Tinjauan Yuridis Sistem Pendidikan di In

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
TINJAUAN YURIDIS SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA:
REORIENTASI PERAN GURU, SISWA DAN ORANG TUA
BIDANG KEGIATAN :
PKM - PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Muhammad Auzan Haq
Refah Kurniawan
Andi Muhammad Irvan Alamsyah
Nur Fuadyah Kahar
Isra Nurpadilah

B11115003 (2015)
B11114319 (2014)
B12114012 (2014)
B11115023 (2015)
B12116313 (2016)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016


DAFTAR ISI

Halaman sampul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

i

Halaman pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii

Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB 1. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1

BAB 2. Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB 3. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

7


BAB 4. Biaya dan Jadwal Kegiatan
4.1. Anggaran Biaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
4.2. Jadwal Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
BAB 5. Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
BAB 6. Lampiran-Lampiran
Lampiran 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
Lampiran 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
Lampiran 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
Lampiran 4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27

BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam alinea keempat UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa salah
satu tujuan hadirnya negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka haruslah dibangun dan ditopang
dengan sistem pendidikan yang baik. Tolak ukur keberhasilan suatu sistem
pendidikan dikonkretkan didalam Pasal 31 ayat (3) UUD NRI 1945. Dalam pasal
tersebut menjelaskan bahwa tujuan utama dalam sistem pendidikan nasional
adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.

Sehingga proses pendidikan haruslah mampu membangun 3 ranah yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
Salah satu unsur terpenting dalam pendidikan adalah tempat dimana
peristiwa bimbingan berlangsung dalam hal ini adalah sekolah. Dunia
persekolahan merupakan dunia yang paling berpengaruh dalam menciptakan
insan-insan yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Dalam dunia
persekolahan setidaknya kembali didukung oleh tiga unsur penting yaitu guru,
orang tua siswa dan murid.
Akan tetapi dalam beberapa dekade terakhir kita sering dihebohkan
dengan adanya kekerasan yang sering terjadi dilingkungan sekolah. Munculnya
fenomena tersebut menuai respon dari berbagai pihak, disisi lain terdapat
masyarakat bahkan orang tua dari peserta didik yang setuju dengan adanya
kekerasan tersebut karena merupakan bagian dari proses mendidik anak. Dipihak
lain memiliki dasar bahwa anak merupakan aset masa depan bangsa yang harus
dilidungi dari segala kekerasan, dan akhirnya menyebabkan Guru dan siapapun
lainnya di sekolah dilarang memberikan hukuman fisik kepada anak-anak. Hal
tersebut menyebabkan sekolah yang harusnya menjadi tempat yang aman untuk
belajar dan berprestasi mulai terkikis menjadi tempat yang tidak aman.
Di dalam UU No 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak secara garis
besar menegaskan bahwa setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di

satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. Selain
itu jauh sebelumnya penolakan kekerasan terhadap anak telah dlakukan pada
tahun 1990 dimana Indonesia ikut serta dalam penandatanganan Konvensi PBB
untuk hak-hak anak. Didalam konvensi tersebut dimana pada artikel ke-37 jelas
menyatakan bahwa negara harus menjamin tidak seorang anakpun boleh
mendapatkan siksaan atau kekejaman lainnya.
Meskipun secara normatif negara telah berkomitmen dengan tegas dan
melakukan pelarangan dengan keras, akan tetapi munculnya kekerasan guru
terhadap murid dilingkungan sekolah tidak dapat terhindarkan. Salah satu kasus
kekerasan guru terhadap murid yang baru- ini terjadi dikota Makassar, tepatnya di

SMK 2 Makassar dimana seorang guru arsitektur atas nama Dahrun memukul
salah satu muridnya karena jarang mengerjakan tugas. Permasalahan tersebut
semakin memanas ketika si murid melapor kejadian tersebut ke orang tuanya,
akhirnya orang tua murid tersebut datang ke sekolah dan langsung memukuli guru
tersebut. Yang miris ketika si murid pun juga ikut memukul gurunya sendiri.
Bukan hanya dimakassar, kasus kekerasan guru terhadap murid juga
terjadi di jawa timur, dimana seorang guru SMP Raden Rahmat Balongbendo,
Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo divonis 3 bulan penjara oleh

pengadilan Negeri Sidoarjo karena hanya lantaran mencubit siswanya. Dan juga
terdapat lagi seorang guru MTs Miftahul Khoirot Branjang, Kecamatan Ungaran
Barat, Kabupaten Semarang terpaksa ditahan oleh polres semarang dikarenakan
melakukan tindak kekerasan terhadap siswa di lingkungan sekolah. Dan masih
banyak lagi bukti adanya kekerasan guru terhadap murid. Yang pada intinya
menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman guru, siswa dan orangtua murid
terkait bagaimana keharmonisasian antara konsep perlindungan anak dari
kekerasan dan konsep pembinaan guru terhadap murid di sekolah
Sehingga hadirnya penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk
harmonisasi dalam dunia pendidikan khususnya antara konsep perlindungan anak
dari kekerasan dan konsep pembinaan guru terhadap murid di sekolah dengan
pendekatan reorientasi peran guru, murid dan orang tua murid.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsidi sosiologis dari dampak perlindungan anak dari kekerasan
terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah?
2. Bagaimana dampak konsep perlindungan anak dari kekerasan terhadap konsep
pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah secara yuridis?
3. Bagaimana solusi terhadap dampak konsep perlindungan anak dari kekerasan
terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah?


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsidi sosiologis dari dampak perlindungan anak dari
kekerasan terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah
2. Untuk mengetahui dampak konsep perlindungan anak dari kekerasan
terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah secara
yuridis
3. Untuk mengetahui solusi terhadap dampak konsep perlindungan anak dari
kekerasan terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah

D. Urgensi
Urgensi dari penelitian ini adalah melalui solusi terhadap dampak
perlindungan anak terhadap pendidikan yang dilakukan oleh guru di sekolah,
maka akan tercipta suatu system pendidikan yang ideal yang selama ini
seharusnya mampu meliputi tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Sehingga menciptakan generasi penerus bangsa yang tidak hanya
cerdas secara keilmuan akan tetapi juga cerdas dalam berperilaku, yang nantinya
akan mampu memberi sumbangsi yang besar terhadap berbagai masalah dan
bermanfaat bagi bangsa dan Negara.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pendidikan (Peran Guru/pendidik, Orang tua/Wali dan
Anak/Siswa)
a. Regulasi tentang Pendidikan
Pendidikan Indonesia merupakan suatu komponen penting dalam
mencapai salah satu tujuan Negara yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.Tentunya, melahirkan generasi harapan bangsa membutuhkan
regulasi yang nyata dan jelas terkait dengan pengertian maupun teknis
pelaksanaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwasanya :
Pasal 1
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsadannegara.
2. Pendidikan nasiona ladalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan UUD NRI 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan

yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
b. Subjek dalam Sistem Pendidikan
Hadirnya UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
mengindikasikan adanya wujud komitmen pemerintah dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Perlu dipahami, dalam satuan
pendidikan juga dikenal subjek sebagai pelaksana dalam kegiatannya.
Satuan tersebut termuat dalam beberapa istilah yang dipergunakan dalam
dunia pendidikan (UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional), diantaranya :
Pasal 1 (angka 4, 5 dan 6)
“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu”.
“Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.”

“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,

dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.”
Hal-hal yang dapat dipahami sebagai subjek dalam dunia
pendidikan sejatinya dapat kita batasi melalui tiga aspek, yaitu peserta
didik (dalam hal ini anak), orang tua, dan pendidik (dalam hal ini guru).
Sejalan dengan Pasal 1 angka 1 dan 4 UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak memberikan pengertian tentang anak dan orang tua
bahwasanya “anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan” dan “orang
tua adalah ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat”. Sehingga
ketiga subjek tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menentukan
keberhasilan suatu pendidikan yang saling berintegrasi antara anak, guru,
dan orang tua.
2.2 Perlindungan anak
Dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
angka 2 bahwa “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”.

Perlindungan yang diberikan kepada anak harus menilai
kepentingan terbaik bagi anak, utamanya dalam menjamin pendidikan
yang layak dan bebas dari kekerasan. Sebagaimana telah ditegaskan dalam
pasal 9 angka (1a) bahwasanya “setiap anak berhak mendapatkan
perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan
yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesame peserta didik,
dan/atau pihak lain. ”Bahkan dalam pasal 54 ayat 2 juga mengikut
sertakan aparat pemerintah dan masyarakat dalam upaya perlindungan
yang dimaksudkan. Selain itu, perlu peran dari orang tua dalam
memberikan perlindungan dan pendidikan bagi anaknya (sesuai dengan
pasal 26 ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2014) bahwa orang tua berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk:
a. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak
b. Menumbuh-kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya
c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak; dan
d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti
pada anak.

Sehingga dalam menciptakan generasi terbaik membutuhkan

pembinaaan secara bekesinambungan dari seluruh pihak (anak, orang tua,
masyarakat, pemerintah dan lain sebagainya) agar anak dapat menjadi
harapan agama, bangsa dan negara.
2.3 Pelaksanaan Sistem Pendidikan
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan orientasi dari peran anak,
orang tua, dan guru dalam menjalankan suatu system pendidikan. Perlu kita
sadari, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang
berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada
pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai
masih kurang. Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah
berujung kepada meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu
yang lebih baik di perkotaan.
Di dunia internasional, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat
ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO
Education For All Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan
Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI),
Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011.
2.4 Konsep pendidikan yang baik
Mengacu pada Pasal 3 Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Secara garis besar konsep pendidikan yang baik telah digambarkan dalam
pasal tersebut diatas, hanya saja pola pengembangan dan pengimplementasiannya
tidak sesuai dengan harapan. Dalam pemberian konsep pendidikan yang baik
terkait reorientasi peran guru, siswa, dan orang tua, seyogyanya dapat
memberikan pembinaan, perlindungan dan peningkatan kapasitas terhadap
peserta didik (dalam hal ini anak) terutama mengawal tumbuh kembang anak
menjadi generasi dambaan bangsa yang di bingkai dalam prinsip-prinsip
pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, tidak boleh
mengesampingkan pemenuhan hak anak. Setiap anak dalam proses pendidikan
berhak mendapatkan :
a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai
dengan umurnya.
b. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif

c. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam,
tidak manusiawi serta merendahkan derajat dan martabatnya
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah penelitian lapangan
(Field research). Yaitu dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan observasi
langsung terhadap sistem pembinaan siswa oleh guru di kecamatan Tamalanrea,
Makassar.
3.2 Sifat Penelitian
Tipe penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian yang
bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran yang jelas tentang orientasi pembinaan dan pemenuhan hak antara
siswa dan guru dan memberikan data yang seteliti mungkin tentang permasalahan
yang ada di lapangan.
3.3 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini bersifat yuridis empiris, yaitu
penelitian terhadap masalah dengan melihat dan memperhatikan undang-undang
yang berlaku dihubungkan dengan fakta-fakta yang ada dari permasalahan yang
ditemui dalam penelitian.
3.4 Obyek Penelitian
1) Sistem pembinaan siswa oleh guru di kecamatan Tamalanrea, Makassar
sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
2) Pemenuhan peran dan hak masing-masing antara siswa, guru dan orang
tua sesuai Undang-Undang yang berlaku serta Konsep Sistem pendidikan
Nasional Subyek penelitian.
a. Para Guru di Sejumlah sekolah (SDN INPRES Tamalanrea 1, SMPN
12, SMPN 30, SMAN 6, SMAN 21) di Kecamatan Tamalanrea,
Makassar.
b. Para Siswa di Sejumlah sekolah (SDN INPRES Tamalanrea 1, SMPN
12, SMPN 30, SMAN 6, SMAN 21) di Kecamatan Tamalanrea,
Makassar.
c. Orang Tua Siswa di Sejumlah sekolah (SDN INPRES Tamalanrea 1,
SMPN 12, SMPN 30, SMAN 6, SMAN 21) di Kecamatan Tamalanrea,
Makassar.
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dan disajikan dalam penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data berupa penelitian lapangan (Field research) melalui:
a. Wawancara dan sosialisasi dengan pihak terkait dalam penelitian.
b. Dokumentasi.
Mengumpulkan data-data system pembinaan siswa oleh guru di sejumlah
sekolah di Kecamatan Tamalanrea, Makassar.
c. Observasi
Bahan-bahan sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library
research) kepustakaan dengan mengkaji peraturan perundang-undangan
atau literature buku yang terkait masalah penelitian.
3.6 Sumber Data
Data yang disajikan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan
sekunder yang relevan yaitu:
1. Data primer adalah data empiris yang diperoleh secara langsung dari
sumber pertama (responden) pada lokasi penelitian.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis,
serta dokumen-dokumen, buku-buku, skripsi, jurnal, makalah, dan
Undang-Undang terkait penelitian ini, termasuk literature-literatur bacaan
lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang didapat dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya
sehingga mudah dalam penelitian dan temuannya dapat menjadi bahan informasi.
Analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis. Data yang telah
terkumpul kemudian disusun dan dilaporkan apa adanya dan diambil kesimpulan
yang logis kemudian dianalisis.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
N
o
1
2
3
4

Jenis pengeluaran

Biaya (Rp)

Peralatan penunjang
Bahan habis pakai
Perjalanan
Lain-lain
Jumlah

2.890.500
1.009.500
3.290.000
1.310.000
Rp 8.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan
B

u

No
J e n i s

1

K e g i a t a n
1

1

Penelusuran Lokasi Penelitian (observasi)

2

Pengambilan Data dan Wawancara

3

Pengamatan Secara Langsung

4

Penyiapan laporan akhi r

l

2

a
3

2
3

4

1

2

n

3

4

1 2 3 4

BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Hadari. 1983. Perundang-Undangan Pendidikan. Jakarta: Ghalia.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pemgatar Pendidikan. Jakarta:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

BAB 6. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material

Justifikasi
Pemakaian
Penyewaan
Untuk penelitian
Mice Wireless secara langsung
Penyewaan
Untuk sosialisasi di
LCD
sekolah-sekolah
Penyewaan
Untuk dokumentasi
kamera digital penelitian
Flashdisk 16
Untuk menyimpan
GB
data keperluan
penelitian
Koneksi
Untuk mencari
internet
informasi tentang
pendidikan anak
Penyewaan
Untuk dokumentasi
tripod
video

Kuantitas
5 hari

Harga
satuan
50.000/hari

Jumlah
(Rp)
250.000

5 hari

50.000/hari

250.000

20 hari

60.000/hari

1.800.000

1 buah

150.500

150.500

2 bulan

250.000

250.000

4 hari

47.500

190.000

Sub Total (Rp)

2.890.500

2. Bahan Habis pakai
Material
Kertas HVS

Tinta printer

Logbook
Pulpen
Map plastik
Kertas foto
Kertas jilid

Justifikasi
Pemakaian
Untuk mencetak
kuesioner dan hasil
penelitian
Untuk mencetak
kuesioner dan hasil
penelitian
Untuk mencatat
hasil penelitian
Untuk alat tulis
survey
Untuk menyipan
form kuesioner
Untuk mencetak
hasil dokuentasi
Untuk sampul
proposal

Kuantitas
3 rim

Harga
satuan
60.000

Jumlah
(Rp)
180.000

8 botol

40.000

320.000

1 buah

19.500

19.500

6 buah

8.000

48.000

5 buah

10.000

50.000

2 rim

19.000

38.000

4 lembar

5.000

20.000

Steples
Buku

Buku hadiah

DVD RW

Untuk merapikan
draft
buku peraturan atau
undang-undang
perlindungan anak
buku peraturan atau
UU tentang sistem
pendidikan di
Indonesia
menyimpan data
(draft) laporan

1

30.000

30.000

1 buah

112.000

112.000

1 buah

120.000

120.000

3 buah

24.000

72.000

Sub total (Rp)

1.009.500

3. Perjalanan
Material
Ke kantor
BPKMD
Makassartempat tinggal
anak
Makassartempat
penelitian
(SD)
Makassartempat
penelitian
(SMP)
Makassartempat
penelitian
(SMA)

Justifikasi
Pemakaian
mengurus suat
penelitian
melakukan
wawancara
terhadap orang tua
dan anak
survey lapangan

Kuantitas
3 kali

Harga
satuan
70.000

Jumlah
(Rp)
210.000

4 kali

70.000

280.000

20 kali

70.000

1.400.000

survey lapangan

10 kali

70.000

700.000

survey lapangan

10 kali

70.000

700.000

Sub Total (Rp)

3.290.000

4. Lain-lain
Material
pembuatan
laporan
pembuatan
draft konsep
hasil
poster

Justifikasi
Pemakaian
sebagai hasil
penelitian
Luaran yang
dihasilkan

Kuantitas
3

Harga
satuan
20.000

Jumlah
(Rp)
60.000

5

220.000

1.100.000

Luaran yang
dihasilkan

1

150.000

150.000

Sub Total (Rp)

1.310.000

Total Keseluruhan (Rp)

8.500.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
N
o

Nama/NIM

Program
studi

Bidang
Ilmu

Alokasi
Waktu

Uraian Tugas

(Jam/Min
ggu)
21 jam

1

Muhammad
Auzan Haq

Ilmu
Hukum

Ilmu
Hukum

2

Refah Kurniawan

Ilmu
Hukum

Ilmu
Hukum

19 Jam

3

Andi Muhammad
Irvan Alamsyah

Hukum
Administr
asi Negara

Hukum
Administr
asi Negara

19 Jam

4

Nur Faudyah
kahar

Ilmu
Hukum

Ilmu
Hukum

21 jam

5

Isra Nurpadilah

Hukum
Administr
asi Negara

Hukum
Administr
asi Negara

19 Jam


Ketua

PJ
Pengamatan
langsung
penelitian

Analisis
data hasil pra
penelitian

Analisis
data

PJ
tinjauan yuridis
masalah yang
diteliti

Mengol
ah data dan
hasil pra
penelitian

PJ
Tinjauan
yuridis

PJ
artikel Ilmiah

PJ
luaran yang
dihasilkan

Mengol
ah data dan
hasil pra
penelitian

Sekertar
is

PJ
administrasi

PJ
berkas
penelitian

Bendah
ara

PJ
Dokumentasi

Analisis
data

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua peneliti