TEKNOLOGI PENDIDIKAN dst tahun (2)

TUGAS
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN MEDIA
PEMBELAJARAN
HISTORY TEKNOLOGI PENDIDIKAN

OLEH:
NAMA

: SRI AFRIANTY

NIM

: 143112540120002

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEBIDANAN
JAKARTA
2014

PENDAHULUAN

A. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa yunani yaitu technologia yang menurut Webster
Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan
techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, ketarampilan dan
ilmu. Jadi teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan
secara sistematis.
Sedangkan dalam pengertian lain teknologi pendidikan adalah suatu proses yang
kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi, untuk
menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan
masalah yang berhubungan dengan segala aspek belajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Pendidikan adalah suatu cara
yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengealuasi proses keseluruhan dari
belajar dan pembelajaran dalam betuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian
dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber
belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
B. Sejarah Teknologi Pendidikan dan Peningkatan Profesi Guru
1. Sejarah Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan pada awal tahun 1920 dipandang sebagai media. Akar terbentuknya
pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi media pendidikan pada awal abad dua
puluhan. Media ini, sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar dan tampilan

yang mulai ramai pada tahun 1920. Pembelajaran visual terfokus pada media yang digunakan
untuk menampilkan sebuah pelajaran. Pandangan ini berlanjut sampai 1950.
Teknologi pendidikan sebagai disiplin ilmu, pada awalnmya berkembang sebagai bidang
kajian di Amerika Serikat. Kalau mengacu pada konsep teknologi sebagai cara, maka awal
perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak awal peradaban. Usaha
untuk merumuskan Teknologi pendidikan secara terorganisasi dimulai sejak tahun 1960.

- Tahun 1960
Teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak menjadi perhatian
dilingkungan ahli pendidikan, teknologi pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari
kajian-kajian tentnag penggunaan audio visual dan program belajar dalam penyelenggaraan
pendidikan.
- Tahun 1963
Di tahun 1963 teknologi pendidikan digambarkan bukan hanya sebagai sebuah media.
Hal ini merupakan suatu hal yang berangkat dari pandangan “tradisional” terhadap teknologi
pendidikan Perubahan disini yang mencerminkan bahwa, bagaimana lingkungan dan kemajuan
zaman dapat mengubah sebuah definisi dan praktek dari teknologi pendidikan.
- Tahun 1970
Tahun 1970-an yang dikeluarkan oleh Komisi Pengawas Teknologi Pendidikan. Komisi
pengawas ini dibentuk dan dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menguji

permasalahan dan manfaat potensial yang berhubungan dengan teknologi pendidikan di sekolahsekolah.

TUJUAN
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegerasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisa masalah dan merancang.
Melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.

2. Peningkatan Profesi Guru
Pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang berkaitan
dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, dan manajemen. Harapan perbaikan
pendidikan belum bisa kita rasakan. Terbukti dari hasil komporasi Internasional, Indonesia justru
menduduki peringkat yang sangat rendah dan cenderung menurun.
Menyadari hal tersebut, Mendiknas telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu
Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002, namun belum menunjukan peningkatan yang berarti dan
masih memperihatinkan. Setidaknya ada tiga faktor penyebabnya yaitu;
1. Kebijakan pendidikan tidak dilaksanakan secara merata
2. Adanya birokratik-sentralistik.
3. Peran serta masyarakat masih rendah.
Berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan nasional yang berfokus pada pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), Maka kualifikasi sumberdaya manusia yang perlu dimiliki dan

cocok dengan kebutuhan dimasa datang adalah:
1. Sumberdaya manusia yang memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas dan
kooperatif dalam memberikan kontribusi kepada pencapaian tujuan
2. Menguasai IPTEK yang relevan dengan jenis ragam kondisi fisik sosial ekonomi dan
budaya Indonesia, dan cocok dalam menghadapi IPTEK
3. Mampu belajar cepat dan beradaptasi dengan perkembangan IPTEK
4. Profesional sesuai dengan bidang study dan strata pendidikan yang ditekuni ditandai
dengan pengetahuan dasar memadai, kemampuan dan keterampilan menangani
permasalahan teknis administratif dan bertanggung jawab serta berprilaku sesuai etika
standar yang berlaku

5. Komunikatif dalam menyampaikan gagasan dan hasil kerjanya kepada orang lain dalam
kaitan hubungan antar sesama, kepada bawahan dan kepada atasan;
6. Inovatif dan kreatif dalam mencari dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan;
7. Kompetitif dalam menghadapi persaingan baik pada tingkat lokal, nasional maupun
regional;
8. Berjiwa kewirausahaan sehingga tidak saja mencari kerja tetapi juga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan.
Perkembangan mutu pendidikan menjadi prioritas utama dalam menyimak setiap perubahan,
sehingga secara langsung atau tidak langsung profesionalisme guru sedang teruji. Orang bijak

menyatakan pendidikan itu adalah perhiasan di waktu senang dan tempat berlindung di waktu
susah.
Untuk meningkatkan profesionalisme guru dikutip dalam jurnal Taskif H.M. Idris: 2004,
dibutuhkan peran serta semua pihak untuk saling memberikan keteladanan sehingga guru yang
belum profesional menjadi profesional dan yang sudah profesional menjadi lebih profesional.
empat program yang dapat meningkatkan profesionalisme guru, yaitu:
1. Program Pre Service Education yaitu upaya meningkatkan profesionalisme dengan
penyaringan yang selektif terhadap calon guru dengan mcmperhatikan kualitas dan
moralnya. Negeri ini butuh pegawai berkualitas, bukan pegawai kacangnn yang lolos
karena KKN mereka yang masuk secara tidak jujur ketika proses seleksi, dalam kerja
kesehariannya kelak kejujuran itu akan terbawa sehingga tidak ubahnya mereka adalah
calon koruptor masa datang. Negeri ini harus bebas dari korupsi, karena itu rekrutlah
orang-orang yang lewat seleksi yang adil dan transparan.
2. Program In Service Education yaitu memotivasi guru agar dapat memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi melalui pendidikan lanjutan. Tentu hal ini berangkat dari guru yang
bersangkutan dalam artian lembaga sekolah mengusahakan agar para guru mendapatkan
kesempatan untuk belajar yang lebih tinggi baik melalui program beasiswa atau atas
inisiatif sendiri. Guru harus didorong untuk meningkatkan pengetahuannya tentang

perkembangan masalah-masalah pendidikan, untuk menghindari kemungkinan bahwa

guru akan ketinggalan dari kemajuan-kumajuan dibidang pendidikan. Karena itu guru
wajib memperbarui dan meningkatkan pendidikannya untuk mempertinggi taraf
keprofesionalnya.
3. Program In Service Training yaitu suatu aktivitas yang berupa pelatihan-pelatihan,
penataran, workshop, kursur-kursus, seminar, diskusi atau mimbar, baik yang dilakukan
oleh intern kelembagaan atau ekstern kelembagaan. Tentunya tidak hanya sebatas
menjadikan pelatihan, pelatihan dan seminar tetapi perla dipikirkan bagaimana format
suatu kegiatan agar menjadi lebih efektif. Selain itu organisasi profesi PGRI hendaknya
menyediakan majalah Ilmiah atau jurnal kepandidikan untuk memuat tulisan guru untuk
pengembangan kreativitas dan kemampuan guru.
4. Program On Service Training yaitu melalui kegiatan tindak lanjut atau Follow Up yang
dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala atau rutin diantara para guru dan agar
selalu memelihara hubungan sejawat keprofesian, semangat kekeluargaan dan
kesetiakwanan sosial.
MANFAAT TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN KEKURANGANNYA
1.

Manfaat teknologi pendidikan
1) Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan.
2) Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan

3) Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar
4) Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang
mendukung pelajar : Untuk mengakses informasi yang diperlukan.
5) Untuk perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia.
6) Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan
berbicara.
7) Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
8) Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antara anggota
sosial.
9) Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar

10) Untuk membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan apa yang mereka
ketahui.
11) Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
12) Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar
mengajar.
13) Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

2.


Kekurangan Teknolpgi Pendidikan
1) Pihak

guru

yang

tidak

bisa

mengoperasikan/menguasai

elektronika

akan

tertinggalkan oleh siswa.
2) Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk bisa mempercepat
inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.

3) Teknologi pendidikan baik itu hardware maupun soffware membutuhkan biaya yang
mahal.
4) Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi pendidikan.
5) Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk Hardware memerlukan kontrol yang
tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software.
6) Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.

DAFTAR PUSTAKA
 http://mukhlas-zha2011.blogspot.com/2011/11/manfaat-teknologi-pendidikan-dan.html






Azwar Azrul (1988). Administrasi Kesehatan.
Adiwardana, Andreas S (1988). Sistem Informasi Manajemen.
E. Kast, Frenant & Rozenweig, James E (1985). Organization and Management.
Level, Samuel & Loomba N. Paul. Health Care Administration.


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Kewenangan LPPOM MUI dalam penentuan sertifikasi halal pasca berlakunya uu no.33 tahun 2014

4 90 0

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92