ANALISIS PRAKTEK REAL EARNINGS MANAGEMENT MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO.

(1)

ANALISIS PRAKTEK REAL EARNINGS MANAGEMENT MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP

DIVIDEND PAYOUT RATIO

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008)

Arianie Vita, S.E. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si, Ak

ABSTRACT

The purposes of this research are: (1) to detect manipulation of real activities that concentrate on the cash flow from operations (CFO), production costs, and discretionary expenses and (2) to examines the influence of real earnings management through manipulation of real activities for dividend payout ratio. This study based on the previous study by Gunny (2005), Roychowdhury (2006), and Tsang (2007).

This research is focused on manufacturing companies listed in Indonesian Stock Market for periode 2006-2008. This research data are collected from ICMD (Indonesian Stock Market Directory) and/or annual report which published by IDX (www.idx.co.id) and also “pojok Bursa Efek Indonesia” (Indonesian Stock Exchange corner) Economic Faculty UNS. Purposive sampling method is used to collecting data and 129 observations are collected. Ordinary Least Square regression model employs to examine the influence of real earnings management through manipulation of real activities for dividend payout ratio.

The result of this research shows that companies are tended to do manipulation of real activities through cash flow from operations. This results support the hypothesis previous research such as Roychowdhury (2006), Oktorina (2008) and Sahabu (2009). Furthermore, the result also shows that companies are tended to do manipulation of real activities through production cost and discretionary expense. These result support Roychowdhury (2006), Sari (2008), and Andayani (2008). Afterwards, the result also shows that there is to be significant and positive correlation between companies who do the real activities manipulation with the dividend payout ratio. This results support the hypothesis previous research Tsang (2007). In conclusion, companies do real earnings management by real activities manipulation.

Keywords : Earnings Management, Cash Flow From Operations (CFO), Production Costs, Discretionary Expenses, Real Activities Manipulation, Dividend Payout Ratio.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Pembayaran dividen khususnya cash dividend (dividen


(2)

tunai) kepada para pemegang saham sangat tergantung pada posisi kas yang tersedia (Rosdini, 2009).

Salah satu indikator yang menunjukkan besarnya nilai dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor adalah dividend payout ratio (DPR). Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio (DPR) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividen. Sedangkan bagi para pemegang saham, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio (DPR) akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan menanamkan dananya atau tidak pada suatu perusahaan. Banyak pemegang saham yang hidup dari penghasilan berupa dividen, mereka tentu akan lebih memilih saham-saham yang dividennya dapat mereka andalkan.

Beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006-2008 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan meningkat, dividen yang dibayarkan perusahaan justru lebih kecil dari tahun sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan bukanlah satu-satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya dividend payout ratio (Manurung, 2009).

Berdasarkan kenyataan yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya ditujukan kepada informasi laba, tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Hal ini mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen atas laba (earning management) atau manipulasi laba (earnings manipulation). Earnings management (manajeman laba) merupakan campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan


(3)

bagi eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri (Saputro dan Setiawati, 2004).

Banyak penelitian yang memfokuskan pada dua alat manajemen laba yang umum, yaitu manajemen akrual dan manipulasi aktivitas riil (Rahmawati, 2010). Untuk mendeteksi ada tidaknya manajamen laba, maka pengukuran atas akrual adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: (1) bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusunan laporan keuangan, disebut normal accruals atau non discretionary accruals, dan (2) bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut dengan abnormal accruals atau discretionary accruals (Utami, 2005).

Gunny (2005) mengelompokkan manajemen laba dalam tiga kategori yaitu: akuntansi yang curang, manajemen akrual, dan manajemen laba nyata. Manajemen laba nyata terjadi ketika manajer melakukan tindakan yang menyimpang dari praktik operasi normal perusahaan untuk meningkatkan laba yang dilaporkan misalnya melalui tiga aktivitas manajemen laba nyata (Sahabu, 2009).

Roychowdhury (2006) yang secara langsung menguji manajemen laba nyata melalui aktivitas riil yang dikonsentrasikan pada aktivitas investasi. Manajemen memanipulasi aktivitas riil untuk menghindari kerugian pada laporan keuangan tahunan perusahaan.

Penelitian tentang pengaruh manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, biaya produksi, dan biaya diskresioner (Roychowdhury, 2006) baru dikembangkan pada beberapa tahun terakhir. Di Indonesia sendiri penelitian tentang manipulasi aktivitas riil menunjukkan hasil yang variatif, baik itu yang menyatakan


(4)

terdapat manipulasi pada ketiga aktivitas (Sari, 2008; Andayani, 2008) atau tidak terdapat manipulasi pada salah satu aktivitas (Oktorina, 2008; Sahabu, 2009).

Hasil yang variatif tersebut mendorong untuk dilakukan penelitian lanjutan tentang praktek manajemen laba nyata melalui manipulasi aktivitas riil atas arus kas kegiatan operasi, biaya produksi, dan biaya diskresioner. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel dependen berupa kebijakan dividen berupa dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, disusun tujuan penelitian ini sebagai berikut yaitu untuk:

1. Mendeteksi apakah perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi.

2. Mendeteksi apakah perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi.

3. Mendeteksi apakah perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner.

4. Mendeteksi apakah perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil memiliki tingkat dividend payout ratio perusahaan yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kerangka Teoritis

Penelitian ini menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel dependen sedangkan variabel independennya manipulasi aktivitas riil meliputi abnormal arus kas operasi, abnormal biaya produksi, dan abnormal biaya diskresioner.


(5)

Gambar 1. Kerangka teoritis hubungan antara manipulasi aktivitas riil terhadap dividend payout ratio (DPR)

Penelitian Terdahulu

Gunny (2005) melakukan penelitian tentang konsekuensi dari manajemen laba nyata. Empat aktivitas utama manajemen laba nyata yang digunakan adalah: a) mengurangi biaya diskresioner riset dan pengembangan, b) mengurangi biaya diskresioner penjualan dan biaya administrasi dan umum, c) melakukan timing penjualan aktiva tetap untuk menaikkan laba, dan d) overproduction, diskon harga atau keringanan kredit untuk menaikkan penjualan atau mengurangi biaya produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba nyata berhubungan sangat signifikan dengan laba dan arus kas masa depan yang rendah. Selain itu, aktivitas manajemen laba nyata secara ekonomis signifikan menurunkan kinerja operasi perusahaan.

Roychowdhury (2006) menemukan bukti bahwa perusahaan menggunakan tindakan manipulasi aktivitas nyata untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan

Variabel Independen Manipulasi Aktivitas Riil: Abnormal Arus Kas Operasi Abnormal Biaya Produksi Abnormal Biaya Diskresioner

Variabel Kontrol: Size (LogTA)

Market-to-book ratio Net income

Return on Investment (ROI)

Variabel Dependen Dividend Payout Ratio


(6)

tertentu selain untuk menghindari melaporkan kerugian. Roychowdhury menyatakan bahwa manajer memberikan diskon harga untuk menaikkan jumlah penjualan sementara, mengurangkan pengeluaran diskresioner untuk menaikkan laba yang dilaporkan, dan menaikkan hasil produksi untuk mengurangi harga pokok penjualan.

Zang (2007) menduga bahwa manajer perusahaan menggunakan manajemen laba akrual dan manajemen laba nyata untuk saling menggantikan. Peneliti menemukan bahwa manajemen laba akrual cenderung menurun dan manajemen laba nyata naik setelah penyelesaian penuntutan perkara hukum perusahaan. Akan tetapi kedua teknik manajemen laba tersebut berhubungan positif dengan insentif atas melakukan manajemen laba.

Penelitian di pasar modal Indonesia tentang manipulasi aktivitas riil dilakukan oleh Annisaa’rahman (2007) dalam Sahabu (2009) pada perusahaan yang melakukan IPO namun tidak dapat membuktikan dugaaan adanya manipulasi aktivitas riil.

Oktorina (2008) berhasil menemukan bukti bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas nyata melalui arus kas kegiatan operasi dan mempengaruhi kinerja pasar pada kelompok 50 perusahaan terbaik menurut Swa100 yang memiliki total aktiva diatas Rp 1 triliun dan EVA terbaik pada periode tahun 2001 sampai dengan 2006.

Sahabu (2009) menemukan adanya motivasi manajemen laba pada saat perusahaan melakukan right issue dengan menggunakan ukuran manajemen laba klasik, yaitu proksi akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang serta manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, tetapi tidak dapat membuktikan adanya manipulasi aktivitas riil pada biaya produksi dan biaya diskresioner.


(7)

Sari (2008) menyatakan bahwa dalam perekonomian dengan tingkat proteksi investor yang tinggi, manajer lebih menyukai untuk melakukan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil daripada melalui manipulasi akrual. Meskipun dalam ekonomi dengan tingkat proteksi investor yang tinggi, manajer masih memiliki nilai diskresioner yang lebih tinggi dalam manajemen laba melalui aktivitas riil daripada manipulasi akrual.

Andayani (2008) pada perusahaan publik di Indonesia terbukti melakukan manipulasi aktivitas riil. Perusahaan manufaktur melakukan overproduksi, member diskon, dan memberi kelonggaran kredit sebagai indikasi adanya manajemen laba, yang menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi. Hasil penelitian menunjukkan adanya manajemen laba karena biaya diskresioner, umumnya dicatat pada saat terjadinya. Tetapi perusahaan mengurangi biaya diskresioner yang dilaporkan sehingga laba menjadi meningkat dan biaya diskresioner menjadi rendah.

Pengembangan Hipotesis

Dengan demikian Berdasarkan pada perumusan masalah dan landasan teori yang diajukan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1a : Perusahaan diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi.

H1b : Perusahaan diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi.

H1c : Perusahaan diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner.

H2 : Dividend payout ratio perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil memiliki dividend payout ratio yang lebih baik daripada perusahaan yang tidak melakukan manipulasi riil.

METODA PENELITIAN Metode Pengumpulan Data

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut untuk periode 2006-2008 yaitu sebanyak 174 perusahaan. Adapun pengambilan sampel menggunakan metode


(8)

judgement sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah perusahaan manufaktur yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama tahun 2006-2008, membagikan dividen setiap tahunnya secara rutin selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2006-2008, tercatat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) pada tahun 2007-2009, menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember dengan tujuan untuk meningkatkan komparabilitas atau daya banding yang baik, serta memiliki semua data yang diperlukan untuk variabel-variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 43 perusahaan manufaktur dari 174 perusahaan yang terdaftar selama periode 2006-2008.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas, sampel yang diperoleh untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL 1.

Kriteria Pengambilan Sampel

Dari tabel 1. di atas, dapat diketahui bahwa jumlah perusahaan yang diambil untuk sampel penelitian ini sebanyak 43 perusahaan dengan kriteria yang telah ditentukan yang meliputi 134 observasi selama periode pengamatan tahun 2006-2008. Data sampel perusahaan dapat dilihat di lampiran penelitian ini. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

Variabel Independen: Manipulasi Aktivitas Riil

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2003-2007 397

Jumlah perusahaan non manufaktur (223)

Jumlah perusahaan manufaktur 174

Jumlah perusahaan dengan data yang tidak lengkap 131 Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 43 Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2003-2007


(9)

a. Manipulasi Aktivitas Riil melalui Arus Kas kegiatan Operasi

Langkah awal yang dilakukan sebelum masuk dalam pengujian hipotesis maka akan dilakukan regresi untuk mencari arus kas kegiatan operasi normal. Model regresi untuk mencari arus kas kegiatan operasi normal mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006) sebagai berikut:

CFOt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) + β2(∆St/At-1) + єt Keterangan:

CFOt/At-1 : arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

α1(1/At-1) : intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0.

St/At-1 : penjualan pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1. ∆St/At-1: penjualan pada tahun t dikurangi penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

α0 : konstanta.

єt : error term pada tahun t.

Oleh karena dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah arus kas kegiatan operasi abnormal, maka untuk setiap observasi tahun arus kas kegiatan operasi abnormal (ABN_CFO) adalah selisih dari nilai arus kas kegiatan operasi aktual yang diskalakan dengan total aktiva satu tahun sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas kegiatan operasi normal yang dihitung dengan menggunakan koefisien estimasi yang diperoleh dari model persamaan di atas.

ABN_CFO = CFOt - CFOt/At-1 b. Manipulasi Aktivitas Riil melalui Biaya Produksi

Biaya produksi digunakan dalam penelitian ini dibanding HPP/COGS karena produksi di atas level normal operasi perusahaan (overproduction) dengan tujuan untuk melaporkan harga pokok penjualan (COGS) yang lebih rendah merupakan salah satu cara yang dilakukan manajemen untuk memanipulasi laba melalui manipulasi aktivitas riil. Biaya produksi adalah jumlah dari harga pokok penjualan (COGS) dan


(10)

perubahan dalam persediaan (∆INV) sepanjang tahun atau selisih persediaan tahun aktual dengan tahun sebelumnya. Peneliti menggunakan model estimasi untuk biaya produksi normal sebagaimana Roychowdhury (2006) sebagai berikut:

PRODt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) + β2(∆St/At-1) + β3(∆St-1/At-1) + єt Keterangan:

PRODt/At-1: biaya produksi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1, dimana PRODt = COGSt + ∆INVt

α(1/At-1) : intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya nilai biaya produksi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0.

St/At-1 : penjualan pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1. ∆St/At-1: penjualan pada tahun t dikurangi penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

∆St-1/At-1 : perubahan penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

α0 : konstanta

єt : error term pada tahun t.

Sama halnya dengan arus kas kegiatan operasi, nilai koefisien estimasi dari persamaan regresi di atas digunakan untuk menghitung nilai biaya produksi normal. Sehingga, biaya produksi abnormal (ABN_PROD) diperoleh dengan cara mengurangkan nilai biaya produksi aktual yang diskalakan dengan total aktiva satu tahun sebelum periode pengujian dengan biaya produksi normal yang dihitung dengan menggunakan koefisien estimasi dari model persamaan di atas.

ABN_PROD = PRODt - PRODt/At-1 c. Manipulasi Aktivitas Riil melalui Biaya Diskresioner

Untuk menghitung tingkat normal biaya diskresioner, peneliti menggunakan model regresi berikut yang juga mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006):

DISEXPt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β(St-1/At-1) + єt Keterangan:

DISEXPt/At-1 : biaya diskresioner pada tahun t yang diskala dengan total aktiva tahun t-1


(11)

α(1/At-1) : intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya biaya diskresioner tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0.

St-1/At-1 : penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

Biaya diskresioner dalam penelitian ini didefinisikan sebagai jumlah dari biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, biaya penjualan, dan administrasi dan umum. Nilai koefisien estimasi dari persamaan regresi di atas digunakan untuk menghitung nilai biaya diskresioner normal. Sehingga, biaya diskresioner abnormal (ABN_DISEXP) diperoleh melalui cara yang sama seperti arus kas kegiatan operasi dan biaya produksi yaitu dengan mengurangkan nilai biaya diskresioner aktual yang diskalakan dengan total aktiva satu tahun sebelum periode pengujian dengan biaya diskresioner normal yang dihitung dengan menggunakan koefisien estimasi dari model persamaan di atas.

ABN_DISEXP = DISEXPt - DISEXPt/At-1 Variabel Dependen : Dividen Payout Ratio (DPR)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividen payout ratio (DPR). Dividen Payout Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai (cash dividen) kepada para pemegang sahamnya setiap tahun berdasarkan besar kecilnya laba bersih setelah pajak (earnings after tax) (Walsh, 2003). DPR dapat dirumuskan sebagai berikut:

DPR = Dividen

Earnings After Tax Variabel Kontrol

Dalam penelitian digunakan beberapa variabel kontrol yang selayaknya o berpengaruh terhadap pengukuran variabel dependen dividen payout ratio, antara lain


(12)

ukuran perusahaan (SIZE), net income (NI), market to book ratio (MTB), dan return on investment (ROI).

Teknik Analisis Model Analisis

Model pengujian untuk hipotesis H1a, H1b, dan H1c atas manipulasi aktivitas riil ditentukan berdasarkan uji rata-rata dan nilai signifikansi dari abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, dan abnormal biaya diskresioner. Nilai rata-rata abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, dan abnormal biaya diskresioner diperoleh dari statistik deskriptif seluruh sampel dan kemudian dilakukan pengujian tingkat signifikansi menggunakan uji One Sample t-Test dengan pengujian hipotesis 2 arah (two tail), yaitu menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel.

Untuk analisis impact dari variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan metode regresi linear. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan hipotesis H2 yaitu variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Model Persamaan:

DPRt = α0 + α1 ABN_CFOi + α2 ABN_PRODi + α3 ABN_DISEXPi + α4SIZEi + α5MTBi + α6NIi + α7ROIi + є

Keterangan:

DPR = dividend payout ratio

ABN_CFO = manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi ABN_PROD = manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi

ABN_DISEXP = manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner SIZE = ukuran perusahaan diproksikan dengan log total aset MTB = market to book ratio


(13)

ROI = return on investment

1-7 = koefisien regresi masing-masing variabel є = error term perusahaan i

ANALISA DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif

Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan statistik deskriptif dari variabel-variabel penelitian. Informasi mengenai statistik deskriptif tersebut meliputi: nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi dihitung menggunakan alat bantu perangkat statistik SPSS 16. Hasil dari perhitungan tersebut ditampilkan pada tabel 2. berikut:

Tabel 2. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif Variabel-variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 110 .000418 1.010000 .31734595 .196938213

ABNCFO 110 -2.940300 1.993000 .11147084 .544573487

ABNPROD 110 -50.224600 20.276000 -.01568079 5.425903366

ABNDISEXP 110 -3.122280 1.668060 .05014731 .541566865

LOGTA 110 10.68 18.21 14.3076 1.61605

NI 110 2667.00 9191000.00 593682.3364 1323458.82496

MTB 110 .000003 .237824 .01079888 .029971149

ROI 110 .17 39.20 10.7525 8.66647

Valid N (listwise) 110

Keterangan: DPR = Dividend Payout Ratio, ABNCFO = abnormal arus kas kegiatan operasi, ABNPROD = abnormal biaya produksi, ABNDISEXP = abnormal biaya diskresioner, LOGTA = log total asset, NI = net income, MTB = market-to-book, dan ROI = return on investment.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik Pengujian Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier

Tabel 3

Hasil Analisis Regresi

DPRt = α0 + α1 ABN_CFOi + α2 ABN_PRODi + α3 ABN_DISEXPi + α4SIZEi + α5MTBi + α6NIi + α6ROIi + LOG(TASit) + є

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


(14)

ABNCFO -0.064 0.045 -1.413 0.161

ABNPROD -0.011 0.003 -3.282 *0.001

ABNDISEXP 0.021 0.041 0.515 0.607

NI 0.000 0.000 0.798 0.427

MTB 0.425 0.587 0.725 0.470

ROI 0.008 0.002 3.582 *0.001

LOGTA -0.005 0.018 -0.309 0.758

R-squared 0.300

Adjusted R-squared 0.252

F-statistic 6.234

Prob(F-statistic) 0.000

 Secara statistik signifikan pada tingkat 0,01

Keterangan: DPR = Dividend Payout Ratio, ABNCFO = abnormal arus kas kegiatan operasi, ABNPROD = abnormal biaya produksi, ABNDISEXP = abnormal biaya diskresioner, LOGTA = log total asset, NI = net income, MTB = market-to-book, dan ROI = return on investment.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik

a. H1a : terjadi manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi serta pengaruh positif dan signifikan antara abnormal arus kas kegiatan operasi terhadap dividen payout ratio.

Berdasarkan table 3 di atas, maka untuk ABN_CFO yang memiliki nilai rata-rata diatas 0 (0,11147084 > 0) mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi karena memiliki nilai mean ABN_CFO ≠ 0. Dalam penelitian Roychowdhury (2006), perusahaan yang terbukti melakukan tindakan manipulasi aktivitas riil cenderung akan memperlihatkan arus kas kegiatan operasi yang rendah yaitu dengan nilai rata-rata arus kas kegiatan operasi dibawah nilai 0 dan nilai mean abnormal arus kas kegiatan operasi tidak sama dengan 0 (mean ≠ 0). Jadi kesimpulannya bahwa H1a diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya dimana Oktorina (2008) dan Sahabu (2009) yang berhasil menemukan bukti bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas nyata melalui arus kas kegiatan operasi.


(15)

Gunny (2005) juga menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa manajemen laba nyata berhubungan sangat signifikan dengan laba dan arus kas masa depan yang rendah

Sedangkan Berdasarkan Tabel 3 nilai signifikansi t untuk variabel independen ABN_CFO yaitu 0,161. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tingkat signifikansi 0,05, abnormal arus kas dari kegiatan operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio.

b. H1b : terjadi manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi serta pengaruh positif dan signifikan antara abnormal biaya produksi terhadap dividen payout ratio.

Berdasarkan tabel 3 di atas, maka untuk ABN_PROD yang memiliki nilai rata-rata dibawah 0 (-0,01568079 < 0) mengindikasikan perusahaan juga melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi karena nilai mean ABN_PROD ≠ 0. Menurut Roychowdhury (2006), perusahaan yang terbukti melakukan tindakan manipulasi aktivitas riil memperlihatkan biaya produksi yang luar biasa tinggi yaitu dengan nilai rata-rata biaya produksi diatas nilai 0 dan nilai mean abnormal biaya produksi tidak sama dengan 0 (mean ≠ 0). Jadi kesimpulannya bahwa H1b diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya dimana Roychowdhury (2006), Sari (2008), dan Andayani (2008), yang berhasil membuktikan bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas nyata melalui biaya produksi dengan melakukan overproduksi, memberi diskon, dan memberi kelonggaran kredit sebagai indikasi adanya manajemen laba, yang menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi. Tetapi penilitian ini tidak konsisten dengan Sahabu (2009) dan Annisaa’rahman (2007) yang


(16)

tidak berhasil membuktikan adanya manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi.

Berdasarkan Tabel 3, nilai signifikansi t untuk variabel independen ABN_PROD yaitu 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tingkat signifikansi 0,01, abnormal biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio.

c. H1c : terjadi manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner serta pengaruh positif dan signifikan antara abnormal biaya diskresioner terhadap dividen payout ratio.

Berdasarkan table 3 di atas, maka untuk ABN_DISEXP yang memiliki nilai rata-rata diatas 0 (0,05014731 > 0) juga mengindikasikan perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner karena nilai mean ABN_DISEXP ≠ 0. Menurut Roychowdhury (2006), perusahaan yang terbukti melakukan tindakan manipulasi aktivitas riil memperlihatkan biaya diskresioner yang rendah yaitu dengan nilai rata-rata biaya diskresioner dibawah nilai 0 dan nilai mean abnormal biaya diskresioner tidak sama dengan 0 (mean ≠ 0). Jadi kesimpulannya bahwa H1c diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya dimana Roychowdhury (2006), Sari (2008), dan Andayani (2008) yang berhasil menunjukkan adanya praktek manajemen laba nyata karena biaya diskresioner, umumnya dicatat pada saat terjadinya. Tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan Sahabu (2009) dan Annisaa’rahman (2007) yang tidak berhasil membuktikan adanya manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi.


(17)

Berdasarkan Tabel 3 nilai signifikansi t untuk variabel independen ABN_DISEXP yaitu 0,607. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tingkat signifikansi 0,05, abnormal biaya diskresioner tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

d. H2 : adanya pengaruh positif dan signifikan antara perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil terhadap dividen payout ratio.

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh nilai adjusted R2 = 0,252, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, dan abnormal biaya diskresioner serta variabel kontrol net income, ROI, market-to-book, dan log total aset secara simultan hanya mampu menjelaskan dividend payout ratio, sebagai variabel dependen, sebesar 25,2%, sedangkan sisanya 74,8% (100% -25,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar dari faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak faktor-faktor lain yang dapat menjelaskan variabel dependen.

Dikarenakan terbukti adanya manipulasi aktivitas riil dalam peusahaan manufaktur, sehingga jika dilihat dari tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen hanya sebesar 25,2% maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil akan memiliki dividen payout ratio yang lebih baik daripada perusahaan yang tidak melakukan manipulasi riil. Oleh karena itu semakin tinggi dividen yang dibayarkan, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil akan melakukan pembayaran dividen yang lebih baik sehingga tingkat deviden payout ratio perusahaan pun akan meningkat. Jadi kesimpulannya bahwa H2 diterima. Hasil ini


(18)

konsisten dengan penelitian Tsang (2007) yang menyatakan bahwa manajer menggunakan real earnings management untuk menemukan suatu pengaturan pembatasan atas dividen. Manajer lebih memilih untuk menggunakan real earnings management ketika terdapat keterbatasan sumber daya pembiayaan alternatif.

2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Untuk menginterpretasikan koefisien variabel abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner, net income, ROI, market-to-book, dan total asset dapat menggunakan unstandardized coefficients.

Dengan melihat tabel IV.7 di atas, dari ke tiga variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi, variabel ABNCFO dan ABNDISEXP tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk ABNCFO sebesar 0,161; dan ABNDISEXP sebesar 0,607 dan keduanya jauh di atas 0,05. Sedangkan ABNPROD (=0,001) signifikan pada tingkat 0,01.

Untuk variabel kontrol yang dimasukkan ke dalam model regresi sendiri, variabel NI, MTB, dan LOGTA tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI KESIMPULAN

1. Penelitian ini telah memenuhi semua uji asumsi klasik, meliputi pengujian normalitas, pengujian multikolinieritas, pengujian autokorelasi, dan pengujian heterokedastisitas.


(19)

2. Berdasarkan hasil statistik deskriptif, rata-rata dividend payout ratio pada tahun 2006-2008 bertanda positif.

3. Variabel independen abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, dan abnormal biaya diskresioner serta variabel kontrol net income, ROI, market-to-book, dan total asset secara bersama-sama berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Hasil ini mendukung hipotesis (H2).

4. Penelitian ini menunjukkan bahwa ABN_CFO yang memiliki nilai rata-rata diatas 0 (0,11147084 > 0) mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Hasil ini mendukung hipotesis (H1a). Demikian halnya dengan ABN_PROD yang memiliki nilai rata-rata dibawah 0 (-0,01568079 < 0) mengindikasikan perusahaan juga melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi. Hasil ini mendukung hipotesis (H1b). ABN_DISEXP yang memiliki nilai rata-rata diatas 0 (0,05014731 > 0) juga mengindikasikan perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner. Hasil ini mendukung hipotesis (H1c).

5. Berdasarkan hasil uji statistik t mengindikasikan bahwa ABN_PROD memiliki nilai signifikansi 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tingkat signifikansi 0,01, abnormal biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio.

6. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi sebesar 25,2%, mengindikasikan bahwa masih banyak faktor-faktor selain variabel independen abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, abnormal biaya


(20)

diskresioner serta variabel kontrol net income, ROI, market-to-book, dan total asset yang dapat menjelaskan variabel dependen dividen payout ratio.

Keterbatasan

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini terlalu sedikit, karena hanya mengambil sampel perusahaan industri manufaktur saja dan pada periodesasi yang cukup pendek. Jika sampel penelitian mengambil jenis perusahaan dari industri lainnya mungkin dapat memberikan hasil yang berbeda.

2. Data yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) kurang relevan. Data berbeda dengan data dalam annual report.

SARAN

1. Melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan tidak hanya perusahaan manufaktur saja yang dijadikan sampel tetapi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dan menunjukkan apakah penelitian dengan menggunakan seluruh perusahaan dapat memberikan hasil yang berbeda atau sama.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menguji ulang penelitian ini dan dapat juga menambah variabel lain yang dianggap memiliki pengaruh cukup kuat, sehingga penelitian selanjutnya dapat menemukan hasil yang baru dan dapat mengetahui apakah penelitian ini masih layak atau tidak.

REFERENSI

Andayani, Wuryan. 2008. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Melalui Manipulasi Aktivitas Riil”. Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN). Yogyakarta.

Annisaa’rahman. dan Yanthi H. 2007. “Earnings Management Melalui Accruals Dan Real Activities Manipulation Pada Initial Public Offerings Dan Kinerja Jangka Panjang (Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta)”. The 1st Accounting Conference, Fakultas Ekonomi - Universitas Indonesia.


(21)

Astuti, Dewi Saptantinah Puji. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba Di Seputar Right Issue.

Cheng, Qiang. dan Terry Warfield. 2005. Equity Incentives And Earnings Management. The Accounting Review. 80: 441-476.

Dechow, Patricia M.; Richard G. Sloan; dan Amy P. Hutton. 1994. Detecting Earnings Management. http://www.ssrn.com

Edelstein, Liu dan Tsang. 2007. Real Earnings Management and Dividend Payout Signals: A Study for U.S. Real Estate Investment Trusts.

http://www.ssrn.com

Gitman, Lawrence J. 2003. Principles of Managerial Finance. 10th edition. Addison Wesley.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Graham, John R.; Campbell R. Harvey; dan Shivaram Rajgopal. 2005. The Economic Implications Of Corporate Financial Reporting. http://www.ssrn.com

Gumanti, Tatang Ary. 2001. Earnings Management Dalam Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) III, Jakarta.

Gunny, Katherine. 2009. The relation between earnings management using real activities manipulation and future performance: Evidence from meeting earnings benchmarks. http://www.ssrn.com

Halim, Julia, Carmel Meiden, dan Rudolf Lumban Tobing. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo.

Hartadi, Happy S. 2006. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deviden Payout Ratio Pada Perusahaan Go Public yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2001-2003”, Skripsi Yang Dipublikasikan.

Healy, Paul M., dan James M. Wahlen. 1998. A Review Of The Earnings Management Literature And Its Implications For Standard Setting. http://www.ssrn.com

Hill, McGraw. 2005. Financial Statement Analysis. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Kartikasari, Astri Dyah, dan Doddy Setiawan. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Kualitas Laba Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop. Depok.

Lestariningsih, Daru. 2007. “Pengaruh Dividend Pay Out Ratio, Current Ratio, Variance Of Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio (Per) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Li, Kai, dan Xinlei Zhao. 2008. Asymmetric Information And Dividend Policy. Financial Management, page 673.

Manurung, Indah Agustina. 2009. “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Ma’ruf, Muhammad. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Marpaung, Elyzabet Indrawati. 2006. “Pengaruh Perubahan Earnings dan Perubahan Net Operating Cash Flows Terhadap Perubahan Dividend Payout Ratio” Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. V No. 1, Mei: 1-11.


(22)

Miller, Merton H., dan Kevin Rock. 1985. Dividend Policy Under Asymmetric Information. The Journal Of Finance, Vol. 40, No.4.

Nasution, Marihot. 2007. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan di Indonesia”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Oktorina, Megawati, dan Yanthi H. 2008. “Analisis Arus Kas Kegiatan Operasi dalam Mendeteksi Manipulasi Aktivitas Riil dan Dampaknya Terhadap Kinerja Pasar.” Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XI, Pontianak.

Pramastuti, Suluh. 2007. Analisis Kebijakan Deviden: Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Tesis Yang Dipublikasikan.

Prasetyo, Lili Yulianti. 2008. “Analisis Pengaruh Arus Kas Bersih Operasional, Gross Profit, dan Profitabilitas Terhadapa Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Purwanti, Natalia. 2008. “Analisis Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Putro, Suryo Nugroho. 2009. “Perbedaan Discretionary Accruals Antara Perusahaan Manufaktur Laba Dan Perusahaan Manufaktur Rugi”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Rahmawati, Anastasia Riani Suprapti, dan Sri Seventi. 2010. “Model Strategi Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik Di Bursa Efek Indonesia: Suatu Pemeriksaan Pergeseran Klasifikasi Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Saham, Pemilihan Metoda Akuntansi, Dan Pengaturan Waktu Transaksi. Jurnal Akuntansi, Tahun XIV, No.1, Januari: 11-24.

Rahmawati, dan Zaki Baridwan. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi, Regulasi, Perbankan dan Ukuran Perusahaan Pada Manajemen Laba Dengan Model Akrual Khusus Perbankan (Studi Empiris Pada Industri Perbankan di Indonesia yang Terdaftar di BEJ)”. Jurnal Akuntasi dan Bisnis Indonesia, Vol 6 No. 2, Agustus : 139-150.

Rosdini, Dini. 2009. “Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio”. Working Paper In Accounting and Finance. Oktober.

Roychowdhury, S. 2006. “Earnings Management through Real Activities Manipulation”. Journal of Accounting and Economics. 42: 335-370.

Sahabu, Supardi. 2009. “Manajemen Laba Melalui Akrual Dan Manipulasi Aktivitas Nyata Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Melakukan Right Issue”. Tesis Yang Dipublikasikan.

Sari, Ratna Candra. 2008. “Investor Protection, Real Activity Manipulation And Accrual Manipulation: Asian Comparison”. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop, Depok, 4-5 November. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. Wiley.

Trisnawati, Ratna dan Rahmawati. 2009. The Influence Of Leverage On Earnings Management With Free Cash Flow As Moderated Variable.

Tsang, Liu, and Edelstein. 2009. Real Earnings Management and Dividend Payout Signal: A Study For U.S. Real Estate Investment Trust. http://www.ssrn.com


(23)

Utami, Wiwik. 2005. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas ( Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur )”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo.

Van Horne, James C. dan Wachowicz, Jr. 1998. Fundamental of Financial Management. Prentice Hall, Inc. 10th edition.

Walsh, Ciaran. 2003. Key Management Ratios. Edisi 3. Erlangga.

Zang, Amy. 2007. Evidence On The Tradeoff Between Real Manipulation And Accrual Manipulation. http://www.ssrn.com


(1)

konsisten dengan penelitian Tsang (2007) yang menyatakan bahwa manajer menggunakan real earnings management untuk menemukan suatu pengaturan pembatasan atas dividen. Manajer lebih memilih untuk menggunakan real earnings management ketika terdapat keterbatasan sumber daya pembiayaan alternatif.

2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Untuk menginterpretasikan koefisien variabel abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner, net income, ROI, market-to-book, dan total asset dapat menggunakan unstandardized coefficients.

Dengan melihat tabel IV.7 di atas, dari ke tiga variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi, variabel ABNCFO dan ABNDISEXP tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk ABNCFO sebesar 0,161; dan ABNDISEXP sebesar 0,607 dan keduanya jauh di atas 0,05. Sedangkan ABNPROD (=0,001) signifikan pada tingkat 0,01.

Untuk variabel kontrol yang dimasukkan ke dalam model regresi sendiri, variabel NI, MTB, dan LOGTA tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI KESIMPULAN

1. Penelitian ini telah memenuhi semua uji asumsi klasik, meliputi pengujian normalitas, pengujian multikolinieritas, pengujian autokorelasi, dan pengujian heterokedastisitas.


(2)

2. Berdasarkan hasil statistik deskriptif, rata-rata dividend payout ratio pada tahun 2006-2008 bertanda positif.

3. Variabel independen abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, dan abnormal biaya diskresioner serta variabel kontrol net income, ROI, market-to-book, dan total asset secara bersama-sama berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Hasil ini mendukung hipotesis (H2).

4. Penelitian ini menunjukkan bahwa ABN_CFO yang memiliki nilai rata-rata diatas 0 (0,11147084 > 0) mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Hasil ini mendukung hipotesis (H1a). Demikian halnya dengan ABN_PROD yang memiliki nilai rata-rata dibawah 0 (-0,01568079 < 0) mengindikasikan perusahaan juga melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya produksi. Hasil ini mendukung hipotesis (H1b). ABN_DISEXP yang memiliki nilai rata-rata diatas 0 (0,05014731 > 0) juga mengindikasikan perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui biaya diskresioner. Hasil ini mendukung hipotesis (H1c).

5. Berdasarkan hasil uji statistik t mengindikasikan bahwa ABN_PROD memiliki nilai signifikansi 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tingkat signifikansi 0,01, abnormal biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio.

6. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi sebesar 25,2%, mengindikasikan bahwa masih banyak faktor-faktor selain variabel independen abnormal arus kas kegiatan operasi, abnormal biaya produksi, abnormal biaya


(3)

diskresioner serta variabel kontrol net income, ROI, market-to-book, dan total asset yang dapat menjelaskan variabel dependen dividen payout ratio.

Keterbatasan

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini terlalu sedikit, karena hanya mengambil sampel perusahaan industri manufaktur saja dan pada periodesasi yang cukup pendek. Jika sampel penelitian mengambil jenis perusahaan dari industri lainnya mungkin dapat memberikan hasil yang berbeda.

2. Data yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) kurang relevan. Data berbeda dengan data dalam annual report.

SARAN

1. Melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan tidak hanya perusahaan manufaktur saja yang dijadikan sampel tetapi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dan menunjukkan apakah penelitian dengan menggunakan seluruh perusahaan dapat memberikan hasil yang berbeda atau sama.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menguji ulang penelitian ini dan dapat juga menambah variabel lain yang dianggap memiliki pengaruh cukup kuat, sehingga penelitian selanjutnya dapat menemukan hasil yang baru dan dapat mengetahui apakah penelitian ini masih layak atau tidak.

REFERENSI

Andayani, Wuryan. 2008. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Melalui Manipulasi Aktivitas Riil”. Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN). Yogyakarta.

Annisaa’rahman. dan Yanthi H. 2007. “Earnings Management Melalui Accruals Dan Real Activities Manipulation Pada Initial Public Offerings Dan Kinerja Jangka Panjang (Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta)”. The 1st Accounting Conference, Fakultas Ekonomi - Universitas Indonesia.


(4)

Astuti, Dewi Saptantinah Puji. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba Di Seputar Right Issue.

Cheng, Qiang. dan Terry Warfield. 2005. Equity Incentives And Earnings Management. The Accounting Review. 80: 441-476.

Dechow, Patricia M.; Richard G. Sloan; dan Amy P. Hutton. 1994. Detecting Earnings Management. http://www.ssrn.com

Edelstein, Liu dan Tsang. 2007. Real Earnings Management and Dividend Payout Signals: A Study for U.S. Real Estate Investment Trusts. http://www.ssrn.com

Gitman, Lawrence J. 2003. Principles of Managerial Finance. 10th edition. Addison Wesley.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Graham, John R.; Campbell R. Harvey; dan Shivaram Rajgopal. 2005. The Economic Implications Of Corporate Financial Reporting. http://www.ssrn.com

Gumanti, Tatang Ary. 2001. Earnings Management Dalam Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) III, Jakarta.

Gunny, Katherine. 2009. The relation between earnings management using real activities manipulation and future performance: Evidence from meeting earnings benchmarks. http://www.ssrn.com

Halim, Julia, Carmel Meiden, dan Rudolf Lumban Tobing. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45. Simposium

Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo.

Hartadi, Happy S. 2006. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deviden Payout Ratio Pada Perusahaan Go Public yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2001-2003”, Skripsi Yang Dipublikasikan.

Healy, Paul M., dan James M. Wahlen. 1998. A Review Of The Earnings Management Literature And Its Implications For Standard Setting. http://www.ssrn.com Hill, McGraw. 2005. Financial Statement Analysis. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Kartikasari, Astri Dyah, dan Doddy Setiawan. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Kualitas Laba Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop. Depok.

Lestariningsih, Daru. 2007. “Pengaruh Dividend Pay Out Ratio, Current Ratio, Variance Of Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio (Per) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Li, Kai, dan Xinlei Zhao. 2008. Asymmetric Information And Dividend Policy. Financial Management, page 673.

Manurung, Indah Agustina. 2009. “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Ma’ruf, Muhammad. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Marpaung, Elyzabet Indrawati. 2006. “Pengaruh Perubahan Earnings dan Perubahan Net Operating Cash Flows Terhadap Perubahan Dividend Payout Ratio” Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. V No. 1, Mei: 1-11.


(5)

Miller, Merton H., dan Kevin Rock. 1985. Dividend Policy Under Asymmetric Information. The Journal Of Finance, Vol. 40, No.4.

Nasution, Marihot. 2007. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan di

Indonesia”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Oktorina, Megawati, dan Yanthi H. 2008. “Analisis Arus Kas Kegiatan Operasi dalam Mendeteksi Manipulasi Aktivitas Riil dan Dampaknya Terhadap Kinerja Pasar.” Simposium Nasional

Akuntansi (SNA) XI, Pontianak.

Pramastuti, Suluh. 2007. Analisis Kebijakan Deviden: Pengujian

Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis.

Tesis Yang Dipublikasikan.

Prasetyo, Lili Yulianti. 2008. “Analisis Pengaruh Arus Kas Bersih Operasional, Gross Profit, dan Profitabilitas Terhadapa Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Purwanti, Natalia. 2008. “Analisis Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Putro, Suryo Nugroho. 2009. “Perbedaan Discretionary Accruals Antara Perusahaan Manufaktur Laba Dan Perusahaan Manufaktur Rugi”. Skripsi Yang Dipublikasikan.

Rahmawati, Anastasia Riani Suprapti, dan Sri Seventi. 2010. “Model Strategi Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik Di Bursa Efek Indonesia: Suatu Pemeriksaan Pergeseran Klasifikasi Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Saham, Pemilihan Metoda Akuntansi, Dan Pengaturan Waktu Transaksi. Jurnal Akuntansi, Tahun XIV, No.1, Januari: 11-24.

Rahmawati, dan Zaki Baridwan. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi, Regulasi, Perbankan dan Ukuran Perusahaan Pada Manajemen Laba Dengan Model Akrual Khusus Perbankan (Studi Empiris Pada Industri Perbankan di Indonesia yang Terdaftar di BEJ)”.

Jurnal Akuntasi dan Bisnis Indonesia, Vol 6 No. 2, Agustus :

139-150.

Rosdini, Dini. 2009. “Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio”. Working Paper In Accounting and Finance. Oktober.

Roychowdhury, S. 2006. “Earnings Management through Real Activities Manipulation”. Journal of Accounting and Economics. 42: 335-370.

Sahabu, Supardi. 2009. “Manajemen Laba Melalui Akrual Dan Manipulasi Aktivitas Nyata Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja

Perusahaan Yang Melakukan Right Issue”. Tesis Yang

Dipublikasikan.

Sari, Ratna Candra. 2008. “Investor Protection, Real Activity Manipulation And Accrual Manipulation: Asian Comparison”. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop, Depok, 4-5 November. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. Wiley.

Trisnawati, Ratna dan Rahmawati. 2009. The Influence Of Leverage On Earnings Management With Free Cash Flow As Moderated Variable.

Tsang, Liu, and Edelstein. 2009. Real Earnings Management and Dividend Payout Signal: A Study For U.S. Real Estate Investment Trust. http://www.ssrn.com


(6)

Utami, Wiwik. 2005. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas ( Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur )”.

Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo.

Van Horne, James C. dan Wachowicz, Jr. 1998. Fundamental of Financial Management. Prentice Hall, Inc. 10th edition.

Walsh, Ciaran. 2003. Key Management Ratios. Edisi 3. Erlangga.

Zang, Amy. 2007. Evidence On The Tradeoff Between Real Manipulation And Accrual Manipulation. http://www.ssrn.com


Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 97

Pengaruh Analisis Fundamental terhadap Dividend Payout Ratio dan Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 61 137

Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2007-2010

0 64 58

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 44 79

Pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 63 92

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)

0 31 78

Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pd Perusahaan Publik di Indonesia

0 38 3

ANALISIS PRAKTIK REAL EARNINGS MANAGEMENT MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

1 6 16

PENGARUH PRAKTIK MANIPULASI AKTIVITAS RIIL MELALUI ARUS KAS KEGIATAN OPERASI TERHADAP DIVIDEND PAYOUT PENGARUH PRAKTIK MANIPULASI AKTIVITAS RIIL MELALUI ARUS KAS KEGIATAN OPERASI TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

0 5 15

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 77