Pengaruh Infusa Daun Dewa(Gynura segetum (Lour.) Merr) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit yang Di Induksi Aloksan.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH INFUSA DAUN DEWA

(Gynura segetum (Lour.) Merr)

TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Vania, 2006 ; Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., MKes. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr.

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, sehingga membatasi kualitas dan harapan hidup penderita. Pengobatan Diabetes melitus bagi sebagian besar masyarakat menjadi beban ekonomi, sehingga perlu dicari obat alternatif yang lebih ekonomis dan aman dikonsumsi, antara lain daun dewa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh infusa daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.

Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL), komparatif.

Penelitian menggunakan 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster yang diinduksi Aloksan 100mg/kgBB kemudian dibagi menjadi 5 kelompok secara acak. Masing-masing kelompok diberi infusa daun dewa dosis 5,6g/kgBB, 2,8g/kgBB, 1,4g/kgBB, glibenklamid 1,3g/kgBB dan aquadest, kemudian dicatat penurunan kadar glukosa darah setelah 7 hari perlakuan.

Analisis data dengan ANAVA, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α = 0,05. Hasil penelitian, kadar glukosa darah setelah 7 hari perlakuan kelompok bahan uji infusa daun dewa dosis 5,6g/kgBB (80,00mg/dl), 2,8g/kgBB (84,50mg/dl), dan 1,4g/kgBB (73,00mg/dl) dibandingkan dengan aquadest (134,20mg/dl) sangat signifikan (p<0,01), sedangkan jika dibandingkan dengan glibenklamid 1,3g/kgBB (64,80mg/dl) tidak signifikan (p>0,05).

Kesimpulan daun dewa (Gynura segetum Lour.) Merr) dapat menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan glibenklamid, pada mencit yang diinduksi Aloksan.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INFUSE Gynura segetum (Lour.) Merr

ABOUT MICE’S BLOOD GLUCOSE LEVEL

THAT INDUCED BY ALLOXAN

Vania, 2006 ; 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., MKes 2ndTutor : Ellya Rosa Delima, dr.

Diabetes mellitus is a chronic disease, with multiple etiology and may trigger acute and chronic complications, so that limited quality and life expectancy of patiens. Diabetes melitus’s theraphy burdened almost all community. So necessary to find out alternative medicine which cheap and save .

The aim of this research was to find out the eficacy of Gynura folium infuse towards the decline of sugar blood level on mice that induced with Alloxan.

The design experiment method used was real prospectif experimental with completed Random Desain.

This experiment used 25 mices Swiss Webter that induced by Alloxan 100mg/kgbw and Gynura folium infuse dose 5,6g/kgbw, 2,8g/kgbw, and, 1,4g/kgbw with glibenclamide 1,3mg/kgbw and aquadest as a comparator, was given randomly to mice thereafter the decline of blood glucose level after 7 days treatment.

The Dates were analyzed statistically by ANOVA, continued Tukey HSD with α = 0,05.

The decreasing of blood glucose concentration after 7 days giving Gynura folium infuse doses 5,6g/kgbw (80,00mg/dl), 2,8g/kgbw (84,50mg/dl), dan 1,4g/kgbw (73,00mg/dl) in comparison with aquadest (134,20mg/dl) statically very significant (p<0,01) and with glibenclamide 1,3g/kgBB (64,80mg/dl) statically non significant (p>0,05).

The conclusion obtained was that Gynura folium infuse was capable of declining blood glucose level on mice that induced by Alloxan.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ……… ii

SURAT PERNYATAAN ……… iii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ……….. v

PRAKATA……….. vi

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR ………... xii

DAFTAR DIAGRAM ………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Indentifikasi dan Perumusan Masalah ………...….. 2

1.3 Maksud dan Tujuan ………...….. 3

1.4 Kegunaan Penelitian ………...……. 3

1.5 Kerangka Pemikiran ………...…..… 3

1.6 Metode Penelitian ……….………. 4

1.7 Lokasi dan Waktu ……….……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas 2.1.1 Anatomi ………..………..…… 5

2.1.2 Histologi ………..…. 6 2.2 Diabetes melitus


(4)

2.2.1 Definisi ………..… 7

2.2.2 Insidensi ………..…….. 7

2.2.3 Kalsifikasi Diabetes melitus ………. 7

2.2.4 Etiologi 2.2.4.1 IDDM ………. 9

2.2.4.2 NIDDM ………..…..……….. 10

2.2.5 Diagnosa Diabetes melitus ………..……..………… 10

2.2.6 Pengelolaan 2.2.6.1 Tujuan Pengelolaan ………...………. 12

2.2.6.2 Langkah-langkah penting pada pengelolaan pasien Diabetes melitus ………..……… 12

2.2.6.3 Pilar Pengelolaan Diabetes melitus …...……….. 13

2.2.6.4 Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ……..………... 16

2.3 Insulin ………...……….. 18

2.4 Terapi Kombinasi ………. 20

2.5 Komplikasi Diabetes melitus ……… 21

2.6 Pencegahan Diabetes melitus ……… 24

2.7 Tinjauan Botani Gynura segetum (Lour.) Merr 2.7.1 Asal usul penyebaran Daun dewa ………. 25

2.7.2 Klasifikasi ………. 26

2.7.3 Deskripsi Tanaman ……… 26

2.7.4 Kandungan dan Manfaat ……… 27

2.8 Glibenklamid ………. 28

2.9 Aloksan ……….. 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ………. 30 3.2 Metode Penelitian


(5)

3.2.1 Desain Penelitian ……… 31

3.2.2 Perhitungan Sampel ……….. 31

3.2.3 Variabel Penelitian ……… 31

3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pengumpulan bahan dan pembuatan Infusa………... 32

3.3.1.1 Pengumpulan bahan ………. 32

3.3.1.2 Pembuatan Infusa ……… 32

3.3.2 Prosedur Penelitian ……….. 33

3.4 Metode Analisis ………. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 41

5.2 Saran ……….. 41

DAFTAR PUSTAKA ……… 42

LAMPIRAN ………. 44


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa untuk diagnosis DM

(mg/dl) (Perkeni, 2002) ……… 11 Tabel 2.2 macam-macam insulin menurut jenis dan sediaan

(Toni H&B. Suharto, 2003)………….………. 19 Tabel 4.1 Kadar glukosa darah setelah induksi Aloksan……….. 36 Tabel 4.2 Kadar glukosa setelah perlakuan dengan daun dewa

(Gynura segetum (Lour.)Merr)………... 37

Tabel 4.3 Hasil uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05 untuk kadar


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pankreas (Sobotta, 2000) ……… 5

Gambar 2.2 Histologi Pankreas (Guyton, 1997) ………. 6

Gambar 2.3 Konversi proinsulin manusia menjadi insulin (Goodman & Gilman’s,1999) ……… 18

Gambar 2.4 Mekanisme kerja Insulin (Goodman & Gilman’s, 1999) ……. 18

Gambar 2.5 Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) (Prapti Utami, 2004) ……… 26

Gambar 2.6 Aloksan menjadi as. dialurat (Halliwell & Gutteridge, 1991).. 29

Gambar 3.1 Serbuk halus Daun dewa ……….. 32

Gambar 3.2 Panci pembuatan infusa ……… 33

Gambar 3.3 Pengenceran dosis ………. 33

Gambar 3.4 Infusa daun dewa ………... 33

Gambar 3.6 Pemberian infusa daun dewa dengan sonde ……….. 34


(8)

DAFTAR DIAGRAM


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ……….. 44 Lampiran 2 Hasil Pengukuran kadar glukosa darah mencit ……….. 45 Lampiran 3 Perhitungan Statistik ANAVA dan Uji Tukey HSD


(10)

Lampiran 1

Perhitungan Dosis Dosis Aloksan Dosis 100mg/kgBB

Mencit 25g = 0,026 ¯ 100 = 2,6mg/0,5cc Yang diberikan secara intravena pada vena ekor. Dosis Glibenklamid

Dosis manusia 10mg

Konversi dosis manusia € mencit 20g = 0.0026

Maka dosis untuk mencit 20g adalah : 10mg ¯ 0,0026 = 0,0 26g Berat mencit yang dipakai ± 25g

Maka dosis untuk mencit 25g adalah : 25/20¯ 0,026 = 0,0325g (Dosis Mencit) Maka dosis 1kg glibenklamid : 1000/25 ¯ 0,0325 = 1,3 g/kgBB

Yang diberikan secara per-oral. Dosis Aquades

0,5ml/25g berat mencit yang diberikan secara per-oral. Dosis Daun dewa

Dosis tikus 200mg/200gBB

Konversi dosis tikus € mencit 0,14 200mg ¯ 0,14 = 28mg/mencit 20g 1DM 25gr = 25/20 ¯ 28

= 35mg/25gBB mencit Variasi Dosis : I, II, IV

Dosis I

Dosis untuk mencit 25g : 35mg/0,5ml = 70mg/ml = 7g/100ml Dosis untuk 1kgBB mencit : 1000/25 ¯ 35mg = 1,4g/kgBB Yang diberikan secara per-oral.

Dosis II

Dosis untuk mencit 25g : 70mg/0,5ml = 140mg/ml = 14g/100ml Dosis untuk 1kgBB mencit : 1000/25 ¯ 70mg = 2,8g/kgBB Yang diberikan secara per-oral.

Dosis IV

Dosis untuk mencit 25g : 140mg/0,5ml = 280mg/ml = 28g/100ml Dosis untuk 1kgBB mencit : 1000/25 ¯ 140mg = 5,6g/kgBB Yang diberikan secara per-oral.


(11)

Lampiran 2

Hasil Pengukuran kadar glukosa darah mencit :

Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 1 dengan pemberian infusa Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) Dosis Mencit IV (5,6g/kgBB) Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5

Kadar Glukosa darah awal (mg/dl) 153 132 140 177 165

Kadar Glukosa darah akhir (mg/dl) 80 67 75 96 82

Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)

202 65 65 81 83 Presentase penurunan kadar

glukosa darah (%)

42.8 49.2 46.4 45.8 50.3

Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 2 dengan pemberian infusa Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) Dosis Mencit II (2,8g/kgBB) Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5

Kadar Glukosa darah awal (mg/dl) 193 139 159 147 144

Kadar Glukosa darah akhir (mg/dl) 99 75 95 71 83

Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)

94 64 64 76 61 Presentase penurunan kadar

glukosa darah (%)

48.7 46 40.3 51.7 42.4

Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 3 dengan pemberian infusa Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) Dosis Mencit I (1,4g/kgBB) Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5

Kadar Glukosa darah awal (mg/dl) 125 129 128 133 125

Kadar Glukosa darah akhir (mg/dl) 72 74 73 72 74

Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)

53 55 55 61 51 Presentase penurunan kadar

glukosa darah (%)


(12)

Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 4 dengan

pemberianGlibenklamid 1,3g/kgBB (Kontrol positif)

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5

Kadar Glukosa darah awal (mg/dl) 139 141 210 138 157

Kadar Glukosa darah akhir (mg/dl) 57 62 74 56 75

Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)

82 79 136 82 390 Presentase penurunan kadar

glukosa darah (%)

59 44 64.8 59.4 83.9

Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 5 dengan

pemberianaquadest (Kontrol negatif)

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5

Kadar Glukosa darah awal (mg/dl) 178 145 127 152 142

Kadar Glukosa darah akhir (mg/dl) 164 139 113 134 121

Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)

14 6 14 18 21 Presentase penurunan kadar

glukosa darah (%)


(13)

(14)

(15)

(16)

Lampiran 3


(17)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Vania

Nomor Pokok Mahasiswa : 0110027

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 31 Agustus 1983

Alamat : Jl. Sumber Hegar IV No. 14 Bandung

Riwayat Pendidikan :

TK Maria Bintang Laut, Bandung, 1989

SD Maria Bintang Laut, Bandung, 1995

SMP Aloysius, Bandung, 1998


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan adanya hiperglikemi kronik. Hiperglikemi yang terjadi pada Diabetes melitus disebabkan karena menurunnya kadar insulin, berkurangnya pemakaian glukosa oleh jaringan perifer dan kenaikan produksi glukosa melalui proses glikogenesis atau gukoneogenesis.

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya Diabetes melitus antara lain kelainan genetik, faktor lingkungan dan gaya hidup. Kelainan metabolik yang disebabkan oleh Diabetes melitus dapat mengakibatkan perubahan patofisiologi sekunder di beberapa sistem organ, misalnya kelainan pada mata, ginjal, dan jantung.

Insidensi Diabetes melitus di seluruh dunia pada tahun 2000 ada 151 juta jiwa, diperkirakan pada tahun 2010 penderita DM dapat mencapai 221 juta jiwa dan pada tahun 2025 dapat mencapai 300 juta jiwa. Peningkatan terjadi terutama di negara-negara berkembang, khususnya di negara-negara Asia (WHO, 2002). Negara yang memiliki penderita DM terbanyak pada tahun 2000 adalah India (31.7 juta), China (20.8 juta), dan USA (17.7 juta). Indonesia adalah negara keempat dengan jumlah penderita sebanyak 8.4 juta jiwa.

Penderita Diabetes melitus umumnya mendapat Obatan Antidiabetik Oral (ADO) (Tony Handoko & B. Suharto, 2003). ADO relatif mahal harganya sehingga pengobatan dalam jangka waktu panjang kurang ekonomis dan menjadi beban bagi sebagian besar masyarakat. ADO juga dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia hingga koma. Karena kedua alasan tersebut maka perlu dicari obat alternatif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yang lebih ekonomis dan aman dikonsumsi.


(19)

2

Bangsa Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan tumbuhan berkasiat obat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan. Sejak dahulu alam Indonesia telah menyediakan berbagai tumbuhan berkasiat obat yang berguna untuk memelihara kesehatan. Indonesia memiliki sekitar 30.000 – 40.000 jenis tumbuhan dan beberapa di antaranya diketahui memiliki khasiat sebagai tumbuhan obat. Terapi herbal adalah suatu proses penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ramuan dari berbagai tanaman yang berkhasiat obat. Saat ini terapi herbal sangat populer di kalangan masyarakat karena dinilai mempunyai efek samping sedikit, murah, dan mudah didapat. Biasanya terapi herbal dilakukan sebagai pengobatan alternatif, namun ada sebagian masyarakat sengaja menggunakannya untuk pencegahan terhadap suatu penyakit (tindakan preventif ) (Hembing, 2005).

Tanaman obat yang dapat digunakan untuk terapi Diabetes melitus jenisnya cukup banyak, antara lain daun dewa, mahkota dewa, nimba, sambiloto, brotowali, mahoni, alpukat, ciplukan, daun sendok, kumis kucing, lidah buaya, pare, mengkudu, daun salam, tapak dara, pegagan, komfrey, daun sembung, sidaguri, temulawak, kunir putih, jagung, duwet, buncis. (Prapti Utami, 2004).

Daun dewa atau yang dikenal di masyarakat dengan nama beluntas cina (Tigel kio atau san qi cao) sering dikonsumsi masyarakat dengan cara dilalap. Kini daun dewa telah banyak diekstrak dalam bentuk bubuk dalam kapsul sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti hipertensi, Diabetes melitus, kanker, bronkitis, batu ginjal.

Berdasarkan asumsi bahwa daun dewa mengandung antioksidan dan memiliki efek hipoglikemik, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh infusa daun dewa terhadap kadar gula darah pada mencit diabetes yang diinduksi oleh aloksan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Apakah Infusa daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.


(20)

3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitan

Maksud penelitian adalah menjadikan daun dewa sebagai obat alternatif untuk penyakit Diabetes melitus.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit diabetes yang diinduksi aloksan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Akademis penelitian adalah diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek farmakologis ekstrak daun dewa terhadap penyakit Diabetes melitus terutama pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah dan efek hipoglikemia.

Kegunaan Praktis penelitian adalah diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas tentang pengaruh daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) terhadap penyakit Diabetes melitus.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka pemikiran

Diabetes melitus merupakan keadaan yang timbul karena defisiensi insulin relatif maupun absolut. Hyperglikemi timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu. Aloksan yang diberikan intravena pada mencit akan menghasilkan radikal bebas merusak sel-sel β Langerhans pankreas sehingga produksi insulin berkurang (Bruneton, 1999).

Reduksi dua elektron dari struktur aloksan membentuk as. Dialurat. Oksidasi as. Dialurat menyebabkan pembentukan O2- (Superoksid)yang merupakan oksigen

radikal, H2O2 (Hidrogen peroksida) dan OH-(Hidroksil)(Halliwel & Gutteridge,


(21)

4

Daun dewa mengandung flavonoid yang merupakan senyawa larut dalam air dan memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun dewa antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam P-kumarat, asam P-hidroksi benzoat. Aktivitas antioksidan dapat menghambat berbagai reaksi oksidasi, sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksid, dan radikal peroksil sehingga dapat meregenerasi sel-sel dan pankreas dalam memproduksi insulin (Bruneton, 1999).

1.5.2 Hipotesis

Infusa Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif.

Kemaknaan ditentukan dengan p = 0,05

Analisis data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam satuan mg% dengan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji TukeyHSD dengan α = 0,05

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung selama bulan Mei 2005 sampai bulan Januari 20056.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Infusa daun dewa menurunkan kadar glukosa darah dari 146mg/dl menjadi 79mg/dl pada 25 hewan percobaan

5.2 Saran

ƒ Penelitian ini dikembangkan dengan variasi dosis yang lebih kecil, karena dengan dosis 1,4g/kgBB saja daun dewa telah menunjukkan hasil.

ƒ Perlu juga dilakukan penelitian daun dewa dengan sediaan lain misalnya ekstrak.

ƒ Perlu dilakukan pengujian toksisitas daun dewa.

ƒ Perlu dilakukan penelitian dalam jumlah sampel yang lebih besar sehingga didapatkan akurasi yang lebih baik.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous http://iptek.apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-139.pdf

Anonymous www.contentnhiondemand.com

Anonymous www.vitaminretailer.com

Anonymous http://www.geocities.com/niharder/Obat-Alternatif/Daun-Dewa.htm

Anonymous http://www.google.com/cyberMED/Hembing/consultation.htm

Annonumous http://www.herbamalaysia.net

Anonymous www.unitedmedicalnetwork.com

Anonymous http://www.who.int/ncd/dia/database4.htm.

Boedisantoso.A.R, Imam Subekti, 2004. Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Dalam : Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FK UI. h. 161-4

Bruneton J. 1999. Flavonoids. In : Pharmacognosy. 2nd Edition. UK : Intercept Ltd. p. 311-329

Bruneton J. 1999. Phytochemistry Medical Plants. In : Pharmacognosy. 2nd Edition. UK : Intercept Ltd. p. 781-800

Davis N. Stephen & Granner K. Daryl. 1999. Insulin, Oral Hipoglycemic Agents, and The Pharmacology of The Endocrine Pancreas. In : Goodman & Gilman’s


(24)

The Farmacological Basis of Therapeutics. 10th Edition. NY : McGraw-Hill. p. 1679-690

Guyton & Hall. 1997. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. h. 1221-37

Halliwel B. and Gutteridge J. M. C. 1991. Free radicals and Toxicology. In : Free Radicals in Biology & Medicine. 2nd edition. NY : Oxford. p. 310-314

M. W. Hazman. 1991. Pankreas Endokrin. Dalam : Endokrinologi. Bandung : Percetakan Angkasa Off set. p. 36-85

Perkeni. 2002. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2002. Semarang : PB PERKENI

Prapti Utami. 2004. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes melitus. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

R. Putz - R.Pabst. 2000 Pankreas. Dalam : Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. Jakarta : EGC. h. 148

Schteingarit, D. E. 1995. Kelainan Endokrinologi dan Metabolik Pankreas, Metabolik Glukosa dan Diabetes Melitus. Dalam : Price. S. A, Wilson L. M. : Patofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC. h. 1109-19

Snell. 1997. Rongga Abdomen. Dalam : Anatomi Klinik. Edisi 3. Jakarta : EGC. h. 217-42

Tony Handoko & Suharto. B. 2003. Insulin, Glukagon, dan Anti Diabetik Oral. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : FK UI. h. 476-81


(1)

2

Bangsa Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan tumbuhan berkasiat obat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan. Sejak dahulu alam Indonesia telah menyediakan berbagai tumbuhan berkasiat obat yang berguna untuk memelihara kesehatan. Indonesia memiliki sekitar 30.000 – 40.000 jenis tumbuhan dan beberapa di antaranya diketahui memiliki khasiat sebagai tumbuhan obat. Terapi herbal adalah suatu proses penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ramuan dari berbagai tanaman yang berkhasiat obat. Saat ini terapi herbal sangat populer di kalangan masyarakat karena dinilai mempunyai efek samping sedikit, murah, dan mudah didapat. Biasanya terapi herbal dilakukan sebagai pengobatan alternatif, namun ada sebagian masyarakat sengaja menggunakannya untuk pencegahan terhadap suatu penyakit (tindakan preventif ) (Hembing, 2005).

Tanaman obat yang dapat digunakan untuk terapi Diabetes melitus jenisnya cukup banyak, antara lain daun dewa, mahkota dewa, nimba, sambiloto, brotowali, mahoni, alpukat, ciplukan, daun sendok, kumis kucing, lidah buaya, pare, mengkudu, daun salam, tapak dara, pegagan, komfrey, daun sembung, sidaguri, temulawak, kunir putih, jagung, duwet, buncis. (Prapti Utami, 2004).

Daun dewa atau yang dikenal di masyarakat dengan nama beluntas cina (Tigel kio atau san qi cao) sering dikonsumsi masyarakat dengan cara dilalap. Kini daun dewa telah banyak diekstrak dalam bentuk bubuk dalam kapsul sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti hipertensi, Diabetes melitus, kanker, bronkitis, batu ginjal.

Berdasarkan asumsi bahwa daun dewa mengandung antioksidan dan memiliki efek hipoglikemik, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh infusa daun dewa terhadap kadar gula darah pada mencit diabetes yang diinduksi oleh aloksan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Apakah Infusa daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.


(2)

3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitan

Maksud penelitian adalah menjadikan daun dewa sebagai obat alternatif untuk penyakit Diabetes melitus.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit diabetes yang diinduksi aloksan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Akademis penelitian adalah diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek farmakologis ekstrak daun dewa terhadap penyakit Diabetes melitus terutama pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah dan efek hipoglikemia.

Kegunaan Praktis penelitian adalah diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas tentang pengaruh daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) terhadap penyakit Diabetes melitus.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka pemikiran

Diabetes melitus merupakan keadaan yang timbul karena defisiensi insulin relatif maupun absolut. Hyperglikemi timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu. Aloksan yang diberikan intravena pada mencit akan menghasilkan radikal bebas merusak sel-sel β Langerhans pankreas sehingga produksi insulin berkurang (Bruneton, 1999).

Reduksi dua elektron dari struktur aloksan membentuk as. Dialurat. Oksidasi as. Dialurat menyebabkan pembentukan O2- (Superoksid)yang merupakan oksigen radikal, H2O2 (Hidrogen peroksida) dan OH-(Hidroksil)(Halliwel & Gutteridge,


(3)

4

Daun dewa mengandung flavonoid yang merupakan senyawa larut dalam air dan memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun dewa antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam P-kumarat, asam P-hidroksi benzoat. Aktivitas antioksidan dapat menghambat berbagai reaksi oksidasi, sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksid, dan radikal peroksil sehingga dapat meregenerasi sel-sel dan pankreas dalam memproduksi insulin (Bruneton, 1999).

1.5.2 Hipotesis

Infusa Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif.

Kemaknaan ditentukan dengan p = 0,05

Analisis data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam satuan mg% dengan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α = 0,05 1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung selama bulan Mei 2005 sampai bulan Januari 20056.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Infusa daun dewa menurunkan kadar glukosa darah dari 146mg/dl menjadi 79mg/dl pada 25 hewan percobaan

5.2 Saran

ƒ Penelitian ini dikembangkan dengan variasi dosis yang lebih kecil, karena dengan dosis 1,4g/kgBB saja daun dewa telah menunjukkan hasil.

ƒ Perlu juga dilakukan penelitian daun dewa dengan sediaan lain misalnya ekstrak.

ƒ Perlu dilakukan pengujian toksisitas daun dewa.

ƒ Perlu dilakukan penelitian dalam jumlah sampel yang lebih besar sehingga didapatkan akurasi yang lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous http://iptek.apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-139.pdf

Anonymous www.contentnhiondemand.com

Anonymous www.vitaminretailer.com

Anonymous http://www.geocities.com/niharder/Obat-Alternatif/Daun-Dewa.htm

Anonymous http://www.google.com/cyberMED/Hembing/consultation.htm

Annonumous http://www.herbamalaysia.net

Anonymous www.unitedmedicalnetwork.com

Anonymous http://www.who.int/ncd/dia/database4.htm.

Boedisantoso.A.R, Imam Subekti, 2004. Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Dalam : Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FK UI. h. 161-4

Bruneton J. 1999. Flavonoids. In : Pharmacognosy. 2nd Edition. UK : Intercept Ltd. p. 311-329

Bruneton J. 1999. Phytochemistry Medical Plants. In : Pharmacognosy. 2nd Edition. UK : Intercept Ltd. p. 781-800

Davis N. Stephen & Granner K. Daryl. 1999. Insulin, Oral Hipoglycemic Agents, and The Pharmacology of The Endocrine Pancreas. In : Goodman & Gilman’s


(6)

The Farmacological Basis of Therapeutics. 10th Edition. NY : McGraw-Hill. p. 1679-690

Guyton & Hall. 1997. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. h. 1221-37

Halliwel B. and Gutteridge J. M. C. 1991. Free radicals and Toxicology. In : Free Radicals in Biology & Medicine. 2nd edition. NY : Oxford. p. 310-314

M. W. Hazman. 1991. Pankreas Endokrin. Dalam : Endokrinologi. Bandung : Percetakan Angkasa Off set. p. 36-85

Perkeni. 2002. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2002. Semarang : PB PERKENI

Prapti Utami. 2004. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes melitus. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

R. Putz - R.Pabst. 2000 Pankreas. Dalam : Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. Jakarta : EGC. h. 148

Schteingarit, D. E. 1995. Kelainan Endokrinologi dan Metabolik Pankreas, Metabolik Glukosa dan Diabetes Melitus. Dalam : Price. S. A, Wilson L. M. : Patofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC. h. 1109-19

Snell. 1997. Rongga Abdomen. Dalam : Anatomi Klinik. Edisi 3. Jakarta : EGC. h. 217-42

Tony Handoko & Suharto. B. 2003. Insulin, Glukagon, dan Anti Diabetik Oral. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : FK UI. h. 476-81