Perlindungan Konsumen Kesehatan1
Pe rlin du n ga n Kon su m e n Ke se h a t a n Be r k a it a n de n ga n M a lpr a k t ik
M e dik
Sehat m erupakan suat u keadaan yang didam bakan oleh set iap or ang. Hingga
bat as- bat as t ert entu, t iap orang kecuali anak- anak, m am pu m enj aga
kesehat annya sendiri. Mereka akan hidup dengan t erat ur, m engkonsum si
m akanan
bergizi,
berolah
raga
secukupnya,
dan
sebagainya.
Persoalan akan m enj adi lain ket ika or ang j at uh sakit yang m em erlukan
pert olongan pihak lain. Bagaim anapun, kesehat an m erupakan kebut uhan
pokok dalam kehidupan, sedangkan pengetahuan dan ket ram pilan pasien
t erbat as. Dengan dem ikian, pasien m aupun keluarganya akan m encari
pert olongan kepada pet ugas kesehat an.
Berdasarkan gam baran di atas, dapat dikat akan bahwa pelayanan kesehat an
m em punyai ciri khas yang berbeda dengan pelayanan j asa / produk lainnya,
yait u consum er ignorance / ket idakt ahuan konsum en, supply induced
dem and / pengaruh penyedia j asa kesehat an t erhadap konsum en ( konsum en
t idak m em iliki daya t awar dan daya pilih) , pr oduk pelayanan kesehat an
bukan konsep hom ogen, pem bat asan t erhadap kom pet isi, ket idakpast ian
t ent ang sakit , sert a sehat sebagai hak asasi
Dalam hal ini, pasien sebenarnya m erupkan fakt or livewar e. Pasien harus
dipandang sebagai subyek yang m em iliki pengaruh besar atas hasil akhir
layanan bukan sekedar obyek. Hak- hak pasien har us dipenuhi m engingat
kepuasan pasien m enj adi salah sat u barom et er m ut u layanan sedangkan
ket idakpuasan pasien dapat m enjadi pangkal t unt ut an hukum .
Apa saj a harapan konsum en t erhadap pem beri pelayanan kesehatan Dan
kewaj iban pihak sarana pelayanan kesehat an dalam m em enuhi harapan
t ersebut ? Harapan pasien sebagai konsum en yait u:
•
•
•
•
Reliabilit y ( kehandalan) : pem berian pelayanan yang dij anj ikan
dengan segera dan m em uaskan
Responsiveness ( daya t anggap) : m em bant u dan m em berikan
pelayanan dengan t anggap tanpa m em bedakan unsur SARA ( Suku,
Agam a, Ras, Golongan) pasien
Assurance ( j am inan) : j am inan keam anan, keselam at an, kenyam anan
Em phat y ( em pat i) : kom unikasi yang baik dan m em aham i kebut uhan
konsum en / pasien
Sedangkan kewaj iban pihak sarana kesehatan yait u ant ara lain :
•
•
•
Mem berikan pelayanan kepada pasien t anpa m em bedakan suku, ras,
agam a, seks, dan st at us sosial pasien
Merawat pasien sebaik- baiknya, m enj aga m ut u perawatan dengan
t idak m em bedakan kelas perawat an
Mem berikan pert olongan pengobat an di UGD t anpa m em int a j am inan
m at eri t erlebih dahulu
•
•
Meruj uk pasien kepada r um ah sakit lain apabila t idak m em iliki sarana,
pr asarana, peralat an, dan t enaga yang diperlukan
Mem buat rekam m edis pasien rawat jalan dan inap
Saat ini, m asyarakat sem akin m enyadari hak- haknya sebagai konsum en
kesehat an. Sehingga seringkali m ereka secar a krit is m em pert anyakan
t ent ang penyakit, pem eriksaan, pengobat an, sert a t indakan yang akan
diam bil berkenaan dengan penyakit nya., bahkan t idak j arang m ereka
m encar i pendapat kedua ( second opinion) , Hal t ersebut m erupakan hak yang
selayaknya dihorm at i oleh pem beri pelayanan kesehat an.
Mem ang harus diakui bahwa hak- hak konsum en kesehat an m asih cenderung
sering dikalahkan oleh kekuasaan pem beri pelayanan kesehat an. Dalam hal
ini, yang m em prihat inkan, kekalahan t ersebut bisa berupa kerugian m oral
dan m at erial yang cukup besar.
Jenis- j enis m asalah perlindungan konsum en sej ak berlakunya UU No. 8 /
1999 t entang Perlindungan Konsum en sangat beragam , nam un gugat an
konsum en t erhadap pelayanan j asa kesehat an dan yang berhubungan
dengan m asalah kesehat an m asih t ergolong langka. Hal ini ant ara lain
disebabkan selam a ini hubungan ant ara si penderit a dengan si pengobat ,
yang dalam t erm inology dunia kedokt eran dikenal dengan ist ilah t ransaksi
t erapeut ik,
lebih
banyak
bersifat
pat ernalist ic.
Seiring dengan perubahan m asyarakat , hubungan dokt er - pasien j uga
sem akin kom pleks, yang dit andai dengan pergeseran pola dari pat ernalist ic
m enuj u part nership, yait u kedudukan dokt er sej aj ar dengan pasien ( dokt er
m erupakan par t ner dan m it ra bagi pasien) .
UU No. 8 / 1999 t ent ang Perlindungan Konsum en ( UUPK) m em punyai 2
sasaran pokok, yait u :
1. Mem berdayakan konsum en dalam hubungannya dengan pelaku usaha
( publik at au pr ivat ) barang dan at au j asa;
2. Mengem bangkan sikap pelaku usaha yang j uj ur dan bertanggung
j awab
Lalu pert anyaannya, apakah pasien dapat disebut sebagai konsum en, dan
pem beri pelayanan kesehatan ( dokt er) sebagai pelaku usaha ?
Unt uk m enj awabnya, kit a harus m enget ahui pengert ian konsum en dan
pelaku usaha berdasar kan UUPK. Konsum en adalah set iap orang pem akai
barang dan at au j asa yang t ersedia dalam m asyarakat , baik bagi
kepent ingan diri sendiri, keluarga, orang lain, m aupun m akhluk hidup lain
dan t idak unt uk diperdagangkan. Adapun pengert ian konsum en di sini yait u
konsum en akhir, sedangkan pr oduk berupa barang, m is : obat - obat an,
suplem en m akanan, alat kesehatan, dan pr oduk berupa jasa, m is.: j asa
pelayanan kesehat an yang diberikan oleh dokt er, dokt er gigi, jasa asuransi
kesehat an
Unt uk m engetahui, apakah pr ofesi pem beri pelayanan kesehat an ( dokt er)
m erupakan pelaku usaha at au bukan m aka kit a harus m elihat UU No. 2 /
1992 t ent ang Kesehat an, Black Law Dict ionar y, dan WTO / GATS bidang
kesehat an.
Tenaga kesehat an adalah set iap orang yang m engabdikan diri dalam bidang
kesehat an sert a m em ilik i penget ahuan dan at au ket ram pilan m elalui
pendidikan di bidang kesehat an yang unt uk j enis t ert ent u m em erlukan
kewenangan unt uk m elakukan upaya Kesehat an. ( UU No.23/ 1992 t ent ang
Kesehat an) . Sedangkan dalam Black Law Dict ionar y dinyat akan : Business
( kegiat an usaha dalam berbagai bidang ekonom i) m eliput i: em ploym ent ,
occupat ion, PROFESSI ON, or com m ercial act ivit y engaged in / or gain or
liv elihood ( segala kegiat an unt uk m endapat kan keunt ungan / m at a
pencaharian) .
Selain it u, posisi bidang kesehat an m enurut WTO / GATS m enyat akan ant ara
lain bahwa profesi dokt er dan dokt er gigi saat ini t erm asuk dalam sect or j asa
bisnis, sepert i t am pak berikut :
SEKTOR KESEHATAN :
· HOSPI TAL SERVI CES
· OTHER HUMAN HEALTH SERVI CES
· SOCI AL SERVI CES
· OTHER
SEKTOR JASA BI SNI S :
A. PROFESI ONAL SERVI CES:
B. MEDI CAL AND DENTAL SERVI CES
C. PHYSI OTHERAPI ST
D.NURSE AND MI DWI FE
Selain it u, dengan adanya Keput usan Ment eri Kesehat an RI No.
756/ MENKES/ SK/ VI / 2 004 t ent ang Persiapan Liberalisasi Perdagangan dan
Jasa di Bidang Kesehat an, berart i UU No. 8 / 1999 t ent ang Perlindungan
Konsum en j uga dapat diberlakukan pada bidang kesehat an
Dengan berlakunya UUPK diharapkan posisi konsum en sej aj ar dengan pelaku
usaha, dengan dem ikian anggapan bahwa konsum en m erupakan raj a t idak
berlaku lagi m engingat ant ara konsum en dan pelaku usaha t idak hanya
m em punyai hak nam un j uga kewaj iban, sebagai berikut :
HAK KONSUMEN KESEHATAN
BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG PERLI NDUNGAN KONSUMEN
· Kenyam anan, keam anan, dan keselam at an
· Mem ilih
· nform asi yang benar, j elas, dan j uj ur
· Didengar pendapat dan keluhannya
· Mendapat kan advokasi, pendidikan & perlindungan konsum en
· Dilayani secar a benar, j uj ur, t idak diskrim inat if
· Mem peroleh kom pensasi, gant i rugi dan atau penggant ian
BERDASARKAN UU NO.23/ 1992 TENTANG KESEHATAN
· I nform asi
· Mem berikan perset uj uan
· Rahasia kedokt eran
· Pendapat kedua ( second opinion)
KEWAJI BAN KONSUMEN
· Mem baca at au m engikut i pet unj uk inform asi dan prosedur
· Berit ikad baik
· Mem bayar sesuai dengan nilai t ukar yang disepakat i
· Mengikut i upaya penyelesaian hukun sengket a perlindungan konsum en
secara pat ut .
HAK DAN KEWAJI BAN TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN UU NO. 23 /
1992 TENTANG KESEHATAN
KEWAJI BAN
Mem at uhi st andar profesi dan m enghorm at i hak pasien
HAK
Mem per oleh perlindungan hukum dalam m elaksanakan t ugas sesuai dengan
pr ofesinya
Set elah kit a m enget ahui pengert ian pasien sebagai konsum en dan dokt er
sebagai pelaku usaha, kini kit a m enuj u pada pert anyaan selanj ut nya,
bagaim ana hubungan hukum antara pasien dan RS, t enaga kesehat an,
sesam a t enaga kesehat an besert a sengket a diant ara para pihak t ersebut
yang dikenal dengan m alprakt ek ?
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASI EN DAN RUMAH SAKI T
1. Perj anj ian perawat an, yait u kesepakat an ant ara RS dan pasien bahwa
pihak RS m enyediakan kam ar perawat an dan adanya t enaga perawat
yang akan m elakukan t indakan perawatan
2. Perj anj ian pelayanan m edis, yait u kesepakat an antara RS dan pasien
bahwa t enaga m edis pada RS akan berupaya secara m aksim al unt uk
m enyem buhkan
pasien
m elalui
t indakan
m edis
( inspanningsverbint enis) .
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASI EN DAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH
SAKI T
HUBUNGAN HUKUM PASI EN - DOKTER
Merupakan perikat an / kont rak t erapeut ik, yait u pihak dokt er berupaya
secar a m aksim al m enyem buhkan pasien ( inspanningsverbint enis) , j ar ang
m erupakan result aat sverbint enis.
HUBUNGAN HUKUM PASI EN - TENAGA KESEHATAN LAI N ( ANTARA LAI N
PERAWAT)
Merupakan perikat an / kont rak, yait u t enaga kesehat an lain it u harus
berupaya m em berikan pelayanan sesuai dengan kem am puan dan perangkat
ilm u yang dim iliki. Kont rak ini dapat berupa inspanningsverbint enis m aupun
result aat sverbint enis.
HUBUNGAN HUKUM DOKTER - PERAWAT
Merupakan hubungan ruj ukan atau delegasi
PEN GERTI AN M ALAPRAKTI K M ED I K
Saat ini di I ndonesia banyak t erdapat pengert ian m alaprakt ik m edik sebagai
akibat belum adanya Perat uran Pem erint ah t ent ang St andar Profesi. Nam un
dem ikian, unt uk m enget ahui seorang dokt er m elakukan m alaprakt ik / t idak
m aka kit a dapat m elihat unsur st andar profesi kedokt eran sebagaim ana
dirum uskan oleh Leenen, yait u : berbuat secara t elit i / seksam a dikait kan
dengan culpa / kelalaian, sesuai ukuran ilm u m edik, kem am puan rat a- rat a
dibanding kat egori keahlian m edik yang sam a, sit uasi Dan kondisi yang
sam a, sarana upaya yang sebanding / proporsional ( asas proporsionalit as)
dengan t uj uan kongkret t indakan / perbuatan m edik t ersebut . Menurut
Leenen, Dokt er yang t idak m em enuhi unsur st andar profesi kedokt eran
berart i m elakukan suat u kesalahan profesi ( m alaprakt ik) .
Selain it u, untuk m enget ahui adanya unsur perbuat an m alaprakt ik j uga
dapat dilihat pada 4 - D of Negligence, yait u : Dut y, Derelict ion of t hat dut y,
Direct caut ion, Dan Dam age
Lalu bagaim ana t anggung j awab hukum pem beri pelayanan kesehat an dalam
hal ada dugaan kasus m alapr akt ik ?
TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKI T
TANGGUNG JAWAB RS PEMERI NTAH
Manaj em en RS Pem erint ah cq Kanw ilkes / Depkes dapat dit unt ut . Menurut
pasal 1365 KUHPerdat a kar ena pegawai yang bekerj a pada RS Pem erint ah
m enj adi pegawai negeri dan negara sebagai suat u badan hukum dapat
dit unt ut unt uk m em bayar gant i rugi at as t indakan pegawai negeri yang
dalam m enj alankan t ugasnya m erugikan pihak lain.
TANGGUNG JAWAB RS SWASTA
Unt uk m anaj em en RS dapat dit erapkan pasal 1365 dan 1367 KUHPerdat a
kar ena RS swast a sebagai badan hukum m em iliki kekayaan sendiri dan dapat
bert indak dalam hukum dan dapat dit unt ut sepert i halnya m anusia.
TANGGUNG JAWAB MALAPRAKTIK DOKTER SECARA PI DANA
Bila t erbukt i m alaprakt ik, seorang dokt er ant ara lain dapat dikenakan pasal
359, 360, dan 361 KUHP bila m alprakt ik it u dilakukan dengan sangat t idak
berhat i- hat i ( culpa lat a) , kesalahan serius, sem br ono ( HR.3 Febr. 1913)
TI GA TI NGKATAN CULPA
1. Culpa lat a : sangat t idak berhat i- hat i ( culpa lat a) , kesalahan serius,
sem br ono ( gross fault or neglect )
2. Culpa levis : kesalahan biasa ( ordinary fault or neglect )
3. Culpa levissim a : kesalahan ringan ( slight fault or neglect ) (Black 1979
hal. 241)
Culpa lat a t idak berlaku dalam hukum perdat a. Culpa levis dan Culpa
lev issim a yang t idak dapat dikenakan hukum pidana dapat dit am pung dalam
hukum Perdat a dan hk. Disiplin t enaga Kesehat an ( di I ndonesia blm ada)
APAKAH KASUS ACCI DENT / RI SK I N TREATMENT / ERROR I N JUDGEMENT
MERUPAKAN
MALAPRAKTI K
???
Secar a yuridis sem ua kasus
m aupun perdat a sebagai
berdasarkan standar profesi
t erbukt i t idak m enyim pang
m em enuhi inform ed consent
m em bayar
t ersebut dapat diaj ukan ke pengadilan pidana
m alprakt ik
unt uk dilakukan
pem bukt ian
kedokt eran dan inform ed consent . Bila dokt er
dari st andar pr ofesi kedokt eran dan sudah
m aka ia t idak dipidana at au diput uskan bebas
kerugian.
SARAN BAGI PENANGGULANGAN MALAPRAKTI K MEDI K
•
Adanya Kom it e Medik / Malpract ice Review Com m it t ee yang
independen ( t idak dibawah Direkt ur) pada set iap RS yang bert ugas
m em bahas keadaan RS secara periodik t ent ang kesalahan t enaga
kesehat an personil RS t ersebut . Di m asa m endat ang, audit m edik
hendaknya diat ur dengan perat uran perundang- undangan dan dapat
dilakukan pula t erhadap prakt ik dokt er pribadi.
•
Pert anggungj awaban t erpusat pada RS baik pem erint ah m aupun
swasta ( cent ral responsibilit y) . Dengan dem ikian, bila pasien t idak
puas atas sikap RS m aka dapat m enunt ut dan m enggugat RS.
Pim pinan RS yang akan m enet apkan siapa yang bersalah dan
m elakukan “ hak Regr es” ( hak m enunt ut orang yang bersalah dalam
kenyat aan) . Unt uk it u RS dapat m engasuransikan diri dengan bat as
kerugian sebagai akibat gugat an pasien.
•
Terpenuhinya j am inan keam anan, keselam at an, dan kenyam anan,
t erut am a bagi pasien
•
inform asi yang benar, j elas, dan j uj ur agar t idak t erj adi m is
int erpret asi ant ara t enaga kesehat an dengan pasien / keluarganya.
Nam un dem ikian, unt uk m elaksanakan hal- hal sebagaim ana t ercant um
dalam saran t ersebut m asih ada kendala, t erut am a dalam hal pem bukt ian
ada / t idaknya perbuat an m alaprakt ik. selam a ini pem bukt ian benar /
salahnya suat u kasus dugaan m alprakt ik secara hukum sulit karena belum
ada Perat uran Pem erint ah ( PP) t ent ang St andar Profesi, sehingga hakim
cenderung berpat okan pada hukum acara konvensional, sedangkan dokt er
m erasa sebagai seorang profesional yang t idak m au disam akan dengan
hukum an bagi pelaku krim inal biasa, m isalnya : pencurian.
Dalam hal ini, diperlukan keseriusan pihak pem erint ah, khususnya
Depar t em en Kesehat an unt uk segera m em buat Perat uran Pem erint ah ( PP)
dar i UU No. 23 / 1992 t ent ang Kesehat an, t erut am a PP t ent ang St andar
Profesi. Hal ini m engingat hingga saat ini, dari 29 PP UU No. 23/ 1992 yang
seharusnya ada, baru 6 ( enam ) PP yang t elah dibuat . Sedangkan UU Prakt ik
Kedokt eran yang belum lam a ini disahkan cenderung hanya m engakom odir
kepent ingan dokt er, sehingga perlu diadakan j udicial review .
M e dik
Sehat m erupakan suat u keadaan yang didam bakan oleh set iap or ang. Hingga
bat as- bat as t ert entu, t iap orang kecuali anak- anak, m am pu m enj aga
kesehat annya sendiri. Mereka akan hidup dengan t erat ur, m engkonsum si
m akanan
bergizi,
berolah
raga
secukupnya,
dan
sebagainya.
Persoalan akan m enj adi lain ket ika or ang j at uh sakit yang m em erlukan
pert olongan pihak lain. Bagaim anapun, kesehat an m erupakan kebut uhan
pokok dalam kehidupan, sedangkan pengetahuan dan ket ram pilan pasien
t erbat as. Dengan dem ikian, pasien m aupun keluarganya akan m encari
pert olongan kepada pet ugas kesehat an.
Berdasarkan gam baran di atas, dapat dikat akan bahwa pelayanan kesehat an
m em punyai ciri khas yang berbeda dengan pelayanan j asa / produk lainnya,
yait u consum er ignorance / ket idakt ahuan konsum en, supply induced
dem and / pengaruh penyedia j asa kesehat an t erhadap konsum en ( konsum en
t idak m em iliki daya t awar dan daya pilih) , pr oduk pelayanan kesehat an
bukan konsep hom ogen, pem bat asan t erhadap kom pet isi, ket idakpast ian
t ent ang sakit , sert a sehat sebagai hak asasi
Dalam hal ini, pasien sebenarnya m erupkan fakt or livewar e. Pasien harus
dipandang sebagai subyek yang m em iliki pengaruh besar atas hasil akhir
layanan bukan sekedar obyek. Hak- hak pasien har us dipenuhi m engingat
kepuasan pasien m enj adi salah sat u barom et er m ut u layanan sedangkan
ket idakpuasan pasien dapat m enjadi pangkal t unt ut an hukum .
Apa saj a harapan konsum en t erhadap pem beri pelayanan kesehatan Dan
kewaj iban pihak sarana pelayanan kesehat an dalam m em enuhi harapan
t ersebut ? Harapan pasien sebagai konsum en yait u:
•
•
•
•
Reliabilit y ( kehandalan) : pem berian pelayanan yang dij anj ikan
dengan segera dan m em uaskan
Responsiveness ( daya t anggap) : m em bant u dan m em berikan
pelayanan dengan t anggap tanpa m em bedakan unsur SARA ( Suku,
Agam a, Ras, Golongan) pasien
Assurance ( j am inan) : j am inan keam anan, keselam at an, kenyam anan
Em phat y ( em pat i) : kom unikasi yang baik dan m em aham i kebut uhan
konsum en / pasien
Sedangkan kewaj iban pihak sarana kesehatan yait u ant ara lain :
•
•
•
Mem berikan pelayanan kepada pasien t anpa m em bedakan suku, ras,
agam a, seks, dan st at us sosial pasien
Merawat pasien sebaik- baiknya, m enj aga m ut u perawatan dengan
t idak m em bedakan kelas perawat an
Mem berikan pert olongan pengobat an di UGD t anpa m em int a j am inan
m at eri t erlebih dahulu
•
•
Meruj uk pasien kepada r um ah sakit lain apabila t idak m em iliki sarana,
pr asarana, peralat an, dan t enaga yang diperlukan
Mem buat rekam m edis pasien rawat jalan dan inap
Saat ini, m asyarakat sem akin m enyadari hak- haknya sebagai konsum en
kesehat an. Sehingga seringkali m ereka secar a krit is m em pert anyakan
t ent ang penyakit, pem eriksaan, pengobat an, sert a t indakan yang akan
diam bil berkenaan dengan penyakit nya., bahkan t idak j arang m ereka
m encar i pendapat kedua ( second opinion) , Hal t ersebut m erupakan hak yang
selayaknya dihorm at i oleh pem beri pelayanan kesehat an.
Mem ang harus diakui bahwa hak- hak konsum en kesehat an m asih cenderung
sering dikalahkan oleh kekuasaan pem beri pelayanan kesehat an. Dalam hal
ini, yang m em prihat inkan, kekalahan t ersebut bisa berupa kerugian m oral
dan m at erial yang cukup besar.
Jenis- j enis m asalah perlindungan konsum en sej ak berlakunya UU No. 8 /
1999 t entang Perlindungan Konsum en sangat beragam , nam un gugat an
konsum en t erhadap pelayanan j asa kesehat an dan yang berhubungan
dengan m asalah kesehat an m asih t ergolong langka. Hal ini ant ara lain
disebabkan selam a ini hubungan ant ara si penderit a dengan si pengobat ,
yang dalam t erm inology dunia kedokt eran dikenal dengan ist ilah t ransaksi
t erapeut ik,
lebih
banyak
bersifat
pat ernalist ic.
Seiring dengan perubahan m asyarakat , hubungan dokt er - pasien j uga
sem akin kom pleks, yang dit andai dengan pergeseran pola dari pat ernalist ic
m enuj u part nership, yait u kedudukan dokt er sej aj ar dengan pasien ( dokt er
m erupakan par t ner dan m it ra bagi pasien) .
UU No. 8 / 1999 t ent ang Perlindungan Konsum en ( UUPK) m em punyai 2
sasaran pokok, yait u :
1. Mem berdayakan konsum en dalam hubungannya dengan pelaku usaha
( publik at au pr ivat ) barang dan at au j asa;
2. Mengem bangkan sikap pelaku usaha yang j uj ur dan bertanggung
j awab
Lalu pert anyaannya, apakah pasien dapat disebut sebagai konsum en, dan
pem beri pelayanan kesehatan ( dokt er) sebagai pelaku usaha ?
Unt uk m enj awabnya, kit a harus m enget ahui pengert ian konsum en dan
pelaku usaha berdasar kan UUPK. Konsum en adalah set iap orang pem akai
barang dan at au j asa yang t ersedia dalam m asyarakat , baik bagi
kepent ingan diri sendiri, keluarga, orang lain, m aupun m akhluk hidup lain
dan t idak unt uk diperdagangkan. Adapun pengert ian konsum en di sini yait u
konsum en akhir, sedangkan pr oduk berupa barang, m is : obat - obat an,
suplem en m akanan, alat kesehatan, dan pr oduk berupa jasa, m is.: j asa
pelayanan kesehat an yang diberikan oleh dokt er, dokt er gigi, jasa asuransi
kesehat an
Unt uk m engetahui, apakah pr ofesi pem beri pelayanan kesehat an ( dokt er)
m erupakan pelaku usaha at au bukan m aka kit a harus m elihat UU No. 2 /
1992 t ent ang Kesehat an, Black Law Dict ionar y, dan WTO / GATS bidang
kesehat an.
Tenaga kesehat an adalah set iap orang yang m engabdikan diri dalam bidang
kesehat an sert a m em ilik i penget ahuan dan at au ket ram pilan m elalui
pendidikan di bidang kesehat an yang unt uk j enis t ert ent u m em erlukan
kewenangan unt uk m elakukan upaya Kesehat an. ( UU No.23/ 1992 t ent ang
Kesehat an) . Sedangkan dalam Black Law Dict ionar y dinyat akan : Business
( kegiat an usaha dalam berbagai bidang ekonom i) m eliput i: em ploym ent ,
occupat ion, PROFESSI ON, or com m ercial act ivit y engaged in / or gain or
liv elihood ( segala kegiat an unt uk m endapat kan keunt ungan / m at a
pencaharian) .
Selain it u, posisi bidang kesehat an m enurut WTO / GATS m enyat akan ant ara
lain bahwa profesi dokt er dan dokt er gigi saat ini t erm asuk dalam sect or j asa
bisnis, sepert i t am pak berikut :
SEKTOR KESEHATAN :
· HOSPI TAL SERVI CES
· OTHER HUMAN HEALTH SERVI CES
· SOCI AL SERVI CES
· OTHER
SEKTOR JASA BI SNI S :
A. PROFESI ONAL SERVI CES:
B. MEDI CAL AND DENTAL SERVI CES
C. PHYSI OTHERAPI ST
D.NURSE AND MI DWI FE
Selain it u, dengan adanya Keput usan Ment eri Kesehat an RI No.
756/ MENKES/ SK/ VI / 2 004 t ent ang Persiapan Liberalisasi Perdagangan dan
Jasa di Bidang Kesehat an, berart i UU No. 8 / 1999 t ent ang Perlindungan
Konsum en j uga dapat diberlakukan pada bidang kesehat an
Dengan berlakunya UUPK diharapkan posisi konsum en sej aj ar dengan pelaku
usaha, dengan dem ikian anggapan bahwa konsum en m erupakan raj a t idak
berlaku lagi m engingat ant ara konsum en dan pelaku usaha t idak hanya
m em punyai hak nam un j uga kewaj iban, sebagai berikut :
HAK KONSUMEN KESEHATAN
BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG PERLI NDUNGAN KONSUMEN
· Kenyam anan, keam anan, dan keselam at an
· Mem ilih
· nform asi yang benar, j elas, dan j uj ur
· Didengar pendapat dan keluhannya
· Mendapat kan advokasi, pendidikan & perlindungan konsum en
· Dilayani secar a benar, j uj ur, t idak diskrim inat if
· Mem peroleh kom pensasi, gant i rugi dan atau penggant ian
BERDASARKAN UU NO.23/ 1992 TENTANG KESEHATAN
· I nform asi
· Mem berikan perset uj uan
· Rahasia kedokt eran
· Pendapat kedua ( second opinion)
KEWAJI BAN KONSUMEN
· Mem baca at au m engikut i pet unj uk inform asi dan prosedur
· Berit ikad baik
· Mem bayar sesuai dengan nilai t ukar yang disepakat i
· Mengikut i upaya penyelesaian hukun sengket a perlindungan konsum en
secara pat ut .
HAK DAN KEWAJI BAN TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN UU NO. 23 /
1992 TENTANG KESEHATAN
KEWAJI BAN
Mem at uhi st andar profesi dan m enghorm at i hak pasien
HAK
Mem per oleh perlindungan hukum dalam m elaksanakan t ugas sesuai dengan
pr ofesinya
Set elah kit a m enget ahui pengert ian pasien sebagai konsum en dan dokt er
sebagai pelaku usaha, kini kit a m enuj u pada pert anyaan selanj ut nya,
bagaim ana hubungan hukum antara pasien dan RS, t enaga kesehat an,
sesam a t enaga kesehat an besert a sengket a diant ara para pihak t ersebut
yang dikenal dengan m alprakt ek ?
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASI EN DAN RUMAH SAKI T
1. Perj anj ian perawat an, yait u kesepakat an ant ara RS dan pasien bahwa
pihak RS m enyediakan kam ar perawat an dan adanya t enaga perawat
yang akan m elakukan t indakan perawatan
2. Perj anj ian pelayanan m edis, yait u kesepakat an antara RS dan pasien
bahwa t enaga m edis pada RS akan berupaya secara m aksim al unt uk
m enyem buhkan
pasien
m elalui
t indakan
m edis
( inspanningsverbint enis) .
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASI EN DAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH
SAKI T
HUBUNGAN HUKUM PASI EN - DOKTER
Merupakan perikat an / kont rak t erapeut ik, yait u pihak dokt er berupaya
secar a m aksim al m enyem buhkan pasien ( inspanningsverbint enis) , j ar ang
m erupakan result aat sverbint enis.
HUBUNGAN HUKUM PASI EN - TENAGA KESEHATAN LAI N ( ANTARA LAI N
PERAWAT)
Merupakan perikat an / kont rak, yait u t enaga kesehat an lain it u harus
berupaya m em berikan pelayanan sesuai dengan kem am puan dan perangkat
ilm u yang dim iliki. Kont rak ini dapat berupa inspanningsverbint enis m aupun
result aat sverbint enis.
HUBUNGAN HUKUM DOKTER - PERAWAT
Merupakan hubungan ruj ukan atau delegasi
PEN GERTI AN M ALAPRAKTI K M ED I K
Saat ini di I ndonesia banyak t erdapat pengert ian m alaprakt ik m edik sebagai
akibat belum adanya Perat uran Pem erint ah t ent ang St andar Profesi. Nam un
dem ikian, unt uk m enget ahui seorang dokt er m elakukan m alaprakt ik / t idak
m aka kit a dapat m elihat unsur st andar profesi kedokt eran sebagaim ana
dirum uskan oleh Leenen, yait u : berbuat secara t elit i / seksam a dikait kan
dengan culpa / kelalaian, sesuai ukuran ilm u m edik, kem am puan rat a- rat a
dibanding kat egori keahlian m edik yang sam a, sit uasi Dan kondisi yang
sam a, sarana upaya yang sebanding / proporsional ( asas proporsionalit as)
dengan t uj uan kongkret t indakan / perbuatan m edik t ersebut . Menurut
Leenen, Dokt er yang t idak m em enuhi unsur st andar profesi kedokt eran
berart i m elakukan suat u kesalahan profesi ( m alaprakt ik) .
Selain it u, untuk m enget ahui adanya unsur perbuat an m alaprakt ik j uga
dapat dilihat pada 4 - D of Negligence, yait u : Dut y, Derelict ion of t hat dut y,
Direct caut ion, Dan Dam age
Lalu bagaim ana t anggung j awab hukum pem beri pelayanan kesehat an dalam
hal ada dugaan kasus m alapr akt ik ?
TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKI T
TANGGUNG JAWAB RS PEMERI NTAH
Manaj em en RS Pem erint ah cq Kanw ilkes / Depkes dapat dit unt ut . Menurut
pasal 1365 KUHPerdat a kar ena pegawai yang bekerj a pada RS Pem erint ah
m enj adi pegawai negeri dan negara sebagai suat u badan hukum dapat
dit unt ut unt uk m em bayar gant i rugi at as t indakan pegawai negeri yang
dalam m enj alankan t ugasnya m erugikan pihak lain.
TANGGUNG JAWAB RS SWASTA
Unt uk m anaj em en RS dapat dit erapkan pasal 1365 dan 1367 KUHPerdat a
kar ena RS swast a sebagai badan hukum m em iliki kekayaan sendiri dan dapat
bert indak dalam hukum dan dapat dit unt ut sepert i halnya m anusia.
TANGGUNG JAWAB MALAPRAKTIK DOKTER SECARA PI DANA
Bila t erbukt i m alaprakt ik, seorang dokt er ant ara lain dapat dikenakan pasal
359, 360, dan 361 KUHP bila m alprakt ik it u dilakukan dengan sangat t idak
berhat i- hat i ( culpa lat a) , kesalahan serius, sem br ono ( HR.3 Febr. 1913)
TI GA TI NGKATAN CULPA
1. Culpa lat a : sangat t idak berhat i- hat i ( culpa lat a) , kesalahan serius,
sem br ono ( gross fault or neglect )
2. Culpa levis : kesalahan biasa ( ordinary fault or neglect )
3. Culpa levissim a : kesalahan ringan ( slight fault or neglect ) (Black 1979
hal. 241)
Culpa lat a t idak berlaku dalam hukum perdat a. Culpa levis dan Culpa
lev issim a yang t idak dapat dikenakan hukum pidana dapat dit am pung dalam
hukum Perdat a dan hk. Disiplin t enaga Kesehat an ( di I ndonesia blm ada)
APAKAH KASUS ACCI DENT / RI SK I N TREATMENT / ERROR I N JUDGEMENT
MERUPAKAN
MALAPRAKTI K
???
Secar a yuridis sem ua kasus
m aupun perdat a sebagai
berdasarkan standar profesi
t erbukt i t idak m enyim pang
m em enuhi inform ed consent
m em bayar
t ersebut dapat diaj ukan ke pengadilan pidana
m alprakt ik
unt uk dilakukan
pem bukt ian
kedokt eran dan inform ed consent . Bila dokt er
dari st andar pr ofesi kedokt eran dan sudah
m aka ia t idak dipidana at au diput uskan bebas
kerugian.
SARAN BAGI PENANGGULANGAN MALAPRAKTI K MEDI K
•
Adanya Kom it e Medik / Malpract ice Review Com m it t ee yang
independen ( t idak dibawah Direkt ur) pada set iap RS yang bert ugas
m em bahas keadaan RS secara periodik t ent ang kesalahan t enaga
kesehat an personil RS t ersebut . Di m asa m endat ang, audit m edik
hendaknya diat ur dengan perat uran perundang- undangan dan dapat
dilakukan pula t erhadap prakt ik dokt er pribadi.
•
Pert anggungj awaban t erpusat pada RS baik pem erint ah m aupun
swasta ( cent ral responsibilit y) . Dengan dem ikian, bila pasien t idak
puas atas sikap RS m aka dapat m enunt ut dan m enggugat RS.
Pim pinan RS yang akan m enet apkan siapa yang bersalah dan
m elakukan “ hak Regr es” ( hak m enunt ut orang yang bersalah dalam
kenyat aan) . Unt uk it u RS dapat m engasuransikan diri dengan bat as
kerugian sebagai akibat gugat an pasien.
•
Terpenuhinya j am inan keam anan, keselam at an, dan kenyam anan,
t erut am a bagi pasien
•
inform asi yang benar, j elas, dan j uj ur agar t idak t erj adi m is
int erpret asi ant ara t enaga kesehat an dengan pasien / keluarganya.
Nam un dem ikian, unt uk m elaksanakan hal- hal sebagaim ana t ercant um
dalam saran t ersebut m asih ada kendala, t erut am a dalam hal pem bukt ian
ada / t idaknya perbuat an m alaprakt ik. selam a ini pem bukt ian benar /
salahnya suat u kasus dugaan m alprakt ik secara hukum sulit karena belum
ada Perat uran Pem erint ah ( PP) t ent ang St andar Profesi, sehingga hakim
cenderung berpat okan pada hukum acara konvensional, sedangkan dokt er
m erasa sebagai seorang profesional yang t idak m au disam akan dengan
hukum an bagi pelaku krim inal biasa, m isalnya : pencurian.
Dalam hal ini, diperlukan keseriusan pihak pem erint ah, khususnya
Depar t em en Kesehat an unt uk segera m em buat Perat uran Pem erint ah ( PP)
dar i UU No. 23 / 1992 t ent ang Kesehat an, t erut am a PP t ent ang St andar
Profesi. Hal ini m engingat hingga saat ini, dari 29 PP UU No. 23/ 1992 yang
seharusnya ada, baru 6 ( enam ) PP yang t elah dibuat . Sedangkan UU Prakt ik
Kedokt eran yang belum lam a ini disahkan cenderung hanya m engakom odir
kepent ingan dokt er, sehingga perlu diadakan j udicial review .