Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga T1 132009028 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan selalu berkaitan dengan pendidik dan peserta didik. Dalam
pendidikan mempunyai tujuan membantu peserta didik agar nantinya mampu
meningkatkan dan mengembangkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri(dalam
Prasetya, 2006).
Terdapat tiga bentuk pendidikan yaitu; pendidikan informal, pendidikan
formal, dan pendidikan nonformal menurut Philips Coombs(dalam Umbu Tagela,
2006). Pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga
dan pergaulan dengan lingkungan. Pendidikan Formal adalah pendidikan yang
berlansung berdasarkan suatu perencanaan tertentu. Sedangkan pendidikan non
formal adalah pendidikan dan latihan keterampilan dan dalam jangka waktu yang
lebih singkat
Sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan formal. Oleh karena itu
sekolah mempunyai tuntutan bagi peserta didik dalam segi peraturan, prestasi
akademik maupun prestasi non akademik. Baik itu mulai dari sekolah yang paling
dasar yaitu TK sampai pada sekolah menengah atas (SMA) maupun sekolah
menengah kejuruan (SMK).Tingkat SMA dan SMK merupakan tingkatan
pendidikan formal yang peserta didiknya pada usia remaja. Pada usia remaja,

individu sedang mengalamiberkembang untuk mencapai taraf perkembangan
pribadi secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan.


 

Menurut Monks (2001) remaja merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, seperti
pertumbuhan organ tubuh, perkembangan seksual yang ditandai dengan
munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder, serta perkembangan soial yang
ditandai dengan makin berkurangannya ketergantungan pada orang lain.
Sedangkan menurut Hurlock (1999) perkembangan kognitif remaja telah beralih
dari masa konkret-operasional ke masa formal-operasional yang artinya remaja
mampu memecahkan masalah dari yang amat sederhana ke masalah yang makin
konkret.
Pada masa remaja ini peserta didik dianggap mampu menghadapai
permasalahan, salah satunya permasalahan yang timbul dari dampak tuntutan
sekolah tingkat SMU maupun SMK. Baik itu tuntutan dari segi akademik maupun
non akademik. Dari segi akademik misalnya nilai semua mata pelajaran siswa
harus diatas KKM. Sedangkan dari segi non akademik misalnya tata tertib dan

kegiatan ekstrakulikuler. Namun dalam kenyataannya banyak peserta didik usia
remaja ini masih merasa tidak mampu atau kurangnya keyakinan diri (self
efficacy) dalam menghadapi masalah yang timbul dari tuntutan–tuntutan tersebut
karena kurang diimbangi dengan usaha pengembangan faktor–faktor psikologis
pada siswa(dalam Kuswanto,2000).
Bandura (1977) mendefinisikan self efficacy sebagai pertimbangan
seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan menampilkan
tindakan yang diperlukan dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Hal ini tidak
tergantung pada jenis keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang,


 

tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang apa yang dapat dilakukan
menyangkut seberapa besar usaha yang dikeluarkan seseorang dalam suatu tugas
dan seberapa lama ia akan bertahan.
Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri menyebabkan seseorang terus
berusaha sampai tujuannya tercapai. Namun, apabila keyakinan akan kemampuan
diri tidak kuat, seseorang cenderung akan mengurangi usahanya bila menemui
masalah (dalam Warsito,2004). Hal ini nampak pada permasalahan yang sering

dialami siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga.
Setelah melakukan wawancara dengan guru BK dan observasi awal di
SMK N 2 Salatiga pada siswa kelas XI TEI B di SMK N 2 Salatiga, ditemukan
gejala problematis yakni sebagian besar siswa dari kelas ini memiliki tingkat self
efficacy rendah. Gejala yang nampak yaitu hasil prestasi belajar yang rendah,
menyontek, adanya siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah, dan adanya
siswa yang mempunyai perasaan tidak mampu memenuhi tuntutan tugas sekolah..
Berdasarkan penyebaran skala self efficacy oleh peneliti yang diadopsi
dari Lestari (2011) berdasarkan teori Bandura di kelas XI TEI B di SMK N 2
Salatiga yang berjumlah 31 siswa, menghasilkan sebaran skala self efficacy seperti
dalam tabel 1.1. berikut ini :
Tabel 1.1 Hasil Penyebaran Skala Selfefficacy
kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Total

Skor

145-170
119-144
93-118

Jumlah
10
17
4
31

Persen (%)
32,26 %
54,84 %
12,90%
100 %


 

Berdasarkan hasil skala self efficacy di atas, didapat tidak ada siswa

dengan kategori sangat tinggi, 10 siswa (32,26 %) dengan kategori tinggi yang
memiliki skor antara 145-170, 17 siswa (54,84 %) dengan kategori sedang yang
memiliki skor antara 119-144. 4 siswa (12,90%) dengan kategori rendah. Dari
hasil penyebaran skala self efficacy di atas, siswa yang memiliki self efficacy
sedang dan rendah akan diberikan layanan bimbingan kelompok teknik modeling.
Jika self efficacy siswa rendah, maka siswa akan cepat putus dan
menghindari tugas–tugas yang diangga sulit dan menantang. Seperti sering
melanggar tata tertib sekolah, tidak memenuhi tuntutan tugas–tugas akademik
sekolah dan sering menyontek ketika ujian sehingga berpengaruh pada prestasi
dan psikologis siswa.
Guru Bimbingan dan Konseling yang sekaligus sebagai konselor sekolah,
perlu memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi para anak didiknya.
Khususnya permasalahan mengenai self efficacy. Karena self efficacy merupakan
sentral dari kekuatan peserta didik dalam melakukan yang terbaik dari apa yang
akan peserta didik kerjakan. Salah satu teknik Bimbingan dan Konseling yang
bisa di gunakan adalah bimbingan kelompok.
Tujuan Bimbingan Kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006)
adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masingmasing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok
guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu, bimbingan
kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik



 

Menurut Romlah (2001), bimbingan kelompok merupakan proses
pemberian bantuan yang diberikan individu dalam situasi kelompok. Bimbingan
kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan
mengembangkan potensi siswa. Sedangkan Winkel & Sri Hastuti (2004)
menyatakan Bimbingan Kelompok merupakan sarana untuk menunjang
perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil
manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
Salah satu teknik bimbingan kelompok adalah teknik modeling. Bandura
(1997) menyatakan bahwa modeling atau yang disebut dengan Vicarious
experience adalah individu belajar melalui observasi dari model relevan yang
diperkuat. Hal ini menunjukkan pada proses menirukan yang akan membangun
harapan bahwa mereka dapat memperbaiki prestasi mereka sendiri dengan belajar
dari pengamatan mereka.
Dengan teknik modeling siswa dapat mengoptimalkan potensi siswa dan
pencegahan masalah yang dilkukan secara kelompok. Dan dengan Bimbingan
kelompok anak dapat menerima banyak masukan dari anggota kelompok.

Sehingga anak mendapat informasi–informasi dari anggota yang bisa dijadikan
acuan anak untuk berubah menjadi yang lebih baik. Seperti dalam Bandura (1997)
”Banyak orang yang tidak meyakini terhadap pengalaman keberhasilannya
sebagai sumber informasi mengenai kemampuan yang dimilikinya, sehingga
modeling dapat menjadi teknik untuk meningkatkan keyakinan diri yang dimiliki
seseorang”.


 

Berdasarkan penelitian Kuswanto (2000) yang melakukan penelitian
tentang “Keyakinan diri antara siswa yang diberi dan yang tidak diberi bimbingan
pribadi melalui layanan bimbingan kelompok(penelitian eksperimen pada siswa
kelas II SLTP 1 Mejobo Kudus tahun ajaran 1999/2000)” yang menyimpulkan
secara signifikan meningkatkan keyakinan diri siswa yang diberi layanan
bimbingan kelompok dengan mean rank awal 10.55 dan mean rank akhir 12.30.
Sedangkan penelitian Lestari (2011) yang melakukan penelitian tentang
“Meningkatkan efikasi diri siswa kelas X MEKATRONIK BSMKNegeri 3
Salatiga melalui bimbingan kelompok tahun ajar 2010/2011” yang menyimpulkan
Skor pretest dan postest kelompok eksperimen mengalami peningkatan dari 2028

menjadi 2267, Skor pos tes 141,69 lebih besar dari sekor pre tes 126,75. Hasil uji
Man Whitney antara kelompok Kontrol dengan kelompok eksperimen diketahui
sig 2 tailed 0,036

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 3 Salatiga T1 132009070 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 3 Salatiga T1 132009070 BAB II

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 3 Salatiga T1 132009070 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 3 Salatiga T1 132009070 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga T1 132009028 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga T1 132009028 BAB IV

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga T1 132009028 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga

0 0 85

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Self Efficacy Karir Siswa Kelas X MIPA.2 SMA Negeri ertek Kabupaten Wonosobo T1 BAB I

0 0 8