GANTI KERUGIAN TERHADAP KARTEL SMS YANG DILAKUKAN OLEH BEBERAPA OPERATOR SELULER BERDASARKAN PUTUSAN KPPU DIKAITKAN DENGAN UU NO 8 TH 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UU NO 5 TH 1999.

GANTI KERUGIAN TERHADAP KARTEL SHORT MESSAGE SERVICE
(SMS) YANG DILAKUKAN OLEH BEBERAPA OPERATOR SELULER
BERDASARKAN PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN
USAHA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANGUNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK
MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
ABSTRAK
Kartel merupakan suatu perjanjian yang dilarang dalam suatu
persaingan usaha. Suatu persaingan usaha yang tidak sehat diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Salah satu kasus di
Indonesia yang melakukan kartel adalah adanya perjanjian kartel yang
dilakukan oleh beberapa operator seluler dalam menetapkan tarif SMS.
Perjanjian kartel yang dilakukan oleh para pelaku usaha operator seluler
menimbulkan suatu kerugian konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan tindakan hukum yang dapat dilakukan konsumen
terhadap ganti kerugian atas kartel SMS dan merumuskan penentuan
ganti kerugian terhadap konsumen oleh beberapa operator seluler
berdasarkan putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha dikaitkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Penulisan ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif,

dimana penelitian menggunakan data sekunder sebagai data utama, yang
mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan
hukum tersier. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah spesifikasi
deskriptif analitis, dengan melakukan dua tahapan penelitian, yaitu
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Data yang telah
terkumpul kemudian dianalisis secara yuridis kualitatif yaitu dengan
menggunakan metode-metode penemuan hukum.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil, pertama tindakan
hukum yang yang dapat dilakukan oleh konsumen yang dirugikan akibat
kartel SMS adalah melalui litigasi yang berupa pengajuan class action
atau gugatan secara berkelompok ke Pengadilan Negeri berdasarkan
putusan dari KPPU. Kedua, Penentuan ganti kerugian terhadap konsumen
oleh beberapa operator seluler atas kartel SMS dilakukan oleh Pengadilan
Negeri. Hal ini didasarkan pada apa yang dimintakan oleh konsumen
didalam gugatannya. Selain daripada itu, para pelaku usaha diwajibkan
untuk membayar sejumlah denda yang telah ditetapkan oleh KPPU
berdasarkan putusannya dan membayar sejumlah kerugian terhadap
konsumen tersebut.

iv