Strategi Pembelajaran IPA SD INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus memikirkan segala
hal yang akan dilakukan di dalam kelas. Hal penting yang harus dipikirkan adalah
pendekatan dan metode apa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan sifat
materi yang akan menjadi objek pembelajaran. Dalam beberapa pembahasan kata
“pendekatan” sekalingkali dirangkai dengan kata “metode” sebab kedua kata
tersebut memang berhubungan erat satu sama lain. Pendekatan dan metode,
keduanya membahas tentang strategi untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Namun, demikian diantara keduanya juga terdapat perbedaan. Pendekatan
(approach) lebih menekankan pada strategi dalam tahap perencanaan, sedangkan
metode (method) lebih menekankan pada teknik operasional pelaksanaannya.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA
di SD, misalnya pendekatan konsep, pendekatan lingkungan, pendekatan inkuiri
dan pendekatan keterampilan proses. KTSP menjelaskan bahwa pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk membelajarkan sains adalah pendekatan yang
berorientasi pada siswa. Sekalipun tidak menyebutkan pendekatan tertentu yang
dapat digunakan guru untuk membelajarkan suatu topik. Namun ada sejumlah
pendekatan yang dianjurkan yaitu pendekatan inkuiri sains, pendekatan berbasis
konstruktivisme, pendekatan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

(salingtemas) dan pendekatan pemecahan masalah.
Seperti halnya dalam memilih pendekatan, pemilihan metode yang akan
digunakan

hendaknya

juga

mempertimbangkan

karakteristik

siswa

dan

karakteristik materi. Anak usia SD pada umumnya masih dalam taraf berpikir
kongkret, sehingga sangat dianjurkan guru menggunakan metode pembelajaran
yang mendorong siswa untuk aktif baik pikiran maupun fisik dan juga
menyenangkan. Pada bagian berikut disajikan beberapa alternatif pelaksanaan

pembelajaran yang bisa dipilih guru dalam membelajarkan IPA.

1

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja strategi pembelajaran IPA di SD ?
2. Bagaimana strategi pada pembelajaran IPA di SD ?
3. Bagaimanakah implementasi dalam strategi pembelajaran IPA di SD ?
4. Apa saja kekurangan dan kelebihan strategi pembelajaran IPA di SD ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui macam-macam strategi pembelajaran IPA di SD.
2. Mengetahui teknik pelaksanaan pada setiap strategi pembelajaran IPA
di SD.
3. Dapat menjelaskan strategi yang dapat digunakan dalam menjelaskan
konsep-konsep IPA di SD.
4. Dapat menjelaskan implementasi dalam setiap strategi pembelajaran
IPA di SD.

2


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Pembelajaran IPA
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Strategi juga dapat dikatakan
sebagai cara untuk mencapai tujuan yang berupa rencana. Dengan kata lain ,
strategi merupakan “a plan for achieving goals”. Menurut margono (1995),
strategi belajar mengajar adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar
dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik agar dapat
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran barawal dari suatu proses belajar mengajar yang
bertujuan untuk membuat peserta didik belajar dan berubah tingkah lakunya.
Untuk memperoleh tujuan ini, dirumuskan suatu strategi pembelajaran yang
efektif, efisien, dan ekonomis. Pada akhirnya, untuk mengetahui apakah tujuan itu
telah tercapai dengan melakukan evaluasi.

3

Dari gambaran tersebut terlihat bahwa pembelajaran itu tidak sederhana,

tetapi kompleks dan terdiri dari beberapa kompenen pembelajaran yang berkaitan
dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kompenenkompenen tersebut adalah tujuan, materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi
dapat dilihat pada gambar diatas. Dari gambar dijelaskan bahwa dalam mencapai
tujuan pembelajaran IPA yang telah ditentukan oleh pemerintah, mulai dari SKL
(Standar Kompetensib Lulusan) yang diuraikan menjadi KI (Kompetensi Inti)
atau KD (Kompetensi Dasar) dilakukan dengan cara memilih materi IPA yang
mendukung tujuan pembelajaran. Selanjutnya, ditentukan strategi pembelajaran
yang sesuai untuk materi tersebut dengan memilih metode dan teknik mengajar
yang disesuaikan dengan ketersediaan media dan sumber belajar. Dalam memilih
strategi pembelajaran juga harus memperhitungkan situasi dan kondisi guru dan
peserta didik. Kondisi guru dan peserta didik sekarang sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi dan masyarakat. Pada akhirnya, untuk mengetahui
tercapainya tujuan pembelajaran adalah dengan asesmen yang hasilnya akan
digunakan untuk meninjau kembali semua komponen dari sistem pembelajaran
IPA. Secara garis besar, macam- macam strategi pembelajaran ditentukan oleh 4
hal sebagai berikut.
a. Sumber Materi : Siapa yang menyusun materi atau bahan belajar? Guru,
dalam arti sempit atau dalam arti luas (dengan hubungannya sumber lain),
atau merupakan teks terprogram seperti modul atau bahkan oleh peserta
didik sendiri.

b.

Pembawa Materi : Siapa yang membawakan materi? Perorangan,
berkelompok, atau dipelajari sendiri.

c. Pendekatannya : Bagaimana cara Materi itu disajikan dengan pendekatan
deduktif dan induktif atau yang lain?
d. Penerima Materi : Bagaimana dan beberapa jumlah penerima materi?
Perorangan, Kelompok Kecil, Kelompok Besar, Kelompok Heterogen,
atau Homogen.

4

Kombinasi empat factor tersebut menimbulkan berbagai macam strategi.
Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah strategi pembelajaran dilihat dari
cara penyampaian materi IPA, yaitu strategi pembelajaran induktif dan deduktif.
Pemilihan strategi penyampaian materi IPA tersebut berdasarkan objek proses
pembelajaran IPA yang terdiri dari :
1. Produk IPA yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
2. Nilai dan / atau sikap ilmiah IPA

3. Kerja dan / atau proses ilmiah IPA
4. Aplikasi IPA dalam kehidupan sehari- hari
5. Kreativitas dalam mempelajari IPA
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Strategi

bisnis

bisa

berupa

perluasan

geografis,

diversifikasi,

akusisi,


pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi dan joint venture (David, 2004).
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen
penting yang harus dikuasai oleh guru dan siswa dalam melaksanakan
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana dan cara-cara
membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif (Gulo, 2008:3). Cara-cara
membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru
dan murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
Strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua
sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Sebagai suatu cara, strategi
pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk
suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi


5

pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah
belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran
digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal. Dalam Strategi Pembelajaran (2006:124), Sanjaya
mengartikan strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari
pengertian tersebut, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran, selain itu strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh
karena itu, sebelum menentukan strategi, perlu merumuskan tujuan yang jelas dan
dapat diukur keberhasilannya. sebelum menentukan strategi, perlu merumuskan
tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya.
Dari

definisi-definisi

tersebut


dapat

disimpulkan

bahwa

strategi

pembelajaran pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusankeputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau penyusunan suatu strategi baru sampai
pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Dilihat dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu
exposition-discovery learning atau strategi penyampaian penemuan dan groupindividual learning atau strategi pembelajaran individual (Rowntree dalam Wina
Sanjaya, 2006:126).
2.2 Macam-macam Strategi Pembelajaran IPA
1. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Hidup ini pada hakikatnya adalah kerja kelompok dan karya kelompok.
Hampir tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa hidup sendiri, terlepas sama
sekali dari orang lain. Karena kita memerlukan orang lain, maka dalam kehidupan

sehari-hari kita dituntut untuk bisa bekerja sama. Dalam iklan-iklan lowongan
pekerjaan sering disebutkan bahwa pelamar harus bisa bekerja dalam tim. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan bekerja sama merupakan sesuatu yang sangat
penting. Bisa kita bayangkan apa yang kaan terjadi apabila dalam sebuah tim ada

6

seseorang yang sangat ahli, namun tidak bisa bekerja sama dengan anggota tim
lainnya. Dia mungkin akan berjalan sendiri tanpa menghiraukan timnya.
Akibatnya bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan. Perlukah
kemampuan bekerja sama dilatihkan? Sekalipun gotong-royong merupakan
budaya bangsa Indonesia, tidak berarti bahwa setiap orang Indonesia secara
otomatis memiliki kemampuan untuk bekerja sama. Kemampuan bekerja sama
menuntut lebih dari sekerdar niat untuk bekerja sama, namun juga keterampilanketerampilan untuk bekerja sama, misalnya keterampilan mendengarkan,
keterampilan mengungkapkan pendapat, keterampilan menyelesaikan konflik.
Oleh karena itu, perlu usaha yang sungguh-sungguh untuk dapat mengembangkan
keterampilan bekerja sama siswa.
Seringkali kita mengidentikkan kerja kelompok dengan pembelajaran
kooperatif. Walaupun pembelajaran kooperatif dilakukan dalam bentuk kelompok,
namun kerja kelompok tidak selalu bersifat kooperatif. Ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan agar kerja kelompok bisa menjadi pembelajaran yang
kooperatif. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam Strategi
pembelajaran koopratif, yaitu :
 adanya peserta dalam kelompok;
 adanya aturan kelompok;
 adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan
 adanya tujuan yang harus dicapai.
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap
kelompok belajar. Pengelompokkan siswa bisa ditetapkan beberapa pendekatan,
diantaranya pengelompokkan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa,
pengelompokkan

yang

didasarkan

atas

latar

belakang

kemampuan,

pengelompokkan yang didasarkan atas campuran baik yang ditinjau dari minat
maupun campuran baik yang ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apapun yang
digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama. Aturan
kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang

7

terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota
kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok,
waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya. Upaya belajar adalah segala
aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun
meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam
kegiatan kelompok, sehingga antar peserta dapat saling belajar melalui tukar
pikiran, pengalaman, maupun gagasan-gagasan. Aspek tujuan dimaksudkan untuk
memberikan arah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang
jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.
Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi
pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Strategi pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi
perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995)
mengemukakan dua alasan :
 Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan pretasi belajar siswa sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap,
menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga
diri.
 Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintregasikan pengetahuan
dengan keterampilan.
Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini
memiliki kelemahan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan
terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward),

8

jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan
demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.
Ketergantungan semacam itulah yang selanjutkan akan memunculkan tanggung
jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap
anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan
mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan
kelompok.
Strategi Pembelajaran Kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu
komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif
kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan
hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang
membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan
kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran
kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras
untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi
pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.
Jadi, hal yang menarik dari strategi pembelajaran kooperatif adalah adanya
harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi
belajar peserta didik (student achievement) juga mempunyai dampak pengiring
seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah,
harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi
pertolongan pada yang lain.
Strategi pembelajaran ini bisa digunakan manakala :


Guru menekankan usaha kolektif disamping usaha individual dalam
belajar.



Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja)
untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.



Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman
lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.

9



Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi
siswa sebagai dari bagian isi kurikulum.



Jika guru menghendaki meningkatkan motivasi siswa dan menambah
tingkat partisipasi mereka.



Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.
Adanya saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok.

Setiap anggota kelompok mempunyai kedudukan yang sama dalam tim walaupun
peran mereka bisa berbeda-beda. Adanya tanggung jawab setiap anggota.
Sebagian dari kelompok, setiap kelompok mungkin mempunyai peran yang
berbeda. Keberhasilan tim akan sangat ditentukan oleh kinerja individu-individu
anggota kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota mempunyai tanggung jawab
perorangan yang pada akhirnya akan menentukan keberhasilan/kegagalan tim.
Adanya komunikasi antar anggota. Sebuah tim tentu perlu berkomunikasi satu
sama lain. Sebuah kelompok yang anggotanya tidak saling berkomunikasi
bukanlah tim yang kooperatif.
Ada beberapa model pembelajaran kooperatif yang bisa dipilih guru dalam
pembelajaran IPA di sekolah. Misalnya model think-pair-square (berpikirberpasangan-berempat), model to stay to stray (dua tinggal dua pergi), jigsaw, dan
beberapa model belajar kooperatif yang lain. Sebagai contoh disini disajikan
contoh pelaksanaan model think-pair-square (berpikir-berpasangan-berempat).
a. Kelas dibagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing kelompok
jumlah anggotanya 4 orang.
b. Setiap siswa mendapatkan tugas yang harus dipikirkan dan dikerjakan
secara sendiri-sendiri.
c. Siswa berpasangan dan berdiskusi dengan pasangannya dalam kelompok.
Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat dan kembali
berdiskusi tentang hasil pekerjaannya.

10

A. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan
kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya
kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga
adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama
inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa pembelajaran
melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif
motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif
elaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan
kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling
membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah
keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota
kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.
Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling
membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan
sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, dimana setiap anggota
kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.
Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi
antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir
mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan
berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan
kognitifnya. Dengan demikian, karakteristik strategi pembelajaran kooperatif
dijelaskan dibawah ini.
a. Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan
tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap
siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan
pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. Setiap anggota bersifat heterogen.

11

Artinya, kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan anggota
akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini
dimaksudkan agar setiap anggota kelompok akan saling memberikan pengalaman,
saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat
memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi
pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan
fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi
perencanaan

menunjukkan

bahwa

pembelajaran

kooperatif

memerlukan

perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif
misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang
harus digunakan untuk mencapai tujuan itu, dan lain sebagainya. Fungsi
pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi
organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan
bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan
tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi control menunjukkan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui
tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas
dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu. Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang pintar.
d. Keterampilan Bekerja Sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas
dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan
demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai

12

hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga siswa dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada
keberhasilan kelompok.
B. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif seperti dijelaskan
dibawah ini.
 Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas
sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya.
Oleh sebab itu, perlu didasari oleh setiap anggota kelompoknya keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling
ketergantungan. Untuk terciptanya kelompok kinerja yang efektif setiap anggota
kelompok

masing-masing

perlu

membagi

tugas

sesuai

dengan

tujuan

kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap
anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantuangan positif, atrinya tugas kelompok
tidak mungkin bisa diselesakan manakala ada anggota yang tidak bisa
menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai
kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk
menyelesaikan tugasnya.
 Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota
harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk
mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan
juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok
harus sama.

13

 Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan
saling memberlajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara
heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan
akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama
dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
 Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka
dalam kehidupan dimasyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan
kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi.
Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan
mendengarkan dan kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok
ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya. Untuk dapat melakukan partisipasi
dan

komunikasi,

berkomunikasi.

siswa

Misalnya,

perlu
cara

dibekali

dengan

menyatakan

kemampuan-kemampuan

ketidaksetujuan

atau

cara

menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan; cara
menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.
Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tidak mungkin
dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus
melatih dan melatih, sampai pada akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan
untuk menjadi komunikator yang baik.
C. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu:
1) Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok
materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam

14

tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap
ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus
dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran
kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah
pendapat, dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan
demonstrasi. Disamping itu, guru juga dapat menggunakan berbagai media
pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.
2) Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi
pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masingmasing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam strategi
pembelajaran

kooperatif

bersifat

heterogen,

artinya

kelompok

dibentuk

berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar
belakang, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik.
Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari
satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan
sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang (Anita Lie,
2005). Selanjutnya, Lie menjelaskan beberapa alasan lebih disukainya
pengelompokkan

heterogen.

Pertama,

kelompo

heterogen

memberikan

kesempatan untuk saling mengajar (peertutoring) dan saling mendukung. Kedua,
kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antarras, agama, etnis, dan
gender. Terakhir, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena
dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru
mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam tim
siswa didorong untuk melakukan tukar menukar (sharing) informasi dan pendapat,
mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka,
dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
3) Penilaian
Penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan
tes dan kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara
kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan
setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap

15

kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi
dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini
disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang
merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4) Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap
paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut
diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berpretasi dan juga membangkitkan
motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
D. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif
 Keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
di antaranya:
 Melalui

strategi

pembelajaran

kooperatif

siswa

tidak

terlalu

menguntungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber,
dan belajar dari siswa yang lain.
 Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima
segala perbedaan.
 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
 Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup
ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan
sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal
yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage
waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

16

 Melalui

strategi

pembelajaran

kooperatif

dapat

mengembangkan

kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,
menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah
tanpa takut membuat kesalahan, karna keputusan yang dibuat adalah
tanggung jawab kelompoknya.
 Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata
(riil).
 Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses
pendidikan jangka panjang.
 Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Disamping keunggulan, strategi pembelajaran kooperatif juga memiliki
kelemahan diantaranya :
 Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif
memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan
secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative
learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya,
mereka akan terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim
kerja sama dalam kelompok.
 Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
belajar. Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan pengajaran langsung
dari guru, strategi pembelajaran kooperatif tanpa dibarengin peer teaching
yang efektif maka siswa tidak akan mencapai apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami oleh siswa.
 Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif
didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu
menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah
prestasi setiap siswa.

17

 Keberhasilan

strategi

pembelajaran

kooperatif

dalam

upaya

mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan periode waktu yang
cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan
satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
 Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk siswa akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang
hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu
idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif selain siswa belajar
bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun
kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi
pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri

 Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada
kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah
suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah.
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi
kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan
penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan
percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis

dan

menginterpretasi

data,

serta

membuat

prediksi

dan

mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997).
Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan
beberapa

prinsip,

yaitu

berorientasi

pada

pengembangan

intelektual

(pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan),

18

prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning
how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).

Ada beberapa hal yang

menjadi ciri utama Strategi Pembelajaran Inkuiri:
 Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya peserta didik jadikan subyek belajar.
 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan. Strategi
inkuiri ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator, bukan
sebagai sumber belajar yang menjelaskan saja.
 Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan

berpikir

secara

sistematis,

logis

dan

kritis

atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.
Strategi Pembelajaran Inkuri efektif apabila :
 Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan
 Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau
konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu
pembuktian.
 Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
 Jika akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemampuan dan kemampuan berpikir.
 Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
 Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.

19

Variasi pengembangan strategi pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut:
 Kelompok Pro-Kontra.
Pendidik membagi peserta didik dalam dua kelompok. Misalnya kelompok
pro dan kontra. Untuk menentukan dia berada di kelompok pro atau kontra, maka
pendidik memberikan pertanyaan yang ditujukan kepada mereka. Bagi yang
memiliki jawaban “setuju”, maka ia masuk dalam kelompok yang “pro”, begitu
juga dengan yang “tidak setuju”, maka ia akan masuk pada kelompok “kontra”.
Jumlah anggota dalam kelompok tidak harus sama, karena disesuaikan dengan
jawaban masing-masing anak.
 Lempar Bola Kertas Buta.
Pendidik membagi peserta didik dalam dua kelompok. Misalnya kelompok
A dan kelompok B. Untuk menentukan dia berada di kelompok A atau B adalah
dengan menghitung secara acak, baik melalui absen ataupun berhitung langsung
dari urutan tempat duduk. Setelah pendidik memberikan stimulus-stimulus berupa
materi yang akan dibahas, kemudian ia memerintah kepada masing-masing
peserta didik untuk membuat pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
nanti yang akan membuat diskusi semakin berwarna, karena yang akan menjawab
adalah teman dari kelompok yang seberang. Caranya yaitu: melempar bola kertas
kepada kelompok seberang dengan posisi badan menghadap ke belakang. Bagi
yang terkena bola kertas tersebut, maka dialah yang harus menjawab pertanyaan
dari yang melempar. Begitu seterusnya secara estafet.
 Bertamu ke Kelompok Tetangga.
Pendidik membagi peserta didik menjadi lima atau enam kelompok. Dari
masing-masing kelompok berdiskusi dari selembar materi yang diberikan. Setelah
itu, anggota kelompok 7 singgah ke kelompok yang lain, hanya satu orang yang
masih tetap di kelompoknya. Satu orang tersebut bertanggung jawab menjelaskan
materi yang telah didiskusikan kepada anggota pendatang. Begitu seterusnya
secara bergantian, sampai semuanya mendapatkan bagian untuk menjelaskan
materinya.
 Bola Musik Asyik.
Pendidik memberi intruksi kepada peserta didik untuk duduk dengan
posisi membentuk lingkaran besar. Masing-masing peserta didik harus membuat

20

pertanyaan dari materi yang telah diberikan. Bahan yang perlu dipersiapkan
adalah bola kertas dan musik/ringtone. Kemudian pendidik meletakkan bola
kertas tersebut dari arah start. Setelah itu ia menghidupkan musik. Bola kertas
tersebut terus berputar dari satu siswa ke siswa yang lain. Ketika musik tersebut
mati, bola kertas pun berhenti. Siswa yang mendapat bola kertas terakhir maka
dialah (siswa) yang harus menjawab pertanyaan dari siswa yang menjadi start bola
kertas. Begitu seterusnya, secara memutar.

 Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
 Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri ini selain berorientasi
pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu,
keberhaasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri
bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pembelajaran,
akan tetapi sejauh mana beraktifitas mencari dan menemukan sesuatu.
 Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa
dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
 Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Dengan demikian, kemampuan
siswa untuk menjawab setiap 8 pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan
sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya
dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
 Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir, yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri

21

maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung menggunakan otak kiri
dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak
dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan
rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan.
 Prinsip Keterbukaan
Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala
sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan
untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis
yang diajukan.

 Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
 Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah orientasi dalam Strategi
Pembelajaran Inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa berpikir memecahkan
masalah. Keberhasilan orientasi tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah tanpa
kemauan dan kemampuan itu tidak akan mungkin proses pembelajran akan
beralan dengan lancar.
 Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki. Proses pencarian jawaban
itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengmbangkan mental melalui proses berpikir.

22

 Mengajukan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki
sejak individu itu lahir. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah
dengan mengajukan berbagai pertanyan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
 Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring infirmasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajuakan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengmbangan intelektual. Oleh sebab itu tugas dan peran guru tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
 Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Artinya kebenaran jawaban
yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung
oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat hendaknya guru mampu menunjukkan pada siswa data
mana yang relevan.

23

 Kesulitan – Kesulitan Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang dianggap baru khususnya di Indonesia. Sebagai suatu strategi baru, dalam
penerapannya terdapat beberapa kesulitan :
 Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayap
yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar.
 Sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada
dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian
bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama.
 Berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak
konsisten.

 Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
 Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri
 Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan

kepada

pengembangan

aspek

kognitif,

afektif,

dan

psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.
 Strategi Pembelajaran Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
 Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang mengaggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
 Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
 Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri


Jika

Strategi

Pembelajaran

Inkuiri

digunakan

sebagai

strategi

pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan
siswa.

24



Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.



Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.



Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka Strategi Pembelajaran Inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
Strategi Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dalam
sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final,
tetapi anak didik diberi peluang untuk mencapai dan menemukan sendiri dengan
menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Hasil belajar dengan cara
ini lebih mudah dihapal dan diingat, mudah ditransfer untuk memecahkan
masalah. Pendekatan belajar mengajar ini sangat cocok untuk materi pelajaran
yang bersifat kognitif. Sedangkan beberapa kelemahannya adalah akan memakan
waktu yang cukup banyak, dan kalau kurang terpimpin/terarah dapat menjurus
kepada kekacauan dan keakaburan atas materi yang dipelajari.
3. Strategi Pembelajaran Tematik
Orang dewasa mengenal bermacam-macam ilmu, misalnya ilmu sosial,
ilmu alam, ilmu bahasa dan ilmu agama. Ilmu pada dasarnya hanyalah satu,
namun ketidakmampuan manusia untuk menguasai ilmu menyebabkan manusia
berusaha memisah-misahkan ilmu agar bisa dikuasai. Disekolah dasar dan sekolah
menengah pertama dikenal pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains.
Disekolah menengah atas tidak ada lagi pembelajaran IPA, yang ada ialah
pelajaran biologi, fisika, dan kimia, apabila kita kuliah dijurusan biologi, pelajaran
biologi tidak ada sebab yang ada ialah eklogi, embriologi, fisiologi, genetika.
morfologi, taksonomi, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kita
mendalami suatu ilmu maka akan muncul cabang-cabang ilmu baru.

25

Mengapa di pelajaran IPA di SMA harus dibagi menjadi biologi, fisika,
kimia atau bahkan di perguruan tinggi biologi mesti dibagi menjadi bermacammacam ilmu? Seperti yang telah dikemukakan ilmu sangatlah luas dan tidak
mungkin manusia menguasai semuanya. Manusia hanya bisa menguasai beberapa
saja oleh karena itu, dibuat cabang-cabang / bagian-bagian. Semakin kecil cabang
ilmu berarti semakin sempit dan khusus ilmu tersebut.
Kemampuan anak usia SD untuk menguasai ilmu masih sangatlah terbatas.
Tentu tidak mungkin apabila anak SD harus belajar genetika, kimia organic, atau
fisika nuklir. Anak usia sekolah dasar baru mampu belajar hal yang sifatnya
umum. Karena itu, kurang tepat apabila pelajaran disajikan secara terpisah-pisah.
Ilmu/pengetahuan pada dasarnya berasal dari satu dan barulah mulai terbentuk
cabang-cabang. Oleh karena itu, sangat wajar apabila aristoteles, misalnya
namanya dikaitkan pada berbagai cabang ilmu, baik ilmu-ilmu sosial maupun
ilmu-ilmu alam. Pada saat dia hidup tentunya dia tidak menyatakan bahwa ini
ilmu biologi, ini filsafat dan sebagainya. Orang-orang yang mempelajari
belakangan, menempatkan pemikiran dan temuan aristoteles dalam cabangcabang ilmu yang berbeda.
Orang dewasa mengenal bermacam-macam ilmu, misalnya ilmu sosial,
ilmu alam, ilmu bahasa dan ilmu agama. Ilmu pada dasarnya hanyalah satu,
namun ketidakmampuan manusia untuk menguasai ilmu menyebabkan manusia
berusaha memisah-misahkan ilmu agar bisa dikuasai. Disekolah dasar dan sekolah
menengah pertama dikenal pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains.
Disekolah menengah atas tidak ada lagi pembelajaran IPA, yang ada ialah
pelajaran biologi, fisika, dan kimia, apabila kita kuliah dijurusan biologi, pelajaran
biologi tidak ada sebab yang ada ialah eklogi, embriologi, fisiologi, genetika.
morfologi, taksonomi, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kita
mendalami suatu ilmu maka akan muncul cabang-cabang ilmu baru.
Mengapa di pelajaran IPA di SMA harus dibagi menjadi biologi, fisika,
kimia atau bahkan di perguruan tinggi biologi mesti dibagi menjadi bermacammacam ilmu? Seperti yang telah dikemukakan ilmu sangatlah luas dan tidak
mungkin manusia menguasai semuanya. Manusia hanya bisa menguasai beberapa

26

saja oleh karena itu, dibuat cabang-cabang / bagian-bagian. Semakin kecil cabang
ilmu berarti semakin sempit dan khusus ilmu tersebut.
Kemampuan anak usia SD untuk menguasai ilmu masih sangatlah terbatas.
Tentu tidak mungkin apabila anak SD harus belajar genetika, kimia organic, atau
fisika nuklir. Anak usia sekolah dasar baru mampu belajar hal yang sifatnya
umum. Karena itu, kurang tepat apabila pelajaran disajikan secara terpisah-pisah.
Ilmu/pengetahuan pada dasarnya berasal dari satu dan barulah mulai terbentuk
cabang-cabang. Oleh karena itu, sangat wajar apabila aristoteles, misalnya
namanya dikaitkan pada berbagai cabang ilmu, baik ilmu-ilmu sosial maupun
ilmu-ilmu alam. Pada saat dia hidup tentunya dia tidak menyatakan bahwa