PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013-2014

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

(Skripsi)

Oleh Andi Setiawan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

(Skripsi)

Oleh Andi Setiawan

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

THE COMPARISON OF ACHIEVEMENTS BETWEEN STUDENTS WHO WERE TAUGHT BY USING INTERACTIVE-TEACHING MULTIMEDIA

AND THOSE TAUGHT BY PRESENTATION MEDIA AT THE SEVENTH-GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 1 BATANGHARI-EAST LAMPUNG REGENCY FOR ACADEMIC YEAR OF 2013-2014

By

ANDI SETIAWAN

The focus of this research were on the investigation of the low achievement of the students and the lack off computer-based teaching media utilization in teaching and learning processes. This study aims to: (1) investigate the difference of students’ pre-tests means before being taught by using interactive-teaching multimedia and presentation media at the seventh-grade students of SMP Negeri 1 Batanghari, (2) investigate the difference of students’ post-tests means after being taught by using interactive-teaching multimedia and presentation media at the seventh-grade students of SMP Negeri 1 Batanghari, (3) investigate the difference of means of gain-increase on students’ achievement who were taught by using interactive-teaching multimedia and those taught by presentation media at the seventh-grade students of SMP Negeri 1 Batanghari.

The method employed in this research was true-experimental designs. The subjects were the seventh-grade students of SMP Negeri 1 Batanghari determined by using random-sampling method. The researcher got class VII.e as the subject to be taught by interactive-teaching multimedia, while class VII.f taught by presentation-teaching media. The researcher administered the Geography achievement on the lesson of The variety of earth-surfaces, its forming processes, and the Impact on life as the instrument. The data were then computed by using SPSS Program Ver. 20.0 for Windows.

The results showed that: (1) there was difference of means of pre-test between students who would be taught by using interactive-teaching media and those by using presentation media at the first pre-test, but there was no difference at the second pre-test for the same subjects, (2) there was difference of means at both first and second pos-test between students who were taught by using interactive-teaching media and those taught by presentation media, (3) there was difference of means of gain-increase on students’ achievement who were taught by using interactive-teaching multimedia and those taught by presentation media at the seventh-grade students of SMP Negeri 1 Batanghari.

Keywords: achievement, interactive-teaching media, presentation-teaching media.


(4)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh

ANDI SETIAWAN

Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa dan belum digunakannya media pembelajaran berbasis komputer dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan rata-rata nilai pretes siswa sebelum diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari, (2) perbedaan rata-rata hasil belajar (postes) siswa setelah diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari, (3) perbedaan rata-rata peningkatan gain hasil belajar siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah true-experimental designs. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari. Penentuan subjek penelitian dilakukan secara acak sehingga terpilih kelas VII.e yang akan diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan kelas VII.f yang akan diajar menggunakan media pembelajaran presentasi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar geografi pada materi keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data penelitian adalah Program SPSS Versi 20.0 For Windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) pada pretes pertama terdapat perbedaan rata-rata nilai pretes antara siswa pada kelas yang akan diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan siswa pada kelas yang akan diajar menggunakan media presentasi, sedangkan pada pretes kedua tidak terdapat perbedaan rata-rata pretes siswa pada kelas yang akan diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan siswa pada kelas yang akan diajar menggunakan media presentasi, (2) terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar (postes) siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi baik pada postes pertama dan postes kedua. (3) terdapat perbedaan rata-rata peningkatan gain hasil belajar siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada tes pertama dan tes kedua. Kata kunci: hasil belajar, multimedia pembelajaran interaktif, media pembelajaran


(5)

(6)

(7)

(8)

v MOTO

“Sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. An-Insyirah: 6)

“Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan”


(9)

vi RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Fajaresuk, pada tanggal 1 Maret 1991. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Tongidun dan Ibu Tusinah. Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Fajaresuk pada tahun 2003, Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2006, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dibeberapa organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan IPS (HIMAPIS) sebagai staf, BEM U KBM Unila sebagai staf Kementrian Kesejahteraan Mahasiswa, sebagai pengurus pertama Ikatan Mahasiswa Geografi komisariat Unila dan sebagai pengurus BEM FKIP periode 2012/2013. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bersinergi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Batanghari Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada bulan Juli sampai September 2012.


(10)

vii PERSEMBAHAN

Terucap puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan segenap rasa cinta kasih serta kerendahan hati, ku persembahkan karya sederhana ini kepada:

Ibuku (Tusinah)

Yang telah membesarkan ku dengan penuh kesabaran, selalu memberikan yang terbaik untuk ku, menengadahkan tangan setiap sujudnya untuk mendoakan ku, menyemangatiku dan memberikan kekuatan dengan kasih sayangnya yang begitu

besar.

Bapakku (Tongidun)

Yang telah menjadi sosok seorang ayah yang aku kagumi,selalu memberikan dukungan dan mengingatkan ku untuk menggapai cita-cita.

Adik-adikku (Ririn dan Amad)

Yang telah menjadi penyemangat dalam kehidupan ku, memberikan senyum, kebahagian, keceriaan dan selalu mendukungku.

Serta

Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung

sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta jati diriku kelak.


(11)

viii SANWACANA

Assallammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Multimedia Pembelajaran Interaktif dan Media Presentasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013-2014”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si., sebagai pembimbing utama, Ibu Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik (PA) dan sekaligus pembimbing pembantu yang telah meluangkan perhatian dan waktunya untuk dapat membimbing dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini serta kepada Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si.,


(12)

ix Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum,

Kepegawaian dan Keuangan;

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Mahasiswa dan Alumni;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi;

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis menpunyai ilmu pengetahuan yang dapat mempermudah dalam menyelesaikan skripsi ini;

8. Kepala SMP Negeri 1 Batanghari, BapakDrs. Budi Santoso, M.Si, yang telah mendukung terselesaikannya penelitian ini;

9. Ibu Maryati Sirait, selaku guru geografi yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian;


(13)

x 11. Bapak dan Ibu tercinta serta kedua adikku yang selalu memberikan semangat

untuk selalu melakukan yang terbaik;

12. Rekan-rekan Pendidikan Geografi khususnya angkatan 2009, kelas genap dan kelas ganjil, terimakasih atas kebersamaan, persaudaraan yang terjalin dengan indah;

13. Teman-teman KKN dan PPL, Beni, Wawan, Didi, Reza, Nur, Septi, Gesta, Arifa, Purbo, serta Rini;

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini;

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi besar harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan akan mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Amin.

Wasallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis,


(14)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Data Hasil Uji Bab 1 Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari ... 3

2 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Interaktif ... 23

3 Kelebihan dan Kekurangan Media Presentasi ... 27

4 Tabel Penelitian Relevan ... 31

5 Desain Rancangan Penelitian ... 36

6 Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ... 41

7 Populasi Penelitian... 42

8 Subjek Penelitian Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari ... 43

9 Hasil Uji Coba Tes Pertama dan Kedua ... 53

10 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Soal... 53

11 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Tes ... 54

12 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ... 55

13 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrumen Tes ... 57

14 Klasifikasi Gain ... 59

15 Data Peserta Didik yang Diterima Tiga Tahun Terkhir... 66

16 Kondisi Ruang SMP Negeri 1 Batanghari ... 67

17 Inventarisasi Alat Laboratorium IPA... 70

18 Inventarisasi Alat Laboratorium Komputer ... 71

19 Deskripsi Subjek Penelitian ... 73

20 Distribusi Frekuensi Nilai PretestKelas Eksperimen 1 (VII.e) ... 76

21 Tingkat Ketuntasan Siswa Kelas Eksperimen 1 (VII.e) pada Pretes ... 77

22 Distribusi Frekuensi Nilai PostesKelas Eksperimen 1 (VII.e) ... 78

23 Tingkat Ketuntasan Siswa Kelas Eksperimen 1 (VII.e) pada Postes ... 79

24 Gain Skor ... 80


(15)

xv

28 Tingkat Kelulusan Siswa Kelas Eksperimen 2 (VII.f) pada Postes ... 85

29 Gain Skor ... 86

30 Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen 1 (VII.e) dan Kelas Eksperimen 2 (VII.f) ... 87

31 Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen 1 (VII.e) dan Kelas Eksperimen 2 (VII.f) ... 88

32 Hasil Uji Normalitas Gain ... 89

33 Hasil Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen 1 (VII.e) dan Kelas Eksperimen 2 (VII.f) ... 90

34 Hasil Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen 1 (VII.e) dan Kelas Eksperimen 2 (VII.f) ... 91

35 Hasil Uji Normalitas Gain ... 92

36 Data Statistik Rata-Rata Nilai Pretes Kelas Eksperimen 1 (VII.e) dan Kelas Eksperimen 2 (VII.f) ... 94

37 Hasil Uji Beda Mean (Uji t) Data Pretes Siswa ... 95

38 Data Statistik Rata-Rata Nilai Postes Kelas Eksperimen 1 (VII.e) dan Kelas Eksperimen 2 (VII.f) ... 97

39 Hasil Uji Beda Mean (Uji t) Data Postes Hasil Belajar Siswa ... 99

40 Data Rata-Rata Gain Hasil Belajar Siswa ... 101


(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka Pikir ... 33

2 Rancangan Pembelajaran ... 40

3 Tampilan Multimedia Pembelajaran Interaktif Unsur Audio dan Visual .... 44

4 Tampilan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 45

5 Tampilan Tombol Menu pada Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 46

6 Desain Warna dalam Media Presentasi ... 47

7 Desain Gambar, Animasi, dan Movie dalam Media Presentasi ... 47

8 Desain Bentuk (shape) dalam Media Presentasi ... 47

9 Desain Garis dalam Media Presentasi ... 48

10 Desain Teks dalam Media Presentasi ... 48

11 Desain Value dalam Media Presentasi ... 48

12 Desain Tekstur dalam Media Presentasi ... 49

13 Desain Suara dalam Media Presentasi ... 49

14 Desain Volume atau Ukuran dalam Media Presentasi ... 50

15 Peta Lokasi Penelitian... 65

16 Denah Ruang Kelas SMP Negeri 1 Batanghari ... 69

17 Pretes Kelas Eksperimen 1 (VII.e) Tahun 2014 ... 77

18 PostesKelas Eksperimen 1 (VII.e) Tahun 2014 ... 79

19 Pretes Kelas Eksperimen 2 (VII.f) Tahun 2014... 82


(17)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Hakekat Belajar ... 11

2. Hakekat Pembelajaran ... 12

3. Pembelajaran Geografi ... 14

4. Teori Belajar Konstruktivisme ... 14

5. Teori Belajar Sibernetik ... 16

6. Media Pembelajaran ... 17

a. Media ... 17

b. Media Pembelajaran ... 18

7. Multimedia ... 20

8. Multimedia Pembelajaran ... 21

9. Multimedia Pembelajaran Interaktif... 22

10.Media Pembelajaran Presentasi ... 24

11.Hasil belajar... 28

12.Evaluasi Hasil Belajar ... 29

13.Penelitian Relevan ... 31

B. Kerangka Pikir ... 32


(18)

xii

1. Metode Penelitian ... 35

2. Desain Penelitian ... 35

3. Prosedur Penelitian ... 36

4. Rancangan Pembelajaran ... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

1. Waktu ... 41

2. Tempat Penelitian ... 42

C. Subjek Penelitian ... 42

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 43

1. Variabel Penelitian ... 43

2. Definisi Operasional Variabel ... 44

a. Multimedia Pembelajaran Interaktif... 44

b. Media Pembelajaran Presentasi ... 46

c. Hasil Belajar ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Teknik Dokumentasi ... 51

2. Tes Hasil Belajar ... 51

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 52

1. Validitas ... 53

2. Reliabilitas Soal... 54

3. Taraf Kesukaran ... 55

4. Daya Pembeda ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 57

1. Uji Persyaratan Analisis Data ... 58

a. Uji Normalitas ... 58

b. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varians) ... 58

c. Peningkatan (Gain) Hasil Belajar Sampel ... 59

2. Pengujian Hipotesis ... 59

H. Hipotesis Statistik ... 60

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 63

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Batanghari ... 63

2. Letak Geografis Sekolah ... 64

3. Situasi Pengelolaan Kelas ... 66


(19)

xiii

1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 73

2. Deskripsi Data ... 74

1) Kelas Eksperimen 1 (VII.e)... 75

a. Pretes ... 75

b. Postes... 77

c. Gain Skor ... 80

2) Kelas Eksperimen 2 (VII.f) ... 80

a. Pretes ... 81

b. Postes... 83

c. Gain Skor ... 85

C. Analisis Data ... 86

Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas Data ... 86

1) Uji Normalitas Pretes ... 87

2) Uji Normalitas Postes ... 88

3) Uji NormalitasGain ... 89

b. Uji Homogenitas ... 89

1) Uji Homogenitas Pretes... 90

2) Uji Homogenitas Postes ... 91

3) Uji Homogenitas Gain... 92

D. Pengujian Hipotesis ... 93

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 104

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 117

B. Saran ... 118 DAFTAR PUSTAKA


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagai kegiatan sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam sebuah proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Pendidikan sebagai suatu sistem tidak lain dari sesuatu totalitas fungsional yang ada dalam sistem tersusun dan tidak dapat terpisahkan dari rangkaian unsur atau komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan.

Sedangkan tujuan pendidikan sendiri seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,


(21)

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar adalah membentuk manusia yang berkualitas tidak hanya secara IPTEK melainkan juga secara IMTAQ.

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2011:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

Kecenderungan siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah pada sebuah mata pelajaran umum terjadi di sekolah-sekolah. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran sering ditemukan hambatan dalam mengkomunikasikan bahan belajar, sehingga informasi tidak diterima secara maksimal oleh siswa. Hambatan-hambatan komunikasi dalam pembelajaran tersebut menurut Daryanto (2010:9) meliputi:

1. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata-kata tanpa tahu apa artinya.

2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa.

3. Perhatian tidak terpusat.

Hambatan mengkomunikasikan bahan ajar berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat diamati pada siswa kelas VII SMP N 1 Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan hasil observasi dengan guru IPS


(22)

mengenai hasil uji BAB 1 tentang Lingkungan Kehidupan Manusia, diperoleh keterangan bahwa hasil belajar IPS untuk kelas VII masih rendah, karena belum semua siswa nilai hasil Uji BAB 1 mencapai KKM seperti yang disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Data Hasil Uji BAB 1 Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari

No Kelas

Jumlah siswa lulus Jumlah siswa tidak lulus Jumlah Siswa Presentase siswa lulus % Presentase siswa tidak lulus % Jumlah

1 VII.a 19 13 32 59,4 % 40,6 % 100 % 2 VII.b 21 11 32 65,7 % 34,3 % 100 % 3 VII.c 22 10 32 68,75 % 31,25 % 100 % 4 VII.d 18 14 32 56,25 % 43,75 % 100 % 5 VII.e 11 21 32 26,7 % 73,3 % 100 % 6 VII.f 12 20 32 37,5 % 62,5 % 100 % 7 VII.g 14 18 33 43,75 % 56,27 % 100 %

Jumlah 117 107 225

Sumber: Dokumentasi Guru SMP Negeri 1 Batanghari Tahun 2013

Pada uji BAB 1 besar nilai KKM adalah 67, penentuan besaran kriteria nilai KKM ini ditentukan oleh masing-masing sekolah dengan tiga pertimbangan yaitu kemampuan tiap siswa (intake siswa), fasilitas (sarana), dan daya dukung setiap sekolah berbeda (Trianto, 2011:241). Berdasarkan tabel di atas dari jumlah 225 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari 107 siswa atau 47,56 % siswa tidak lulus atau nilai hasil belajarnya tidak mencapai KKM. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa dalam proses pembelajaran siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Menurut Muhibbin Syah dalam Musfiqon (2012:11) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi tiga yaitu:


(23)

a. Faktor internal, meliputi:

1) Aspek fisiologis seperti keadaan mata dan telinga 2) Aspek psikologis seperti intelegensi

b. Faktor eksternal, meliputi: 1) Lingkungan sosial 2) Lingkungan non sosial

c. Faktor pendekatan belajar, meliputi: 1) Strategi dan

2) Metode yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran

Berdasarkan pada pendapat di atas, terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Penggunaan media dalam proses pembelajaran yang merupakan faktor eksternal yang penting, selain dari faktor pendekatan hasil belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam kegiatan belajar. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran di kelas, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih sangat kurang dalam menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Media pembelajaran yang biasa digunakan hanya berupa peta, atlas, dan globe selebihnya hanya terpaku pada buku cetak sebagai sumber belajar. Sebenarnya SMP Negeri 1 Batanghari memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam proses pembelajaran, seperti adanya proyektor dan sejumlah perangkat komputer, yang jika dimanfaatkan dapat membuat pembelajaran yang lebih variatif.

Penggunaan media pembelajaran (faktor eksternal) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih baik. Kegunaan dan manfaat media


(24)

dalam proses pembelajaran digunakan dalam penyampaian pesan kepada penerima pesan dalam hal ini siswa. Selain itu, penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar (Oemar Hamalik dalam

Arsyad, 2007:15).

Ada berbagai macam jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Gerlach dan Ely media diklasifikasikan berdasarkan ciri fisiknya ke dalam delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.

Media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran yaitu multimedia. Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan atau dikontrol secara interaktif (Iwan Binanto, 2010:2). Secara umum Kelebihan multimedia dibandingkan media-media pembelajaran lain adalah:

1. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan intetraktif.

2. Pendidik akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari trobosan pembelajaran.

3. Mampu menggabungkan teks, gambar, audio, musik, animasi dan video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Menambah motivasi peserta didik selama porses belajar mengajar hingga didapat tujuan pembelajaran yang diinginkan.

5. Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensioanl.

6. Melatih peserta didik lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan (Munir 2012:114).


(25)

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Edi gumuntur tentang pengembangan media animasi yang dilaksanakan di SMA Al-Kautsar, diketahui bahwa penggunaan media animasi (media pembelajaran interaktif) mampu membantu pelaksanaan pembelajaran, sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ade lesmana tentang penggunaan multimedia pembelajaran pada siswa SMP Negeri 1 Way Tenong diketahui bahwa penggunaan multimedia pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas siswa dan berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa.

Selain bentuk multimedia media pembelajaran interaktif, bentuk multimedia yang sudah lazim digunakan adalah media dalam bentuk slide presentasi yang dibuat menggunakan microsoft office power point. Slide presentasi sering kali digunakan untuk menjadikan sebuah presentasi lebih menarik. Dalam dunia pendidikan slide presentasi seringkali digunakan oleh guru-guru dalam menyajikan materi agar terlihat lebih menarik.

Setelah melihat pemaparan masalah di atas yang menjadi latar belakang pada penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa yang terlihat dari hasil uji bab 1, dimana 107 siswa belum mencapai KKM dan belum digunakannya multimedia pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas oleh guru IPS di SMP Negeri 1 Batanghari. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran dengan membandingkan penggunaan multimedia (multimedia pembelajaran interaktif dengan media pembelajaran presentasi), pada pokok bahasan “keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan


(26)

dampaknya terhadap kehidupan”, yang diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Guna mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan multimedia pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi maka diberikan pretes untuk mengetahui nilai siswa sebelum diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi, serta postes untuk mengetahui nilai siswa sesudah diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Hasil belajar geografi siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah ketuntasan belajar siswa.

2. Penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat dan bervariasi.

3. Belum digunakannya media pembelajaran berbasis komputer (multimedia pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi) dalam proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian sangatlah penting hal ini dikarenakan agar masalah yang diteliti menjadi lebih terarah sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir, maka dalam penelitian ini dibatasi dan dititikberatkan pada


(27)

perbedaan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah ada perbedaan rata-rata nilai pretes siswa sebelum diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari?

2. Apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar (postes) siswa setelah diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari?

3. Apakah ada perbedaan rata-rata peningkatan gain hasil belajar siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai pretes siswa sebelum diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.

2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar (postes) siswa setelah diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.


(28)

3. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata peningkatan gain hasil belajar siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Secara Praktis Bagi Siswa

a. Dengan diterapkannya media pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan siswa lain sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan bantuan media pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan rasa senang, dan pemahaman terhadap materi.

Bagi Guru

Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi guru mengenai variasi media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan materi pembelajaran.


(29)

Bagi Sekolah

Diharapkan dapat bermanfaat bagi lulusan (output) yang dihasilkan, sehingga kualitas lulusan lebih bermutu dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengalaman serta kemampuan berfikir kritis terutama yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian adalah multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi pada materi keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan manusia, serta hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah SMP Negeri 1 Batanghari Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2013-2014.

4. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pengajaran geografi dan media pembelajaran geografi. Pengajaran geografi adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan versi kewilayahan (Sumaatmadja, 1997:12).


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka 1. Hakekat Belajar

Belajar merupakan aktifitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap manusia melakukan proses belajar sepanjang hidupnya. Belajar merupakan sebuah proses pendewasaan baik secara psikis maupun fisik. Pendewasaan pada diri seseorang tidak akan sempurna tanpa didukung dengan pengalaman berupa pelatihan, pembelajaran serta proses belajar. Artinya belajar dan pembelajaran merupakan proses penting bagi seseorang untuk menjadi dewasa (Musfiqon, 2012:2).

Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi sepanjang kehidupan manusia, hal senada juga diungkapkan oleh Sadiman dalam Musfiqon, (2012:3) bahwa belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dan lingkungan sekitarnya. Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap.


(31)

Sedangkan menurut Winkel dalam Riyanto (2012:5) belajar adalah suatu aktifitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Lebih lanjut Degeng dalam Riyanto (2012:5) menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru. Dengan kata lain belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi.

Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup akibat dari interaksi aktif dengan lingkungan yang mengakibatkan perubahan-perubahan pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dari orang yang belajar.

2. Hakekat Pembelajaran

Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar


(32)

Menurut Kimble dan Garmezy dalam Thobroni (2001:18) pembelajaran adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa. Siswa sebagai subjek belajar dituntut aktif mencari ilmu, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah. Selain itu dalam sumber yang sama Rombepajung dalam Thobroni (2001:18) berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Ariani (2010:25) pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik (pelajar) dengan pendidik (pengajar) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran yang diutamakan adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat konstan. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses interaksi yang berlangsung terus menerus sehingga peserta didik mengalami perubahan tingkah laku.


(33)

3. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar, dan sekolah menengah. Menurut pakar geografi pada seminar dan lokakarya tahun 1988, definisi geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Sumaatmadja, 2001:11).

Ruang lingkup pelajaran geografi meliputi sebagai berikut:

a) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia. b) Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya.

c) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadapa ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi.

d) Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan udara di atasnya (Sumaatmadja, 2001:12-13).

Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek, dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya.

4. Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain (Thobroni, Mustafa, 2011:108). Dalam proses pembelajaran, konsep ini menghendaki agar anak didik dapat dibandingkan kemampuannya untuk secara


(34)

konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntunan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam penyesuaian seperti ini, anak didik akan tetap berada dalam suasana aman dan bebas (Imam Bernadib, dalam Yatim Riyanto 2012:144). Dijelaskan lebih lanjut bahwa tujuan teori konstruktivisme adalah.

a. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaan.

b. Membantu siswa mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.

c. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.

Sedangkan tujuan pembelajaran konstruktivistik ini ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong si belajar untuk berfikir dan berpikir ulang lalu mendemonstrasikan (Yatim Riyanto, 2012:144). Menurut ahli konstruktivisme belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.

Dalam pembelajaran konstruktivisme peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator dan mediator yang tugasnya memotivasi dan membantu siswa untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengetahuannya. Selain itu, guru juga berkewajiban untuk mengevaluasi gagasan-gagasan siswa itu, sesuaikah dengan gagasan para ahli atau tidak (Suparno dalam Agus N. Cahyo 2013:54).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam teori pembelajaran konstruktivisme siswa secara aktif membangun pengetahuan melalui pengalaman langsung dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Hal ini sesuai dengan makna penggunaan media yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dalam teori pembelajaran konstruktivisme peran guru adalah sebagai


(35)

fasilitator dan mediator yang tugasnya memotivasi dan membantu siswa untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengetahuannya.

5. Teori Belajar Sibernetik

Teori belajar sibernetik adalah teori belajar yang berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut terori ini belajar adalah pengolahan informasi (Uno dalam Thobroni, 2011:83). Teori ini memiliki kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses.

Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah proses informasi akan dipelajari siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi tersebut mungkin akan dipelajari siswa lain dengan proses yang berbeda.

Dalam implementasinya teori sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa tokoh yang diantaranya pendekatan yang berorientasi kepada pemrosesan informasi. Teori pemrosesan informasi umunya berpijak pada tiga asumsi berikut:

a. Antara stimulus dan respon berpijak pada asumsi, yaitu pemrosesan informasi ketika pada masing-masing tahap dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.

b. Stimulus yang diproses melalui tahap-tahap tadi akan mengalami perubahan bentuk maupun isi.

c. Salah satu tahap mempunyai kapasitas yang terbatas.

Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Asuebel dalam Thobroni (2011:187), mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi struktur


(36)

kognitif yang dimiliki individu. Berpijak dari itu Reigeluth dan Stein dalam Thobroni, (2011:187) mengatakan bahwa pengetahuan ditata di dalam struktur kognitif secara hirarkis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang terlebih dahulu diperoleh individu untuk mempermudah memperoleh pengetahuan baru yang rinci.

Prinsip-prinsip belajar pada teori belajar yang tercantum di atas teraplikasi dalam pembelajaran dengan multimedia pembelajaran. Multimedia merupakan representasi dari berbagai teori belajar termasuk behavioristik dan kognitif. Penerapan teori behavioristik terlihat dari pemberian stimulus pada peserta didik dalam menggunakan multimedia, misalnya cara membuka program, memilih menu materi, mengerjakan latihan dan sebagainya. Sedangkan aplikasi dari teori kognitif dalam multimedia pembelajaran akan dikembangkan dalam pemerolehan pengetahuan baru yang didesain khusus bagi peserta didik.

6. Media Pembelajaran

a. Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media berarti perantara atau penghantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad dalam Musfiqon, 2012:26). AECT (Association of Education and Communication Technology) dalam Sadiman (2008:6) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Masih dalam sumber yang sama Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education


(37)

Association/ NEA) dalam Sardiman (2008:7) mendefinisikan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi.

Marshall McLuhan dalam Hamalik (2001:201) media adalah eksistensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah sesuatu yang dapat memberikan informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi. Jika media sebagai sarana belajar dapat diartikan bahwa media sebagai alat-alat untuk memproses suatu sumber informasi yang akan diberikan pada siswa agar informasi tersebut bisa dipahami dan dimengerti sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

b. Media Pembelajaran

Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah


(38)

sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya.

Sedangkan National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Sedangkan menurut Brown, bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran.

Sesuai dengan namanya media adalah alat bantu. Yusufhadi Miarso dalam Uus Ruswandi (2008:18) menyatakan bahwa pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan itu, Nana Sudjana dalam Ruswandi (2008:19) mengatakan bahwa fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode pengajaran yang digunakan oleh guru.

Fungsi media pembelajaran secara umum menurut Ruswandi (2008:20) sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, misalnya:

a. Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realia, gambar, film bingkai, film, dan model.

b. Objek yang kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, dan gambar.


(39)

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan time lapse atau high speed fotography.

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan kembali lewat rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal. e. Objek yang terlalu kompleks, misalnya mesin-mesin dapat disajikan

dengan model, diagram, dan lain-lain.

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, dan gambar. 3) Sebagai media pendidikan yang tepat dan bervariasi, sehingga dapat

mengatasi sifat pasif anak didik.

4) Menumbuhkan sifat yang unik pada setiap siswa.

7. Multimedia

Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan data-data multimedia (Zembry dalam Ariani 2010:11). Masih dalam sumber yang sama disebutkan bahwa multimedia merupakan kombinasi dari teks, audio, gambar, animasi, video, dan interaksi. Multimedia mengkombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dan kawan-kawan dalam Ariani 2010:11).

Dalam pengertian lain multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video (Robin dan Linda dalam Ariani 2010:11).


(40)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, animasi, audio, serta video, dengan menggunakan alat yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

8. Multimedia Pembelajaran

Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali (Ariani: 2010:26).

Multimedia pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan media pada umumnya. Karakteristik multimedia pembelajaran menurut Ariani (2010:27) adalah:

a Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio, dan visual.

b Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

c Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Selain memenuhi karakteristik multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut:


(41)

a Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. b Mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk mengontrol laju kecepatan

belajarnya sendiri.

c Memerhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan mandiri.

d Mampu memberikan kesempatan atas partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan keputusan, percobaan, dan lain-lain

9. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Multimedia pembelajaran interaktif dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang pilihan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali (Daryanto, 2010:52).

Pembelajaran dengan multimedia muncul dan berkembang berdasarkan permasalahan yang muncul dalam penerapan teknologi pada proses pembelajaran, kejenuhan dan kurang komunikatifnya dalam penyampaian materi pembelajaran di dalam kelas yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.

Dalam proses pembelajaran multimedia interaktif memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif. b. Jumlah waktu mengajar di kelas dapat dikurangi. c. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

d. Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja. e. Sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.


(42)

Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan, dan penggunaan media pembelajaran interaktif harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi, dan juga evaluasi pembelajaran. Karakteristik media pembelajaran interaktif adalah:

a. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.

b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

c. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, media pembelajaran interaktif sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:

a. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. b. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju

kecepatan belajarnya sendiri.

c. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan.

d. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan, dan lain-lain.

(http://jatengklubguru.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id= 8)

Disebutkan lebih lanjut dalam dalam blog dapah mengenai kelebihan dan kekurangan media pembelajaran interaktif sebagai berikut:

Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Interaktif

No Kelebihan Kekurangan

1 Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.

Biayanya cukup mahal. 2 Dapat menghilngkan kebosanan siswa

karena media yang digunakan lebih bervariasi.

Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional. 3 Sangat baik untuk kegiatan belajar

mandiri.

Tidak semua orang bisa menggunakan komputer.

4 Adanya ketergantungan dan tanggung jawab dari setiap anggota kelompok.

Disain yang buruk menyebabkan kebingungan dan kebosanan pesan tidak tersampaikan dengan baik.


(43)

No Kelebihan Kekurangan

5 Adanya interaksi yang promotif di mana usaha seorang individu akan

mendukung usaha anggota kelompok lainnya.

Tuntutan terhadap spesifikasi komputer yang memadai

6 Kesempatan latihan untuk bekerjasama. 7 Pengembangan dan pemeliharaan

kelompok.

Sumber: http://dapah.blogspot.com/2011/11/media-prsentasi-dan-media- interaktif.html

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif seperti disebutkan diatas dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat Kemp and Dayton dalam Daryanto (2010:6) tentang kontribusi media pembelajaran yaitu:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat lebih pendek. e. Kualitas pembelajaran dapat lebih ditingkatkan.

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimanapun saat diperlukan.

g. Sikap positif siswa terhadap pelajaran dan materi pembelajaran dapat lebih ditingkatkan.

h. Peran guru mengalami perubahan kearah yang positif.

10.Media Pembelajaran Presentasi

Presentasi adalah salah satu aktivitas yang tidak dapat dilepaskan dari hampir semua bidang pekerjaan saat ini. Presentasi dilakukan pada rapat-rapat rutin, rapat kerja, atau rapat tim dan panitia. Presentasi dilakukan pada saat penyampaian proposal kerja ataupun laporan hasil pekerjaan. Guru mengajar dan dosen memberikan kuliah pada prinsipnya adalah presentasi.


(44)

Pada dasarnya media presentasi yang menggunakan program komputer ini adalah pengembangan lebih lanjut dari media transparasi yang disajikan melalui OHP. Berbeda dengan transparasi yang disajikan OHP yang tidak dapat menampilkan unsur audio visual, maka media presentasi dengan program komputer ini dapat menampilkan unsur audio visual dalam pembelajaran. Dengan kata lain media presentasi adalah media yang menggabungkan antara media transparasi OHP dengan media audio visual.

Media OHP atau media proyeksi adalah media yang menggunakan proyeksi sehingga gambar nampak pada layar (sabri dalam Mufsiqon, 2012:102). Artinya penggunaan media ini tergantung pada alat bantu proyektor untuk menghubungkan dan menyampaikan kepada penerima pesan.

Penggunaan media OHP dalam pembelajaran memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) Biaya operasional relative lebih murah dibandingkan media modern

berbasis komputer.

2) Penggunaan nya lebih praktis, mudah dalam operasional. 3) Tidak menimbulkan polusi, seperti menggunakan papan tulis.

4) Dapat digunakan untuk memperagakan dua atau tiga dimensi dalam batas-batas tertentu.

5) Penggunaan sangat mudah tidak membutuhkan operator. 6) Tidak membutuhkan ruangan yang terlalu gelap.

7) Dapat meningkatkan daya ingat karena disajikan secara visual.

8) Dapat dikombinasikan dengan papan tulis dan handout atau jenis media lain.

9) Terjadinya kontak mata, karena selama menggunakan OHP guru juga menjelaskan.

10)Tanpa layar, gambar/ tulisan dapat diproyeksikan ke dinding. Selain memiliki kelebihan media OHP juga memiliki kekurangan yaitu:

1) Fasilitas OHP harus tersedia. 2) Listrik pada ruangan harus cukup. 3) Tanpa layar yang dapat dimiringkan.

4) Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan.


(45)

5) Harus memiliki spidol atau marking pen (spidol khusus untuk transparasi). 6) Transparasi memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik.

7) Transparasi menuntuk cara kerja yang sistematis jika tidak maka penyajian akan kacau.

8) Jika teknik pemanfaatannya kurang dikuasai, ada kecenderungan penggunaan OHP sebagai pengganti papan tulis dan siswa akan cenderung bersiakap pasif.

Sedangkan media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Syaiful Bahri Djamarah, 2004:212). Syaiful Bahri Djamarah, (2004:47) menyebutkan sifat media audio visual adalah:

1) Kemampuan untuk meningkatkan persepsi. 2) Kemampuan untuk meningkatkan pengertian.

3) Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.

4) Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai.

5) Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan). Kelebihan media audio-visual adalah sebagai berikut:

1) Gambar yang diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian. 2) Dapat digunakan secara klasikal maupun individu.

3) Isi gambar berurutan.

4) Pemakaian tidak terikat oleh waktu.

5) Gambar dapat didiskusikan tanpa terikat waktu serta dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya tanpa melepas film dari proyektor.

6) Dapat digunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi dan tujuan pemakai serta sangat praktis dan menyenangkan.

7) Pertunjukan gambar dapat dipercepat atau diperlambat. (Rohani, Ahmad, 2004:85-86).

Kelemahan media audio-visual adalah: 1) Sering dianggap sebaai hiburan TV.

2) Kegiatan melihat video adalah kegiatan pasif.

3) Menggunakan video berarti membutuhkan dua unit alat yaitu VCD/DVD dan monitor TV.

4) Dibandingkan dengan media lain harganya lebih mahal.

5) Siswa tidak bias melihat secara cepat bagian yang sudah tayang dan terlewat.

6) Tidak mudah dibawa kemana-mana.

Seperti yang diungkapkan bahwa media presentasi yang merupakan pengembangan dari media proyeksi OHP.


(46)

Untuk lebih jelasnya mengenai kelemahan dan kelebihan media presentasi seperti yang diungkapkan oleh Drs. Ketut dalam Modul Pengembangan dan Pelatihan Pembuatan Media Presentasi berikut:

Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Media Presentasi

No Kelebihan Kelemahan

1 Dapat menyajikan teks, gambar, foto, animasi, audio dan video sehingga lebih menarik

Ketergantungan arus listrik sangat tinggi

2 Dapat menjangkau kelompok banyak Media pendukungnya harganya relatif mahal karena harus ada Komputer dan LCD

3 Tempo dan cara penyajian bisa disesuaikan

Penggunaan media ini sangat tergantung pada penyaji materi.

4 Penyajiannya masih bisa bertatap muka

Masih sangat terbatas guru yang mampu membuat media presentasi

5 Dapat digunakan secara berulang-ulang

Sumber: Modul Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas Tahun 2009

Prinsip Pengembangan Media Presentasi untuk Pembelajaran

Pengembangan media presentasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan media pembelajaran. Beberapa prinsip berikut perlu dipertimbangkan ketika akan mengembangkan media presentasi (Daryanto, 2010:69).

1) Harus dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan instruksional. Jika kita tidak menerapkan prinsip ini, maka bahan presentasi yang dihasilkan akan menjadi tidak efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, atau malah mirip seperti bahan presentasi untuk informasi pada umumnya.

2) Harus diingat bahwa media presentasi berfungsi sebagai alat bantu mengajar, bukan merupakan media pembelajaran yang akan dipelajari secara mandiri oleh sasaran. Media presentasi kurang cocok digunakan sebagai bahan belajar


(47)

yang bersifat pengayaan. Ini berbeda dengan program multimedia interaktif. Oleh karena itu, pesan-pesan yang disajikan dalam media presentasi sebaiknya dibuat secara garis besar dan tidak detail.

3) Pengembang media presentasi seyogyanya mempertimbangkan atau menggunakan secara maksimal segala potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh jenis media presentasi ini. Unsur-unsur yang perlu didayagunakan pada pembuatan media presentasi ini antara lain memiliki kemampuan untuk menampilkan teks, gambar, animasi, dan unsur audio-visual. Sedapat mungkin unsur-unsur tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam pembuatan media presentasi yang akan dibuat.

4) Prinsip kebenaran materi dan kemenarikan sajian. Materi yang disajikan harus benar substansinya dan disajikan secara menarik pula.

Dari uraian media presentasi di atas dapat disimpulkan bahawa media presentasi merupakan pengembangan dari media OHP (proyektor), dimana media presentasi dapat mengatasi kelemahan media OHP dalam hal penyajian media audio-visual.

11.Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.


(48)

Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan pembelajaran

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

12.Evaluasi Hasil Belajar

Eavaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu (Uno, 2012:3). Menurut Cross dalam Sukardi (2009:1) evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dicapai.

Berkaitan dengan pengukuran hasil belajar siswa, evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar (Uno, 2012:2). Pencapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisi siswa dalam kegiatan kelompok. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa pencapaian hasil belajar siswa dapat diukur dengan dua cara: 1) diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan, dan 2) melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas. Sedangkan evaluasi dalam belajar mengajar menurut Pasal 58 Ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar


(49)

peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Ada empat pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi belajar (Sukardi, 2009:13). Keempat pertimbangan tersebut yaitu:

a. Mengidentifikasi tujuan yang dapat dijabarkan dari 1) prosedur evaluasi dan hubungan dengan mengajar, 2) pengembangan interes individu, 3) kebutuhan individu siswa, 4) kebutuhan yang dikembangkan dari komunitas/masyarakat, 5) dikembangkan evaluasi belajar pendahulunya, 6) dikembangkan dari analisis pekerjaan, dan 7) pertimbangan dari para ahli evaluasi.

b. Menentukan pengalaman belajar yang biasanya direalisasikan dengan (pretes) sebagai awal, pertengahan, dan akhir pengalaman belajar (postes).

c. Menentukan standar yang bisa dicapai dan menantang siswa belajar lebih giat. d. Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan guna: 1) memilih

tujuan, 2) menganalisis pertanyaan problem solving, dan c) menentukan nilai seorang siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian makna dari suatu kegiatan yang dilakukan di mana suatu tujuan telah tercapai. Evaluasi dalam penilaian hasil belajar merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan, dan melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas. Dalam melakukan evaluasi hasil belajar seorang guru harus mempertimbangkan pengalaman belajar yang biasanya direalisasikan dengan (pretes) sebagai awal


(50)

kegiatan belajar, pertengahan (proses pembelajaran), dan (postes) sebagai akhir kegiatan belajar .

13.Penelitian Relevan

Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang sesuai dengan penelitian ini:

Tabel 4. Tabel Penelitian Relevan

No Penulis Judul Metode dan

Teknik Analisis Hasil Penelitian 1 Edi

Gumuntur Pengembangan Media Animasi Untuk Pembelajaran Geografi di Kelas X Semester 1 Pokok Bahasan Sejarah Pembentukan Bumi Tahun 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian pengembangan (thevelopmental research). Analisis data dilakukan melalui analisis data kualitatif berdasarkan presentase kriteria penilaian dan analisis kuantitatif berdasarkan nilai siswa. Hasil penelitian: Berupa CD pembelajaran media animasi untuk materi geografi SMA kelas X, dan bahwa metode pembelajaran melalui media animasi dapat memberikan kontribusi positif pada postes yang dilakukan.

2 Pandu Saputra Pengaruh Penerapan Pembelajaran Geografi Berbasis Komputer Dan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Way Jepara Lampung Timur Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Analisis data menggunakan uji-t. Hasil penelitian diketahui bahwa: Penggunaan pembelajaran geografi berbasis komputer memberikan pengaruh lebih tinggi terhadap peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.


(51)

No Penulis Judul Metode dan

Teknik Analisis Hasil Penelitian 3 Ade

Lesmana Penggunaan Multimedia Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Lingkungan Kehidupan Manusia Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar di Kelas VII SMP N 1 Way Tenong Tahun Pelajaran 2012-2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Analisis data menggunakan Paired Sample t test pada taraf kepercayaan 5% melalui program SPSS 17. Hasil penelitian diketahui bahwa: Multimedia pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar.

Sumber: Dokumentasi Program Studi Pendidikan Geografi.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik (pelajar) dengan pendidik (pengajar) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selama ini, penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sudah diterapkan oleh guru-guru IPS, namun media pembelajaran yang biasa digunakan hanya berupa peta, atlas, dan globe selebihnya hanya terpaku pada buku cetak sebagai sumber belajar. Keadaan ini membuat kejenuhan pada siswa, karena kurang bervariasinya media pembelajaran yang dipergunakan. Kejenuhan dan kurang menariknya media pembelajaran yang dipergunakan menyebabkan siswa terhambat dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang tidak dapat mencapai KKM dalam tes yang diberikan oleh guru. Media pembelajaran sangat banyak jenisnya. Salah satu media yang dapat


(52)

digunakan sebagai variasi dalam pembelajarn adalah media pembelajaran berbasis komputer (multimedia pembelajaran). Contoh dari multimedia pembelajaran berbasis komputer yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas adalah multimedia pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi. Penggunaan multimedia media pembelajaran interaktif dan media presentasi akan membantu proses belajar menjadi lebih menarik, karena multimedia mampu menampilkan unsur audio dan visual yang tentunya akan membuat pembelajaran lebih menarik. Multimedia pembelajaran yang menarik akan mengurangi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran, hal tersebut akan membuat siswa lebih mudah dalam menerima materi yang disampaikan sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut maka secara sederhana dapat digambarkan pada bagan kerangka fikir berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Pembelajaran

Hasil Belajar Rendah

Belum Digunakan Media Pembelajaran yang Bervariasi

Membantu dalam Proses Belajar

Peningkatan Hasil Belajar Multimedia Pembelajaran Interaktif Media Pembelajaran Presentasi

Penerapan Multimedia Pembelajaran


(53)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sudjana, 2012:56). Dengan demikian maka hipotesis pada penelitian ini yaitu: 1. Tidak terdapat perbedaan pretes siswa sebelum diajar menggunakan

multimedia pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.

2. Rata-rata postes hasil belajar siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih tinggi dibandingkan dengan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.

3. Rata-rata gain hasil belajar siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih tinggi dibandingkan dengan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.


(54)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah true-experimental designs dikatakan true eksperimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen (Sugiyono, 2011:112). Pada metode ini subjek penelitian dipilih secara acak.

Bentuk dari true-experimental designs yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok eksperimen yang dipilih secara acak kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal dari kelompok eksperimen, lalu diberikan perlakuan dan terakhir dilakukan postes untuk mengetahui hasil setelah diberi perlakuan.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen, yang berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam penelitian ini digunakan dua kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen pertama diberi pretes (O1) dan diberikan perlakuan (X1) pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, dan


(55)

terakhir diberikan postes (O2). Pada kelompok eksperimen kedua diberikan pretes (O3) dan perlakuan (X2) pembelajaran menggunakan media pembelajaran presentasi, dan terakhir diberikan postes (O4). Bentuk dari desain penelitian tergambar pada tabel dibawah ini:

Tabel 5 Desain Rancangan Penelitian

Kelompok Pre-Test Perlakuan

(treatmen) Post-Test

Eksperimen 1 Eksperimen 2

O1 O3

X1 X2

O2 O4 Sumber: Sugiyono, 2011:113

Keterangan:

Kelompok 1 : kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media pembelajaran interaktif

Kelompok 2 : kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media pembelajaran presentasi

O1 : nilai pretes sebelum diberikan perlakuan O2 : nilai postes setelah diberi perlakuan

X1 : variabel perlakuan pada kelas eksperimen pertama yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif X2 : variabel perlakuan pada kelas eksperimen kedua yang

menggunakan media pembelajaran presentasi

3. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(56)

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Bersama dengan guru menentukan dua kelas belajar yang akan dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian diambil dari siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari Tahun Pelajaran 2013-2014. Subjek penelitian ditentukan secara acak dengan menggunakan gulungan kertas yang berisi identitas masing-masing kelas. Untuk menentukan media yang akan dipergunakan masing- dimasing-masing kelas digunakan cara yang sama yaitu menggunakan gulungan kertas yang ditulis jenis media pembelajaran yang akan digunakan.

d. Memberikan pretes kepada masing-masing kelas untuk mengetahui keadaan awal dari kelompok yang akan diteliti.

e. Memberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok. Pada kelompok eksperimen pertama peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif, kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru menjelaskan materi dan siswa menyimak materi yang disampaikan dengan memerhatikan media yang ada. Siswa secara mandiri menggunakan multimedia pembelajaran interaktif pada proses pembelajaran di kelas.

f. Untuk kelompok eksperimen kedua, guru menggunakan media pembelajaran presentasi, guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan materi dengan media presentasi. Siswa memperhatikan slide yang disajikan oleh guru untuk memahami materi yang ada.

g. Memberikan tes yang sama pada kedua kelompok pada akhir pembelajaran. Tes tersebut berguna untuk mengetahui kondisi subjek yang berkenaan dengan variabel dependen.


(57)

h. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan statistik yang sesuai. i. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

4. Rancangan Pembelajaran

a. Tahap Perencanaan

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru mata pelajaran geografi.

2) Membuat bahan ajar untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran.

3) Membuat soal pretes dan postes.

4) Menyusun media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan dilakukan 4 (empat) kali.

2) Mengambil nilai pretes sebagai acuan kemampuan siswa.

3) Prosedur pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi dua, yaitu penerapan pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi.

4) Pada kelompok eksperimen pertama diberi perlakuan pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran interaktif, dan pada kelompok eksperimen kedua diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media pembelajaran presentasi.


(58)

5) Pretes dan postes dilaksanakan 2x (dua kali). Pertemuan 1 (satu) dan pertemuan 2 (dua) untuk pretes dan postes pertama, serta pertemuan 3 (tiga) dan pertemuan 4 (empat) untuk pretesdan posteskedua.

Tahapan desain pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


(59)

Gambar 2. Rancangan Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pertama (Kelas

VII.e) Menggunakan Multimedia Pembelajaran Interaktif

Kelompok Eksperimen Kedua (Kelas VII.f) Menggunakan Media

Pembelajaran Presentasi

Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi, Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Pertemuan 1 (Kelas VII.f) Pretes 1

Materi:  Tenaga endogen dan

tenaga eksogen

 Gejala diastropisme dan vulkanisme

Penerapan Media Pembelajaran

Uji Statistik Uji Statistik

Kesimpulan Pertemuan 1 (Kelas VII.e)

Pretes 1 Materi:  Tenaga endogen dan

tenaga eksogen

 Gejala diastropisme dan vulkanisme

Pertemuan 2 (Kelas VII.e) Materi :

 Faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi

Postes 2

Pertemuan 2 (Kelas VII.f) Materi :

 Faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi

Postes 2

Pertemuan 4 (Kelas VII.e) Materi:

- Dampak positif dan negative tenaga endogen dan eksogen

Postes 2

Pertemuan 4 (Kelas VII.f) Materi:

- Dampak positif dan negative tenaga endogen dan eksogen

Postes 2 Pertemuan 3 (Kelas VII.e)

Pretes 2 Materi: - Proses pelapukan - Proses erosi dan

penyebabnya Proses sedimentasi

Pertemuan 3 (Kelas VII.f) Pretes 2

Materi: - Proses pelapukan - Proses erosi dan

penyebabnya Proses sedimentasi


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pretes pertama antara kelas eksperimen pertama (VII.e) dan kelas eksperimen kedua (VII.f). Hal ini dibuktikan dari hasil uji beda rata-rata pretes pertama rata-rata nilai pretes kelas eksperimen pertama (VII.e) lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen kedua VII.f). Pada pretes kedua berdasarkan hasil uji beda rata-rata (uji-t) tidak ada perbedaan yang signifikan nilai pretes antara kelas eksperimen pertama (VII.e) dan kelas eksperimen kedua (VII.f).

2. Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar (postes) siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dengan siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran presentasi. Hal ini dibuktikan dari hasil uji beda rata-rata hasil belajar postes pertama dan kedua, pada kelas yang menggunakan media pembelajaran interaktif lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan media pembelajaran presentasi. Penggunaan media pembelajaran interaktif dan media pembelajaran presentasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keragaman bentuk muka bumi,


(2)

proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan di kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2013-2014. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan gain hasil belajar

siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran interaktif dan media presentasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari. Hal ini dibuktikan dari hasil uji beda rata-rata nilai gain hasil belajar pertama dan kedua, pada kelas yang diajar menggunakan media pembelajaran interaktif gain peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran presentasi pada materi keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batanghari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan media presentasi maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1) Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran IPS di

sekolah sebaiknya digunakan media yang bervariasi sebagai cara agar pembelajaran lebih menarik dan efektif.

2) Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dapat memilih CD pembelajaran intraktif maupun media pembelajaran presentasi sebagai salah satu pilihan media dalam mengajarkan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah.


(3)

3) Bagi sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung bagi proses pembelajaran seperti LCD proyektor, peralatan audio (sound sistem) di setiap kelas serta berbagai media pembelajaran yang sesuai bagi setiap mata pelajaran, sehingga proses belajar siswa dapat lebih bervariasi dan tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, dkk. 2010. Pembelajaran Multi Media di Sekolah. PT. Prestasi Pustakarya: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Asdi Mahasatya: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. CVAndi Ofsset: Yogyakarta.

Cahyo, Agus N. 2013. Panuan Aplikasi Teori- Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. DIVA Press: Jogjakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media: Yogyakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Undang- Undang SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional )UU RI No. 20 tahun 2003 dan Undang- Undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 tahun 2005. Jakarta.

Djamarah, S. B. dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Endang dan I Made. 2010. Pembelajaran Masa Kini. Sekarmita Training And Publishing: Jakarta Timur.

Gufron, Risnawati. 2012. Gaya Belajar Kajian Teori. Pustaka Pelajar: Yogyaarta. Gumuntur, Edi. 2008. Pengembangan Media Animasi untuk Pembelajaran

Geografi di Kelas VII Untuk Pembelajaran Geografi di Kelas X Semester 1 Pokok Bahasan Sejarah Pembentukan Bumi Tahun 2007. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Hamalik. 2010. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekantan Sistem. PT. Bumi Aksara: Jakarta.


(5)

Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi aksara: Jakarta.

Ketut. 2012. Modul Pengembangan dan Pelatihan Pembuatan Media Presentasi Tahun 2012.

Lesmana, Ade. 2013. Penggunaan Multimedia Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Lingkungan Kehidupan Manusia Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar di Kelas VII SMP N 1 Way Tenong Tahun Pelajaran 2012-2013. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Miarso, Yusufhadi, dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. CV Rajawali: Munir. 2012. Mulimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Musifiqon. 2012. Pengembangn Media dan Sumber Pembelajaran. Pt. Prestasi Pustaka: Jakarta.

Nana Sudjana dan Ibrahim. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana: Jakarta.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Ruswandi dan Badrudin.2008. Media Pembelajaran. CV. Insan Mandiri: Bandung.

Saputra, Pandu. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Geografi Berbasis Komputer Dan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Way Jepara Lampung Timur Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Santoso, Singgih. 2014. Panduan Lengkap SPSS Versi 22. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

Sardiman, Arief dkk. 2008. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan Pemanfaatan). Rajawali: Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV: Alfabeta: Bandung.


(6)

Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara: Jakarta Timur.

Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2004. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Thobroni dan Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana

dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Ar-Ruzz

Media: Jogjakarta.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovafif-Progresif. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Uno, Hamzah B. Dan Koni, Satria. 2012. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Uno, Hamzah B. dan Mohammad, Nurdin. 2012. Belajar dengan Pendekatan Pailkem. Bumi Aksara: Jakarta.

Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Prenada Media: Jakarta.

Internet:

Alexius, Vianney. 2013. Pembelajaran Student Centered Learning SCL. (Online) (https://vianneymtb.wordpress.com/2013/01/03/pembelajaran-student-centered-learning-scl/). Diakses tanggal 18 Maret 2015 pukul 21.56 WIB. Dapah. 2011. Media Prsentasi dan Media Interaktif (Online),

(http://dapah.blogspot.com/2011/11/media-prsentasi-dan-media-interaktif.html), diakses tanggal 12 Maret 2014 pukul 22.15 WIB).

Rahmadiah adrianti. 2012. Media Presentasi Sebuah Pengertian. (Online). (http://nine-of-march.blogspot.com/2012/12/media-presentasi-sebuah-pengertian.html.), diakses tanggal 1 Juli 2013 pukul 22.45 WIB.

Yusuf, Muhammad. 2011. Teori Pembelajaran: Kemampuan Awal Siswa. (Online), (http://yusufsila.blogspot.com/2011/10/teori-pembelajaran-kemampuan-awal-siswa.html), diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 21.40 WIB).


Dokumen yang terkait

Penggunaan Media Pembelajaran “Multimedia Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom Karbon Dan Senyawa Hidrokarbon (Penelitian Tindakan Kelas Di Sma Negeri 1 Jasinga)

1 7 311

Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Dengan Menggunakan Media ICT Dan Media Visual Pada Siswa Kelas IX SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 8 89

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA DENGAN GAMBAR CETAK TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101

KELAYAKAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013 2014

0 5 29

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CROSSWORD PUZZLE DAN MEDIA WORD SQUARE PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN TGT PADA SISWA Perbandingan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan TGT Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

PENDAHULUAN Perbandingan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan TGT Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 10

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN TGT PADA SISWA Perbandingan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan TGT Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 14

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA NEGERI KARANGNONGKO KLATEN.

0 0 115

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA NEGERI KARANGNONGKO KLATEN.

0 0 115