan proses penggajian yaitu
meliputi: 1. Laporan Daftar Absensi, 2. Summary Payroll, 3. Internal Memo, 4. Daftar Transfer
Bank, 5. Bilyet Giro, 6.Skip Gaji Karyawan, dan 7. Form Transfer Bank, dari ketjuh dokumen
tersebut perusahaan telah memiliki informasi yang cukup dalam melengkapi proses penggajian
perusahaan kepada karyawannya. Setiap perpindahaan dokumen perusahaan selalu membuatkan
rangkap, dan yang aslu akan disimpan oleh bagian yang berwenang. Dengan adanya dokumen
dan catatan yang memadai perusahaan dapat meminimalisir terjadinya kecaurangan dan
penyalinan dokumen, karena perusahaan telah memiliki arsip dan bukti yang lengkap sesuai
dengan prosedur yang ada.


C. Perbaikan Yang Diusulkan dalam Sistem Penggajian

Berdasarakan hasil analisis pencatatan waktu hadir, terdapat beberapa temuan yang masih perlu
perbaikan untuk meningkatkan pengendalian internalnya. Terlihat dari laporan absensi yang diberikan
kepada payroll pusat, tidak terdapatya tanda tangan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
laporan tersebut. Dan kelengkapan dokumen yang diberikan, masih kurang cukup untuk memberikan
keterangan yang lengkap atas data absensi karyawan. Untuk memperbaiki hal tersebut, usulan yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan mesin pencatat waktu, agar waktu hadir tercatat sesuai dengan kehadiran yang
sebenarnya dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi, sehingga data absensi akan lebih
akurat.
b. Membuat sistem yang terkomputerisasi, yang dapat menghubungkan langsung dengan sistem yang
ada di pusat, sehingga payroll dapat mengontrol waktu kerja karyawan secara langsung. Dengan
adanya sistem tersebut, diharapkan juga dapat mempercepat proses penerimaan data laporan
absensi dari karyawan proyek.

Gambar 1 Prosedur Usulan Penggajian PT. Nawakara
Dimulai pada saat karyawan masuk kerja, lalu melakukan absensi dengan memasukan kartu waktu atau
dapat menggunakan finger print, kemudian mesin tersebut akan merecord jam kedatangannya sesuai
dengan nama karyawan tersebut. Mesin akan menampilkan nama karyawan dan jam masuk dan
pulangnya sesuai dengan stamp yang dilakukan. Setiap karyawan yang terlambat ataupun pulang lebih
awal akan ter record datanya ke dalam sistem, maka dapat menjadi acuan bagi administratoristrator dan
bagian payroll dalam pembuatan laporan daftar absensi yang digunakan untuk perhitungan gaji.
Karyawan yang tidak melakukan absen maka tidak dianggap kehadirannya. Prosedur ini dapat
meminimalkan kelemahan pertama, yaitu kecurangan pencatatan kehadiran karyawan dan karyawan yang
tidak mengisi absensi karena faktor human error atau kesengajaan. Kelemahan kedua, yaitu proses
penghitungan absensi dan kerja lembur yang memerlukan waktu yang cukup lama. Kelemahan ketiga,
yaitu rancangan formulir yang kurang informatif, yaitu formulir absensi tidak memuat informasi
mengenai NIK dan jam kerja karyawan.

SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap sistem pengendalian internal penggajian
karyawan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencatatan absensi masih manual, yaitu dengan menggunakan lembar absensi. Pemanfaatan teknologi
informasi sangat diperlukan untuk mendukung dalam keakuratan data absensi ini, sehingga pencatatan
absensi akan sesuai dengan real time pada pelaksanaannya di lapangan.
2. Proses pengumpulan data untuk pembuatan daftar gaji melalui proses yang cukup lama, sehingga
sering terjadi keterlambatan. Hal ini dikarenakan banyaknya data absensni dan data gaji lainnya yang
harus diinput secara manual oleh setiap administrator proyek dan belum adanya sistem khusus yang
berfungsi untuk mengolah dan mengirimkan data tersebut. Sehingga perusahaan perlu untuk
memeberikan sistem khusus agar pengolahan data di proyek dapat terintegrasi dengan pusat secara
langsung.
3. Perusahaan perlu melakukan improvement terhadap proses perintah kerja lembur, karena selama ini
perusahaan tidak menggunkan surat tersebut sebagai bukti bahwa karyawan telah ditugaskan untuk
bekerja diluar dari jam kerjanya. Dari Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL) dapat terlihat siapa saja
yang melakukan lembur, jabatan, serta jam pelaksanaannya, serta otorisasi dari pihak yang
menugaskan yaitu kepala lapangan. Sehingga diusulkan bagi perusahaan untuk mengeluarkan SPKL
apabila ada karyawannya yang ditugaskan lembur untuk melengkapi dokumen penggajian dan
pembayaran tunjangan lembur dapat diterima sesuai dengan catatan pada SPKL tersebut.

SARAN
Saran yang dpat diberikan untuk memperbaiki beberapa kelemahan ataupun kekurangan yang terdapat
dari perusahaan diantaranya adalah pemberian mesin pencatat waktu kehadiran, untuk perolehan data
yang lebih akurat. Sistem yang terintegrasi untuk menghuungkan langsung data proyek dengan pusat
secara langsung, untuk mengurangi keterlambatan dalam pengolahan gaji, dan yang terakhir pengeluaran
SPKL untuk karyawan lembur untuk melengkapi dokumen gaji karyawan. Dari perbaikan yang diusulkan
diharapkan dapat meningkatkan pengendalian internal yang diterapkan dala proses penggajian pada
perusahaan, sehingga dapat meminimalisir peluang kesalahan mapun kecurangan yang dapat merugian
perusahaan.
Saran lain yang diberikan untuk peneitian selanjutnya adalah untuk meneliti lebih lanjut atas
perencaanaan sistem yang diperlukan perusahaan agar tidak terjadi keterlmabatan dalam proses
penggajiannya. Sistem yang dapat menunjang adanya sistem monitoring kehadiran karyawan serta
informasi yang tepat waktu dan informatif guna menciptakan pengendalian internal yang baik dan
membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat.

REFERENSI
Astika, L. W. (2012). Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada Bank BTN di
Surabya. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Boynton, C. William, Johnson, N. Raymond (2007). Modern Auditing. Penerbit: John Wiley & Sons, Inc.
Diana, Anastasia. & Setiawati, Lilis. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Dasaratha, V. R. & Fedrick, L. J. (2010). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Fajar, M. (2012). Proses Audit. Pusat Pengembangan Bahan Ajar–UMB, pertemuan 2.
Irene, R. (2012). Rancangan Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Siklus Penggajian untuk
Meningkatkan Pengendalian Internal pada Perusahaan Distributor Minuman Ringan Berkarbonasi
di Surabaya. BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI. Volume.1, Nomor 2.
Ivone, O. W. (2012). Rancangan Sistem Informasi Penggajian Terkomputerisasi Dalam Rangka
Meningkatkan Efektifitas, Efisiensi, dan Pengendalian Internal Pada Yayasan Lazaris. BERKALA
ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI. Volume 1, Nomor 1.

Krismiaji. (2010). Sistem Informasi Akuntnasi, 3thEdition. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Muljo, Hery H. & Tania. (2008). Sistem Informasi Penggajian dan Pengupahan PT.KWP. Universitas
BINUS. SUTISNING. Volume 4, Tahun II, 411-423.
Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi Mulyadi. Jakarta: Salemba Empat.
Reni, W. R. (2012). Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Sistem dan Prosedur Penggajian
Karyawan Pada PT. Kedaung Indah Can, Tbk. Surabaya. Volume 1, Nomor 1.
Romney, Marshall B. & Steinbart (2011). Accounting Information System, 12thEdition. Penerbit : Pearson
Education International, New Jersey.
Sari, D.R (2012). Analisis sistem pengendalian internal siklus Penggajian pada pt. Gosepa tour & travel.
Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Septiara, Elmira. (2012). Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada
Pt.Ningrat Muda Mandiri. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas BINUS.
Yunira, D. (2012). Analisis Rancangan Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Penggajian dalam
Rangka Efektifitas Pengendalian Internal (Studi Kasus pada Perusahaan Plastik Injection).
Volume 1, Nomor 1.

RIWAYAT PENULIS
Vrita Tri Junianti lahir di Kota Jakarta pada tanggal 8 Juni 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Binus University Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan peminatan audit pada tahun 2013.