PEMIMPIN BERMULA DARI YANG bisa

PEMIMPIN BERMULA DARI YANG SEDERHANA

Secara umum definisi kepemimpinan adalah sebuah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi, baik dirinya sendiri ataupun orang lain. Kepemimpinan adalah jiwa yang
sebenarnya telah ada pada tiap – tiap orang, sehingga dalam lingkup yang paling sederhana
orang itu mampu untuk memimpin, mengarahkan, dan mengontrol dirinya sendiri. Hal tersebut
menunjukkan bahwasanya kepemimpinan itu berbeda dengan jabatan, karena pangkat atau
jabatan hanyalah susunan struktural saja. Kepemimpinan tumbuh dari dalam dan merupakan
hasil dari keputusan diri sendiri untuk mau menjadi pemimpin bagi diri sendiri, keluarga, agama,
serta bangsa dan Negara. Namun, walaupun jiwa kepemimpinan itu telah dimiliki setiap orang,
tetapi perlu untuk dilatih dan ditingkatkan agar mampu memberikan pengaruh pada lingkup yang
lebih luas. Ada petuah yang pernah diucapkan oleh General Ronal Fogleman dari US Airforce,
“I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a little to be a leader.
Anybody who wants to raise his hand can be a leader anytime”.
Sekali lagi, kepemimpinan seseorang tidak ditentukan oleh jabatan ataupun pangkatnya.
Karena kepemimpinan itu kita sendiri yang memilihnya, kita sendiri yang menentukan mau atau
tidak untuk merubah dan memperbaiki kebiasaan – kebiasaan buruk yang selalu menghambat
energy positif untuk masuk ke dalam diri kita. Perubahan atau transformasi itu tidak perlu muluk
– muluk, kita mulai saja dari dalam diri kita sendiri. Belajar untuk jujur pada diri sendiri itu
modal utama untuk menghasilkan perubahan besar. Jika kita sudah berbohong pada diri sendir,
pasti kepada orang lain kita juga akan terbiasa berbohong. Jujur pada diri jika dalam keseharian

itu contohnya, melakukan ibadah secara ikhlas dan tanpa paksaan, mengerjakan ujian dengan
jujur, mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta tidak mengambil hak – hak orang
lain. Jika hal – hal yang kita lakukan positif, maka di mata orang lain pun secara otomatis akan
menganggap diri kita sebagai orang yang positif, dan cenderung akan meniru perilaku positif itu
serta tak segan – segan menjadikan kita sebagai panutan bagi dirinya. Hal ini efek dari
kepemimpinan berlaku, bahwa kita mampu mempengaruhi orang lain tanpa harus memaksa,
menindas, dan tanpa kekerasan. Karena seharusnya kita harus lebih keras terhadap diri kita, dan
bersikap lembut kepada orang lain. Seperti nasihat yang pernah disampaikan Bapak Widya
Utama kepada mahasiswanya, yaitu “Keraslah pada dirimu sendiri, niscaya dunia akan
memanjakanmu”. Memperbaiki diri dan terus instropeksi adalah jalan terbaik untuk bisa
menjadi leader bagi lingkungan sekitar kita. (uj_TG02)