Teori Belajar Menurut Carl R

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

TEORI BELAJAR MENURUT
CARL R. ROGERS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia
pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang
disepakati mengenai kata humanistik dalam pendidikan.
Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan
merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapa
psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang, untuk
lebih baik, dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini dengan
memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar apabila anak
dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam
hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola
perilaku seperti pada behaviorisme. Secara singkatnya, penedekatan humanistik dalam pendidikan
menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan

tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam
pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Perhatian psikologi humanistic yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu
dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada
pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistis penyusunan dan
penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
Tujuan utama pendidik adalah membantu si siswa mengembangkan dirinya, yaitu membantu masingmasing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagaimana manusia yang unik dan
membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.

https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

1/10

27/10/2016


Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

PEMBAHASAN
Carl Ransom Rogers
Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902
disebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah pertanian diusianya
yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas
Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di Big Apple dan
selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor disebuah gereja kecil. Meskipun belajar di
seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya.
Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan menggunakan psikoanalisa
Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujia teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga
banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewney yang memperkenalkan tetapi klinis. Perbedaan
teori yang didapatkannya justru membuatnya menemukan benang merah yang kemudian dipakai untuk
mengembangkan teorinya kelak.
Rogers merupakan tokoh humanistis dalam teori-teori balajar dari psikologi humanistis.
Perhatian psikologi humanistis yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu
dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada
pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Carl R. Rogers adalah seorang psikolog humanistic yang gagasan-gagasannya berpengaruh
terhadap pikiran dan praktek pendidikan. Lewat karya-karyanya yang tersohor seperti “Freedom to
learn and Freedom to learn for the 80’s” dia menyarankan suatu pendekatan pendidikan yang berupaya
menjadikan belajar dan mengajar lebih manusiawi dan karennya lebih bersifat pribadi dan penuh
makna.
Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang
sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat
berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu,
menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang
tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Teori Belajar Humanistis
Menurut para pendidik aliran humanistis penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus
sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan para pendidik ialah membantu si siswa
mngembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.

Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

2/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklim
kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar, (2) membantu siswa untuk
memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar, (3) membantu
siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4)
menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta
perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.
Rogers dalam bukunya “Freedom to Learn”, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar
humanistic yang penting, diantaranya adalah :
1.
2.


Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami
Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter dirasakan murid mempunyai relevansi

3.

dengan maksud-maksudnya sendiri
Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri, diangggap

4.

mengancam dan cenderung untuk ditolaknya
Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan

5.

apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil
Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara

yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar
6. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya

7. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab
terhadap proses belajar itu
8.
Belaja atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun
intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari
9. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreatifitas lebih mudah dicapai apabila terutama
siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengeritik dirinya sendiri dan penilaian diri orang lain
merupakan cara kedua yang penting
10. Belajar yang paling berguna secara social di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai
proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke
dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.
Carl R. Rogers adalah seorang ahli psikologi humanistik yang gagasan-gagasannya
berpengaruh terhadap pikiran dan praktek psikologi di semua bidang, baik klinis, pendidikan, dan lainlain. Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip
belajar yang humanistik, yang meliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti, belajar tanpa
ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan
Gagasan Rogers mengenai prinsip-prinsip belajar yang humanistic itu meliputi :
1. Hasrat untuk belajar
Menurut Rogers manusia itu mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal ini mudah dibuktikan.
Perhatikan saja betapa ingin tahunya anak kalau ia sedang mengeksplorasi lingkungannya. Dorongan
ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humanistic. Di dalam kelas yang

humanistic anak-anak diberi kebebasan untuk memuaskan dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi
minatnya dan untuk menemukan apa yang penting dan berarti tentang dunia disekitarnya. Orientasi ini
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

3/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

bertentangan sekali dengan kelas-kelas gaya lama dimana guru atau kurikulum menentukan apa yang
harus dipelajari oleh anak-anak.
2. Belajar yang berarti
Prinsip kedua ini adalah belajar yang berarti, yang mempunyai makna. Hal ini terjadi apabila
yang dipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Anak akan belajar dengan cepat apabila
yang dipelajari itu mempunyai arti baginya. Sebagai contoh, misalnya anak cepat belajar menghitung
uang receh karena uang tersebut dapat digunakan untuk membeli sesuatu permainan yang
digemarinya.
3.


Belajar tanpa ancaman
Menurut Rogers, belajar itu mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan dengan baik apabila

berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman. Proses belajar berjalan dengan lancer manakala
murid dapat menguji kemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru atau membuat
kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman yang biasanya menyinggung perasaan.
4. Belajar atas inisiatif sendiri
Bagi para humanist, belajar itu paling bermakna manakala hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri
dan apabila melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri
sangatlah memberikan motivasi dan mengulurkan kesempatan kepada siswa untu belajar bagaimana
caranya belajar (to learn how to learn). Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai bahan pelajaran itu
penting tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh kecakapan untuk mencari dan menemukan
sumber, merumuskan masalah, menguji praduga dan menilai hasil. Belajar atas inisiatif sendiri itu
memusatkan perhatian murid baik pada proses maupun terhadap hasil belajar.
Belajar atas inisiatif sendiri juga mengajar murid menjadi bebas, tidak bergantung, dan percaya
pada diri sendiri. Apabila murid itu belajar atas inisiatif sendiri, dia memiliki kesempatan untuk
menimbang-nimbang dan membuat keputusan, menentukan pilihan dan melakukan penilaian. Dia
menjadi lebih bergantu pada dirinya sendiri dan kurang bersandar pada penilaian pihak lain.
Disamping atas inisiatif sendiri, belajar juga harus melibatkan semua aspek pribadi, kognitif
maupun afektif. Rogers dan pada humanist yang lain menamakan jenis belajar ini sebagai wholeperson learning, belajar dengan seluruh pribadi, belajar dengan pribadi yang utuh. Para humanist

berkeyakinan bahwa kalau belajar itu bersifat pribadi dan afektif akan menghasilkan roso handarbeni,
perasaan memiliki (feeling of belonging) pada diri siswa. Dengan demikian siswa akan merasa lebih
terlibat dalam belajar, lebih bersemangat menangani tugas-tugas dan yang terpenting ialah lebih
bergairah untuk terus belajar.
5. Belajar dan perubahan
Prinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwa belajar yang paling bermanfaat itu
ialah belajar tentang proses belajar. Menurut Rogers, di waktu-waktu yang lampau murid belajar
mengenai fakta-fakta gagasan-gagasan yang statis. Waktu itu dunia lambat berubah, dan apa yang
dipelajari di sekolah sudah di pandang cukup untuk memenuhi tuntutan jaman. Tetapi kini, perubahan
merupakan fakta hidup yang sentral. Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu maju dan melaju. Apa
yang dipelajari dimasa lalu tidak lagi dapat membekali orang untuk hidup dan berfungsi dengan
berhasil didunia mutakhir ini. Apa yang dibutuhkan dewasa ini ialah orang-rang yang mampu belajar
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

4/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog


dilingkungan yang sedang berubah dan akan terus berubah.
Belajar Menurut Pandangan Carl R. Rogers
Menurut pendapat Carl R. Rogers (ahli psikoterapi) praktek pendidikan menitikberatkan pada
segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang
dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.
Langkah-langkah dan sasaran yang perlu dilakukan oleh guru menurut Rogers adalah : guru
member kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur, guru dan siswa
membuat kontrak beljara, guru menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan (discovery
learning), guru menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu
menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator agar
tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatifitas dalam belajar (Dimyati dan Mudjiono,
1999:17)
Jadi dapat ditegaskan belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk membimbing anak kearah
kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan
tentang apa yang dilakukannya dengan penuh tanggungjawab sebagai hasil belajar. Kebebasan itu
hany dapat di pelajari dengan member anak didik kebebasan sejak mulanya sejauh ia dapat
memikulnya sendiri, hal ini dilakukan dalam konteks belajar.
Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan ada tiga
konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya : organism, medan fenomena dan self.

1. Organism
Pengertian organism mencangkup tiga hal:
– Makhluk hidup
Organism adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologinya dan merupakan
tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi
seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal.
– Realitas subyektif
Organism menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah persepsi
yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
– Holism
Organism adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan
berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu
tujuan mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.
Organism memiliki sifat-sifat berikut ini :
1.
Organism beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
2. Organism mempunyai satu motif dasar yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan dan
mengembangkan diri
3.
Organism mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau
mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tidak disadari,
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

5/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

atau mungkin juga organism itu tidak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
2. Medan Fenomenal
Medan fenomenal adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik disadari
maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang
sepanjang hidupnya di dunia, sebagai persepsi subyektifnya.
3.

Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman
membentuk kepribadiannya dan menjai semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi
mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri
itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah kecenderungan
untuk mengaktualisasikan diri sebagaimana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga
kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman organic individual, sebagai suatu
kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-sadaran, spikis dan kognitif.
Diri dibagi atas 2 subsistem :


Konsep diri yaitu penggabungan seluruh aspek keberadaan dan pengalaman seseorang yang
disadari oleh individual (meski tidak seluruhnya akurat)



Diri ideal yaitu cita-cita seseorang akan diri. Terjadinya kesenjangan antara akan
menyebabkan ketidak seimbangan dan kepribadian menjadi tidak sehat
Self mempunyai bermacam-macam sifat:
1. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
2. Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk)
yang tidak wajar.
3. Self mengejar (menginginkan) consistency(keutuhan/kesatuan, keselarasan).
4. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras(consistent) dengan self.
5. Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur selfdiamati sebagai ancaman.
6. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan(maturation) dan belajar.

Menurut Carl R. Rogers ada beberapa yang mempengaruhi self :
Kesadaran
Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat kesadaran
– Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal
– Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui oleh
struktur diri

Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi, jika pengalaman yang dirasakan tidak
sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga dapat
diasimilasikan oleh konsep diri
Kebutuhan
– Pemeliharaan
Pemeliharaan tubuh organisme dan pemuasannya akan makanan, air, udara, dan keamanan
, sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis dan menolak untuk berkembang.
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

6/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog



Peningkatan diri
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga mempunyai kemampuan
untuk belajar dan berubah.




Penghargaan positif (positive regard)
Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh orang lain.
Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
Berkembangannya kebutuhan akan penghargaan diri (self-regard) sebagai hasil dari
pengalaman dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari

kepuasan akan positive self-regard.
Stagnasi psikis
Terjadi apabila :

Ada ketidak seimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang dirasakan oleh diri
organisme
– Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman organis membuat
seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang akan kesadaran diri akan membuat
seseorang berperilaku tidak logis, bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya.


Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan
memuncak menjadi ancaman.

Aplikasi Teori Humanistik Carl Rogers dalam Pendidikan
Teori Roger ini dapat diterapkan dalam pendidikan untuk mengembangkan individu yang
merdeka yang dapat memilih dengan bebas atas tanggung jawab penuh, manusia yang kreatif yang
dapat senantiasa menyesuaikan diri dengan perubahan dunia.
Kebebasan jarang terdapat disekolah maupun perguruan tinggi. Kurikulum telah ditentukan
oleh atasan yang harus diikuti oleh semua sekolah sejenis. Demikian pula buku pelajaran serta ujian
tidak mengizinkan kebebasan. Murid harus patuh, menghafal apa yang dikatakan oleh guru. Akan
tetapi guru juga tidak bebas menentukan kuikulumnya.
Keterkaitan pada peraturan merupakan ciri utama dari pendidikan kita. Zaman feodal dan
kolonial pada masa Belanda dan Jepang menanamkan rasa kepatuhan. Juga adat istiadat
mengutamakan kepatuhan, sehingga kebebasan tidak mendapat tempat. Terlampau banyak kepatuhan
membuat manusia konform dan khilangan individualitas, kreativitas, dan juga rasa tanggungjawabnya,
sehingga akhirnya manusia takut untuk menjadi bebas.(Nasution, 1982: 84)
Teori Carl Rogers dalam bidang pendidikan adalah dibutuhkannya 3 sikap dalam fasilitator
belajar yaitu
1. Realitas didalam fasilitator belajar
Merupakan sikap dasar yang penting. Seorang fasilitator menjadi dirinya sendiri dan tidak
menyangkal diri sendiri, sehingga ia dapat masuk kedalam hubungan dengan pelajar tanpa ada
sesuatu yang ditutup-tutupi
2. Penghargaan, penerimaan dan kepercayaan
Menghargai pendapat, perasaan dan sebagainya membuat timbulnya penerimaan akan sesuatu
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

7/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

dengan lainnya. Dengan adanya penerimaan tersebut, maka akan muncul kepercayaan akan satu
dengan lainnya.
3. Pengertian yang empati
Untuk memperhatikan iklim belajar atas dasar inisiatif diri, maka guru harus memiliki
pengertian yang empati akan reaksi murid dari dalam.
Guru harus memiliki kesadaran yang sensitive bagi jalannya proses pendidikan dengan tidak
menilai atau mengevaluasi. Pengetian akan materi pendidikan dipandang dari sudut murid dan bukan
guru.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.

Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar
tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

2.

Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran
berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

3.

Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai
bagian yang bermakna bagi siswa.

4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa
Aplikasi teori humanistic lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran
yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistic adalah
menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna
belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara
positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang
umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan
apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara
normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau
proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

8/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis
terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hakhak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
Ciri-ciri guru yang baik dan kurang baik menurut Humanistik
Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih
demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar.Ruang kelads lebih terbuka
dan mampu menyesuaikan pada perubahan.
Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah
menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswaa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak agak
otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh

2.

3.

maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri.
Prinsip-prinsip belajar humanistic yang penting, diantaranya adalah :
1. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami
2.
Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri
3.
Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri,
diangggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya
4.
Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil
5.
Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai
cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar
6.
Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya
7.
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung
jawab terhadap proses belajar itu
8.
Belaja atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan
maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari
9.
Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreatifitas lebih mudah dicapai apabila
terutama siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengeritik dirinya sendiri dan penilaian
diri orang lain merupakan cara kedua yang penting
10.
Belajar yang paling berguna secara social di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan
penyatuannya ke dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.
Gagasan Rogers mengenai prinsip-prinsip belajar yang humanistic itu meliputi :

https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

9/10

27/10/2016

Teori Belajar Menurut Carl R. Rogers – twin's blog

1.

Hasrat untuk belajar

2.
3.

Belajar yang berarti
Belajar tanpa ancaman

4.
5.

Belajar atas inisiatif sendiri
Belajar dan perubahan

DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati, Mahmud. M. 1989. Psikologi Pendidikan. Houston: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta
Lestari,
Triza.
2008. Dasar
Pendidikn
Dalam
Konsep
dan
Makna
Belajar
. From http://mjieschool.multiply.com/journal/item/36. 27 Agustus 2008.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Rogers, Carl. R. 1982. Freedom to Learn for the 80’s. California: Charles E. Meril Publishing
Company
Suprobo,
Novina.
2008.
Teori
Belajar
Humanistik.
Fromhttp://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/. 15 Juni 2008

https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-menurut-carl-r-rogers/

10/10