HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1)
Diajukan oleh :
ROHMAD
F100 100 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Usul Penelitian untuk Skripsi Program S-1
Psikologi
Diajukan oleh :
ROHMAD
F100 100 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Rohmad
Wiwien Dinar Pratisti
rohmad.okr@gmail.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKS
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Dugaan awal yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan
kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Semakin tinggi dukungan sosial maka
semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Sebaliknya semakin
rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula kesejahteraan subjektif pada
mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai dari angkatan 2010, 2011, 2012,
2013 dan 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
stratified sampling. Pada masing-masing angkatan diambil 20 orang sebagai
sampel penelitian. Skala yang digunakan adalah skala dukungan sosial dan skala
kesejahteraan subjektif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik korelasi product moment Pearson untuk menguji hubungan antara
dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Korelasi product
moment Pearson menunjukkan koefisien sebesar rxy = 0,613 dengan p = 0,000 (p
< 0,01) yang artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif mahasiswa. Jadi hipotesis penelitian diterima.
Koefisien determinan (r²) sebesar 0,376 sehingga sumbangan dukungan sosial
terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 37,6%. Tingkat dukungan sosial
mahasiswa tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar = 147,03 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 108 yang berada pada kisaran 122,4 ≤ x < 151,2.
Kemudian variabel kesejahteraan subjektif memiliki rerata empirik (RE) sebesar
48,16 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 39 berkisar antara 44,2 ≤ x < 54,7 yang
berarti kesejahteraan subjektif mahasiswa tergolong tinggi.
Kata kunci : Dukungan sosial, kesejahteraan subjektif, mahasiswa
1
putus asa, dan tersenyum lebih
PENDAHULUAN
banyak
Setiap orang menginginkan
menyebut
kesejahteraan di dalam hidupnya,
menyebutkan
kesejahteraan
2012).
bahwa
merupakan
mencakup
sebagai
hal
timbul
dengan
yang
tidak
emosi
yang
tidak
menyenangkan seperti kecemasan,
(well-being)
konsep
individu
menyenangkan dan oleh sebab itu
aspek
depresi dan kemarahan (Myers &
mempunyai arti yang hampir sama
dengan
peristiwa
menganggap peristiwa yang terjadi
afektif dan kognitif manusia. Konsep
kesejahteraan
lebih
memandang rendah hidupnya dan
dan
bagian dari konsep kesejahteraan
yang
akan
subjective well-being yang rendah,
dalam
kepuasan dalam hidup merupakan
subjektif
ini
berbagai
Sedangkan
harapan yang ingin dicapai guna
Kesejahteraan
bahagia
dalam hidup dengan lebih baik.
Setiap orang juga memiliki harapan-
kehidupannya.
Individu
menghadapi
utama dari eksistensi hidup manusia.
kepuasan
tidak
yang
mampu mengontrol emosinya dan
tujuan
pemenuhan
dirinya
individu
(Argyle, dalam Nurhidayah & Rini
bahkan Aristoteles (dalam Ningsih,
2013)
daripada
Diener dalam Nisfiannor, 2004).
kebahagiaan
Sebagaimana pemaparan di
(happiness). Kebahagiaan sepertinya
atas
juga merupakan dambaan setiap
bahwa
setiap
orang
menginginkan hidupnya bahagia dan
orang dan biasanya menjadi tujuan
tidak
hidup dari seseorang. Dan pada
terkecuali
mahasiswa.
penelitian ini yang digunakan adalah
remaja
kesejahteraan subjektif.
oleh
seorang
Mahasiswa
adalah
yang menuntut
ilmu di
perguruan tinggi. Masa mahasiswa
Individu
memiliki
ini merupakan masa yang penuh
tinggi,
tantangan dan kesukaran, masa yang
ternyata merasa bahagia dan senang
menuntut remaja menentukan sikap
dengan teman dekat dan keluarga.
dan pilihan, masa yang menuntut
Individu
kemampuan untuk menyesuaikan diri
kesejahteraan
yang
subyektif
tersebut
juga
kreatif,
optimis, kerja keras, tidak mudah
(Kartono
2
dalam
Mira,
2011).
Mahasiswa termasuk dalam usia
lain/kebermaknaan
remaja tetapi remaja yang masuk
1.6%.
hidup
sebesar
dalam tahap akhir dan menginjak ke
Kesejahteraan subjektif
dewasa awal berkisar pada usia 18-
mempunyai beberapa faktor yang
25 tahun.
mempengaruhi yaitu faktor genetik,
Penelitian
kesejahteraan
kepribadian,
tentang
subjektif
faktor
demografis,
hubungan sosial, dukungan sosial,
dilakukan
oleh Rohmad di Fakultas Psikologi
masyarakat
Universitas
kognitif dan tujuan (goals). Dalam
Muhammadiyah
budaya,
hal
Dari pengambilan data awal yang
menjadi salah satu faktor yang
sudah
diteliti seberapa besar peranannya
pada
129
faktor
proses
Surakarta pada bulan Februari 2014.
dilakukan
ini
atau
dukungan
mahasiswa yang terdiri dari 36 laki-
dalam
laki dan 93 perempuan yang berusia
subjektif. Menurut Sarason (dalam
antara 19-25 tahun. Adapun cara
Kumalasari, 2012) bahwa dukungan
mengambilan
dengan
sosial adalah keberadaan, kesediaan,
membagikan angket terbuka yang
kepedulian dari orang-orang yang
menanyakan tentang kesejahteraan
dapat diandalkan, menghargai dan
subjektif. Kemudian dari jawaban
menyayangi
subjek,
sejahtera
berpendapat bahwa dukungan sosial
ketika keinginan subjek terpenuhi
itu mencakup dua hal yaitu jumlah
sebanyak 30.2%, kebutuhan subjek
sumber
terpenuhi sebanyak 26.3%, hidup
tersedia dan tingkatan kepuasan akan
damai, nyaman, tentram sebanyak
dukungan sosial yang diterima
data
subjek
awal
merasa
16.3%, dapat mensyukuri dengan
menentukan
sosial
kesejahteraan
kita.
dukungan
Sarason
sosial
yang
Sarason, Levine, dan Basham
yang subjek telah miliki sebesar
(dalam Kirana, 2010) menyebutkan
8.6%, hidup mandiri sebesar 6.2%,
bahwa
dekat dengan keluarga sebesar 6.2%,
transaksi
ketika kaya (punya uang) sebesar
dukungan
sosial
interpersonal
adalah
yang
melibatkan salah satu faktor atau
4.6% dan dapat berguna bagi orang
lebih dari karakteristik berikut ini :
afeksi
3
(ekspresi
menyukai,
mencintai,
mengagumi
dan
didalamnya
menghormati), penegasan (ekspresi
memeberikan
peluang waktu.
persetujuan, penghargaan terhadap
4. Aspek
penilaian,
terdiri
atas
ketepatan, kebenaran dari beberapa
peran
tindak pernyataan, pandangan) dan
penilaian positif, dorongan untuk
bantuan (transaksi-transaksi dimana
maju, persetujuan terhadap ide
bantuan
tau
dan
pertolongan
dapat
sosial
yang
perasaan
meliputi
individu
dan
langsung diberikan seperti barang,
perbandingan
uang, informasi dan waktu).
individu yang atu dengan yang
Menurut
menyatakan ada beberapa aspek
terlibat
dalam
sumber
aspek
perasaan
perhatian,
dan
dan
empatik,
nasehat,
petunjuk,
keluarga
seseorang.
terpenuhi
keluarga
termasuk
dari
sehingga
kelompok
2. Dukungan teman bergaul, orang
seseorang
yang
bergaul
dorongan
3. Aspek instrumental, aspek ini
moral
membutuhkan
dari
teman
bergaulnya. Bentuknya kualitas
meliputi penyediaan saran untuk
kerja sama, kehangatan berteman
mempermudah menolong orang
dan rasa saling membutuhkan,
lain, meliputi peralatan, uang,
dan
Keluarga
terdekat individu.
mengerjakan sesuatu.
perlengkapan
perkembangan
lingkungan
saran atau umpan balik tentang
bagaimana
keluarga,
mula-mula
meliputi
sosial
Kebutuhan fisik dan psikologis
keprihatinan
informatif,
pemberian
dukungan
merupakan tempat pertumbuhan
ini
terhadap orang lain.
2. Aspek
dari
1. Dukungan
aspek itu adalah :
emosional,
(dalam
meliputi
mempunyai ciri-ciri tertentu. Aspek-
meliputi
Ganster
Ningsih, 2012) mengatakan beberapa
pemberian
dukungan sosial dan setiap aspek
1. Aspek
antara
lain.
House (dalam Ningsih, 2012)
yang
positif
dan
sarana
mempercayai
kebanggaan
pendukung yang lain termasuk
kelompok.
4
menjadi
serta
anggota
atau
psikologis), subjective well being
lingkungan sekitar, masyarakat
(kesejahteraan subjektif), dan group
yang mendukung, menerima dan
well being (kesejahteraan kelompok).
menyukai
Siedlecki,
Timothy,
Oishi
Jeswani
(2013)
mengartikan
3. Dukungan
masyarakat
serta
mengerti
kelebihan
dan
individu,
biasanya
memberikan
kekurangan
kesejahteraan
akan
motivasi
mencerminkan
kepuasan
hidup
seseorang dan sebuah evaluasi emosi
Dalam penerapannya dukungan
yang digolongkan menjadi emosi
sosial berfungsi sebagai :
positif dan emosi negatif.
1. Sumber daya atau mekanisme
yang
sebagai
gagasan dari keputusan kognitif yang
dalam
pemenuhan kebutuhannya.
coping
subjektif
dan
penting
Menurut
untuk
Diener
mengurangi efek negatif dari
Indriyani,
stress dan konflik (Calson &
subjektif memiliki tiga komponen,
Perrewe dalam Gantari, 2008).
antara lain:
2. Meningkatkan kepuasan terhadap
lingkungan
dukungan
yang
(Calson
hidup dapat terdiri dari kepuasan
&
yang dirasakan dalam berbagai
Perrewe dalam Gantari, 2008).
bidang
3. Menguntungkan bagi kesehatan
mental
dan
fisik
2. Afek
Galang (2012) menyebutkan bahwa
istilah yang baru
well
perkembangan
yang
being,
lain
menyenangkan,
terbagi
3. Afek yang tidak menyenangkan,
dapat dipisahkan menjadi emosi
dan mood khusus, seperti malu,
semakin
marah, sedih, rasa bersalah, dan
komplek antara lain psychological
well
dan
seperti afeksi dan harga diri.
mengalami
being
pernikahan,
menjadi emosi positif khusus
Positif
yaitu well being (kesejahteraan).
Istilah
seperti
sebagainya.
Faturrohman, Tri, Wenty dan
memunculkan
cinta,
persahabatan,
(Argyle dalam Gantari, 2008).
Psikologi
kehidupan,
rekreasi,
seseorang
perkembangan
kesejahteraan
1. Life Satisfaction atau kepuasan
memberikan
sosial
2013),
(dalam
cemas.
(kesejahteraan
5
Menurut
Weiten
akan
(2008)
terlihat
bahagia
jika
menyebutkan ada beberapa faktor
dibandingkan dengan karakter
yang
orang yang didalam dirinya tidak
diketahui
kesejahteraan
mempengaruhi
subjektif.
mempunyai agama.
Dalam
bukunya beberapa faktor tersebut
Faktor
dibagi menjadi dua, yaitu yang
mempengaruhi
mempengaruhi secara sedang dan
yang
kesejahteraan
yang
kesejahteraan
subjektif menurut Weiten (2008),
yang mempengaruhi dengan kuat.
Faktor
kuat
antara lain:
mempengaruhi
subjektif
1. Cinta dan pernikahan. Hubungan
secara
yang romantis dapat menjadikan
sedang, antara lain :
penuh dengan ketegangan tetapi
1. Kesehatan. Kesehatan fisik yang
orang tetap menadikan cinta
bagus akan nampak menjadi
sebuah
syarat
dasar
sebagai salah satu bahan dasar
dari
dari
kebahagiaan.
Orang
2. Aktivitas sosial. Manusia adalah
2. Pekerjaan. Pekerjaan yang tidak
seseorang. Seseorang yang puas
mereka
yang
berhubungan
diharapkan menjadi kunci dari
sosialnya,
pertemanannya
kebahagiaan.
dan
aktif
dalam
sosial
akan
menjadi faktor yang kokoh yang
mempengaruhi kebahagiaan pada
umumnya.
3. Agama. Hubungan antara agama
kesejahteraan
Sebaliknya,
pekerjaan yang memuaskan telah
mempengarui kebahagiaan.
dan
menikah
single atau cerai.
berkontribusi untuk kebahagiaan
jaringan
sudah
dibandingkan dengan orang yang
interpersonalnya akan nampak
dukungan
yang
subjektif.
cenderung lebih bahagia jika
makhluk sosial dan hubungan
dengan
kesejahteraan
3. Kepribadian.
subjektif
Yang
paling
mempengaruhi dari kebahagiaan
adalah sangat sederhana tetapi
individu dimasa depan adalah
sebuah penelitian yang besar
kebahagiaan
menyebutkan bahwa orang yang
Kemudian
beragama denga sepenuh hati
6
dimasa
lalunya.
fakta-fakta
menyebutkan bahwa kebahagiaan
1. Masa pengaturan
tidak bergantung pada keadaan
Pada
masa
ini
mahasiswa
luar saja melainkan juga dari
diminta untuk menerima tanggung
dalam
jawab
diri
individu
tersebut
sebagai
seorang
dewasa,
seperti ekstraversi, self-esteem
diantaranya melakukan penjajakan
dan optimis.
atas pasangan dan pekerjaan
Mahasiswa berasal dari kata
2.
Masa bermasalah
maha dan siswa, menurut kamus
Pada
awal
masa
dewasa
bahasa Indonesia maha berarti besar,
mahasiswa sangat berpotensi masuk
sedangkan siswa berarti pelajar. Jika
dalam masalah karena tuntutan dan
kedua kata ini digabungkan menjadi
tanggung jawab sebagai individu
mahasiswa,
dewasa lebih rumit dibandingkan
maka
kata
tersebut
memiliki makna pelajar yang besar,
dengan individu remaja.
yang berarti siswa tersebut memiliki
3.
Masa ketegangan sosial
tanggung jawab yang lebih besar lagi
Saat mahasiswa berada dalam
untuk bisa menjadi lebih mandiri,
masa ini, interaksi sosial dengan
lebih inisiatif, lebih dewasa, dan
teman-teman
lebih matang dalam berfikir dan
studi
Mira, 2011).
4.
Perpindahan
tahun, mengalami transisi dari masa
remaja
perkembangan remaja akhir ke pada
dari
masa
masa
dewasa
kekhawatiran
dan
yang belum pernah dialami pada
masa remaja menyebabkan individu
seseorang pada masa perkembangan
menurut
dengan
keresahan. Kekhawatiran atas hal-hal
yang harus dipenuhi
awal
ke
menimbulkan
masa
perkembangan dewasa awal.
dewasa
bersaing
Ketegangan emosional
antara 19 tahun sampai dengan 26
yaitu
menimbulkan
mahasiswa lain dibidang akademik
2007) mahasiswa berada dalam usia
Tugas
mahasiswa
semangat
Menurut Hurlock (dalam Diaz,
berikutnya
sebaya
menjada merenggang, karena beban
berperilaku (Poerwadarminta dalam
tahapan
kelompok
merasakan ketegangan emosional.
Hurlock
5. Masa komitmen
(2007) ini, yaitu:
7
Pada saaat menjadi dewasa,
jumlah yang sama yaitu 20 orang.
orang mudah mengalami perubahan
Pengukuran dalam penelitian ini
tanggung jawab dari siswa yang
menggunakan skala dukungan sosial
sepenuhna tanggung jawab orang tua
yang disusun oleh, Ningsih (2012).
dan guru menjadi individu mandiri
Penyusunannya berdasarkan aspek-
yang bertanggung jawab atas segala
aspek
pilihan perilakunya.
(Ningsih, 2012) diantaranya aspek
Berdasarkan
uraian
masalah
“apakah
dikemukakan
house
emosional, informasi, instrumental
latar
dan penghargaan. Dalam pembuatan
belakang diatas maka dapat diajukan
rumusan
yang
skala kesejahteraan subjektif, peneliti
ada
memodifikasi dari Flourishing scale
hubungan antara dukungan sosial
yang dibuat oleh Ed Diener dan
dengan kesejahteraan subjektif pada
Robert,
mahasiswa fakultas psikologi UMS ?
2009.
Modifikasi
yang
dilakukan antara lain bahasa, jumlah
Hipotesis dalam penelitian ini
aitem
dan
penambahan
aitem
adalah “ada hubungan positif antara
unfavourabel . Hal ini dilakukan
dukungan
untuk
sosial
kesejahteraan
mahasiswa
dengan
subjektif
kondisi
pada
lingkungan yang diteliti. Skala ini
psikologi
mengacu pada aspek-aspek kepuasan
Muhammadiyah
hidup, afek menyenangkan dan afek
fakultas
Universitas
menyesuaikan
Surakarta.
tidak menyenangka. Analisis data
METODE PENELITIAN
mengggunakan
moment
Populasi
mahasiswa
penelitian
Fakultas
Universitas
Surakarta
2012,
adalah
korelasi
product
dan
analisis
pearson
tambahan menggunakan one way
Psikologi
anava.
Muhammadiyah
angkatan
2013
dan
2010,
Teknik
Berdasarkan hasil perhitungan
pengambilan sampel menggunakan
analisis data diperoleh nilai koefisien
setiap
korelasi r = 0,613 dengan p = 0,000
angkatan diambil sampel dengan
(p< 0,01. Hasil ini menunjukkan ada
stratified
sampling.
2014.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2011,
Pada
8
sangat
dipedulikan, dihormati dan dihargai,
signifikan antara dukungan sosial
merasa menjadi bagian dari jaringan
dengan kesejahteraan subjektif pada
sosial,
mahasiswa psikologi UMS. Semakin
organisasi
tinggi
maka
mendapatkan bantuan fisik maupun
semakin tinggi pula kesejahteraan
jasa, dan mampu bertahan pada saat
subjektif
yang dibutuhkan atau dalam keadaan
hubungan
positif
dukungan
yang
sosial
mahasiswa.
Sebaliknya
seperti
keluarga
masyarakat,
dan
dan
bahaya.
semakin rendah dukungan sosial
Penjelasan
maka semakin rendah kesejahteraan
lain
mengenai
subjektif pada mahasiswa. Hasil ini
hubungan positif antara dukungan
menunjukkan
sosial dengan kesejahteraan subjektif
bahwa
hipotesis
karena
diterima.
dukungan
sosial
dapat
Henry,
berperan sebagai sumber daya atau
Robert dan Barbara (1983) individu
mekanisme coping sehingga dapat
yg menerima dukungan sosial yang
mengurangi efek negatife dari stress
positif
akan
dan konflik (Calso & Perrewe dalam
membantu terbentuknya harga diri
Gantari, 2008). Fungsi dukungan
dan cenderung memandang segala
sosial tersebut dapat mengurangi
sesuatu secara positif dan optimistik
afek negatife yang dialami oleh
dalam
kehidupannya.
seorang
individu
tersebut
Menurut
Sarason,
selama
keyakinan
dalam
akan
hidupnya
juga
Karena
aktifitas
dan
dukungan
berbagai
meringankan
yang kurang mendapat dukungan
mahasiswa.
dari lingkungan sosial akan merasa
mereka
seorang
sosial memiliki rerata empirik (RE)
sebesar = 147,03 dan rerata hipotetik
mendapatkan dukungan sosial ini
bahwa
beban
dapat
juga diketahui variabel dukungan
Yuniana
(2013) menyebutkan orang yang
percaya
ini
sehingga
Berdasarkan dari hasil analisis
tidak puas dengan kehidupannya.
dalam
lainnya
sosial
situasi yang dihadapinya. Individu
Sarafino
seperti
kesedihan, keletihan karena tugas,
memiliki
kemampuannya
mengendalikan
mahasiswa
(RH) = 108
dicintai,
dukungan
9
yang berarti bahwa
sosial
kepada
subjek
tergolong tinggi. Rook dalam Smet
yang menyenangkan, emosi negatif
(dalam Kumalasari & Latifah, 2012)
yang rendah, dan kepuasan hidup
mengatakan bahwa dukungan sosial
yang
merupakan salah satu fungsi dari
mewujudkan kesejahteraan subjektif
ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial
yang tinggi yang menjadi bagian dari
tersebut
menggambarkan
konsep
kualitas
umum
dari
interpersonal.
persahabatan
dianggap
dengan
emosional
psikologi
positif
positif
karena
mereka membuat penghargaan dalam
dan
hidupnya. Sehingga dapat diketahui
lain
bahwa para mahasiswa mempunyai
yang
emosi positif dan kepuasan hidup
secara
yang lebih tinggi dari pada emosi
orang
aspek
kepuasan
dalam
Pengalaman
hubungan
Ikatan
sebagai
memberikan
tingkat
tinggi.
negatife mereka.
kehidupan
Kemudian hasil penelitian ini
individu. Saat seseorang didukung
oleh lingkungan maka segalanya
juga
akan terasa lebih mudah. Dengan
efektif variabel
kata lain para mahasiswa mempunyai
terhadap
relasi sosial yang baik dengan orang
sebesar 37,6% yang ditunjukkan oleh
disekitarnya
para
koefisien korelasi determinan (r²)
mahasiswa mendapatkan dukungan
sebesar 0,376. Hal ini berarti terdapat
sosial yang tinggi ketika mereka
62,4%
membutuhkan. Kemudian variabel
mempengaruhi
kesejahteraan
subjektif selain variabel dukungan
sehingga
subjektif
memiliki
menunjukkan
sumbangan
dukungan sosial
kesejahteraan
variabel
lain
yang
kesejahteraan
rerata empirik (RE) sebesar 48,16
sosial.
dan rerata hipotetik (RH) sebesar 39
pendapat Weiten (2008), ada faktor
yang
lain
menunjukkan
bahwa
Hal
subjektif
ini
yang
sesuai
dengan
mempengaruhi
kesejahteraan subjektif mahasiswa
kesejahteraan
tergolong kategori tinggi. Hal ini
menjadi dua yakni faktor kuat,
sesuai pendapat dari Diener, Oishi, &
meliputi
Lucas (2003) kesejahteraan subjektif
pekerjaan
adalah sebuah konsep besar yang
Sedangkan faktor sedang meliputi
memasukkan
harga diri yang positif, relasi sosial,
pengalaman
emosi
10
subjektif
cinta
dan
dan
dibagi
pernikahan,
kepribadian.
kontrol diri, ekstraversi, optimis dan
secara
memiliki tujuan hidup yang pasti.
mengoptimalisasikan potensi yang
Selain
dimiliki dan emosi-emosi negatife
itu
Taufik
(2012),
emosional,
dapat
akan berkurang
menambahkan variabel lain yang
dapat mempengaruhi kesejahteraan
subjektif sesorang yaitu harta, usia,
kesehatan, agama dan rasa syukur.
Hasil
analisis
kesejahteraan subjektif
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
terhadap
di
telah
setiap
diuraikan
pada
maka
bab
mahasiswa
terdapat
rata-rata
sebelumnya,
kesejahteraan
subjektif
angkatan
disimpulkan : (1) ada hubungan
2010 = 50,40, 2011 = 49,70, 2012 =
positif
47,00, 2013 = 49,85 dan 2014 =
dengan kesejahteraan subjektif pada
43,85 dan nilai signifikansinya (p)
mahasiswa
0,005
Universitas
(p>0,05)
sehinggan
dapat
antara
dapat
dukungan
fakultas
sosial
psikologi
Muhammadiyah
diartikan terdapat perbedaan yang
Surakarta. Yang artinya semakin
signifikan
antara
tinggi tingkat dukungan sosial maka
subjektif
mahasiswa
psikologi
angkatan
kesejahteraan
semakin tinggi pula kesejahtehteraan
fakultas
2010,
subjektif
2011,
pada
mahasiswa.
2012, 2013 dan 2014. Hal ini sesuai
Sebaliknya semakin rendah tingkat
dengan pendapat Seligman (dalam
dukungan
Taufik, 2012) yang menyebutkan
rendah pula kesejahteraan subjektif
seiring
pada mahasiswa. (2) sumbangan
bertambahnya
pengalaman
dan
maka
semakin
emosional
efektif variabel
perubahan,
dengan
“mencapai
sebesar 37,6% yang berarti masih
puncak tertinggi kehidupan” dan rasa
terdapat 62,4% variabel lain yang
“terpuruk dengan penyesalan” akan
mempengaruhi
berkurang. Hal ini berarti seiring
subjektif selain variabel dukungan
bertambahnya usia dan pengalaman
sosial misalnya meliputi cinta dan
maka seseorang akan lebih matang
pernikahan,
akan
intensitas
usia
sosial
mengalami
sedangkan
perasaan
11
dukungan sosial
kesejahteraan
subjektif
kesejahteraan
pekerjaan,
3. Bagi Peneliti lain yang tertarik
kepribadian,umur dan rasa syukur.
(3)
dukungan
penelitian
Sosial
tergolong
kesejahteraan
untuk melakukan penelitian yang
subjek
tinggI.
subjektif
berkaitan dengan penelitian ini
(4)
diharapkan
subjek
penelitian tergolong tinggi. (5) ada
perbedaan kesejahteraan subjektif
mempertimbangkan
variabel-
variabel
berkaitan
dengan
yang signifikan antara mahasiswa
untuk
lain
yang
kesejahteraan
subjektif
antara lain kesehatan, aktivitas
angkatan 2010, 2011, 2012, 2013
sosial, agama, cinta, harta, usia
dan 2014.
dan rasa syukur.
Berdasarkan hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA.
diketahui subjek memiliki dukungan
Diaz, R. 2007. Hubungan Antara
Burnout Dengan Motivasi
Berprestasi Akademis Pada
Mahasiswa Yang Bekerja.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Universitas Gunadarma
Diener Ed., Richard E.L & Shigehiro
Oishi. 2003. Subjective Well
Being. New York. The
Science Happines and Life
Satisfaction
sosial pada kategori tinggi dan
kesejahteraan
subjektif
tergolong
tinggi. Atas dasar hasil kesimpulan
tersebut makan saran yang diajukan
adalah :
1. Bagi subjek penelitian supaya
selalu membina hubungan sosial
dengan baik karena keberadaan
Faturrohmaan, Tri H.T, Wenty M M
& Galang L. 2012. Psikologi
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
Yogyakarta.
PUSTAKA PELAJAR.
dan dukungan orang lain dapat
mempengaruhi
kesejahteraan
subjektif.
Gantari, E. 2008. Hubungan Antara
Perceived Social Support
Dengan Subjective WellBeing Pada Ibu Pekerja.
Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Universitas Indonesia
2. Bagi pengelola fakultas psikologi
hasil
penelitian
digunakan
sebagai
ini
dapat
informasi
untuk mengambil kebijakan yang
berguna bagi pengembangan diri
Hurlock,
E.
2007.
Perkembangan.
Penerbit Erlangga
mahasiswa karena semakin tua
angkatan
maka
mahasiswa
Psikologi
Jakarta.
Indriyani, P. A. 2013. Model
Pengembangan
Subjective
semakin merasa sejahtera
12
Ningsih, D.A.2013. Subjective WellBeing Ditinjau Dari Faktor
Demografi
(Status
Pernikahan, Jenis Kelamin,
Pendapatan).
http://ejournal.umm.ac.id.
Jurnal Online Psikologi Vol.
01 No. 02, Thn. 2013.
Well-Being
Pada
Masa
Pensiun.
Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa
Universitas
Surabaya Vol.2 No.1
Kirana, A & Moordiningsih. 2010.
Studi Korelasi Efikasi Diri
Dan
Dukungan
Sosial
Dengan Prestasi Akademik:
Telaah Pada Siswa Perguruan
Tinggi. Indigenous, Jurrnal
Ilmiah Berskala Psikologi
vol.12, No. 1, Mei 2010 : 3746.
Nurhidayah, S & Rini A. 2012.
Kebahagiaan
Lansia
Di
Tinjau Dari Dukungan Sosial
Dan Spiritualitas. Jurnal
Soul, Vol. 5, No.2, September
2012.
Sarason, I. G., Henry M. L., Robert
B. B & Barbara R. S. 1983.
Assesing Social Support: The
Social Support Questioner.
Journal of Personality and
Social Psychology, 44, 127,
139
Kumalasari, F & Latifah N. A. 2012.
Hubungan Antara Dukungan
Sosial Dengan Penyesuaian
Diri Remaja Di Panti Asuhan.
Universitas Muria Kudus.
Jurnal
Psikologi
Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012.
Mira, H., S. 2011. Indeks
kesejahteraan
psikologi
remaja: tahap, kadar dan
pengaruh latar belakang diri.
Jurnal Pendidikan Volume 3
hal 4.
Nasfiannor, M.R & Triana P. 2004.
Hubungan Antara Komitmen
Beragama Dan Subjective
Well-Being Pada Remaja
Akhir
Di
Univesitas
Tarumanegara. Universitas
Tarumanegara.
Jurnal
Psikologi Vol. 2 No. 1, Juni
2004
Ningsih, E. S. 2012. Hubungan
Antara Dukungan Sosial
Dengan Penyesuaian Diri
Pada Santri Di Pondok
Pesantren Modern Islam
Assalam Surakarta. Skripsi.
(tidak diterbitkan). Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Siedlecki, Karen L., Timothy A
Salthouse., Shigehiro Oishi &
Sheena Jeswani. 2013. The
Relationship Between Social
Support and Subjective WellBeing Across Age. New
York.
Departement
of
Psychology
Taufik. 2012. Positive Psychology:
Psikologi
Cara
Meraih
Kebahagiaan.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Prosiding Seminar Nasional
Psikologi Islami hal 86-87.
Weiten, W. 2008. Psychology
Themes
and
Variations
Breifer
Version.
USA.
International Student Edition
Yuniana.
2013.
Kesejahteraan
Subjektif Pada Yatim Piatu
(Mustadh’afin).
Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad
13
Dahlan. Jurnal Psikologi vol
1 halaman 8.
14
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1)
Diajukan oleh :
ROHMAD
F100 100 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Usul Penelitian untuk Skripsi Program S-1
Psikologi
Diajukan oleh :
ROHMAD
F100 100 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Rohmad
Wiwien Dinar Pratisti
rohmad.okr@gmail.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKS
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Dugaan awal yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan
kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Semakin tinggi dukungan sosial maka
semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Sebaliknya semakin
rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula kesejahteraan subjektif pada
mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai dari angkatan 2010, 2011, 2012,
2013 dan 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
stratified sampling. Pada masing-masing angkatan diambil 20 orang sebagai
sampel penelitian. Skala yang digunakan adalah skala dukungan sosial dan skala
kesejahteraan subjektif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik korelasi product moment Pearson untuk menguji hubungan antara
dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Korelasi product
moment Pearson menunjukkan koefisien sebesar rxy = 0,613 dengan p = 0,000 (p
< 0,01) yang artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif mahasiswa. Jadi hipotesis penelitian diterima.
Koefisien determinan (r²) sebesar 0,376 sehingga sumbangan dukungan sosial
terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 37,6%. Tingkat dukungan sosial
mahasiswa tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar = 147,03 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 108 yang berada pada kisaran 122,4 ≤ x < 151,2.
Kemudian variabel kesejahteraan subjektif memiliki rerata empirik (RE) sebesar
48,16 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 39 berkisar antara 44,2 ≤ x < 54,7 yang
berarti kesejahteraan subjektif mahasiswa tergolong tinggi.
Kata kunci : Dukungan sosial, kesejahteraan subjektif, mahasiswa
1
putus asa, dan tersenyum lebih
PENDAHULUAN
banyak
Setiap orang menginginkan
menyebut
kesejahteraan di dalam hidupnya,
menyebutkan
kesejahteraan
2012).
bahwa
merupakan
mencakup
sebagai
hal
timbul
dengan
yang
tidak
emosi
yang
tidak
menyenangkan seperti kecemasan,
(well-being)
konsep
individu
menyenangkan dan oleh sebab itu
aspek
depresi dan kemarahan (Myers &
mempunyai arti yang hampir sama
dengan
peristiwa
menganggap peristiwa yang terjadi
afektif dan kognitif manusia. Konsep
kesejahteraan
lebih
memandang rendah hidupnya dan
dan
bagian dari konsep kesejahteraan
yang
akan
subjective well-being yang rendah,
dalam
kepuasan dalam hidup merupakan
subjektif
ini
berbagai
Sedangkan
harapan yang ingin dicapai guna
Kesejahteraan
bahagia
dalam hidup dengan lebih baik.
Setiap orang juga memiliki harapan-
kehidupannya.
Individu
menghadapi
utama dari eksistensi hidup manusia.
kepuasan
tidak
yang
mampu mengontrol emosinya dan
tujuan
pemenuhan
dirinya
individu
(Argyle, dalam Nurhidayah & Rini
bahkan Aristoteles (dalam Ningsih,
2013)
daripada
Diener dalam Nisfiannor, 2004).
kebahagiaan
Sebagaimana pemaparan di
(happiness). Kebahagiaan sepertinya
atas
juga merupakan dambaan setiap
bahwa
setiap
orang
menginginkan hidupnya bahagia dan
orang dan biasanya menjadi tujuan
tidak
hidup dari seseorang. Dan pada
terkecuali
mahasiswa.
penelitian ini yang digunakan adalah
remaja
kesejahteraan subjektif.
oleh
seorang
Mahasiswa
adalah
yang menuntut
ilmu di
perguruan tinggi. Masa mahasiswa
Individu
memiliki
ini merupakan masa yang penuh
tinggi,
tantangan dan kesukaran, masa yang
ternyata merasa bahagia dan senang
menuntut remaja menentukan sikap
dengan teman dekat dan keluarga.
dan pilihan, masa yang menuntut
Individu
kemampuan untuk menyesuaikan diri
kesejahteraan
yang
subyektif
tersebut
juga
kreatif,
optimis, kerja keras, tidak mudah
(Kartono
2
dalam
Mira,
2011).
Mahasiswa termasuk dalam usia
lain/kebermaknaan
remaja tetapi remaja yang masuk
1.6%.
hidup
sebesar
dalam tahap akhir dan menginjak ke
Kesejahteraan subjektif
dewasa awal berkisar pada usia 18-
mempunyai beberapa faktor yang
25 tahun.
mempengaruhi yaitu faktor genetik,
Penelitian
kesejahteraan
kepribadian,
tentang
subjektif
faktor
demografis,
hubungan sosial, dukungan sosial,
dilakukan
oleh Rohmad di Fakultas Psikologi
masyarakat
Universitas
kognitif dan tujuan (goals). Dalam
Muhammadiyah
budaya,
hal
Dari pengambilan data awal yang
menjadi salah satu faktor yang
sudah
diteliti seberapa besar peranannya
pada
129
faktor
proses
Surakarta pada bulan Februari 2014.
dilakukan
ini
atau
dukungan
mahasiswa yang terdiri dari 36 laki-
dalam
laki dan 93 perempuan yang berusia
subjektif. Menurut Sarason (dalam
antara 19-25 tahun. Adapun cara
Kumalasari, 2012) bahwa dukungan
mengambilan
dengan
sosial adalah keberadaan, kesediaan,
membagikan angket terbuka yang
kepedulian dari orang-orang yang
menanyakan tentang kesejahteraan
dapat diandalkan, menghargai dan
subjektif. Kemudian dari jawaban
menyayangi
subjek,
sejahtera
berpendapat bahwa dukungan sosial
ketika keinginan subjek terpenuhi
itu mencakup dua hal yaitu jumlah
sebanyak 30.2%, kebutuhan subjek
sumber
terpenuhi sebanyak 26.3%, hidup
tersedia dan tingkatan kepuasan akan
damai, nyaman, tentram sebanyak
dukungan sosial yang diterima
data
subjek
awal
merasa
16.3%, dapat mensyukuri dengan
menentukan
sosial
kesejahteraan
kita.
dukungan
Sarason
sosial
yang
Sarason, Levine, dan Basham
yang subjek telah miliki sebesar
(dalam Kirana, 2010) menyebutkan
8.6%, hidup mandiri sebesar 6.2%,
bahwa
dekat dengan keluarga sebesar 6.2%,
transaksi
ketika kaya (punya uang) sebesar
dukungan
sosial
interpersonal
adalah
yang
melibatkan salah satu faktor atau
4.6% dan dapat berguna bagi orang
lebih dari karakteristik berikut ini :
afeksi
3
(ekspresi
menyukai,
mencintai,
mengagumi
dan
didalamnya
menghormati), penegasan (ekspresi
memeberikan
peluang waktu.
persetujuan, penghargaan terhadap
4. Aspek
penilaian,
terdiri
atas
ketepatan, kebenaran dari beberapa
peran
tindak pernyataan, pandangan) dan
penilaian positif, dorongan untuk
bantuan (transaksi-transaksi dimana
maju, persetujuan terhadap ide
bantuan
tau
dan
pertolongan
dapat
sosial
yang
perasaan
meliputi
individu
dan
langsung diberikan seperti barang,
perbandingan
uang, informasi dan waktu).
individu yang atu dengan yang
Menurut
menyatakan ada beberapa aspek
terlibat
dalam
sumber
aspek
perasaan
perhatian,
dan
dan
empatik,
nasehat,
petunjuk,
keluarga
seseorang.
terpenuhi
keluarga
termasuk
dari
sehingga
kelompok
2. Dukungan teman bergaul, orang
seseorang
yang
bergaul
dorongan
3. Aspek instrumental, aspek ini
moral
membutuhkan
dari
teman
bergaulnya. Bentuknya kualitas
meliputi penyediaan saran untuk
kerja sama, kehangatan berteman
mempermudah menolong orang
dan rasa saling membutuhkan,
lain, meliputi peralatan, uang,
dan
Keluarga
terdekat individu.
mengerjakan sesuatu.
perlengkapan
perkembangan
lingkungan
saran atau umpan balik tentang
bagaimana
keluarga,
mula-mula
meliputi
sosial
Kebutuhan fisik dan psikologis
keprihatinan
informatif,
pemberian
dukungan
merupakan tempat pertumbuhan
ini
terhadap orang lain.
2. Aspek
dari
1. Dukungan
aspek itu adalah :
emosional,
(dalam
meliputi
mempunyai ciri-ciri tertentu. Aspek-
meliputi
Ganster
Ningsih, 2012) mengatakan beberapa
pemberian
dukungan sosial dan setiap aspek
1. Aspek
antara
lain.
House (dalam Ningsih, 2012)
yang
positif
dan
sarana
mempercayai
kebanggaan
pendukung yang lain termasuk
kelompok.
4
menjadi
serta
anggota
atau
psikologis), subjective well being
lingkungan sekitar, masyarakat
(kesejahteraan subjektif), dan group
yang mendukung, menerima dan
well being (kesejahteraan kelompok).
menyukai
Siedlecki,
Timothy,
Oishi
Jeswani
(2013)
mengartikan
3. Dukungan
masyarakat
serta
mengerti
kelebihan
dan
individu,
biasanya
memberikan
kekurangan
kesejahteraan
akan
motivasi
mencerminkan
kepuasan
hidup
seseorang dan sebuah evaluasi emosi
Dalam penerapannya dukungan
yang digolongkan menjadi emosi
sosial berfungsi sebagai :
positif dan emosi negatif.
1. Sumber daya atau mekanisme
yang
sebagai
gagasan dari keputusan kognitif yang
dalam
pemenuhan kebutuhannya.
coping
subjektif
dan
penting
Menurut
untuk
Diener
mengurangi efek negatif dari
Indriyani,
stress dan konflik (Calson &
subjektif memiliki tiga komponen,
Perrewe dalam Gantari, 2008).
antara lain:
2. Meningkatkan kepuasan terhadap
lingkungan
dukungan
yang
(Calson
hidup dapat terdiri dari kepuasan
&
yang dirasakan dalam berbagai
Perrewe dalam Gantari, 2008).
bidang
3. Menguntungkan bagi kesehatan
mental
dan
fisik
2. Afek
Galang (2012) menyebutkan bahwa
istilah yang baru
well
perkembangan
yang
being,
lain
menyenangkan,
terbagi
3. Afek yang tidak menyenangkan,
dapat dipisahkan menjadi emosi
dan mood khusus, seperti malu,
semakin
marah, sedih, rasa bersalah, dan
komplek antara lain psychological
well
dan
seperti afeksi dan harga diri.
mengalami
being
pernikahan,
menjadi emosi positif khusus
Positif
yaitu well being (kesejahteraan).
Istilah
seperti
sebagainya.
Faturrohman, Tri, Wenty dan
memunculkan
cinta,
persahabatan,
(Argyle dalam Gantari, 2008).
Psikologi
kehidupan,
rekreasi,
seseorang
perkembangan
kesejahteraan
1. Life Satisfaction atau kepuasan
memberikan
sosial
2013),
(dalam
cemas.
(kesejahteraan
5
Menurut
Weiten
akan
(2008)
terlihat
bahagia
jika
menyebutkan ada beberapa faktor
dibandingkan dengan karakter
yang
orang yang didalam dirinya tidak
diketahui
kesejahteraan
mempengaruhi
subjektif.
mempunyai agama.
Dalam
bukunya beberapa faktor tersebut
Faktor
dibagi menjadi dua, yaitu yang
mempengaruhi
mempengaruhi secara sedang dan
yang
kesejahteraan
yang
kesejahteraan
subjektif menurut Weiten (2008),
yang mempengaruhi dengan kuat.
Faktor
kuat
antara lain:
mempengaruhi
subjektif
1. Cinta dan pernikahan. Hubungan
secara
yang romantis dapat menjadikan
sedang, antara lain :
penuh dengan ketegangan tetapi
1. Kesehatan. Kesehatan fisik yang
orang tetap menadikan cinta
bagus akan nampak menjadi
sebuah
syarat
dasar
sebagai salah satu bahan dasar
dari
dari
kebahagiaan.
Orang
2. Aktivitas sosial. Manusia adalah
2. Pekerjaan. Pekerjaan yang tidak
seseorang. Seseorang yang puas
mereka
yang
berhubungan
diharapkan menjadi kunci dari
sosialnya,
pertemanannya
kebahagiaan.
dan
aktif
dalam
sosial
akan
menjadi faktor yang kokoh yang
mempengaruhi kebahagiaan pada
umumnya.
3. Agama. Hubungan antara agama
kesejahteraan
Sebaliknya,
pekerjaan yang memuaskan telah
mempengarui kebahagiaan.
dan
menikah
single atau cerai.
berkontribusi untuk kebahagiaan
jaringan
sudah
dibandingkan dengan orang yang
interpersonalnya akan nampak
dukungan
yang
subjektif.
cenderung lebih bahagia jika
makhluk sosial dan hubungan
dengan
kesejahteraan
3. Kepribadian.
subjektif
Yang
paling
mempengaruhi dari kebahagiaan
adalah sangat sederhana tetapi
individu dimasa depan adalah
sebuah penelitian yang besar
kebahagiaan
menyebutkan bahwa orang yang
Kemudian
beragama denga sepenuh hati
6
dimasa
lalunya.
fakta-fakta
menyebutkan bahwa kebahagiaan
1. Masa pengaturan
tidak bergantung pada keadaan
Pada
masa
ini
mahasiswa
luar saja melainkan juga dari
diminta untuk menerima tanggung
dalam
jawab
diri
individu
tersebut
sebagai
seorang
dewasa,
seperti ekstraversi, self-esteem
diantaranya melakukan penjajakan
dan optimis.
atas pasangan dan pekerjaan
Mahasiswa berasal dari kata
2.
Masa bermasalah
maha dan siswa, menurut kamus
Pada
awal
masa
dewasa
bahasa Indonesia maha berarti besar,
mahasiswa sangat berpotensi masuk
sedangkan siswa berarti pelajar. Jika
dalam masalah karena tuntutan dan
kedua kata ini digabungkan menjadi
tanggung jawab sebagai individu
mahasiswa,
dewasa lebih rumit dibandingkan
maka
kata
tersebut
memiliki makna pelajar yang besar,
dengan individu remaja.
yang berarti siswa tersebut memiliki
3.
Masa ketegangan sosial
tanggung jawab yang lebih besar lagi
Saat mahasiswa berada dalam
untuk bisa menjadi lebih mandiri,
masa ini, interaksi sosial dengan
lebih inisiatif, lebih dewasa, dan
teman-teman
lebih matang dalam berfikir dan
studi
Mira, 2011).
4.
Perpindahan
tahun, mengalami transisi dari masa
remaja
perkembangan remaja akhir ke pada
dari
masa
masa
dewasa
kekhawatiran
dan
yang belum pernah dialami pada
masa remaja menyebabkan individu
seseorang pada masa perkembangan
menurut
dengan
keresahan. Kekhawatiran atas hal-hal
yang harus dipenuhi
awal
ke
menimbulkan
masa
perkembangan dewasa awal.
dewasa
bersaing
Ketegangan emosional
antara 19 tahun sampai dengan 26
yaitu
menimbulkan
mahasiswa lain dibidang akademik
2007) mahasiswa berada dalam usia
Tugas
mahasiswa
semangat
Menurut Hurlock (dalam Diaz,
berikutnya
sebaya
menjada merenggang, karena beban
berperilaku (Poerwadarminta dalam
tahapan
kelompok
merasakan ketegangan emosional.
Hurlock
5. Masa komitmen
(2007) ini, yaitu:
7
Pada saaat menjadi dewasa,
jumlah yang sama yaitu 20 orang.
orang mudah mengalami perubahan
Pengukuran dalam penelitian ini
tanggung jawab dari siswa yang
menggunakan skala dukungan sosial
sepenuhna tanggung jawab orang tua
yang disusun oleh, Ningsih (2012).
dan guru menjadi individu mandiri
Penyusunannya berdasarkan aspek-
yang bertanggung jawab atas segala
aspek
pilihan perilakunya.
(Ningsih, 2012) diantaranya aspek
Berdasarkan
uraian
masalah
“apakah
dikemukakan
house
emosional, informasi, instrumental
latar
dan penghargaan. Dalam pembuatan
belakang diatas maka dapat diajukan
rumusan
yang
skala kesejahteraan subjektif, peneliti
ada
memodifikasi dari Flourishing scale
hubungan antara dukungan sosial
yang dibuat oleh Ed Diener dan
dengan kesejahteraan subjektif pada
Robert,
mahasiswa fakultas psikologi UMS ?
2009.
Modifikasi
yang
dilakukan antara lain bahasa, jumlah
Hipotesis dalam penelitian ini
aitem
dan
penambahan
aitem
adalah “ada hubungan positif antara
unfavourabel . Hal ini dilakukan
dukungan
untuk
sosial
kesejahteraan
mahasiswa
dengan
subjektif
kondisi
pada
lingkungan yang diteliti. Skala ini
psikologi
mengacu pada aspek-aspek kepuasan
Muhammadiyah
hidup, afek menyenangkan dan afek
fakultas
Universitas
menyesuaikan
Surakarta.
tidak menyenangka. Analisis data
METODE PENELITIAN
mengggunakan
moment
Populasi
mahasiswa
penelitian
Fakultas
Universitas
Surakarta
2012,
adalah
korelasi
product
dan
analisis
pearson
tambahan menggunakan one way
Psikologi
anava.
Muhammadiyah
angkatan
2013
dan
2010,
Teknik
Berdasarkan hasil perhitungan
pengambilan sampel menggunakan
analisis data diperoleh nilai koefisien
setiap
korelasi r = 0,613 dengan p = 0,000
angkatan diambil sampel dengan
(p< 0,01. Hasil ini menunjukkan ada
stratified
sampling.
2014.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2011,
Pada
8
sangat
dipedulikan, dihormati dan dihargai,
signifikan antara dukungan sosial
merasa menjadi bagian dari jaringan
dengan kesejahteraan subjektif pada
sosial,
mahasiswa psikologi UMS. Semakin
organisasi
tinggi
maka
mendapatkan bantuan fisik maupun
semakin tinggi pula kesejahteraan
jasa, dan mampu bertahan pada saat
subjektif
yang dibutuhkan atau dalam keadaan
hubungan
positif
dukungan
yang
sosial
mahasiswa.
Sebaliknya
seperti
keluarga
masyarakat,
dan
dan
bahaya.
semakin rendah dukungan sosial
Penjelasan
maka semakin rendah kesejahteraan
lain
mengenai
subjektif pada mahasiswa. Hasil ini
hubungan positif antara dukungan
menunjukkan
sosial dengan kesejahteraan subjektif
bahwa
hipotesis
karena
diterima.
dukungan
sosial
dapat
Henry,
berperan sebagai sumber daya atau
Robert dan Barbara (1983) individu
mekanisme coping sehingga dapat
yg menerima dukungan sosial yang
mengurangi efek negatife dari stress
positif
akan
dan konflik (Calso & Perrewe dalam
membantu terbentuknya harga diri
Gantari, 2008). Fungsi dukungan
dan cenderung memandang segala
sosial tersebut dapat mengurangi
sesuatu secara positif dan optimistik
afek negatife yang dialami oleh
dalam
kehidupannya.
seorang
individu
tersebut
Menurut
Sarason,
selama
keyakinan
dalam
akan
hidupnya
juga
Karena
aktifitas
dan
dukungan
berbagai
meringankan
yang kurang mendapat dukungan
mahasiswa.
dari lingkungan sosial akan merasa
mereka
seorang
sosial memiliki rerata empirik (RE)
sebesar = 147,03 dan rerata hipotetik
mendapatkan dukungan sosial ini
bahwa
beban
dapat
juga diketahui variabel dukungan
Yuniana
(2013) menyebutkan orang yang
percaya
ini
sehingga
Berdasarkan dari hasil analisis
tidak puas dengan kehidupannya.
dalam
lainnya
sosial
situasi yang dihadapinya. Individu
Sarafino
seperti
kesedihan, keletihan karena tugas,
memiliki
kemampuannya
mengendalikan
mahasiswa
(RH) = 108
dicintai,
dukungan
9
yang berarti bahwa
sosial
kepada
subjek
tergolong tinggi. Rook dalam Smet
yang menyenangkan, emosi negatif
(dalam Kumalasari & Latifah, 2012)
yang rendah, dan kepuasan hidup
mengatakan bahwa dukungan sosial
yang
merupakan salah satu fungsi dari
mewujudkan kesejahteraan subjektif
ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial
yang tinggi yang menjadi bagian dari
tersebut
menggambarkan
konsep
kualitas
umum
dari
interpersonal.
persahabatan
dianggap
dengan
emosional
psikologi
positif
positif
karena
mereka membuat penghargaan dalam
dan
hidupnya. Sehingga dapat diketahui
lain
bahwa para mahasiswa mempunyai
yang
emosi positif dan kepuasan hidup
secara
yang lebih tinggi dari pada emosi
orang
aspek
kepuasan
dalam
Pengalaman
hubungan
Ikatan
sebagai
memberikan
tingkat
tinggi.
negatife mereka.
kehidupan
Kemudian hasil penelitian ini
individu. Saat seseorang didukung
oleh lingkungan maka segalanya
juga
akan terasa lebih mudah. Dengan
efektif variabel
kata lain para mahasiswa mempunyai
terhadap
relasi sosial yang baik dengan orang
sebesar 37,6% yang ditunjukkan oleh
disekitarnya
para
koefisien korelasi determinan (r²)
mahasiswa mendapatkan dukungan
sebesar 0,376. Hal ini berarti terdapat
sosial yang tinggi ketika mereka
62,4%
membutuhkan. Kemudian variabel
mempengaruhi
kesejahteraan
subjektif selain variabel dukungan
sehingga
subjektif
memiliki
menunjukkan
sumbangan
dukungan sosial
kesejahteraan
variabel
lain
yang
kesejahteraan
rerata empirik (RE) sebesar 48,16
sosial.
dan rerata hipotetik (RH) sebesar 39
pendapat Weiten (2008), ada faktor
yang
lain
menunjukkan
bahwa
Hal
subjektif
ini
yang
sesuai
dengan
mempengaruhi
kesejahteraan subjektif mahasiswa
kesejahteraan
tergolong kategori tinggi. Hal ini
menjadi dua yakni faktor kuat,
sesuai pendapat dari Diener, Oishi, &
meliputi
Lucas (2003) kesejahteraan subjektif
pekerjaan
adalah sebuah konsep besar yang
Sedangkan faktor sedang meliputi
memasukkan
harga diri yang positif, relasi sosial,
pengalaman
emosi
10
subjektif
cinta
dan
dan
dibagi
pernikahan,
kepribadian.
kontrol diri, ekstraversi, optimis dan
secara
memiliki tujuan hidup yang pasti.
mengoptimalisasikan potensi yang
Selain
dimiliki dan emosi-emosi negatife
itu
Taufik
(2012),
emosional,
dapat
akan berkurang
menambahkan variabel lain yang
dapat mempengaruhi kesejahteraan
subjektif sesorang yaitu harta, usia,
kesehatan, agama dan rasa syukur.
Hasil
analisis
kesejahteraan subjektif
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
terhadap
di
telah
setiap
diuraikan
pada
maka
bab
mahasiswa
terdapat
rata-rata
sebelumnya,
kesejahteraan
subjektif
angkatan
disimpulkan : (1) ada hubungan
2010 = 50,40, 2011 = 49,70, 2012 =
positif
47,00, 2013 = 49,85 dan 2014 =
dengan kesejahteraan subjektif pada
43,85 dan nilai signifikansinya (p)
mahasiswa
0,005
Universitas
(p>0,05)
sehinggan
dapat
antara
dapat
dukungan
fakultas
sosial
psikologi
Muhammadiyah
diartikan terdapat perbedaan yang
Surakarta. Yang artinya semakin
signifikan
antara
tinggi tingkat dukungan sosial maka
subjektif
mahasiswa
psikologi
angkatan
kesejahteraan
semakin tinggi pula kesejahtehteraan
fakultas
2010,
subjektif
2011,
pada
mahasiswa.
2012, 2013 dan 2014. Hal ini sesuai
Sebaliknya semakin rendah tingkat
dengan pendapat Seligman (dalam
dukungan
Taufik, 2012) yang menyebutkan
rendah pula kesejahteraan subjektif
seiring
pada mahasiswa. (2) sumbangan
bertambahnya
pengalaman
dan
maka
semakin
emosional
efektif variabel
perubahan,
dengan
“mencapai
sebesar 37,6% yang berarti masih
puncak tertinggi kehidupan” dan rasa
terdapat 62,4% variabel lain yang
“terpuruk dengan penyesalan” akan
mempengaruhi
berkurang. Hal ini berarti seiring
subjektif selain variabel dukungan
bertambahnya usia dan pengalaman
sosial misalnya meliputi cinta dan
maka seseorang akan lebih matang
pernikahan,
akan
intensitas
usia
sosial
mengalami
sedangkan
perasaan
11
dukungan sosial
kesejahteraan
subjektif
kesejahteraan
pekerjaan,
3. Bagi Peneliti lain yang tertarik
kepribadian,umur dan rasa syukur.
(3)
dukungan
penelitian
Sosial
tergolong
kesejahteraan
untuk melakukan penelitian yang
subjek
tinggI.
subjektif
berkaitan dengan penelitian ini
(4)
diharapkan
subjek
penelitian tergolong tinggi. (5) ada
perbedaan kesejahteraan subjektif
mempertimbangkan
variabel-
variabel
berkaitan
dengan
yang signifikan antara mahasiswa
untuk
lain
yang
kesejahteraan
subjektif
antara lain kesehatan, aktivitas
angkatan 2010, 2011, 2012, 2013
sosial, agama, cinta, harta, usia
dan 2014.
dan rasa syukur.
Berdasarkan hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA.
diketahui subjek memiliki dukungan
Diaz, R. 2007. Hubungan Antara
Burnout Dengan Motivasi
Berprestasi Akademis Pada
Mahasiswa Yang Bekerja.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Universitas Gunadarma
Diener Ed., Richard E.L & Shigehiro
Oishi. 2003. Subjective Well
Being. New York. The
Science Happines and Life
Satisfaction
sosial pada kategori tinggi dan
kesejahteraan
subjektif
tergolong
tinggi. Atas dasar hasil kesimpulan
tersebut makan saran yang diajukan
adalah :
1. Bagi subjek penelitian supaya
selalu membina hubungan sosial
dengan baik karena keberadaan
Faturrohmaan, Tri H.T, Wenty M M
& Galang L. 2012. Psikologi
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
Yogyakarta.
PUSTAKA PELAJAR.
dan dukungan orang lain dapat
mempengaruhi
kesejahteraan
subjektif.
Gantari, E. 2008. Hubungan Antara
Perceived Social Support
Dengan Subjective WellBeing Pada Ibu Pekerja.
Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Universitas Indonesia
2. Bagi pengelola fakultas psikologi
hasil
penelitian
digunakan
sebagai
ini
dapat
informasi
untuk mengambil kebijakan yang
berguna bagi pengembangan diri
Hurlock,
E.
2007.
Perkembangan.
Penerbit Erlangga
mahasiswa karena semakin tua
angkatan
maka
mahasiswa
Psikologi
Jakarta.
Indriyani, P. A. 2013. Model
Pengembangan
Subjective
semakin merasa sejahtera
12
Ningsih, D.A.2013. Subjective WellBeing Ditinjau Dari Faktor
Demografi
(Status
Pernikahan, Jenis Kelamin,
Pendapatan).
http://ejournal.umm.ac.id.
Jurnal Online Psikologi Vol.
01 No. 02, Thn. 2013.
Well-Being
Pada
Masa
Pensiun.
Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa
Universitas
Surabaya Vol.2 No.1
Kirana, A & Moordiningsih. 2010.
Studi Korelasi Efikasi Diri
Dan
Dukungan
Sosial
Dengan Prestasi Akademik:
Telaah Pada Siswa Perguruan
Tinggi. Indigenous, Jurrnal
Ilmiah Berskala Psikologi
vol.12, No. 1, Mei 2010 : 3746.
Nurhidayah, S & Rini A. 2012.
Kebahagiaan
Lansia
Di
Tinjau Dari Dukungan Sosial
Dan Spiritualitas. Jurnal
Soul, Vol. 5, No.2, September
2012.
Sarason, I. G., Henry M. L., Robert
B. B & Barbara R. S. 1983.
Assesing Social Support: The
Social Support Questioner.
Journal of Personality and
Social Psychology, 44, 127,
139
Kumalasari, F & Latifah N. A. 2012.
Hubungan Antara Dukungan
Sosial Dengan Penyesuaian
Diri Remaja Di Panti Asuhan.
Universitas Muria Kudus.
Jurnal
Psikologi
Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012.
Mira, H., S. 2011. Indeks
kesejahteraan
psikologi
remaja: tahap, kadar dan
pengaruh latar belakang diri.
Jurnal Pendidikan Volume 3
hal 4.
Nasfiannor, M.R & Triana P. 2004.
Hubungan Antara Komitmen
Beragama Dan Subjective
Well-Being Pada Remaja
Akhir
Di
Univesitas
Tarumanegara. Universitas
Tarumanegara.
Jurnal
Psikologi Vol. 2 No. 1, Juni
2004
Ningsih, E. S. 2012. Hubungan
Antara Dukungan Sosial
Dengan Penyesuaian Diri
Pada Santri Di Pondok
Pesantren Modern Islam
Assalam Surakarta. Skripsi.
(tidak diterbitkan). Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Siedlecki, Karen L., Timothy A
Salthouse., Shigehiro Oishi &
Sheena Jeswani. 2013. The
Relationship Between Social
Support and Subjective WellBeing Across Age. New
York.
Departement
of
Psychology
Taufik. 2012. Positive Psychology:
Psikologi
Cara
Meraih
Kebahagiaan.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Prosiding Seminar Nasional
Psikologi Islami hal 86-87.
Weiten, W. 2008. Psychology
Themes
and
Variations
Breifer
Version.
USA.
International Student Edition
Yuniana.
2013.
Kesejahteraan
Subjektif Pada Yatim Piatu
(Mustadh’afin).
Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad
13
Dahlan. Jurnal Psikologi vol
1 halaman 8.
14