Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguataudio Kelas D Tanpatapis LC dengan Modulasi Tigaaras T1 612007021 BAB V

BAB V
PENUTUP
Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil kerja yang telah dilakukan penulis.
Adapun hasil kerja yang telah dilakukan berupa data yang disajikan pada bab 2, 3 dan 4.
Selain menguraikan kesimpulan diberikan juga saran pengembangan untuk meningkatkan
performa dari kelas D tanpa tapis LC dengan modulasi tiga aras keluaran.
Uraian tersebut diuraikan di bawah ini.
5.1. Kesimpulan
Penguat audio kelas D tanpa tapis LC dengan modulasi tiga aras dengan
menggunakan noise-shaping coding memberikan keuntungan pada pembentukan derau
dengan menekan derau pada pita frekuensi audio (20 Hz – 20 kHz) dan meloloskan derau
pada pita frekuensi di atas frekuensi audio (> 20 kHz). Penguat kelas D tanpa tapis LC ini
telah dirancang sampai berkondisi siap pakai dan telah dilakukan pengukuran untuk
menentukan spesifikasi dari penguat yang telah dibuat.
Penguat daya audio kelas D tanpa tapis LC dengan modulasi tiga aras keluaran yang
telah dibuat mempunyai spesifikasi sebagai berikut,
1. Berdaya keluaran maksimum 7 Watt pada beban 4 Ohm.
2. Mempunyai THD < 0,976% pada daya keluaran maksimum penguat (7 Watt).
3. Kepekaan penguat sebesar 0,1V/W pada beban 4 Ohm.
4. Tanggapan frekuensi penguat adalah 20 Hz – 20 kHz dengan toleransi 0,5 dB.
5. Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar 28,88dB.

6. Efisiensi dari penguat sebesar 65,03 %.
Pada spesifikasi di atas, penguat yang dirancang hampir tidak memenuhi semua
spesifikasi awal yang diharapkan yaitu pada poin 1, 2, 5 dan 6. Permasalahan utama
dikarenakan derau pada penguat yang cukup besar sehingga menyebabkan SNR dari
penguat tidak mencapai spesifikasi yang diharapkan. Hal ini akan berpengaruh pula kepada
kenaikan THD karena derau pada penguat yang semakin besar akan menyebabkan
71

harmonik-harmonik dari frekuensi dasar yang terukur semakin besar pula. Selain itu, hal ini
juga akan berpengaruh pada efisiensi dari penguat, karena penguat akan melakukan proses
pensaklaran yang berlebih disebabkan oleh derau yang muncul pad apenguat, sehingga
proses pensaklaran menjadi tidak efisien dan terjadi disipasi daya yang cukup besar pada
penguat akhir dengan MOSFET.
5.2. Saran Pengembangan
Saran dan pengembangan dari penulis adalah peningkatan SNR dari penguat dengan
menggunakan OpAmp low noise dan mempunyai GBW yang besar karena loop filter pada

noise-shaping coding memproses baik frekuensi audio masukan maupun frekuensi tinggi
hasil pensaklaran. Selainitu, pada desain NTF yang menentukan pembentukan derau pada
keluaran menggunakan tanggapan tapis lolos atas yang curam seperti tanggapan Chebyshev

atau Elliptic, sehingga derau pada frekuensi rendah (audio 20 Hz – 20 kHz) dapat lebih
ditekan tanpa harus mempunyai frekuensi penggal yang tinggi.
Untuk meningkatkan efisiensi, MOSFET yang dipilih untuk penguat jembatan
penuh bagian high-side maupun low-side adalah MOSFET kanal N, karena MOSFET kanal
N mempunyai RDS(ON) yang jauh lebih kecil dari RDS(ON) MOSFET kanal P.

72