HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA Hubungan Antara Optimisme Dan Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Remaja SMA Program Akselerasi Di Kota Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA
PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
MEGA CIPTA WAHYUNINGSIH
F. 100 090 307
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA
PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
MEGA CIPTA WAHYUNINGSIH
F. 100 090 307
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA
PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA
Mega Cipta Wahyuningsih 1)
Wiwien Dinar Pratisti 2)
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dan
dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif remaja SMA program akselerasi
di kota Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi di SMA Negeri
1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI
akselerasi 1 dan kelas XI akselerasi 2 dengan jumlah subjek 46 orang. studi
populasi, yaitu menggunakan semua anggota populasi yang ada sebagai subjek
penelitian.. Alat ukur yang digunakan adalah skala optimisme, skala dukungan
sosial, skala kesejahteraan subjektif, dan wawancara.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 15.0 dengan teknik
analisis regresi ganda, maka hasil perhitungan diperoleh yaitu nilai koefisien
korelasi (R) sebesar 0,34; p = 0,071 (p > 0,05). Sumbangan efektif variabel
optimisme dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan remaja SMA program
akselerasi sebesar 11,5 %. Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel
optimisme mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 83,11 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 67,5 yang berarti sikap optimisme pada subjek tergolong tinggi.
Variabel dukungan sosial diketahui rerata empirik (RE) sebesar 99,72 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti dukungan sosial pada subjek tergolong
tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan
positif antara optimisme dan dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif
remaja SMA program akselerasi di kota Surakarta.
Kata kunci : Optimisme, Dukungan Sosial, Kesejahteraan Subjektif.
1)
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2)
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
v
yang maksimal bagi siswa yang
PENDAHULUAN
Pendidikan
di
Indonesia
memiliki
bakat
serta
potensi
sudah mengalami kemajuan yang
istimewa. Hal tersebut sesuai dengan
begitu
segi
Amanat UU No 20 Tahun 2003
kurikulum yang ditawarkan maupun
tentang sistem pendidikan nasional
program
penunjang
dirasa
pada bab IV bagian kesatu pasal 5
mampu
untuk
mendukung
ayat 4 yang berbunyi: warga Negara
pendidikan.
yang memiliki potensi kecerdasan
pesat.
peningkatan
baik
dari
yang
kualitas
Salah satu program pendidikan yang
dan
saat
memperoleh pendidikan khusus.
ini
sedang
diperbincangkan
ramai
adalah
tentang
bakat
istimewa
Pada
berhak
kenyataannya,
program akselerasi atau program
fenomena yang muncul di kalangan
percepatan belajar untuk pendidikan
masyarakat sampai sekarang ini ialah
dasar
kontroversi tentang penyelenggaraan
dan
menengah.
Program
akselerasi memberikan kesempatan
program
bagi para siswa dalam percepatan
kalangan. Awalnya dengan hadirnya
belajar dari waktu enam tahun
program akselerasi ini diharapkan
menjadi lima tahun pada jenjang SD
dapat mengakomodasi kemampuan
dan tiga tahun menjadi dua tahun
siswa
pada
menghemat waktu studi. Namun bagi
jenjang
(Nulhakim,
SMP
2008).
dan
Tujuan
SMA
dari
pengadaan program ini adalah untuk
akselerasi
berbakat
sebagian
berbagai
sehingga
kalangan
mengatakan
di
yang
bahwa
dapat
kontra
hadirnya
memberikan pelayanan pendidikan
1
program
akselerasi
menimbulkan
permasalahan psikologis bagi siswa.
Evaluasi
program
penyelenggaraan
akselerasi
yang
Masalah penyesuaian sosial
biasanya
siswa
akselerasi
lebih
mengutamakan prestasi akademik
sehingga
mereka
cenderung
dilaksanakan oleh Zuhdi tahun 2006
mengurangi waktu untuk aktivitas
juga menyebutkan bahwa terdapat
lain sehingga kesempatan untuk
beberapa dampak psikologis siswa
melakukan hubungan sosial dengan
setelah
waktu
teman sebaya menjadi berkurang.
penyelenggaraan program akselerasi,
Siswa akselerasi cenderung kurang
diantaranya pada masa transisi tiga
aktif
bulan pertama, siswa mengalami
ekstrakurikuler dengan alasan capek,
stress karena merasa kaget dengan
malas, atau ingin tidur di rumah
pemberian materi yang begitu cepat.
(Maimunah, 2009).
beberapa
Hal tersebut sesuai dengan hasil
dalam
mengikuti
Kesejahteraan
kegiatan
sujektif
wawancara yang dilakukan peneliti
merupakan
yang menyebutkan bahwa mereka
tentang hidup mereka, termasuk
mengalami stress pada saat awal
penilaian kognitif terhadap kepuasan
masuk program akselerasi. Materi
hidupnya serta evaluasi afektif dari
disampaikan secara
tugas
mood dan emosi (Diener & Lucas,
ulangan
1999).Istilah kesejahteraan subjektif
mereka
merupakan
sekolah
mendadak
banyak,
cepat,
dan
menyebabkan
merasa tertekan.
evaluasi
evaluasi
seseorang
individu
terhadap kehidupannya. Penilaian ini
secara kognitif berupa pandangan
2
terhadap
kepuasan
serta
afeksi
seperti perasaan kegembiraan atau
tidak
mengalami
orang
lain
atau
bagi
kemanusiaan secara umum .
Hasil
Peneliti sempat melakukan
penelitian Jersild (Darmayanti, 2012)
wawancara dengan salah satu siswa
mengungkapkan
terdapat
akselerasi di kota Surakarta. Dari
dapat
hasil wawancara tersebut diperoleh
menyebabkan seseorang berbahagia
gambaran bahwa remaja khususnya
berdasarkan
tingkat
remaja SMA program akselerasi di
perkembangan usianya. Bagi remaja
kota Surakarta bahwa dukungan
usia 15-18 tahun, hal-hal yang dapat
sosial khususnya dari orang tua dan
mendatangkan bahagia adalah: (1)
teman memiliki peranan yang sangat
pergi
penting ketika
keragaman
depresi.
bagi
bahwa
hal-hal
yang
pada
rekreasi
melakukan
beramai-ramai,
kegiatan
dengan
sedang mengalami
banyak masalah serta kendala baik
keluarga; (2) mencapai peningkatan
yang berhubungan
diri, berhasil di sekolah, dan merasa
maupun persoalan remaja lainnya.
penting
di
Orang tua dan teman sebaya yang
memperoleh
memberikan dukungan penuh berupa
hubungan baik dengan orang lain,
motivasi mampu memberikan efek
bersahabat karib, dan mendapatkan
positif bagi remaja untuk bangkit dan
teman yang pasti; (4) melakukan
kembali bersemangat. Hal ini sesuai
aktifitas
yang
dengan penelitian yang dilakukan
bermain
Conventry, Gilespie, Heath, dan
atau
lingkungannya;
menyenangkan,
berarti
(3)
pribadi
seperti
(games); dan (5) merasa bermanfaat
Martin
pada
tahun
dengan
2004
studi
yang
3
menunjukkan bahwa dukungan sosial
program
berpengaruh terhadap kesejahteraan
Surakarta?”
subjektif serta kesehatan yang positif
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
pada individu. Selain itu, sikap
1. Hubungan antara optimisme dan
akselerasi
di
kota
optimistis juga memiliki peranan
dukungan
dalam kehidupan seorang remaja
kesejahteraan subjektif remaja
untuk mencapai apa yang diinginkan,
SMA program akselerasi di kota
semisal tujuan hidup, masa depan,
Surakarta
atau
hanya
sebatas
keberhasilan
2. Hubungan
sosial
antara
dengan
optimisme
dalam bidang studi tertentu. Ketika
dengan kesejahteraan subjektif
sikap optimistis tersebut muncul
remaja SMA program akselerasi
meskipun hanya sedikit dan dalam
3. Hubungan
dukungan
sosial
kondisi mendesak saja tetapi hal
dengan kesejahteraan subjektif
tersebut
remaja SMA program akselerasi
memberikan
sumbangan
energi positif yang cukup besar
menyangkut keberhasilan seorang
remaja dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan fenomena dan
uarian di atas maka rumusan masalah
4. Tingkat optimisme pada remaja
SMA program akselerasi
5. Tingkat dukungan sosial pada
remaja SMA program akselerasi
6. Tingkat kesejahteraan subjektif
dalam penelitian ini adalah “Apakah
pada
ada hubungan antara optimisme dan
akselerasi
dukungan
sosial
remaja
SMA
program
dengan
7. Sumbangan efektif optimisme
kesejahteraan subjektif remaja SMA
dan dukungan sosial terhadap
4
kesejahteraan subjektif remaja
SMA program akselerasi
Analisis
data
dalam
penelitian menggunakan dua metode,
yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
Analisis
data
kuantitatif
pendekatan kuantitatif dan kualitatif
menggunakan teknik analisis regresi
(mixed methods) dengan variabel
ganda pada program SPSS 15.0
bebas yaitu optimisme dan dukungan
untuk mengetahui hubungan antara
sosial,
variabel
dua variabel bebas dengan variabel
tergantungnya adalah kesejahteraan
tergantung. Sedangkan analisis data
subjektif.
secara
sedangkan
Subjek dalam penelitian ini
kualitatif
menggunakan teknik analisis isi
adalah siswa program akselerasi di
(content
analysis).
SMA Negeri 1 Surakarta. Jumlah
(content
analysis)
sampel
teknik
yang
digunakan
dalam
dengan
dalam
Analisis
isi
adalah
suatu
penelitian
yang
penelitian ini adalah 24 siswa dari
berguna sebagai petunjuk yang dapat
kelas XI Akselerasi 1 dan 22 siswa
diulang dan valid dari data yang
dari kelas XI Akselerasi 2.
sesuai
Pengumpulan
data
dengan
konteks.
Dengan
dalam
teknik ini, peneliti mencari bentuk,
penelitian ini menggunakan skala
struktur, dan pola yang beraturan di
kemudian
dalam
dilanjutkan
dengan
tulisan
dan
kemudian
pengambilan data secara kualitatif
memberi kesimpulan terhadap apa
melalui interview.
yang telah ditemuinya (Moleong,
2011).
5
kategorisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
skor
tinggi
tetapi
hasil
kesejahteraannya rendah, sedangkan
perhitungan teknik analisis regresi
ketika optimisme dan dukungan
linier
sosialnya memiliki kategorisasi skor
berganda
diperoleh
nilai
koefisien korelasi R sebesar 0,34; F
rendah
regresi = 2,807 dan p = 0,071
memiliki kategorisasi skor tinggi.
(p>0,05). Hasil ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan
antara
kesejahteraannya
justru
Dari hasil perhitungan secara
kuantitatif
menunjukkan
bahwa
variabel optimisme dan dukungan
hipotesis
mayor
yang
diajukan
sosial dengan kesejahteraan subjektif
peneliti
ditolak.
Hal
tersebut
remaja SMA program akselerasi.
menyebabkan
Salah
penyebabnya
pengambilan data untuk mendukung
adalah ketidak konsistenan hasil
hasil tersebut. Pengambilan data
kategorisasi subjek. Dari 46 subjek
pendukung bisa dilakukan dengan
hanya terdapat 13 subjek yang
pendekatan
memiliki
skor
analisis statistik maupun pendekatan
optimisme, dukungan sosial, dan
kualitatif melalui wawancara. Akan
kesejahteraan
yang
tetapi, dalam kasus ini peneliti
konsisten. Sisanya yaitu 33 subjek
cenderung memilih untuk melakukan
memiliki kategorisasi skor tidak
penggalian data secara kualitatif. Hal
konsisten, bahkan ada subjek yang
ini disebabkan karena subjek dalam
sedikit unik, ketika optimisme dan
penelitian ini adalah remaja jadi
dukungan
lebih
satu
faktor
kategorisasi
subjektif
sosialnya
memiliki
cocok
peneliti
kuantitatif
apabila
melakukan
melalui
dilakukan
6
dengan pendekatan secara individual
Akan
yaitu dengan wawancara. secara
akselerasi cenderung dibatasi ruang
kualitatif
geraknya oleh pihak sekolah. Mereka
(pendekatan
individual)
tetapi,
realitanya
siswa
dengan metode wawancara. Hasil
tidak
penggalian data secara kualitatif
kegiatan yang tidak ada sangkut
yaitu
metode
pautnya dengan pelajaran, misalnya
wawancara terhadap 12 (dua belas)
saja mereka dilarang untuk tidak
remaja SMA program akselerasi
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
diperoleh
dan organisasi
menggunakan
pandangan
hasil
bahwa
mereka
menyebabkan
menurut
hal-hal
siswa
yang
akselerasi
diperbolehkan
di
mengikuti
sekolah.
Hal
tersebut membuat mereka kehilangan
kesempatan
berinteraksi
dengan
merasa sejahtera itu diantaranya
teman-teman sebaya mereka di luar
mendapatkan prestasi yang bagus,
program akselerasi. Bila dikaitkan
contohnya diajar oleh guru yang
dengan fase perkembangan remaja,
kompeten, bisa diterima di SMAN 1
maka kepuasan terhadap hidup yang
sebagai siswa akselerasi, ketika bisa
dijalani pada masa remaja, mencakup
mengerjakan tugas dengan baik, pada
aspek kepuasan atas aktivitas yang
saat
dilakukan bersama teman, keluarga,
mendapatkan
Sedangkan
hal
lain
nilai
bagus.
yang
bisa
kegiatan
di
sekolah,
maupun
membuat siswa akselerasi merasa
lingkungan di sekitarnya, dan juga
sejahtera adalah ketika memiliki
aktivitas yang menyenangkan dirinya
banyak teman, mendapat liburan, dan
sendiri. Akan tetapi, sebagai seorang
bisa
remaja, siswa akselerasi cenderung
membahagiakan
orang
tua.
7
lebih
banyak
waktunya
menghabiskan
untuk
memperhatikan
belajar
hal-hal
tanpa
lain
menunjukkan ada hubungan positif
antara
optimisme
dengan
di
kesejahteraan subjektif remaja SMA
sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan
program akselerasi di kota Surakarta.
siswa akselerasi lebih mengutamakan
Nilai koefisien korelasi (r) variabel
prestasi
dukungan
akademik.
Mereka
sosial
terhadap
cenderung mengurangi waktu untuk
kesejahteraan subjektif sebesar 0,275
aktivitas lain sehingga kesempatan
dan p = 0,032 dimana p
DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA
PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
MEGA CIPTA WAHYUNINGSIH
F. 100 090 307
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA
PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
MEGA CIPTA WAHYUNINGSIH
F. 100 090 307
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA
PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA
Mega Cipta Wahyuningsih 1)
Wiwien Dinar Pratisti 2)
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dan
dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif remaja SMA program akselerasi
di kota Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi di SMA Negeri
1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI
akselerasi 1 dan kelas XI akselerasi 2 dengan jumlah subjek 46 orang. studi
populasi, yaitu menggunakan semua anggota populasi yang ada sebagai subjek
penelitian.. Alat ukur yang digunakan adalah skala optimisme, skala dukungan
sosial, skala kesejahteraan subjektif, dan wawancara.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 15.0 dengan teknik
analisis regresi ganda, maka hasil perhitungan diperoleh yaitu nilai koefisien
korelasi (R) sebesar 0,34; p = 0,071 (p > 0,05). Sumbangan efektif variabel
optimisme dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan remaja SMA program
akselerasi sebesar 11,5 %. Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel
optimisme mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 83,11 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 67,5 yang berarti sikap optimisme pada subjek tergolong tinggi.
Variabel dukungan sosial diketahui rerata empirik (RE) sebesar 99,72 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti dukungan sosial pada subjek tergolong
tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan
positif antara optimisme dan dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif
remaja SMA program akselerasi di kota Surakarta.
Kata kunci : Optimisme, Dukungan Sosial, Kesejahteraan Subjektif.
1)
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2)
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
v
yang maksimal bagi siswa yang
PENDAHULUAN
Pendidikan
di
Indonesia
memiliki
bakat
serta
potensi
sudah mengalami kemajuan yang
istimewa. Hal tersebut sesuai dengan
begitu
segi
Amanat UU No 20 Tahun 2003
kurikulum yang ditawarkan maupun
tentang sistem pendidikan nasional
program
penunjang
dirasa
pada bab IV bagian kesatu pasal 5
mampu
untuk
mendukung
ayat 4 yang berbunyi: warga Negara
pendidikan.
yang memiliki potensi kecerdasan
pesat.
peningkatan
baik
dari
yang
kualitas
Salah satu program pendidikan yang
dan
saat
memperoleh pendidikan khusus.
ini
sedang
diperbincangkan
ramai
adalah
tentang
bakat
istimewa
Pada
berhak
kenyataannya,
program akselerasi atau program
fenomena yang muncul di kalangan
percepatan belajar untuk pendidikan
masyarakat sampai sekarang ini ialah
dasar
kontroversi tentang penyelenggaraan
dan
menengah.
Program
akselerasi memberikan kesempatan
program
bagi para siswa dalam percepatan
kalangan. Awalnya dengan hadirnya
belajar dari waktu enam tahun
program akselerasi ini diharapkan
menjadi lima tahun pada jenjang SD
dapat mengakomodasi kemampuan
dan tiga tahun menjadi dua tahun
siswa
pada
menghemat waktu studi. Namun bagi
jenjang
(Nulhakim,
SMP
2008).
dan
Tujuan
SMA
dari
pengadaan program ini adalah untuk
akselerasi
berbakat
sebagian
berbagai
sehingga
kalangan
mengatakan
di
yang
bahwa
dapat
kontra
hadirnya
memberikan pelayanan pendidikan
1
program
akselerasi
menimbulkan
permasalahan psikologis bagi siswa.
Evaluasi
program
penyelenggaraan
akselerasi
yang
Masalah penyesuaian sosial
biasanya
siswa
akselerasi
lebih
mengutamakan prestasi akademik
sehingga
mereka
cenderung
dilaksanakan oleh Zuhdi tahun 2006
mengurangi waktu untuk aktivitas
juga menyebutkan bahwa terdapat
lain sehingga kesempatan untuk
beberapa dampak psikologis siswa
melakukan hubungan sosial dengan
setelah
waktu
teman sebaya menjadi berkurang.
penyelenggaraan program akselerasi,
Siswa akselerasi cenderung kurang
diantaranya pada masa transisi tiga
aktif
bulan pertama, siswa mengalami
ekstrakurikuler dengan alasan capek,
stress karena merasa kaget dengan
malas, atau ingin tidur di rumah
pemberian materi yang begitu cepat.
(Maimunah, 2009).
beberapa
Hal tersebut sesuai dengan hasil
dalam
mengikuti
Kesejahteraan
kegiatan
sujektif
wawancara yang dilakukan peneliti
merupakan
yang menyebutkan bahwa mereka
tentang hidup mereka, termasuk
mengalami stress pada saat awal
penilaian kognitif terhadap kepuasan
masuk program akselerasi. Materi
hidupnya serta evaluasi afektif dari
disampaikan secara
tugas
mood dan emosi (Diener & Lucas,
ulangan
1999).Istilah kesejahteraan subjektif
mereka
merupakan
sekolah
mendadak
banyak,
cepat,
dan
menyebabkan
merasa tertekan.
evaluasi
evaluasi
seseorang
individu
terhadap kehidupannya. Penilaian ini
secara kognitif berupa pandangan
2
terhadap
kepuasan
serta
afeksi
seperti perasaan kegembiraan atau
tidak
mengalami
orang
lain
atau
bagi
kemanusiaan secara umum .
Hasil
Peneliti sempat melakukan
penelitian Jersild (Darmayanti, 2012)
wawancara dengan salah satu siswa
mengungkapkan
terdapat
akselerasi di kota Surakarta. Dari
dapat
hasil wawancara tersebut diperoleh
menyebabkan seseorang berbahagia
gambaran bahwa remaja khususnya
berdasarkan
tingkat
remaja SMA program akselerasi di
perkembangan usianya. Bagi remaja
kota Surakarta bahwa dukungan
usia 15-18 tahun, hal-hal yang dapat
sosial khususnya dari orang tua dan
mendatangkan bahagia adalah: (1)
teman memiliki peranan yang sangat
pergi
penting ketika
keragaman
depresi.
bagi
bahwa
hal-hal
yang
pada
rekreasi
melakukan
beramai-ramai,
kegiatan
dengan
sedang mengalami
banyak masalah serta kendala baik
keluarga; (2) mencapai peningkatan
yang berhubungan
diri, berhasil di sekolah, dan merasa
maupun persoalan remaja lainnya.
penting
di
Orang tua dan teman sebaya yang
memperoleh
memberikan dukungan penuh berupa
hubungan baik dengan orang lain,
motivasi mampu memberikan efek
bersahabat karib, dan mendapatkan
positif bagi remaja untuk bangkit dan
teman yang pasti; (4) melakukan
kembali bersemangat. Hal ini sesuai
aktifitas
yang
dengan penelitian yang dilakukan
bermain
Conventry, Gilespie, Heath, dan
atau
lingkungannya;
menyenangkan,
berarti
(3)
pribadi
seperti
(games); dan (5) merasa bermanfaat
Martin
pada
tahun
dengan
2004
studi
yang
3
menunjukkan bahwa dukungan sosial
program
berpengaruh terhadap kesejahteraan
Surakarta?”
subjektif serta kesehatan yang positif
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
pada individu. Selain itu, sikap
1. Hubungan antara optimisme dan
akselerasi
di
kota
optimistis juga memiliki peranan
dukungan
dalam kehidupan seorang remaja
kesejahteraan subjektif remaja
untuk mencapai apa yang diinginkan,
SMA program akselerasi di kota
semisal tujuan hidup, masa depan,
Surakarta
atau
hanya
sebatas
keberhasilan
2. Hubungan
sosial
antara
dengan
optimisme
dalam bidang studi tertentu. Ketika
dengan kesejahteraan subjektif
sikap optimistis tersebut muncul
remaja SMA program akselerasi
meskipun hanya sedikit dan dalam
3. Hubungan
dukungan
sosial
kondisi mendesak saja tetapi hal
dengan kesejahteraan subjektif
tersebut
remaja SMA program akselerasi
memberikan
sumbangan
energi positif yang cukup besar
menyangkut keberhasilan seorang
remaja dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan fenomena dan
uarian di atas maka rumusan masalah
4. Tingkat optimisme pada remaja
SMA program akselerasi
5. Tingkat dukungan sosial pada
remaja SMA program akselerasi
6. Tingkat kesejahteraan subjektif
dalam penelitian ini adalah “Apakah
pada
ada hubungan antara optimisme dan
akselerasi
dukungan
sosial
remaja
SMA
program
dengan
7. Sumbangan efektif optimisme
kesejahteraan subjektif remaja SMA
dan dukungan sosial terhadap
4
kesejahteraan subjektif remaja
SMA program akselerasi
Analisis
data
dalam
penelitian menggunakan dua metode,
yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
Analisis
data
kuantitatif
pendekatan kuantitatif dan kualitatif
menggunakan teknik analisis regresi
(mixed methods) dengan variabel
ganda pada program SPSS 15.0
bebas yaitu optimisme dan dukungan
untuk mengetahui hubungan antara
sosial,
variabel
dua variabel bebas dengan variabel
tergantungnya adalah kesejahteraan
tergantung. Sedangkan analisis data
subjektif.
secara
sedangkan
Subjek dalam penelitian ini
kualitatif
menggunakan teknik analisis isi
adalah siswa program akselerasi di
(content
analysis).
SMA Negeri 1 Surakarta. Jumlah
(content
analysis)
sampel
teknik
yang
digunakan
dalam
dengan
dalam
Analisis
isi
adalah
suatu
penelitian
yang
penelitian ini adalah 24 siswa dari
berguna sebagai petunjuk yang dapat
kelas XI Akselerasi 1 dan 22 siswa
diulang dan valid dari data yang
dari kelas XI Akselerasi 2.
sesuai
Pengumpulan
data
dengan
konteks.
Dengan
dalam
teknik ini, peneliti mencari bentuk,
penelitian ini menggunakan skala
struktur, dan pola yang beraturan di
kemudian
dalam
dilanjutkan
dengan
tulisan
dan
kemudian
pengambilan data secara kualitatif
memberi kesimpulan terhadap apa
melalui interview.
yang telah ditemuinya (Moleong,
2011).
5
kategorisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
skor
tinggi
tetapi
hasil
kesejahteraannya rendah, sedangkan
perhitungan teknik analisis regresi
ketika optimisme dan dukungan
linier
sosialnya memiliki kategorisasi skor
berganda
diperoleh
nilai
koefisien korelasi R sebesar 0,34; F
rendah
regresi = 2,807 dan p = 0,071
memiliki kategorisasi skor tinggi.
(p>0,05). Hasil ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan
antara
kesejahteraannya
justru
Dari hasil perhitungan secara
kuantitatif
menunjukkan
bahwa
variabel optimisme dan dukungan
hipotesis
mayor
yang
diajukan
sosial dengan kesejahteraan subjektif
peneliti
ditolak.
Hal
tersebut
remaja SMA program akselerasi.
menyebabkan
Salah
penyebabnya
pengambilan data untuk mendukung
adalah ketidak konsistenan hasil
hasil tersebut. Pengambilan data
kategorisasi subjek. Dari 46 subjek
pendukung bisa dilakukan dengan
hanya terdapat 13 subjek yang
pendekatan
memiliki
skor
analisis statistik maupun pendekatan
optimisme, dukungan sosial, dan
kualitatif melalui wawancara. Akan
kesejahteraan
yang
tetapi, dalam kasus ini peneliti
konsisten. Sisanya yaitu 33 subjek
cenderung memilih untuk melakukan
memiliki kategorisasi skor tidak
penggalian data secara kualitatif. Hal
konsisten, bahkan ada subjek yang
ini disebabkan karena subjek dalam
sedikit unik, ketika optimisme dan
penelitian ini adalah remaja jadi
dukungan
lebih
satu
faktor
kategorisasi
subjektif
sosialnya
memiliki
cocok
peneliti
kuantitatif
apabila
melakukan
melalui
dilakukan
6
dengan pendekatan secara individual
Akan
yaitu dengan wawancara. secara
akselerasi cenderung dibatasi ruang
kualitatif
geraknya oleh pihak sekolah. Mereka
(pendekatan
individual)
tetapi,
realitanya
siswa
dengan metode wawancara. Hasil
tidak
penggalian data secara kualitatif
kegiatan yang tidak ada sangkut
yaitu
metode
pautnya dengan pelajaran, misalnya
wawancara terhadap 12 (dua belas)
saja mereka dilarang untuk tidak
remaja SMA program akselerasi
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
diperoleh
dan organisasi
menggunakan
pandangan
hasil
bahwa
mereka
menyebabkan
menurut
hal-hal
siswa
yang
akselerasi
diperbolehkan
di
mengikuti
sekolah.
Hal
tersebut membuat mereka kehilangan
kesempatan
berinteraksi
dengan
merasa sejahtera itu diantaranya
teman-teman sebaya mereka di luar
mendapatkan prestasi yang bagus,
program akselerasi. Bila dikaitkan
contohnya diajar oleh guru yang
dengan fase perkembangan remaja,
kompeten, bisa diterima di SMAN 1
maka kepuasan terhadap hidup yang
sebagai siswa akselerasi, ketika bisa
dijalani pada masa remaja, mencakup
mengerjakan tugas dengan baik, pada
aspek kepuasan atas aktivitas yang
saat
dilakukan bersama teman, keluarga,
mendapatkan
Sedangkan
hal
lain
nilai
bagus.
yang
bisa
kegiatan
di
sekolah,
maupun
membuat siswa akselerasi merasa
lingkungan di sekitarnya, dan juga
sejahtera adalah ketika memiliki
aktivitas yang menyenangkan dirinya
banyak teman, mendapat liburan, dan
sendiri. Akan tetapi, sebagai seorang
bisa
remaja, siswa akselerasi cenderung
membahagiakan
orang
tua.
7
lebih
banyak
waktunya
menghabiskan
untuk
memperhatikan
belajar
hal-hal
tanpa
lain
menunjukkan ada hubungan positif
antara
optimisme
dengan
di
kesejahteraan subjektif remaja SMA
sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan
program akselerasi di kota Surakarta.
siswa akselerasi lebih mengutamakan
Nilai koefisien korelasi (r) variabel
prestasi
dukungan
akademik.
Mereka
sosial
terhadap
cenderung mengurangi waktu untuk
kesejahteraan subjektif sebesar 0,275
aktivitas lain sehingga kesempatan
dan p = 0,032 dimana p