MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI (3)
MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI
1. MODEL INTERAKSI SOSIAL
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field theory). Model
interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan
masyarakat. Pokok pandang Gestlat adalah objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Makna suatu ojek /
peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk (gestalt) dan bukan bagianbagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh,
bukan bagian-bagian. Aplikasi teori Gestalt dalam pembelajaran adalah :
a) Pengalaman (insight/tilikan).
b) Pembelajaran yang bermakna.
c) Perilaku bertujuan.
d) Prinsip ruang hidup (life space).
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai
berikut:
1) Kerja Kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta
dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan
interpersonal dan discovery skills dalam bidang akademik.
2) Pertemuan Kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal diri
sendiri dan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
kelompok.
3) Pemecahan
Masalah
Sosial
atau
Sosial
Inquiry,
bertujuan
untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan
cara berpikir logis
4) Bermain Peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepafda peserta
didik menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
5) Simulasi Sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai
kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka
Tabel Rumpun Model Interaksi Sosial
NO
Model
1
Penentuan
Kelompok
Tokoh
Herbert Telen
Tujuan
Perkembangan keterampilan untuk
dan John Dewey
partisipasi dalam proses sosial
1
demokratis melalui penekanan yang
dikombinasikan pada keterampilanketerampilan antar prinbadi
(kelompok) dan keterampilanketerampilan penentuan akademik.
Aspek perkembangan pribadi
merupakan hal yang penting dalam
2
3
4
Byron Massialas
model ini.
Pemecahan masalah sosial,
dan Benjamin
terutama melalui penemuan sosial
Metode
cox
Bethel Maine
dan penalaran logis.
Perkembangan keterampilan antar
Laboratori
(National
pribadi dan kelompok melaui
Teaching
kesadaran dan keluwesan pribadi.
Library)
Donald Oliver
Dirancang terutama untuk
dan James
mengajarkan kerangka acuan
P.Shaver
yurisprudensial sebagai cara
Inquiri Sosial
Jurisprudensial
berpikir dan penyelasaian isu-isu
5
Bermain Peran
Fainnie Shatel
sosial.
Dirancang untuk mempengaruhi
dan George
siswa agar menemukan nilai – nilai
Fhatel
pribadi dan sosial. Perilaku dan
nilai – nilainya diharapkan anak
menjadi sumber penemuan
6
Simulasi Sosial
Serene Bookock
berikutnya.
Dirancang untuk membantu siswa
dan Harold
mengalami bermacam – macam
Guetzkov
proses dan kenyataan sosial, dan
untuk menguji reaksi mereka, serta
untuk memperoleh konsep
keterampilan pembuatan keputusan.
2. MODEL PEMROSESAN INFORMASI
2
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi
pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannnya.
Pemrosesan
informasi
merujuk
pada
cara
mengumpulkan/menerima stimulasi dari lingkungan : mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan
visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985)
yang terdiri dari delapan fase proses pembelajaran yaitu :
1) Motivasi
5) Ingatan Kembali
2) Pemahaman
6) Generalisasi
3) Pemerolehan
7) Perlakuan
4) Penahanan
8) Umpan Balik
Model Proses Informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran
diantaranya:
1) Mengajar Induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
membentuk teori.
2) Latihan Inquiry, yaitu untuk memcari dan menemukan informasi yang
memang diperlukan.
3) Inquiry Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam
disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain –
domain disiplin ilmu lainnya.
4) Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
5) Model Pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum,
terutama logis, aspek sosial dan moral.
6) Advanced Organizer Model, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan
satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.
Implikasi teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran
diantaranya :
(a) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu
guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.
3
(b) Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
belajarnya sebaik mungkin.
(c) Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Beri
peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
(d) Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisasi dan diskusi
sebanyak mungkin.
Tabel 4.2 Rumpun-rumpun Prosesan Informasi
NO.
1.
MODEL
Model berpikir
TOKOH
Hilda Taba
induktif
TUJUAN
Dirancang untuk
pengembangan proses mental
induktif dan penalaran
akademik / pembentukan
2.
Model latihan
Richard Suchman
inkuiri
3.
Inkuiri ilmiah
teori.
Pemecahan masalah sosial ,
terutama melalui penemuan
Joseph.J.Schwab
sosial dan penalaran logis.
Dirancang untuk mengajar
sistem penelitian dari suatu
disiplin tetapi juga
diharapkan untuk mempunyai
efek dalam kawasan-kawasan
lain (metode-metode sosial
mungkin diajarkan dalam
upaya meningkatkan
pemahaman sosial dan
4.
Penemuan
Jerome Bruner
konsep
pemecahan masalah sosial).
Dirancang terutama untuk
mengembangkan penalaran
induktif , juga untuk
perkembangan dan analisis
5.
Pertumbuhan
Jean Piaget
konsep.
Dirancan untuk
kognitif
Irving Sigel
mempengaruhi siswa agar
Edmund Sullvan
menemukan nilai-nilai
4
Lawrence
pribadi dan sosial. Perilaku
Kohlberg
dan nilai-nilainya diharapkan
anak menjadi sumber bagi
6.
Model penata
David Ausubel
lanjutan
penemuan berikutnya.
Dirancang untuk
meningkatkan efisiensi
kemampuan pemrosesan
informasi untuk menyerap
dan mengaitkan bidang-
7.
Memori
Harry Lorayne
bidang pengetahuan.
Dirancang untuk
Jerry Lucas
meningkatkan kemampuan
mengingat.
Klasifikasi model-model pembelajaran berbasis Teori Pemrosesan
Informasi menurut Kauchak dan Eggen (1996) yaitu :
1) Inductive Models (Model-Model Pembelajaran /Model-Model Pengajaran
Induktif), misalnya:
Model Pembelajaran Induktif (The Inductive Model)
Model Penguasaan Konsep (The Concept Attainment Model)
Model Pembelajaran Integratif (The Integrative Model)
2) Deductive Models (Model-Model Pembelajaran /Model-Model Pengajaran
Deduktif), misalnya:
Model Pengajaran Langsung untuk Mengajarkan Keterampilan Prosedural
(Direct Instruction Procedural Skills Model)
Model Pengajaran Langsung bentuk Ceramah atau Diskusi (Direct
Instruction Lecture Discussion Model)
3) Inquiry Models (Model-Model Pembelajaran /Model-Model Pengajaran
Inkuiri), misalnya:
Model Pembelajaran Inkuiri-Umum (The General Inquiry Model)
Model Pembelajaran Inkuiri-Suchman (The Suchman Inquiry Model)
4) Cooperative Models (Model-Model Pembelajaran Kooperatif), misalnya:
STAD (Student Teams Achievement Divisions)
5
3. MODEL PERSONAL ( PERSONAL MODELS )
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik yaitu berorientasi
terhadap pengembangan diri individu dan perkembangan kelakuan. Tokoh
humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R.Rogers,C.Buhler dan Arthur
Comb. Menurut teori ini , guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya,
baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai gerakan
memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan
sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap perasaannya.
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan;
b. Tingkah laku yang ada , dapat dilaksanakan sekarang (learning to do);
c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri;
d. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri;
e. Mengajar adalah bukan hal penting , tapi belajar siswa adalah sangat penting
(learn how to learn);
f. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan
yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi
yang cakap;
Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran
sebagai berikut :
1) Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan
perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman dan konsep diri);
2) Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal
atau kepedulian siswa;
3) Sintetik, untuk mengembangkan kreatifitas pribadi dan memecahkan masalah
secara kreatif;
4) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang
luwes.
Tabel Rumpun Model Personal
NO
MODEL
1.
Pengajaran non-
TOKOH
Carl Rogers
TUJUAN
Penekanan pada pembentukan
6
direktif
kemampuan untuk perkembangan
pribadi dalam arti kesadaran diri,
pemahaman diri , kemandirian
2.
Latihan
Fritz Perls
dan konsep diri.
Meningkatkan kemampuan
kesadaran
Willian Schultz
seseorang untuk eksplorasi diri
dan kesadaran diri. Banyak
menekankan pada perkembangan
kesadaran dan pemahaman antar
3.
Sintetik
William Gordon
pribadi.
Perkembangan pribadi dalam
kreativitas dan pemecahan
4.
5.
Sistem-sistem
masalah kreatif.
Dirancang untuk meningkatkan
David Hunt
konseptual
kekomplekan dan keluwesan
Pertemuan kelas
pribadi.
Perkembangan pemahaman diri
William Glasser
dan tanggung jawab kepada diri
sendiri dan kelompok sosial.
Selain, model diatas, model pembelajaran yang berkaitan dengan
implementasi teori humanisme, yaitu :
1) Confluent Education
Confluent
Education
adalah
pendidikan
yang
memadukan
atau
mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar kognitif di
dalam kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali untuk melibatkan para
siswa secara pribadi di dalam bahan pelajaran.
2) Open Education
Open Education adalah proses pendidikan terbuka. Menurut Walberg dan
Tomas(1972), Open Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu:
(a) Kemudahan belajar tersedia
(b) Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat
(c) Mendiagnosa pristiwa-pristiwa belajar
(d) Pengajaran, yaitu pengajaran individual, tidak ada tes ataupun buku kerja.
(e) Penilaian
7
(f) Mencari kesempatan untuk pertumbuhan profesional
(g) Persepsi guru sendiri
(h) Asumsi tentang para siswa dan proses belajar, artinya suasana kelas hangat
dan ramah, para siswa asyik melakukan sesuatu.
(i) Meskipun pendidikan terbuka memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk bergerak secara bebas di sekitar ruangan dan memilih aktifitas
belajar mereka sendiri, namun bimbingan guru tetap diperlukan.
3) Cooperative Learning
Cooperative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang
baik untuk menigkatkan dorongan berprestasi siswa.
Adapun teknik
Cooperative Learning itu ada empat macam, yaitu:
TGT (Team-Games-Tournament)
Dalam teknik ini siswa yang kemampuan dan jenis kelaminnya
berbeda-beda disatukan dalam tim yang terdiri dari empat sampai lima orang
anggota. Setelah guru menyajikan bahan, tim lalu mengerjakan lembaranlembaran kerja, saling mengajukan pertanyaan, dan belajar bersama untuk
persiapan
menghadapi
turnamen
atau
pertandingan,
yang
biasanya
diselenggaran sekali seminggu. Dalam turnamen itu ditentukan beranggotakan
tiga orang siswa untuk bertanding melawan siswa-siswa yang kemampuannya
serupa (atas dasar hasil minggu sebelumnya). Hasilnya siswa-siswa yang
prestasi paling rendah pada setiap kelompok memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh poin bagi timnya sebagai siswa yang berprestasi paling
tinggi.
STAD (Student Teams-achievement Divisions)
Teknik ini juga menggunakan tim yang terdiri dari empat sampai lima
anggota tetapi kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya selama lima
belas menit, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu disusun
oleh tim, skor-skor yang tertinggi memperoleh poin lebih dari pada skor-skor
yang lebih rendah, kecuali itu juga digunakan “skor perbaikan”.
Jigsaw
Dalam teknik ini siswa dimasukkan ke dalam tim-tim kecil yang
bersifat heterogen. Bahan pelajaran dibagikan kepada anggota-anggota tim,
8
kemudian siswa-siswa tersebut mempelajari bagian mereka masing-masing
bersama-sama dengan anggota-anggota dari tim lain yang memiliki bahan
yang sama. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya masing-masing dan
mengajarkan bagian-bagian yang telah dipelajari bersama-sama dengan
anggota tim lain itu kepada anggota-anggota timnya sendiri. Akhirnya, semua
anggota tim dites mengenai seluruh bahan pelajaran.
GI (Group Investigation)
Group Investigation adalah teknik dimana siswa bekerja di dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas.
Setiap kelompok membagi-bagi tugas tersebut menjadi sub topik-sub topik,
kemudian setiap anggota kelompok melakukan kegiatan-kegiatan meneliti
yang diperlukan untuk mecapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap kelompok
mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Dalam metode ini, hadiah atau
poin tidak diberikan.
4. MODEL MODIFIKASI TINGKAH LAKU (BEHAVIORAL)
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan
perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal
penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini , yaitu :
1)
Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI)
2)
Penggunaan media ;
3)
Pengajaran berprograma (linear dan branching);
4)
Operant conditioning dan operant reinforcement.
Tabel Rumpun Model Modifikasi Tingkah Laku
N
MODEL
TOKOH
TUJUAN
O
1.
Manajemen
B.F. Skinner
Fakta-fakta, konsep,
2.
Kontingensi
Kontrol diri
B.F. Skinner
keterampilan.
Perilaku/keterampilan sosial
9
3.
Relaksasi
Rimm & Masters
Tujuan-tujuan pribadi
(Santai)
Wolpe
(mengurangi ketegangan dan
4.
Pengurangan
Rimm & Masters
kecemasan)
Mengalihkan kesantaian pada
5.
ketegangan
Latihan asertif
Wolpe
wolpe, lazarus,
kecemasan dalam situasi sosial.
Ekspresi perasaan secara
desensitasi
salter
langsung dan spontan dalam
Gagne, Smith
situasi sosial.
Pola-pola perilaku,
6.
Latihan
langsung
keterampilan.
MODEL PEMBELAJARAN SENI DI SD
Berdasarkan hal yang di ungkapkan di atas, maka model pembelajaran
yang sesuai dengan pembelajaran seni di SD, antara lain yaitu :
1. Model pembelajaran Bermain Peran
2. Model Pembelajaran Inkuiri
3. Model pembelajaran Open Education
4. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), seperti TGT (TeamGames-Tournament), STAD (Student Teams-achievement Divisions), Jigsaw,
dan GI (Group Investigation)
5. Model pembelajaran latihan langsung
10
1. MODEL INTERAKSI SOSIAL
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field theory). Model
interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan
masyarakat. Pokok pandang Gestlat adalah objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Makna suatu ojek /
peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk (gestalt) dan bukan bagianbagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh,
bukan bagian-bagian. Aplikasi teori Gestalt dalam pembelajaran adalah :
a) Pengalaman (insight/tilikan).
b) Pembelajaran yang bermakna.
c) Perilaku bertujuan.
d) Prinsip ruang hidup (life space).
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai
berikut:
1) Kerja Kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta
dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan
interpersonal dan discovery skills dalam bidang akademik.
2) Pertemuan Kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal diri
sendiri dan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
kelompok.
3) Pemecahan
Masalah
Sosial
atau
Sosial
Inquiry,
bertujuan
untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan
cara berpikir logis
4) Bermain Peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepafda peserta
didik menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
5) Simulasi Sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai
kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka
Tabel Rumpun Model Interaksi Sosial
NO
Model
1
Penentuan
Kelompok
Tokoh
Herbert Telen
Tujuan
Perkembangan keterampilan untuk
dan John Dewey
partisipasi dalam proses sosial
1
demokratis melalui penekanan yang
dikombinasikan pada keterampilanketerampilan antar prinbadi
(kelompok) dan keterampilanketerampilan penentuan akademik.
Aspek perkembangan pribadi
merupakan hal yang penting dalam
2
3
4
Byron Massialas
model ini.
Pemecahan masalah sosial,
dan Benjamin
terutama melalui penemuan sosial
Metode
cox
Bethel Maine
dan penalaran logis.
Perkembangan keterampilan antar
Laboratori
(National
pribadi dan kelompok melaui
Teaching
kesadaran dan keluwesan pribadi.
Library)
Donald Oliver
Dirancang terutama untuk
dan James
mengajarkan kerangka acuan
P.Shaver
yurisprudensial sebagai cara
Inquiri Sosial
Jurisprudensial
berpikir dan penyelasaian isu-isu
5
Bermain Peran
Fainnie Shatel
sosial.
Dirancang untuk mempengaruhi
dan George
siswa agar menemukan nilai – nilai
Fhatel
pribadi dan sosial. Perilaku dan
nilai – nilainya diharapkan anak
menjadi sumber penemuan
6
Simulasi Sosial
Serene Bookock
berikutnya.
Dirancang untuk membantu siswa
dan Harold
mengalami bermacam – macam
Guetzkov
proses dan kenyataan sosial, dan
untuk menguji reaksi mereka, serta
untuk memperoleh konsep
keterampilan pembuatan keputusan.
2. MODEL PEMROSESAN INFORMASI
2
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi
pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannnya.
Pemrosesan
informasi
merujuk
pada
cara
mengumpulkan/menerima stimulasi dari lingkungan : mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan
visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985)
yang terdiri dari delapan fase proses pembelajaran yaitu :
1) Motivasi
5) Ingatan Kembali
2) Pemahaman
6) Generalisasi
3) Pemerolehan
7) Perlakuan
4) Penahanan
8) Umpan Balik
Model Proses Informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran
diantaranya:
1) Mengajar Induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
membentuk teori.
2) Latihan Inquiry, yaitu untuk memcari dan menemukan informasi yang
memang diperlukan.
3) Inquiry Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam
disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain –
domain disiplin ilmu lainnya.
4) Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
5) Model Pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum,
terutama logis, aspek sosial dan moral.
6) Advanced Organizer Model, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan
satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.
Implikasi teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran
diantaranya :
(a) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu
guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.
3
(b) Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
belajarnya sebaik mungkin.
(c) Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Beri
peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
(d) Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisasi dan diskusi
sebanyak mungkin.
Tabel 4.2 Rumpun-rumpun Prosesan Informasi
NO.
1.
MODEL
Model berpikir
TOKOH
Hilda Taba
induktif
TUJUAN
Dirancang untuk
pengembangan proses mental
induktif dan penalaran
akademik / pembentukan
2.
Model latihan
Richard Suchman
inkuiri
3.
Inkuiri ilmiah
teori.
Pemecahan masalah sosial ,
terutama melalui penemuan
Joseph.J.Schwab
sosial dan penalaran logis.
Dirancang untuk mengajar
sistem penelitian dari suatu
disiplin tetapi juga
diharapkan untuk mempunyai
efek dalam kawasan-kawasan
lain (metode-metode sosial
mungkin diajarkan dalam
upaya meningkatkan
pemahaman sosial dan
4.
Penemuan
Jerome Bruner
konsep
pemecahan masalah sosial).
Dirancang terutama untuk
mengembangkan penalaran
induktif , juga untuk
perkembangan dan analisis
5.
Pertumbuhan
Jean Piaget
konsep.
Dirancan untuk
kognitif
Irving Sigel
mempengaruhi siswa agar
Edmund Sullvan
menemukan nilai-nilai
4
Lawrence
pribadi dan sosial. Perilaku
Kohlberg
dan nilai-nilainya diharapkan
anak menjadi sumber bagi
6.
Model penata
David Ausubel
lanjutan
penemuan berikutnya.
Dirancang untuk
meningkatkan efisiensi
kemampuan pemrosesan
informasi untuk menyerap
dan mengaitkan bidang-
7.
Memori
Harry Lorayne
bidang pengetahuan.
Dirancang untuk
Jerry Lucas
meningkatkan kemampuan
mengingat.
Klasifikasi model-model pembelajaran berbasis Teori Pemrosesan
Informasi menurut Kauchak dan Eggen (1996) yaitu :
1) Inductive Models (Model-Model Pembelajaran /Model-Model Pengajaran
Induktif), misalnya:
Model Pembelajaran Induktif (The Inductive Model)
Model Penguasaan Konsep (The Concept Attainment Model)
Model Pembelajaran Integratif (The Integrative Model)
2) Deductive Models (Model-Model Pembelajaran /Model-Model Pengajaran
Deduktif), misalnya:
Model Pengajaran Langsung untuk Mengajarkan Keterampilan Prosedural
(Direct Instruction Procedural Skills Model)
Model Pengajaran Langsung bentuk Ceramah atau Diskusi (Direct
Instruction Lecture Discussion Model)
3) Inquiry Models (Model-Model Pembelajaran /Model-Model Pengajaran
Inkuiri), misalnya:
Model Pembelajaran Inkuiri-Umum (The General Inquiry Model)
Model Pembelajaran Inkuiri-Suchman (The Suchman Inquiry Model)
4) Cooperative Models (Model-Model Pembelajaran Kooperatif), misalnya:
STAD (Student Teams Achievement Divisions)
5
3. MODEL PERSONAL ( PERSONAL MODELS )
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik yaitu berorientasi
terhadap pengembangan diri individu dan perkembangan kelakuan. Tokoh
humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R.Rogers,C.Buhler dan Arthur
Comb. Menurut teori ini , guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya,
baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai gerakan
memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan
sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap perasaannya.
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan;
b. Tingkah laku yang ada , dapat dilaksanakan sekarang (learning to do);
c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri;
d. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri;
e. Mengajar adalah bukan hal penting , tapi belajar siswa adalah sangat penting
(learn how to learn);
f. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan
yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi
yang cakap;
Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran
sebagai berikut :
1) Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan
perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman dan konsep diri);
2) Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal
atau kepedulian siswa;
3) Sintetik, untuk mengembangkan kreatifitas pribadi dan memecahkan masalah
secara kreatif;
4) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang
luwes.
Tabel Rumpun Model Personal
NO
MODEL
1.
Pengajaran non-
TOKOH
Carl Rogers
TUJUAN
Penekanan pada pembentukan
6
direktif
kemampuan untuk perkembangan
pribadi dalam arti kesadaran diri,
pemahaman diri , kemandirian
2.
Latihan
Fritz Perls
dan konsep diri.
Meningkatkan kemampuan
kesadaran
Willian Schultz
seseorang untuk eksplorasi diri
dan kesadaran diri. Banyak
menekankan pada perkembangan
kesadaran dan pemahaman antar
3.
Sintetik
William Gordon
pribadi.
Perkembangan pribadi dalam
kreativitas dan pemecahan
4.
5.
Sistem-sistem
masalah kreatif.
Dirancang untuk meningkatkan
David Hunt
konseptual
kekomplekan dan keluwesan
Pertemuan kelas
pribadi.
Perkembangan pemahaman diri
William Glasser
dan tanggung jawab kepada diri
sendiri dan kelompok sosial.
Selain, model diatas, model pembelajaran yang berkaitan dengan
implementasi teori humanisme, yaitu :
1) Confluent Education
Confluent
Education
adalah
pendidikan
yang
memadukan
atau
mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar kognitif di
dalam kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali untuk melibatkan para
siswa secara pribadi di dalam bahan pelajaran.
2) Open Education
Open Education adalah proses pendidikan terbuka. Menurut Walberg dan
Tomas(1972), Open Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu:
(a) Kemudahan belajar tersedia
(b) Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat
(c) Mendiagnosa pristiwa-pristiwa belajar
(d) Pengajaran, yaitu pengajaran individual, tidak ada tes ataupun buku kerja.
(e) Penilaian
7
(f) Mencari kesempatan untuk pertumbuhan profesional
(g) Persepsi guru sendiri
(h) Asumsi tentang para siswa dan proses belajar, artinya suasana kelas hangat
dan ramah, para siswa asyik melakukan sesuatu.
(i) Meskipun pendidikan terbuka memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk bergerak secara bebas di sekitar ruangan dan memilih aktifitas
belajar mereka sendiri, namun bimbingan guru tetap diperlukan.
3) Cooperative Learning
Cooperative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang
baik untuk menigkatkan dorongan berprestasi siswa.
Adapun teknik
Cooperative Learning itu ada empat macam, yaitu:
TGT (Team-Games-Tournament)
Dalam teknik ini siswa yang kemampuan dan jenis kelaminnya
berbeda-beda disatukan dalam tim yang terdiri dari empat sampai lima orang
anggota. Setelah guru menyajikan bahan, tim lalu mengerjakan lembaranlembaran kerja, saling mengajukan pertanyaan, dan belajar bersama untuk
persiapan
menghadapi
turnamen
atau
pertandingan,
yang
biasanya
diselenggaran sekali seminggu. Dalam turnamen itu ditentukan beranggotakan
tiga orang siswa untuk bertanding melawan siswa-siswa yang kemampuannya
serupa (atas dasar hasil minggu sebelumnya). Hasilnya siswa-siswa yang
prestasi paling rendah pada setiap kelompok memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh poin bagi timnya sebagai siswa yang berprestasi paling
tinggi.
STAD (Student Teams-achievement Divisions)
Teknik ini juga menggunakan tim yang terdiri dari empat sampai lima
anggota tetapi kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya selama lima
belas menit, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu disusun
oleh tim, skor-skor yang tertinggi memperoleh poin lebih dari pada skor-skor
yang lebih rendah, kecuali itu juga digunakan “skor perbaikan”.
Jigsaw
Dalam teknik ini siswa dimasukkan ke dalam tim-tim kecil yang
bersifat heterogen. Bahan pelajaran dibagikan kepada anggota-anggota tim,
8
kemudian siswa-siswa tersebut mempelajari bagian mereka masing-masing
bersama-sama dengan anggota-anggota dari tim lain yang memiliki bahan
yang sama. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya masing-masing dan
mengajarkan bagian-bagian yang telah dipelajari bersama-sama dengan
anggota tim lain itu kepada anggota-anggota timnya sendiri. Akhirnya, semua
anggota tim dites mengenai seluruh bahan pelajaran.
GI (Group Investigation)
Group Investigation adalah teknik dimana siswa bekerja di dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas.
Setiap kelompok membagi-bagi tugas tersebut menjadi sub topik-sub topik,
kemudian setiap anggota kelompok melakukan kegiatan-kegiatan meneliti
yang diperlukan untuk mecapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap kelompok
mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Dalam metode ini, hadiah atau
poin tidak diberikan.
4. MODEL MODIFIKASI TINGKAH LAKU (BEHAVIORAL)
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan
perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal
penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini , yaitu :
1)
Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI)
2)
Penggunaan media ;
3)
Pengajaran berprograma (linear dan branching);
4)
Operant conditioning dan operant reinforcement.
Tabel Rumpun Model Modifikasi Tingkah Laku
N
MODEL
TOKOH
TUJUAN
O
1.
Manajemen
B.F. Skinner
Fakta-fakta, konsep,
2.
Kontingensi
Kontrol diri
B.F. Skinner
keterampilan.
Perilaku/keterampilan sosial
9
3.
Relaksasi
Rimm & Masters
Tujuan-tujuan pribadi
(Santai)
Wolpe
(mengurangi ketegangan dan
4.
Pengurangan
Rimm & Masters
kecemasan)
Mengalihkan kesantaian pada
5.
ketegangan
Latihan asertif
Wolpe
wolpe, lazarus,
kecemasan dalam situasi sosial.
Ekspresi perasaan secara
desensitasi
salter
langsung dan spontan dalam
Gagne, Smith
situasi sosial.
Pola-pola perilaku,
6.
Latihan
langsung
keterampilan.
MODEL PEMBELAJARAN SENI DI SD
Berdasarkan hal yang di ungkapkan di atas, maka model pembelajaran
yang sesuai dengan pembelajaran seni di SD, antara lain yaitu :
1. Model pembelajaran Bermain Peran
2. Model Pembelajaran Inkuiri
3. Model pembelajaran Open Education
4. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), seperti TGT (TeamGames-Tournament), STAD (Student Teams-achievement Divisions), Jigsaw,
dan GI (Group Investigation)
5. Model pembelajaran latihan langsung
10