PERLINDUNGAN HUKUM BAGI SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA
DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Pengungkapan terhadap tindak pidana korupsi dewasa ini memiliki terobosan
baru yaitu dengan hadirnya saksi pelaku yang bekerjasama. saksi pelaku
yang bekerjasama ini membantu para aparat penegak hukum untuk
mengungkap tindak pidana korupsi secara efektif bahkan efisien. Namun
sebagai kapasitasnya sebagai saksi, pelapor sekaligus pelaku, memiliki risiko
terhadap adanya ancaman dari para pelaku lainnya. Di samping itu,
peraturan perundang-undangan yang ada yaitu salah satunya UndangUndang No. 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
ternyata belum secara maksimal memberikan dasar pengaturan bagi
perlindungan terhadap saksi pelaku yang bekerjasama. Tujuan penelitian
penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui, dan memahami perlindungan
terhadap Saksi Pelaku yang Bekerjasama (Justice Collaborator) dalam
perkara tindak pidana korupsi dan kendala-kendala yang dihadapinya.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan yuridis
normatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah data-data
yang bersifat kualitatif berdasarkan data sekunder. Sedangkan spesifikasi
penelitian bersifat deskriptif analitis sehingga dapat memperoleh gambaran

menyeluruh dan sistematis.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini dapat
disimpulkan bahwa Pertama, perlindungan hukum bagi saksi pelaku
bekerjasama jika dilihat dari perspektif konsep perlindungan saksi masih
belum memberikan kepastian hak/hukum dan keamanan. Dari perspektif
sistem peradilan pidana yang terpadu (Integrated Criminal Justice System),
perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerja sama memerlukan
kerja sama dan koordinasi di antara para penegak hukum. Kedua, terdapat
beberapa kendala yang utamanya adalah dari faktor hukum baik pengaturan
materi dan pengaturan struktur kelembagaan yang mana turut mempengaruhi
munculnya kendala pada faktor-faktor lainya yaitu faktor penegak hukum,
faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan.
Kata Kunci : saksi pelaku yang bekerjasama, pemberantasan korupsi,
perlindungan.

iv

iv


Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Bagi Saksi Pengungkap Fakta (Whistleblower) Dalam Perkara Pidana (Analisis Yuridis Terhadap Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban)

1 74 184

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAPOR TINDAK PIDANA DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

0 15 26

Perlindungan Hukum Terhadap Saksi (Justice Collaborator) Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban

1 8 50

UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Pelapor Tindak Pidana Korupsi Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Pelapor Tindak Pidana Korupsi Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban

0 0 2

Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Pelapor Tindak Pidana Korupsi Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban

0 0 35

Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Pelapor Tindak Pidana Korupsi Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban

0 0 52

Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Pelapor Tindak Pidana Korupsi Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban

0 0 4

JURNAL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI SAKSI DALAM PERKARA PIDANA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

0 0 15