Urgensi Pembakuan Nama Pulau Pulau Terlu

Urgensi Pembakuan Nama Pulau-Pulau Terluar di Indonesia
Dengan diakuinya Indonesia sebagai negara kepulauan, maka hak dan
kewajiban negara kepulauan yang diatur dalam Konvensi Hukum Laut 1982 pun
melekat pada Indonesia. Hak yang diberikan tersebut diantaranya adalah
Indonesia berhak untuk menentukan garis pangkal dengan menggunakan garis
pangkal lurus kepulauan1. UNCLOS 1982 membebankan kewajiban bagi negara
kepulauan untuk mendepositkan pulau-pulau yang diklaim oleh suatu negara
kepulauan ke Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa sesuai dengan
amanat Pasal 47 ayat (9) UNCLOS 1982 , yang berbunyi :
“Negara kepulauan harus mengumumkan sebagaimana mestinya peta atau daftar
koordinat geografis demikian harus mendepositkan satu salinan setiap peta atau
daftar demikian pada Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa”.
Kemudian dalam Resolusi PBB (ECOSOC) Nomor I/4 tentang
Standarisasi Nasional (National Standarization) nama unsur geografis, dimana
Indonesia merupakan salah satu anggotanya berkewajiban memberikan laporan
mengenai nama-nama unsur geografis di wilayah Indonesia (Kemendagri,
2003:33). Pada tahun 1987 Pemerintah Indonesia telah melaporkan jumlah pulau
di Indonesia telah bertambah dari 13.667 menjadi 17.508 buah kepada PBB dalam
konferensi PBB tentang Standardisasi Nama-nama Geografis di Montreal, PBB
menanggapinya dengan meminta titik-titik koordinat disertai pembakuan nama
pulaupulau tersebut (Rais, 2003:44). Namun hingga saat ini masih sekitar

9.636pulau di Indonesia belum dibakukan namanya. Terdapat sekitar 92 pulau
terluar di Indonesia telah memiliki nama, namun hanya 12 nama pulau yang sudah
dibakukan telah didepositkan ke PBB (M. Ma’ruf, 2007). Sisanya hanya titik-titik
koordinatnya saja yang telah didepositkan.
Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Dishidros TNI AL
pada tahun 2003, 92 pulau kecil terluar tersebar di 17 provinsi dimana
keberadaannya mempengaruhi luas wilayah kedaulatan serta hak Negara untuk
mengeksploitasi segala sumber daya alam yang ada di dalamnya. Namun hasil
inventarisasi tersebut hingga saat ini belum diundangkan secara nasional dan juga
belum didepositkan pada PBB sebagaimana yang diminta oleh PBB dalam

konferensi PBB tentang Standardisasi Nama nama Geografis di Montreal,
Kanada.

Data yang menunjukkan jumlah pulau yang belum bernama mencapai
9.634 adalah kurang tepat sebab menurut keterangan beberapa pihak yang
melakukan penelitian terhadap pulau-pulau di Indonesia sebenarnya hampir
semua pulau di Indonesia sudah memiliki nama, yang tepat adalah nama-nama
pulau tersebut belum dibakukan sesuai aturan internasional maupun nasional
sehingga nama-nama pulau yang biasa disebutkan oleh penduduk sekitar pulau itu

dianggap belum baku dan belum mendapatkan pengakuan secara nasional dan
nama pulau yang belum dibakukan tersebut belum dipublikasikan dalam peta
wilayah Indonesia.

Posisi strategis Indonesia yang dikelilingi oleh banyak Negara seharusnya
memberikan peluang untuk dapat berperan dalam kerjasama regional. Namun,
posisi ini juga mengandung kerawanan yang berpotensi menimbulkan konflik
internasional. Ketika Indonesia kehilangan pulau Sipadan dan Pulau Ligitan baru
disadari betapa pentingnya pembakuan nama dua pulau tersebut dalam dokumen
nasional kita, karena sejak Deklarasi Djuanda 1957 nama kedua pulau tersebut
tidak termasuk dalam daftar pulau-pulau terluar dan dalam arsip pemerintahan
Belanda, bahkan sebelumnya pun, nama kedua pulau itu tidak dimasukkan dalam
administrasi pemerintahan Belanda (Rais, 2006). Tidak ada nama kedua pulau
tersebut dalam arsip administratif yang terbawah di desa, kecamatan, kabupaten
dan seterusnya. Meskipun ketika Mahkamah Internasional memutuskan bahwa
kedua pulau tersebut masuk ke dalam wilayah Malaysia dengan dasar Malaysia
yang mengelola kedua pulau tersebut (effectiveness principle)2, bukan karena
nama kedua pulau tersebut tidak ada dalam wilayah Indonesia, namun dalam
perkembangan hukum internasional dapat dikatakan bahwa pembakuan nama
pulau-pulau yang berada di dalam kedaulatan wilayah negara merupakan bentuk

pengelolaan dan kepedulian negara terhadap wilayah, warga negara dan sumber
daya alam yang ada di pulau tersebut dan sangat erat kaitannya dengan
mempertahankan integritas wilayah Indonesia.
Pembakuan

nama

pulau

dimaksudkan

untuk

mewujudkan

tertib

administrasi, khususnya tertib penamaan unsur rupabumi di Indonesia, serta agar
Depdagri


mengeluarkan

suatu

perundang-undangan

semacam

peraturan

pemerintah atau menteri, terkait nama pulau baru itu (Anonim, 2008c).
Dengan demikian urgensi dari pembakuan nama pulau-pulau di Indonesia
yang berada di wilayah perbatasan selain untuk keperluan pendepositan nama-

nama pulau tersebut pada PBB, juga untuk menjaga kesatuan wilayah Indonesia
yang terdiri pulau-pulau, baik pulau-pulau besar dan kecil. Hal ini dapat dilihat
dari keadaan Indonesia sebagai negara kepulauan yang berbatasan dengan banyak
negara secara langsung maupun tidak langsung, dengan sumber daya alam
kelautan yang melimpah sehingga tidak saja dapat mengganggu stabilitas dan
keamanan di laut, tetapi juga dapat menjadi potensi konflik dengan negara-negara

lain.
Daftar Negara yang membentuk Otoritas Nama-nama Geografis yang membentuk
Organisasi dan dasar hokum (UNGEGN 2006)
No.
1

Negara
Switzerland

Nama Organisasi
Federal Office of

Link
http://www.swisstopo.ch/en/digital/namen.htm

Topography
2
3

Sweden

Norwegia

4
5

Japan
Poland

http://watchizu.gsi.go.jp
http://www.gugik.gov.pl/komisja/english/files/c

6
7

Qatar
Republic of

National Geographic

ountries.pdf

http://www.gisqatar.org.qa/new2/
http://www.ngii.go.kr/en/main/main.do?

8

Korea
Spanyol

Information Institute
Registro de Entidades

rbsIdx=1
http://www.dgal.map.es

Australia

Locales
Committee for Geographical http://www.icsm.gov.au/icsm/cgna/

The Norwegian Mapping


http://www.sna.se/gazetteer.html
http://www.statkart.no/

Authority

9

Names in Australasia
10

Brazil

(CGNA)
Comitê de Nomes

11

Kanada


Geográficos (CNGEO)
Geographical Names Board

http://geonames.nrcan.gc.ca/info/gnbc_e.php

12

Republik Ceko

of Canada
Czech Office for Surveying,

http://www.cuzk.cz/

13

Selandia Baru

Mapping and Cadastre
The New Zealand


http://www.icsm.gov.au/icsm/cgna/

14

Afrika Selatan

Geographic Board
South African Geographical

http://www.dac.gov.za/projects/heritage/geogra

Names Council (SAGNC)

phical_names/Handbook%20on

http://www.ngb.ibge.gov.br

15


Slovenia

Slovene Governmental

%20Geographical%20names.pdf
http://www.gu.gov.si/index.php

Commission for the
Standardisation of
16

Slovakia

Geographical Names
geographical names

http://www.geodesy.gov.sk/sgn/typonym/Eng/t

authorities and the pertinent

ypoframe.htm

acts
17
18
19

Bulgaria
Kroasia
Denmark

http://www.geocities.com/apcbg/
http://cgn.dgu.hr/english/home.html
http://www.stednavneudvalget.ku.dk/autorisere

20

Estonia

Place Names Board of

de_stednavne/
http://www.eki.ee/knn/index2.htm

21

Finlandia

Estonia
Research Institute for the

http://www.kotus.fi/?l=en&s=1

22

Perancis

Languages of Finland
Institut Géographique

http://www.ign.fr/affiche_rubrique.asp?

23

Islandia

National – Toponymie
Place Name Committee

rbr_id=926&lng_id-FR
http://www.arnastofnun.is/page/arnastofnun_na

24

Inggris

Permanent Committee on

fn_ornefnanefnd
http://www.pcgn.org.uk

25

Irlandia

Geographic Names (PCGN)
The Placenames

http://www.coimisineir.ie/index.php?

Commission / An

page=placenames&tid=31&lang=english

Amerika Serikat

Coimisinéir Teanga
United States Board on

http://geonames.usgs.gov

Iran

Geographic Names (BGN)
Iranian Committee for

http://geonames.ncc.org.ir

26
27

Standardization of
28

Lithuania

Geographical Names
The State Commission of

http://www.vlkk.lt/

Afrika Selatan

the Lithuanian Language
South African Geographical

http://www.dac.gov.za/projects/heritage/geogra

Names Council (SAGNC)

phical_names/Handbook%20on
%20Geographical%20names.pdf

Referensi:

Ardhiansyah, Agis. Pembakuan Nama Pulau di Indonesia Sebagai Upaya Untuk
Menjaga Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Jurnal Hukum
Pandecta: Universitas Negeri Semarang.
UNGEGN. National Names Authorities
http://unstats.un.org/unsd/geoinfo/ungegn/countrylinks.html. [5
Oktober 2013]
UNGEGN. Searchable geographical names databases.
http://unstats.un.org/unsd/geoinfo/ungegn/geonames.html. [5 Oktober
2013]