DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KOEFISIEN ALIRAN SUB DAS SIGEAON KABUPATEN TAPANULI UTARA.

(1)

DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

TERHADAP KOEFISIEN ALIRAN SUB DAS

SIGEAON KABUPATEN

TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk MemenuhiSebagian Persyaratan MemperolehGelar

Sarjana Pendidikan

OLEH:

WENNI ASTUTI HUTAURUK 071233310096

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

vi

ABSTRAK

Wenni Astuti Hutauruk, NIM. 071233310096. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Koefisien Aliran Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara.

Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNIMED, 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Sigeaon tahun 1997 sampai tahun 2012; (2) Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien aliran Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara.

Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara pada bulan September 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara dengan luas 6885,631 Ha. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 50 titik dari 18 jenis satuan lahan setelah dilakukan overlay peta lereng, tanah dan penggunaan lahan di Sub DAS Sigeaon. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumenter, observasi dan pengukuran di lapangan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yakni menganalisis data dari instansi terkait dan data dari lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di sub DAS Sigeaon pada tahun 1997 adalah lahan tanah ladang yakni 3578,239 ha atau 51,97% dari luas lahan daerah penelitian. Sedangkan pada tahun 2012 luas lahan tanah ladang berubah menjadi 620,556 ha (9.01%). Pada tahun 2012 luas lahan terbesar adalah semak belukar yakni 3401,917 Ha atau 49,41 % dari luas daerah penelitian. Luas lahan semak belukar ini meningkat dari 1256,138 Ha (18,24 %) pada tahun 1997. Sedangkan penggunaan lahan terkecil adalah perkebunan yakni 338,789 ha (4,92 %) yang sebelumnya pada tahun 1997 hanya 253,157 Ha (3,68 %). (2) Dampak yang terjadi akibat perubahan penggunaan lahan Sub DAS Sigeaon dari tahun 1997-2012 adalah berubahnya nilai koefisien aliran. Koefisien aliran sub DAS Sigeaon tahun 1997 sebesar 0,67 berubah signifikan menjadi 0,89 pada tahun 2012. Ini berarti bahwa perubahan penggunaan lahan mempengaruhi koefisien aliran sub DAS.


(4)

iii

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan pada Sang Maha Agung karena telah

memberikan berkat yang luar biasa kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : Dampak Perubahan Penggunaan Lahan

Terhadap Koefisien Aliran Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun

tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana di jurusan pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami banyak kendala serta

hambatan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak skripsi ini dapat

selesai.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan

5. Bapak Drs. Maringan, SU selaku Pembimbing Akademik yang membimbing penulis selama perkuliahan


(5)

iv

iv

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan beserta staf-staf Geografi yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan.

7. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga tersayang, Ayahanda Frisko Hutauruk dan Ibunda Mariana Simanjuntak yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil selama penulis menjalani pendidikan hingga menyelesaikan perkuliahan. Kakanda Mely Hutauruk, Adinda David Hutauruk dan Daniel Hutauruk yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada Kepala BPDAS Asahan Barumun dan BMKG Sampali Medan yang telah banyak membantu dalam pemberian izin dan data yang diperlukan oleh penulis selama penelitian.

9. Kepada sahabat penyejuk hati R. Nice Marpaung kawan-kawan kelompok studi BARSDem yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis (Barunk, Motenk, Kolink, Lekonk dan kawan-kawan lainnya). Teman-teman penulis lainnya Jelita, Ridha, Juliani, Maulidina, Gunawan, Arta serta teman-teman seperjuangan lainnya. Adik-adikku Putri, Evlinda, dan Wike yang terus memberi semangat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi, penulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, Agustus 2013

WenniAstutiHutauruk NIM. 071233310096


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

B. Penelitian Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 31

A.KondisiFisik ... 31


(7)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 79

A. Kesimpulan... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(8)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal 1. Klasifikasi Koefisien Aliran Metode Cook’s

dan Kazumi Ueda (1971) ... 19

2. Estimasi Koefisien Aliran Dengan Menggunakan Metode Cook ... 19

3. Kemiringan Lereng dan Pengharkatannya ... 27

4. Hubungan Tekstur Tanah dengan Tingkat Infiltrasi ... 28

5. Simpanan Permukaan yang Didekati dengan Kerapatan Drainase ... 28

6. Penyesuaian Kelas Penggunaan Lahan Terhadap Kelas Vegetasi Penutup dalam Metode Cook ... 29

7. Kriteria Tipe Iklim Schmidt-FergusonTahun 1951 ... 39

8. Sebaran Stasiun Curah Hujan yang Berada di Sekitar Sub DAS Sigeaon Tahun 2012 ... 39

9. Nilai Q dan Tipe Iklim Sub DAS Sigeaontahun 2012 ... 40

10.Temperatur Udara Rata-Rata Bulanan Stasiun Gabe Hutaraja Kecamatan Sipoholon (dalam °C) tahun 2003-2012 ... 41

11.Curah Hujan Rata-Rata Tahunan Di Stasiun Sekitar Sub DAS Sigeaon ... 42

12.Penggunaan Lahan Sub DAS Sigeaon Tahun 2012 ... 45

13.JumlahRumahTanggadanKepadatanPendudukKabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 ... 46

14.KomposisiPendudukMenurutKelompokUmurKabupatenTapanuli Utara Tahun 2012 ... 47

15.KarakteristikSatuanLahan Sub DAS SigeaonTahun 2012 ... 50

16.Bentuk Penggunaan Lahan Sub DAS Sigeaon Tahun 1997-2012 ... 54

17.Kemiringan Lereng Sub Das SigeaonTahun 2012 ... 61

18.Jenis Tanah dan Tekstur Tanah sub DAS SigeaonTahun 2012 ... 67

19.Penggunaan Lahan sub DAS SigeaonTahun 2012 ... 70

20.Hasil Perhitungan Koefisien Aliran Sub DAS SigeaonTahun 2012 ... 73


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. SkemaKerangkaBerpikir ... 24

2. Peta Lokasi Penelitian Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 ... 32

3. Peta Sub DAS Sigeaon Tahun 2012... 33

4. Peta Jenis Tanah Sub DAS Sigeaon Tahun 2012... 37

5. Hasil Overlay Peta Lereng, Tanah dan Penggunaan LahanTahun 2012 ... 51

6. Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Sigeaon Tahun 1997 ... 57

7. Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Sigeaon Tahun2012 ... 58

8. Kenampakan Kemiringan Lereng 33% dengan Titik Koordinat N 02°01’45,8” E 098°56’35,9” ... 62

9. Peta Kemiringan Lereng Sub DAS Sigeaon Tahun 2012 ... 63

10.Alur Sungai di Sub DAS Sigeaon Tahun 2012 ... 65

11.Tanah Inceptisol Bertekstur Geluh Berlempung Pada Salah SatuLahan di titik koordinat n 02°01’18,5” e 098°57’28,8” ... 68

12.Hutan di salah satu satuan lahan di titik koordinat N02°00’49,6E 098°57’52,3” ... 71

13.Penggunaan lahan sawah irigasi dan pemukiman di hulu Sub DAS Sigeaon di titik koordinat N 02°04’10,8” E 098°55’42,2” ... 72


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal

1. Perhitungan Koefisien Aliran Sub DAS Sigeaon Tahun 2012 ………….. 83


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

merupakan modal dasar bagi pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan

secara tepat dengan memperhatikan karateristiknya. Lahan merupakan salah satu

dari sumber daya alam yang jika pengolahannya memandang potensi dan daya

gunanya akan memberikan keuntungan bagi suatu daerah. Lahan sebagai bagian

dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik

termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi

alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh

terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976).

Kedudukan lahan sangat penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai

sumber kehidupan manusia maupun sebagai tempat melangsungkan

kehidupannya. Hubungan manusia dengan lahan sangat kompleks, manusia

mengolah lahan untuk memperoleh hasil yang seoptimal mungkin dan lahan itu

sendiri memerlukan pengawetan dan perlindungan dari manusia agar kelestarian

terjaga. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi pembangunan hampir

semua sektor pembangunanan fisik memerlukan lahan, sektor pertanian, perikanan,

industri, pertambangan dan transportasi (Sajogyo,1990).

Pada hakikatnya kehidupan manusia selalu berkembang dari waktu ke

waktu, baik perkembangan dari segi kuantitas maupun perkembangan dari segi

kualitasnya. Perkembangan kehidupan manusia tersebut tidak dapat dipisahkan

dari keberadaan lahan sebagai wadah atau tempat berlangsungnya berbagai


(12)

2

aktivitas manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Dalam rangka

memenuhi kelangsungan hidupnya manusia berusaha mengolah sumberdaya alam

pada lingkungan dalam hal ini adalah lahan.

Sebagai wujud geografis lahan selalu mengalami perubahan (aspek fisik

dan non fisik) dari waktu ke waktu. Aspek fisik yang paling menonjol antara lain

terlihat adanya perubahan jenis penggunaan lahan, sedangkan perubahan non

fisiknya meliputi perubahan aspek kependudukannya. Perubahaan pengunaan

lahan ini dapat berjalan dengan baik apabila ada dukungan dari segenap

komponen yang terlibat di dalamnya baik dari masyarakat maupun pemerintah

dengan tetap memperhatikan daya dukung lahan.

Lahan juga salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai tempat

bermukim. Kebutuhan akan lahan untuk pemukiman semakin bertambah seiring

dengan pertambahan penduduk. Aktivitas manusia terhadap lahan semakin

meningkat dan beragam, baik dalam mengolah maupun memanfaatkanya. Selama

ini pula terjadi perubahan-perubahan lahan yang semakin meningkat sesuai

dengan kebutuhan manusia. Pertambahan jumlah penduduk selain diikuti dengan

pengadaan pemukiman atau tempat tinggal yang lebih banyak lagi juga

mengakibatkan meningkatnya pengadaan sarana dan prasarana perekonomian,

transportasi, kesehatan, tempat hiburan dan lain-lain. Peningkatan berbagai

fasilitas tersebut memerlukan ruang sebagai tempat kegiatan manusia.

Tingkat eksploitasi terhadap lahan setiap saat meningkat dan beragam baik

dalam mengolah maupun memanfaatkannya. Dalam mempertahankan

kehidupanya penduduk menggunakan tanah sebagai sumberdaya yang baik dalam


(13)

3

Penggunaan lahan semata-mata merupakan pengaruh, sikap, kebijaksanan dan

aktivitas manusia terhadap lingkungannya, maka penggunaan lahan perlu

mengalami perubahan. Munculnya tempat-tempat kegiatan yang baru akan

mengisi ruang kosong dan menggeser kegiatan yang ada sehingga mengakibatkan

perubahan penggunaan lahan.

Pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang cukup pesat menyebabkan

peningkatan kebutuhan akan sumberdaya, seringkali pemenuhan kebutuhan

ekonomis tidak dapat dicapai secara bersamaan dengan kebutuhan ekologis.

Pemenuhan kebutuhan penduduk akan menyebabkan eksploitasi sumberdaya alam

secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, apabila kegiatan

tersebut tidak segera dikelola dengan baik, maka akan menyebabkan perubahan

penggunaan lahan yang tidak bijaksana (tidak disertai penanganan tindakan

konservasi).

Alih fungsi lahan merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan

dalam kaitannya dengan proses transformasi dalam pengalokasian sumber daya

alam dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Penggunaan lahan yang

semula kurang produktif menjadi lahan yang lebih produktif dengan intensitas

penggunaan yang tinggi. Perubahan penggunaan lahan ini dapat menimbulkan

dampak positif maupun negatif. Perubahan penggunaan lahan akan berdampak

pada seluruh komponen lingkungan baik fisik, biotik maupun manusia. Salah satu

lingkungan fisik yang terkena dampak perubahan penggunaan lahan ini ialah

kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi


(14)

4

penutupan lahan di samping faktor tanah, relief dan faktor lainnya yang

mempengaruhi kestabilan DAS.

Meningkatnya pembangunan mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka

dan jumlah ruang terbuka hijau yang semula berperan sebagai tempat

penyimpanan air sementara (water storage). Kondisi ini berdampak pada

meningkatnya limpasan langsung (overland flow), karena besarnya nilai koefisien

aliran. Angka koefisien aliran merupakan salah satu indikator untuk menentukan

apakah suatu DAS telah mengalami gangguan secara fisik. Nilai koefisien aliran

yang tinggi menunjukkan lebih banyak air hujan yang turun menjadi aliran

langsung. Besar kecil nilai koefisien aliran di pengaruhi oleh faktor tutupan dan

penggunaan lahan di daerah tersebut.

Dampak dari perubahan penggunaan lahan dari persawahan/tegalan

menjadi pemukiman, terutama pada daerah resapan (recharge area) adalah

terjadinya perubahan perilaku dan fungsi air permukaan, yaitu terjadinya

pengurangan aliran dasar (base flow) dan pengisian air tanah (infiltrasi), dan

sebaliknya peningkatan volume limpasan air permukaan (surface runoff)

menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan tata air atau disebut juga sebagai

perubahan siklus hidrologi. Hal ini berdampak pada merosotnya kualitas

lingkungan karena terjadinya penurunan kuantitas dan kuantitas air akibat

berkurangnya air yang meresap ke dalam tanah sehingga limpasan permukaan

pada saat hujan semakin besar pula. Sehingga kondisi Daerah Aliran Sungai

menjadi rentan terhadap erosi dan longsor di kawasan hulu. Pada sisi lain, kondisi

kapasitas sungai sangat diperngaruhi oleh limpasan permukaan sehingga sangat


(15)

5

sungai dan kanal (sistem drainase) yang ada tak mampu lagi menampung

limpasan air hujan.

Demikian halnya dengan Sub DAS Sigeaon. Kawasan ini menjadi

kawasan yang rentan terhadap perubahan penggunaan lahan. Semakin

meningkatnya kawasan pemukiman dan bangunan lain serta perubahan fungsi

lahan di sekitar Sub DAS Sigeaon akan sangat mempengaruhi koefisien aliran

Sub DAS.

Sub DAS Sigeaon merupakan salah satu Sub DAS yang terdapat pada

DAS Batang Toru di Provinsi Sumatera Utara. Luas Sub Das Sigeaon sebesar

6885,621 ha dengan keliling sepanjang 458.489 m. Sub DAS Sigeaon termasuk

dalam kawasan resapan di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Kawasan resapan

Sub DAS Sigeaon berperan sebagai penyimpanan air (water storage) bagi

kawasan di sekitarnya, termasuk Kota Tarutung. Sub DAS Sigeaon terletak di dua

Kecamatan di Tapanuli Utara yakni kecamatan Sipoholon dan Kecamatan

Tarutung yang dipergunakan sebagai sumber irigasi pertanian masyarakat sekitar.

Namun, kondisi kawasan Sub DAS Sigeaon semakin hari semakin tergerus.

Kondisi ini disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan sekitar Sub DAS

Sigeaon yang berubah, ditambah lagi penebangan hutan di kawasan hulu Sub

DAS Sigeaon tepatnya di desa Lobusikam. Kawasan tersebut merupakan daerah

resapan air. Jika tidak dilindungi dari aksi penebangan, kawasan ini akan terkena

banjir dan mengancam kehidupan masyarakat (Harian Waspada, 16 Maret 2011).

Perubahan penggunaan lahan tersebut berdampak langsung pada

meningkatnya nilai koefisien aliran yang disebabkan semakin berkurangnya


(16)

6

Sub DAS Sigeaon telah menyebabkan perubahan karakteristik hidrologi dan

apabila tidak dilakukan perbaikan maka akan mengakibatkan hilangnya sumber

air yang pontensial di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu adanya suatu

pengelolaan DAS yang baik yang dapat menjamin terjaganya distribusi air

sepanjang tahun dan dapat meminimalkan terjadinya peningkatan aliran

permukaan.

B. Identifikasi Masalah

Penggunaan lahan merupakan keterkaitan antara aktivitas manusia dengan

sebidang lahan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak manusia yang

bermukim pada suatu wilayah, maka semakin besar intervensi manusia dalam

mengubah fungsi lahan untuk berbagai macam bentuk kegiatan. Perubahan

penggunaan lahan tersebut akan menimbulkan konsekuensi terhadap lingkungan.

Masalah banjir, semakin sedikitnya kawasan resapan air hujan dan penyusutan

lahan pertanian menjadi akibat dari perubahan penggunaan lahan yang tidak

melihat potensi dan daya dukung lahan serta tidak memenuhi kaidah dalam tata

guna lahan. Salah satu lingkungan fisik yang terkena dampak perubahan

penggunaan lahan ini ialah kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Perubahan

penggunaan lahan akan berdampak pada koefisien aliran DAS, dimana koefisien

aliran dapat digunakan untuk melihat suatu DAS telah terganggu atau tidak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dibatasi pada dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien aliran Sub


(17)

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perubahan penggunaan lahan di daerah Sub DAS Sigeaon sejak

tahun 1997-2012?

2. Bagaimana dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien aliran

Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah yang dirumuskan maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan di daerah Sub DAS Sigeaon

sejak tahun 1997-2012.

2. Untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien

aliran Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, untuk memenuhi persyaratan akademik pada Jurusan Pendidikan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan menambah wawasan penulis dalam

menyusun karya ilmiah dan perbendaharaan ilmu penulis.

2. Bagi masyarakat, untuk memberi informasi mengenai dampak perubahan

penggunaan lahan terhadap koefisien aliran Sub DAS Sigeaon.

3. Bagi pemerintah daerah, untuk memberikan masukan kepada pemerintah

daerah mengenai tata guna lahan dan upaya pelestarian lingkungan khususnya


(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di sub DAS Sigeaon pada tahun

1997 adalah lahan tanah ladang yakni 3578,239 ha atau 51,97% dari luas

lahan daerah penelitian. Sedangkan pada tahun 2012 luas lahan tanah ladang

berubah menjadi 620,556 ha (9.01%). Pada tahun 2012 luas lahan terbesar

adalah semak belukar yakni 3401,917 Ha atau 49,41 % dari luas daerah

penelitian. Luas lahan semak belukar ini meningkat dari 1256,138 Ha (18,24

%) pada tahun 1997. Sedangkan penggunaan lahan terkecil adalah perkebunan

yakni 338,789 ha (4,92 %) yang sebelumnya pada tahun 1997 hanya 253,157

Ha (3,68 %).

2. Perubahan penggunaan lahan telah membawa dampak terhadap perubahan

nilai koefisien aliran. Nilai koefisien aliran sub DAS Sigeaon tahun 1997

yakni 0,67. Sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 0,89 seiring

dengan perubahan penggunaan lahannya. Berdasarkan nilai tersebut maka

telah terjadi peningkatan nilai koefisien aliran pada tahun 1997 dan tahun

2012 sebesar 0, 22. Semakin besar koefisien aliran akan menyebabkan erosi

yang terjadi berjalan lebih intensif dan banjir.


(19)

B. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi pemerintah agar menghentikan perambahan hutan dan melakukan

eksploitasi terhadap hutan.

2. Bagi pemerintah dan pihak yang terkait agar memberikan sanksi yang

tegas terhadap oknum yang melakukan eksploitasi hutan di Sub DAS

Sigeaon

3. Bagi masyarakat di sekitar Sub DAS Sigeaon agar tetap menjaga

kelestarian hutan yang tersisa demi generasi mendatang.

4. Bagi pemerintah dan masyarakat agar melakukan pengelolaan lahan Sub


(20)

81

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C., 1997. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Institut Pertanian Bogor

BPDAS Asahan Barumun. 2012, Data dan Informasi Sub DAS Sigeaon. Siantar : Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Asahan Barumun

BPS Tapanuli Utara. 2012. Tapanuli Utara dalam Angka Tahun 2013. Tarutung : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara

Dewajati, Ratna. 2003. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Das Kaligarang Terhadap Banjir Di Kota Semarang. Tesis. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Gunawan, T. 1992. Penginderaan Jauh untuk Hidrologi. PUSPICS. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada

Hutahaean, Anton. 2010. Perubahan bentuk penggunaan lahan di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir sejak tahun 1999 – 2007. Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan

Indrasari (2012). Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Koefisien Limpasan Permukaan Di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Karyana, A. 2001. Pembangunan Partisipatoris dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Pasca Sarjana IPB: Bogor

Malingreau, J.P.1987. Penggunaan Lahan Pedesaan.Penafsiran Citra Untuk Inventarisasi dan Analisisnya. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Putri., Stevany. 2011. Pengaruh penggunaan lahan terhadap debit aliran sungai di sub DAS Batang Arau Hulu Kota Padang. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Prtanian Bogor


(21)

82

Tommi. 2011. Pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi DAS Citarum Hulu. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Sandy, I Made, 1987. Penggunaan Tanah Di Indonesia . Jakarta:Dirjen Agraria No.75

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi

Zakarya. 2012. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Kajian Perubahan Koefisien Limpasan Permukaan Akibat Perubahan Penggunaan Lahan (Kasus Di Das Wanggu Kendari Sulawesi Tenggara). Tesis. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada


(1)

6

Sub DAS Sigeaon telah menyebabkan perubahan karakteristik hidrologi dan apabila tidak dilakukan perbaikan maka akan mengakibatkan hilangnya sumber air yang pontensial di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pengelolaan DAS yang baik yang dapat menjamin terjaganya distribusi air sepanjang tahun dan dapat meminimalkan terjadinya peningkatan aliran permukaan.

B. Identifikasi Masalah

Penggunaan lahan merupakan keterkaitan antara aktivitas manusia dengan sebidang lahan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak manusia yang bermukim pada suatu wilayah, maka semakin besar intervensi manusia dalam mengubah fungsi lahan untuk berbagai macam bentuk kegiatan. Perubahan penggunaan lahan tersebut akan menimbulkan konsekuensi terhadap lingkungan. Masalah banjir, semakin sedikitnya kawasan resapan air hujan dan penyusutan lahan pertanian menjadi akibat dari perubahan penggunaan lahan yang tidak melihat potensi dan daya dukung lahan serta tidak memenuhi kaidah dalam tata guna lahan. Salah satu lingkungan fisik yang terkena dampak perubahan penggunaan lahan ini ialah kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Perubahan penggunaan lahan akan berdampak pada koefisien aliran DAS, dimana koefisien aliran dapat digunakan untuk melihat suatu DAS telah terganggu atau tidak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dibatasi pada dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien aliran Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara.


(2)

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perubahan penggunaan lahan di daerah Sub DAS Sigeaon sejak tahun 1997-2012?

2. Bagaimana dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien aliran Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah yang dirumuskan maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan di daerah Sub DAS Sigeaon sejak tahun 1997-2012.

2. Untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien aliran Sub DAS Sigeaon Kabupaten Tapanuli Utara.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, untuk memenuhi persyaratan akademik pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan menambah wawasan penulis dalam menyusun karya ilmiah dan perbendaharaan ilmu penulis.

2. Bagi masyarakat, untuk memberi informasi mengenai dampak perubahan penggunaan lahan terhadap koefisien aliran Sub DAS Sigeaon.

3. Bagi pemerintah daerah, untuk memberikan masukan kepada pemerintah daerah mengenai tata guna lahan dan upaya pelestarian lingkungan khususnya di daerah Sub DAS Sigeaon.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di sub DAS Sigeaon pada tahun 1997 adalah lahan tanah ladang yakni 3578,239 ha atau 51,97% dari luas lahan daerah penelitian. Sedangkan pada tahun 2012 luas lahan tanah ladang berubah menjadi 620,556 ha (9.01%). Pada tahun 2012 luas lahan terbesar adalah semak belukar yakni 3401,917 Ha atau 49,41 % dari luas daerah penelitian. Luas lahan semak belukar ini meningkat dari 1256,138 Ha (18,24 %) pada tahun 1997. Sedangkan penggunaan lahan terkecil adalah perkebunan yakni 338,789 ha (4,92 %) yang sebelumnya pada tahun 1997 hanya 253,157 Ha (3,68 %).

2. Perubahan penggunaan lahan telah membawa dampak terhadap perubahan nilai koefisien aliran. Nilai koefisien aliran sub DAS Sigeaon tahun 1997 yakni 0,67. Sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 0,89 seiring dengan perubahan penggunaan lahannya. Berdasarkan nilai tersebut maka telah terjadi peningkatan nilai koefisien aliran pada tahun 1997 dan tahun 2012 sebesar 0, 22. Semakin besar koefisien aliran akan menyebabkan erosi yang terjadi berjalan lebih intensif dan banjir.


(4)

B. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi pemerintah agar menghentikan perambahan hutan dan melakukan eksploitasi terhadap hutan.

2. Bagi pemerintah dan pihak yang terkait agar memberikan sanksi yang tegas terhadap oknum yang melakukan eksploitasi hutan di Sub DAS Sigeaon

3. Bagi masyarakat di sekitar Sub DAS Sigeaon agar tetap menjaga kelestarian hutan yang tersisa demi generasi mendatang.

4. Bagi pemerintah dan masyarakat agar melakukan pengelolaan lahan Sub DAS Sigeaon.


(5)

81

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C., 1997. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Institut Pertanian Bogor

BPDAS Asahan Barumun. 2012, Data dan Informasi Sub DAS Sigeaon. Siantar : Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Asahan Barumun

BPS Tapanuli Utara. 2012. Tapanuli Utara dalam Angka Tahun 2013. Tarutung : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara

Dewajati, Ratna. 2003. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Das Kaligarang Terhadap Banjir Di Kota Semarang. Tesis. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Gunawan, T. 1992. Penginderaan Jauh untuk Hidrologi. PUSPICS. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada

Hutahaean, Anton. 2010. Perubahan bentuk penggunaan lahan di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir sejak tahun 1999 – 2007. Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan

Indrasari (2012). Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Koefisien Limpasan Permukaan Di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Karyana, A. 2001. Pembangunan Partisipatoris dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Pasca Sarjana IPB: Bogor

Malingreau, J.P.1987. Penggunaan Lahan Pedesaan.Penafsiran Citra Untuk Inventarisasi dan Analisisnya. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Putri., Stevany. 2011. Pengaruh penggunaan lahan terhadap debit aliran sungai di sub DAS Batang Arau Hulu Kota Padang. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Prtanian Bogor


(6)

82

Tommi. 2011. Pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi DAS Citarum Hulu. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Sandy, I Made, 1987. Penggunaan Tanah Di Indonesia . Jakarta:Dirjen Agraria No.75 Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi

Zakarya. 2012. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Kajian Perubahan Koefisien Limpasan Permukaan Akibat Perubahan Penggunaan Lahan (Kasus Di Das Wanggu Kendari Sulawesi Tenggara). Tesis. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada