PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Ilustrasi Lagu pada peserta Didik Kelas VIII B SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011.

(1)

1 A. Latar Belakang

Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia dicantumkan empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.

Pembelajaran sastra ditekankan pada aspek apresiasi. Menurut Effendi (dalam Aminuddin 2009:35), apresiasi satra merupakan kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi. Pembelajaran puisi merupakan salah satu aspek penting yang harus diajarkan pada peserta didik supaya peserta didik mampu mengenal, memahami, menikmati dan memanfaatkan puisi untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa.

Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis, diharapkan peserta didik dapat mengungkapkan pikiran, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran (Nurgiyantoro 2002: 309).


(2)

Guru dalam melakspesertaan proses belajar harus mampu memilih metode karena metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang ada dalam suatu tujuan. Adapun tujuan pembelajaran adalah supaya peserta didik dapat berpikir dan bertindak secara aktif dan kreatif.

Belajar bahasa Indonesia membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, dan kreatif sehingga memungkinkan peserta didik untuk terampil berpikir karena bahasa mempunyai struktur yang kuat dan jelas. Salah satu solusi yang digunakan untuk mengejar ketinggalan dalam pendidikan, khususnya pelajaran bahasa Indonesia, adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), suatu kurikulum operasional yang disusun,

dikembangkan, dan dilakspesertaan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya (Mulyasa, 2006: 12).

Demikian pula yang terjadi pada peserta didik kelas VIII B SMP N 3 Sawit. Berdasarkan wawancara dengan guru, kemampuan menulis puisi peserta didik kelas VIII B dinilai masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar peserta didik yang terwujud dalam bentuk nilai yang dimiliki oleh Eko EndangWinarsih, S.Pd, M.Pd selaku pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII B. Jika dilihat dari KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 67, baru 36,7% atau 11 peserta didik dari 30 peserta didik yang tuntas. Dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru, ada 7 peserta didik memperoleh nilai 75, 2 peserta didik memperoleh nilai 67, 6 peserta didik


(3)

memperoleh nilai 50, 8 peserta didik memperolah nilai 59, 4 peserta didik memperoleh nilai 42. Hal ini tentunya masih menunjukkan bahwa pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi di kelas VIII B masih belum optimal.

Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia, dapat diketahui bahwa penyampaian materi kepada peserta didik lebih banyak menerapkan teknik ceramah dalam proses pembelajaran menulis puisi, misalnya guru menerangkan langkah-langkah menulis puisi, macam-macam puisi, memberikan contoh tentang puisi bahkan memberi tugas. Peserta didik menulis sesuai dengan apa yang didengar dari guru sehingga peserta didik sulit dalam menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan keinginan. Proses pembelajarn yang dilakukan oleh guru ini mengakibatkan peserta didik kurang adanya usaha untuk berpikir dan kurang bersemangat dalam menulis sehingga tidak ada peningkatan dalam menulis puisi, peserta didik pasif

dalam pembelajaran puisi, peserta didik mengalami kesulitan

mengekspresikan puisi, peserta didik terlihat malu saat membacakan puisi dan peserta didik mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata puitis.

Rendahnya kemampuan menulis puisi peserta didik ini disebabkan kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan guru. Ketidakefektifan itu disebabkan oleh kurang tepatnya strategi yang dipakai guru saat proses belajar mengajar berlangsung. Guru kurang dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri peserta didik dan kurang membangkitkan minat peserta didik untuk belajar menulis puisi sehingga peserta didk kurang leluasa


(4)

dapat mengekspresikan perasaannya. Pembelajaran yang diciptakan guru di dalam kelas hanya sebatas memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang sastra dan kurang memberi ruang bagi pengembangan kemampuan mengapresiasi dan memproduksi karya sastra. Proses pembelajaran sastra dalam kelas hanya sebatas proses transfer pengetahuan sastra dari guru kepada peserta didik. Hal inilah yang memicu kejenuhan peserta didik terhadap pembelajaran sastra.

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, kondisi seperti itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pertama, tidak semua guru Bahasa Indonesia memiliki kemampuan bersastra yang baik. Kedua, kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengungkapan perasaan, imajinasi, dan nilai-nilai estetika dalam bentuk bahasa. Kebanyakan guru belum memiliki pemahaman sejauh itu sehingga motivasi mereka dalam mengajarkan materi menulis puisi kurang tergali. Ketiga, guru kurang bersikap kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi satra sehingga pelaksanaan pembelajaran sastra cenderung monoton dan menjenuhkan. Guru belum berpikir lebih jauh untuk mengembangkan dan menciptakan suasana belajar yang menarik, bermakna dan kontekstual.

Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu diperbaiki untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar peserta didik. Teknik pembelajaran dan pendekatan belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan peserta didik.


(5)

Kehadiran media dalam proses belajar mengajar memang memiliki arti yang penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan oleh guru atau kebutuhan untuk memunculkan ide-ide baru dapat dibantu dengan hadirnya media pengajaran sebagai perantara. Penggunaan media merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah SMP Negeri 3 Sawit, peneliti mengajukan solusi berupa penerapan media ilustrasi musik dalam pembelajaran menulis puisi. Peneliti berpendapat bahwa media ilustrasi musik akan lebih efektif untuk pembelajaran menulis puisi karena peserta didik akan mampu menuliskan banyak hal. Musik memang sering kali mendatangkan banyak inspirasi bagi seseorang dan dengan hadirnya musik sebagai objek tulisan diharapkan peserta didik mampu menulis hal-hal yang dirasakan, diinginkan dalam larik-larik puisi yang memiliki kedalaman makna. Peserta didik tidak akan kehabisan ide jika diminta menuliskan sesuatu yang disenanginya. Puisi tersebut lahir bukan berdasarkan paksanaan karena peserta didik dituntut harus menulis sebuah puisi, tetapi puisi tentang musik dan lagu yang diputar lahir berdasarkan perasaan jiwa peserta didik yang terimplementasi dalam bentuk puisi.

Kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada peserta didik yaitu salah satunya dengan menggunakan media ilustrasi musik. Saat proses belajar mengajar guru memutar musik yang sudah dipilih sampai selesai sebagai media untuk memotivasi peserta didik dalam


(6)

menulis puisi. Media ilustrasi musik yang diterapkan dalam proses belajar mengajar ialah lagu. Adapun lagu yang dipilih untuk menjadi sarana dalam proses belajar mengajar di antaranya lagu Bondan “Tetap Semangat” ini dapat ditarik simpulan bahwa judul lagu ini memberikan gambaran secara umum agar manusia memiliki semangat dalam hidupnya. Untuk lagu J-Rock “Meraih Mimpi” dapat diartikan bahwa manusia diharapkan memiliki mimpi yang tinggi. Dari dua lagu ini, peneliti menekankan agar peserta didik selalu bersemangat dalam belajar sehingga tercapai cita-cita yang diinginkan. Media ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar lebih kreatif dalam menulis puisi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Media ilustrasi musik membantu guru dalam mengatur proses pembelajaran serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Ketersediaan media ilustrasi musik di suatu kelas akan mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik apabila penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri.

Hal ini tentunya akan meningkatkan keaktifan peserta didik serta bisa meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran apresiasi puisi di sekolah. Dengan menggunakan media ilustrasi musik pada pembelajaran puisi ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi.

Proses belajar menulis puisi sangat penting sebagai langkah yang harus dilalui untuk mewujudkan hasil berupa aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam mengungkapkan pikirannya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan dari proses tersebut, proses pembelajaran menulis hendaknya


(7)

transparan, berkeadilan, demokratis, serta menyenangkan. Transparan (terbuka) artinya proses belajar mengajar dilakukan secara terbuka tanpa ada yang dirahasiakan. Berkeadilan, artinya dalam proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator tidak boleh membeda-bedakan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Demokratis, artinya peserta didik dengan guru mengeluarkan gagasan dan ide-ide kreatif sehingga proses belajar mengajar dapat terpenuhi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menyenangkan artinya proses belajar mengajar dilakukan secara menyenangkan sehingga peserta didik dapat menyerap ilmu itu dengan bahagia.

Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi kurang bergairah atau kurang diminati peserta didik sehingga peserta didik tidak terampil menggunakan kemampuannya dalam mengikuti pembelajaran menulis. Hal itu perlu diadakan penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Ilustrasi Musik pada Peserta Didik Kelas VIII B SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI Tahun ajaran 2010/2011”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas ada beberapa masalah yang berkaitan sebagai berikut .

1. Seberapa besar peningkatan keaktifan peserta didik SMP N 3 Sawit dalam menulis puisi setelah menggunakan media ilustrasi musik?


(8)

2. Seberapa besar peningkatan kemampuan menulis puisi pada peserta didik SMP N 3 Sawit kelas VIII B dengan menggunakan media ilustrasi musik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. mengetahui peningkatan keakifan peserta didik SMP N 3 Sawit dalam menulis puisi setelah menggunakan media ilustrasi musik.

2. mengetahui peningkatkan kemampuan menulis puisi pada peserta didik SMP N 3 Sawit kelas VIII B dengan menggunakan media ilustrasi musik,

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masyarakat luas yaitu tentang penulisan puisi dengan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan guru Bahasa Indonesia dalam menggunakan media pembelajaran. Menambah pengetahuan guru dalam upaya meningkatkan serta mengembangkan kemampuan menulis puisi di sekolah.


(9)

b) Bagi Siswa

Sebagai acuan pembelajaran dalam menghubungkan

pelajaran dengan kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah dalam puisi.

c) Bagi Pembaca

Sebagai referensi selanjutnya yang berhubungan dengan puisi dan media gambar.

d) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini untuk memambah ilmu peneliti khususnya menulis kreatif puisi dengan menggupesertaan media gambar pada peserta didik


(1)

dapat mengekspresikan perasaannya. Pembelajaran yang diciptakan guru di dalam kelas hanya sebatas memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang sastra dan kurang memberi ruang bagi pengembangan kemampuan mengapresiasi dan memproduksi karya sastra. Proses pembelajaran sastra dalam kelas hanya sebatas proses transfer pengetahuan sastra dari guru kepada peserta didik. Hal inilah yang memicu kejenuhan peserta didik terhadap pembelajaran sastra.

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, kondisi seperti itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pertama, tidak semua guru Bahasa Indonesia memiliki kemampuan bersastra yang baik. Kedua, kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengungkapan perasaan, imajinasi, dan nilai-nilai estetika dalam bentuk bahasa. Kebanyakan guru belum memiliki pemahaman sejauh itu sehingga motivasi mereka dalam mengajarkan materi menulis puisi kurang tergali. Ketiga, guru kurang bersikap kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi satra sehingga pelaksanaan pembelajaran sastra cenderung monoton dan menjenuhkan. Guru belum berpikir lebih jauh untuk mengembangkan dan menciptakan suasana belajar yang menarik, bermakna dan kontekstual.

Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu diperbaiki untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar peserta didik. Teknik pembelajaran dan pendekatan belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan peserta didik.


(2)

Kehadiran media dalam proses belajar mengajar memang memiliki arti yang penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan oleh guru atau kebutuhan untuk memunculkan ide-ide baru dapat dibantu dengan hadirnya media pengajaran sebagai perantara. Penggunaan media merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah SMP Negeri 3 Sawit, peneliti mengajukan solusi berupa penerapan media ilustrasi musik dalam pembelajaran menulis puisi. Peneliti berpendapat bahwa media ilustrasi musik akan lebih efektif untuk pembelajaran menulis puisi karena peserta didik akan mampu menuliskan banyak hal. Musik memang sering kali mendatangkan banyak inspirasi bagi seseorang dan dengan hadirnya musik sebagai objek tulisan diharapkan peserta didik mampu menulis hal-hal yang dirasakan, diinginkan dalam larik-larik puisi yang memiliki kedalaman makna. Peserta didik tidak akan kehabisan ide jika diminta menuliskan sesuatu yang disenanginya. Puisi tersebut lahir bukan berdasarkan paksanaan karena peserta didik dituntut harus menulis sebuah puisi, tetapi puisi tentang musik dan lagu yang diputar lahir berdasarkan perasaan jiwa peserta didik yang terimplementasi dalam bentuk puisi.

Kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada peserta didik yaitu salah satunya dengan menggunakan media ilustrasi musik. Saat proses belajar mengajar guru memutar musik yang sudah dipilih sampai selesai sebagai media untuk memotivasi peserta didik dalam


(3)

menulis puisi. Media ilustrasi musik yang diterapkan dalam proses belajar mengajar ialah lagu. Adapun lagu yang dipilih untuk menjadi sarana dalam proses belajar mengajar di antaranya lagu Bondan “Tetap Semangat” ini dapat ditarik simpulan bahwa judul lagu ini memberikan gambaran secara umum agar manusia memiliki semangat dalam hidupnya. Untuk lagu J-Rock “Meraih Mimpi” dapat diartikan bahwa manusia diharapkan memiliki mimpi yang tinggi. Dari dua lagu ini, peneliti menekankan agar peserta didik selalu bersemangat dalam belajar sehingga tercapai cita-cita yang diinginkan. Media ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar lebih kreatif dalam menulis puisi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Media ilustrasi musik membantu guru dalam mengatur proses pembelajaran serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Ketersediaan media ilustrasi musik di suatu kelas akan mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik apabila penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri.

Hal ini tentunya akan meningkatkan keaktifan peserta didik serta bisa meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran apresiasi puisi di sekolah. Dengan menggunakan media ilustrasi musik pada pembelajaran puisi ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi.

Proses belajar menulis puisi sangat penting sebagai langkah yang harus dilalui untuk mewujudkan hasil berupa aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam mengungkapkan pikirannya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan dari proses tersebut, proses pembelajaran menulis hendaknya


(4)

transparan, berkeadilan, demokratis, serta menyenangkan. Transparan (terbuka) artinya proses belajar mengajar dilakukan secara terbuka tanpa ada yang dirahasiakan. Berkeadilan, artinya dalam proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator tidak boleh membeda-bedakan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Demokratis, artinya peserta didik dengan guru mengeluarkan gagasan dan ide-ide kreatif sehingga proses belajar mengajar dapat terpenuhi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menyenangkan artinya proses belajar mengajar dilakukan secara menyenangkan sehingga peserta didik dapat menyerap ilmu itu dengan bahagia.

Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi kurang bergairah atau kurang diminati peserta didik sehingga peserta didik tidak terampil menggunakan kemampuannya dalam mengikuti pembelajaran menulis. Hal itu perlu diadakan penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Ilustrasi Musik pada Peserta Didik Kelas VIII B SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI Tahun ajaran 2010/2011”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas ada beberapa masalah yang berkaitan sebagai berikut .

1. Seberapa besar peningkatan keaktifan peserta didik SMP N 3 Sawit dalam menulis puisi setelah menggunakan media ilustrasi musik?


(5)

2. Seberapa besar peningkatan kemampuan menulis puisi pada peserta didik SMP N 3 Sawit kelas VIII B dengan menggunakan media ilustrasi musik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. mengetahui peningkatan keakifan peserta didik SMP N 3 Sawit dalam menulis puisi setelah menggunakan media ilustrasi musik.

2. mengetahui peningkatkan kemampuan menulis puisi pada peserta didik SMP N 3 Sawit kelas VIII B dengan menggunakan media ilustrasi musik,

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masyarakat luas yaitu tentang penulisan puisi dengan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan guru Bahasa Indonesia dalam menggunakan media pembelajaran. Menambah pengetahuan guru dalam upaya meningkatkan serta mengembangkan kemampuan menulis puisi di sekolah.


(6)

b) Bagi Siswa

Sebagai acuan pembelajaran dalam menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah dalam puisi.

c) Bagi Pembaca

Sebagai referensi selanjutnya yang berhubungan dengan puisi dan media gambar.

d) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini untuk memambah ilmu peneliti khususnya menulis kreatif puisi dengan menggupesertaan media gambar pada peserta didik