MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

  MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN DARI TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM PELAJARAN: KONSEP DASAR KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE) ` BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

  2017

BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Dalam Modul ini dibahas 2 hal utama, yaitu 1) Pedoman Komunikasi dan 2). Pedoman Informasi & Edukasi. B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan mampu memahami tugas pokok dan fungsi PFM Ahli Pertama di bidang Komunikasi, Informasi dan Edukasi. C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mempelajari modul ini, para peserta Diklat diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang pengertian Komunikasi.

  2. Menguraikan tentang Strategi komunikasi efektif.

  3. Menjelaskan tentang Pengertian Informasi & Edukasi.

  4. Menguraikan tentang Strategi Informasi & Edukasi.

D. Materi Bahasan

  Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan belajar: 1. Pedoman Komunikasi.

2. Pedoman Informasi & Edukasi.

BAB II PEDOMAN KOMUNIKASI

  1. Pengertian

  Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan sehingga terjadi suatu kesamaan makna tentang pesan yang disampaikan antara sumber dan penerima pesan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan komunikasi minimal harus dapat menghasilkan terjadinya kesamaan makna krn komunikasi yang menghasilkan kesamaan makna adalah komunikasi yang efektif. Proses komunikasi melibatkan empat unsur yaitu :

  1. Sumber komunikasi (Komunikator)

  2. Pesan

  3. Media/saluran

  4. Penerima /komunikan

  5. Umpan balik

  6. Dampak

  2. Strategi Komunikasi yang efektif

  Berdasarkan empat unsur penentu efektivitas komunikasi, maka strategi komunikasi disusun berdasarkan keempat unsur tersebut di atas. Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila:

  a. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.

  b. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.

  c. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim. Prinsip-prinsip strategi komunikasi terdiri dari beberapa kegiatan sbb:

  2.1 Merumuskan tujuan Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang kegiatan komunikasi adalah mengidentifikasi masalah, data dan fakta. Langkah ini menghasilkan rumusan tujuan kegiatan yang memuat informasi:

  Siapa sasaran komunikasi - Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi - Kualitas perubahan - Lokasi perubahan -

  2.2. Menetapkan dan mengenal target sasaran

  Target sasaran dalam proses komunikasi adalah penerima pesan, dengan mengetahui target sasaran dapat disusun strategi komunikasi yang hendak dilakukan terkait dengan isi pesan, penentuan metode komunikasi dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan isi pesan. Pengenalan target sasaran akan tergantung pada tujuan komunikasi yang hendak dicapai, apakah sekedar membuat target mengetahui tentang sesuatu yang akan disampaikan atau dimaksudkan agar target melakukan tindakan tertentu sesuai pesan yang disampaikan padanya.

  Setelah target sasaran atau penerima komunikasi ditetapkan maka sumber komunikasi/komunikator perlu mengetahui target sasaran dalam hal: a. Ciri-ciri personal seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah keluarga b. Mengenal sistem sosial budaya penerima pesan, meliputi bahasa yang dikomunikasikan,sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungannya terhadap tokoh-2 panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga, dll c. Cara dan kebiasaan target berkomunikasi, lebih banyak menggunakan media atau komunikasi tatap muka / langsung.

  d. Minat penerima terhadap perubahan

  e. Status penerima, mandiri atau kelompok f. Tingkat pengetahuan penerima terhadap isi pesan.

  Pemahaman tentang tingkat pengetahuan target sasaran mengenai materi yang akan dikomunikasikan akan memudahkan terjadinya penerimaan perubahan. Komunikasi tentang sesuatu yang relatif sudah pernah didengar akan lebih muda diterima dibanding sesuatu yang jarang didengar atau sama sekali asing bagi penerima. Perlu dipahami bahwa pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan perilaku. Ada beberapa persepsi individual yang dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan yaitu :

  a. Kognitif kepercayaan/keyakinan

   persepsi

   pendapat pribadi

   norma

   b. Emosional kemampuan pribadi

   respon emosional

   c. Interaksi sosial pengaruh sosial

   anjuran kepada teman 

  2.3. Mendisain Pesan Disamping mengenal penerima komunikasi/komunikan dengan baik, komunikator perlu mendisain pesan yang akan disampaikan sehingga mampu membangkitkan minat dan perhatian penerima terhadap pesan yang disampaikan.

  Ada empat syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat diterima, yaitu : a. Pesan disusun, direncanakan dan disampaikan secara menarik.

  Ketrampilan komunikator (sumber komunikasi) dalam merencanakan dan mengkemas pesan sehingga menarik perhatian sangat diperlukan.

  b. Pesan harus menggunakan simbol-simbol yang di dasarkan pada memahami simbol-simbol tersebut.

  c. Pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi penerima pesan dan mampu memberi saran tentang cara untuk mencapai kebutuhan dari pesan yang disampaikan.

  d. Pesan harus dapat memberikan alternatif bagi penerima untuk memenuhi kebutuhan akan informasi secara layak, baik untuk kepentingan individu maupun kelompok.

  2.4. Menetapkan Metoda Metoda komunikasi dapat dibagi dua yaitu ;

  a. Menurut cara pelaksanaannya Metoda Redudancy : cara mempengaruhi target sasaran dengan - jalan mengulang-ulang pesan yang sama. Penyampaian pesan dilakukan secara kontinyu, tidak hanya sekali atau dua kali aja. Cara penyampaian pesan sebaiknya menarik agar tidak membosankan.

  Keuntungan penyampaian pesan berulang-ulang antara lain target sasaran akan lebih memperhatikan pesan, tidak mudah lupa dan sumber dapat memperbaiki diri dalam cara penyampaian pesan. Metoda Canalizing : cara mengubah pengetahuan, pemikiran, - pendapat dan sikap mental target sasaran ke arah yang dikehendaki secara perlahan-lahan karena pada dasarnya pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap seseorang dipengaruhi oleh kerangka referensi dan pengalaman yang telah mengkristal selama bertahun-tahun.

  b. Menurut bentuk isi pesannya Informatif : kegiatan mempengaruhi target sasaran melalui kegiatan - penerangan. Penerangan adalah menyampaikan sesuatu apa adanya berdasarkan fakta dan data-data yang benar. Penerangan dilakukan untuk mengisi pengetahuan target sasaran tentang sesuatu yang belum diketahui tanpa upaya mempengaruhi persepsinya, misalnya siaran berita di radio & TV.

  • Persuasif : metode komunikasi yang difokuskan pada perubahan kesadaran atau sikap mental seseorang. Pada metoda informatif pengetahuan rtarget sasaran yang ingin diubah sedang pada metoda persuasif yang lebih difokuskan adalah pada target sasaran yang telah tersugesti terlebih dahulu tentang sesuatu inovasi yang akan disampaikan. Contohnya, penyuluhan keamanan pangan dilakukan di kantor Dinas Kesehatan yang telah banyak ditempeli poster-poster tentang manfaat pangan yang aman. Pada kondisi demikian, target sasaran tersugesti untuk mengikuti program keamanan pangan karena dua hal yaitu, (1) keberadaannya di lokasi penyuluhan, yaitu di kantor Dinas Kesehatan yang memang berfungsi sebagai pusat pangan di kantor Dinas Kesehatan secara psikologis telah ”membujuk” target sasaran untuk mengikuti program komunikasi keamanan pangan. Pada metoda persuasif pesan yang disampaikan selain berupa fakta, data dan pendapat orang lain juga dapat berupa non fakta.
  • Edukatif : metoda komunikasi yang bertujuan mengubah perilaku target sasaran secara sengaja, teratur dan terencana. Isi komunikasi dengan metoda edukatif adalah berupa pendapat, fakta, data dan pengalaman seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Proses komunikasi dengan metoda ini biasanya berlangsung lebih lama dibanding metoda persuasif akan tetapi hasil metoda edukatif dalam mengubah perilaku seseorang juga akan berlangsung lebih lama.
  • Kursif : metoda komunikasi yang mempengaruhi target sasaran dengan cara memaksa. Pesan yang disampaikan biasanya berisi pendapat dan ancaman, misalnya peraturan-peraturan, perintah dan intimidasi.

  2.5. Menseleksi dan Menetapkan Media Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab sehubungan dengan kegiatan penseleksian media komunikasi antara lain adalah :

   Saluran komunikasi mana yang paling banyak penerimanya tetapi

  murah biayanya ?

  

 Saluran komunikasi mana yang paling besar dampaknya ?

 Saluran komunikasi mana yang paling cocok dengan tujuan

  komunikasi dan target sasaran ?

   Saluran mana yang paling cocok dengan isi pesan ?

   Saluran komunikasi mana yang paling sesuai dengan ketersediaan

  dana dan kemampuan mengoperasionalkannya ?

BAB III PEDOMAN INFORMASI DAN EDUKASI

  1. Latar Belakang

  Promosi dapat dilakukan melalui pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dengan berbagai kategori kelompok sasaran. Setiap jenis kelompok sasaran mensyaratkan cara KIE yang berbeda satu sama lain. Kedalaman tujuan KIE pun berbeda-beda, mulai dari KIE yang hanya mengubah pengetahuan sampai pada pengubahan sikap mental dan keterampilan. Untuk mengubah pengetahuan, KIE dapat dilakukan dengan komunikasi yang bersifat informative saja. Sedangkan untuk mengubah sikap mental dan keterampilan, KIE harus dilakukan dengan komunikasi yang terus-menerus, terencana, dan dilaksanakan secara sistematis. Slamet (1980) menyatakan bahwa proses komunikasi yang dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis untuk mengubah perilaku orang lain disebut pendidikan yang merupakan bentuk konkrit kegiatan edukasi.

  2. Pengertian

  Edukasi adalah proses untuk belajar mengajar yang sangat perlu diberikan kepada produsen, konsumen dan pengambil kebijakan agar dapat mengubah perilakunya untuk menjadi lebih baik. Perilaku sebagai tujuan belajar oleh Slamet (1975) diartikan sebagai segala tindak tanduk seseorang yang dapat diamati, didengar dan dirasakan oleh orang lain. Perilaku sebagai tujuan pendidikan terdiri dari tiga kawasan, yaitu :

  a. Kawasan kognisi

  b. Kawasan afeksi

  c. Kawasan psikometrik Tujuan pengubahan perilaku pada kawasan kognisi mencakup perubahan perilaku yang berkaitan dengan aspek intelektualitas dan pengetahuan seseorang. Pengetahuan belajar pada kawasan kognisi ini terdiri dari enam unsur yang tersusun secara hierakis, yaitu :

  1. Pengetahuan (knowledge) meliputi memori tentang fakta, kaidah, prinsip yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan orang yang belajar.

  2. Komprehensi (comprehension) meliputi kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari materi pembelajaran yang telah dipelajari.

  3. Aplikasi (application) meliputi kemampuan seseorang menggunakan materi belajar dalam situasi baru untuk memecahkan masalah-masalah kongkrit yang dihadapi.

  4. Analisis (analysis) meliputi kemampuan seseorang untuk menjelaskan sesuatu yang pernah diajarkan dan dialami dengan rinci.

  5. Sintesa (synthetic) merupakan kemampuan untuk menghubung-hubungkan segala sesuatu yang diajarkan dan dialami atau dilakukan sehingga mewujudkan suatu pengertian baru.

  6. Penilaiaan (evaluation) merupakan kemampuan untuk menilai. Kawasan afeksi (sikap mental) menyangkut emosi dan perasaan seseorang seperti rasa senang-tidak senang, rasa suka-tidak suka. Ada lima unsur kawasan afeksi yaitu :

  a. Menerima

  b. Menanggapi

  c. Menilai

  d. Organisasi

  e. Penghayatan Perubahan perilaku dalam kawasan psikomotorik adalah perubahan ketrampilan seseorang mengerjakan sesuatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketrampilan seseorang adalah kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan dan kecermatan. Setiap kawasan perubahan perilaku membawa konsekuensi yang berbeda-beda pada pengalaman belajar yang diberikan atau lebih tepatnya pada proses pendidikan yang dilaksanakan.

3. Strategi Informasi dan Edukasi

  Menurut sifat pelaksanaannya Informasi dan edukasi dapat dilaksanakan melalui tiga jenis jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan in-formal. Pembedaan ketiga sifat pendidikan tersebut ada pada ada tidaknya proses belajar mengajarnya, mencakup kurikulum, materi, standarisasi belajar, kelengkapan sarana dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan luar sekolah yang memiliki aturan dan kurikulum yang luwes. Jika dalam pendidikan formal target sasaran sebagai obyek, maka pada pendidikan non-formal, target sasaran berperan sebagai pemain utama atau subyek pendidikan..Materi, metoda, dan media pendidikan yang digunakan harus berdasarkan kebutuhan dan karakteristik target sasaran. Contoh pendidikan non-formal antara lain adalah penyuluhan keamanan makanan jajanan, penyuluhan pengawasan bahan berbahaya , pelatihan penerapan HACCP, pelatihan sertifikasi halal, kursus-kursus penanganan pangan aman dan sebagainya. Pendidikan in-formal adalah pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga, meliputi pendidikan nilai-nilai pergaulan, etika kehidupan sehari-hari seperti etika makan, etika masuk rumah, etika menggunakan berbagai fasilitas, etika kesusilaan dan sebagainya. Contoh pendidikan in-formal dikeluarga adalah orang tua yang mengajarkan anaknya agar tidak jajan sembarangan misalnya diwarung makanan yang berlokasi persis samping tempat pembuangan sampah, mengajarkan anak agar tidak membiarkan makanan dalam keadaan terbuka, mengambil makanan dengan sendok atau penjepit makanan, membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya.

  3.1 Pesan Ada lima persyaratan pesan yaitu :

  1. Susunannya menarik 2. Simbol yang disampaikan dapat dipahami oleh narasumber dan sasaran.

  3. Mampu membangkitkan kebutuhan pribadi penerima

  4. Dapat memberikan alternative bagi penerima untuk memenuhi kebutuhan secara layak

  5. Isinya mudah diimplementasikan

  3.2 Sasaran Secara umum ada dua jenis sasaran informasi dan edukasi, yaitu :

  1. Sasaran yang langsung menggunakan perubahan perilaku untuk dirinya sendiri, sebagai contoh adalah produsen atau penjaja pangan dan para konsumen misalnya masyarakat umum, murid sekolah, pasien dll.

  2. Sasaran yang selain dapat menggunakan perubahan perilakunya untuk diri sendiri, berpotensi atau berperan mengubah perilaku target sasaran lain.

  Pada konsumen langsung karena sifatnya massal, kegiatan informasi dan edukasi dapat dilakukan melalui media massa contohnya , televisi, radio, leaflet, brosur, poster, koran, majalah, dll. Sedangkan untuk konsumen tak langsung strategi informasi dan edukasi yang diberlakukan adalah mengkombinasi komunikasi kelompok dengan menggunakan berbagai media,.contoh kongkritnya adalah bentuk-bentuk pelatihan diruangan.

  3.3 Metoda dan Media Sasaran informasi dan edukasi sangat beragam, baik usia, tingkat pendidikan, latar belakang, sosial ekonomi, dan sebagainya. Oleh karena itu sumber informasi harus mampu memilih metoda komunikasi yang paling sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.

  Slamet (1996), Metoda adalah cara mendekatkan target sasaran dengan sumber komunikasi. Untuk mengetahui hal tersebut ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1. Metoda yang dipilih mampu merangsang target sasaran untuk berpikir kreatif.

  2. Metoda dilaksanakan dilingkungan pekerjaan (kegiatan) target sasaran.

  3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya, sehingga kegiatan informasi dan edukasi akan lebih efisien jika diberlakukan kepada para “tokoh panutan” 4. Metoda mampu menciptakan hubungan yang akrab dengan target sasaran.

  5. Metoda mampu merangsang target sasaran untuk siap mengubah diri. Beberapa prinsip tersebut harus senantiasa digunakan dalam menerapkan metoda. Ada tiga pendekatan dalam memilih metoda yaitu:

  1. Metoda informasi dan edukasi menurut jenis media yang digunakan, yaitu : Media lisan (langsung dan tak langsung)

   Media cetak (poster, selebaran, majalah, dll)

   Media terproyeksi (slide, film, animasi dll) 

  2. Metoda informasi dan edukasi berdasar hubungan sumber (pendidik) dan kelompok sasaran, yaitu: Komunikasi langsung

   Komunikasi tak langsung (cth : surat-menyurat)

   3. Metoda informasi dan edukasi menurut jumlah sasaran yaitu: Pendekatan individu

   Pendekatan kelompok

   Pendekatan massal

  