Pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH DPR (DIVIDEND PAYOUT RATIO), EARNING GROWTH, ROI (RETURN ON INVESTMENT) TERHADAP PER
(PRICE EARNING RATIO ) PADA PERUSAHAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
NAMA : ELISA M. SINULINGGA
NIM : 060503111
DEPARTEMEN : AKUNTANSI S1
Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi
Medan 2010
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan bila kemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2010
Yang Membuat Pernyataan
Elisa Marcelina Sinulingga NIM : 060503111
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk setiap kasih dan kebaikanNya yang telah memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, serta dukungan dan doa dari banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti, M.Si, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
(4)
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Bapak Drs. Zainal A. T. Silangit, Ak.,selaku Dosen Pambanding/ Penguji II.
5. Kedua orangtua saya Bapak S.Sinulingga dan Ibu M. Br Tarigan yang bukan sekedar orang tua saja melainkan sudah menjadi sahabat terdekat penulis, terima kasih untuk cinta, perhatian, pengertian, kepercayaan, doa, serta dukungan kalian.
Demikianlah Skripsi ini disusun dengan segala keterbatasan penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Medan, 2010 Penulis
Elisa Marcelina Sinulingga NIM: 060503111
(5)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio pembayaran dividen, pertumbuhan laba, tingkat penegmbalian investasi terhadap rasio harga terhadap laba (PER). Sebelum membuat keputusan investasi, para investor perlu melakukan penilaian dan analisis saham. Rasio harga terhadap laba (PER) merupakan pendekatan yang lebih populer dalam analisis saham karena investor menganggap bahwa rasio harga terhadapa laba (PER) adalah gambaran kinerja suatu perusahaan.
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2008. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan barang konsumsi. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh melalui
situs Bursa Efek Indonesi
ini diolah dari ringkasan kinerja. Data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji F.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel () dengan siginifikansi <
0,05. Hal ini berarti
Kata kunci : Rasio Pembayaran Dividen, Pertumbuhan Laba, Tingkat Pengembalian Investasi, Rasio Harga Terhadap Laba.
(6)
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate the influence Divident Payout Ratio (DPR), Earning Growth and Return On Investment to Price Earning Ratio (PER). Before make investment decision, investors need to make measurement and share analysis. Price Earning Ratio (PER) is more popular in share analysis because investors believe that PER is performance image of a company.
This research uses causal research design. This research is in consumer goods companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2005-2008. The mount of sample in this research are 13 companies. The kind of data which used in this research is secondary data. The data are taken from website
Indonesian Stock Exchange
research are collected through performance concise. The data which have already collected are processed with classic assumption: normality, multicollonierity, autocorrelation and heterocedasticity. Hypothesis test in this research use multiple regression with F test.
The result of analysis shows that Farithmatic > Ftable () with signification <
0,05. It means that
Keywords: Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Investment, Price Earning Ratio.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 8
1. Saham ... 8
a. Pengertian Saham ... 8
b. Manfaat Kepemilikan Saham ... 8
c. Analisis saham……… 8
d. Penilaian Saham………. 9
(8)
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi PER ………. 12
4. Pasar Modal……….. . 15
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 18
1. Kerangka Konseptual ... 18
2. Hipotesis Penelitian ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
C. Jenis Data ... 24
D. Metode Pengumpulan Data……….. 24
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 25
F. Metode Analisis Data ... 27
G. Jadwal Penelitian ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 33
B. Statistik Deskriptif ... 39
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 40
1. Uji Normalitas ... 40
2. Uji Multikolonieritas... 46
3. Uji Autokorelasi ... 47
4. Uji Heteroskedastisitas ... 48
(9)
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 61
B. Keterbatasan Penelitian ... 62
C. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu 16
Tabel 3.1 Daftar Sampel 23
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian 32
Tabel 4.1 Data Variabel Dependen – Y (PER) 33
Tabel 4.2 Data Variabel Independen – X1 (DPR) 34 Tabel 4.3 Data Variabel Independen – X2 ( Earning Growth) 36
Tabel 4.4 Data Variabel Independen – X3( ROI) 37
Tabel 4.5 Descriptive Statistics 39
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov 41
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Sesuda h Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov 43
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas 46
Tabel 4.9 Hasil Uji autokorelasi 48
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi 51
Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisisen Korelasi dan determinansi 53
Tabel 4.12 Hasil Uji - t 55
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 19
Gambar 4.1 Histogram 44
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression 45
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman Lampiran i Populasi,Kriteria Perusahaan,Sampel 67
Lampiran ii Data Penelitian 68
Lampiran iii Statistik Deskriptif 72
Lampiran iv Uji Normalitas 72
Lampiran v Uji Heterokedastisitas 78
Lampira vi Uji Autokorelasi 80
Lampiran vii Regression 80
Lampiran viii Hasil Regresi Uji - t 81
(13)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio pembayaran dividen, pertumbuhan laba, tingkat penegmbalian investasi terhadap rasio harga terhadap laba (PER). Sebelum membuat keputusan investasi, para investor perlu melakukan penilaian dan analisis saham. Rasio harga terhadap laba (PER) merupakan pendekatan yang lebih populer dalam analisis saham karena investor menganggap bahwa rasio harga terhadapa laba (PER) adalah gambaran kinerja suatu perusahaan.
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2008. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan barang konsumsi. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh melalui
situs Bursa Efek Indonesi
ini diolah dari ringkasan kinerja. Data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji F.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel () dengan siginifikansi <
0,05. Hal ini berarti
Kata kunci : Rasio Pembayaran Dividen, Pertumbuhan Laba, Tingkat Pengembalian Investasi, Rasio Harga Terhadap Laba.
(14)
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate the influence Divident Payout Ratio (DPR), Earning Growth and Return On Investment to Price Earning Ratio (PER). Before make investment decision, investors need to make measurement and share analysis. Price Earning Ratio (PER) is more popular in share analysis because investors believe that PER is performance image of a company.
This research uses causal research design. This research is in consumer goods companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2005-2008. The mount of sample in this research are 13 companies. The kind of data which used in this research is secondary data. The data are taken from website
Indonesian Stock Exchange
research are collected through performance concise. The data which have already collected are processed with classic assumption: normality, multicollonierity, autocorrelation and heterocedasticity. Hypothesis test in this research use multiple regression with F test.
The result of analysis shows that Farithmatic > Ftable () with signification <
0,05. It means that
Keywords: Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Investment, Price Earning Ratio.
(15)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan memerlukan dana untuk membiayai kegiatan operasi dan untuk keperluan ekspansi usaha. Dana yang dibutuhkan perusahaan tersebut dapat diperoleh dari pihak internal yaitu pihak perusahaan itu sendiri, dan dari pihak eksternal. Salah satu sumber dana dari pihak eksternal adalah investor. Perusahaan go public yang terdaftar di bursa efek setiap tahun berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada bursa efek dan para investor.
Dalam menentukan keputusan investasi terhadap sebuah perusahaan, sangat penting bagi calon investor untuk mengetahui kondisi perusahaan. Investor harus melakukan penilaian terhadap prospek kinerja perusahaan untuk melakukan investasi, karena pada umumnya hampir semua investasi ( khususnya saham ) mengandung unsur ketidakpastian. Investor harus melakukan evaluasi dan analisis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga investor dapat memperkecil kerugian yang timbul seminimal mungkin dari adanya fluktuasi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Pihak investor yang akan menanamkan dananya ke perusahaan tersebut, tentunya mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan return atas dana yang diinvestasikannya. Adapun return tersebut terdiri dari :
(16)
1. capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih pergerakan harga saham pada saat membeli dan menjual.
2. dividend yield, yaitu keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen. Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi risiko bagi investor dalam berinvestasi. Dengan analisis tersebut diharapkan modal yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dan aman,dan jika ada risiko, risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan yang dapat diraih. Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melaksanakan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan. (Anaroga dan Pakarti 2001: 108).
Dalam mencapai tujuan investor tersebut, maka para investor terlebih dahulu perlu melakukan penilaian-penilaian terhadap saham sebelum membuat keputusan membeli, menahan, atau menjual saham tersebut. Dalam penilaian saham dikenal ada tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emitten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar, sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham sebenarnya atau seharusnya terjadi.
Penelitian ini menggunakan analisis fundamental dengan menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan perusahan. Aliran fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan dengan
(17)
menggunakan data keuangan perusahaan. Alasannya bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Nilai intrinsik adalah nilai yang sebenarnya dari saham yang diperdagangkan. Dalam analisis fundamental ada dua pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham, yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan PER (P/E Ratio Approach) (Jogiyanto 2003 : 88).
Pendekatan PER dicari melalui rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham. Pendekatan ini sering digunakan oleh para analis sekuritas untuk menilai harga saham karena pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap tingkat earning. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Misalnya nilai PER adalah 5, maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan.
PER merupakan ukuran yang paling banyak digunakan unutk menentukan apakah investasi modal yang dilakukan menguntungkan atau merugikan. PER menunjukkan berapa besar para investor bersedia dibayar untuk setiap keuntungan yang dilaporkan perusahaan, sehingga merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Para manajer keuangan akan senang jika saham perusahaannya dijual dengan PER yang tinggi. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai peluang pertumbuhan yang baik, yang berarti pendapatannya relatif aman dan sejalan dengan rendahnya tingkat kapitalisasi.
(18)
Dividend Payout Ratio (DPR) dan Earning Growth adalah variabel yang mempengaruhi PER. Secara teoritis, kedua variabel ini mempunyai pengaruh yang positip terhadap PER. Artinya, jika DPR tinggi maka PER akan tinggi. Jika Earning Growth tinggi maka PER juga akan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan secara logika, jika suatu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka perusahaan ini dianggap tidak mengalami kesulitan untuk membayar dividen kepada investor, sehingga DPR nya tinggi. Investor yang mengamati tingkat pertumbuhan dan DPR yang tinggi membuat investor mau membayar beberapa kali lipat dari setiap earning perusahaan sehingga PER sahamnya tinggi pula. Tingkat earning growth yang terus menerus (sustainable rate of growth atau G ) menggambarkan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan jika ingin mempertahankan rasio keuangan yang ada dan tak ingin secara terpaksa menjual bagian ekuitas yang baru (Keown et.al 2001: 136).
Terdapat fenomena bahwa tidak selalu DPR dan Earning Growth mempunyai pengaruh yang positip terhadap PER. Rossje dan Christina (2003) menguji pengaruh faktor leverage, dividend payout, size, earning growth dan country risk terhadap price earning ratio (PER). Pengujian dalam penelitian berdasarkan sub kelompok manufaktur ini memperoleh kesimpulan bahwa faktor leverage mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri food and beverage ; dividend payout mempengaruhi PER secara signifikan positip pada industri metal dan cable ; faktor size mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri metal dan signifikan positip pada industri food and beverage dan paper ; faktor country risk mempengaruhi PER secara signifikan positip pada industri cable dan
(19)
pharmacy ; earning growth sama sekali tidak mempengaruhi PER di seluruh kelompok industri. Penelitian yang dilakukan oleh Delvi agustina (2008),dengan judul pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio) dan growth, terhadap PER (Price Earning Ratio ) memperoleh hasil bahwa variabel DPR (dividend payout ratio) tidak berpengaruh terhadap PER jika diuji secara parsial, tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER jika diuji secara simultan. Variabel Earning Growth (tingkat pertumbuhan laba perusahaan) berpengaruh terhadap PER.
Penelitian-penelitian diatas menunjukkan hasil yang belum konsisten, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kembali rasio PER kaitannya dengan model penilaian saham. Peneliti tertarik untuk kembali mencari tahu pengaruh DPR dan Earning Growth terhadap PER, dengan menambahkan variabel independennya dengan Return On Investment (ROI). ROI merupakan salah satu dari rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menjadi salah satu ukuran yang penting juga karena memberikan informasi kepada investor tentang pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusaaan dalam suatu periode tertentu.
Industri barang konsumsi merupakan kumpulan perusahaaan yang bergerak dalam bidang konsumsi, yang terbagi atas : Food And Beverages, Tobacco Manufactures, Appreal and Other Textile, Product and Cosumer. Peneliti lebih tertarik meneliti perusahaan barang konsumsi sebab perusahaan ini memiliki perubahan harga produk yang cukup cepat, persaingan yang ketat, keadaan yang labil terhadap krisis global yang memungkinkan harga saham yang berubah
(20)
signifikan, dan juga agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul : Pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) Terhadap PER (Price Earning Ratio) Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. apakah DPR ( Dividend Payout Ratio ) berpengaruh secara signifikan terhadap PER (Price Earning Ratio)?
2. apakah Earning Growth berpengaruh secara signifikan terhadap PER (Price Earning Ratio)?
3. apakah ROI (Return On Investment) berpengaruh secara signifikan terhadap PER (Price Earning Ratio)?
4. apakah DPR ( Dividend Payout Ratio , Earning Growth, ROI (Return On Investment) berpengaruh secara simultan terhadap PER (Price Earning Ratio)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. untuk mengetahui apakah DPR ( Dividend Payout Ratio ) berpengaruh secara signifikan terhadap PER (Price Earning Ratio).
(21)
2. untuk mengetahui apakah Earning Growth berpengaruh secara signifikan terhadap PER (Price Earning Ratio).
3. untuk mengetahui apakah ROI (Return On Investment) berpengaruh secara signifikan terhadap PER (Price Earning Ratio).
4. untuk mengetahui Apakah DPR ( Dividend Payout Ratio , Earning Growth, ROI (Return On Investment) berpengaruh secara simultan terhadap PER (Price Earning Ratio).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) terhadap PER (Price Earning Ratio), sehingga menjadi satu bahan referensi bagi peneliti jika suatu waktu peneliti akan melakukan analisis mengenai nilai saham.
2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan nilai perusahaan di bursa efek.
4. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Saham
a. Pengertian saham
Sekuritas yang umumnya lebih dikenal masyarakat dan cukup populer untuk diperjualbelikan di pasar modal adalah saham. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6), “saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor mempunyai hak kepemilikan atas kekayaan perusahaan tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar peyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Jadi, saham adalah tanda penyertaan modal atau tanda bukti pengambilan bagian dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
b. Manfaat Kepemilikan saham
Manfaat dari kepemilikan saham yaitu (Anoraga dan Pakarti 2001 : 59)
1. Dividen yaitu bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham. 2. Capital Gain adalah keuntungan yang diperolah dari selisih harga jual dengan
harga belinya.
3. Manfaat non – financial yaitu timbulnya kebanggan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
c.Analisis Saham
Investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya agar dapat diprediksi apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang
(23)
diharapkan. Menurut Fakhrudin dan Sopian (2001:55), “dalam melakukan analisis saham, ada dua analisis atau pendekatan yang sering digunakan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal”.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut (Darmadji dan Fakhrudin,2006:189) “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan cara menganalisis saham berdasarkan observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:202), “analisis teknikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi.”.
d.Penilaian Saham Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku,
(24)
definisi nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham yaitu sebagai berikut: ”Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emitten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang seharusnya terjadi”.
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dari ketiga nilai tersebut, investor dapat mengetahui apakah saham tersebut tergolong overvalued ataupun undervalued, sehingga hal ini menjadi pertimbangan bagi investor untuk membeli, menahan ataupun menjual saham.
Ada dua metode yang digunakan dalam menilai harga saham, yaitu : metode pendekatan dividen dan metode pendekatan pendapatan.
2. Pengertian Price earning ratio
PER (Price Earning Ratio) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Bagi investor, semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus karena saham tersebut termasuk dalam kategori murah (Darmadji dan Fakhrudin, 2006: 198).
Pendekatan PER ini disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan
(25)
antara harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan tersebut.
Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk meghitung PER adalah sebagai berikut:
Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa juga diturunkan dari rumus yang dipakai dalam model diskonto dividen, yaitu:
Jika kita membagi sisi kiri dan sisi kanan persamaan tersebut dengan earning yang diperoleh perusahaan (E1), maka kita akan memperoleh rumus
PER sebagai berikut:
Dengan demikian variable-variabel yang mempengaruhi PER atau disebut juga sebagai faktor-faktor multiplier earning adalah:
1) Rasio pembayaran dividen (Devidend Payout Ratio_DPR), yaitu D1/E1. 2) Tingkat return yang disyaratkan investor dari saham bersangkutan (k). 3) Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut (g).
(26)
Sesuai dengan persamaan tersebut, apabila faktor lain konstan, maka: 1) Semakin tinggi dividend payout ratio , semakin tinggi pula PER
2) Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan (k), maka akan semakin rendah pula PER.
3) Semakin tinggi pertumbuhan dividen (g), semakin tinggi pula PER.
PER merupakan variabel yang digunakan dalam estimasi nilai intrinsik saham yaitu dengan mengalikannya dengan EPS yang diharapkan. Dengan kata lain, nilai intrinsik suatu saham merupakan fungsi EPS yang diharapkan dan besarnya PER saham tersebut. Secara matematis, kita bisa mengestimasi nilai intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan rumus:
Po = Estimasi EPS x PER
= E1 x PER
Jika nilai intrinsik saham sudah berhasil diestimasi, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai intrinsik saham dengan pasarnya. Jika nilai intrinsik suatu saham lebih tinggi dibanding dengan harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang undervalued, dan sebaiknya dibeli. Sebaliknya, jika nilai intrinsik suatu saham lebih rendah dibanding harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang overvalued, dan sebaiknya tidak dibeli, atau sebaiknya dijual.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi PER
Didalam penelitian ini Price Earning Ratio merupakan variabel dependen, sedangkan faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap PER merupakan variabel independen, yaitu :
(27)
a. Dividend Payout Ratio (DPR)
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:179), “dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS”. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau dividen saham (stock dividend).
Dividen tunai (cash dividend) merupakan bagian dari laba bersih yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sedangkan dividen saham (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk lembar saham tambahan, bukan dalam bentuk tunai (Brigham & Houston, 2006: 101). Dividen dalam bentuk saham ini dimaksudkan untuk mempertahankan harga saham pada suatu tingkat yang optimal.
Rasio pembayaran dividen (DPR) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembagian deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.
Besarnya atau kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Kebijakan deviden ini melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu para pemegang saham dan pihak perusahaan itu sendiri.
(28)
b. Earning Growth
Menurut Keown et al. (2001:136), “rasio pertumbuhan (Growth ratio) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum”.
Pertumbuhan laba adalah peningkatan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Stice (2004:225-226) “Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba”. Pada umumnya kinerja manajer perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena itu, banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja mereka terlihat baik. Tindakan manajemen tersebut dapat merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian kepada pemegang saham.
c. Return On Investment (ROI)
ROI merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, sesuai dengan investasi mana yang digunakan atau rasio tingkat hasil yang diharapkan dari modal
(29)
yang ditanamkan. Dengan adanya pertumbuhan ROI, diharapkan terjadi kenaikan harga saham yang lebih besar daripada kenaikan Earning, karena adanya prospek perusahaan yang semakin baik, sehingga akan meningkatkan PER.
4. Pasar Modal
Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal secara umum diartikan sebagai pasar yang bersifat abstrak dalam hal transaksi jual beli produknya. Dalam bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa surat-surat berharga di bursa efek. Menurut Tandelilin (2001:25), “Bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya”. Sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal adalah saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif. Tandelilin (2001:18) mendefinisikan saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif adalah sebagai berikut:
a. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.
b.Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo.
(30)
c. Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
d.Instumen Derivatif (Opsi dan Futures) merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivative sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis instrumen derivative, di antaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan futures.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai nilai intrinsik saham khususnya dengan metode penilaian PER (Price Earning Ratio) telah banyak dilakukan bahkan sejak pertengahan tahun 1900-an. Adapun penelitian – penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Variabel Hasil
1. Rossje V. Suryapu tri dan Christin a Dwi Astuti (2003)
• Judul : Pengaruh Faktor Leverage, Devidend Payout, Size, Earning Growth dan Country Risk Terhadap Price Earning Ratio Price earning Ratio (PER), Leverage,D ividend Payout Ratio (DPR), Size, Growth, Country Risk
• faktor leverage mempengaruhi PER secara siginifikan negatip
• faktor dividend payout
mempengaruhi PER secara siginfikan positip
• faktor size mempengaruhi PER secara siginifikan negatip pada industri metal dan siginifikan positip • faktor country risk mempengaruhi
PER secara siginifikan positip
• earning growth sama sekali tidak mempengaruhi PER di seluruh kelompok industry.
2. Marthin ova Tahun : (2007) AnalisisFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Manufaktur Tbk Price earning Ratio (PER), Leverage,D ividen Payout
• leverage mempunyai pengaruh negatip terhadap PER
• DPR mempunyai pegaruh positip terhadap PER
• Size mempunyai pengaruh positip terhadap PER
(31)
Pada Bursa Efek Jakarta Ratio (DPR), Size, Growth, Country Risk, liquidity
positip terhadap PER
• Country Risk mempunyai
pengaruh positip terhadap PER • Liquidity mempunyai pengaruh
positip terhadap PER
3. Delvi Agustin a (2003) Pengaruh DPR (Divident Payout Ratio) Dan Growth Terhadap PER (Price Earning Ratio)
padaPerusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia PriceEearn ing Ratio (PER),Divi dent Payout Ratio (DPR), Growth
• DPR berpengaruh positip terhadap PER
• Growth berpengaruh negatip terhadap PER
• Risk berpengaruh negatip terhadap PER
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Rossje dan Christina (2003) menguji pengaruh faktor leverage, devidend payout, size, earning growth dan country risk terhadap price earning ratio (PER). Pengujian dalam penelitian berdasarkan sub kelompok manufaktur ini menggunakan uji ANOVA. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah faktor leverage mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri food and beverage ; dividend payout mempengaruhi PER secara signifikan positip pada industri metal dan cable ; faktor size mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri metal dan signifikan positip pada industri food and beverage
(32)
dan paper ; faktor country risk mempengaruhi PER secara signifikan positip pada industri cable dan pharmacy ; earning growth sama sekali tidak mempengaruhi PER di seluruh kelompok industri.
Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh Marthinova (2007), penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur tahun 2002-2005 di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya adalah DPR (Dividend Payout Ratio), size, country risk, growth, liquidity berpengaruh positip terhadap PER. Sedangkan faktor leverage mempunyai pengaruh yang negatip terhadap PER. Penelitian yang dilakukan oleh Delvi agustina (2008),dengan judul pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio) dan growth, terhadap PER (Price Earning Ratio ) memperoleh hasil bahwa variabel DPR (dividend payout ratio) tidak berpengaruh terhadap PER jika diuji secara parsial, tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER jika diuji secara simultan. Variabel Growth (tingkat pertumbuhan perusahaan) berpengaruh terhadap PER.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka peneliti membuat kerangka konseptual yang disusun dengan model sebagai berikut :
(33)
H4
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan sebagai masalah penting. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Growth, Return On Investment (ROI). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER).
Jika DPR tinggi maka PER akan tinggi. Jika Earning Growth tinggi maka PER juga akan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan secara logika, jika suatu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka perusahaan ini dianggap tidak mengalami kesulitan untuk membayar dividen kepada investor, sehingga DPR nya tinggi. Investor yang mengamati tingkat pertumbuhan dan DPR yang tinggi membuat investor mau membayar beberapa kali lipat dari setiap earning perusahaan sehingga PER sahamnya tinggi pula. Tingkat earning growth Price Earning
Ratio (Y) Dividend Payout Ratio
(χ1) Earning Growth
(χ2)
Return On Investment (χ3)
(34)
yang terus menerus (sustainable rate of growth atau G ) menggambarkan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan jika ingin mempertahankan rasio keuangan yang ada dan tak ingin secara terpaksa menjual bagian ekuitas yang baru (Keown et.al 2001: 136). ROI merupakan salah satu dari rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menjadi salah satu ukuran yang penting juga karena memberikan informasi kepada investor tentang pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusaaan dalam suatu periode tertentu. Jika tingkat pengembalian atas modal tinggi maka, harga sahamnya juga akan tinggi,dan berpengaruh juga pada meningkatnya rasio harga saham tersebut. Dengan demikian, secara simultan Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Investment berpengaruh terhadap Price Earning Ratio , dan secara parsial Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Investment berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER).
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H1: Terdapat pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio ) terhadap PER
(Price Earning Ratio).
H2: Terdapat pengaruh Earning Growth terhadap PER (Price Earning
Ratio).
H3: Terdapat pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap PER (Price
(35)
H4: Terdapat pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth,
Return On Investment (ROI ) secara simultan terhadap PER (Price Earning Ratio).
(36)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Husein (2006: 63) “desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003: 103). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan Barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai dengan 2008.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 perusahaan. Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003: 103). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004: 73). Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melaporkan laporan keuangan pada tahun 2005-2008.
(37)
2. Perusahaan tersebut menghasilkan laba (earning) dalam periode 2005-2008. 3. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen selama periode 2005-2008. Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini sejumlah 13 perusahaan, yang dapat dilihat dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Sampel
No. Emiten Kriteria Sampel
1 2 3
1 PT Ades Waters Indonesia Tbk √ √ x
2 PT Aqua Golden Missisipi Tbk √ √ √ 1
3 PT BAT Indonesia Tbk √ x x
4 PT Bentoel Internasional Investama Tbk √ √ √ 2 5 PT Britol-Myers Squibb Indonesia Tbk √ √ x
6 PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ x
7 PT Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ x
8 PT Davomas Abadi Tbk √ √ x
9 PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ 3
10 PT Gudang Garam Tbk √ √ √ 4
11 PT HM Sampoerna Tbk √ √ √ 5
12 PT Indofarma (Persero) Tbk √ √ x
13 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ 6
14 PT Kalbe Farma Tbk √ √ x
15 PT Kedaung Indah Can Tbk √ x x
16 PT Kedaung Setia Industrial Tbk √ √ x
17 PT Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ 7
18 PT Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ x
19 PT Mandom Indonesia Tbk √ √ √ 8
20 PT Mayora Indah Tbk √ √ √ 9
21 PT Mereck Tbk √ √ √ 10
22 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 11
23 PT Mustika Ratu Tbk √ √ x
24 PT Parisdha Aneka Niaga Tbk √ x x
25 PT Pyridam Farma Tbk √ √ x
26 PT Saralee Bodycare Indonesia Tbk √ √ x 27 PT Schering Plough Indonesia Tbk √ x x
28 PT Sekar Bumi Tbk √ √ x
(38)
Sumber: Data diolah penulis, 2010
C. Jenis Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel atau diagram-diagram (Umar, 2001:69).
Data dalam penelitian ini adalah data time series dan cross section. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar, 2003: 70).
D. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitain ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan dokumentasi penelitian terdahalu sebagai referensi ataupun buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang
30 PT Siantar Top Tbk √ √ x
31 PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ x
32 PT Tempo Scan Tbk √ √ √ 12
33 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ x 34 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
Tbk √ √
x
(39)
diperoleh dari media internet dengan mendownload melalui situs untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Menurut Kuncoro (2003:42), variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama sebuah pengamatan. Variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah PER (Price Earning Ratio). Menurut Tandelilin (2001: 191), PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. PER ini akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1,00 earning perusahaan.
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Menurut Kuncoro (2003:42), variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positip maupun negatip bagi variabel dependen lainnya. Variabel independent dalam penelitian ini adalah :
(40)
Dividend Payout Ratio menunjukkan persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai dihitung dengan membagi deviden kas per saham dengan laba per saham (Sundjaja, 2002: 342) jika pendapatan perusahaan turun pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah, bahkan tidak ada. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang sehingga mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham dan akhirnya nilai Price Earning Ratio akan turun.
b. Earning Growth (X2)
Earning growth adalah ekspektasi pertumbuhan laba yang diperoleh suatu perusahaan pada tahun tersebut (Penman,2003:383). Dalam operasionalnya earning growth dihitung dengan rumus
G = ROE x (1-DPR)
Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang terbatas atau pertumbuhan laba yang rendah akan menyebabkan PER yang rendah, sebaliknya perusahaan dengan pertumbuhan laba yang tinggi akan menghasilkan nilai PER yang tinggi.
(41)
ROI adalah rasio yang mengukur persentase tingkat pengembalian atas invesatasi aktual yang dilakukan oleh pemegang saham dan dihitumg dengan rumus :
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam pebelitian ini adalah metode analisis statistik, dengan menggunakan SPSS 16.0. Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti mengggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya
(42)
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi multikolienaritas pasa suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.
c.Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1) Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) da 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positip.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatip.
(43)
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heterokedasitas.
Selain dengan melihat grafik Scatterplot, terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari uji statistik. Penelitian ini menggunakan Uji Glejser untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas. Uji Glejser ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signfikan secara statistik terhadap variabel dependen (signifikansi < 0,05), maka ada indikasi terjadi
(44)
Heteroskedastisitas. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik terhadap variabel dependen (siginifikansi > 0,05) maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t dan uji-F. Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pngaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lainuntuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.
Hipotesis yang akan dijui adalah :
Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan :
Jika t-hitung< t-tabel,maka Ha diterima dan Ho ditolak; Jika t-hitung>t-tabel,maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Uji-F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel DPR (Divident Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) secara bersama – sama terhadap PER (Price Earning Ratio).
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda, yaitu :
(45)
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Ket : Y = PER X1 = DPR
X2 = Earning Growth
X3 = ROI α = konstanta
b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi
e = Error
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikasi hitung dengan F-tabel dengan ketentuan :
Jika F-hitung < F- tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak; Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
G. Jadwal Penelitian
(46)
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Feb 2010
Mar 2010
Apr 2010
Mei 2010
Jun 2010 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan
Proposal Skripsi Bimbingan Proposal skripsi Seminar Proposal skripsi
Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian
Laporan Penelitian Ujian Meja Hijau
(47)
AB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana jumlah seluruh perusahaan barang konsumsi tersebut adalah 35 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari penyeleksian tersebut diperoleh 13 perusahaan yang menjadi sampel atau 52 data observasi yang memenuhi kriteria. Berikut tabel data PER, DPR, Earning Growth, dan ROI untuk tahun 2005-2008.
Tabel 4.1
Data Variabel Dependen – Y (PER) Tahun 2005-2008
No
Emitten Tahun
2005 2006 2007 2008 1 PT Aqua Golden Missisipi Tbk 0.2 0.27 0.2 0.16 2 PT Bentoel Internasional Investama Tbk 2.92 2.12 1.28 1.41
3 PT Delta Djakarta Tbk 0.28 0.37 0.34 0.19
4 PT Gudang Garam Tbk 0.51 0.95 0.67 0.51
5 PT HM Sampoerna Tbk 0.18 0.12 0.12 0.11
6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 6.67 1.28 0.87 0.83 7 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 10.52 12.63 10.64 10.03
8 PT Mandom Indonesia Tbk 0.85 0.89 0.81 0.85
9 PT Mayora Indah Tbk 8.33 4.1 2.7 1.95
10 PT Mereck Tbk 0.39 0.26 0.25 0.23
11 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.24 0.29 0.25 0.09
12 PT Tempo Scan Tbk 7.58 0.82 0.81 0.7
13 PT Unilever Indonesia Tbk 0.05 0.04 0.04 0.03 Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Berdasarkan tabel data variabel dependen (PER) tersebut, pada tahun 2005 perusahaan Kimia Farma (Persero), Tbk, memiliki nilai PER tertinggi dengan nilai PER sebesar 10,52 sedangkan perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk
(48)
memiliki PER terendah dengan nilai PER 0,05. Nilai rata-rata PER perusahaan sampel untuk tahun 2006 adalah 2,978.
Pada tahun 2006 Kimia Farma (Persero), Tbk tetap memiliki nilai PER tertinggi dengan nilai PER 12,63 sedangkan PT Unilever Indonesia, Tbk masih memiliki nilai PER terendah dengan nilai PER 0,04. Nilai rata-rata PER perusahaan sampel untuk tahun 2006 adalah 1,857.
Pada tahun 2007 perusahaan Kimia Farma (Persero), Tbk kembali memiliki nilai PER tertinggi dengan nilai PER sebesar 10,64 sedangkan nilai PER terendah juga tetap dimiliki perusahaan Unilever Indonesia, Tbk dengan dengan nilai PER sebesar 0,04. Nilai rata-rata PER perusahaan sampel untuk tahun 2007 adalah 1,46.
Pada tahun 2008 juga kembali PT Kimia Farma (Persero),Tbk yang memiliki PER tertinngi dengan nilai 10,03. PER teredah juga masih dimiliki PT Unilever, Tbk dengan nilai 0,03. Nilai rata- rata PER unutk tahun 2008 adalah 1,32.
Tabel 4.2
Data Variabel Independen – X1 (DPR)
Tahun 2005 – 2008 No
Emitten Tahun
2005 2006 2007 2008 1 PT Aqua Golden Missisipi Tbk 0.24 0.22 0.13 0.16 2 PT Bentoel Internasional Investama Tbk 0.14 0.2 0.36 0.21
3 PT Delta Djakarta Tbk 0.1 0.26 0.44 0.27
4 PT Gudang Garam Tbk 0.51 0.95 0.33 0.26
5 PT HM Sampoerna Tbk 1.13 0.68 0.36 1.01
6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.05 0.06 0.04 0.25 7 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0.44 0.36 0.25 0.28
8 PT Mandom Indonesia Tbk 0.09 0.39 0.1 0.11
9 PT Mayora Indah Tbk 0.42 0.2 0.19 0.16
10 PT Mereck Tbk 0.54 0.36 0.5 0.52
11 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.25 1.4 1.01 0.34
(49)
13 PT Unilever Indonesia Tbk 1.06 0.88 0.84 0.08 Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Berdasarkan tabel data variabel independen – X1 (DPR) tersebut, pada tahun
2005 perusahaan PT Tempo Scan, Tbk , memiliki nilai DPR tertinggi yaitu sebesar 6,06 yang berarti bahwa perusahaan ini membayar deviden sebesar 6,06 % dari earning yang diperolehnya pada tahun tersebut. Perusahaan PT Mandom Indonesia, Tbk mempunyai rasio DPR terendah yaitu 0,09 %. Dividend Payout Ratio rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2005 adalah 1,002%.
Pada tahun 2006 perusahaan PT Multi Bintang Indonesia, Tbk memiliki nilai DPR tertinggi yaitu sebesar 1,4 %. Perusahaan PT. Indofood sukses makmur, Tbk mempunyai rasio DPR terendah yaitu 0,06 %. Dividend Payout Ratio rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2006 adalah 0,496 %.
Pada tahun 2007 perusahaan PT Multi Bintang Indonesia, Tbk mempunyai DPR tertinggi sebesar 1,01 % sedangkan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk masih tetap menjadi perusahan yang membayar deviden terendah yaitu sebesar 0,04 %. Dividend Payout Ratio rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2007 adalah 0,381 %.
Pada tahun 2008 perusahaan dengan PT. HM Sampoerna, Tbk, merupakan perusahan yang paling tinggi membayar deviden, perusahaan ini mempunyai DPR sebesar 1,01 % sedangkan perusahaan yang paling rendah DPR nya pada tahun ini adalah perusahaan PT Unilever Indonesia , Tbk dengan nilai DPR sebesar 0,08 %. Dividend Payout Ratio rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2008 adalah 0,297%.
(50)
Data Variabel Independen – X2 ( Earning Growth)
Tahun 2005-2008 No
Emitten Tahun
2005 2006 2007 2008 1 PT Aqua Golden Missisipi Tbk 12.05 8.48 11.36 11.9 2 PT Bentoel Internasional Investama Tbk 8.48 9.82 10.01 10.9
3 PT Delta Djakarta Tbk 12.51 7.42 5.78 11.8
4 PT Gudang Garam Tbk 7.07 0.35 6.81 9.02
5 PT HM Sampoerna Tbk -6.8 19.64 28.91 -0.6
6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk -27.47 12.37 13.1 9.12 7 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 3.51 3.23 4.3 4.19 8 PT Mandom Indonesia Tbk 18.49 10.03 14.83 12.57
9 PT Mayora Indah Tbk 2.98 7.67 10.61 13.3
10 PT Mereck Tbk 14.6 23.42 15.95 14.39
11 PT Multi Bintang Indonesia Tbk -9.48 -14.84 -0.37 42.55
12 PT Tempo Scan Tbk -83.75 7.13 7.9 11.33
13 PT Unilever Indonesia Tbk -3.86 8.03 11.91 71.21 Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Berdasarkan tabel data variabel independen – X2 ( Earning Growth) tersebut,
pada tahun 2005 perusahaan PT Mandom Indonesia, Tbk memiliki tingkat pertumbuhan laba tertinggi yaitu sebesar 18,49 %. Perusahaan PT Tempo Scan, Tbk mempunyai tingkat pertumbuhan laba terendah yaitu -83,75%. Tingkat pertumbuhan laba rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2005 adalah - 3,97 %.
Pada tahun 2006 perusahaan PT Merck, Tbk memiliki tingkat pertumbuhan laba tertinggi yaitu sebesar 23,42 %. Perusahaan PT Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai tingkat pertumbuhan laba terendah yaitu -14,84 %. Tingkat pertumbuhan laba rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2006 adalah 7,9 %.
Pada tahun 2007 perusahaan PT HM Sampoerna, Tbk mempunyai tingkat pertumbuhan laba tertinggi sebesar 28,91 % sedangkan perusahaan PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan perusahan yang mempunyai tingkat
(51)
pertumbuhan laba terendah yaitu sebesar -0,37 %. Tingkat pertumbuhan rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2007 adalah 10,85 %.
Pada tahun 2008 perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk mempunyai tingkat pertumbuhan laba tertinggi sebesar 71,21 %, sedangkan perusahaan PT HM Sampoerna, Tbk yang mempunyai tingkat pertumbuhan laba terendah yaitu sebesar
-0,6 %. Tingkat pertumbuhan laba rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2008 adalah 17,05 %.
Tabel 4.4
Data Variabel Independen – X3 ( ROI )
Tahun 2005-2008 No
Emitten Tahun
2005 2006 2007 2008 1 PT Aqua Golden Missisipi Tbk 8.79 6.14 7.39 8.21 2 PT Bentoel Internasional Investama Tbk 5.87 6.2 6.29 5.37
3 PT Delta Djakarta Tbk 10.49 7.58 7.99 11.99
4 PT Gudang Garam Tbk 8.54 4.64 6.07 7.81
5 PT HM Sampoerna Tbk 19.97 27.89 23.11 24.14
6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.84 4.06 3.3 2.61 7 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 4.49 3.49 3.76 3.83 8 PT Mandom Indonesia Tbk 17.02 14.89 15.34 12.61
9 PT Mayora Indah Tbk 3.13 6.02 7.48 6.71
10 PT Mereck Tbk 24.36 30.61 27.03 26.29
11 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 15.12 12.05 13.57 23.61
12 PT Tempo Scan Tbk 12.65 10.99 10.04 10.81
13 PT Unilever Indonesia Tbk 37.49 37.22 36.79 37.01 Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Berdasarkan tabel data variabel independen – X3 ( ROI ) tersebut, pada tahun
2005 perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk memiliki Return On Investment tertinggi yaitu sebesar 37,49. Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk mempunyai ROI terendah yaitu 0,84. ROI rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2005 adalah 12,98.
(52)
Pada tahun 2006 perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk memiliki ROI tertinggi yaitu sebesar 37,22. Perusahaan PT Kimia Farma, Tbk mempunyai ROI terendah yaitu 3,49. Return On Investment rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2006 adalah 13,21.
Pada tahun 2007 perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk mempunyai ROI tertinggi sebesar 36,79 sedangkan perusahaan merupakan perusahan yang mempunyai ROI terendah PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 3,3. Return On Investment rata – rata perusahaan sampel untuk tahun 2007 adalah 12,94.
Pada tahun 2008 perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk kembali yang mempunyai ROI tertingi sebesar 37,01 sedangkan perusahaan PT Indofood Sukses makmur, Tbk yang mempunyai ROI terendah yaitu sebesar 2,61. Return On Investment rata-rata perusahaan sampel untuk tahun 2008 adalah 13,92.
B. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2004:142), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan data sampel, dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel di ambil.
Menurut Ghozali (2005: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
(53)
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Gambaran statistik seluruh sampel dapat dilihat dari tabel 4.4.
Tabel 4.5 Descriptive Statistics
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010
Dari tabel 4.5. tersebut, dapat dideskripsikan mengenai data-data dalam penelitian ini, yaitu :
Variabel PER mempunyai nilai minimum 0,03 ; nilai maksimum 12,63 ; nilai rata-ratanya adalah 1,9025 dengan deviasi standar sebesar 3,20082 dan jumlah observasi sebanyak 52.
Variabel DPR mempunyai nilai minimum 0.04 ; nilai maksimum 6,06 ; nilai rata-ratanya adalah 0,5440 dengan deviasi standar sebesar 0,85217 dan jumlah observasi sebanyak 52.
Variabel Earning Growth mempunyai nilai minimum -83,75 ; nilai maksimum 71,21 ; nilai rata-ratanya adalah 7,9588 dengan deviasi standar sebesar 18,63050 dan jumlah observasi sebanyak 52.
Variabel Return On Investment mempunyai nilai minimum 0,84 ; nilai maksimum 37,49 ; nilai rata-ratanya adalah 13,2635 dengan deviasi standar sebesar 10,21360 dan jumlah observasi sebanyak 52.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Divident Payout Ratio 52 .04 6.06 .5440 .85217
Earning Growth 52 -83.75 71.21 7.9588 18.63050 Return On Investment 52 .84 37.49 13.2635 10.21360 Price Earning Ratio 52 .03 12.63 1.9025 3.20082 Valid N (listwise) 52
(54)
C. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan syarat yang harus dipenuhi model regresi dengan metode Ordinary Least Squares (OLS) agar memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Adapun pengujian asumsi klasik tersebut meliputi :
1. Uji Normalitas
Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk
mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2005:115), memberikan pedoman pengambilan keputusan tentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari :
Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 2.76139347 Most Extreme
Differences
Absolute .196
(55)
Negative -.165
Kolmogorov-Smirnov Z 1.415
Asymp. Sig. (2-tailed) .036
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed) Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,036 yang lebih kecil dari 0,05. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Menurut Erlina (2007:106) ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu :
a. Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan tindakan perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln), kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.
Hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov yang baru setelah dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.
(56)
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi LogaritmaNatural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 44
Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .95147307 Most Extreme
Differences
Absolute .124 Positive .088 Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z .819
Asymp. Sig. (2-tailed) .513 a. Test distribution is Normal.
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.7 diperoleh hasil pengujian statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov 0,513 lebih besar dari 0,05. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini
(57)
dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar 4.2.
(58)
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Menurut Ghozali (2005:112), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.
(59)
Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari :
a. nilai tolerance dan lawannya, b. Variance Inflatin Factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005 : 91). Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
B Tolerance VIF
1 (Constant) 3.250
Ln_Divident Payout Ratio .000 .445 2.249 Ln_Earning Growth -.283 .300 3.333 Ln_Return On Investment -1.352 .321 3.113 a. Dependent Variable: Ln_Price Earning Ratio
(60)
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinieritas. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai Tolerence atau VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Tolerence yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam variabel bebasnya.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari:
a. Angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
(61)
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .774a .599 .569 .98651 1.505
a. Predictors: (Constant), Ln_Return On Investment, Ln_Divident Payout Ratio, Ln_Earning Growth
b. Dependent Variable: Ln_Price Earning Ratio Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1.505. Angka D-W berada diantara -2 dan 2, yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas. Pengujian dilakukaan dengan Scatter-Plot dengan menggunakan SRESID dan ZPRED pada software SPSS.
(62)
Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi
(63)
heterokedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi Price Earning Ratio pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Investment.
D. Analisis Regresi
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis.
1. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan dengan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi
(64)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.250 .661 4.919 .000
Ln_Divident Payout Ratio .001 .316 .000 .001 .999
Ln_Earning Growth -.283 .345 -.150 -.820 .417
Ln_Return On Investment -1.352 .355 -.673 -3.812 .000
a. Dependent Variable: Ln_Price Earning Ratio
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Berdasarkan tabel 4.10 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu:
Y = 3.250 + 0.001X1- 0.283 X2 – 1.352X3
Model regresi tersebut akan diinterpretasikan sebagai berikut: a) Nilai β0 = 3.250
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu Divident Payout Ratio, Earning Growth,Return On Investment maka perubahan nilai Price Earning Ratio yang dilihat dari nilai Y adalah sebesar 3.250.
b) Nilai β1 = 0.001
Koefisisen regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Divident payout
ratio meningkat sebesar satu satuan, maka Price Earning Ratio akan meningkat sebesar 0,001 atau 1% dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.
(65)
Koefisisen regresi β2 ini menunjukkan bahwa setiap variabel earning
growth meningkat sebesar satu satuan, maka Price Earning Ratio akan menurun sebesar 0.283 atau 28.3 % dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.
d) Nilai β3 = -1.352
Koefisisen regresi β3 ini menunjukkan bahwa setiap variabel return on
investment meningkat sebesar satu satuan, maka Price Earning Ratio akan menurun sebesar 1.352 atau 135.2% dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.
2. Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati1.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh
(66)
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Tabel 4.11
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Dari hasil uji dapat dilihat nilai R sebesar 0.506, hal ini berarti hubungan antara price earning ratio dengan variabel-variabel independennya adalah kuat karena berada diatas 0.5. Nilai R Square didapat 0.256, namun untuk mengevaluasi model regresi sebaiknya digunakan nilai Adjusted R Square yaitu 0.209. Hasil ini menjelaskan bahwa 0.209 (20,9%) dari variasi price earning ratio dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang ada.. Sedangkan sisanya 79,1% (100%-20,9%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of the Estimate (SEE) model tersebut adalah 2.84638. SEE yang semakin kecil akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
3. Pengujian Hipotesis a. Uji t (t-test)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .506a .256 .209 2.84638
a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Divident Payout Ratio, Earning Growth b. Dependent Variable: Price Earning Ratio
(67)
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji t digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini.
H1: Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio
H2: Earning Growth berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio
H3: Return On Investment berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan
ketentuan:
H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabeluntuk α = 5%
Ha diterima dan H0 ditolak jika t hitung > t tabel untuk α = 5%
Tabel 4.12 Hasil Uji t coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 4.919 .000
Ln_Divident Payout Ratio .001 .999
Ln_Earning Growth -.820 .417
Ln_Return On Investment -3.812 .001
a. Dependent Variable: Ln_Price Earning Ratio
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.
(68)
1) Pengaruh dividend payout ratio terhadap Price Earning Ratio
a. Nilai signifikansi = 0,999 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari (>) 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu dividend payout ratio secara parsial tidak signifikan terhadap tingkat pertumbuuhan laba pada tingkat kepercayaan 95%.
b. Variabel pengaruh dividend payout ratio memiliki t hitung 0,001 dengan nilai signifikansi 0,999 ( > 0,05). Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar 2,007. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (0,001 < 2,007) yang berarti bahwa H0
diterima, H1 ditolak artinya dividend payout ratio secara parsial
tidak mempunyai pengaruh terhadap price earning ratio pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2) Pengaruh earning growth terhadap price earning ratio
a. Nilai signifikansi = 0,417 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari (>) 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu earning growth secara parsial tidak signifikan terhadap tingkat price earning ratio pada tingkat kepercayaan 95%.
(69)
b. Variabel earning growth memiliki t hitung -0,82 dengan nilai signifikansi 0,417 ( > 0,05). Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar 2,007. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (0,82 < 2,007) yang berarti bahwa H0 diterima, H2
ditolak artinya earning growth secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap price earning ratio pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
3) Pengaruh return on investment terhadap price earning ratio
a. Nilai signifikansi = 0,001 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari (<) 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu return on investment secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat price earning ratio pada tingkat kepercayaan 95%.
b. Variabel return on investment memiliki t hitung -3,812 dengan nilai signifikansi 0,001 (< 0,05). Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t tabel sebesar 2,007. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (3,812 > 2.011) yang berarti bahwa H3 diterima ,
H0 ditolak artinya return on investment secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan yang negatip terhadap price earning ratio pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
(1)
(2)
(3)
Grafik Scatterplot Sesudah Transformasi
Lampiran vi
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .774a .599 .569 .98651 1.505
a. Predictors: (Constant), Ln_Return On Investment, Ln_Divident Payout Ratio, Ln_Earning Growth
(4)
Lampiran vii
Regression (Sebelum Transformasi)
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Return On
Investment, Divident Payout Ratio, Earning Growtha
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Price Earning Ratio
Regression (Sesudah Transformasi)
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Ln_Return On
Investment, Ln_Divident Payout Ratio, Ln_Earning Growtha . Enter
a. All requested variables entered.
(5)
Lampiran viii
Hasil Regresi (Sebelum Transformasi)
Uji t (t test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1(Constant) 3.469 .783 4.429 .000
Divident Payout Ratio
.664 1.024 .177 .649 .520 .209 4.79
4 Earning Growth
-.015 .049 -.088 -.311 .757 .193 5.18
3 Return On Investment
-.136 .054 -.435 -2.525 .015 .523 1.91
1 a. Dependent Variable: Price Earning Ratio
Hasil Regresi (Sesudah Transformasi)
Uji t (t test)
Uji t (t test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.250 .661 4.919 .000
Ln_Divident Payout Ratio .000 .316 .000 .001 .999 .445 2.249
Ln_Earning Growth -.283 .345 -.150 -.820 .417 .300 3.333
Ln_Return On Investment -1.352 .355 -.673 -3.812 .000 .321 3.113
(6)
Lampiran ix
Hasil Regresi (Sebelum Transformasi)
Uji f (f test)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 133.618 3 44.539 5.497 .003a
Residual 388.890 48 8.102
Total 522.508 51
a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Divident Payout Ratio, Earning Growth b. Dependent Variable: Price Earning Ratio
Hasil Regresi (Sesudah Transformasi)
Uji f (f test)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 58.230 3 19.410 19.945 .000a
Residual 38.928 40 .973
Total 97.158 43
a. Predictors: (Constant), Ln_Return On Investment, Ln_Divident Payout Ratio, Ln_Earning Growth