MAKALAH SISTEM SARAF OTONOM Manajemen Lingkunga

MAKALAH
SISTEM SARAF OTONOM
Ditujuakan untuk pemenuhan tugas “Sistem Neurobihavior”
Dosen : Ns. Nur Isriani N S.Kep

Oleh :

NAHDATULRUGAIYA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA GENERASI POLEWALI
MANDAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Sistem
Saraf Otonom. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi para
mahasiswa keperawatan.


Dalam makalah yang saya buat ini, berisi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan Sistem Saraf Otonom, Yang bersumber dari
beberapa referensi. Saya
kepada

semua

pihak

mengucapkan banyak terimakasih

yang telah

membantu

saya

dalam


menyelesaikan penulisan laporan ini, terutama dalam pengambilan
referensi sebagai bahan dalam penulisan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan pendahuluan
ini, masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu saya sangat
mengharapkan masukan serta kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….……….……………ii

DAFTAR ISI……………………………………………….....…......iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………..……….…..1
A. LATAR BELAKANG……………………………...….……....1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………....…
1
C. TUJUAN……………………………………….............……...2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………..................3
A. Defenisi Sistem Saraf Otonom……………......…...…….......3
B. Fungsi Sistem Saraf Otonom …………………..…………..…4
C. Cara Kerja Sistem Saraf Otonom……........………......…....10
BAB III PENUTUP………………………...……………....……….13
A. KESIMPULAN……………………………………...…….....13
B. SARAN…..……………………………………………...……13
DAFTAR PUSTAKA.………………………………………........…15

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah sistem organ pada manusia dan hewan yang
terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung
dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan
involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses
fisiologis tubuh.
Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting

karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital
untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan.
Salah satunya yaitu saraf otonom. Sistem saraf otonom adalah
bagian dari sistem saraf yang mewakili persarafan motorik dari otot polos, otot
jantung dan sel-sel kelenjar. Sistem ini terdiri dari dua komponen fisiologis
dan anatomis yang berbeda, yang saling bertentangan yaitu sistem simpatik
dan parasimpatik.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi sistem saraf otonom
2. Fungsi saraf otonom

4

3. Cara kerja sitem saraf otonom

C. Tujuan
Agar mahasiwa mengetahui terdapat banyak saraf di dalam tubuh
salah satunya yang dibahas di makalah ini adalah sistem saraf otonom, yang
memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia.


5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Saraf Otonom

Autonomic Nervous System Sistem saraf otonom adalah bagian
dari sistem saraf yang mewakili persarafan motorik dari otot polos, otot
jantung dan sel-sel kelenjar. Sistem ini terdiri dari dua komponen fisiologis
dan anatomis yang berbeda, yang saling bertentangan yaitu sistem simpatik
dan parasimpatik
sistem saraf otonom juga untuk mengatur fungsi penting tubuh,
seperti detak jantung dan pernapasan. Fungsi-fungsi yang cukup penting yang
dikontrol sadar dengan minimal. Seorang individu dapat mengendalikan laju

6

pernapasan nya tetapi tidak dapat menghentikannya sama sekali, karena
bernafas akan melanjutkan secepat kesadaran hilang.

Sistem saraf otonom bergantung pada saraf pusat dan diantara
keduanya dihubungkan dengan urat-urat saraf eferen dan aferen. Juga
memiliki sifat yang seolah olah sebagai bagian sistem saraf pusat guna
mencapai kelenjar,
pembulu darah jantung paru-paru dan usus. Oleh karna itu saraf
otonom terutama yang berkenaan dengan pengendalian organ organ dalam
secara tidak sadar maka terkadang juga disebut susunan saraf tak sadar.
Menurut fungsinya susunan saraf otonom dibagi menjadi 2 yaitu
a) Sistem simpatis/simpatik yang terletak pada depan kolumna vertebra dan
berhubungan dengn sumsum tulang belakang melalui serabut saraf.
b) Sistem parasimpatis/simpatik yang terbagi dalam dua bagian yang terdiri
dari saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral .

B. Fungsi Saraf Otonom

7

Saraf simpatik dan parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf
otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang
tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari
otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom
adalah pembuluh darah dan jantung.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur
membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf
yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang
berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Menurut fungsinya susunan sistem saraf otonom dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Saraf Simpatis/Simpatik

8

Saraf simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum
tulang belakang (medula spinalis) di daerah dada dan pinggang.
bertindak berlawanan terhadap sistem saraf parasimpatik dan
umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ
tubuh. seperti mempercepat detak jantung dan menyebabkan kontraksi
pembuluh darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan
merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan

terutama dalam kondisi stres. Bandingkan sistem saraf parasimpatik.
Saraf

simpatis terdiri dari serangkaian urat kembar yang

bermuatan ganglion-ganglion. urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak
yang terletak pada kolumna vertebra. lantas berakhir pada pelvis di depan
kosigis

sebagai gonglion koksigeus. gonglion-gonglion itu tersusun

berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah berikut:
a)

Daerah leher: tiga pasang ganglion servikal

b)

Daerah dada; sebelas pasang ganglion torakal


c)

Daerah pinggang:empat pasang ganglion lumbal

d)

Daerah pelvis:empat pasang ganglion sakral

9

e)

Daerah depan koksigis:ganglion koksigens
Ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat

melalui sumsum tulang belakang dengan mempergunakan cabang-cabang
penghubung yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju
ganglion dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang.
Ganglion


simpatis

lainnya

berhubungan

dengan

kedua

rangkaian besar ganglia ini bersamaan serabut-serabut membentuk plexus
–plexus simpatis.
a) Plexus kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan
cabang-cabangnya ke jntung dan paru
b) Plexus selika (coelic) terleta pada sebelah belakang lambung dan
melayani organ-organ dalam rongga abdomen.
c) Plexus mesenterikus (plexus hipogatilius) terletak di depan sekrum
dan melayi organ-organ dalam pelvis.
Fungsi serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung . otot-otot
terbesar. Daerah layanannya luas , serta semua alat-alat organ dalam seprti

lambung, pancreas dan usus. Melayani serabut motorik sekretorik pada
kelenjar keringat, serabut-serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
yaitu arrectores pilorum serta mempertahankan tonus semua otot termasuk
tonus otot tak sadar.
2. Sistem saraf Parasimpatik

10

`Sistem Saraf Parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf
otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf
simpatik, seperti memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh
darah.
Sistem ini mengatur fungsi kelenjar, seperti memproduksi air
mata dan air liur, dan merangsang motilitas dan sekresi dari sistem
pencernaan. Bandingkan sistem saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatis
saraf cranial otonom adalah saraf cranial ketiga, ketujuh, kesembilan dan
kesepuluh.
Saraf-saraf

ini merupakan penghubung melalui kemana

serabut-serabut parasimpatik lewat. Dalam perjalanan keluar dari otak
menuju organ-organ yang dimana sebagian dikendalikan olehnya. Serabut
yang mencapai serabut-serabut otot sirkuler pada iris.

11

Dengan demikian merangsang pergerakan yang menentukan
ukuran pupil pada mata. Menggunakan saraf krania ketiga yaitu saraf oklo
motorik.erabut-serabut otot motorik sekretirik mencapai kelenjar ludah
melalui saraf ketujuh, fasia serta saraf kesembian, glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf cranial kesepuluh adalah serabut saraf
otonom terbesar. Memiliki daerah layanan luas. Serta serabut-serabunya
disebarkan kepada sejumah besar kelenjar dan organ. Penyebaran ini
sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.
Saraf parasimpatis sacral keluar dari sumsum tulang belakang
melalui daerah sacral. Sarf-sarf ini membentuk urat-urat saraf pada alatalat dalam pelvis dan bersama sarf simpatis membentuk plexus yang
melayani kolon rectum dan kandung kencig.

3. Sisitem pengendalian ganda ( simpatis dan parasimpatis)
Cuma sebagian kecil organ dan kelenjar yang memiliki satu
sumber pelayanan yaitu simpatis dan parasimpatis, sebagian besar organ
dan kelenjar memiliki pelayanan ganda yaitu menerima beberapa serabut
dari saraf otonomsakral atau cranial.
Keaktifan organ dirangsang oleh sekelompok urat saraf.
Sementara dilain pihak dilambatkan atau diberhentikan oleh sekelmpok
urat saraf lain, dengan kata lain masing-masing kelompok bekerja
berlawanan.

12

Dengan demikian penyesuaian tepat antara aktivitas dan
istirahat tetap di pertahankan, sementara ritme kegiatan organ-organ
dalam, kelenjar, pembulu darah serta otot tak sadar dipertahankan.
Demikian jantung menrima serabut ekselerator dari sarf
simpatis dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus. Pembulu darah
mempunyai vaso konstriktor dan vaso dilator

C. Cara Kerja Sitem Saraf Otonom
Autonomic Nervous System (sistem saraf autonom) mengatur fungsi
otot-otot halus, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti
mengatur diri sendiri). Otot-otot halus terdapat di bagian kulit (berkaitan
dengan folikel-folikel rambut di tubuh, di pembuluh- pembuluh darah, di mata

13

(mengaturukuran pupil dan akomodasi lensa mata), di dinding serta jonjot
usus, di kantung empedu dan di kandung kemih.
Jadi dapat disimpulkan bahwa organ-organ yang dikontrol oleh sistem
saraf autonom memiliki fungsi untuk melangsungkan "proses vegetatif'
(proses mandiri dan paling dasar) di dalam tubuh sistem saraf autonom terdiri
daridua sistem yang berbeda secara anatomis, yaitu bagian simpatik dan
bagian parasmpatik. Organ dalam tubuh dikontrol oleh kedua bagian tersebut
meskipun tiap bagian memberikan efek yang berlawanan. Contohnya, bagian
sympatetik meningkatkan detak jantung, sedangkan bagian parasympatetik
menurunkan detak jantung.
1. Saraf Simpatik dari Sistem Saraf Autonom
Sebagian besar saraf simpatik terIibat dalam aktivitas yang
berhubungan

dengan

pengeluaran

energi

dari

tubuh.

Contohnya

meningkatkan aliran darah keotot-otot kepala, sekresi epinephrine
(meningkatkan detak jantung dan kadar gula dalam darah) dan piloerection
(ereksibulu/rambut pada mamalia atautegaknya bulu roma pada manusia)
yang terjadi karena kerja sistem saraf autonom yang simpatik selama
periode peningkatan aktivitas.
Soma sel dari neuron motorik sympatetik terIetak di substansia
grisea dari sumsum tulang belakang di bagian thorax (dada) dan lumbar
(panggul). Axonnya keluar melalui ventralroot. Setelah bertemu dengan
saraf-saraf tulang belakang, axon tersebut bercabang dan melalui simpatik
ganglia Uangantertukar pemahaman dengan dorsal rootganglia).
14

Ganglia berhubungan dengan ganglia didekatnya, yaitu di
bagian bawah dan atasnya sehingga membentuk ikatan sympatetik
(sympathetic chain). Axon-axon yang meninggalkan sumsum tulang
belakang melalui ventral root disebut dengan neuron-neuron preganglion
(preganglionic

neuron),

kecuali

adrenal

medulla

yang

axon

preganglionnya masuk ke ganglia dari ikatan sympatetik.
Tetapi tidak semuanya bersynapsis ditempat tersebut. Beberapa
neuron preganglion meninggalkan sumsum tulang belakang menuju
ganglia sympatetik lain yang terIetak di organ-organ internal.Semua axon
dari neuron pre ganglion ber sinapsis ke neurondi salah satu ganglia
tujuannya. Neuron-neuron tempat bersinapsis disebut neuron postganglion
(postgan- glionic neuron). Selanjutnya, neuron postganglion mengirim
axon ke organ tujuart, seperti usus halus, perut, ginjal, dan kelenjar
keringat.
2. Saraf Parasimpatik dari Sistem Saraf Autonom
Saraf parasimpatik dari sistem saraf autonom mendukung
aktivitas tubuh yang berkaitan dengan peningkatan penyimpanan energi
dalam tubuh.Memberikan efek-efek seperti salivasi, sekresi kelenjar
pencernaan, dan peningkatan aliran darah ke sistem gastrointestinal.
Soma sel yang mengandung axon-axon preganglion di sistem
saraf sympatetik terletak di dua bagian, yaitu sel-sel saraf di saraf - saraf
kepala (terutama saraf vagus) dan substansia grisea di sumsum tulang

15

belakang bagian sacral. Ganglia parasimpatetik terIetak didekat organ
tujuan; axon postganglion cenderung lebih pendek. Terminal button dari
axon postganglion parasimpatetik mensekresikan acetylcholin

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sistem saraf otonom adalah memiliki fungsi penting untuk
mengatur seperti denyut jantung, pernapasan, pencernaan dan suhu tubuh,
berada di bawah kendali bahkan secara kurang sadar. Sistem saraf otonom ini
juga bagian dari sistem saraf yang mewakili persarafan motorik dari otot
polos, otot jantung dan sel-sel kelenjar. Sistem ini terdiri dari dua komponen
fisiologis dan anatomis yang berbeda, yang saling bertentangan yaitu sistem
simpatik dan parasimpatik.
1) Saraf simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang
belakang (medula spinalis) di daerah dada dan pinggang.Sistem Saraf
simpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom yang cenderung
bertindak berlawanan terhadap sistem saraf parasimpatik dan
umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organorgan tubuh.

16

2) Sistem Saraf Parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom
yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf simpatik,
seperti memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.

B. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf otonom, selain membaca dan memahami
materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain)
kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita
sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

17

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ratna Mardiati DSJ, 2010. Susunan Saraf Otak Manusia.Jakarta CV.Sagung
SETO
Pearch Evelyn C, 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta;PT
Gramedia
Satyanegara, 2010. Ilmu Bedah Saraf. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

18