ANIMASI 3 DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V SDLB.

(1)

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. DaftarFIP : 029/Skripsi/Pend.Khusus/Juni/2013

ANIMASI 3 DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V SDLB

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Oleh:

VIKA FORSALINA 0805538

PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Vika Forsalina, 2013

2013

ANIMASI 3 DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V SDLB

Oleh:

VIKA FORSALINA 0805538

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapad aFakultasIlmuPendidikan

© VikaFoersalina 2013

UniversitasPendidikan Indonesia Juni 2013

HakCiptadilindungiUndang – Undang.


(3)

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengandicetakulang, difoto kopi, ataucaralainnyatanpaseizinpenulis

LEMBAR PENGESAHAN VIKA FORSALINA

0805538

ANIMASI 3 DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VSDLB DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. PermanarianSomad, M.Pd NIP.195404081981032001

Pembimbing II

Drs. YuyusSuherman, M.Si NIP.196610251993031001

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo , M.Pd NIP.195607221985031001


(4)

i

ABSTRAK

ANIMASI 3 DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA PADA ANAK

TUNARUNGU KELAS V SDLB Oleh : Vika Forsalina (0805538)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan mendia animasi 3 dimensi terhadap peningkatan pemahaman materi sistem dan funngsi organ pernapasan manusia. Media ini merupakam media yang bersifat visual yang cocok untuk digunakan oleh siswa tunarungu, karena mereka lebih memanfaatkan kemampuan visual untuk memperoleh informasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan desain Experiment one group pret test - post test. Tes berupa teslisan dan tes kinerja diantaranya tes memahami organ – organ penyusun sistem pernapasan, fungsi organ-organ penyusun sistem pernapasan, sistem pernapasan. Penelitian ini dilakukan di SLB- B Budaya Bangsa Kota Bandung pada 6 orang siswa tunarungu kelas V SDLB. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor mulai dari 15 sampai 30 skor. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media animasi 3 dimensi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia pada sisiwa tunarungu. Bertolak dari hasil penelitian diajukan rekomendasi kepada guru dan peneliti selanjutanya. Sebagai alternatif dalam pembelajaran IPA, guru dapat memberikan pembelajaran IPA menggunakan media animasi 3 dimensi kepada siswa dan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan media ini dalam materi yang lain.


(5)

iii

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR DIAGRAM ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ANIMASI 3 DIMENSI SEBADAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU TERHADAP MATERI SISTEM DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA A. Deskripsi Teori 1. DampakKetunarunguanTerhadapPrestasiBelajarSiswa ... 7

2. KemampuandayaAbstrakAnakTunarungu ... 9

3. PrestasiBelajar IPA AnakTunarungu ... 10

4. Media Animasi 3 DimensiSebagai Media Pembelajaran ... 11

5. Penggunaan Media Animasi 3 DimensiDalampembelajaran... 16

6. Pemahaman Materi Sistem dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu ... 19

B. Penelitian yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 21


(6)

iv

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 24

B. Sampel Penelitian ... 26

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas ... 26

2. Variabel Terikat ... 28

D. Instrumen Penelitian ... 30

a. Membuat Kisi-kisi Soal ... 31

b. Pembuatan Butir Soal ... 31

c. Menentukan Kriteria Butir Soal ... 31

d. Validitas Instrumen ... 35

e. Reliabilitas Instrumen ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Prosedur Penelitian ... 38

1. Persiapan Penelitian ... 38

2. Pelaksanaan Penelitian ... 41

3. Langkah-langkah operasional pembelajaran. ... 42

G. Pengolahan Dan Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. DeskripsihasilPenelitian ... 43

2. PengujianHipotesis ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 57

B. Rekomendasi ... 58


(7)

v

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1.DesainPenelitian ... 24 3.2.Subjek Penelitian ... 26 3.3.Kriteria Penilaian Menyebutkan organ penyusunsistempernapasanmanusia 32 3.4.Kriteria Penilaian Menunjukan organ penyusunsistempernapasanmanusia . 33 3.5.Kriteria Penilaian Menyebutkanfungsi organ pernapasanmanusia ... 33 3.6.Kriteria Penilaianmenyebutkatahap-tahapmekanismepernapasanmanusia... 34 3.7.Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 39 4.1. Skor PreTest ... 43 4.2. Skor Post Test ... 44 4.3. Perhitungan dengan Uji Wilcoxon Padamemahami organ

penyusunsistempernapasanmanusia ... 47 4.4. Perhitungan dengan Uji Wilcoxon Pada memahamifungsi organ

pernapsanmanusia ... 48 4.5. Perhitungan dengan Uji Wilcoxon Pada memahamisistempernapasanmanusia ... 49


(8)

vi

DAFTAR DIAGRAM

Grrafik

4.1. Skor Pre Test dan Post Test Memahami Organ Pernapasan Manusia ... 45 4.2. Skor Pre Test dan Post Test Memahami Fungsi Organ Pernapasan Manusia ... 45 4.3. Skor Pre Test dan Post Test memahami sistem pernapasan manusia ... 46


(9)

1

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar dan penting untuk di perhatikan dalam rangka membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Masalah terbesar yang dialami seseorang bila hilang atau berkurang fungsi pendengarannya adalah terhambatnya komunikasi dengan lingkungannya. Hal ini menimbulkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran itu sendiri.

Salah satu permasalahan yang terjadi adalah hasil belajar anak tunarungu yang rendah dalam mata pelajaran IPA dimana nantinya hasil belajar akan digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

Berdasarkan temuan di lapangan dari hasil observasi dan wawancara pada guru kelas V SDLB bahwa penggunaan media dalam pembelajaran IPA belum digunakan secara optimal, metode mengajar dan media yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan yang di harapkan sehingga sulit memahami materi yang di jelaskan oleh guru, karena cukup banyak mengandung materi berupa hafalan, istilah, informasi berupa gambar beserta proses tubuh yang bersifat abstrak. Untuk siswa SD penjelasan yang diberikan oleh guru hanya secara verbalisme, guru hanya menggunakan metode konvensional (ceramah) dan menggunakan buku cetak sebagai pegangannya. Dalam proses pembelajarannya siswa diminta untuk membaca teks dan menuliskannya di buku kemudian guru hanya menjelaskannya dengan metode ceramah. Guru menjelaskan hal-hal yang masih belum dimengerti oleh anak. Terkadang di bantu oleh gambar atau sket sederhana di papan tulis saja. Terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulitnya mencari media yang tepat dan kurang tersedianya biaya dapat menghambat proses pembelajaran bagi siswa karena apa yang menjadi kebutuhan siswa tidak terpenuhi.


(10)

Dengan cara pembelajaran tersebut siswa sulit untuk menyerap materi pembelajaran secara optimal akibatnya informasi verbal tidak dapat tersampaikan secara utuh serta siswa pun cepat merasa bosan dan jenuh apabila metode yang dipakai adalah ceramah sehingga proses belajar mengajar pun terasa kaku dan tidak terjadi proses pembelajaran yang berarti bagi siswa dan berpengaruh pada hasil belajarnya yaitu nilai yang di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Apabila siswa tidak mamapu memahami dan menguasai materi maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya kegiatan belajar mengajar seharusnya dapat membberikan pengalaman belajar untuk menuju kepada pencapaian tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan baik pada kawasan kognitif, afektif, psikomotor. Anak tunarungu sering disebut anak yang mempunyai gaya belajar visual karena indera penglihatan yang akan mengambil peran terpenting untuk mempermudah pengalaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk visual sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses belajar yang evektif sebaiknya ditunjang dengan penggunaan media pembelajaran agar menarik perhatian dan minat siswa selama mengikuti KBM. Evektifitas proses belajar mengajar ini sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan serta kesesuaiannya dengan materi yang disampaikan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk memberikan kemudahan pada saat penyampaian materi pelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Khususnya mata pelajaran IPA pada materi sistem dan fungsi organ pernepasan manusia bagi anak tunarungu. Media dalam hal ini memiliki peran sebagai salah satu saluran interaksi bagi banyak komponen yang terkait dalam kegiatan pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki kelebihan dalam memperjelas penyajian pesan artinya agar tidak terjadi verbalisme, mengatasi keterbatasan baik ruang maupun waktu memungkinkan adanya variasi dalam mengajar serta dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan hal ini seperti yang dikemukakan oleh Harjanto (1997:245) bahwa:


(11)

3

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“manfaat media pembelajaran adalah (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalis (2) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (3) dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa (4) dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.”

Dengan demikian mampu mempengaruhi perubahan perilaku dan tingkah laku siswa serta dapat menumbuhkan semangat dan motivasi belajar pada diri siswa yang selanjutnya secara otomatis mempengaruhi hasil belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran.

Media sebagai fokus kajian dalam penelitian ini adalah media animasi 3 dimensi karena berkaitan dengan materi pembelajaran yaitu pemahaman tentangsistem dan fungsi organ pernapasan pada manusia. Animasi 3 Dimensi ini sangat tepat untuk menerangkan suatu proses, gerakan-gerakan lambat dan ulangan-ulangan yang akan memperjelas ilustrasi. Penggunaan Animasi 3 Dimensi ini bertujuan untuk menjembatani komunikasi antara guru dan siswa sehingga kesalahpahaman yang mungkin timbul dalam interaksi belajar mengajar dapat dikurangi dan evektifitas pencapaian tujuan dapat di raih. Adanya media ini diharapkan dapat lebih mendorong siswa dan dapat meningkatkan minat siswa pada pembelajaran IPA khususnya materi sistem dan fungsi organ pernapasan pada manusia.

Penggunaan Animasi 3 Dimensi ini sesuai dengan dampak dari anak tunarungu sebagai siswa yang lebih mengutamakan penggunaan visual dalam pembelajaran. Berdasarkan pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian Penggunaan Animasi 3 Dimensi untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Pernapasan Manusia pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB.


(12)

B. Indentifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Hambatan pendengaran yang dialami oleh anak tunarungu sehingga sulit untuk mengerti hal-hal yang verbalisme dan bersifat abstrak

2. Pemberian materi pembelajaran IPA oleh guru dirasakan belum optimal dikarnakan metode mengajar dan media yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan yang diharapkan.

3. Mata pelajaran IPA identik dengan materi yang berhubungan dengan suatu proses yang abstrak dimana terjadi dalam kehidupan sehari-hari

4. Penggunaananimasi 3 dimensi untuk meningkatkan Pemahaman materi sistem dan fungsi pernafasan manusia padasiswa tunarungu Kelas V SDLB

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah di uraikan, agar proses penelitian ini terfokus sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka penulis membatasi permasalahan adalah : media yang di gunakan adalah media animasi 3 dimensi. Penelitian ini di lakukan pada materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah utama yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah : “apakah penggunaan animasi 3 dimensi dapat meningkatkan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia pada siswa tunarungu Kelas V SDLB?”


(13)

5

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia pada anak tunarungu setelah menggunakan animasi 3 dimensi.

b. Tujuan khusus

Sedangkan tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa tunarungu menyebutkan organ penyusun sitem pernafasan pada manusia setelah menggunakan media animasi 3 dimensi

2) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa tunarungu menyebutkan fungsi organ penyusun sitem pernafasan pada manusia setelah menggunakan media animasi 3 dimensi organ pernafasan

3) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa tunarungu mendeskripsikan secara sederhan tentang sitem pernafasan pada manusia setelah menggunakan media animasi 3 dimensi organ pernafasan

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan maka penelitian ini mempunyai mamfaat sebagai berikut :

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pendidikan luar biasa yang berkaitan dengan penggunaan Animasi 3 dimensi dalam meningkatkan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan pada manusia bagi siswa tunarungu.


(14)

b. Kegunaan Praktis

Animasi 3 dimensi organ pernafasan ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran untuk membantu guru dalam mengoptimalkan peserta didik dalam meningkatkan pemahan materi sistem dan fungsi organ pernafasan pada manusia.


(15)

24

24

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan suatu penelitian. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain satu kelompok tunggal pre-test dan post-test. Menurut Kartono (1993:59) definisi “metode eksperimen adalah suatu prosedur penelitian yang sengaja dipakai untuk mengetahui pengaruh suatu kondisi yang sengaja diadakan terhadap suatu gejala social berupa kegiatan dan tingkah laku

seorang individu ataupun kelompok individu”.

Didalam penelitian ini menggunakan satu kelompok percobaan yang dikenakan satu perlakuan dengan dua kali pengukuran.Pengukuran pertama (pre-test) dilakukan sebelum perlakuan diberikan dan pengukuran kedua (post-test) dilakukan sesudah perlakuan.

Setelah hasil pengukuran dilakukan kemudian dibuat perbandingan antara rata-rata pre-test dan rata-rata post-test, hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada kelompok tersebut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

One Group Pretest Post test Design

Pretest Perlakuan Post test

O1 X O2

Keterangan :

- O1 = Pretest (test yang di lakukan sebelum perlakuan)

- X = Tretmen ( Perlakuan yang di berikan menggunakan Media Video 3 Dimensi Animasi)


(16)

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok tunggal pre-test dan post-test. Dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan sample penelitian

b. Melakukan Pretest (O1) untuk mengetahui bagaimana pemahaman sistem pernafasan pada manusia pada sample sebelum diberikan perlakuan (Treatment) c. Melakukan treatment (X) atau perlakuan pada sample berupa menjelaskan

tentang sistem pernafasan dan fungsi organ pernafasan pada manusia menggunakan video 3 Dimensi animasi

d. Melakukan posttest (O2) untuk mengetahui bagaimana pemahaman sistem pernafasan pada manusia pada sample penelitian setelah diberiakn treatmen atau perlakuan berupa Video animasi 3 dimensi untuk mengetahuiakibat yang ditimbulkan dari perlakuan / treatmen sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat.

e. Membandingkan antara O1 dan O2 untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang muncul sebagai pengaruh dari treatment

f. Menganalisis data dengan statistic nonparametik menggunakan uji wilcoxon untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan setelah treatment/ perlakuan.

Pre test-post test group design menurut Arikonto (1992:77). “Didalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen yang disebut pre-test dan setelah eksperimen yang disebut post test. Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O1 dikurangi O2 dan diasumsikan merupakan efek dari treatment”.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa tunarungu SDLB kelas V di SLB B Budaya Bangsa. Sedangkan pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut sugiono (2008: 24) “sampling jenuh adalah tehnik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Hal ini dilakukan karena


(17)

26

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jumlah populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil. Sampel penelitian ini adalah siswa SLB-B Budaya Bangsa kelas V SD berjumlah 6 orang.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kode Sampel Jenis Kelamin

1 AG Laki-laki

2 CP Perempuan

3 DS Laki-laki

4 CT Perempuan

5 FG Laki-laki

6 TM Laki-laki

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul Animasi 3 Dimensi Organ Pernafasan Pada Manusia untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem dan Fungsi Organ Pernafasan Pada Manusia Bagi Siswa Tunarungu Kelas V SDLB, terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variabel) disebut juga variabel sebab.Ali

(1993:26) menyebutkan bahwa “variabel sebab adalah variabel yang diasumsikan

menjadi sebab munculnya variabel lain”. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini

adalah penggunaan animasi 3 dimensi organ pernafasan pada manusia. Animasi 3 dimensi organ pernafasan pada manusia menurut (Adimulyo ,2002:16) seorang animator yang cukup terkenal di Indonesia mendefinisikan animasi sebagai "suatu sequence gambar yang di ekspose pada tenggang waklu tertentu sehingga tercipta


(18)

sebuah ilusi gambar bergerak". Jadi Animasi 3 Dimensi merupakan suatu gambar yang di ekspose pada tenggang waktu tertentu senghingga terciptanya sebuah ilustrasi gambar bergerak tentang proses pernapasan pada manusia dan fungsinya lengkap dengan bagian-bagian tertentu yang hampir sama dengan aslinya. Animasi 3 Dimensi ini sangat tepat untuk menerangkan suatu proses, gerakan-gerakan lambat dan ulangan-ulangan yang akan memperjelas ilustrasi.

Secara operasional animasi 3 dimensi adalah produk yang di buat sendiri sesuai dengan garis besar pengembangan media dimana dalam animasi 3 dimensi ini mengenalkan anak terhadap sistem dan fungsi organ pernapasan pada manusia. Animasi 3 dimensi ini akan menjelaskan pada anak hal yang terjadi sebenarnya. Animasi 3 dimensi ini didalamnya akan muncul suatu ilustrasi tentang sistem pernapasan pada manusia. Organ penyusun sistem pernafasan pada manusia adalah :

a. Hidung b. Faring c. Laring d. Bronkus e. Bronkeolus f. Alveolus g. Paru-paru

Animasi 3 dimensi ini menjelaskan tentang sistem pernafasan yaitu udara dihirup mellalui hidung kemudian di teruskan ke faring kemudian laring diteruskan ke bronkus disalurkan ke bronkeolus kemudian di salurkan ke alveolus di dalam alveolus terjadi pertukaran udara dari oksigen menjadi karbondioksida. Animasi 3 Dimensi didesain sedemikian rupa sehingga mudah dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Dengan animasi 3 dimensi diharapkan siswa mampu meningkatkan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan pada manusia. Dari analisis cara menggunakan Animasi 3 dimensi organ pernafasan pada manusia di atas diharapkan anak dapat mengetahui sistem pernafasan manusia dan organ pernafasan


(19)

28

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada manusi yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA dalam materi organ dan fungsi pernafasan pada manusia

Langkah – langkah penggunaan animasi 3 dimensi animasi yaitu :

Pada tahap ini ada beberapa hal yang harus dipersiapkan hal tersebut sebagai berikut : - Tentukan topic permasalahan / materi pelajaran yang yang dijadikan kegiatan

belajar

- Masukan CD Animasi 3 dimensi Organ pernafasan kedalam PC / leptop kemudian tekan play. Kemudian simaklah dengan seksama

- Video ini akan menjelaskan tentang sistem pernafasan pada manusia

- Setelah animasi 3 dimensi selesai, subjek akan diberikan tes kemampuan/ tes prestasi sesuai dengan instrumen yang telah dibuat. Tahap ketiga akan dilakukan selama 20 menit.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) disebut juga dengan variabel akibat.

Menurut Ali (1993:26), “variabel terikat adalah variabel yang kemunculannya diasumsi disebabkan oleh variabel sebab”. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan.

Menurut Purwanto (1994:44) “pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.” Sementara Mulyasa (2005: 78) menyatakan bahwa “pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.” Ernawati (2003:8) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan “pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat di cerna, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifikasikannya.”


(20)

“hasil belajar kognitif dibagi menjadi beberapa tingkat atau jenjang, mulai

dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi dan kompleks. Enam tingkatan itu adalah (C1) hafalan/ pengetahuan yaitu kemampuan menarik informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, (C2) pemahaman yaitu kemampuan menggontuksi makna berdasarkan pengetahuan awal yang di miliki, (C3) penerapan, (C4) analisis,

(C5) sintetis, dan (C6) dan evaluasi.”

Pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan adalah kemampuan siswa dalam memahami materi sistem pernapasan pada manusia dimana proses pernapasan manusia itu dimulai ketika udara yaitu oksigen masuk kedalam hidung dan mengeluarkan udara berupa karbondioksida. Urutan proses pernafasan secara sederhana adalah udara dihirup mellalui hidung kemudian di teruskan ke faring kemudian laring diteruskan ke bronkus disalurkan ke bronkeolus kemudian disalurkan ke alveolus di dalam alveolus terjadi pertukaran udara dari oksigen menjadi karbondioksida.

Pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dalam penelitiam ini berdasarkan taksonomi Bloom yang di batasi hanya kemampuan C1 dan C2 saja. Pengetahuan / hafalan (C1) ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu mengenali dan mengingat. Sedangkan (C2) ini meliputi menafsirkan, memberikan contoh, meringkas, menarik onformasi, dan menjelaskan.

Anak Dikatakan dapat memahami materi sistem dan fungsi oragan pernapasan manusia apabila memahami 3 aspek pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernafasan pada manusia yaitu meliputi siswa mampu :1) Memahami organ penyusun sistem pernafasan manusia. 2) Menunjukan 7 organ penyusun sistem pernapasan. 3) Memahami 7 tahap mekanisme pernapasan manusia. Untuk mengukur pemahaman tersebut dapat dilakukan dengan tes lisan yang meliputi :


(21)

30

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Memahami organ penyusun sistem pernafasan manusia a. Menyebutkan 7 organ penyusun sistem pernapasan :

1) Hidung 2) Laring 3) Faring 4) Bronkus 5) Bronkeolus 6) Alveolus 7) Paru-paru

b. Menunjukan 7 organ penyusun sistem pernapasan : 1) Hidung

2) Laring 3) Faring 4) Bronkus 5) Bronkeolus 6) Alveolus 7) Paru-Paru

2. Memahami fungsi organ penyusun sistem pernafasan

a. Menyebutkan fungsi organ penyusun sistem pernafasan : 1) fungsi dari hidung adalah Sebagai tempat masuknya udara 2) fungsi organ paru-paru adalah tempat pertukaran udara

3) ungsi dari laring adalah sebagai tempat lewatnya udara, menuju ke laring.

4) Fungsi dari faring adalah tempat jalannya udara menuju bronkus

5) Fungsi dari bronkus adalah tempat jalannya udara yang dibawa masuk ke dalam paru-paru


(22)

7) Fungsi dari alveolus adalah tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida

3. Memahami 7 tahap mekanisme pernapasan manusia a. udara dihirup melalui hidung

b. udara diteruskan menuju laring c. udara di salurkan melalui faring

d. udara diteruskan melwati cabang bronkus e. udara diteruskan ke bronkeolus

f. udara di teruskan ke alveolus g. udara di teruskan ke seluruh tubuh

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono,2006:148). Instrumen ini

bertujuan untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar ranah kognitif tingkat pengetahuan dan pemahaman.Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,2009:148).

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, menempuh langkah-langkah untuk mempermudah dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu:

1. Membuat Kisi-kisi soal

Kisi-kisi soal dalam penelitian ini dibuat dan dikembangkan oleh peneliti. Kisi-kisi itu sendiri merupakan indikator yang akan di teskan dan ditetapkan pada butir-butir soal yang disesuaikan dengan variabel penelitian.

Indikator yang digunakan untuk mengukur pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia yaitu :


(23)

32

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Memahami organ penyusun sistem pernafasan manusia b. Memahami fungsi organ penyusun sistem pernafasan c. Memahami sistem pernapasan manusia

2. Pembuatan butir soal

Butir soal yang di buat disesuaikan dengan tujuan / indikator yang telah di tentukan dalam kisi-kisi berjumlah 28 soal. Yang terbagi dalam 3 indikator, yaitu yaitu :

1) 14 (empat belas) soal untuk mengetahui kemampuan Memahami organ penyusun sistem pernafasan manusia

2) 7 (tujuh) soal untuk mengetahui Memahami fungsi organ penyusun sistem pernafasan;

3) 7 (tujuh) Memahami sistem pernapasan manusia;

3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebagai acuan dalam mengajar di dalam kelas

4. Kriteria penilaian butir soal

Kriteria penilaian dibuat untuk mengetahui skor atau nilai hasil belajar, sehingga dapat diketahui oleh peneliti seberapa besar hasil yang dicapai oleh sampel penelitian. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :


(24)

1. Kriteria memahami organ-organ penyusun sistem pernapasan manusia

Tabel 3.3

Kriteria penilaian menyebutkan organ penyusun pernapasan manusia

ASPEK PEMAHAMAN SKOR

a. Siswa memahami organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan cara menyebutakan organ penyusun sistem pernapasan manusia tanpa bantuan pengajar.

3 b. Siswa memahami organ penyusun sistem pernapasan

manusia dengan cara menyebutakan organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan 50% dibantu oleh pengajar

2

c. Siswa memahami organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan cara menyebutakan organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan dibantu 100% oleh pengajar.

1

d. Siswa tidak memahami dan tidak mampu sama sekali

menyebutkan organ penyusun sistem pernapasan manusia 0

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Menunjukan organ penyusun pernapasan manusia

ASPEK PEMAHAMAN SKOR

a. Siswa memahami organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan cara menunjukan organ penyusun sistem pernapasan manusia tanpa bantuan pengajar.

3 b. Siswa memahami organ penyusun sistem pernapasan

manusia dengan cara menunjukan organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan 50% bantuan pengajar


(25)

34

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Siswa memahami organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan cara menunjukan organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan 100% dibantu oleh pengajar.

1 d. Siswa tidak memahami dan tidak mampu sama sekali

menunjukan organ penyusun sistem pernapasan manusia. 0

2. Kriteria penilaian memahami fungsi organ penyusun pernapasan manusia

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian menyebutkan fungsi organ penyusun sistem pernapasan manusia

ASPEK PEMAHAMAN SKOR

a. Siswa memahami fungsi organ penyusun pernapasan manusia dengan cara menyebutkan fungsi organ penyusun sistem pernapasan manusia tanpa bantuan pengajar.

3 b. Siswa memahami fungsi organ penyusun pernapasan manusia

dengan cara menyebutkan fungsi organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan dibantu 50% oleh pengajar

2 c. Siswa memahami fungsi organ penyusun pernapasan manusia

dengan cara menyebutkan fungsi organ penyusun sistem pernapasan manusia dengan dibantu 100% oleh pengajar.

1 d. Siswa tidak memahami dan tidak mampu sama sekali

menyebutkan fungsi organ penyusun sistem pernapasan manusia

0

3. Kriteria Penilaian memahami tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian menyebutkan tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia

ASPEK PEMAHAMAN SKOR

a. Siswa memahami tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia dengan cara menyebutkan tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia tanpa bantuan pengajar.

3 b. Siswa memahami tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia


(26)

manusia dengan dibantu 50% oleh pengajar

c. Siswa memahami tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia dengan cara menyebutkan tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia dengan dibantu 100% oleh pengajar.

1 d. Siswa tidak memahami dan tidak mampu sama sekali

menyebutkan tahap-tahap mekanisme pernapasan manusia 0

5. Mempersiapkan media

Mempersiapkan media video 3 dimensi animasi yang disesuaikan dengan pokok bahasan untuk digunakan ketika perlakuan yang akan diberikan kepada sampel.

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian terdiri dari satu jenis tes yaitu tentang penyelesaian soal-soal IPA dengan menggunakan video 3 dimensi. Sebuah instrumen atau alat tes dikatakan baik sebagai alat ukur bila memiliki persaratan tes, yaitu valid dan reliable. Menurut Arikunto (2006 : 168-169) “sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud”. sedangkan reliabel adalah sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Arikunto,2006 : 178).

a. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas yaitu berkenaan dengan ketepatan alat penelitian terhadap konsep

yang dinilai. Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi. “sebuah tes dikatakan

memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan”(Arikunto,1996:64).

Untuk menentukan validitas instrumen penelitian melalui judgement oleh tiga orang penilai, yaitu 2 orang dosen dan 1orang guru yang mengajar di SLB. Untuk mengikhtisarkan validitas isi ini, yaitu dengan mengetahui persentasinya, nilai


(27)

36

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tertinggi yang mungkin dicapai untuk persentase adalah 1.00 (100%) apabila suatu butir dinyatakan cocok dengan satu tujuan khusus tertentu oleh seluruh penilai.

Validitas isi yang dibuat dapat diketahui dengan meminta 3 orang penilai agar melengkapi table. Petunjuk pengisian sebagai berikut :

1) Apabila butir soal dinyatakan cocok dengan tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi. Diberi nilai 3 dengan memberikan tanda ceklis (v) pada kolom cocok atau CC.

2) Apabila butir soal dinyatakan tidak cocok dengan tujuan tertentu yang sejajar dengan materi, diberi nilai 1 dengan memberikan tanda ceklis (v) pada kolom tidak cocok atau TC.

Hasil pengisian tabel kemudian dihitung menggunakan persentase. Dengan rumus sebagai berikut :

�= �

� � 100 % Keterangan :

P = Skor / presentase N = Jumlah Penilai F = Jumlah cocok

(perhitungan validitas indstrimen terlampir)

Dari hasil penilaian butir soal dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut dikatakan valid karena penilaian banyak memberikan kriteria cocok.

b. Reliabilitas instrument Penelitian

Menurut Arikunto (2002:154) “jika instrumen yang dibuat dapat dipercaya atau reliabel, maka akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula”. Pernyataan


(28)

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan mana suatu alat ukur atau instrumen memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.

instrumen diujicobakan pada subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu siswa tunarungu kelas 5 SDLB d SLB B Budaya Bangsa.

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan cara internal consistency, karena mencobakan instrumen hanya sekali saja. Pengujianreliabilitas ini menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

(Sugiyono, 2005:282) Keterangan :

k = mean kuadrat antar subjek 2

i s

 = mean kuadrat kesalahan 2

t

s = varians total

Sebelum menggunakan rumus diatas untuk mencari nilai reliabilitas, maka harus menghitung Varians total s dan varians item t2 s terlebih dahulu dengan i2 menggunakan rumus :

n = jumlah responden

Perhitungan hasil coba instrument adalah sebagai berikut Diketahui : n = 6

(tabel penolong untuk uji reliabilitas instrumen dengan Alfa Cronbach terlampir) 1) Menghitung varians total

     

 1 }

) 1 ( 2 2 t i i s s k k r 2 2 2 ) ( 2 n X n X

s t t

t

   2 2 n JKs n JKi si  

2 2 2 ) ( 2 n X n X

s t t

t

 


(29)

38

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= 3,47

2) Menghitung varians item

= 5,91

3) Menghitung reliabilitas instrumen

= 0,78

Tolak ukur menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tabel klasifikasi analisis reliabilitas tes menurut Arikunto (2002) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,00 – 0,19 Sangat rendah 0,20 – 0,39 Rendah

2 6 3837 6

675

2 

i s 2 2 n JKs n JKi si  

5 , 106 5 , 112

2 

i s       

 1 }

) 1 6 ( 6 2 2 t i i s s r       } 91 , 5 47 . 3 1 5 6 i r 42 , 0 2 , 1   i r


(30)

0,40 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap instrument penelitian, maka diperoleh harga ri = 0,78 Jika diinterprestasikan, maka tergolong pada koefisien reliabilitas tinggi, sehingga instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling utama dari penelitian dimana tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan suatu data pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi siswa mengenai materi sistem dan fungsi organ pernafasan pada manusia dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes.

- tes merupakam alat/ prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (arikunto, 2009:53) tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes lisan. Siswa diminta menjawab soal-soal yang dipertanyakan oleh peneliti.Dari tes tersebut diharapkan dapat diperoleh data yang memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh serta besarnya kemampuan objek, mulai dari pretest sampai dengan post test.

F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.Informasi ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan percobaan. Sebelum penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ;


(31)

40

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara jelas tentang subjek penelitian yang ada di lapangan.

b. Mengurus surat perizinan

1) Permohonan surat pengantar dari jurusan PLB untuk pengangkatan dosen pembimbing;

2) Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan dosen pembimbing dan permohonan surat pengantar ijin penelitian untuk ke Rektorat melalui Direktorat Akademik;

3) Mengurus surat pengantar ijin penelitian melalui Direktorat Akademik untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG) Kota Bandung;

4) Membuat surat ijin penelitian di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berdasarkan surat pengantar dari KESBANG;

5) Menyerahkan surat ijin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB-B Budaya Bangsa Kota Bandung. c. Menyusun instrumen penelitian mengenai mata pelajaran IPA (ilmu pengetahuan

alam) kelas D5 dengan materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia. Instrument penelitian ini meliputi kisi-kisi instrument, pembuatan butir soal, pembuatan RPP, pembuatan media Animasi 3 Dimensi.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan meminta penilaian para ahli (judgement expert). Para ahli tersebut adalah 2 orang dosen PLB dan 1 orang guru SLB-B budaya bangsa Kota bandung. Kemudian melakukan uji reliabilitas dilakukan pada enam orang siswa tunarungu kelas D5 di SLB YPLAB Kota Bandung.


(32)

Tahap pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan meliputi persiapan, pengambilan data, menghitung dan mengolah data.Penelitian dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar dan dilakukan di ruang kelas. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian, mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal penelitian dan mendiskusikan rencana program pembelajaran;

b) Melaksanakan pre test untuk mengetahui kemampuan dasar subjek penelitian dalam materi sistem dan fungsi organ pernapasan pada manusia, secara tertulis. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat jumlah soal yang dapat dan tidak dapat dikerjakan oleh subjek

c) Melaksanakan treatment selama empat kali pertemuan, yaitu menggunakan media Animasi 3 Dimensi untuk meningkatkan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 60 menit (2 jam pelajaran).

d) Melaksanakn post test yaitu pengukuran materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia secara tertulis untuk mengetahui sejauh mana treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap kemampuan pemahamkan materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia.

3. Langkah-Langkah Operasional Pelaksanaan treatment dengan menggunakan Media Animasi 3 Dimensi

Adapun langkah-langkah cara menggunakan media animasi 3 dimensiadalah sebagai berikut:

a. Memberi penjelasan kepada subjek penelitian yang berjumlah 6 orang, bahwa mereka akan belajar menggunakan media animasi 3 dimensi .


(33)

42

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Subjek penelitian diajarkan tentang cara menggunakan media animasi 3 dimensi.

c. Pada perlakuan pertama penulis memberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi 3 dimensi dengan menggunakan metode ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut. Pada perlakuan pertama siswa menunjukan minat yang baik terhadap media tersebut, karena mereka mempunyai pengalaman baru dari penggunaan media animasi 3 dimensi.

d. Pada perlakuan kedua penulis kembalimemberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi 3 dimensi dengan menggunakan metode ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut. Namun pada perlakuan ini penulis lebih merangsang interaksi siswa dengan memberikan pertanyaan seputar materi kemudian siswa menuliskan jawabannya dipapantulis siswa lebih interaktif dalam pelajaran.

e. Pada perlakuan ketiga penulis kembali memberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi 3 dimensi dengan menggunakan metode ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut ditambahkan dengan gambar yang di tempelkan di dalam bukunya dan oleh anak di tulis keterangan di bawah gambar nama organ pernafasan beserta fungsinya. Diharapkan anak dapat mengingat dan mengerti organ penyusun sistem pernapasan manusia.

f. Pada perlakuan keempat penulis kembali memberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi 3 dimensi dengan menggunakan metode


(34)

ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut. Kemudian ketika animasi

diputar di tablet dan diperlihatkan kepada anak sambil di “pause” beberapa

kali diharapkan anak dapat mengerti betul tentang sistempernapasan manusia.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan statistik non-parametrik uji Wilcoxon, karena subjek penelitiannya tidak terlalu banyak dan data yang diolah berskala ordinal. Menurut Sugiyono (2008:134) teknik uji Wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menskor tes awal dan tes akhir dari setiap penilaian; 2. Mentabulasi skor tes awal dan tes akhir;

3. Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir; 4. Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir;

5. Menyusun ranking;

6. Melakukan uji tanda dengan membubuhkan tanda ( + ) untuk selisih positif antara tes akhir dan tes awal. Tanda ( - ) diberikan untuk selisih negatif antara tes akhir dan tes awal;

7. Menjumlahkan semua ranking bertanda positif dan negatif;

8. Membandingkan uji tanda hitung ( T hitung ) dengan uji tanda tabel (T tabel), untuk uji Wilcoxon;

9. Membuat kesimpulan, yaitu H1ditolak apabila T hitung ≤ T tabel dan H1 diterima apabila T hitung > T tabel.


(35)

55

Vika Forsalina, 2013

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelahdilakukanperlakuandenganmenggunakan media animasi 3 dimensi pada siswa tunarungu terdapat peningkatan terhadap pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan, hasil ini terlihat dari 3 aspek sebagai berikut :

1. Memahami organ penyusun sistem pernapasan dari bagian ini terlihat peningkatan dalam menyebutkan organ pernapasan dan menunjukan organ-organ penyusun pernapasan terlihat jelas dari hasil post test yang lebih besar dari pada pre test

2. Memahami fungsi organ penyusun sistem pernapasan dari bagian ini kurang terlihat peningkatan hasil yang cukup besar dikarnakan kemampuan anak tunarungu sulit menghafal fungsi organ pernafasan manusia yang terkadang suka tertukar organ yang 1 dengan yang lainya.

3. Memahami sistem pernapasan manusia dari bagian ini terlihat peningkatan pemahaman siswa dari cara mendeskripsikan sistem pernapasan ,menyusun organ-organ pernapasan Dan dilihat dari hasil post test yang cukup besar dibandingkan dengan pre test

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh Thitung = 0 ≤ Ttabel= 0, maka H1 diterima. Dari bukti hasil pengujian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media animasi 3 dimensi memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia pada anak tunarungu kelas V SDLB. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor sebelum dan sesudah diberiperlakuan.


(36)

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan sebagai suatu rekomendasi dalam pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Media animasi 3 dimensi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkat kan hasil belajar IPA khususnya materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia. Karena media ini merupakan aspek visual yang di sesuaikan dengan kebutuhan belajaran anak tunarungu ketika peoses pembelajaran berlangsung.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai penggunaan animasi 3 dimensi dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas yang berbeda dan materi yang berbeda. Diharapkan kepada peneliti selanjutya agar lebih menyempurnakan kekurangan yang ada dalam media animasi 3 dimensi ini.


(1)

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara jelas tentang subjek penelitian yang ada di lapangan.

b. Mengurus surat perizinan

1) Permohonan surat pengantar dari jurusan PLB untuk pengangkatan dosen pembimbing;

2) Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan dosen pembimbing dan permohonan surat pengantar ijin penelitian untuk ke Rektorat melalui Direktorat Akademik;

3) Mengurus surat pengantar ijin penelitian melalui Direktorat Akademik untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG) Kota Bandung;

4) Membuat surat ijin penelitian di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berdasarkan surat pengantar dari KESBANG;

5) Menyerahkan surat ijin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB-B Budaya Bangsa Kota Bandung. c. Menyusun instrumen penelitian mengenai mata pelajaran IPA (ilmu pengetahuan

alam) kelas D5 dengan materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia. Instrument penelitian ini meliputi kisi-kisi instrument, pembuatan butir soal, pembuatan RPP, pembuatan media Animasi 3 Dimensi.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan meminta penilaian para ahli (judgement expert). Para ahli tersebut adalah 2 orang dosen PLB dan 1 orang guru SLB-B budaya bangsa Kota bandung. Kemudian melakukan uji reliabilitas dilakukan pada enam orang siswa tunarungu kelas D5 di SLB YPLAB Kota Bandung.


(2)

41

Tahap pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan meliputi persiapan, pengambilan data, menghitung dan mengolah data.Penelitian dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar dan dilakukan di ruang kelas. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian, mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal penelitian dan mendiskusikan rencana program pembelajaran;

b) Melaksanakan pre test untuk mengetahui kemampuan dasar subjek penelitian dalam materi sistem dan fungsi organ pernapasan pada manusia, secara tertulis. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat jumlah soal yang dapat dan tidak dapat dikerjakan oleh subjek

c) Melaksanakan treatment selama empat kali pertemuan, yaitu menggunakan media Animasi 3 Dimensi untuk meningkatkan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 60 menit (2 jam pelajaran).

d) Melaksanakn post test yaitu pengukuran materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia secara tertulis untuk mengetahui sejauh mana treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap kemampuan pemahamkan materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia.

3. Langkah-Langkah Operasional Pelaksanaan treatment dengan

menggunakan Media Animasi 3 Dimensi

Adapun langkah-langkah cara menggunakan media animasi 3 dimensiadalah sebagai berikut:

a. Memberi penjelasan kepada subjek penelitian yang berjumlah 6 orang, bahwa mereka akan belajar menggunakan media animasi 3 dimensi .


(3)

b. Subjek penelitian diajarkan tentang cara menggunakan media animasi 3 dimensi.

c. Pada perlakuan pertama penulis memberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi 3 dimensi dengan menggunakan metode ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut. Pada perlakuan pertama siswa menunjukan minat yang baik terhadap media tersebut, karena mereka mempunyai pengalaman baru dari penggunaan media animasi 3 dimensi.

d. Pada perlakuan kedua penulis kembalimemberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi 3 dimensi dengan menggunakan metode ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut. Namun pada perlakuan ini penulis lebih merangsang interaksi siswa dengan memberikan pertanyaan seputar materi kemudian siswa menuliskan jawabannya dipapantulis siswa lebih interaktif dalam pelajaran.

e. Pada perlakuan ketiga penulis kembali memberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi 3 dimensi dengan menggunakan metode ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut ditambahkan dengan gambar yang di tempelkan di dalam bukunya dan oleh anak di tulis keterangan di bawah gambar nama organ pernafasan beserta fungsinya. Diharapkan anak dapat mengingat dan mengerti organ penyusun sistem pernapasan manusia.

f. Pada perlakuan keempat penulis kembali memberikan penjelasan kepada siswa mengenai sistem dan fungsi organ pernapasan manusia dengan


(4)

43

ceramah dalam penyampaiannya kemudian siswa di instruksikan untuk melihat dan membaca isi dari media tersebut. Kemudian ketika animasi diputar di tablet dan diperlihatkan kepada anak sambil di “pause” beberapa kali diharapkan anak dapat mengerti betul tentang sistempernapasan manusia.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan statistik non-parametrik uji Wilcoxon, karena subjek penelitiannya tidak terlalu banyak dan data yang diolah berskala ordinal. Menurut Sugiyono (2008:134) teknik uji Wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menskor tes awal dan tes akhir dari setiap penilaian; 2. Mentabulasi skor tes awal dan tes akhir;

3. Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir; 4. Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir;

5. Menyusun ranking;

6. Melakukan uji tanda dengan membubuhkan tanda ( + ) untuk selisih positif antara tes akhir dan tes awal. Tanda ( - ) diberikan untuk selisih negatif antara tes akhir dan tes awal;

7. Menjumlahkan semua ranking bertanda positif dan negatif;

8. Membandingkan uji tanda hitung ( T hitung ) dengan uji tanda tabel (T tabel), untuk uji Wilcoxon;

9. Membuat kesimpulan, yaitu H1 ditolak apabila T hitung ≤ T tabel dan H1 diterima apabila T hitung > T tabel.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelahdilakukanperlakuandenganmenggunakan media animasi 3 dimensi pada siswa tunarungu terdapat peningkatan terhadap pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan, hasil ini terlihat dari 3 aspek sebagai berikut :

1. Memahami organ penyusun sistem pernapasan dari bagian ini terlihat peningkatan dalam menyebutkan organ pernapasan dan menunjukan organ-organ penyusun pernapasan terlihat jelas dari hasil post test yang lebih besar dari pada pre test

2. Memahami fungsi organ penyusun sistem pernapasan dari bagian ini kurang terlihat peningkatan hasil yang cukup besar dikarnakan kemampuan anak tunarungu sulit menghafal fungsi organ pernafasan manusia yang terkadang suka tertukar organ yang 1 dengan yang lainya.

3. Memahami sistem pernapasan manusia dari bagian ini terlihat peningkatan pemahaman siswa dari cara mendeskripsikan sistem pernapasan ,menyusun organ-organ pernapasan Dan dilihat dari hasil post test yang cukup besar dibandingkan dengan pre test

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh Thitung = 0 ≤ Ttabel= 0, maka H1 diterima. Dari bukti hasil pengujian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media animasi 3 dimensi memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia pada anak tunarungu kelas V SDLB. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor sebelum dan sesudah diberiperlakuan.


(6)

56

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan sebagai suatu rekomendasi dalam pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Media animasi 3 dimensi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkat kan hasil belajar IPA khususnya materi sistem dan fungsi organ pernapasan manusia. Karena media ini merupakan aspek visual yang di sesuaikan dengan kebutuhan belajaran anak tunarungu ketika peoses pembelajaran berlangsung.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai penggunaan animasi 3 dimensi dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas yang berbeda dan materi yang berbeda. Diharapkan kepada peneliti selanjutya agar lebih menyempurnakan kekurangan yang ada dalam media animasi 3 dimensi ini.