PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INTERNET BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII SMP CHANDRA KUSUMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

(1)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INTERNET

BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII

SMP CHANDRA KUSUMA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

RITA

NIM: 8106122077

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

RITA, Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Chandra Kusuma Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Studi ini bertujuan untuk : (1) menghasilkan multimedia interaktif berbasis internet yang layak digunakan, mudah dipelajari siswa dan dapat dipakai untuk pembelajaran indovidual, (2) untuk mengetahui keefektifan multimedia interaktif berbasis internet yang dikembangkan pada mata pelajaran bahasa inggris.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan model pengembangan pembelajaran Dick dan carey. Model ini meliputi enam tahapan, yakni : studi literatur, perencanaan atau desain pengembangan, pengembangan produk, validasi ahli, uji coba, revisi, produk akhir. Validasi ahli terdiri dari dua ahli materi mata pelajaran bahasa inggris, dua ahli desain pembelajaran dan dua ahli rekayasa perangkat lunak. Subyek uji coba terdiri dari tiga sisa untuk uji perorangan, sembilan siswa untuk uji kelompok kecil, dan lima puluh delapan siswa untuk uji lapangan. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan angket. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan; (1) uji ahli materi mata pelajaran bahasa inggris berada pada kualifikasi sangat baik (93,83%), (2) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (88,55%), (3) uji ahli rakayasa perangkat lunak berada pada kualifikasi sangat baik (94,10%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik (91,43%), (5) uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik (93,63%), dan (6) uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik (97,96%).

Produk akhir dari pengembangan multimedia interaktif berbasis internet ini dilanjutkan dengan uji keefektifan produk. Penelitian ini dilakukan pada siswa semester genap kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang tahun pelajaran 2012-2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sampel penelitian sebanyak 58 siswa yang terdiri dari 29 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet dan 29 siswa sebagai kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran buku teks sebagaimana yang berlangsung selama ini dalam proses pembelajaran.

Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran buku teks. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data diperoleh thitung = 3,33 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk 56 diperoleh ttabel = 1,67, sehingga thitung > ttabel, efektifitas penggunaan multimedia interaktif = 80,46%. Disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet sebesar 80,46% lebih tinggi dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran buku teks sebesar 71,72%.


(6)

i

ABSTRACT

RITA, Development of Internet-Based Interactive Multimedia Learning English Junior High School Students Class VIII Chandra Kusuma Academic Year 2012/2013. Thesis: Graduate Program, State University of Medan, 2013.

This study aims to: (1) generate interactive multimedia internet-based fit for use, easy to learn and can be used for students learning individual, (2) determine the effectiveness of an Internet-based interactive multimedia on subjects who developed the English language.

Type of research is the development of models that use Borg and Gall product development combined with a model of Dick and Carey instructional development. This model includes six stages, namely: literature studies, planning or design development, product development, expert validation, testing, revision, final product. Expert validation consists of two subject matter experts in English, two experts and two instructional design expert software engineering. The subjects consisted of three trials to test the rest of the individuals, nine students to test small groups, and fifty-eight students for field testing. Data on the development of product quality are collected by questionnaire. The data collected were analyzed with descriptive qualitative analysis techniques.

The results showed: (1) subject matter expert testing English language is in a very good qualifying (93.83%), (2) test instructional design experts are in excellent qualifications (88.55%), (3) test experts of software is in excellent qualifications (94.10%), (4) individual testing is in excellent qualifications (91.43%), (5) a small test group are in excellent qualifications (93.63% ), and (6) the trial court is in a very good qualifying (97.96%).

The end product of the development of Internet-based interactive multimedia is followed by testing the effectiveness of the product. The research was conducted in the second semester of eighth grade students Private SMP Chandra Kusuma Deliserdang 2012-2013 school year. The method used in this study is quasi-experimental methods. Study sample were 58 students, including 29 students as a class given experimental treatment using interactive multimedia internet-based and 29 students as a control class that uses the textbook as a medium of learning that took place during the learning process.

The test results prove the hypothesis that there are significant differences between the learning outcomes of students who learned with using an Internet-based interactive multimedia learning outcomes of students who learned with using instructional media textbook. This is indicated by the data processing obtained t = 3.33 at significance level α = 0.05 with 56 df obtained table = 1.67, so that t> t table, the effective use of interactive multimedia = 80.46%. Concluded that the learning outcomes of students who learned with the group using the Internet-based interactive multimedia for 80.46% higher than the group of students who learned with using instructional media textbooks for 71.72%.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Chandra Kusuma Tahun Pelajaran 2012/2013”. Tesis ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Pascasarjana dalam rangka untuk memperoleh gelar magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan (S2) Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Dosen pembimbing Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. dan Dr. R. Mursid, M. Pd., yang dengan tulus dan sabar membimbing penulis hingga akhirnya tesis ini dapat diselesaikan.

2. Para nara sumber Prof. Dr. Abdul Hamid K.,M.Pd., Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd., dan Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd. yang dengan tulus dan sabar memberi masukan kepada penulis hingga akhirnya tesis ini dapat diselesaikan.

3. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., beserta staf yang banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 4. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten

Direktur, Ketua dan Sekretaris Program Studi yang banyak memberikan bantuan untuk kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.

5. Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat di jajaran Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

6. Malahayati Holland,B.A.,M.A., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Cemara Asri beserta staf yang banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.


(8)

iv

7. Para ahli materi, desain dan media pembelajaran yang sudah membantu penulis dalam memvalidasi produk yang telah dikembangkan.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya angkatan XIX Program Studi Teknologi Pendidikan, yang telah banyak memberikan motivasi kepada pemulis.

9. Orang tua, suami tersayang serta anak tercinta, yang selalu mendoakan penulis selama penyelesaian studi magister.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis selama penyelesaian studi magister ini.

Akhirnya penulis juga sangat menyadari bahwa tesis ini masih belum sempurna, untuk itu penulis dengan hati yang terbuka mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tesis ini.

Medan, 3 Juli 2013


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Pengembangan ... 11

F. Manfaat Pengembangan ... 11

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teoretis ... 12

1. Hakikat Pembelajaraan Bahasa Inggris ... 12

2. Teori Pengembangan Produk ... 16

a. Tinjauan Teknologi Pendidikan ... 16

b. Hakikat Media Pembelajaran ... 18

1. Media cetak ... 25

2. Audio ... 30


(10)

vi

c. Software Presentasi Multimedia Interaktif Berbasi Internet . 40 B. Pengembangan Multimedia Interaktif pada Matapelajaran Bahasa Inggris

... 49

C. Penelitian Yang Relevan ... 55

D. Kerangka Berpikir ... 57

E. Pertanyaan Penelitian ... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 60

B. Model Pengembangan ... 60

C. Prosedur Pengembangan ... 61

D. Tahap Uji Produk ... 64

1. Desain Uji Coba ... 64

2. Subjek Uji Coba ... 65

3. Pelaksanaan Uji Coba ... 65

4. Jenis data ... 67

5. Instrumen Pengumpulan Data ... 68

a. Lembar Angket ... 68

b. Lembar Wawancara ... 73

c. Lembar Observasi ... 73

6. Teknik Analisis Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 79

1. Deskripsi Produk Awal ... 79

2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 84


(11)

vii

b. Data Hasil Uji Coba Tahap II ... 96

c. Data Hasil Uji Coba Tahap III ... 99

c. Data Hasil Uji Coba Tahap IV ... 101

3. Analisis Data ... 104

a. Analisis I ; Analisis Data Hasil Validasi Produk Awal .. 104

b. Analisis II ; Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Perorangan ... 108

c. Analisis III ; Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Kelompok Kecil ... 109

d. Analisis IV ; Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Lapangan ... 110

4. Revisi Produk ... 111

a. Revisi Pertama ... 111

b. Revisi Kedua ... 113

c. Revisi Ketiga ... 113

d. Revisi Keempat ... 113

B. Hasil Penelitian Uji Keefektifan Produk ... 114

1. Deskripsi Data Penelitian ... 114

a. Hasil Belajar Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Multimedia Interaktif Berbasis Internet ... 114

b. Hasil Belajar Yang Dibelajarkan Tanpa Menggunakan Multimedia Interaktif Berbasis Internet ... 115

2. Pengajuan Persyaratan Analisis ... 117

a. Uji Normalitas Data ... 117


(12)

viii

c. Uji t Postes ... 118

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 120

1. Pembahasan Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 120

2. Pembahasan Hasil Penelitian Uji Keefektifan Produk ... 121

D. Keterbatasan Penelitian ... 123

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 125

B. Implikasi ... 128

C. Saran ... 129


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hubungan Antara Media dan Tujuan Pembelajaran ... 24

Tabel 2. Dua Pandangan Tentang Desain Multimedia ... 34

Tabel 3. Dua Tujuan Multimedia Learning ... 36

Tabel 4. Tiga Pandangan Tentang Multimedia ... ...37

Tabel 5. Sintaksis Model Presentasi ... 46

Tabel 6. Teori Kognitif Tentang Multimedia Learning ... 47

Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Materi Pembelajaran, Sistem Penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Strategi Pembelajaran ... 69

Tabel 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Desain Informasi, Desain Interaksi, dan Desain Presentasi ... 70

Tabel 9. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Rekayasa Perangkat Lunak Ahli Perangkat Lunak...71

Tabel 10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan ... ...72

Tabel 11. Kriteria Konversi Nilai (Sudjana:2005) ... 76

Tabel 12. Data Analisis Kebutuhan ... 80

Tabel 13. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Materi Tentang Kualitas Materi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 85


(14)

x

Tabel 14. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Materi Tentang Kualitas Strategi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 86

Tabel 15. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Materi Tentang Sistem Penyampaian Pembelajaran (Skala 1-5) ... 86

Tabel 16. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap Kualitas Materi Pembelajaran ... 87

Tabel 17. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap Kualitas Strategi Pembelajaran ... 88

Tabel 18. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap Kualitas Sistem Penyampaian Pembelajaran ... 88

Tabel 19. Ikhtisar data Hasil kajian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh ahli Materi ... 88

Tabel 20. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Pembelajaran (Skala 1-5)89

Tabel 21. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Informasi (Skala 1-5) .. 90

Tabel 22. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Interaksi (Skala 1-5) .... 90

Tabel 23. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Desain Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Presentasi (Skala 1-5) ... 91

Tabel 24. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Desain Pembelajaran ... 92

Tabel 25. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Desain Informasi ... 92


(15)

xi

Tabel 26. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Interaksi ... 92

Tabel 27. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Kualitas Presentasi ... 93

Tabel 28. Ikhtisar data Hasil kajian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Desain Pembelajaran.. ... 93

Tabel 29. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Media Tentang Aspek Pemprograman (Skala 1-5) ... 94

Tabel 30. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Oleh Ahli Media Tentang Aspek Kualitas Teknis/Tampilan (Skala 1-5) ... 95

Tabel 31. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Media Terhadap Aspek Pemprograman ... 95

Tabel 32. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Media Terhadap Aspek Kualitas Teknis/Tampilan ... 95

Tabel 33. Ikhtisar Data Hasil kajian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Media ... 96

Tabel 34. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang Tentang Kualitas Materi Pembelajaran (Skala 1-5). ... 97

Tabel 35. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang Tentang Kualitas Teknis/Tampilan (Skala 1-5)…... ... 97

Tabel 36. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran


(16)

xii

Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang ... 98

Tabel 37. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Teknis/Tampilan Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang . 98

Tabel 38. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang Tentang Kualitas Materi Pembelajaran (Skala 1-5)99

Tabel 39. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang Tentang Kualitas Teknis/Tampilan (Skala 1-5) 100

Tabel 40. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang ... 100

Tabel 41. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Teknis/Tampilan Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang ... 101

Tabel 42. Ikhtisar Data Hasil kajian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil.. ... 101

Tabel 43. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang Tentang Kualitas Materi Pembelajaran (Skala 1-5)………..102

Tabel 44. Skor Penilaian Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma


(17)

xiii

Deliserdang Tentang Kualitas Teknis/Tampilan (Skala 1-5) ……….102

Tabel 45. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang ... 103

Tabel 46. Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Teknis/Tampilan Multimedia Interaktif Berbasis Internet Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang . 103

Tabel 47. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi ……….104

Tabel 48. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 105

Tabel 49. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 107

Tabel 50. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan ... 108

Tabel 51. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 109

Tabel 52. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan ... 111


(18)

xiv

Tabel 53. Data Hasil Revisi Oleh Ahli Materi ... 112

Tabel 54. Data Hasil Revisi Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 113

Tabel 55. Data Hasil Revisi Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 113

Tabel 56. Frekuensi Nilai Hasil Belajar Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Multimedia Interaktif Berbasis Internet ... 114

Tabel 57. Frekuensi Nilai Hasil Belajar Yang Dibelajarkan Tanpa Menggunakan Multimedia Interaktif Berbasis Internet ... 116

Tabel 58. Rangkuman Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 121


(19)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Definisi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran Seels dan Richey ... 17 Gambar 2. Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale ... 21 Gambar 3. Prosedur Pengembangan Borg & Gall (1983:775) ... 51 Gambar 4. Bagan Model Pengembangan Desain Instruksional Dick & Carey .. 55 Gambar 5. Bagan Prosedur Pengembangan media Pembelajaran Interaktif

berpaduan Borg & Gall dan Dick & Carey ... 63 Gambar 6. Tahap-Tahap Uji Coba Produk Pengembangan Multimedia Interaktif

Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII . 83 Gambar 7. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif Berbasis

Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi .... 105 Gambar 8. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif Berbasis

Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 106 Gambar 9. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif Berbasis

Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 107 Gambar 10. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif Berbasis

Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan ... 109 Gambar 11. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif Berbasis

Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 110


(20)

xvi

Gambar 12. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Interaktif Berbasis Internet Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan ... 111 Gambar 13. Histogram Frekuensi Nilai Pembelajaran Dengan Multimedia Interaktif

Berbasis Internet ... 115 Gambar 14. Histogram Frekuensi Nilai Pembelajaran Tanpa Multimedia Interaktif


(21)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Bahasa Inggris Kelas VIII SMP & Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) ... 134

Lampiran 2. Angket Penilaian dan Tanggapan Ahli Materi, Ahli Desain Pembelajaran, Ahli Media (Perangkat Lunak), dan Uji Coba ... 140

Lampiran 3. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 162

Lampiran 4. Rangkuman Skor Yang Diperoleh Melalui Angket Pada Uji Coba Lapangan Di SMP Swasta Chandra Kusuma kelas VIII ... 165

Lampiran 5. Tabulasi Data Pretes Dan Postes Penelitian ... 169

Lampiran 6. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians ... 173

Lampiran 7. Uji Normalitas ... 176

Lampiran 8. Uji Homogenitas ... 180

Lampiran 9. Pengujian Hipotesis ... 181

Lampiran 10. Diskriptif Statistik Data Penelitian ... 184

Lampiran 11. Storyboard ... 187

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian ... 192


(22)

  1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal


(23)

  2

  yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di SMP adalah mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dalam bentuk lisan maupun tulisan. Kemampuan berkomunikasi ini meliputi mendengarkan (listening), membaca (reading), dan menulis (writing). Dengan menggunakan beberapa jenis teks (genre) seperti transaksional, interpersonal, narrative, descriptive, recount, discussion dll.

Kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu kemampuan yang sangat menentukan dalam memperoleh lapangan kerja akhir-akhir ini. Fenomena inilah yang mendasari munculnya berbagai macam kursus Bahasa Inggris di seluruh wilayah Indonesia. Terlepas dari bagaimana sesungguhnya mutu dari kursus-kursus Bahasa Inggris yang ada di Indonesia ini, tersirat suatu keadaan yang memprihatinkan yaitu kurang baiknya mutu hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah-sekolah.

Tentu banyak kemunculan kursus-kursus Bahasa Inggris bukan tanpa dasar, secara logika, kita dapat mengajukan argumentasi bahwa tidak mungkin kursus-kursus Bahasa Inggris sedemikian menjamurnya di Indonesia jika hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah ternyata memuaskan. Jika demikian halnya, maka kursus Bahasa Inggris yang ada hanyalah yang ditujukan untuk kepentingan-kepentingan khusus seperti untuk memperoleh sertifikat TOEFL, IELTS, dan lain-lain serta bukan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenyataannya, mayoritas kursus Bahasa Inggris yang ada adalah yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, bukan untuk tujuan-tujuan lain.


(24)

  3

  Beberapa pakar bahasa mendukung pandangan "semakin dini anak belajar bahasa asing, semakin mudah anak menguasai bahasa itu". Misalnya, McLaughlin dan Genesee menyatakan bahwa anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran dibandingkan dengan orang dewasa.

Demikian pula Eric H. Lennenberg, ahli neurologi (2009:116) berpendapat bahwa sebelum masa pubertas, daya pikir (otak) anak lebih lentur. Makanya, ia lebih mudah belajar bahasa. Sedangkan sesudahnya akan makin berkurang dan pencapaiannya pun tidak maksimal.

Penelitian yang dilakukan Fathman (2007:98) terhadap 200 anak berusia 6 - 15 tahun yang belajar Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di sekolah di AS, menunjukkan bahwa anak yg lebih muda (usia 6 - 10 tahun) lebih berhasil pada penguasaan fonologi (tata bunyi) Bahasa Inggris. Sedangkan pada anak lebih tua (11 - 15 tahun) lebih berhasil pada penguasaan morfologi (satuan bentuk bahasa terkecil) dan sintaksisnya (susunan kata dan kalimat).

Menurut Depdiknas dalam Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006: Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa tersebut. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.


(25)

  4

  Menurut Azleen (2008:25) umumnya siswa merasa enggan mempelajari Bahasa Inggris, bahkan ada yang takut atau merasa benci terhadap Bahasa Inggris. Hal ini berdampak negatif terhadap kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Dampak isu negatif tentang Bahasa Inggris dapat mempengaruhi siswa dalam menentukan keberhasilan belajar Bahasa Inggris. Akibatnya muncul anggapan siswa bahwa Bahasa Inggris merupakan suatu bahasa yang sulit dipelajari dibanding dengan bahasa yang lain. Hal ini berarti dapat berakibat buruk terhadap hasil belajar Bahasa Inggris.

Banyak faktor yang mempengaruhi siswa beranggapan bahwa Bahasa Inggris sulit dipahami. Salah satunya adalah pembelajaran Bahasa Inggris yang cenderung tidak menarik, tidak dinamis dan kering makna. Hal ini memunculkan kesan pelajaran Bahasa Inggris itu sulit dan menakutkan. Perlu diingat bahwa pemilihan media pembelajaran yang sesuai merupakan daya dukung bagi siswa untuk dapat mencapai prestasi gemilang dalam bidang Bahasa Inggris. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa memahami materi pelajaran Bahasa Inggris yang disampaikan.

Dalam upaya meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan bagi siswa masih diperlukan berbagai terobosan dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Seorang guru dituntut untuk selalu berinovasi dalam meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris salah satunya yaitu dengan pembelajaran menjadi lebih inovatif sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar lebih optimal. Guru juga dituntut harus menguasai bahan yang diajarkan dan terampil dalam hal cara mengajarkannya. Sehubungan dengan itu guru harus mencari cara yang dapat menarik perhatian siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar, karena tujuan dari proses belajar mengajar adalah


(26)

  5

  diperolehnya hasil belajar yang optimal. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah.

Motivasi dalam belajar Bahasa Inggris yang cenderung rendah menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris. Menurut Azleen (2008:76) ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar Bahasa Inggris siswa diantaranya adalah : (1) guru tidak kreatif dalam pembelajaran, (2) siswa tidak melihat adanya keuntungan dalam pembelajaran Bahasa Inggris, (3) Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas, (4) guru sendiri tidak terlalu fasih dalam penggunaan Bahasa Inggris, (5) Penggunaan buku yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa.

Menurut Sardiman (2003:19) motivasi belajar memiliki peranan yang khas dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar dan memiliki banyak energi untuk belajar. Sehingga memotivasi siswa untuk belajar lebih giat sangat penting. Seorang siswa yang memiliki intelegensia tinggi boleh jadi gagal karena kurang motivasi dalam belajar. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

Dalam proses belajar mengajar setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Menurut Nayyan (2011:8) Terdapat 4 aspek dalam bahasa Inggris, yaitu listening, speaking, writing, dan reading. Listening merupakan materi yang penting dalam bahasa inggris karena kita harus bisa mengetahui apa yang orang katakan pada kita. Untuk dapat menguasai listening kita harus benar-benar memahami kata-kata yang kita dengar.

Menurut Haji Padmo, dkk (2004:8) pemahaman konsep materi yang cenderung “menghafal secara kering makna” dan kurang konprehensif mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan tidak utuh. Kondisi ini tidak mendukung siswa untuk dapat berinovasi secara bebas dan menyenangkan sehingga sukar bagi siswa untuk menguasai materi pelajaran yang diberikan.


(27)

  6

  Selanjutnya suatu hal yang perlu dipikirkan lebih lanjut adalah tentang bagaimana menciptakan pembelajaran yang menarik, konseptual penuh makna dan berkualitas sehingga mampu membangkitkan semangat belajar siswa. Untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif tersebut, maka perlu dilengkapi oleh sarana dan prasarana pembelajaran, serta diperkaya oleh sumber-sumber belajar yang memadai. Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana & Rivai (2001:2) mengatakan bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Alasannya berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain : (1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia yang disertai animasi.

Teknologi multimedia menggabungkan sepenuhnya teknologi komputer, sistem video dan sistem audio untuk mendapat kombinasi yang lebih baik dan meningkatkan interaksi di antara pemakai dengan komputer. Sajian audio dan visual pada pembelajaran multimedia menjadikan visualisasi lebih menarik. Tampilan multimedia akan membuat siswa lebih leluasa memilih, mensintesa dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahaminya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi siswa untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Pembelajaran berbasis


(28)

  7

  multimedia adalah pembelajaran menggunakan perangkat multimedia sebagai saran utamanya. Dalam hal ini komputer merupakan komponen utama dalam pembelajaran berbasis multimedia.

Menurut Kusumah (2004:5) Komputer memberi kesempatan pada siswa untuk menyajikan input yang direspon komputer, atau sebaliknya. Dalam proses berikutnya respon dapat dijadikan sebagai stimulus baru sehingga dimungkinkan adanya respon lanjutan yang akan semakin memperkuat daya ingat siswa dalam konsep yang dipresentasikan. Input program dapat diciptakan secara beragam, demikian sehingga terarah pada pencapaian objektif pembelajaran.

Pembelajaran yang dibantu komputer dikenal dengan Computer Assisted Instruction (CAI). Prinsip pembelajaran ini menggunakan komputer sebagai alat bantu menyampaikan pembelajaran kepada user secara interaktif. Pembelajaran CAI menggunakan komputer secara langsung untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa.

Menurut Wijaya, dkk (2009:7) oleh karena itu komputer telah mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Hal ini perlu ditanggapi secara positif oleh para guru sehingga komputer dapat menjadi salah satu media yang dapat membantu dalam mengoptimalkan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan penggunaan komputer dalam media pembelajaran berbasis multimedia dapat mempermudah siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Sehingga siswa akan merasa senang, bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu dengan visualisasi akan lebih mempermudah dalam penyampaian materi yang akan diberikan kepada siswa. Selama ini media yang digunakan masih tergolong sederhana, seperti menggunakan media transportasi, modul dan alat peraga yang sederhana.


(29)

  8

  Hasil pengamatan dari angket yang dilakukan pada Agustus 2012 diisi oleh 50 guru di SMP Chandra Kusuma Deliserdang menunjukkan bahwa 80% dari guru-guru membutuhkan media pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif. Dari hasil wawancara dengan guru Bahasa Inggris secara khusus menunjukkan bahwa masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional dan media yang sederhana sehingga siswa cenderung pasif selama pembelajaran. Mereka mengaku kesulitan memperoleh media pembelajaran yang efektif untuk pelajaran Bahasa Inggris di sekolah sehingga kegiatan pembelajaran kurang efektif dan peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Dari angket yang disebar kepada 50 orang siswa yang diambil sebagai sampel, 100% siswa menyatakan membutuhkan media pembelajaran interaktif yang dapat mereka jadikan sebagai sarana pembelajaran secara individual. Siswa merasa jenuh dengan pola pembelajaran sekarang bahkan acuh terhadap pelajaran Bahasa Inggris sehingga tidak heran banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa pada umumnya enggan mengemukakan pertanyaan ataupun pendapat saat pembelajaran berlangsung. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris.

Berdasarkan uraian diatas, banyak hal yang dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran, khususnya untuk pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Salah satunya yaitu menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang berisikan materi listening yang disajikan semenarik mungkin. Maka dari itu peneliti tertarik mengembangkan media pembelajaran listening berbasis multimedia pada materi merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar untuk siswa SMP kelas VIII yang sesuai dan tepat sehingga menambah daya tarik siswa dan memotivasi siswa dalam memahami materi pembelajaran.


(30)

  9

  B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Pembelajaran Bahasa Inggris yang cenderung tidak menarik mempengaruhi siswa beranggapan bahwa Bahasa Inggris sulit dipahami. Hal ini memunculkan kesan pelajaran Bahasa Inggris menyeramkan bagi siswa.

2. Motivasi dalam belajar Bahasa Inggris yang cenderung rendah menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris.

3. Adanya kesulitan pada materi pelajaran Bahasa Inggris yaitu listening khususnya pada pokok bahasan merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan.

4. Teknik belajar siswa yang hanya menghafal saja tanpa mengetahui maknanya menyebabkan pemahaman materi listening menjadi kurang.

5. Media pembelajaran yang digunakan masih tergolong sederhana, sehingga siswa tidak dapat menvisualisasikan dengan mudah penyampaian materi yang diberikan terutama pokok bahasan merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

6. Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.


(31)

  10

  C. Pembatasan Masalah

Karena luasnya masalah yang ada dan untuk memungkinkan peneliti dapat mencapai tujuan maka penelitian dibatasi pada pengembangan media pembelajaran listening pada pokok pembahasan merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar untuk siswa SMP kelas VIII. Identifikasi masalah yang telah diuraikan menunjukkan perlunya pengembangan media pembelajaran interaktif ini dibatasi pada ruang lingkup dari pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis kebutuhan hanya dilakukan di SMP Chandra Kusuma Deliserdang.

2. Materi pelajaran dikembangkan hanya meliputi kompetensi dasar pada pengembangan media pembelajaran listening berbasis multimedia dengan materi merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar pada kelas VIII SMP semester genap.

3. Media pembelajaran yang dikembangkan hanya dalam bentuk media pembelajaran interaktif yang aplikasinya dibuat dengan Software Program Macromedia Flash.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah media pembelajaran multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris pada siswa kelas VIII SMP Chandra Kusuma yang dikembangkan memenuhi syarat sebagai media pembelajaran yang baik ?


(32)

  11

  2. Apakah media pembelajaran multimedia interaktif berbasis internet pada mata

pelajaran bahasa inggris pada siswa kelas VIII SMP Chandra Kusuma yang dikembangkan lebih efektif dari media pembelajaran konvensional (buku teks)

E. Tujuan Pengembangan

Tujuan dalam pengembangan ini adalah untuk :

1. Untuk menghasilkan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris pada siswa kelas VIII SMP Chandra Kusuma memenuhi syarat sebagai media pembelajaran yang baik .

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris siswa kelas VIII SMP Chandra Kusuma.

F. Manfaat Pengembangan

Manfaat dari pengembangan ini antara lain :

1. Penyampaian pembelajaran yang disajikan lebih menarik dan memperjelas pemahaman konsep materi sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam belajar. 2. Media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber belajar

mandiri, sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 3. Media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sarana utama maupun

sarana pendamping dalam menyampaikan mata pelajaran Bahasa Inggris materi merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan.

4. Media pembelajaran yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam dunia pendidikan.


(33)

  125

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan enelitian pengembangan multimedia interaktif berbasis internet yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Hasil validasi dari ahli materi terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan menunjukkan bahwa; (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 95,00%, (2) kualitas strategi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 94,00%, dan (3) kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92,50%. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

2) Hasil validasi dari ahli desain pembelajaran terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan menunjukkan bahwa; (1) kualitas desain pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 87,50%, (2) kualitas desain informasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 87,50%, (3) kualitas desain interaksi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92,50%, dan (4) kualitas desain presentasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 81,70%. Dengan demikian multimedia


(34)

  126

interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. 3) Hasil validasi dari ahli rekayasa perangkat lunak terhadap multimedia

interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan menunjukkan bahwa; (1) kualitas pemrograman dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 93,33%, dan (2) kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92,70%. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

4) Menurut tanggapan dari siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang pada uji coba perorangan terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan menunjukkan bahwa; (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 93,39%, dan (2) kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 89,52%. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

5) Menurut tanggapan dari siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang pada uji coba kelompok kecil terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan menunjukkan bahwa; (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 91,39%, dan (2) kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar


(35)

  127

95,87%. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

6) Menurut tanggapan dari siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang pada uji coba Lapangan terhadap multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan menunjukkan bahwa; (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 97,84%, dan (2) kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 98,08%. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

7) Multimedia interaktif berbasis internet yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris untuk siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma, karena memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari nilai media skala Likert.

8) Tes hasil belajar siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang terhadap penggunaan multimedia interaktif berbasis internet yang dikembangkan menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi (12,06) dari menggunakan buku teks; kelas kontrol (10,76). Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet dengan buku teks, dimana diperoleh thitung sebesar 3,285 sedangkan ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan 94 adalah 1,70.


(36)

  128

9) Multimedia interaktif berbasis internet yang dikembangkan memiliki keefektifan sebesar 80,46% lebih tinggi dari keefektifan buku teks sebesar 71,72%.

B. Implikasi

Upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma pada mata pelajaran bahasa inggris, guru memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah melalui penggunaan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif berbasis internet yang telah dikemas dalam bentuk CD didukung dengan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah. Kerjasama yang baik dengan melibatkan guru sebagai tenaga edukatif, siswa sebagai pembelajar, sekolah fasilitator & administrasi dan pegawai sebagai pelayan dan penyedia fasilitas.

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan multimedia interaktif berbasis internet yang teruji memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan buku teks yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris akan mempermudah dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris bagi siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang, dimana multimedia interaktif berbasis internet ini dilengkapi dengan gambar, gambar animasi & video dan tutorial yang nyata sehingga mempermudah dan meningkatkan daya hayal bagi siswa dalam proses belajar, (2) Multimedia interaktif berbasis internet ini sangat memberikan sumbangan positif dan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi dosen dimana media ini memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan


(37)

  129

pembelajaran sehingga berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian mata pelajaran bahasa inggris dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan dimana siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil pembelajarannya pula, (3) Penerapan multimedia interaktif berbasis internet memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media baru secara mandiri sehingga siswa akan dapat memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal, (4) Penggunaan multimedia interaktif berbasis internet ini siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha dalam mendalami materi pada mata pelajaran bahasa inggris yang diberikan. Pada saat siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas dan mudah dengan pengulangan melihat video yang telah disediakan, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif, (5) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakannya terdapat perbedaan.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, maka berikut ini diajukan beberapa saran yaitu :

a. Multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris ini adalah alat untuk membantu dalam proses penyampaian materi pembelajaran


(38)

  130

maka dari itu keberadaan guru masih sangat diperlukan sebagai fasilitator dan siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

b. Agar hasil produk lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan pengembang yang terdiri dari : ahli pengembang kurikulum, ahli bidang studi & ahli materi, ahli media, dukungan dana, sarana & waktu, dan kemampuan sarana-prasarana dalam produksi media yang memadai.

c. Pengadaan sarana dan prasarana dari Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang mendukung mata kuliah produksi media yang bersifat pada produk dan adanya pembelajaran program-program komputer yang dapat digunakan untuk produksi media khususnya multimedia interaktif sehingga dapat mempermudah dan membekali mahasiswa dalam pembuatan media dan penelitian pengembangan.

d. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana, sarana dan prasarana peneliti, sehingga masih banyak beberapa pengaruh-pengaruh yang belum terkontrol maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.


(39)

  131

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1977). The Definition of Educational Technology. Washington,DC: AECT.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Anas, Sudijono. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. (1997). Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Borg, W. &V Gall, M.D. (1983). Educational Research. An Introduction (4th Edition). New York & London : Longman.

Bernadib, Sutari Imam. (1995). Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Andi Offset.

Brandie Colon, Key Ann Taylor & Jerry Willis. (2000). Constructivist Instructional Design: Creating Multimedia Package For Teaching Critical Qualitative Research. The Qualitative Report, Volume 5, Number 1 & 2, May 2000. New York & London : Longman.

Budiningsih, Asri. (2003). Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Dedeng, I Nyoman Sudana. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : PPLPTK, DEPDIKBUD.

Dick, W. & Cary, L. (2005). The Systematic Design Of Instruction. United States of America : Scott Foresman and Company.

Djamarah & Zein. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Gagne, Robert M & Briggs, Leslie J. (1979). Principles Of Instructional Design (2nd Edition). New York : Holt, Rinehart and Winston.

Hacbart, Steven. (1996). The Educational Technology Hand Book. New Jersey : Educational Technology Publications, Inc.

Heinich, Robert, et. Al. (1996). Instructional Media And Technologies For Learning (5th Edition). New Jersey : A Simon & Schuster Company Angelwood Cliffs. Himpunan Peraturan Perundang-undangan. (2005). Standar Nasional Pendidika

(SNP). Bandung : Fokus Media.

Hornby, A.S. (1985). Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English. Oxford USA : Oxford University Press.

___________. (2003). Teknik Jitu Menguasai Macromedia Flash MX 2004. Jakarta : Elex Media Komputindo.


(40)

  132

Kemp. (1994). Design Effective Instruction. New York : MacMillan College Publishing Company.

M. Ngalim, Purwanto. (1990), Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2007), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin : Scripta Cendekia.

R.E, Slavin. (2000). Educational Psychology: Theory and Practice. 6th Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Ron, Philips. (1997). Multimedia Interactive. Boston : Kogan Page.

Romiszowski. (1988). The Selection and Use of Instructional Media. United States : Nichols Publishing.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta.

Sleeman, Philip. J. (1979). Instructional Media and Technology. New York : Longman Inc.

Sadiman, Arif & dkk. (1986). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Dikbud.

Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Suharsimi Arikunto. (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT bumi Aksara.

_______. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Syah, Muhibbin. (1996). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru . Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thoha, M. Chabib. (1991). Teknik Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Rajawali.

Uno, B. Hamzah. (2005). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(41)

  133

Waldopo. (2002). Penelitian dan Pengembangan, Pendekatan Dalam

Mengembangkan Produk-Produk di Bidang Pendidikan Pembelajaran . Jakarta

: Pustekkom.


(1)

9) Multimedia interaktif berbasis internet yang dikembangkan memiliki keefektifan sebesar 80,46% lebih tinggi dari keefektifan buku teks sebesar 71,72%.

B. Implikasi

Upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma pada mata pelajaran bahasa inggris, guru memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah melalui penggunaan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif berbasis internet yang telah dikemas dalam bentuk CD didukung dengan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah. Kerjasama yang baik dengan melibatkan guru sebagai tenaga edukatif, siswa sebagai pembelajar, sekolah fasilitator & administrasi dan pegawai sebagai pelayan dan penyedia fasilitas.

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan multimedia interaktif berbasis internet yang teruji memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan buku teks yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris akan mempermudah dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris bagi siswa kelas VIII SMP Swasta Chandra Kusuma Deliserdang, dimana multimedia interaktif berbasis internet ini dilengkapi dengan gambar, gambar animasi & video dan tutorial yang nyata sehingga mempermudah dan meningkatkan daya hayal bagi siswa dalam proses belajar, (2) Multimedia interaktif berbasis internet ini sangat memberikan sumbangan positif dan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi dosen dimana media ini memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan


(2)

pembelajaran sehingga berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Dengan demikian multimedia interaktif berbasis internet ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian mata pelajaran bahasa inggris dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan dimana siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil pembelajarannya pula, (3) Penerapan multimedia interaktif berbasis internet memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media baru secara mandiri sehingga siswa akan dapat memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal, (4) Penggunaan multimedia interaktif berbasis internet ini siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha dalam mendalami materi pada mata pelajaran bahasa inggris yang diberikan. Pada saat siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas dan mudah dengan pengulangan melihat video yang telah disediakan, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif, (5) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis internet dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakannya terdapat perbedaan.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, maka berikut ini diajukan beberapa saran yaitu :

a. Multimedia interaktif berbasis internet pada mata pelajaran bahasa inggris ini adalah alat untuk membantu dalam proses penyampaian materi pembelajaran


(3)

maka dari itu keberadaan guru masih sangat diperlukan sebagai fasilitator dan siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

b. Agar hasil produk lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan pengembang yang terdiri dari : ahli pengembang kurikulum, ahli bidang studi & ahli materi, ahli media, dukungan dana, sarana & waktu, dan kemampuan sarana-prasarana dalam produksi media yang memadai.

c. Pengadaan sarana dan prasarana dari Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang mendukung mata kuliah produksi media yang bersifat pada produk dan adanya pembelajaran program-program komputer yang dapat digunakan untuk produksi media khususnya multimedia interaktif sehingga dapat mempermudah dan membekali mahasiswa dalam pembuatan media dan penelitian pengembangan.

d. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana, sarana dan prasarana peneliti, sehingga masih banyak beberapa pengaruh-pengaruh yang belum terkontrol maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1977). The Definition of Educational Technology. Washington,DC: AECT. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Anas, Sudijono. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. (1997). Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Borg, W. &V Gall, M.D. (1983). Educational Research. An Introduction (4th Edition). New York & London : Longman.

Bernadib, Sutari Imam. (1995). Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Andi Offset.

Brandie Colon, Key Ann Taylor & Jerry Willis. (2000). Constructivist Instructional Design: Creating Multimedia Package For Teaching Critical Qualitative Research. The Qualitative Report, Volume 5, Number 1 & 2, May 2000. New York & London : Longman.

Budiningsih, Asri. (2003). Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Dedeng, I Nyoman Sudana. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : PPLPTK, DEPDIKBUD.

Dick, W. & Cary, L. (2005). The Systematic Design Of Instruction. United States of America : Scott Foresman and Company.

Djamarah & Zein. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Gagne, Robert M & Briggs, Leslie J. (1979). Principles Of Instructional Design (2nd Edition). New York : Holt, Rinehart and Winston.

Hacbart, Steven. (1996). The Educational Technology Hand Book. New Jersey : Educational Technology Publications, Inc.

Heinich, Robert, et. Al. (1996). Instructional Media And Technologies For Learning (5th Edition). New Jersey : A Simon & Schuster Company Angelwood Cliffs. Himpunan Peraturan Perundang-undangan. (2005). Standar Nasional Pendidika

(SNP). Bandung : Fokus Media.

Hornby, A.S. (1985). Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English. Oxford USA : Oxford University Press.

___________. (2003). Teknik Jitu Menguasai Macromedia Flash MX 2004. Jakarta : Elex Media Komputindo.


(5)

Kemp. (1994). Design Effective Instruction. New York : MacMillan College Publishing Company.

M. Ngalim, Purwanto. (1990), Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2007), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin : Scripta Cendekia.

R.E, Slavin. (2000). Educational Psychology: Theory and Practice. 6th Edition.

Boston: Allyn and Bacon.

Ron, Philips. (1997). Multimedia Interactive. Boston : Kogan Page.

Romiszowski. (1988). The Selection and Use of Instructional Media. United States : Nichols Publishing.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta.

Sleeman, Philip. J. (1979). Instructional Media and Technology. New York : Longman Inc.

Sadiman, Arif & dkk. (1986). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Dikbud.

Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Suharsimi Arikunto. (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT bumi Aksara.

_______. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Syah, Muhibbin. (1996). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru . Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thoha, M. Chabib. (1991). Teknik Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Rajawali.

Uno, B. Hamzah. (2005). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(6)

Waldopo. (2002). Penelitian dan Pengembangan, Pendekatan Dalam Mengembangkan Produk-Produk di Bidang Pendidikan Pembelajaran . Jakarta : Pustekkom.