PENGUATAN MASYARAKAT RAWAN BENCANA MELALUI PENGUASAAN MEDIA SOSIAL UNTUK PENGEMBANGAN EKOTURISME DI DESA WIDARAPAYUNG WETAN KABUPATEN CILACAP

  

Tema: 8 (pengabdian kepada masyarakat)

PENGUATAN MASYARAKAT RAWAN BENCANA MELALUI

PENGUASAAN MEDIA SOSIAL UNTUK PENGEMBANGAN

EKOTURISME DI DESA WIDARAPAYUNG WETAN

KABUPATEN CILACAP

  

Oleh

Triana Ahdiati, M. Soebiantoro, Solahuddin Kusumanegara

Jurusan Ilmu Politik FISIP Unsoed

[email protected], [email protected],

  

ABSTRAK

  Desa Widarapayung Wetan merupakan kawasan yang kaya akan potensi ekoturisme namun sangat rawan terhadap bencana. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk mengantisipasinya dengan melakukan pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan ekoturisme melalui metode pelatihan dan pendampingan penguasaan jejaring media sosial sebagai bekal bagi masyarakat untuk lebih mengembangkan kreativitas dan promosi ekoturisme sekaligus mengurangi risiko bencana. Hasil yang dicapai adalah terbentuknya Seksi Ekoturisme dalam organisasi Pokdarwis PIW dan perencanaan program ekoturisme serta terbentuknya blog ekoturisme Pokdarwis PIW dengan Facebook, Instagram, dan Twitter sebagai link partners-nya. Blog yang terbentuk dioperasikan oleh pengurus Pokdarwis dengan memuat content yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dalam bentuk visual dan tertulis. Melalui blog ini, promosi ekoturisme didiseminasikan dan diharapkan akan memberikan sumber penghasilan dan membangkitkan kesadaran atas potensi ekoturisme yang dimiliki oleh mereka sebagai bagian dari upaya pencegahan bencana dan pengembangan pariwisata.

  Kata kunci : pemberdayaan, ekoturisme, media sosial

  ABSTRACT Widarapayung Wetan village is a rich area of ecotourism potential but very prone to disasters.

  That is why the effort to anticipate it is needed by empowering the local people to develop ecotourism with a method of training and mentoring the mastery of social media networks as a provision for the community to develop creativity and ecotourism promotion as well as to reduce disaster risk. The result of empowering the community through this program is the formation of an Ecotourism Section in the organization of Pokdarwis PIW and a plan of ecotourism program as well as the formation of ecotourism blog Pokdarwis PIW with Facebook, Instagram and Twitter as it link partners. The blog is operated by the organizers of Pokdarwis PIW by filling the appropriate content with its plan in the visual and written forms. Through this blog, ecotourism promotion is disseminated and expected to be able to give benefits for the community as well as to raise their awareness of ecotourism potential in their own place as a part of disaster mitigation effort and tourism development. Key words: empowerment, ecotourism, social media

  PENDAHULUAN

  Dari kasus bencana tsunami yang terjadi di Kabupaten Cilacap, khususnya Desa Widarapayung Wetan, penelitian Ahdiati (2009, 2010) memaparkan bahwa penanganan kebencanaan oleh pemerintah kabupaten lebih bersifat reaktif dan sesaat saja sehingga pengelolaan kebencanaan di tahap-tahap berikutnya terpaksa dipikul oleh masyarakat sendiri padahal kondisi ekonomi sosial budaya masyarakat di daerah rawan bencana, rendah. Rendahnya kondisi ekonomi sosial budaya di daerah rawan bencana ini merupakan faktor yang mendorong rendahnya sensitivitas masyarakat terhadap risiko bencana sehingga berpotensi menghambat perkembangan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam pengelolaan kebencanaan.

  Kelebihan Desa Widarapayung Wetan adalah potensi pariwisatanya yang dapat dikembangkan ke arah ekoturisme berbasis masyarakat sehingga terbuka peluang untuk mengatasi pesoalan kemiskinan di kawasan itu sekaligus mengonservasi lingkungan hidup untuk PRB secara berkelanjutan. Di Widarapayung Wetan, potensi ekoturisme yang termasuk dalam sumber daya alam adalah: pemandangan pantai yang indah, pasir besi, ombak yang indah, berbagai jenis ikan dan binatang laut, tumbuh-tumbuhan (kelapa, ketapang, cemara, akasia, nyamplung, waru, mahoni, alba), pandan, rumput lari, krandan, orok-orok, bleketapak, meniran dan ciplukan. Selain sumber daya alam, potensi ekoturisme yang mendukung keberadaan dan keberlangsungan kawasan wisata Pantai Indah Widarapayung adalah sumber daya manusia di sekitarnya. Sumber daya manusia yang ada di Kawasan Wisata Pantai Indah Widarapayung meliputi pemerintah, pengusaha atau pengembang bisnis pariwisata, dan masyarakat setempat. Sumber daya manusia berpotensi dalam pengembangan ekoturisme di Kawasan Wisata Pantai Indah Widarapayung karena keberadaan dan keberlangsungannya dibutuhkan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam yang ada di kawasan tersebut. Dalam hal ini, sumber daya manusia berfungsi untuk mengolah sumber daya alam menjadi produk-produk ekoturisme yang dapat bermanfaat dalam pengembangan ekoturisme di Pantai Indah Widarapayung itu sendiri.

  Sampai sejauh ini, potensi ekoturisme di Pantai Indah Widarapayung Kabupaten Cilacap belum tergali secara optimal dalam pengembangan pariwisata dan sekaligus untuk pengurangan risiko bencana. Secara teoretis, pengelolaan bencana melalui upaya mitigasinya sangat bersinergi dengan perencanaan pariwisata, khususnya pengembangan ekoturisme. Hal ini terjadi karena konsep mitigasi berada dalam proses penilaian dampak lingkungan dengan memperhitungkan biaya dan permasalahan terkait beserta keuntungan yang dihasilkannya. (Barrow, 1996: 115) Dalam hal ini, mitigasi bencana yang menjadi prinsip dalam pengurangan risiko bencana di sebuah daerah dapat dilakukan secara efektif melalui pengembangan ekoturisme. (Waylen dkk., 2009; Sproule, 1996; Ngece, 2002; Nelson, 2004; Khanal dan Babar, 2007). Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam pengembangan ekoturisme.

  Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekoturisme, maka solusi yang ditawarkan oleh Program PKM Berbasis Riset bagi masyarakat pesisir rawan bencana di Desa Widarapayung Wetan adalah kegiatan pelatihan dan pendampingan penguasaan jejaring media sosial untuk memberikan bekal bagi masyarakat untuk lebih mengembangkan kreativitas sekaligus untuk promosi ekoturisme dan pengurangan risiko bencana. Diharapkan hasil yang dicapai dalam kegiatan tersebut dapat memberikan sumber penghasilan dan membangkitkan kesadaran atas potensi ekoturisme yang dimiliki oleh mereka sebagai bagian dari upaya pencegahan bencana dan pengembangan pariwisata. Bentuk pelatihan dan pendampingan yang dilakukan meliputi: 1) Pengembangan Organisasi Bidang Ekoturisme Pokdarwis PIW; 2)

  

Workshop Ekoturisme; 3) Pembuatan Blog. Media sosial dalam bentuk blog dianggap efektif

  karena mempunyai media exposure yang luas. Berdasarkan pengalaman daerah yang berhasil memanfaatkan media sosial –Bantul, misalnya–media sosial terbukti dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap risiko bencana dan dapat mendukung efisiensi ekonomi.

METODE PENELITIAN

  Mitra dalam kegiatan PKM Berbasis Riset yang mendasari penulisan artikel ini adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Indah Widarapayung (PIW) yang sangat penting dalam pengelolaan pariwisata di PIW. Metode pemilihan mitra menggunakan bottom-up approach sesuai dengan metode community based atau people-centered development. Metode ini lebih memihak pada rakyat kecil sebagai kelompok warga masyarakat yang secara kritis memerlukan pengembangan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa: 1) masyarakat itu sendiri yang paling mengetahui dan memahami berbagai masalah dan kebutuhannya; dan 2) apa yang perlu mereka miliki adalah kesempatan, karena dengan kesempatan itu mereka akan mampu merumuskan kebutuhannya dan memecahkan permasalahannya secara sistematis, efektif dan efisien.

  Setelah masyarakat menganggap bahwa ekoturisme sebagai aspek penting untuk kepentingan pengurangan risiko bencana dan pengembangan pariwisata, maka dilakukan pendampingan dalam merestrukturisasi Organisasi Pokdarwis PIW dan penyusunan perencanaan ekoturisme. Tahap selanjutnya adalah pelatihan dan pendampingan penyusunan Blog Ekoturisme Pokdarwis PIW. Di dalam kegiatan tersebut, Pokdarwis difasilitasi oleh tim PKM dengan alat tulis kantor (ATK) lengkap dan 1 (satu) set komputer desktop beserta printer dan modem.

  HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengembangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Indah Widarapayung

  Sesuai Desain Kegiatan PKM Berbasis Riset Tahun Pertama yang mendasari penulisan artikel ini, maka kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Pengembangan Organisasi; 2) Penyelenggaraan Workshop Ekoturisme; 3) Pembuatan Blog Ekoturisme Pokdarwis PIW. Dalam hal ini, kegiatan tersebut terkait satu sama lain secara berkesinambungan.

  Kegiatan yang pertama kali dilakukan, yaitu Pengembangan Organisasi, adalah membentuk aktor yang bertanggung jawab dalam kegiatan selanjutnya. Kegiatan ini sesuai dengan desain kegiatan PKM dan dimaksudkan untuk sekaligus mengembangkan ekoturisme setelah kegiatan PKM selesai. Wujud nyata dari Kegiatan Pengembangan Organisasi adalah pembentukan Seksi Ekoturisme dalam Organisasi Pokdarwis Pantai Indah Widarapayung (PIW), yang kemudian diikuti dengan penyusunan perencanaan sementara kegiatan ekoturisme. Selanjutnya, perencanaan sementara tersebut akan dikembangkan di dalam workshop setelah para anggota Pokdarwis PIW memperoleh pengetahuan lebih mendalam melalui fasilitasi pengetahuan dan diskusi yang dilaksanakan dalam workshop. Di dalam workshop, dihadirkan seorang ahli tentang ekoturisme yang memfasilitasi pengetahuan tentang ekoturisme dengan didampingi pembicara lokal yang mewakili pemerintah Kabupaten Cilacap serta penyusun blog. Setelah mereka memahami ekoturisme, maka dilakukan penguatan kapasitas anggota dalam perencanaan kegiatan ekoturisme.

  Hasil dari workshop akan diwujudkan dalam laman Blog Ekoturisme Pokdarwis PIW. Agar spread effect dan partisipasi warga lebih luas lagi, maka link-partners blog yang berupa

  

Facebook, Twitter , dan Instagram dari para anggota Pokdarwis dan kaum muda di kawasan Pantai

  Indah Widarapayung dimasukkan di dalam blog tersebut. Dengan demikian, blog akan memiliki efek informatif yang luas atas partisipasi warga, dan diharapkan akan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang di PIW. Secara teoretis, manfaat informasi dan kegiatan ekoturisme tidak terbatas pada pengurangan risiko bencana tetapi juga berguna sebagai daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

  Pengembangan Pokdarwis PIW dimulai dengan tahap persiapan yang tujuannya untuk menetapkan waktu pelaksanaannya. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2017 dengan menemui Ketua Pokdarwis PIW. Dalam pelaksanaannya, tidak ada kendala berarti kecuali penetapan waktu yang disesuaikan dengan selesainya aktivitas pariwisata di PIW setelah Idul Fitri 1438 H. Untuk pengembangan pokdarwis tim memfasilitasi dengan ATK dan komputer desktop beserta perlengkapannya. Alat-alat tersebut berfungsi untuk memperlancar aktivitas administrasi selama kegiatan PKM berlangsung dan sebagai alat operasional blog. Dalam praktiknya kelak, pengoperasian blog bersifat sistemik di mana para anggota pokdarwis dan masyarakat PIW sendiri yang mengisi kolom-kolom blog untuk mengembangkan informasi ekoturisme dan aspek-aspek pemasaran wisata sesuai kebutuhan mereka sendiri.

  Pengembangan Organisasi Pokdarwis PIW didahului dengan diskusi yang dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2017 di Kawasan Wisata Pantai Indah Widarapayung, Kabupaten Cilacap. Dalam diskusi yang berlangsung dari pukul 13.30 sampai dengan pukul 17.45 tersebut, tim pengurangan risiko bencana. Selain itu, tim juga memotivasi dan memersuasi agar dibentuk suborganisasi yang nantinya bertanggung jawab dalam pengembangan ekoturisme dan media sosial yang mendukungnya. Semua anggota Pokdarwis PIW menyetujui bahwa suborganisasi dalam Pokdarwis PIW yang dimaksud adalah dengan menambahkan 1 (satu) seksi ekoturisme. Pada awalnya, terdapat 2 (dua) opsi untuk menetapkan suborganisasi terkait urusan ekoturisme: 1) urusan ekoturisme dimasukkan sebagai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari Seksi Lingkungan Hidup; 2) urusan ekoturisme dimasukkan ke dalam seksi tersendiri yang akan dibentuk dalam kegiatan ini. Mengingat pentingnya ekoturisme, maka pilihan para anggota jatuh pada opsi kedua dengan membentuk suborganisasi tersendiri untuk urusan ekoturisme. Dalam hal ini, kemudahan diskusi tidak lepas dari kesadaran para anggota Pokdarwis PIW yang cukup besar karena prestasi yang pernah diraihnya, yaitu sebagai: Juara 3 Cerdas Cermat Tingkat Jawa Tengah (2004), Juara 3 Pengelolaan Lingkungan Tingkat Jawa Tengah (2010), dan Pokdarwis Percontohan Kabupaten Cilacap (2015). Tabel berikut menggambarkan perubahan organisasi Pokdarwis PIW.

  TABEL 1.

   Kepengurusan Pokdarwis PIW sebelum kegiatan PKM

  Jabatan Nama Ketua Ashadi, S.H. Wakil Ketua1 Satimin Wakil Ketua 2 Hakim Al Afghani Sekretaris 1 Munjiatun Sekretaris 2 Uswatun Khasanah Bendahara Siti Mungawanah Seksi Lingkungan Hidup Dimun

  Tosin Seksi Seni Budaya Muslim Marzuki

  Rasno Seksi Kamtibmas Madharjo

  Sutarman (Keamanan Laut/SAR) Seksi Pendidikan dan Penyuluhan Subur Priyono

  Waridan Seksi Sarana dan Prasarana Nasihudin

  Juliono Seksi Humas Solehan Seksi Ekonomi Jumeri

  Mantupi Seksi Kerokhanian Yuliana Trisedya

  Struktur organisasi dalam Tabel 1 tersebut dilegalisasi melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap No. 556/004531/18/2014.

  TABEL 2.

   Kepengurusan Pokdarwis PIW Setelah kegiatan PKM

  Jabatan Nama Ketua Ashadi, S.H. Wakil Ketua1 Satimin Wakil Ketua 2 Hakim Al Afghani

  TABEL 2 (lanjutan)

  Pengembangan kawasan hijau oleh masyarakat terkait dengan pembangunan tembok penahan ombak oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap; 2)

  Program tersebut didiskusikan lebih lanjut di dalam workshop yang pelaksanaannya disepakati pada minggu pertama atau minggu kedua bulan September 2017. Di dalam workshop, diskusi terarah pada keakuratan dan pengembangan perencanaan yang disesuaikan dengan realitas di PIW

  Penggalian potensi ekoturisme;

  Peningkatan kebersihan kawasan pantai dan warung; 6)

  Pengembangan home stay; 5)

  Pengembangan penderes; 4)

  Pengembangan peyek yutuk sebagai kekhasan PIW; 3)

  Berdasarkan pada diskusi yang dilakukan dalam Program PKM Berbasis Riset di Kawasan Wisata Pantai Indah Widarapayung, faktor-faktor lain yang penting bagi pengembangan Organisasi Pokdarwis PIW adalah: 1) kebutuhan meningkatkan jumlah wisatawan; 2) kompetisi cukup tinggi dari para kompetitor dengan karateristik wisata yang sama di sepanjang pantai selatan Jawa Tengah; 3) membentengi PIW dari dampak negatif kompetisi; 4) Kurangnya ekspos potensi ekoturisme dan turisme PIW serta promosinya; 5) kurangnya networking dengan stakeholders pariwisata lainnya. Sedangkan perencanaan sementara terkait ekoturisme meliputi beberapa kegiatan, sebagai berikut: 1)

  Jabatan Nama Sekretaris 1 Munjiatun Sekretaris 2 Uswatun Khasanah Bendahara Siti Mungawanah Seksi Lingkungan Hidup Dimun

  Mantupi Seksi Kerokhanian Yuliana Trisedya Seksi Ekoturisme Yuliana Trisedya

  Juliono Seksi Humas Solehan Seksi Ekonomi Jumeri

  Waridan Seksi Sarana dan Prasarana Nasihudin

  Sutarman (Keamanan Laut/SAR) Seksi Pendidikan dan Penyuluhan Subur Priyono

  Rasno Seksi Kamtibmas Madharjo

  Tosin Seksi Seni Budaya Muslim Marzuki

7) Pemanfaatan hasil kawasan hijau, seperti keset dan sapu.

  serta identifikasi aspek informatif yang akan ditayangkan dalam blog dalam bentuk foto, video ataupun narasi.

2. Workshop Ekoturisme

  Workshop dilakukan pada tanggal 20 September 2017 dari pukul 10.00 sampai dengan

  pukul 17.00 di salah satu rumah makan yang ada di Kawasan Wisata Pantai Indah Widarapayung (PIW). Perserta workshop adalah seluruh Pengurus Pokdarwis PIW dan perwakilan dari Dinbudpar Kabupaten Cilacap. Dalam workshop tersebut, disampaikan materi tentang penggalian potensi ekoturisme yang diharapkan akan mengurangi risiko bencana di kemudian hari dan sekaligus dapat meningkatkan daya tarik wisata di PIW.

  Di samping memfasilitasi materi, fungsi workshop adalah memotivasi dan memersuasi masyarakat untuk menumbuhkan kebutuhan mereka terhadap ekoturisme sebagai aspek pengembangan wisata dan pengurangan risiko bencana serta mempertajam sensitivitas mereka terhadap risiko bencana itu sendiri. Di dalam diskusi yang terjadi, diakui oleh masyarakat bahwa sensitivitas terhadap bencana masih rendah walaupun telah muncul kesadaran terhadap lokasi rawan bencana di PIW. Selain itu, juga muncul pengakuan bahwa selama ini pengembangan pariwisata dilaksanakan secara pragmatis dengan mengesampingkan ekoturisme dan sustainabilitasnya. Masyarakat lebih berorientasi pada perolehan keuntungan dari penyelenggaraan pariwisata dengan mengabaikan risiko bencana, misalnya pelanggaran red-zone area (200

  • – 500 meter dari bibir pantai) dengan mendirikan aktivitas wisata di dalam area terlarang tersebut.

  Jika dalam diskusi pengembangan organisasi muncul beberapa perencanaan aktivitas terkait ekoturisme yang disusun oleh Seksi Ekoturisme Pokdarwis PIW, maka perencanaan aktivitas ekoturisme tersebut dikembangkan lagi di dalam workshop berdasarkan pada kebutuhan masyarakat yang muncul setelah pematerian kegiatan workshop. Bentuk aktivitas ekoturisme dan perubahannya adalah sebagai berikut: TABEL 3.

   Pengembangan Perencanaan Ekoturisme.

  Rencana Rencana Sebelumnya Rencana Setelah Workshop

  Pembiayaan pengembangan kawasan hijau oleh pengembangan kawasan hijau di seluruh swadaya, masyarakat terkait dengan wilayah PIW yang memungkinkan dan pemerintah pembangunan tembok penahan meminimalisir risiko bencana kabupaten, bantuan ombak oleh Pemerintah Kabupaten pengusaha,

  Cilacap pertamina pengembangan peyek yutuk sebagai pengembangan peyek yutuk dengan swadaya kekhasan PIW variasi pengolahan pengembangan penderes pengembangan penderes dengan swadaya memakai celana karakteristik khas PIW pengembangan home stay penambahan jumlah homestay swadaya peningkatan kebersihan kawasan peningkatan kebersihan kawasan dengan Swadaya pantai dan warung mewajibkan kepada pengusaha warung dan dokar penggalian potensi ekoturisme penggalian potensi ekoturisme pemerintah kabupaten, swadaya pemanfaatan hasil kawasan hijau pemanfaatan hasil kawasan hijau (keset, swadaya

  (keset, sapu) sapu) pembentukan outlet produk ekoturisme pemerintah di Kantor Pokdarwis PIW kabupaten, simpatisan, swadaya, pengusaha

  3. Penyusunan Blog Ekoturisme

  Di tahap awal, penyusunan blog (web-log) merupakan rangkaian kegiatan di dalam

  

workshop . Di saat itu, dengan difasilitasi oleh ahli, teknik penyusunan blog didemonstrasikan di

  dalam workshop. Blog yang dimaksudkan adalah blog ekoturisme yang akan dikelola oleh Pokdarwis PIW bila kegiatan PKM berakhir. Dilakukannya demonstrasi penyusunan blog di dalam

  

workshop adalah permintaan para anggota pokdarwis itu sendiri agar di kemudian hari mereka

  tidak merasa asing dengan blog yang disusun oleh orang lain jika mereka memahami sejak awal penyusunannya. Penyusunan blog direncanakan oleh peserta workshop berisi informasi visual dan tulisan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

  Dalam demontrasi penyusunan blog, dipilih 4 (empat) orang anggota Pokdarwis PIW yang sudah terbiasa menggunakan media sosial –minimal Facebook–yang diminta untuk: 1) mencermati penyusunan blog mulai dari membuat alamat surat elektronik (surel); 2) melakukan registrasi di wordpress.com; 3) menyusun cover depan; 4) menetapkan link partners; 5) memilih foto-foto yang akan diunggah (upload) di dalam blog; 6) membuat simbol khas Pokdarwis PIW. Hasil yang diperoleh dari penyusunan blog adalah sebagai berikut: 1)

  Terbentuknya alamat surel Pokdarwis PIW, yaitu: [email protected]; 2)

  Sudah teregistrasinya Blog Pokdarwis PIW di wordpress.com dengan domain htts://pokdarwispiw.wordpress.com; 3)

  Blog tersebut sudah bisa diakses di wordpress.com dengan cover Logo Pokdarwis PIW dan kalimat Pantai Indah Widarapayung, Cilacap: From Local to Global! 4)

  Telah direncanakan bahwa link partnersnya adalah: Facebook pokdarwis, instagram dan

  twitter pokdarwis (pelaksanaan pelatihannya direncanakan pada tahun ke-2 dari Program PKM

  Berbasis Riset yang mendasari penulisan artikel ini); 5)

  Foto yang sementara telah diunggah dalam blog tersebut adalah foto Kegiatan Lomba Layang- Layang yang dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 24 September 2017;

  6) Terbuatnya simbol khas Pokdarwis PIW.

  KESIMPULAN

  Di Desa Widarapayung Wetan, program-program terkait dengan kebencanaan dan ekoturisme sudah sudah pernah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap, lembaga asing, masyarakat, dan stakeholders lainnya. Meskipun demikian, sensitivitas masyarakat terhadap risiko bencana masih lemah sampai saat ini. Selain itu, pengembangan ekoturisme sebagai upaya pariwisata yang terkait erat dengan kebencanaan juga belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini terjadi karena organisasi masyarakat yang terkait dengan ekoturisme dan kebencanaan, yaitu Pokdarwis PIW, masih belum cukup kuat membawa program-programnya ke arah pengembangan ekoturisme. Pokdarwis masih berorientasi pada pengembangan pariwisata yang bersifat pragmatis, yaitu semata-mata memperoleh pendapatan tanpa mempertimbangkan aspek sustainabilitas. Kondisi tersebut mendorong kegiatan PKM yang dilakukan terfokus pada pengembangan organisasi dan ekoturisme agar pariwisata di PIW dapat berlanjut dan sensitivitas terhadap bencana semakin meningkat di kalangan masyarakat. Agar pendapatan masyarakat bertambah, maka pengembangan organisasi diperkuat dengan pemanfaatan media sosial dalam bentuk blog sebagai sarana promosi ekoturisme. Dalam hal ini, Pokdarwis PIW adalah operator utama promosi ekoturisme.

  Kegiatan pemberdayaan di Kawasan Wisata Pantai Indah Widarapayung dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, dilakukan diskusi terfokus yang mengeksplorasi pengalaman para pengurus Pokdarwis PIW untuk berorganisasi. Dalam eksplorasi yang dilakukan, nampak bahwa ekoturisme belum menjadi fokus dalam kegiatan pokdarwis sehingga pada tahap kedua dibentuk seksi ekoturisme melengkapi struktur organisasi Pokdarwis PIW. Tahap berikutnya adalah pendampingan penyusunan perencanaan yang dilakukan oleh para anggota pokdarwis secara mandiri.

  Selanjutnya kegiatan setelah pengembangan organisasi adalah pelaksanaan workshop

  untuk membekali pemahaman masyarakat tentang ekoturisme dan kaitan eratnya dengan kebencanaan. Workshop juga dimaksudkan untuk menyempurnakan perencanaan sementara yang telah disusun pada kegiatan sebelumnya. Di dalam workshop, dilakukan pula pelatihan pembuatan

  

blog . Tujuan dari pembuatan blog adalah mendiseminasikan pengembangan ekoturisme di PIW

  sebagai daya tarik wisata sekaligus mempromosikannya agar jumlah wisatawan bertambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Blog Pokdarwis PIW dapat ditemukan di https://pokdarwispiw.wordpress.com/.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) UNSOED yang telah memberikan Hibah Pengabdian Kepada

  

Masyarakat Berbasis Riset Tahun 2017 dan seluruh Pengurus Pokdarwis Pantai Indah

Widarapayung atas partisipasinya, sehingga kegiatan tahap pertama dari hibah tersebut

yang mendasari penulisan artikel ini dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  Ahdiati, T riana, dkk. 2009. “Model Mitigasi Bencana dalam Pengembangan Ekoturisme di Pantai Indah Widarapayung Kabupaten Cilacap.” Purwokerto: LPPM-UNSOED.

  Ahdiati, Triana, dkk. 2010. “Model Pengembangan Desa Tangguh Bencana Tsunami Melalui Penyelenggaraan Ekoturis me Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Cilacap.” LPPM- UNSOED: Purwokerto.

  Barrow, C.J. 1996. Environmental and Sosial Impact Assesment; An Introduction. Arnold: London Khanal, Bhoj R. and Jan Tahir Babar. 2007. Community Based Ecotourism for Sustainable Tourism Development in the Mekong Region . Policy Brief. Vol. 1: 1-8.

  Nelson, Fred. 2004. The Evolution and Impacts of Community Based Ecotourism in Northern Tanzania. International Institute for Environment and Development. Issue Paper No.

  131:1-40. Ngece, Kunga. 2002. Community Based Ecotourism: What Can the People of East Africa.

  November: 1-4. Sproule, Keith W. 1996. “Community-Based Ecotourism Development: Identifying Partners in the

  Process learn from success stories elsewhere (Openi ng Address).” In Elizabeth Malek- Zadeh (ed.). The Ecotourism Equation: Measuring the Impacts. Yale School of Forestry and Environmental Studies Publications Bulletin No. 99: 233-250.

  Waylen, K. A., et al. 2009. Ecotourism Positively Affects Awareness and Attitudes But Not Conservation Behaviours: A Case Study at Grande Riviere, Trinidad. Fauna & Flora International . 43 (3): 343 –351.