Kelainan Kelenjar Timus Pada Miastenia Gravis (Studi Pustaka).

ABSTRAK
KELAINAN KELENJAR TIMUS PADA MIASTENIA GRAVIS
Dimas Bramaditya Amir, 2005, Pembimbing I
Pembimbing II

David Gunawan, dr.
Dedeh Supantini, dr., SpS.

Miastenia Gravis merupakan penyakit autoimun yang disebabkan karena adanya
suatu antibodi terhadap reseptor asetilkolin pada persambungan neuromuskularis
sehingga menyebabkan terjadinya kelemahan otot.
Penyakit ini sering disertai dengan suatu kelainan pada kelenjar timus (75%).
Kelainan tersebut dapat berupa timoma dan hiperplasia timus. Hubungan antara
Miastenia Gravis dengan kelenjar timus belum sepenuhnya dimengerti, tetapi para
peneliti meyakini bahwa timus yang mengalami kelainan ini memberi instruksi yang
salah dalam pembentukan antibodi. Selain itu, saat ini terdapat penemuan baru
mengenai kelainan kelenjar timus pada Miastenia Gravis.
Pada kelainan timus yang disertai dengan Miastenia Gravis terdapat peningkatan
CD4 yang abnormal dan peningkatan antibodi terhadap IFN yang pada akhimya
merangsang pembentukan antibodi terhadap reseptor asetilkolin pada persambungan
neuromuskularis.

Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mempelajari hubungan kelainan kelenjar
timus yang teIjadi pada Miastenia Gravis.
Kesimpulan dari karya tulis ini adalah kelainan kelenjar timus sering ditemukan
pada penyakit Miastenia Gravis.
Kata kunci : Miastenia Gravis, persambungan neuromuskularis, kelainan timus.

IV

ABSTRACT

THYMIC ABNORMALITIES

IN MYASTHENIA

Dimas Bramaditya Amir, 2005, Tutor I
Tutor II

GRA VIS

David Gunawan, dr.

Dedeh Supantini, dr., SpS.

Myasthenia Gravis is an autoimun disease which is caused by abnormal
antibodies against acetylcholine receptors at the neuromuscular junction and it will
cause muscle weakness.
Thymic abnormalities are accompanied this disease (75%). The abnormalities
are thymoma and thymic hyperplasia. The relationship between the thymus gland
and Myasthenia Gravis is not yet fully understood, but scientists believe this
abnormal thymus gland may give incorrect instruction about the production of the
antibodies. Besides, there are a new findings about thymic abnormalities in
Myasthenia Gravis.
Thymic abnormalities which accompanied Myasthenia Gravis were descripted by
the increasing CD4 and antibodies against IFN which stimulated the production of
acetylcholine antibodies on neuromuscular junction.
The aim of this study was to learned the thymic abnormalities and its relationship
with Myasthenia Gravis.
The conclusion of this study was the thymic abnormalities were often found in
Myasthenia Gravis.
Keyword: Myasthenia Gravis, neuromuscular junction, thymic abnormalities.


v

DAFT AR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

11

LEMBARPERNYATAAN

III

ABSTRAK

IV

ABSTRACT


V

PRAKATA

VI

DAFT AR ISI

VIIl

DAFTAR GAMBAR

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1


1.2

Identifikasi Masalah

2

1.3

Maksud dan Tujuan

2

1.4

Manfaat Karya Tulis Ilmiah

2

BABIITINJAUANPUSTAKA

2.1

2.2

Timus

3

2.1. 1 Anatomi

3

2.1.2 Histologis

4

2.1.3 Fisiologi

6


2.1.4 Patologi

7

2.1.4.1 Agenesis dan Hipoplasia

7

2.1.4.2 Hiperplasia

7

2.1.4.3 Neoplasma

8
11

Miastenia Gravis
2.2.1


Epidemiologi

11

2.2.2

Definisi

11

2.2.3

Etiologi

12

Vlll

2.2.4


Patogenesis

13

2.2.5

Klasifikasi

21

2.2.6

Gejala Klinik

23

2.2.7

Diagnosis


24

2.2.8

Diagnosis Banding

27

2.2.9

Penatalaksanaan

30

2.2.10 Prognosis

37

BAB III PEMBAHASAN


39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan

41

4.2

Saran

41

DAFT AR PUST AKA

42

RIW AYAT HIDUP

45

IX

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Penampang melintang kelenjar timus

5

Gambar 2.2

Jisim-jisim Hassall

5

Gambar 2.3

Gambaran Mikroskopis Hiperplasia Timus

8

Gambar 2.4

Gross Thymoma

9

Gambar 2.5

Gambaran Mikroskopis Timoma

10

Gambar 2.6

Neuromuscular Junction normal

14

Gambar 2.7

Patogenesis Miastenia Gravis

15

Gambar 2.8

Reaksi imun pada timoma

20

Gambar 2.9

Ptosis pada penderita Miastenia Gravis

22

Gambar 2.10 Lokasi Timektomi

35

Gambar 2.11 Timektomi

35

Gambar 2.12 Pengangkatan Kelenjar Timus

35

Gambar 2.13 Timoma

36

Gambar 2.14 Small thymoma or cyst

36

x

RIWAYATHIDUP

.

Dimas BramadityaAmir

Nama

. Nomor Pokok Mahasiswa

0110150

.
.
.

Tempat TanggalLahir

Karawang, 19 februari 1983

Alamat

JI. Setia Graha IA GrahaNo.63 Bandung

Riwayat Pendidikan
SDN 05 pagi

, Padang tahun lulus 1995

SMPN 4

, Cimahi tahun lulus 1998

SMUN 5

, Bandung tahun lulus 2001

45

BABI
PENDAHULUAN

1.1

Latar

Belakang

Miastenia Gravis merupakan salah satu penyakit sistem neuromuskuler yang
sering terjadi. Penyakit ini biasanya bersifat didapat (acquirea), tetapi pada beberapa
kasus, diketahui bahwa penyakit ini juga dapat disebabkan karena kelainan genetika
yang terdapat pada sistem neuromuskularis. Selama kurun waktu dua puluh tahun,
penyakit ini telah dipelajari oleh para neurolog dari segi patofisiologi dan imunologi.
Hasilnya, para neurolog tersebut mengklasifikasikan penyakit ini ke dalam penyakit
autoimun (Howard, 1999).
Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan angka kejadian sebanyak empat
belas orang menderita Miastenia Gravis dari seratus ribu populasi, dan terdapat tiga
puluh enam ribu kasus. Akan tetapi, penyakit ini sering tidak terdiagnosis sehingga
angka kejadian diperkirakan lebih banyak dari data tersebut (Howard, 1999).
Miastenia Gravis dapat ditemukan pada semua etnis (Wikipedia, 2003). Penelitian
menunjukkan bahwa wanita lebih sering terserang daripada pria. Miastenia Gravis
sering menyerang wanita berumur dua puluh sampai tiga puluh tahunan sedangkan
pada pria berkisar umur tujuh puluh sampai delapan puluh tahunan. Seiring dengan
bertambahnya populasi, jumlah penderita pun semakin banyak. Pada jaman modern
sekarang ini temyata pria lebih terserang daripada wanita, dan usia yang sering
terkena adalah usia lima puluh tahunan. Sekitar sepuluh persen dari jumlah penderita
mempunyai prognosis yang buruk. Bagi mereka yang dapat bertahan hidup pada tiga
tahun pertama, merniliki kesempatan untuk bertahan hidup, dan bahkan dapat
sembuh dalam tingkatan tertentu (Howard, 1999).

1

2

Pada Miastenia Gravis sering terjadi kelainan kelenjar timus. Kelainan tersebut
dapat berupa hiperplasia dan tumor (timoma). Sekitar 75% penderita Miastenia
Gravis mempunyai kelainan pada kelenjar timus. Pada 10-15% penderita (umumnya
pria usia lanjut) menderita tumor pada kelenjar timus, sementara yang lainnya
(wanita muda) menderita hiperplasia timus
(Sanders, 1994; Robbins & Kummar, 1995).
Pada karya tulis ilmiah ini akan dibahas mengenai kelainan kelenjar timus dan
hubungannya dengan Miastenia Gravis.

1.2

Identifikasi Masalah
Bagaimana Kelainan Kelenjar Timus pada Miastenia Gravis

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengetahui hubungan
kelainan kelenjar timus dengan penyakit Miastenia Gravis.
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenal
patogenesis penyakit Miastenia Gravis.

1.4 Manfaat Karya Tulis llmiah
Manfaat akademis adalah untuk menambah infonnasi oarn mengenai penyakit
Miastenia Gravis dan kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar timus sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
Manfaat praktis adalah untuk menambah pengetahuan, baik kepada para klinisi
khususnya, dan kepada masyarakat pada umumnya sehingga kelainan
didiagnosis lebih dini.

ini dapat

BAB IV
KESIMPULAN

4.1

DAN SARAN

Kesimpulan

~ Kelainankelenjartimus sering ditemukanpada Miastenia Gravis.
~ Kelainan timus yang terjadi berupa tumor (timoma) dan hiperplasia.
~ Pada hiperplasia, pusat germinal mengandung sel B yang menghasilkan
antibodi (lgG) terhadap reseptor asetilkolin.
~ Timoma dapat disertai Miastenia Gravis, yang ditandai dengan banyak
ditemukannya Naive CD4 T cell, dan dapat pula tidak disertai Miastenia
Gravis, dimana jumlah Naive CD4 T cell yang ditemukan sedikit sekali atau
terjadinya penurunan persentasi CD4 T cell yang sangat banyak.

~ Timektomi

merupakan

salah satu bagian dari penatalaksanaan

Miastenia

Gravis.

4.2

Saran
~ Perlunya studi lebih lanjut mengenai mengenai korelasi antara kelainan
timus, baik hiperplasia maupun tirnoma, dengan penyakit Miastenia Gravis.
~ Perlunya studi lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat mencetuskan
terjadinya proses autoimun pada penyakit Miastenia Gravis.
0' Perlunya studi lebih lanjut mengenai efektifitas timektomi pada Miastenia
Gravis.

41

DAFTARPUSTAKA
Asbury AK., MC.Khann G.M., Mc.Donald W.I.
1992. Diseases of the
Neuromuscular Junction In: Linda M., editors: Diseases of the Nervous
System Vol.!. 2nded. Philadelphia: W.B. Saunders Company. p. 199,200-9.
_'

1992. Paraneoplastic Syndrom In: Linda M., editors: Diseases of the
Nervous System Vol.!. 2nded. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
p. 1117
.

1992. Circulating Immune Factors In: Linda M., editors: Diseases of the
Nervous System Vol./. 2nded. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
p. 1399-1400.

Bamford c.R. 2004. Myasthenia Gravis. http://www.5mcc.com. 1 Agustus 2004.
Cruz-Flores S.
2003. Basiler Artery Trombosis. httD://www.eMedicine.com.
September 2004.

9

Dangond F. 2004. Amyotrophic Lateral Sclerosis. http://www.eMedicine.com.
September 2004.

9

_'

2004. Multiple Sclerosis. http://www.eMedicine.com. 9

September 2004.

Deeb M.E., Brinster C.l, Kucharzuk J., Shrager J.B., Kaiser L.R. 2001. Expanded
indications for transcervical thymectomy in the management of anterior
mediastinal masses. http://www.ctsnetioumals.com. 25 Januari 2005.
Freedman S. 2001. Drugs Which May Aggravate MG. Myasthenia Gravis. MGA
NEWS. httD://www.mgauk.com. 1 Maret 2004
Harsono. 1999. Miastenia Gravis. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. p. 327-33.
Harsono. 2000. Miastenia Gravis. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. p. 70,301-6.
Hart I. 2001. Myasthenia Gravis-What Is It? A Brief Overview. Myasthenia Gravis.
MGA NEWS. http://www.mgauk.com. 1 Maret 2004
httD://www.academic-server.cvm.umn.edu/.

10 Februari 2005.

http://www.macalester.edu/-psych/whathaplUNBRP/Gravis.htm.
http://www.maialah-farmacia.comlkolom4.htm.

42

12 Maret 2004

29 Februari 2004.

43

http://www.medicinet.com/MyastheniaGravis/article.htm.
http://www.NANOS.com.

12 Maret 2004

30 April 2004.

http://www.neruroland.com. 22 November 2004.
htt ://www.neuro. wustl.edulneuromuscular/mtime/modulationlhtm#com
19 Februari 2004
http://www.ninds.nih.govlhealthandmedical/pubs/mvastheniagravis.htm.
2004
http://www.path.queensu.calpresentiboag/respIPH2MEDIAhtm.
http://www.thymoma.de/extendedlimages/Figure3/fig3.htm.

lement.
1 Maret

10 Februari 2005.
11 Februari 2005.

Junqueira L.c., Carneiro J., Celley RO. 1997. Sistem Imun dan Organ Limfoid.
Histologi dasar. Edisi VIII. Jakarta: EGC. p. 262-4.
Jones D.H. 2003. A New Antibiotic You Need Aware of. Myasthenia Gravis. MGA
NEWS. http://www.mgauk.com. 1 Maret 2004
lW Marwoto., M.J Linggananda. 1979. Timus Dalam: Sutisna Himawan., editor:
Patologi. Edisi IV. Jakarta: FKUI. p. 361.
Landlolfi J, 2002. Brainstem Gliomas. http://www.eMedicine.com.
2004.

9 September

Mahar Mardjono., Priguna Sidharta. 2003. Kelumpuhan Akibat lesi pada Motor End
Plate. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. p. 55, 149,348,466.
Meyers RF., Cooper J.D. 2003. Transcervical Thymectomy for Myasthenia Gravis.
http://ctsnet.com. 25 Januari 2005.
Nairn R 2001. Imunologi Dalam: Eddy Mudihardi., et aI., editor: Mikrobiologi
Kedokteran. 22nded. Jakarta: Salemba Medika. P. 199-200.
Newton

E. 2004.
2004.

http://www.emedicine.comlemerg/topic325.htm.

9 September

Robbins S.L., Kummar V. 1995. Sistem Endokrin. Buku Ajar Patologi /1. Edisi IV.
Jakarta; EGC. p. 449.
1995. Sistem Muskuloskeletal.
EGC. p. 469-70.

Buku Ajar Patologi fl. Edisi IV. Jakarta:

44

Sadovsky,
R.
2000.
Treating
!v{vasthenia
Gravis
http://www.findarticles.com.
15 November 2004.

With

111ymectomy.

Sanders D. 2004. Lambert Eaton Myasthenic Syndrome. http://www.eMedicine.com.
9 September 2004.
Shah, AK. 2004. Myasthenia Gravis. http://www.eMedicine.com.

8 Desember 2004.

Snell. 1997. Thorax: Bagian II. Cavitas Thoracis. Anatomi Klinik. Edisi V. Jakarta.
EGC. p. 130-2.

Steinman L. 1992. Immunosuppressive Therapy of Neurologic Disease In: Linda
M., editors: Diseases of the Nervous ,"'ystem Vol.I. 2nded. Philadelphia: W.B.
Saunders Company. p. 1410-3.

Stites D.P., Terr AI., Parslow T.G. 1994. Neurologic diseases. Basic and Clinical
Immunology. 8th ed. Norwalk, Connecticut (USA): Appleton and Large.
p. 513-7,777-8.

Taylor

D. 2003. Tolosa-Hunt
September 2004.

Syndrome.

http://www.eMedicine.com.

9

The American Society of Hematology. 2002. http://www.mvastheniagravls.com.
1 Oktober 2004.
Tortora G.J., Funke B.R., Case c.L. 1998. Disorders Associated with the Immune
System.
Microbiology.
6thed. California : The Benjamin/Cummings
Publishing Company Inc. p. 508.

Underwood. 2000. Kelenjar Limfe, Timus dan Limpa. Dalam: Sarjadi, ed. Patologi
Umum dan Sistemik. Edisi 2. Jakarta: EGC. p. 700-1
Willcox N. 1997. Thymoma and Myasthenia Gravis. Myasthenia Gravis.
NEWS. http://www.mgauk.com.
I Maret 2004

. 1997. The Mysteries of Thymoma
http://www.mgauk.com. 1 Maret 2004

and

MG.

MGA

MGA

NEWS.