PENGARUH PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN: Survei Persepsi Wajib Pajak pada Wilayah KPP Pratama Bandung Karees.
PENGARUH PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN
(Survei Persepsi Wajib Pajak pada Wilayah KPP Pratama Bandung Karees)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh
INTANIA LARASATI NIM. 1002209
PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PENGARUH PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN
(Survei Persepsi Wajib Pajak pada Wilayah KPP Pratama Bandung Karees) Oleh:
Intania Larasati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Intania Larasati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN
(Survei Persepsi Wajib Pajak pada Wilayah KPP Pratama Bandung Karees)
SKRIPSI
Oleh Intania Larasati
NIM: 1002209
Telah Disetujui Oleh: Pembimbing
Arvian Triantoro, S. Pd, M. Si NIP. 19801112 200501 1 002
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi FPEB UPI
Dr. Kurjono, M. Pd NIP.19681020 199802 1 003
(4)
PENGARUH PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN
(Survei Persepsi Wajib Pajak pada Wilayah KPP Pratama Bandung Karees) Intania Larasati
Pembimbing : Arvian Triantoro, S. Pd, M.Pd ABSTRAK
Jumlah Wajib Pajak dari tahun ke tahun semakin bertambah. Namun bertambahnya jumlah wajib pajak tersebut tidak sepenuhnya diiringi dengan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Masalah kepatuhan tersebut menjadi kendala dalam pemaksimalan penerimaan pajak. Penelitian ini mengkaji tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Bandung Karees dengan menggunakan beberapa variabel bebas seperti pelayanan fiskus dan sanksi pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan.
Populasi dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak Badan yang ada di KPP Pratama Bandung Karees. Berdasarkan data dari KPP Pratama Bandung Karees, hingga akhir tahun 2012 terdapat 5.392Wajib Pajak Badan. Tidak semua jumlah tersebut menjadi obyek dalam penelitian ini guna efisiensi waktu dan biaya. Oleh sebab itu dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 98 orang. Metode pengumpulan data primer yang dipakai adalah dengan metode survei dengan menggunakan media kuesioner. Identifikasi masalah dianalisis dengan menggunakan parameter statistik (SPSS) diantaranya adalah persamaan regresi linier berganda, koefisien determinasi, Uji F dan uji t
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan fiskus dan sanksi pajak di KPP Pratama Bandung Karees sudah berjalan dengan baik, begitupun dengan tingkat kepatuhan WP Badan di KPP ini sudah menunjukkan kepatuhan yang cukup baik. Secara parsial, variabel pelayanan fiskus (X1) dan sanksi pajak (X2)
berpengaruh signifikan terhadap variabel kepatuhan Wajib Pajak Badan(Y). Adapun secara simultan, pelayanan fiskus dan sanksi pajakberpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Kedua variabelmemiliki variabilitas sebesar 59,4% terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Bandung Karees, sedangkan sisanya yaitu 40,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwapelayanan fiskus dan sanksi pajak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Kata kunci : Kepatuhan wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak, dan wajib pajak badan
(5)
EFFECT OF SERVICE TAX AUTHORITIES AND TAX PENALTIES ON TAXPAYER COMPLIANCE
(Taxpayers Perception Survey on STO Bandung area Karees) Intania Larasati
Advisor Lecturer :ArvianTriantoro, S.Pd, M.Si ABSTRACT
The number of tax payers is increase for years. But, it is not balanced with the level of tax compliance. The compliance problem becomes an obstacle in optimizing the tax revenue. This study examines the level of compliance of the Taxpayer in STO Bandung area Karees by using several independent variables such as service tax authorities and tax penalties. The purpose of this study was to determine the effect of service tax authorities and tax penalties on tax compliance Agency.
The population in this study is the Taxpayer's in STO Bandung area Karees. Based on data from STO Bandung area Karees, until the end of 2012 there were 5,392 of the Taxpayer. Not all of these into a number of objects in this study to increase the efficiency of time and cost. Therefore samples were taken. Sampling was done by simple random sampling method. The number of samples was determined as 98 people. Primary data collection method used is the method of questionnaire survey using the media. The identification problem is analyzed using statistical parameters (SPSS) including the multiple linear regression equation, the coefficient of determination, F-test and t-test.
The results showed that the service tax authorities and tax penalties in STO Bandung area Karees already well underway, as well as with the level of compliance in the LTO Agency WP is already a pretty good show compliance. Partially, the service tax authorities variable (X1) and tax penalties (X2) significantly affects tax compliance variables Agency (Y). The simultaneous, service tax authorities and tax penalties significant effect on tax compliance. Both variables have a variability of 59.4% on tax compliance in STO Bandung area Karees, while the remaining 40.6% is explained by other variables outside of the model study.
Based on the results of the analysis carried out it could be concluded that the service tax authorities and tax sanctions have a positive and significant effect on tax compliance.
Keywords: Compliance taxpayers, service tax authorities, tax penalties, and corporate taxpayers
(6)
38
BABBIIIB
METODEBPENELITIANB 3.1 DesainBPenelitianB
Menurut Nazir (2005: 84), “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dengan kata lain desain penelitian mencakup langkah-langkah yang digunakan dalam suatu penelitian sehingga didapatkan hasil dan kesimpulan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan kausal. Menurut Arikunto (2010: 8) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang ciri-ciri variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan distribusi data yang diperoleh dari responden Wajib Pajak, sedangkan bentuk penelitian kausal bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Metode penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan data primer yang terdiri dari instrumen beberapa kuisioner lalu disebar kepada sejumlah Wajib Pajak Badan. Menurut Sugiyono (2012: 11) metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari sumber tertentu yang alamiah (bukan buatan), namun peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi mengenai pelayanan fiskus, sanksi pajak dan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung Karees, serta menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
(7)
39
3.2 DefinisiBdanBOperasionalisasiBVariabelB 3.2.1 DefinisiBVariabelB
Menurut Sugiyono (2012:59), “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Jadi dalam mempelajari objek penelitian, diperlukan penjelasan terlebih dahulu dari setiap variabel penelitian sehingga dapat diukur dan dioperasionalkan dalam penelitian.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh dari pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang dilihat dari persepsi Wajib Pajak Badan dengan menggunakan metode survei. Kedua variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
Desain penelitian dari masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Variabel Bebas/ Variabel X (Independent Variable)
Menurut Sugiyono (2012: 59) bahwa“variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yakni Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak.
Pelayanan fiskus adalah cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah Wajib Pajak (Jatmiko, 2006 : 20). Pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang). Sementara itu, fiskus merupakan petugas pajak. Jadi, pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah Wajib Pajak (Jatmiko, 2006 : 20).
(8)
40
a. Pelayanan sendiri pada sektor perpajakan dapat diartikan sebagai pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk membantu Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Pelayanan pajak termasuk dalam pelayanan publik karena: dijalankan oleh instansi pemerintah, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan undang-undang dan tidak berorientasi pada profit atau laba (Fuadi & Mangoting, 2013: 20). Harinurdin (2009 : 96) menuturkan bahwa “melayani Wajib Pajak berarti melakukan komunikasi dengan Wajib Pajak”. Isi pesan yang disampaikan fiskus adalah tangibles terkait pada lingkungan layanan itu disampaikan; reability terkait pada kinerja dan kepercayaan; responsiveness terkait dengan kemauan untuk membantu langganan; pourtesy terkait dengan perilaku pihak yang melayani seperti kesopanan dan keramah-tamahan; pommunipation terkait pada kemampuan menyampaikan pesan sehingga dapat dipahami oleh pelanggan (Nurmantu, 2007 : 9).
Pengukuran variabel pelayanan fiskus menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert dengan pola sebagai berikut.
STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
Keterangan:
STS : Sangat tidak setuju TS : Tidak setuju
KS : Kurang setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
b. Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan
(9)
41
merupakan alat pencegah agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2009 : 39). Wajib pajak akan memenuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya dan semakin banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar Wajib Pajak, maka semakin berat bagi Wajib Pajak untuk melunasinya (Jatmiko, 2006 : 20). Pandangan tentang sanksi perpajakan tersebut diukur dengan indikator Fuadi dan Mangoting (2013: 21) sebagai berikut:
1) Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat.
2) Sanksi adminstrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan.
3) Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana mendidik Wajib Pajak.
4) Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi.
5) Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan. Pengukuran variabel sanksi pajak menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert dengan pola sebagai berikut.
STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
Keterangan:
STS : Sangat tidak setuju TS : Tidak setuju
KS : Kurang setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
2. Variabel Terikat/ Variabel Y (Dependen Variable)
Menurut Sugiyono (2012: 59) bahwa “variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak.
(10)
42
Simon James et al (dalam Gunadi, 2005: 7) juga berpendapat bahwa pengertian kepatuhan pajak (tax pomplianpe) adalah
‘Wajib Pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman, dalam penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi’.
Merujuk pada kriteria Wajib Pajak patuh menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 192/PMK.03/2007, bahwa kriteria kepatuhan Wajib Pajak adalah:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan. Tepat waktu dalam penyampaian SPT meliputi :
a. penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan tepat waktu dalam 3 (tiga) tahun terakhir;
b. penyampaian Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk Masa Pajak Januari sampai November tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut; dan
c. Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Masa Pajak berikutnya.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
3. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
(11)
43
Pengukuran variabel kepatuhan Wajib Pajak menggunakan skala nominal dengan teknik pengukuran skala Guttman dengan pola sebagai berikut.
Ya Tidak
1 0
Keterangan:
Ya : Wajib Pajak melaksanakan sesuai indikator Tidak : Wajib Pajak tidak melaksanakan sesuai indikator 3.2.2 OperasionalisasiBVariabelB
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012: 58) adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang memiliki variasi (pembeda) antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut.
Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini:
TabelB3.B1B OperasionalBVariabelB
VariabelB KonsepBTeoritisB IndikatorB SkalaB SumberBdataB Pelayanan
Fiskus (Fiskus)
Safri Nurmantu (2007: 9)
Pelayanan fiskus terdiri dari:
1.Tangibles 2. Reability 3. Responsiveness 4. Courtesy 5. Communipation
1. Tangibles terkait pada lingkungan layanan itu disampaikan
2. Reability terkait pada kinerja dan kepercayaan
3. Responsiveness terkait
dengan kemauan untuk membantu langganan
4. Courtesyterkait dengan
perilaku pihak yang
melayani seperti
kesopanan dan keramah-tamahan
5. Communipationterkait
pada kemampuan
menyampaikan pesan sehingga dapat dipahami oleh pelanggan
Ordinal Jawaban
responden terhadap instrumen pengumpulan
data yang
(12)
44
VariabelB KonsepBTeoritisB IndikatorB SkalaB SumberBdataB Sanksi
Pajak (sanksi)
Jatmiko (2006:
13) bahwa Wajib
Pajak akan
memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang
bahwa sanksi
perpajakan akan
lebih banyak
merugikannya dan semakin banyak
sisa tunggakan
pajak yang harus
dibayar Wajib
Pajak, maka
semakin berat
bagi Wajib Pajak untuk
melunasinya.B
1. Sanksi pidana yang
dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat. 2. Sanksi adminstrasi yang
dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan 3. Pengenaan sanksi yang
cukup berat merupakan salah satu sarana mendidik Wajib Pajak.
4. Sanksi pajak harus
dikenakan kepada
pelanggarnya tanpa
toleransi.
5. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan.
Ordinal Jawaban
responden terhadap instrumen pengumpulan
data yang
digunakanB Kepatuhan Wajib Pajak (Patuh) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 192/PMK.03/2007 Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
1. Tepat waktu dalam
menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) .
Tepat waktu dalam
penyampaian SPT
meliputi:
a. Menyampaikan SPT
Tahunan tepat waktu dalam 3 (tiga) tahun terakhir;
b. Penyampaian SPT
Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk Masa Pajak
Januari sampai
November tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut; dan
c. SPT Masa yang
terlambat telah
disampaikan tidak
Nominal Jawaban responden terhadap instrumen pengumpulan
data yang
(13)
45
VariabelB KonsepBTeoritisB IndikatorB SkalaB SumberBdataB lewat dari batas waktu
penyampaian SPT
Masa pada Masa Pajak berikutnya.
2. Tidak mempunyai
tunggakan pajak untuk
semua jenis pajak,
kecuali tunggakaan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau
menunda pembayaran
pajak.
3. Laporan keuangan
diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
keuangan pemerintah
dengan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian
selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang
perpajakanberdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir . B
3.3 PopulasiBdanBSampelBPenelitianB 3.3.1 PopulasiBPenelitianBB
Menurut Sugiyono (2012:115) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
(14)
46
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Badan terdaftar di KPP Pratama Bandung Karees. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 5.392 Wajib Pajak.
3.3.2 SampelBPenelitianB
Sugiyono (2012:116) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dan sampel yang diambil dari populasi haruslah betul-betul representative (mewakili)”.
Guna efisiensi waktu dan biaya, maka tidak semua Wajib Pajak tersebut menjadi objek dalam penelitian ini. Oleh karena itu dilakukanlah pengambilan sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Probability Sampling dengan pengambilan secara acak (simple random sampling). Menurut Riduwan (2009: 57),
“Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan
peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin berikut:
(Sekaran, 2014: 108)
Keterangan: n =Jumlah sampel N =Populasi
(15)
47
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam penelitian ini adalah 0,1
Melihat data dari KPP Pratama Karees yang ada di kota Bandung, hingga akhir tahun 2012, tercatat sebanyak 5.392 Wajib Pajak Badan yang efektif. Oleh karena itu jumlah sampel untuk penelitian dengan margin of eror sebesar 10% adalah:
= 1 + 5.392(0,1)5.392 = 98,1791697 = 98
Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 Wajib Pajak Badan. 3.4 TeknikBPengumpulanBDataB
Data yang digunakan dalam penelitian ini harus merupakan data yang benar, karena apabila data yang digunakan salah akan menghasilkan informasi (output) yang salah pula, sehingga penelitian yang dilakukan pun hasilnya akan salah. Untuk itu diperlukan suatu teknik dalam mengumpulkan data penelitian yang dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2010: 402).
Berikut adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini:
1. Kuesioner/Angket
Menurut Sugiyono (2010: 199), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner sebagai instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Tujuan dari pengujian instrumen penelitian (kuesioner) adalah untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan dari alat ukur tersebut dapat menjamin
(16)
48
mutu dari penelitian sehingga kesimpulan-kesimpulan terhadap hubungan-hubungan antar variabel dapat dipercaya, akurat dan dapat diandalkan sehingga hasil penelitian bisa diterima.
Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Jenis kuesioner yang digunakan penulis adalah kuesioner tertutup dan terstruktur, artinya pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka karena jawabannya telah disediakan.
Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala Likert lima angka yaitu mulai angka 5 untuk pendapat sangat setuju (SS) dan angka 1 untuk sangat tidak setuju (STS) lalu tipe data yang digunakan adalah ordinal. Perinciannya adalah sebagai berikut:
TabelB3.2B
Scorino OpsiBJawabanBKuesionerB UntukBVariabelBBebasB(X)B Skor
(+) Skor (-) Opsi Jawaban Kuesioner Simbol
5 1 Sangat Setuju SS
4 2 Setuju S
3 3 Kurang Setuju KS
2 4 Tidak Setuju TS
1 5 Sangat Tidak Setuju STS
B TabelB3.3B
Scorino OpsiBJawabanBKuesionerB UntukBVariabelBTerikatB(Y)B
B
Skor Opsi Jawaban Kuesioner Keterangan
1 Ya Wajib Pajak melaksanakan sesuai indikator
0 Tidak Wajib Pajak tidak melaksanakan sesuai indikator
(17)
49
Dalam melakukan pengukuran atas jawaban dari angket-angket tersebut yang diajukan kepada responden, skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Menurut Sugiyono (2012:93), menyatakan bahwa:
”Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
Setuju/sering/positif diberi skor 4
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 Sangat tidak setuju/tidak pernah/ diberi skor 1”.
Skala pengukuran semua variabel dalam penelitian adalah pengukuran pada skala ordinal. Untuk kepentingan analisis data dengan regresi berganda yang mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval, indeks pengukuran variabel ini ditingkatkan menjadi data dalam skala interval melalui Methods of Suppessive Interval (MSI) menurut Riduwan dan Kuncoro (2007: 30) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan berapa banyak orang yang mendapatkan skor 1, 2, 3, 4 dan 5 dari setiap butir pertanyaan pada kuesioner, yang disebut dengan frekuensi.
2. Membagi setiap frekuensi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut dengan proporsi. Tentukan proporsi kumulatif.
(18)
50
3. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, lakukan perhitungan nilai t tabel untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. 4. Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai t yang diperoleh (dari tabel). 5. Menentukan Nilai Skala (NS) dengan menggunakan rumus:
= (( ))
Melalui persamaan berikut: Skor = NS + | NSmin | +1
Menyiapkan pasangan data dari variabel independent dan dependent dari semua sampel penelitian untuk pengujian hipotesis.
2. Observasi (pengamatan)
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis dan langsung terhadap kegiatan yang berlangsung di lapangan untuk menambah informasi dan memperkuat penelitian ini.
3. Dokumentasi
Peneliti memperoleh data melalui studi kepustakaan, yaitu menggunakan berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, antara lain berupa jurnal, buku referensi, dokumen dari instansi yang bersangkutan, dan artikel lainnya.
3.5 UjiBKualitasBDataB 3.5.1 UjiBValiditasB
Menurut Hasan (2002: 79), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen”. Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
Untuk menentukan kevalidan dari setiap item kuesioner digunakan metode koefisien korelasi Produpt Moment Pearson, yaitu dengan
(19)
51
responden dari setiap item pertanyaan dengan masing-masing skor total variabel X dan variabel Y. Rumus korelasi Produpt Moment Method adalah sebagai berikut:
n X2 X 2
n Y2
Y 2
Y X XY n rhitung (Riduwan, 2009 : 98)
Keterangan:
r hitung = Nilai korelasi Produpt Moment n = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor variabel X
∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)
Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan menurut Sugiyono (2010 : 251) adalah :
Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka item instrumen dinyatakan valid dan dapat dipergunakan
Jika nilai r hitung ≤ nilai r tabel maka item instrumen dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan
Untuk menguji kualitas data item pernyataan kuesioner, perlu diukur terlebih dahulu keabsahan (valid) dan keandalannya (reliabel) dengan melakukan uji coba terlebih dahulu kepada 30 responden Wajib Pajak Badan.
Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap butir item dengan skor total dengan menggunakan rumus Korelasi Produpt Moment Pearson. Setelah mendapatkan hasil, nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel. Jika rhitung > r tabel, maka item pernyataan tersebut valid atau dapat digunakan untuk penelitian. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel, maka item pernyataan tersebut tidak valid dan harus dibuang dari pengujian. Setelah melalui tahap uji coba kepada 30 responden, hasilnya semua item pernyataan valid karena rhitung > rtabel. Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS 21.0 for windows yang disajikan pada tabel 4.3. (Output dapat dilihat pada Lampiran).
(20)
52
TabelB3.4B
HasilBUjiBValiditasBVariabelBX1B(PelayananBFiskus)B No.BItemB rBhitungB rBtabelB HasilB
1 0,672 0,361 Valid
2 0,739 0,361B ValidB
3 0,775 0,361B ValidB
4 0,688 0,361B ValidB
5 0,634 0,361B ValidB
6 0,663 0,361 Valid
7 0,783 0,361 Valid
8 0,804 0,361B ValidB
9 0,742 0,361B ValidB
10 0,774 0,361B ValidB
11 0,785 0,361B ValidB
12 0,650 0,361 Valid
B TabelB3.5B
HasilBUjiBValiditasBVariabelBX2B(SanksiBPajak)B B
B B B B
TabelB3.6B
HasilBUjiBValiditasBVariabelBYB(KepatuhanBWajibBPajakBBadan)B No.BItemB rBhitungB rBtabelB HasilB
18 0,453 0,361 Valid
19 0,522 0,361B ValidB
20 0,522 0,361B ValidB
21 0,652 0,361B ValidB
22 0,522 0,361B ValidB
23 0,522 0,361B ValidB
24 0,766 0,361B ValidB
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2014) 3.5.2 UjiBReliabilitasB
Instrumen penelitian disamping harus valid juga harus dipercaya kehandalannya (reliabel). Oleh karena itu, digunakan uji reliabilitas untuk
No.BItemB rBhitungB rBtabelB HasilB
13 0,600 0,361B ValidB
14 0,556 0,361B ValidB
15 0,519 0,361B ValidB
16 0,703 0,361B ValidB
(21)
53
mengetahui ketepatan nilai kuesioner, artinya instrumen penelitian bila diajukan pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama. Langkah-langkah pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Mencari varians skor tiap-tiap item = ∑
∑
(Riduwan, 2009: 115) Keterangan :
= Varian skor tiap-tiap item pernyataan
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (∑ ) = Jumlah skor seluruh jawaban responden dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 2: Menjumlahkan varians semua item
∑Si = ı+ + + … + n (Riduwan, 2009:116) Keterangan:
∑Si = Jumlah varians setiap item
Sı, S₂, S₃, …n =Varians item ke-1, 2, 3…n Langkah 3: Menghitung varians total
=∑ ∑
(Riduwan, 2009:116) Keterangan :
= Varians total
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item (∑ ) = Jumlah skor seluruh responden dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 4: Menghitung reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha Cronbaph
= ( ) 1 −∑ (Riduwan, 2009: 116) Keterangan :
(22)
54
= Reliabilitas instrumen
k = Banyak item pernyataan
∑ = Jumlah varians butir soal = Varians total
Setelah diperoleh nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian instrumen :
Jika > , berarti reliabel Jika ≤ , berarti tidak reliabel
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbaph’s Alpha. Berikut hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS 21.0 for windows yang disajikan pada tabel 4.6. (Output dapat dilihat pada Lampiran).
TabelB3.7B HasilBUjiBReliabilitasBB
VariabelB rB11B rBtabelB HasilB
X1 0,916 0,361 Reliabel
X2 0,375 0,361 Reliabel
Y 0,657 0,361 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2014)
Berdasarkan tabel 4.6, data variabel X1, X2, dan Y memiliki hasil reliabel karena nilai r11 > nilai r tabel, maka item pernyataan pada variabel tersebut dapat digunakan berkali-kali dan dapat dipercaya kebenarannya. 3.6 PerumusanBMasalahBDeskriptifB
Perumusan masalah deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan distribusi data dari variabel yang diteliti dan sekaligus mengukur sejauh mana pelayanan fiskus, sanksi pajak, dan kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung Karees sesuai dengan rumusan masalah pada penelitian ini. Untuk
(23)
55
menjawab hal tersebut, maka dilakukan pengklasifikasian dari jawaban responden dengan rumus sebagai berikut:
RS = ( ) (Umar, 2002: 201)
Keterangan:
RS = Rentang Skor m = Skor tertinggi item n = Skor terendah item b = Jumlah kelas
Untuk menentukan klasifikasi untuk setiap item pernyataan, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Skor tertinggi : banyaknya responden x skor tertinggi setiap item: 98 x 5 = 490 Skor terendah : banyaknya responden x skor tertinggi setiap item: 98 x 1 = 98
RS = ( ) = 78,4
Rentang pengklasifikasian untuk setiap item pernyataan adalah sebagai berikut: TabelB3.8B
PengklasifikasianBuntukBSetiapBItemBPernyataanB KategoriB RentangBPengklasifikasianB
Sangat Rendah 98-176,4
Rendah 176,3-254,8
Cukup Tinggi 254,7-333,2
Tinggi 333,1-411,6
Sangat Tinggi 411,5-490
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Untuk menentukan klasifikasi setiap item pernyataan, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
(24)
56
Skor tertinggi : banyaknya responden x skor tertinggi setiap item: 98 x 1 = 98 Skor terendah : banyaknya responden x skor tertinggi setiap item: 98 x 0 = 0 RS = ( ) = 49
Rentang pengklasifikasian untuk setiap item pernyataan adalah sebagai berikut: TabelB3.9B
PengklasifikasianBuntukBSetiapBItemBPernyataanB KategoriB RentangBPengklasifikasianB
Rendah (Tidak) 0-49
Tinggi (Iya) 50-98
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah untuk setiap variabelnya, dilakukan penghitungan pengklasifikasian dari jawaban responden dengan rumus pengklasifikasian berdasarkan rentang skor, yaitu sebagai berikut:
RS = ( ) (Umar, 2002: 201)
Keterangan:
RS = Rentang Skor m = skor tertinggi item n = skor terendah item b = jumlah kelas
Skor tertinggi: banyaknya responden x skor tertinggi setiap item x jumlah pertanyaan
Skor terendah: banyaknya responden x skor terendah setiap item x jumlah pertanyaan
(25)
57
3.7 TeknikBAnalisisBDataBdanBPengujianBHipotesisB 3.7.1 UjiBAsumsiBKlasikB
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonometrika yang melandasinya. (Gujarati, 2007: 97).
Menurut Firdaus (2004: 96), untuk menggunakan model regresi perlu dipenuhi beberapa asumsi, yaitu:
a. Datanya berdistribusi normal
b. Tidak ada autokorelasi (berlaku untuk data time series) c. Tidak terjadi heteroskedastisitas
d. Tidak ada multikolinearitas
Persamaan regresi linier berganda harus memenuhi persyaratan BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator), yaitu pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk mendapatkan hasil yang BLUE, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik dan uji linieritas di bawah ini:
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Santosa, 2005: 231). Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal (Wijaya, 2009: 126). Pengujian secara visual dapat dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dengan bantuan software SPSS 21.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan:
(26)
58
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Santosa, 2002: 322).
2) Uji Linieritas
Asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linier, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linier. Dengan uji linieritas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linier, kuadrat, atau kubik. (Ghozali, 2007: 166).
3) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi yang kuat antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lainnya dalam analisis regresi. Apabila dalam analisis terdeteksi multikolinieritas, maka angka estimasi koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan interpretasi. Selain itu juga nilai standar error setiap koefisien regresi dapat menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel bebas, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar error-nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan menggunakan Varianpe Inflation Faptors (VIF). Dengan rumus sebagai berikut:
= 1
1 − ²
Dimana Ri² adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF-nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikolinieritas. (Gujarati, 2003: 362).
(27)
59
4) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan program SPSS, dengan melihat grafik spatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan, jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas. (Wijaya, 2009: 56)
3.7.2 MenentukanBPersamaanBRegresiBLinierBBergandaB
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2007: 95). Hasilnya adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Berikut adalah bentuk persamaan regresi linier berganda: B
(Sugiyono, 2010: 277) Keterangan:
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
Xi = Variabel independen
a = Konstanta
(28)
60
, = Koefisien regresi (Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y)
Jika dalam penelitian ini maka rumus regresi linier menjadi
Keterangan:
= Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan
a = Konstanta
1, 2 = Koefisien regresi
X1 = Pelayanan Fiskus
X2 = Sanksi Pajak
3.7.3 UjiBKeberartianBRegresiB(UjiBF)B
Menurut Sudjana (2003:90) uji keberartian Regresi linier ganda ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang diamati.
Untuk memperoleh gambaran mengenai keberartian hubungan regresi antara variabel (Pelayanan Fiskus), (Sanksi Pajak) terhadap variabel Y (Kepatuhan Wajib Pajak), maka dilakukan pengujian keberartian regresi. Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :
H0=Regresi Tidak Berarti H1 = Regresi berarti
(29)
61
Dengan menggunakan rumus F yang diformulasikan sebagai berikut:
B B B B B B (Sudjana, 2003:91)
Keterangan :
Freg = F hitung
JK = Jumlah Kuadrat Regresi
JK = Jumlah kuadrat sisa
N = Jumlah data
k = Jumlah variabel independen
Menurut Sudjana (2003, 91) langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji keberartian regresi adalah sebagai berikut :
a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg) dengan rumus
= +
b) Mencari jumlah kuadrat sisa (JKsisa) dengan rumus:
= ( − )
= −(∑ ) −
Maka bila hasil ini dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-1) , taraf nyata 10% maka diperoleh
(30)
62
. Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan
dengan :
Jika nilai Fhitung> nilai Ftabel, maka H0 ditolak dan H1diterima Jika nilai Fhitung ≤ nilai Ftabel, maka H0 diterima dan H1ditolak. 3.7.4 UjiBKeberartianBKoefisienB(UjiBt)BB
Uji keberartian koefisien regresi pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan menganggap variable independen lainnya bernilai tetap. Adapun rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
UntukBVariabelBIndependenB1B(BPelayananBFiskusB)B
H0: =0, tidak ada pengaruh antara Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan
H1 : ≠0, terdapat pengaruh antara Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak BadanB
UntukBVariabelBIndependenB2B(BSanksiBPajakB)
H0: =0, tidak ada pengaruh antara Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan
H1 : ≠0, terdapat pengaruh antara Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Adapun rumus menguji keberartian koefisien regresi adalah Sebagai berikut :B
(31)
63
(Sudjana, 2003: 31)
Keterangan:
= Koefisien regresi
= Deviasi Standar dari variabel independen
Untuk menentukan galat baku koefisien terlebih dahulu harus dilakukan pehitungan-perhitungan sebagai berikut :
1. Menghitung Nilai Galat Baku Taksiran Y ( . ) , dengan rumus :
. = ( − − 1)
(Sudjana, 2003 :110)
2. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi Antara dan ( r ), dengan
rumus :
= ∑ − (∑ )(∑ )
{ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }
( Sudjana, 2003 : 47)
3. Menghitung Jumlah Kuadrat Penyimpangan Peubah (∑ ), dengan rumus :
= −(∑ )
(Sudjana, 2003:77)
4. Menghitung Nilai Galat Baku Koefisien Regresi ( ), dengan rumus :
(32)
64
= ∑ (1 − ).
( Sudjana, 2003 :110)
Setelah menghitung nilai t langkah selanjutnya membandingkan nilai
( ) dengan nilai tabel student t dengan dk = (n-k-1) taraf nyata 5% maka yang akan diperoleh nilai ( ). Kesimpulan yang diambil adalah
dengan membandingkan dengan :
ArahBPositif :
Jika nilai thitung> nilai ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima Jika nilai thitung ≤ nilai ttabel, maka H0 diterima dan H1ditolak. ArahBNegatif :
Jika nilai -thitung< nilai ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima Jika nilai -thitung≥ nilai ttabel, maka H0 diterima dan H1ditolak.
B B
(33)
1011
BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB B
5.1BKesimpulanB
Berdasarkan1hasil1penelitian1dan1pembahasan1yang1telah1dijelaskan1pada1bab1 sebelumnya,1maka1penulis1dapat1mengambil1kesimpulan1sebagai1berikut:1
1. Pelayanan1 fiskus1 berpengaruh1 terhadap1 kepatuhan1 Wajib1 Pajak1 Badan.1 Jadi,1
dengan1 pelayanan1 fiskus1 yang1 baik1 menjadi1 salah1 satu1 hal1 yang1 akan1 mendorong1Wajib1Pajak1untuk1tetap1memenuhi1kepajiban1perpajakan.1
2. Sanksi1 pajak1 berpengaruh1 terhadap1 kepatuhan1 Wajib1 Pajak1 Badan.1 Hal1 ini1
mengandung1 arti1 bahpa1 dengan1 penerapan1 sanksi1 perpajaksan1 yang1 tegas,1 sigap,1 tanpa1 pandang1 bulu1 serta1 sesuai1 dengan1 perundang-undangan1 yang1 berlaku1 akan1 membuat1 Wajib1 Pajak1 patuh1 dalam1 memenuhi1 kepajiban1 perpajakannya.1
3. Pelayanan1 fiskus1 dan1 sanksi1 pajak1 berpengaruh1 terhadap1 kepatuhan1 Wajib1
Pajak1Badan.1 5.2BSaranB
Penelitian1 1 ini1 juga1 mempunyai1 1 beberapa1 1 keterbatasan1 1 yang1 1 sekaligus11 merupakan11implikasi1untuk1penelitian1selanjutnya:11
1. Penelitian1 1 ini1 1 hanya1 menggunakan1 1 21 1 (dua)1 1 variabel1 independen,1 1 yaitu11
pelayanan1 1 fiskus1 dan1 sanksi1 pajak.1 1 Oleh1 1 karena1 1 itu1 1 diharapkan1 1 pada1 penelitian1 1selanjutnya1 1dapat11dilakukan1pengujian1 1terhadap11 lebih1 1 banyak11 variabel1 independen1 sehingga1 semakin1 diketahui1 factor-faktor1 1 yang11 mempengaruhi11kepatuhan11Wajib1Pajak1Badan.11
2. Dalam1 1 penelitian1 1 ini,1 1 populasi1 1 penelitian1 1 yang1 digunakan1 adalah1 Wajib1
Pajak1 yang1 1terdaftar1 di11 KPP1 Pratama1 Bandung1 Karees1 1dimana11 berjumlah11 5.3921dengan1sampel19811Wajib11Pajak11Badan.1Jumlah11tersebut11tidak11dapat11 mencerminkan1keseluruhan1jumlah1Wajib1Pajak1Badan1yang1ada1di1Bandung.11
(34)
102
B
Setelah1 didapat1 kesimpulan1 dari1 hasil1 penelitian,1 dan1 dirumuskan1 beberapa1 keterbatasan1 berikut1 beberapa1 saran1 yang1 penulis1 1 ajukan1 bagi1 beberapa1 pihak1 yang1terkait:1
1. Bagi1Institusi1KPP1Pratama1Bandung1Karees1
Pelayanan1 fiskus1 di1 KPP1 ini1 sudah1 terealisasi1 cukup1 baik.1 Hanya1 saja1 perlu1 lebih1ditingkatkan1lagi1dalam1hal1disiplin1paktu1saat1pelayanan1terhadap1Wajib1 Pajak1seperti1peralihan1paktu1istirahat1siang.111
2. Bagi1Aparatur1KPP1Pratama1Bandung1Karees1
Kinerja1 aparatur1 KPP1 merupakan1 salah1 satu1 hal1 yang1 sangat1 penting1 dalam1 pelayanan1berkualitas1dan1penerapan1sanksi1pajak.1pelayanan1dan1pengapasan1 yang1 diberikan1 akan1 berpengaruh1 pada1 sikap1 Wajib1 Pajak1 dalam1 memenuhi1 kepajiban1perpajakannya.1Oleh1karena1itu,1aparatur1KPP1diharapkan1agar1lebih1 tegas1menyikapi1Wajib1Pajak1yang1tidak1patuh1dan1bekerja1lebih1profesional.11
3. Bagi1Wajib1Pajak1
Dengan1 diterapkan1 pelayanan1 fiskus1 yang1 berkualitas1 ini1 diharapkan1 dapat1 memberikan1 kemudahan1 bagi1 Wajib1 Pajak1 dalam1 memenuhi1 kepajiban1
perpajakannya.1 Oleh1 karena1 itu,1 Wajib1 Pajak1 diharapkan1 agar1 lebih1respect1
terhadap1pajak1dan1lebih1patuh1dalam1melaksanakan1kepajiban1perpajakannya1 baik1secara1formal1maupun1material.1
4. Bagi1Peneliti1Selanjutnya1
Bagi1 peneliti1 selanjutnya1 yang1 tertarik1 untuk1 meneliti1 permasalahan1 sejenis,1 sebaiknya1 melakukan1 penelitian1 terhadap1 subjek1 lain1 yang1 lebih1 luas1 atau1 faktor1lain1yang1memiliki1pengaruh1terhadap1kepatuhan1Wajib1Pajak,1baik1itu1 Wajib1Pajak1Orang1Pribadi1atau1Wajib1Pajak1Badan1ataupun1keduanya,1dengan1 melakukan1 penelitian1 pada1 ruang1 lingkup1 yang1 berbeda1 dengan1 instumen1 penelitian1(kuesioner)1yang1lebih1rinci1dan1tepat.11
(35)
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Arikunto, S. (2009). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Yogyakarta:
BinaAksara
Faisal, G. S. M. (2009). How to be A Smarter Taxpayer: Bagaimana Menjadi Wajib Pajak. Jakarta: Grasindo
Firdaus, M. (2004). Ekonometrikan Suatun Pendekatann Aplikatif. Jakarta: Bumi
Aksara
Ghozali, I. (2007). Aplikasin Analisisn Multivariaten Dengann Programn SPSS.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Ghozali, I. (2013). AplikasinAnalisisnMultivariatenDengannProgramnIBMnSPSSn21n
Updatedn PLSn Regresi-Edisin 7. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Gujarati. (2003). BasicnEconometric. Singapore: McGraw Hill
Gujarati. (2007). BasicnEconometric. Singapore: McGraw Hill
Hasan, I. (2002). Metodologin Penelitiann dann Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Ilyas, W. B. (2010). PerpajakannIndonesia. Jakarta: Salemba Empat
Ilyas, W. B. dan Burton, R.( 2013). Hukumn Pajakn -n Teori,n Analisis,n dann
Perkembangannyanedisin6.nJakarta: Salemba Empat
Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Mardiasmo. (2013). Perpajakann-nEdisinRevisi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Nazir, M. (2005), MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nurmantu, S. (2005). PengantarnPerpajakan.nJakarta: Kelompok Yayasan Obor
Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI. (2013). Pedomann Operasionaln
PenulisannSkripsi.nBandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi
Rahayu, S. K. (2010). PerpajakannIndonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rahayu, S. K. (2013). Perpajakann Indonesian –n Konsepn dann Aspekn Formal.n
(36)
Riduwan, dan Kuncoro, E. A. (2007). Caran n Menggunakann n dann Memakain Analisisn(PathnAnalysis). Bandung: CV. Alfabeta
Riduwan.(2008). Dasar-DasarStatistika. Bandung: Alfabeta
Robbins, S. P. dan Judge, T. A. (2008). PerilakunOrganisasinEdisinke-12.nJakarta:
Salemba Empat
Santosa, S. (2002). BukunLatihannStatistiknParametrik. Jakarta: PT Elex Media
Santosa, S. (2005). BukunLatihannStatistiknParametrik. Jakarta: PT Elex Media
Sekaran, U. (2014. Researchn Methodsn Forn Businessn –n Metodologin Penelitiann
untuknBisnisnbukun1nEdisin4.nJakarta: Salemba Empat
Soekanto, S. (2007). Kesadarann Hukumn dann Kepatuhann Hukum. Jakarta: CV
Rajawali
Suandy, E. (2011). HukumnPajaknEdisin5. Jakarta: Salemba Empat
Sudjana. (2003). TeknikAnalisisRegresinDannKorelasi. Bandung:Tarsito
Sugiyono. (2010). MetodenPenelitiannBisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.(2012). MetodePenelitianBisnis. Bandung: Alfabeta
Widilestariningtyas,O. dkk. (2008). PengantarPerpajakan. Bandung: Unikom
Wijaya, T. (2009). Analisisn Datan Penelitiann Menggunakann SPSS. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya
Zain, M. (2008). PembaharuannPerpajakannNasional. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti
Jurnal dan Penelitian Terdahulu:
Ardani, M. N. (2010). “PengaruhnKebijakannSunsetnPolicynterhadapnKepatuhann
Wajibn Pajakn (Studin Kasusn din Kanwiln Direktoratn Jenderaln Pajakn Jawan Timurn In n Surabaya)”.Tesis. Semarang: Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Arifiyani, N. dan Nuswandari, C. (2012). “Pengaruh Pendapatan, Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi”, Jurnal. Vol 1, No 1
Arum, H. P. (2012). “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas – Studi di Wilayah KPP
(37)
Fuadi, A. O. dan Mangoting, Y. (2013). “Pengaruh Kualitas Pelayanan petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajka terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM”, Taxn&nAccountingnReview.nVol. 1 No.1 p. 18-25
Gunadi. (2005). “Fungsi Pemeriksaan terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak
(Tax Compliance)”, JurnalnPerpajakannIndonesia. Vol. 4, No. 5
Hardianto, A. (2012). Pengaruhn Kesadaran,n Persepsin tentangn Sanksin dann
PemahamannterhadapnKepatuhannWajibnPajaknBadann(StudinKasusnpadan WajibnPajaknBadannyangnTerdaftarndinKantornPelayanannPajaknPrataman SurabayanRungkut). Skripsi. Jawa Timur: Fakultas ilmu sosial Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Harinurdin, E. (2009). “Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan”, Jurnaln Ilmun
AdministrasindannOrganisasi.nVol. 16 No. 2 Mei-Agustus 2009 hlm. 96-104
Hutagaol, J, Winarno, W. W, dan Pradipta, A. (2007) “Strategi Meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak”, Akuntabilitas.nVol. 6 No. 2 p. 186-193
Jatmiko, A.N. (2006). Pengaruhn Sikapn Wajibn n Pajakn padan Pelaksanaann Sanksin
Denda,n Pelayanann Fiskusn dann Kesadarann Perpajakann terhadapn Kepatuhann Wajibn Pajakn -n Studin Empirisn terhadapn Wajibn Pajakn Orangn Pribadin din Kotan Semarang. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Jotopurnomo, C. dan Mangoting, Y. (2013). “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak
Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya”, Taxn
&nAccountingnReview. Vol. 1 No. 1 p. 49-54
Masruroh, S. (2013). PengaruhnKemanfaatannNPWP,nPemahamannWajibnPajak,n
Kualitasn Pelayanan,n dann Sanksin Perpajakann terhadapn Kepatuhann Wajibn Pajakn (Studin Empirisn padan WPn OPn din Kabupatenn Tegal). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Muliari, N. K. Dan Setiawan, P. E. (2010). “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar
Timur”, JurnalnAkuntansi.Hal 1-23
Nurmantu, S. (2007). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan
Perpajakan”, Jurnaln Ilmun Administrasin dann Organisasi,n Bisnisn &n
Birokrasi. Vol. 15 No. 1 (Januari)
Rahman. (2011). “Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib
Pajak, dan Pelayanan Fiskus pada Kepatuhan Wajib Pajak”, Dayan
(38)
Rajif, M. (2011). “Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak Pengusahan UKM di daerah
Cirebon”, JurnalEkonominAkuntansin
Santi, A. N. (2012). AnalisisnPengaruhnKesadarannPerpajakan,nSikapnRasional,n
Lingkungan,nSanksin DendandannSikapnFiskusnterhadapnKepatuhannWajibn Pajak.n Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro
Santoso, W. (2008). “Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian terhadap Wajib Pajak
Badan di Indonesia)”, JurnalnKeuangannPublik. Vol. 5, No. 1
Siregar, Y. A, Saryadi, dan Listyorini, S. (2010). “Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak(Studi Empiris
terhadap Wajib Pajak di Semarang Tengah)”, Jurnaln Ilmun Administrasin
Bisnis. Hal 1-9
Supadmi, N. L. (2010). “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas
Pelayanan”, JurnalnAkuntansindannBisnis.nVol. 4 No. 2 Juli 2009. Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana
Syahril, F. (2013). Pengaruhn Tingkatn Pemahamann Wajibn Pajakn dann Kualitasn
PelayanannFiskusnterhadapnTingkatnKepatuhannWajibnPajaknPPhnOrangn Pribadin–nStudinEmpirisnpadanKPPnPratamanKotanSolok. Skripsi. Padang: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Utami, T. D. dan Kardinal. (2013). “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Palembang”, JurnalnAkuntansi.nHal 1-9
Sumber berupa dokumen:
Depertemen keuangan RI. Peraturan Menteri Keuangan Repuublik Indonesia Nomor 192/ PMK. 03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2008). Undang-Undangn n Republikn Indonesian Nomorn 28n Tahunn 2007n Tentangn KetentuannUmumndannTatanCaranPerpajakan.nJakarta: Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I. (2013). RasionKepatuhann
(39)
(1)
102
B
Setelah1 didapat1 kesimpulan1 dari1 hasil1 penelitian,1 dan1 dirumuskan1 beberapa1 keterbatasan1 berikut1 beberapa1 saran1 yang1 penulis1 1 ajukan1 bagi1 beberapa1 pihak1 yang1terkait:1
1. Bagi1Institusi1KPP1Pratama1Bandung1Karees1
Pelayanan1 fiskus1 di1 KPP1 ini1 sudah1 terealisasi1 cukup1 baik.1 Hanya1 saja1 perlu1 lebih1ditingkatkan1lagi1dalam1hal1disiplin1paktu1saat1pelayanan1terhadap1Wajib1 Pajak1seperti1peralihan1paktu1istirahat1siang.111
2. Bagi1Aparatur1KPP1Pratama1Bandung1Karees1
Kinerja1 aparatur1 KPP1 merupakan1 salah1 satu1 hal1 yang1 sangat1 penting1 dalam1 pelayanan1berkualitas1dan1penerapan1sanksi1pajak.1pelayanan1dan1pengapasan1 yang1 diberikan1 akan1 berpengaruh1 pada1 sikap1 Wajib1 Pajak1 dalam1 memenuhi1 kepajiban1perpajakannya.1Oleh1karena1itu,1aparatur1KPP1diharapkan1agar1lebih1 tegas1menyikapi1Wajib1Pajak1yang1tidak1patuh1dan1bekerja1lebih1profesional.11 3. Bagi1Wajib1Pajak1
Dengan1 diterapkan1 pelayanan1 fiskus1 yang1 berkualitas1 ini1 diharapkan1 dapat1 memberikan1 kemudahan1 bagi1 Wajib1 Pajak1 dalam1 memenuhi1 kepajiban1 perpajakannya.1 Oleh1 karena1 itu,1 Wajib1 Pajak1 diharapkan1 agar1 lebih1respect1 terhadap1pajak1dan1lebih1patuh1dalam1melaksanakan1kepajiban1perpajakannya1 baik1secara1formal1maupun1material.1
4. Bagi1Peneliti1Selanjutnya1
Bagi1 peneliti1 selanjutnya1 yang1 tertarik1 untuk1 meneliti1 permasalahan1 sejenis,1 sebaiknya1 melakukan1 penelitian1 terhadap1 subjek1 lain1 yang1 lebih1 luas1 atau1 faktor1lain1yang1memiliki1pengaruh1terhadap1kepatuhan1Wajib1Pajak,1baik1itu1 Wajib1Pajak1Orang1Pribadi1atau1Wajib1Pajak1Badan1ataupun1keduanya,1dengan1 melakukan1 penelitian1 pada1 ruang1 lingkup1 yang1 berbeda1 dengan1 instumen1 penelitian1(kuesioner)1yang1lebih1rinci1dan1tepat.11
(2)
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Arikunto, S. (2009). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Yogyakarta: BinaAksara
Faisal, G. S. M. (2009). How to be A Smarter Taxpayer: Bagaimana Menjadi Wajib Pajak. Jakarta: Grasindo
Firdaus, M. (2004). Ekonometrikan Suatun Pendekatann Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara
Ghozali, I. (2007). Aplikasin Analisisn Multivariaten Dengann Programn SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Ghozali, I. (2013). AplikasinAnalisisnMultivariatenDengannProgramnIBMnSPSSn21n Updatedn PLSn Regresi-Edisin 7. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Gujarati. (2003). BasicnEconometric. Singapore: McGraw Hill Gujarati. (2007). BasicnEconometric. Singapore: McGraw Hill
Hasan, I. (2002). Metodologin Penelitiann dann Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia
Ilyas, W. B. (2010). PerpajakannIndonesia. Jakarta: Salemba Empat
Ilyas, W. B. dan Burton, R.( 2013). Hukumn Pajakn -n Teori,n Analisis,n dann Perkembangannyanedisin6.nJakarta: Salemba Empat
Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Mardiasmo. (2013). Perpajakann-nEdisinRevisi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Nazir, M. (2005), MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nurmantu, S. (2005). PengantarnPerpajakan.nJakarta: Kelompok Yayasan Obor Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI. (2013). Pedomann Operasionaln
PenulisannSkripsi.nBandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi Rahayu, S. K. (2010). PerpajakannIndonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rahayu, S. K. (2013). Perpajakann Indonesian –n Konsepn dann Aspekn Formal.n Yogyakarta: Graha Ilmun
(3)
Riduwan, dan Kuncoro, E. A. (2007). Caran n Menggunakann n dann Memakain Analisisn(PathnAnalysis). Bandung: CV. Alfabeta
Riduwan.(2008). Dasar-DasarStatistika. Bandung: Alfabeta
Robbins, S. P. dan Judge, T. A. (2008). PerilakunOrganisasinEdisinke-12.nJakarta: Salemba Empat
Santosa, S. (2002). BukunLatihannStatistiknParametrik. Jakarta: PT Elex Media Santosa, S. (2005). BukunLatihannStatistiknParametrik. Jakarta: PT Elex Media Sekaran, U. (2014. Researchn Methodsn Forn Businessn –n Metodologin Penelitiann
untuknBisnisnbukun1nEdisin4.nJakarta: Salemba Empat
Soekanto, S. (2007). Kesadarann Hukumn dann Kepatuhann Hukum. Jakarta: CV Rajawali
Suandy, E. (2011). HukumnPajaknEdisin5. Jakarta: Salemba Empat Sudjana. (2003). TeknikAnalisisRegresinDannKorelasi. Bandung:Tarsito Sugiyono. (2010). MetodenPenelitiannBisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.(2012). MetodePenelitianBisnis. Bandung: Alfabeta
Widilestariningtyas,O. dkk. (2008). PengantarPerpajakan. Bandung: Unikom Wijaya, T. (2009). Analisisn Datan Penelitiann Menggunakann SPSS. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya
Zain, M. (2008). PembaharuannPerpajakannNasional. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Jurnal dan Penelitian Terdahulu:
Ardani, M. N. (2010). “PengaruhnKebijakannSunsetnPolicynterhadapnKepatuhann Wajibn Pajakn (Studin Kasusn din Kanwiln Direktoratn Jenderaln Pajakn Jawan Timurn In n Surabaya)”.Tesis. Semarang: Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Arifiyani, N. dan Nuswandari, C. (2012). “Pengaruh Pendapatan, Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”, Jurnal. Vol 1, No 1
Arum, H. P. (2012). “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas – Studi di Wilayah KPP
(4)
Fuadi, A. O. dan Mangoting, Y. (2013). “Pengaruh Kualitas Pelayanan petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajka terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM”, Taxn&nAccountingnReview.nVol. 1 No.1 p. 18-25 Gunadi. (2005). “Fungsi Pemeriksaan terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak
(Tax Compliance)”, JurnalnPerpajakannIndonesia. Vol. 4, No. 5
Hardianto, A. (2012). Pengaruhn Kesadaran,n Persepsin tentangn Sanksin dann PemahamannterhadapnKepatuhannWajibnPajaknBadann(StudinKasusnpadan WajibnPajaknBadannyangnTerdaftarndinKantornPelayanannPajaknPrataman SurabayanRungkut). Skripsi. Jawa Timur: Fakultas ilmu sosial Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Harinurdin, E. (2009). “Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan”, Jurnaln Ilmun AdministrasindannOrganisasi.nVol. 16 No. 2 Mei-Agustus 2009 hlm. 96-104
Hutagaol, J, Winarno, W. W, dan Pradipta, A. (2007) “Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak”, Akuntabilitas.nVol. 6 No. 2 p. 186-193
Jatmiko, A.N. (2006). Pengaruhn Sikapn Wajibn n Pajakn padan Pelaksanaann Sanksin Denda,n Pelayanann Fiskusn dann Kesadarann Perpajakann terhadapn Kepatuhann Wajibn Pajakn -n Studin Empirisn terhadapn Wajibn Pajakn Orangn Pribadin din Kotan Semarang. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Jotopurnomo, C. dan Mangoting, Y. (2013). “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya”, Taxn &nAccountingnReview. Vol. 1 No. 1 p. 49-54
Masruroh, S. (2013). PengaruhnKemanfaatannNPWP,nPemahamannWajibnPajak,n Kualitasn Pelayanan,n dann Sanksin Perpajakann terhadapn Kepatuhann Wajibn Pajakn (Studin Empirisn padan WPn OPn din Kabupatenn Tegal). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Muliari, N. K. Dan Setiawan, P. E. (2010). “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur”, JurnalnAkuntansi.Hal 1-23
Nurmantu, S. (2007). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Perpajakan”, Jurnaln Ilmun Administrasin dann Organisasi,n Bisnisn &n Birokrasi. Vol. 15 No. 1 (Januari)
Rahman. (2011). “Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pelayanan Fiskus pada Kepatuhan Wajib Pajak”, Dayan SaingJurnalnEkonominManajemennSumberndaya.nVol. 12 No. 2 p. 97-109
(5)
Rajif, M. (2011). “Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak Pengusahan UKM di daerah Cirebon”, JurnalEkonominAkuntansin
Santi, A. N. (2012). AnalisisnPengaruhnKesadarannPerpajakan,nSikapnRasional,n Lingkungan,nSanksin DendandannSikapnFiskusnterhadapnKepatuhannWajibn Pajak.n Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro
Santoso, W. (2008). “Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian terhadap Wajib Pajak Badan di Indonesia)”, JurnalnKeuangannPublik. Vol. 5, No. 1
Siregar, Y. A, Saryadi, dan Listyorini, S. (2010). “Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak(Studi Empiris terhadap Wajib Pajak di Semarang Tengah)”, Jurnaln Ilmun Administrasin Bisnis. Hal 1-9
Supadmi, N. L. (2010). “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan”, JurnalnAkuntansindannBisnis.nVol. 4 No. 2 Juli 2009. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Syahril, F. (2013). Pengaruhn Tingkatn Pemahamann Wajibn Pajakn dann Kualitasn PelayanannFiskusnterhadapnTingkatnKepatuhannWajibnPajaknPPhnOrangn Pribadin–nStudinEmpirisnpadanKPPnPratamanKotanSolok. Skripsi. Padang: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Utami, T. D. dan Kardinal. (2013). “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang”, JurnalnAkuntansi.nHal 1-9
Sumber berupa dokumen:
Depertemen keuangan RI. Peraturan Menteri Keuangan Repuublik Indonesia Nomor 192/ PMK. 03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2008). Undang-Undangn n Republikn Indonesian Nomorn 28n Tahunn 2007n Tentangn KetentuannUmumndannTatanCaranPerpajakan.nJakarta: Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I. (2013). RasionKepatuhann WajibnPajaknOrangnPribadindannBadan.nBandung: DJP KANWIL JABAR
(6)