EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KERIPIK PISANG DENGAN APLIKASI TUNGKU HEMAT ENERGI DI USAHA MIKRO (UM) RIZKY JAYA, JATISABA, CILONGOK, BANYUMAS

  

Tema: 8 (Pengabdian Kepada Masyarakat)

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KERIPIK PISANG DENGAN

APLIKASI TUNGKU HEMAT ENERGI DI USAHA MIKRO (UM)

RIZKY JAYA, JATISABA, CILONGOK, BANYUMAS

  

Oleh

Akhmad Rizqul Karim dan Indah Widyarini

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

  

Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK

  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Tujuan adanya usaha mikro tersebut adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Usaha Mikro (UM) Rizky Jaya beralamat di RT.4 RW.2, Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Produk utama yang dibuat oleh UM Rizky Jaya adalah keripik pisang dan keripik sale pisang. Usaha tersebut perlu perbaikan proses produksi dan manajemen usaha agar produk makanan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Selain berkualitas, proses produksi yang dilakukan sedapat mungkin efisien. Hal tersebut dapat ditempuh dengan mengoptimalkan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Tujuan kegiatan ini diantaranya adalah: (1) Melakukan perbaikan dapur produksi untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan efisiensi produksi, (2) Melakukan pelatihan dan pendampingan manajemen usaha dan (3) Melakukan pelatihan dan pendampingan pembukuan usaha mikro agar catatan keuangan dapat lebih terstuktur dan sistematis.Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Waktu pelaksanaan kegiatan mulai dari bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017. Metode kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi, pemaparan transfer teknologi, praktik yang disertai pendampingan serta evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan ini antara lain adalah: (1) UM Rizky Jaya telah memiliki dapur bersih sederhana dan tungku hemat energi sehingga produksi lebih bersih dan efisien, (2) UM Rizky Jaya telah memahami dengan baik dasar- dasar manajemen usaha kecil sehingga keputusan manajerial menjadi lebih baik, dan (3) UM Rizky Jaya telah memiliki catatan pembukuan usaha diantaranya adalah buku aliran kas, buku hutang piutang, buku daftar stock dan buku kas operasional harian.

  Kata kunci: Usaha mikro, dapur bersih, tungku hemat energi, manajemen, pembukuan

  ABSTRACT

  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 states that micro business is productive business owned by individual and / or individual business entity fulfilling the criteria of Micro Business. The purpose of the micro business is to grow and develop its business in order to build a national economy based on a just economic democracy. Micro Business (UM) Rizky Jaya is located at RT.4 RW.2, Jatisaba Village, Cilongok District, Banyumas Regency. The main products made by UM Rizky Jaya are banana chips and banana sale chips. These efforts need to improve the production process and business management so that the resulting food products can be more qualified. In addition to quality, the production process is done as efficiently as possible. This can be achieved by optimizing the resources used in the production process. The purpose of this activity are: (1) To make improvement of production kitchen to improve product quality and production efficiency, (2) Conducting training and business management assistance and (3) Conducting training and guidance of micro business bookkeeping so that financial record can be more structured and systematis.Kegiatan is implemented in the Village Jatisaba, District Cilongok, Banyumas. The timing of the activities starts from March 2017 until October 2017. The method of activities undertaken is socialization, exposure to technology transfer, practices accompanied by assistance and evaluation of activities. The results of this activity include: (1) UM Rizky Jaya has a simple clean kitchen and energy-efficient furnace so that production is cleaner and efficient, (2) UM Rizky Jaya has understood well the basics of small business management so that managerial decisions become more and (3) UM Rizky Jaya already has business accounting records such as cash flow book, accounts payable book, stock list book and daily operational cash book. Key words: Micro business, clean kitchen, energy-efficient furnace, management, bookkeeping

  PENDAHULUAN

  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Tujuan adanya usaha mikro tersebut adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Usaha mikro merupakan salah satu pilar penting bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan usaha mikro yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta meningkatkan peran usaha mikro dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

  Usaha Mikro (UM) Rizky Jaya beralamat di RT.4 RW.2, Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. UM Rizky Jaya dirintis pada bulan Maret 2013. Produk yang dibuat oleh UM Rizky Jaya adalah keripik pisang, keripik sale pisang, emping jagung dan pangsit.

  UM Rizky Jaya belum memiliki bentuk badan hukum resmi. Namun demikian, karena yang diproduksi adalah bahan makanan olahan, UM Rizky Jaya telah memiliki ijin PIRT dengan nomor: 214330201207720. Manajemen UM Rizky Jaya dikelola menggunakan model manajemen keluarga.

  UM Rizky Jaya telah mampu menghasilkan produk yang dapat diterima oleh pasar/konsumen. Namun demikian perlu adanya perbaikan proses produksi dan manajemen usaha agar produk makanan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Selain berkualitas, proses produksi yang dilakukan sedapat mungkin efisien. Hal tersebut dapat ditempuh dengan mengoptimalkan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Beberapa masalah utama yang dihadapi oleh UN Rizky Jaya diantaranya adalah: (1) Dapur produksi yang masih kotor dan belum efisien, (2) Manajemen usaha belum tertata dengan baik, dan (3) Belum adanya pembukuan usaha baik dari pembukuan input, output dan keuangan.

  Produk utama UM Rizky Jaya adalah keripik pisang yang terdiri atas 2 (dua) jenis yakni keripik pisang asin dan manis. Kapasitas produksi keripik pisang asin sebanyak 40 Kg per hari atau rata-rata 240 Kg per minggu. Sedangkan kapasitas produksi keripik pisang manis sebanyak 50 Kg per minggu. Produk lainnya (sebagai sampingan) adalah keripik sale pisang, emping jagung dan pangsit. Produk emping jagung dan pangsit diproduksi jika ada pesanan saja.

  Bahan baku produksi didapatkan dari pasar Ajibarang yang berjarak kurang lebih 15 km. Bahan baku tersebut dikirim 2 kali seminggu oleh pedagang pisang. Selain itu terkadang pengelola usaha menerima bahan baku dari petani pisang di sekitar tempat usaha. Dalam satu minggu rata- rata dibutuhkan bahan baku pisang sebanyak 1 ton. Pada musim penghujan harga bahan baku pisang cenderung murah karena jumlah panenan pisang cukup banyak. Pada saat musim kemarau harga bahan baku cenderung mahal karena jumlah panenan pisang berkurang.

  Dapur produksi yang digunakan oleh UM Rizky Jaya masih kurang baik. Terdapat empat tungku yang digunakan untuk menggoreng pisang sehingga menjadi keripik. Tungku tersebut terbuat dari susunan batu bata dan semen serta menggunakan bahan bakar kayu. Setiap kali melakukan kegiatan menggoreng pisang, dapur produksi tersebut dipenuhi oleh asap hasil pembakaran kayu. Selain tidak sehat untuk kesehatan pernafasan pekerja, efek samping dari pembakaran kayu tersebut juga meninggalkan jelaga hitam yang membuat dapur produksi menjadi kotor.

  Pembukuan usaha pada usaha mikro Rizky Jaya belum dilakukan dengan baik. Catatan yang tersedia hanya berbentuk nota pembelian bahan baku dan penjualan produk. Rekapitulasi pembukuan usaha belum dilakukan sehingga pemantauan terhadap cashflow usaha tidak bisa dilakukan dengan baik.

  Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dipetakan masalah yang dihadapi oleh usaha mikro tersebut, diantaranya: adalah: (1) Dapur produksi yang masih kotor dan tidak efisien sehingga perlu dilakukan pengenalan teknologi dapur bersih dan tungku hemat energi, (2) Manajemen usaha yang masih lemah sehingga perlu didampingi agar mengerti dan memahami prinsip-prinsip dasar manajemen usaha mikro, dan (3) Belum adanya pembukuan usaha baik dari pembukuan input, output dan keuangan sehingga perlu dibimbing untuk dapat membuat pembukuan usaha sederhana.

  Tujuan kegiatan ini diantaranya adalah: (1) Melakukan perbaikan dapur produksi untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan efisiensi produksi, (2) Melakukan pelatihan dan pendampingan manajemen usaha dan (3) Melakukan pelatihan dan pendampingan pembukuan usaha mikro agar catatan keuangan dapat lebih terstuktur dan sistematis.

  METODE PENELITIAN Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

  Waktu pelaksanaan kegiatan mulai dari bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017. Urutan kegiatan yang dilakukan adalah perijinan dan sosialisasi, pemaparan transfer teknologi, praktik yang disertai pendampingan serta evaluasi kegiatan.

  Metode yang diterapkan untuk perbaikan dapur produksi dan aplikasi tungku hemat energi adalah: (1) Pemaparan transfer teknologi dapur bersih dan tungku hemat energi. Kegiatan tersebut diberikan guna memberikan gambaran kepada peserta kegiatan tentang standar minimal dapur produksi yang bersih. Selain itu juga diberikan gambaran tentang teknologi tungku hemat energi yang akan dipergunakan sebagai solusi efisiensi produksi keripik pisang, dan (2) Perbaikan sarana dapur dan tungku. Merupakan kegiatan perbaikan/renovasi dapur produksi milik UM Rizky Jaya dan pembuatan tungku hemat energi.

  Metode yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan manajemen usaha dan pembukuan diantaranya adalah: (1) Pemaparan transfer teknologi untuk memberi gambaran umum tentang manajemen. Peserta kegiatan IbM diberikan pengetahuan tentang aplikasi manajemen, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan usaha agar dapat berjalan dengan optimal. (2) Forum Group Discussion (FGD) untuk mengasah dan memaksimalkan kemampuan analisis peserta kegiatan dalam hal manajemen usaha, (3) Praktik lapangan untuk mengasah dan meningkatkan keterampilan peserta kegiatan, dan (4) Coaching bisnis yang merupakan metode pendekatan pendampingan bisnis secara perseorangan atau kelompok.

  

Coaching business digunakan untuk membantu UM Rizky Jaya dalam menggali, memetakan dan

  menganalisis permasalahan yang dihadapi serta membuat formulasi solusi atas permasalahan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Kegiatan Iptek bagi Masyarakat (IbM) ini yang telah dilaksanakan diantaranya adalah: 1. Transfer teknologi tentang dapur bersih dan tungku hemat energi. Kegiatan ini telah dilakukan pada tanggal 13 Mei 2017. Meskipun sasaran kegiatan adalah pemilik Usaha Mikro (UM)

  Rizqy Jaya, namun sasaran tersebut diperluas ke anggota paguyuban yang mana pemilik UM. Rizqy Jaya menjadi salah satu anggotanya. Pada kegiatan ini telah disampaikan tentang pentingnya dapur bersih bagi produksi keripik pisang. Dapur bersih akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, dengan adanya dapur bersih akan memudahkan Dinas Kesehatan dalam memberikan ijin PIRT bagi usaha mikro yang mengajukan. Selain transfer teknologi dapur bersih, disampaikan juga teknologi tentang tungku hemat energi. Pelaksanaan kegiatan ditempatkan di pendopo balai desa Jatisaba dan diikuti oleh beberapa anggota paguyuban pengrajin keripik pisang desa Jatisaba.

  2. Transfer teknologi manajemen usaha mikro dan pembukuan usaha. Pada kegiatan ini disampaikan materi terkait manajemen usaha mikro. Beberapa hal yang penting dan perlu dicatat oleh peserta diantaranya adalah perencanaan usaha dan pencatatan keuangan bagi usaha mikro. Menurut Suci (2017) kelemahan yang dihadapi oleh UMKM dalam meningkatkan kemampuan usaha sangat kompleks dan meliputi berbagai indikator, salah satunya adalah kurangnya kemampuan manajerial dan keterampilan beroperasi dalam mengorganisir. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kemampuan manajemen untuk mengurangi kelemahan tersebut.

  Gambar 1. Kegiatan transfer teknologi dapur bersih, tungku hemat energi dan manajemen usaha 3.

  Perbaikan/renovasi dapur dan pembuatan tungku hemat energi. Dapur bersih merupakan salah satu komponen penting bagi usaha mikro untuk meningkatkan kualitas produksi. Selain itu, dapur bersih dapat menjadi pencegah menurunnya kualitas kesehatan pekerja dalam melakukan produksi keripik pisang di desa Jatisaba. Pada kegiatan ini telah dilakukan renovasi dapur dan pembuatan tungku hemat energi. Dapur yang semula terkesan kotor dan tidak teratur kemudian tungku hemat energi yang dibuat berjumlah empat buah. Dampak positif dari kegiatan ini diantaranya adalah:  Dapur menjadi lebih bersih dan nyaman  Terjadi penghematan bahan bakar untuk menggoreng keripik pisang  Asap tidak mengumpul di dalam ruangan dapur sehingga kualitas udara bagi pekerja menjadi lebih baik  Kualitas produk meningkat karena panas yang dihasilkan oleh tungku lebih optimal dan stabil

  Tabel 1. Efisiensi penggunaan tungku hemat energi Sebelum Kegiatan Setelah Kegiatan Efisiensi Variabel yang diamati Satuan Nilai Satuan Nilai (%) Fisik (Rp) Fisik (Rp)

  Penggunaan kayu bakar 0,25 rit 137.500 0,175 96.250 30,00 Prosesing bahan baku pisang (1 ton per minggu) 5 hari 4 hari 20,00 Tenaga kerja kupas pisang

  20 HOK 320.000

  16 HOK 256.000 20,00 Tenaga kerja goreng

  20 HOK 460.000

  16 HOK 368.000 20,00 Sumber: UM Rizky Jaya

  Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat terjadi efisiensi produksi keripik pisang dari sisi penggunaan bahan bakar, prosesing bahan baku, tenaga kerja kupas pisang dan tenaga kerja goreng pisang. Bagi UM Rizky Jaya, penghematan tersebut cukup signifikan sehingga dampak program kegiatan ini dinilai sangat baik. Kondisi dapur dan tungku sebelum dan setelah kegiatan dilaksanakan dapat dilihat pada gambar 2.

  Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah

  Kondisi dapur sebelum kegiatan Kondisi dapur setelah kegiatan Kondisi tungku sebelum kegiatan Kondisi tungku setelah kegiatan

  Gambar 2. Kondisi dapur UM Rizky Jaya sebelum dan sesudah kegiatan

  4. Transfer teknologi pembukuan usaha. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 22 Mei 2017 di rumah salah satu anggota paguyuban pengrajin keripik pisang desa Jatisaba. Menurut Nurif, et (2013) masalah utama dari sulit berkembangnya UKM adalah karena daya kreatif dan al. inovatif yang relatif rendah. Selain itu para pengusaha ini tidak mudah mendapatkan modal untuk mengembangkan usahanya karena kelemahan dalam bidang administrasi dan pembukuan keuangan mereka. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan kemampuan dalam pembukuan usaha. Transfer teknologi pembukuan usaha dikhususkan untuk melatih peserta dalam mengaplikasikan pembukuan usaha. Peserta mengakui bahwa mereka masih sangat kesulitan dalam melakukan pembukuan usaha karena tidak mengerti dan memahami langkah-langkahnya.

  Gambar 3. Transfer teknologi pembukuan untuk usaha mikro

  Karyono (2016) menyatakan bahwa melalui pengelolaan pengetahuan (knowledge management) akan tumbuh secara mandiri dan mampu bereksplorasi dalam rangka melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Salah satu unsur yang utama dalam pengelolaan pengetahuan adalah berbagi pengetahuan (knowledge sharing). Setiarso (2006) dalam Karyono (2016) secara emprik menjelaskan bahwa pengelolaan pengetahuan (knowledge-management) berperan penting dalam meningkatkan pemberdayaan UMKM yang mampu menjadi sumber keunggulan bersaing. Peningkatan daya saing UMKM tergantung pada keefektifan pengelolaan pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu diperlukan peran pendamping lapang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dari pemilik usaha mikro untuk sharing pengetahuan dan keterampilan agar peserta kegiatan mampu membuat pembukuan usaha sederhana. Hal ini dilakukan agar terjadi kontinuitas pembelajaran sehingga materi pembukuan yang diberikan dapat dipahami dengan baik. Kegiatan pendampingan tersebut dilakukan selama tiga bulan dengan interval waktu pertemuan satu minggu. Melalui kegiatan tersebut telah dihasilkan beberapa buku catatan usaha yang terdiri atas: buku aliran kas, buku hutang piutang, buku daftar stok, dan buku kas operasional bulanan.

  Buku aliran kas Buku hutang piutang Buku daftar stock Buku kas operasional harian

  

Gambar 4. Buku catatan usaha UM Rizky Jaya

KESIMPULAN 1.

  UM Rizky Jaya telah memiliki dapur bersih sederhana dan tungku hemat energi sehingga produksi lebih bersih dan efisien

  2. UM Rizky Jaya telah memahami dengan baik dasar-dasar manajemen usaha kecil sehingga keputusan manajerial menjadi lebih baik

3. UM Rizky Jaya telah memiliki catatan pembukuan usaha diantaranya adalah buku aliran kas, buku hutang piutang, buku daftar stock dan buku kas operasional harian.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada: 1. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

  2. Universitas Jenderal Soedirman

  3. Pemerintah Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas

  4. Segenap pihak yang telah membantu kegiatan ini terlaksana dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

  Nurif, M.,Windiani, S.Kustansi, S.Muchtar. 2013. Manajemen Keuangan dan Packing untuk Usaha

  Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Tandes Surabaya. Jurnal Sosial Humaniora 6(2):

  112 – 121 Suci, YR. 2017. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia. Jurnal

  Ilmiah Cano Economos 6(1): 51-58 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

  Karyono, O. 2016. Peran Knowledge Sharing dalam Implementasi Strategi pada UMKM Bidang Kerajinan di Provinsi Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers.

  ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI”.

  Purwokerto. P 1295.