teori stratifikasi sosial rumahtangga (1)

Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa
sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat
yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang
yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
I. A. Teori Stratifikasi Sosial Menurut Karl Marx
Stratifikasi Sosial secara umum memiliki arti perbedaan masyarakat atas lapisan-lapisan
(kelas-kelas secara bertingkat), yang mana kelas tersebut dapat terbentuk karena tergantung
sedikit banyaknya jumlah sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Misalnya, Jika masyarakat
lebih menghargai materi, maka kelas yang paling tinggi adalah orang-orang yang dapat
mengumpulkan materi sebanyak mungkin, sedangkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki
materi apa-apa berada pada kelas paling bawah.
Lapisan dalam masyarakat akan tetap ada sekalipun dalam masyarakat Kapitalis, Demokratis
maupun Komunis, karena lapisan tersebut telah ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan
bersama dalam organisasi sosial

Sedangkan teori Stratifikasi Sosial menurut Karl Marx adalah pandangannya tentang teori
kelas. Teori kelas adalah sejarah dari segala bentuk masyarakat atau sejarah peradaban umat
manusia dari dulu hingga sekarang yang disebut dengan sejarah petikaian antar golongan /
konflik antar kelas.
Pandangannya tentang Stratifikasi sosial yaitu kelas-kelas memiliki karakteristik dimana
adanya solidaritas yang spontan sampai tingkat tertentu terhadap kelas-kelas lain. Didalam
kelas harus terdapat benih-benih kesadaran kelas yaitu suatu benih kepentingan bersama. Kelas
yang ada itu sendiri disebut dengan class in itself, apabila kelas itu sadar akan tempatnya di

dalam proses produksi, maka timbulah kelas bagi dirinya sendiri yang disebut dengan class for
itself. Kelas-kelas ini tergantung satu sama lainnya. Yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain
akan tetapi kelas-kelas ini tidaklah sederajat.
Kaum punya (kelas borjuis) memiliki kekuasaan Negara dan merupakan produsen gagasan
yang berlaku. Maka perjuangan kelas tertindas mesti tertuju kepada kekuasaan Negara dan
pendapat-pendapat yang berlaku. Perkembangan class in itself menjadi class for itself
merupakan suatu proses pertumbuhan kesadaran politik diamana konflik kelas memainkan
peranan kunci.
Kelas buruh mengalami penindasan dan penghisapan dalam segala hal, kaum buruh
dikumpulkan dalam pabrik-pabrik dan diorganisir seperti tentara. Jumlahnya bertambah banyak
karena kelas-kelas pengusaha indusri kecil, kaum pedagang kecil , tukang rente, kaum

pengrajin dan petani menjadi proletar. Akan tetapi karena perjuang kels buruh untuk keluar dari
kondisi yang buruk seperti ini sangat besar maka mereka membentuk kesatuan nasional dan
bebas dari kelas-kelas borjuis.
Dalam konteks masyarakat kapitalis , Marx membedakan kelas (stratifikasi sosia) atas 2 :
1. Kelas Borjuis
Yaitu kelas pemilik modal dan yang menguasai alat-alat produksi
2. Kelas Proletar
Yaitu kelas pekerja yang hidupnya sangat tergantung pada kaum pemilik modal yang
mempekerjakan serta yang menguasai mereka