Bahasa pada Karya Tulis Ilmiah

4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Istilah karya ilmiah yaitu mengacu pada karya tulis yang menyusun dan
penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan kerja ilmiah. Dilihat dari panjang
pendeknya atau kedalaman uraian, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah dan
laporan penelitian. Dalam penelitian, baik makalah maupun laporan penelitian
penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan
penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan lapangan
(Azyumardi,2008:111).
Karya tulis ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai
dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika

penuliasan

dipertanggungjawabkan


yang

bersantun

kebenarannya

atau

bahasa

dan

keilmiahannya

isinya

dapat

(Eko


Susilo

M,1995:11).
Karya tulis ilmiah merupakan hasil kerja menulis yang membahas masalahmasalah tertentu ditinjau dari segi keilmuan (ilmiah) istilah ini sebenarnya berlaku
secara umum untuk semua karangan yang disusun secara ilmiah (Agus Harianta
dan Alex Suryanto,2006:132).
Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah
tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yaitu menggunakan
metode ilmiah di dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan
menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-

5

prinsip keilmuan yang meliputi: bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas,
jelas, dan konsisten (Prayitno,2000:12).

2.2 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Menurut Sikumbang,sekurang - kurangnya ada enam manfaat dari kegiatan
tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut:

a) Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca efektif
b) Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
mengambil sarinya, dan mengembangkan.
c) Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan keperpustakaan.
d) Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan
menyajikan data dan fakta.
e) Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
f) Penulis terus mempeluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
g) Penulisan popular cepat ditangkap pembaca.
h) Dapat menghibur dan menyenangkan pembaca.
i) Penulis dapat mempelancar dalam pengungkapan ide.
j) Biasa dijadikan sarana peluapan perasaan.

(Suseno,1982:2-5)

2.3 Kaidah Penulisan dalam Karya Ilmiah
A. Syarat Khusus dalam Penulisan Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dalam kegiatan ilmiah. Apabila kita
membicarakan produk ilmiah,pasti kita membayangkan kegiatan yang
dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah,yaitu

penelitian. Dari berbagai macam bentuk karya tulis,karya tulis ilmiah
memiliki persyaratan khusus. Di dalam Jurnal Pendidikan oleh Direktorat
Tenaga Kependidikan (2008:6) dikemukankan bahwa persyaratan karya tulis
ilmiah adalah:

6

1. Karya tulis ilmiah menyajikan faakta objektif secara sistematis atau
menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. Jadi,tulisan yang
dihasilkan merupakan tulisan yang benar-benar sesuai dengan keadaan
dilapangan, dan tidak berpihak pada suatu teori atau pendapat.
2. Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat,tepat,benar,jujur,dan tidak bersifat
terkaan.
3. Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direcanakan
secara terkendali ,konseptual dan procedural.
4. Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman
dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik
kesimpulan.
5. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan daan
pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.

6. Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran factual sehingga tidak
memancing pertanyaan yang bernada keraguan.
Menurut Anne (http//:www.anneahira.com),dalam penulisan karya ilmiah
setidaknya diketengahkan tiga syarat dalam penulisan karya ilmiah ini.
Syarat-syarat tersebut menurutnya sebagai berikut:
a. Ide Sendiri
Setiap karya ilmiah adalah ide diri sendiri.Sekali ide seseorang menjiplak atau
hanya mengulang ide yang mirip ditelurkan oleh orang lain,maka reputasi
seseorang akan dipertanyakan.Untuk itulah,perlu dibangun reputasi dengan
menelurkan ide-ide orisinal atau ide ide asli. Jika ada ide menarik dan
baru,artinya

maka kelak karya ilmiah ituakan

diperhitungkan dan

mendapatkan perhatian yang lebih dari publik.
b. Ada Data dan Analisis
Sebuah karya ilmiah,sudah barang tentu harus mengetengahkan data dan
referensi. Data ini bisa berupa survey tentang suatu hal,bisa juga hasil

penelitian dari penulis itu sendiri. Data ini juga bisa berarti pemikiranpemikiran tokoh yang mendukung sebuah permasalahanyang sedang

7

diulas,tujuannya untuk memperkuat argumentasi penulis. Selain data,factor
penting lainnya adalah analisis. Analisis adalah ketajaman logika seseorang
dalam mengulas sebuah masalah. Bagaimana seserang bisa mengulas sebuah
masalah dengan cara sistematis dan runut sehingga mudah dipahami oleh
pembaca.
c. Sesuai dengan Kaidah EYD
Syarat terakhir karya ilmiah adalah perlunya menggunakan kaidah EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan). Dalam menulis karya ilmiah,kita harus
mengacu

kepada

kaidah-kaidah

bahasaa


Indonesia

yang

baik

dan

benar.Artinya,penulis tidak diperkenankan menggunakan bahasa gaul yang
saat inni ramai digunakan oleh anak-anak muda di Indonesia.Dalam jurnal
Pendidikan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:6) dijelaskan bahwa
karya

tulis

ilmiah

merupakan

perwujudan


kegiatan

ilmiah

yang

dikomunikasikan lewat bahasa tulisan.Karya tulis ilmiah adalah karangan
atau karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan
metode penulisan yang baku.
Hal- hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
a. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur
pikiran. Jadi, dalam penulisan karya ilmiah setidaknya

memiliki

sebuah gagasan yang ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
b. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsurunsur yang menyangga. Unsur-unsur itu dapat berupa landasan teori
atau kerangka pikir.
c. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi. Maksudnya karya

ilmiah yang dibuat bukanlah semata-mata hanya dalam angan saja,
karya tersebut dituangkan kedalam tulisan yang sistematis.
d. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka , tabel, dan
gambar, yang tersusun mendukung alur pikir teratur.
e. Karya ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang
terkandung dalam hakikat ilmu dengan menindahan kaidah-kaidah
kebahasaan.

8

f. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan),
eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan), dan argumentasi (alasan).
Karya ilmiah adalah

suatu karya tulis yang membahas suatu

permasalahan. Dalam hal ini,pembahasan dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari sebuah
penelitian. Karya tulis ilmiah harus memiliki gagasan ilmiah bahwa
dalam tulisan tersebut harus memiliki permasalahan dan pemecahan

masalah yang menggunakan suatu alur pemikiran dalam pemecahan
masalah. Alur pemikiran tersebut tertuang dalam metode penelitian.
Metode penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi
dari metode keilmuan.
Dengan kata lain,struktur berpikir yang melatarbelakangi langkahlangkah dalam penelitian ilmiah adalah metode keilmuan. Metode
penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan pemecahan masalah
memeiliki pengertian sebagai berikut:
a. Penelitian adalah usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan pemecahan.
b. Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan
tertentu.
c. Cara ilmiah dilandasi oleh metode rasional dan metode empirisserta
metode kesisteman.
d. Penelitian meliputi proses pemeriksaan, penyelidikan, pengujian dan
eksperimen yang harus dilakukan secara sistematik, tekun kritis,
objektif,dan logis.
e. Penelitian dapat didifinisikan sebagai pemeriksaan atas penyelidikan
ilmiah sistematik, terorganisasi didasarkan data kritis mengenai
masalah spesifik yang dilakukan secara objektif untuk mendapatan
pemecahan asalah atau jawaban dari masalah tersebut. (Direktorat

Tenaga Kependidikan,2008: 6 )

9

Karya tulis ilmiah dapat juga disebut sebagai laporan hasil penelitian.
Laporan hasil penelitian ditulis sesuai dengan tujuan laporan tersebut
dibuat atau tujuan keperluan yang dibutuhkan. Laporan hasil
penelitian ditulis dalam dua macam, yaitu sebagai dokumentasi dan
sebagai publikasi. Metode penelitian secara garis besar dapat dibagi
dalam empat macam, yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian
kuantitatif, hasil penelitian kualitatif, hasil kajian pustaka,dan hasil
kerja pengembangan.
Karya tulis ilmiah yang berupa hasil penelitian ini dapat dibedakan
berdasarkan sasaran yang dituju oleh penulis. Karya tulis ilmiah untuk
kepentingan masyarakat akademik berupa skripsitesis dan desertasi.
B. Sifat Karya Imiah
Menurut Khairur Rizal ( dalam http//:www.slideshare.net) ada beberapa
sifat yang dimiliki oleh sebuah karya ilmiah. Sifat – sifat tersebut di
antaranya:
1.

Mengacu pada teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir/kerangka pemikiran/acuan dalam pembahasan
masalah.

2.

Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.

3.

Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat
ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan – alasannya rasional dan dapat
diterima akal.

4.

Objektif
Artinyadalam kerangka ilmiah semua keterangn yang diungkapkan
tidak pernah subjektif, senantiasa factual dan apa adanya serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.

10

5.

Sistematis
Baik penulisan/penyajian maupun embahasan dalam karya ilmiah
disajikan sevara rutin,terartur,kronolofis,sesuai dengan prosedur dan
system yang berlaku, terurt, dan tertib.

6.

Saahih/Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.

7.

Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan
sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak
menimbulkan pertanyaan dan keragu- raguan didalan benak
pembaca.

8.

Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karya ilmiah dilakukan
seara cermat, teliti, dan penuh kehati – hatian dan tidak mengandung
kesalaha betapapun kecilnya

9.

Tuntas
Pembahasandalam karangan ilmiah harus sampai keakar – akarnya.
Jadi,supaya karangan tuntas,pokok masalah harus dibatasi tidak
boleh terlalu luas.

10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai
dengan bahasa yang dijadikan tolak ukurstandar bagi betul tidaknya
penggunaan bahasa.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional/internasional)
Perlu diingat bahwa tata cara penulisan laporan penelitian yang
berlaku di lembaga tempat bernanung tetap harus diperhatikan.
Pada dasarnya, kareteristik sebuah karya ilmiah dapat dikaji minimal
empat aspek yaitu: (1) struktur sajian (2) komponen dan subtansi (3)
sikap penulis, serta (4) penggunaan bahasa. Struktur sajian karya
ilmiah sangat ketat biasanya terdiri dari bagian awal ( pendahuluan),
bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Komponen

11

karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya
ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, dan daftar pustaka.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang tercermin dari dari
pilihan kata atau istilah, dan kalimat –kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.
C. Manfaat Karya Ilmiah
Menulis karya ilmiah memiliki banyak sekali manfaat . Manfaat menulis
karya ilmiah menurut Rosmaida (dalam http//id.shvoong.com) yaitu
melatih berfikir tertib dan terartur karena menulis ilmiah harus mengikuti
tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan
teknik aturan/kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
Beberapa manfaat yang dapat kita petik dari sebuah karangan
ilmiah,adalah sebagai berikut:
1. Melatih untuk memngembangkan keterampilan membaca efektif.
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.
5. Memperoleh kepuasan intelektual.
6. Memperoleh cakrawala ilmu pengetahuan.

2.4 Penyintesisan dalam Karya Tulis Ilmiah
Penyentesisan adalah kata jadian yang berasal dari kata ‘sintesis’ dan
mendapat konfiks ‘ke-an’. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
(2001)mendefinisikan

sintesis

sebagai

“...paduan

(campuran)berbagai

penelitian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras...” atau
“penggabungan unsur-unsur untuk membentuk ujaran dengan menggunakan
alat-alat bahsa yang ada”. Penyintesisan dapat diartikan sebagai tindakan
memadukan berbagai informasi, pendapat, atau batasan yang disesuaikan

12

dengan topik bahasan yang akan disusunnya. Kegiatan ini perlu dilakukan
penulis untuk mengembangkan atau mendukung tulisannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis dalam penyintesisan ini antara
lain sebagai berikut.
1. Membaca tulisan orang lain baik yang bersumber dari buku, majalah, surat
kabar, tabloit, maupun internet yang bertemali dengan topik yang
digarapnya.
2. Mencatat pernyataan, pendapat dan batasan dari berbagai sumber yang
bertemali dengan topok bahasan.
3. Mengumpulkan berbagai catatan tersebut dalam buku catatan (log-book)
atau ditulis di komputer dengan file tertentu.
4. Mengelompokkan berbagai informasi tersebut berdasar sub-subtopik
bahasan.
5. Mensortir dan mengurutkan berbagai informasi tersebut sesuai dengan peta
pikir atau kerangka tulisan yang akan disusun.
6. Menciptakan ppengetahuan baru melalui pemaduan beberapa bahan
bacaan dari berbagai penulis lainnya dalam bentuk paragraf.
Selanjutnya, dibawah ini disajikan berbagai contoh penyintesisan yang pernah
dilakukan oleh penulis. Perhatikan cara penyintesisan di bawah ini.
“Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama bahasa ibu mereka
dalam waktu yang relatif singkat. Ketika mereka mulai bersekolah dan
mempelajari bahasa formal, mereka sudah mengetahui cara berbicara untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Mereka sudah mengetahui dan mengucap
sejumlah kata. Namun, perkembangan bahasa tidak berhenti ketika seseorang
anak sudah mulai bersekolah atau ketika dia sudah dewasa. Proses
perkembangan telah berlangsung sepanjang hayat. Bayi mulai memperoleh
bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun, sebelum dapat mengucapkan
satu kata. Mereka memperhatikan muka orang dewasa, meskipun tentu saja
belum menggunakan bahasa dalam arti yang sebenarnya. Mereka juga dapat
membedakan beberapa ucapan orang dewasa.

13

Selanjutnya ketika berumur satu tahun, bayi mulai mengoceh, bermain
dengan bunyi seperti halnya bermain dengan jari-jari tangan dan jari-jari
kakinya. Seperti halnya kemampuan berjalan, kemampuan berbicara anakanak seluruh dunia mulai pada umur yang hampir sama dan dengan cara yang
hampir sama pula. Perkembangan bahasa pada periode ini disebut
perkembangan pralinguistik (Cleason, 1985 : 3).
Penyintesisan yang dilakukan penulis di atas terdiri atas dua paragraf.
Paragraf pertama terdiri atas tujuh kalimat, sedangkan paragraf kedua terdiri
atas tiga kalimat. Dengan demikian, kedua paragraf diatas terdiri dari sepuluh
kalimat.
Jika kita perhatikan secara seksama, pemaduan informasi diatas masih belum
berurutan. Kalimat pertama pada paragraf pertama kurang relevan pada
kalimat kedua. Kalimat pertama menandaskan tentang kompomen-komponen
utama bahasa ibu, sedangkan kalimat kedua langsung mempelajari bahasa
secara formal. Tampak kedua bahasa itu terjadi pelompatan topik dan makna.
Kalimat pertama cenderung memperoleh bahasa dan kalimat kedua
cenderung ke pembelajaran bahsa secara formal. Begitu pula, kalimat
keempat dan kelima urutannya tidak konstan. Kalimat-kalimat penopangnya
atau komplomennya tidak saling menlengkapi. Sehingga paragraf satu tidak
jelas topik atau pokok bahasanya.
Paragraf kedua tampak sekali topik atau pokok bahasanya, yaitu tentang
periode perkembangan pralinguistik. Kalimat lima, enam, dan tujuh pada
paragraf pertama bertemali pada paragraf kedua. Kalimat satu, dua, tiga, dan
empat paragraf satu bersifat umum dan tidak berhubungan dengan paragraf
satu dan dua. Jika akan digunakan, sebaiknya dijadikan satu paragraf dan
diletakkan pada paragraf terakhir.
Agar menjadi jelas, sebaiknya penyintesisan tersebut dinyatakan sebagai
berikut.
“Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama bahsa ibu dalam waktu
yang relatif singkat. Mereka mulai memperoleh bahasa ketika berumur

14

kurang dari satu tahun, sebelum mengucapkan satu kata. Meskipun belum
mampu berbahasa yang sebenarnya, mereka berkomunikasi dengan
memperhatikan muka orang dewasa dan meresponnya. Mereka juga dapat
membedakan ucapat orang dewasa. Selanjutnya ketika berumur satu tahun,
bayi mulai mengoceh, bermain dengan bunyi seperti halnya bermain dengan
jari-jari tangan dan jari-jari kakinya. Seperti halnya kemampuan berjalan,
kemampuan berbicara anak-anak seluruh dunia mulai pada umur yang hampir
sama pula. Perkembangan bahasa pada periode ini disebut perkembangan
pralinguistik (Gleason, 1985 : 3).”
Perhatikan contoh di bawah ini dengan seksama.
“Pemerkosaan (rape) berasal dari bahasa latin yang berarti rapere yang
berarti mencuri, memaksa merampas atau membawa pergi (Haryanto, 1997).
Pemerkosaan adalah suatu usaha untuk melampiaskan nafsu seksual yang
dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan dengan cara yang dinilai
melanggar menurut moral dan hukum (Wignjcsoebroto dalam Prasetyo,
1997). Di dalam Pasal 285 KUHP disebutkn bahwa : “Barang siapa dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksakan seorang wanita bersetubuh
dengan dia di luar perkawinan. Selain itu kata-kata bersetubuh memiliki arti
bahwa secara hukum pemerkosaan terjadi pada saat sudah terjadi penetrasi.
Pada saat belum terjadi penetrasi. Pada saat belum terjadi penetrasi maka
peristiwa tersebut tidak dapat dikatakan pemerkosaan akan tetapi masuk
dalam kategori pencabulan.”
Paragraf baru ini telah disentisiskan dan tentu berbeda dengan paragraf
sebelumnya. Perubahannya antara lain sebagai berikut. Kata ‘tindakan ini
pada kalimat kedua. Menggantikan kata ‘pemerkosaan’ pada kalimat pertama.
Definisi pemerkosaan pada kalimat kedua lebih sederhana. Kalimat ketiga
bertemali dengan kalimat sebelumnya karena menegaskan sanksi hukum bagi
pemerkosa. Perhatikan lagi contoh penyintesisan di bawah ini.
“Di Provinsi Lampung sendiri kajadian luar biasa (KLB) dikarenakan diare
pada tahun 2010, cukup rendah yaitu hanya 2,18 persen per 1000 balita. Akan

15

tetapi jika dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Selatan hanya 1,05 persen
per 1000 balita. Urutan pertama terjadi KLB diare adalah Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) yaitu 18,84 persen per 1000 balita (Dimas, 2010).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya diare di Provinsi
Lampung, cukup rendah jika dibandingkan dengan Provinsi Sumatera
Selatan, maka, Provinsi Lampung masih cukup tertinggal.”
Paragraf di atas terdiri atas lima kalimat. Tampak bahwa penulis hanya
memindahkan kalimat tanpa memadukan informasi. Kalimat satu sampai
dengan kalimat empat berasal dari satu sumber. Kalimat kelima merupakan
simpulan dari empat kalimat sebelumnya. Sebenarnya, empat kalimat
sebelumnya sudah menunjukkan urutan yang mengandung satu topik atau
pokok bahasan tentang peringkat KLB diare pada tiga provinsi. Namun
pernyataan pada empat kalimat diatas masih tampak mengulang-ulang dan
tidak dinyatakan dalam kalimat yang efektif.
Jika akan disintesiskan, paragraf trsebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
“Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Provinsi Lampung pada tahun 2010
cukup rendah yaitu 2,18 persen per 1000 daripada Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) yaitu 18,84 persen. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan
Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung masih tertinggal karena angka
KLB di Provinsi tersebut hanya 1,05 persen per 1000 balita (Dimas, 2010).”
Bila dicermati secara seksama, paragraf ini berbeda dengan paragraf
sebelumnya. Paragraf sebelumnya terdiri atas lima kalimat, sedangkan
paragraf yang sudah disintesiskan hanya terdiri atas tiga kalimat. Jadi,
terdapat penghematan dua kalimat dan penyintesisan ini tidak mengubah
makna sama sekali dari paragraf sebelumnya.
Itulah beberapa contoh cara menyintesis berbagai informasi dari berbagai
sumber. Dengan cara seperti ini, di harapkan akan memotivasi penulis untuk
selalu membaca, memadukan, serta mengumpulkan berbagai informasi. Hal
ini akan membantu atau mempermudah penulis dalam mengembangan ide

16

pokoknya. Disamping itu, cara berpikir ini pun dapat melatih penulis untuk
selalu berpikir kritis dan cermat dalam berbahasa.
2.5 Perujukan dalam Karya Tulis Ilmiah
Perujukan merupakantindak lanjut bagi seorang penulis setelah kegiatan
penyintesisan. Kegiatan ini hampir sama dengan penyintesisan dan langkah ini
lebih dikenal dengan pengutipan. Hasil dari kegiatan ini adalah kutipan.
Departemen Pendidikan Nasional (2001) mendefinisikan kutipan sebagai
pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulis lain untuk tujuan ilustrasi
atau memperkokoh argumen di tulisan sendiri.
Pengertian kutipan di atas mengisyaratkan bahwa kutipan merupakan suatu bukti
pendukung atau bahkan sebagai landasan penulis dalam menyusun karya tulisnya.
Kaitannya dengan sintesis, kutipan ini digunakan sebagai penguat sintesis yang
merpakan olahan pendapat pribadi penulis. Terkadang, kutipan tertentu sma
dengan sintesis. Hal ini tidak sepenuhnya alah sebab pernyataan yang panjang
bisa disederhanakan dengan tidak mengubah ide pokoknya dan pekerjaan ini sama
halnya dengan penyintesiskan. Jika seorang penulis telah menyintesiskan berarti
akan memudahkan penulis untuk melakukan pengutipan.
Perujukan melalui pengutipan ini penting bagi penulis karya ilmiah. Penulis
melakukan hal ini sebagai pertanggungjawaban keilmiahan tulisannya. Penulis
harus menaati etika perujukan ini dengan benar. Seorang penulis yang mengutip
orang lain tanpa menyebutkan sumbernya dapat dikategorikan plagiarisme atau
tindakan penjiplakan. Hal seperti ini harus dihindari bagi seorang penulis karya
ilmiah sebab yang bersangkutan dianggap melanggar etika penulisan.
Kutipan yang akan digunakan penulis sebagai landasan pengembangan tulisan
ilmiah merunjuk pada berbagai sumber. Pada umumya sumber tersebut secar
tertulis, sedangkan sumber yang tidak tertulis jarang dilakukan oleh penulis.
Adapun sumber-sumber yang dikutip secara tertulis antara lain buku, majalah,
surat kabar, dan tabloid. Akhir-akhir ini sumber rujukan pada kutipan bisa
diunduh lewat internet.

17

Perujukan dalam karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan tiga cara. Cara-cara
penulisan tersebut adalah :
a. Perujukan dengan menggunakan catatan kaki (foot note);
b. Perujukan dengan menggunakan catatan akhir (endnotes);
c. Perujukan dengan menggunakan tanda kurung
Cara yang pertama yaitu dengan menggunakan catatan kaki jarang dilakukan oleh
penulis. Cara ini agak lebih sulit karena dilakukan pada halaman paling bawah
pada halaman pencantuman kutipan. Disamping itu, penulisan dengan cara ini
terkesan kurang estetis karena banyaknya halaman yang bercatatan kaki.
Cara yang kedua pun sama dengan yang pertama. Cara ini jarang dilakukan
penulis. Dikatakan perujukan dengan catatan akhir karena ditempatkan pada akhir
setiap bab atau sebuah tulisan. Hal ini akan menyulitkan pembaca sebab harus
memblak-balik halaman jika akan memadukan uraian dengan kutipannnya.
2.6 Pemeringkatan Judul dalam Karya Tulis Ilmiah
Sebuah wacana dalam karya tulis ilmiah terdiri atas berbagai bagian atau unsur
yang membangunnya. Bagian-bagian tersebut saling mendukung dan melengkapi .
untuk memperkokoh kualitas tulisan tersebut unsur-unsur tersebut perlu
ditempatkan sesuai dengan urutannya. Hal ini perlu dilalkukan penulis karya tulis
ilmiah sebab akan berpengaruh pada pembaca. Pembaca akan mudah mengikuti
alur penulis jika bagia-bagian tulisan tersebut telah diurutkan dengan benar.
Bagian isi karya tulis ilmiah biasanya terdiri atas berbagai bab. Sebelum bagian
isi, karya tersebut terdapat beberapa judul yang diletakkan pada halaman-halaman
awal seperti halaman judul, abstrak, pengesahan, riwayat hidup, persembahan,
moto, sanwacana, dan daftar isi. Penulisan serta letak judul-judul tersebut perlu
mengikuti aturan penulisan selingkung. Misalnya, Universitas Lampung
menggunakan ‘sanwacana’ sebagai alih-alih ucapan terima kasih.
Semua judul pada halaman-halaman pemula ditulis dengan menggunakan huruf
kapital. Jenis huruf yang digunakan adalah times new roman dengan ukuran 12.
Huruf tersebut ditulis tegak dan ditebalkan. Letak judul-judul tersebut berada di

18

tengah-tengah halaman. Selanjutnya, halaman-halaman tersebut perlu penomoran.
Penomoran halaman pada bagian ini dengan mengguanakan angka romawi kecil
(i, ii, iii, iv, v dan seterusnya) pada bagian bawah halaman.
Contoh 1 (penulisan judul abstrak):
ABSTRAK
Contoh 2 (penulisan judul skripsi):
TINDAK ILOKUSI IMPLOSIF ANAK USIA LIMA
TAHUN
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
BAHASA
DI TAMAN KANAK-KANAK
Ccontoh 3 (penulisan jdul riwayat hidup):
RIWAYAT HIDUP
Contoh 4 (penulisan judul persembahan):
PERSEMBAHAN
Contoh 5 (penulisan judul sanwacana):
SANWACANA
Contoh 6 (penulisan judul daftar isi):
DAFTAR ISI
Bagian dari suatu bab pada karya ilmiah dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa
subbab/bagian. Demikian pula, subbagian dapat dijabarkan ke dalam beberapa
judul. Tata penulisan judul yang berperingkat ini dapat dilakukan dengan dua
cara. Pertama, dengan mempertimbangkan besar-kecil huruf dan posisinya. Dalam
hal ini ada aturan seperti berikut.

19

a. Bab ditulis dengan huruf kapital semua, tebal, dan diletakkan di tengah.
b. Subbab ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata (besar-kecil), tebal,
dan diletakkan di tepi kiri.
c. Bagian dari subbab ditulis dengan huruf besar kecil.
d. Bagian terakhir ditulis dengan huruf besar-kecil, dicetak miring, dan
ditebalkan.
Contoh :
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
LANDASAN TEORETIS
Analisi Wacana
Pragmatik
Aspek-aspek Situasi Tutur
Konteks dan Unsur-unsurnya
Tindak Tutur (Speech Art)
Hakikat Tindak Tutur
Jenis-jenis Tindak Tutur
Tindak Tutur Lokusi
Tindak Tutur Ilokusi
Tindak Tutur Perlokusi

20

Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung dan seterusnya.

Kedua, dengan mempertimnbangkan sistem tanda atau pengodean. Pengodean
untuk mengurutkan judul-judul tersebut dengan menggunakan huruf dan angka.
Huruf yang dipergunakan meliputi huruf kapital dan huruf kecil serta angka arab
dan romawi. Bagian utama biasanya didahului oleh angka tertentu (misalnya
angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda
atau kode lainnya. Ada juga tanda atau kode lainnya. Ada juga tanda atau kode
pada bagian ini hanya menggunakan angka arab saja. Jika seperti in, yang diperlu
dipertimbangkan adalah jumlah dijit angka tersebut jangan lebih dari empat
angka. Biasanya pengodean seperti ini terdapat di dalam tulisan yang tidak
terlampau panjang seperti makalah, artikel, laporan sederhana. Urutan ini dapat
dengan mudah diketahui melalui daftar isi.
Contoh :
I. ........................................................................................................................
...............................................
A. ...............................................
...............................................
B. ...............................................
...............................................
C. ...............................................
...............................................
D. ...............................................
...............................................
E. ...............................................
...............................................
II. ........................................................................................................................
...............................................
A. ........................................................................................................................

21

...............................................
B. ........................................................................................................................
...............................................
C. ........................................................................................................................
...............................................
D. ........................................................................................................................
...............................................
E. ........................................................................................................................
...............................................
1. ...................................................................................................................
...............................................
2. ...................................................................................................................
...............................................
a. ..............................................................................................................
...............................................
b. ..............................................................................................................
...............................................
c. ..............................................................................................................
...............................................
d. ..............................................................................................................
...............................................
e. dan seterusnya.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5