'Koinobori' Dalam Budaya Jepang (Kajian Mitologi).

(1)

日本文化に け 鯉 ぼ

位置付け

( 話学 見地 ー考察 )

カル ( 0342035 )


(2)

文学部 日本文学科 序論

日本に ま ま 文化 産 あ そ ー に鯉 ぼ

いう あ 鯉 ぼ いう 鯉 滝登 いう伝説 由来

あ 日本 話 鯉 滝 登 あ 龍に いう

昔日本 子 生ま 親 庭に鯉 ぼ 立 あ

そ 自 子 福し 保護 招 た あ 現

在 日本人 子 日に ( 5 5日 ) 鯉 ぼ 立 そ

子 たち 健康 子 に こ 願っ 立 あ

本論文 鯉 ぼ にい 要素 含ま い 話学

見 析

本論

現在 日本に ま ま 鯉 ぼ あ そ に 話的

要素 含ま い 例え 黄金兜鯉 立 子 たち

勇敢 人間に 信 い 兜 勇敢 象 し い ま

た金太郎ゴールド鯉 あ 日本 金太郎 非常に強い子 あ


(3)

金箔 配 い そ た に 金 鯉 ぼ に見え あ こ

立 こ に 自 子 金太郎 うに強い子に こ

願っ い あ

正絹京錦鯉 永春穂に っ 描 優美 錦鯉 写実的に表現

い こ 鯉 絹 作 そ に 善行 . 道 表現

有職江戸鯉 江戸時代 伝統的 鯉 ぼ あ 当時 職人たち 作

った あ そ に 独特色調文様 あ 当時 粋 感 せ

こ 当時 日本人 職業にー心 注 こ 象 し い あ

金銀宝船鯉 絢爛豪華 金銀箔に 縁起物 宝船 配した金銀箔 鯉

ぼ あ こ 好運 招 し 日本人 立 あ

鯉 ぼ 色 重要 意味 持っ い 黒 真鯉 不屈 精 持った

父 ん 意味 赤い緋鯉 親 母 ん 青や緑 子供た

ち 意味 あ 鯉 ぼ 安全 家族 意味 表し い

あ 現在 白やピンク 色 した鯉 ぼ 出 た あ


(4)

述した うに 鯉 ぼ に ま ま 話的 要素 あ こ

わ そ 色 文様 立 方 日本人 信 い こ


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Pembatasan Masalah ……… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Metodologi ………... 4

1.5 Organisasi Penulisan ……… 7

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sejarah Koinobori ……… 9

2.2 Jenis-Jenis Koinobori ……….. 13

2.2.1 吉兆 ( っち う ) ……… 13

2.2.2 太陽 ( たい う) ……… 14

2.2.3 友禅鯉 ( うぜんごい ) ……….. 15

2.2.4 風舞い ( ぜまい ) ………. 15

2.2.5 ゴールド鯉 ……… 16


(6)

2.3 Warna-Warna Koinobori ………. 17

2.4 Corak-Corak Koinobori ……….. 19

2.4.1 吉兆 ( っち う ) ……… 19

2.4.2 太陽 ( たい う) ……… 19

2.4.3 友禅鯉 ( うぜんごい ) ……….. 20

2.4.4 風舞い ( ぜまい ) ………. 21

2.4.5 ゴールド鯉 ……… 21

2.5 Cara Pemasangan Koinobori ………... 22

2.6 Mitos di Jepang ……… 22

BAB III KOINOBORI DALAM BUDAYA JEPANG 3.1 Mitos Yang Terdapat Pada Jenis-Jenis Koinobori ……… 25

3.1.1 Koinobori 黄金兜鯉 ( うごん ぶ ごい ) ………. 25

3.1.2 Koinobori 金太郎ゴールド鯉 ( んたろうゴールドごい ) …. 27 3.1.3 Koinobori正絹京錦 ( し うけん うにし ) ………. 28

3.1.4 Koinobori有職江戸鯉 ( うし え ごい ) ………. 30

3.1.5 Koinobori 金銀宝船鯉 ( ん んた ぶねごい ) …………. 31

3.2 Mitos Yang Terdapat Pada Warna-Warna Koinobori ………. 32

3.2.1 Warna Hitam ( 黒い )……….. 33

3.2.2 Warna Merah ( 赤い )………. 34


(7)

3.2.3 Warna Hijau Atau Biru ( 青い )……….. 35

3.2.4 Warna-Warna Lain Pada Koinobori ……….………….. 36

3.3 Mitos Yang Terdapat Pada Corak-Corak Koinobori ……….. 37

3.3.1 Corak Kabuto Emas ……… 37

3.3.2 Corak Bangau dan Kintarou ……… 38

3.3.3 Corak Kipas ……… 39

3.3.4 Corak Edo ……… 40

3.3.5 Corak Kapal Berharga ………. 42

3.4 Mitos Yang Terdapat Pada Cara Pemasangan Koinobori ……… 43

3.4.1 Garden Set ……….. 43

3.4.2 Stand Set ………. 44

3.4.3 Royal Set ……….. 45

3.4.4 Shitsunai Set ………... 46

BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan ………. 48 SINOPSIS

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN


(8)

LAMPIRAN I

( 1 ), art-1 Hal 9

“ 日本 端午 節 奈良時代か 続 い行事 端午 い

う 端 午 日 いう意味 5 限った

あ ま ん た か 午 (ご) 五 (ご) 音

毎 5日 指 う や 5 5日 った 伝

え ま ( http://www.kongetsu.co.jp/tangonosekku/index.html ) ( 2 ), art-2 Hal 11

“ The making of Koinobori is said to have begun at the end of the Edo era (1603-1867), when manufacturers of paper umbrellas and lanterns began accepting orders for them. Thus, in the early days, Koinobori were made using Washi, later on, they were made of cotton.

The designs of Koinobori are created by the technique known as Tegaki (hand painting) are intricate and detailed, and so the Koinoboris are known for being elegant. “ ( http://www.sainokuni-kanko.jp/english/crafts/20-koinobori.html )

( 3 ), art-3 Hal 12

“ イ 威勢 いい魚 昔か 鯉 滝上

伝え 子供 元気 育 う いう親 願い 鯉 ぼ

ま い ( Discover Japan Vol 2, Kodansha International Ltd ) ( 4 ), art-4 Hal 13

吉兆 (きっち う )

…歴代 貴族 好ん 用い た高貴 桐竹鳳凰 麒麟柄 折

込ん , …

( 5 ), art-4 hal 14

太陽 ( たい う)

黄金 輝き鯉太陽 前 通 子様 輝き 大き

願い 込 大空 泳 ま

( 6 ), art-6 hal 15

友禅鯉 ( うぜんごい )


(9)

( 7 ), art-7 hal 16

風舞い ( かぜまい )

業界初 水 弾き, 雨強い撥水加工 鯉 ぼ 全体 施 ま た

( 8 ), art-8 hal 16

ゴール 鯉

鯉 ぼ 全体 金粉 黄金鶴柄 配 , 生地 光沢…

( 9 ), art-9 hal 25

“ …鯉全体 金粉 用い 黄金兜柄 描き上 た豪華 鯉 ぼ

…吹流 イロン テン生地 雲 波 五色柄 , 縁起良

昇 龍 描いた 雲龍吹流

( 10 ), art-10 hal 27

“ 真鯉( 黒鯉 ) , 両面た ま 金太郎 描いた, 金太郎ゴール

鯉 ぼ

( 11 ), art-11 hal 29

“ 京錦鯉 徳永春穂 描か 優美 錦鯉 姿 写実的 表

現 いま

( 12 ), art-12 hal 31

“ 有職江戸鯉 江戸 伝統 き 鯉 元 た鯉 ぼ

江戸職人 手 守 た独特 色調 文様 粋 感 ま

( 13 ), art-13 hal 32

“ 絢爛豪華 金銀箔 , 縁起物 宝船 配 た金銀箔

鯉 ぼ

( 14 ), art-14 hal 37

“ 光沢 あ イロン テン生地 , 鯉全体 金粉 用い 黄金兜柄

描き上 た豪華 鯉 ぼ

( 15 ), art-15 hal 38


(10)

( 16 ), art-16 hal 39

錦鯉独特 色 七色ぼか 染 上 たうえ う 全体

金箔 扇状 配 ま た

( 17 ), art-17 hal 41

江戸職人 手 守 た独特 色調 文様 粋 感 ま

( 18 ), art-18 hal 42

絢爛豪華 金銀箔 , 縁起物 宝船 配 た金銀箔 鯉 ぼ


(11)

LAMPIRAN II

( 1 ), gbr-1 吉兆 (きっち う)


(12)

( 2 ), gbr-2 太陽 ( たい う)


(13)

( 3 ), gbr-3 友禅鯉 ( うぜんごい )


(14)

(15)

(16)

( 6 ), gbr-6

( 7 ), gbr-7

( 8 ), gbr-8

( 9 ), gbr-9


(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

( 16 ), gbr-16

( 17 ), gbr-17

( 18 ), gbr-18

( 19 ), gbr-19

( 20), gbr-20


(23)

( 22 ), gbr-22 Stand Set ( スタン セッ )

( 23 ), gbr-23 Royal Set( ロイヤルセッ )

( 24 ), gbr-24 Shitsunai Set ( 室内セッ )


(24)

(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kebudayaan yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya dipengaruhi pula oleh kebudayaan bangsa-bangsa di dataran Asia lainnya seperti China, Korea, Mongol, dan sebagainya. Di Jepang cukup banyak terdapat perayaan ( 祭 り; Matsuri ) dan hampir setiap bulan orang Jepang merayakan perayaan-perayaan itu. Ada beberapa perayaan-perayaan di Jepang yang biasanya dijadikan sebagai hari libur nasional. Misalnya: Hari kedewasaan ( 成人の日; Seijin no Hi ) yang mulai tahun 2003 dirayakan setiap hari Sabtu minggu kedua pada bulan Januari, Hari anak-anak ( 子どもの日; Kodomo no Hi ) yang dirayakan setiap tanggal 5 Mei, dan sebagainya.

5 Mei adalah Hari Anak-Anak atau hari kesehatan dan kesejahteraan anak-anak. Sering disebut juga Tango no Sekku ( 端 午 の 節 句 ) atau lebih dikenal dengan Kodomo no Hi ( 子供の日 ). Sejak 5 Mei 1948, perayaan Kodomo no Hi menjadi hari libur nasional dan ditetapkan resmi sebagai Hari Anak-Anak.Perayaan ini biasanya dirayakan oleh seluruh keluarga di Jepang, terutama oleh keluarga yang


(26)

memiliki anak laki-laki. Hingga kini tradisi itu masih dirayakan sebagai perayaan anak laki-laki. Biasanya, setiap 5 Mei keluarga yang memiliki anak laki-laki memajang boneka bersimbol peperangan ( 武蔵人形 ; mushaningyou ), menyantap nasi kepal terbungkus daun bambu ( 粽 ; chimaki ) dan kue ketan berisi kacang manis yang terbungkus daun ek (柏餅 ; kashiwamochi ), serta memasang koinobori di pekarangan rumahnya.

Koinobori ( 鯉のぼり ), yaitu sejenis bendera berbentuk ikan koi berwarna hitam, merah, biru atau hijau. Koinobori ( 鯉のぼり ) berasal dari kata “ koi no taki nobori “. Menurut mitos yang berkembang di China, zaman dahulu ikan koi dipercaya sebagai ikan yang paling kuat. Mereka percaya bahwa ikan koi dapat mendaki air terjun, dan ikan koi yang berhasil mendaki air terjun akan berubah menjadi naga. Lalu kepercayaan itu pun mulai masuk dan berkembang di Jepang. Pada awalnya, di Jepang koinobori dipasang pada saat bayi laki-laki lahir. Pada saat itu orang Jepang percaya kalau dengan memasang koinobori ( 鯉 の ぼ り) di pekarangan rumahnya, maka ketika dewa turun akan memberkati dan melindungi bayi laki-laki mereka. Konon warna-warna koinobori ( 鯉のぼり) dipercaya dapat menarik perhatian dewa yang turun dari langit untuk memberkati. Pada saat ini masyarakat Jepang memasang koinobori ( 鯉のぼり ) sebagai harapan agar anak laki-laki mereka sehat dan kuat seperti ikan koi.


(27)

Koinobori ( 鯉のぼり ) biasanya mulai dipasang sebulan sebelum perayaan Kodomo no Hi ( 子どもの日 ) yaitu pada bulan April. Koinobori ( 鯉のぼり) dipasang secara berurutan dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Koinobori ( 鯉 の ぼ り ) yang paling besar akan dipasang paling atas setelah fukinagashi ( sejenis kincir ). Berdasarkan kepercayaan orang Jepang, koinobori ( 鯉のぼり) dipasang paling atas adalah koinobori ( 鯉のぼり) berwarna hitam yang merupakan simbol seorang ayah yang kuat dan tegar. Lalu di bawahnya dipasang koinobori ( 鯉のぼり) berwarna merah yang merupakan simbol seorang ibu, dan di bawahnya lagi dipasang koinobori ( 鯉 の ぼ り) berwarna biru yang merupakan simbol seorang anak. Ketiga koinobori ( 鯉 の ぼ り) itu dipercaya sebagai simbol perdamaian, kehidupan, kecerdasan, pertumbuhan, dan keluarga yang sejahtera. Warna putih, hitam, merah, biru atau hijau yang terdapat pada koinobori ( 鯉 の ぼ り) adalah warna tradisional Jepang dan dipercaya sebagai warna yang membawa keberuntungan.

Adapun pertimbangan penulis membahas mengenai koinobori ( 鯉のぼり ) adalah mengapa sampai sekarang koinobori ( 鯉のぼり ) masih digunakan pada perayaan Kodomo no Hi ( 子供の日 ), dan mitos-mitos apa saja yang terdapat pada koinobori ( 鯉 の ぼ り). Selain itu, penulis juga belum menemukan penelitian sebelumnya tentang koinobori ( 鯉のぼり ) ini. Pada umumnya koinobori ( 鯉の


(28)

ぼり ) hanyalah salah satu simbol dari perayaan Kodomo no Hi (子どもの日), tetapi dibalik dari semuanya itu koinobori ( 鯉のぼり ) mengandung makna lain yang perlu penulis teliti lebih jauh.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah: 1. Mitos apa yang terdapat dalam koinobori ( 鯉のぼり) .

2. Bagaimana peranan mitos koinobori ( 鯉 の ぼ り ) dalam budaya Jepang.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini : 

1. Mendeskripsikan mitos yang terdapat pada koinobori ( 鯉のぼ り).

2. Mendeskripsikan peranan mitos koinobori ( 鯉のぼり ) dalam budaya Jepang.


(29)

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode mitologi karena sesuai dengan objek yang penulis teliti, yaitu mengenai mitos yang terdapat pada koinobori ( 鯉のぼり ).

Mitos adalah suatu pernyataan mengenai simbol, lambang, tanda sesuai dengan kenyataan dan merupakan peristiwa yang terjadi di dunia. Kata mitos itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu muthos. Muthos berarti cerita mengenai banyak dewa dan kekuatan manusia ( The Encyclopedia of religion, Eliade, hal:261 ). Dalam bahasa Jepang, mitos disebut shinwa ( 神話 ). Shinwa ( 神話 ) adalah cerita berintikan para dewata, mengenai mengenai asal usul terjadinya alam semesta, manusia, negara dan kebudayaan ( Nihon Bungakushi,1983:5 ).

Penulis menggunakan metode mitologi menurut Roland Barthes ( 1972 ). Barthes memaparkan mitologi melalui tanda-tanda dengan membahas historis tanda-tanda dan simbol. Tanda dan simbol yang dikatakan Barthes sama dengan Saussure, yaitu terdiri dari penanda dan petanda. Penanda adalah bentuk-bentuk dan medium yang diambil oleh suatu tanda, seperti sebuah bunyi, gambar, coretan. Petanda adalah konsep dan makna-makna. Barthes ( 1972 ) mengambil pendekatan Saussure ( 1960 ) dan menerapkan pada praktik-praktik budaya populer untuk melihat bagaimana peristiwa-peristiwa seperti budaya populer menciptakan makna.

Barthes menyatakan ada dua macam sistem pemaknaan, yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi merupakan tingkat makna yang deskriptif1

yang dipahami oleh

1


(30)

hampir semua anggota suatu kebudayaan. Konotasi merupakan, makna yang tercipta dengan cara menghubungkan penanda-penanda ( bunyi, gambar, coretan ) dengan aspek kebudayaan yang lebih luas, misalnya seperti keyakinan-keyakinan, sikap dan pandangan masyarakat sosial tertentu. Konotasi inilah yang disebut mitos. Meski mitos merupakan kontruksi sosial, mereka tampak seperti kebenaran-kebenaran universal yang tertanam dalam nalar sehari-hari.

Menurut Barthes mitos dan ideologi bekerja dengan cara mengalamiahkan penafsiran-penafsiran yang sebenarnya bersifat tidak tetap dan secara historis bersifat spesifik. Artinya mitos membuat pandangan dunia tertentu seolah-olah menjadi tidak mungkin ditentang karena itulah yang alami atau memang takdir Tuhan. ” Mitos bertugas memberikan pembenaran alamiah pada suatu intensi historis dan membuat kesementaraan seolah abadi ”( Barthes,1972:155 ).

Selain itu konotasi mitos yang lazim berupa cerita rakyat, legenda, dongeng dan lain-lain. Mitos telah menciptakan sejumlah teori kontemporer ( masa sekarang atau masa kini ). Dalam Mythologies, Barthes menunjukkan bahwa mitos bersifat universal.

Mitos juga menguraikan makna kehidupan dunia yang kita diami dengan pandangan terhadap masa kini melalui masa silam. Barthes mempercayai bahwa versi imajiner tentang sejarah, masyarakat dan kebudayaan adalah mitos yang menjadi sumber kebenaran. Mitos melahirkan ideologi karena menurut Barthes mitos mengubah makna menjadi bentuk.


(31)

Pada umumnya mitologi adalah suatu cerita yang menjelaskan dan melukiskan serta menggambarkan elemen dasar yang asli ( sesuai dengan kenyataan ) dan asumsi-asumsi budaya cerita mitos yang saling berkaitan. Sebagai contoh bagaimana dunia bermula, bagaimana manusia dan hewan tercipta, dan bagaimana adat-istiadat, gerak isyarat atau bentuk aktivitas manusia. Mitos sendiri dapat mengalami perubahan yang berbeda dari mitos-mitos masa lalu dengan sekarang.

Untuk melengkapi penulisan ini, penulis menggunakan teknik studi pustaka, dengan mencari data dari internet serta buku-buku yang mendukung penelitian.

1.5 Organisasi Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi kedalam empat bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Teori, Bab III Analisis data, Bab IV Kesimpulan.

Pada Bab I Pendahuluan terbagi menjadi 5 sub bab, Yaitu Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi, dan Organisasi Penulisan. Latar Belakang Masalah berisi pandangan penulis tentang sesuatu yang melandasi penulisan Skripsi, misalnya, penjelasan koinobori ( 鯉のぼり ), aspek mitos, dan kelayakkan penelitian ini yang bukan merupakan saduran ulang tetapi bersifat melengkapi penelitian lain. Pembatasan Masalah berisi pembatasan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini, yaitu mengenai mitos apa yang terdapat dalam koinobori ( 鯉のぼり ) dan peranan mitos koinobori ( 鯉のぼ り) dalam budaya Jepang. Tujuan Penelitian berisi untuk apa penelitian dilakukan.


(32)

Metodologi berisi cara pikir mitologis Barthes untuk mengarahkan pendeskripsian data-data. Organisasi Penulisan berisi sistematika penulisan dari Bab 1 pendahuluan sampai Bab IV kesimpulan.

Pada Bab II, penulis akan menguraikan mengenai teori mitos yang terkait dengan objek yang diteliti, yaitu mengenai: Sejarah koinobori ( 鯉のぼり ); Mitos apa yang berhubungan dengan jenis-jenis koinobori ( 鯉のぼり ); Mitos apa yang berhubungan dengan warna-warna koinobori ( 鯉 の ぼ り ); Mitos apa yang berhubungan dengan corak-corak koinobori ( 鯉 の ぼ り ); Mitos apa yang berhubungan dengan cara pemasangan koinobori ( 鯉 の ぼ り ), dan Mitos di Jepang.

Pada Bab III Analisis data atau bahan beserta kutipan-kutipan, penulis menganalisis mengenai mitos yang terdapat pada koinobori ( 鯉のぼり ). Pada Bab IV Kesimpulan, penulis menarik kesimpulan yang didapat dari hasil analisis pada bab sebelumnya sesuai tujuan penelitian.


(33)

BAB IV KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis terhadap koinobori dengan menggunakan metode Barthes, ternyata penulis menemukan banyaknya mitos yang terdapat pada jenis, warna, corak, dan cara pemasangan koinobori. Maka penulis menyimpulkan mitos-mitos tersebut sebagai berikut.

Mitos yang terdapat pada jenis-jenis koinobori adalah, kepercayaan orang Jepang terhadap kabuto yang melambangkan keperkasaan, Kintarou yang melambangkan kekuatan, ajaran mengenai moral dan kebajikan, semangat zaman Edo, dan takarabune yang membawa keberuntungan.

Mitos yang terdapat pada warna-warna koinobori adalah, kepercayaan orang Jepang mengenai koinobori hitam yang melambangkan ayah yang tegar dan kuat. Koinobori merah yang melambangkan seorang ibu yang tulus. Koinobori biru atau hijau yang melambangkan seorang anak yang aktif dan selalu bertumbuh. Mitos yang terdapat pada ketiga koinobori adalah sebagai lambang keluarga yang sejahtera.

Mitos yang terdapat pada corak-corak koinobori adalah adanya kepercayaan orang Jepang mengenai corak kabuto emas yang dipercaya dapat membawa keberuntungan. Corak burung bangau dan Kintarou yang dipercaya dapat membawa kebahagiaan dan umur panjang. Corak kipas yang mengajarkan tentang kebajikan


(34)

moral. Corak Edo yang dipercaya dapat membawa semangat pada zaman Edo. Corak kapal berharga ( takarabune ) dipercaya dapat membawa nasib baik.

Mitos yang terdapat pada cara pemasangan konobori adalah, saat ini orang Jepang percaya bahwa koinobori tidak selalu harus dipasang di halaman rumah, namun mereka percaya dengan memasang koinobori beranda ataupun di dalam rumah sekalipun, mereka tetap akan mendapatkan keberuntungan, kebahagiaan, dan sebagainya.

Makna konotasi dari semua mitos yang terdapat pada koinobori, semuanya mengandung makna yang positif, misalnya mengenai koinobori yang membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan sebagainya. Namun pada dasarnya mitos mengenai koinobori adalah tradisi pemasangan koinobori pada perayaan Hari Anak-Anak dan kepercayaan agar anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Barker, Chris, 2005. Cultural Studies. Yogyakarta: Bentang. Barthes, Roland, 1972. Mythologies.

Discover Japan vol 2. 1987. Japan: Kodansha International Ltd.

Fister, Pat , 1985. Tengu, the Mountain Goblin. New York: George Braziller, Inc. Iwasaka, Michiko and Toelken, Barre, 1999. Ghosts and the Japanese: Cultural. Jepang Dewasa Ini. Tokyo, Japan: The Internasional society for Educational inc. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1992. Jakarta.

Kawabata, Yasunari, 2002. The Japan Book. Tokyo: Kodansha. Koinobori, tanggal 26 Maret 2007

http://www.sainokuni-kanko.jp/english/crafts/20-koinobori.html

Lotus, John H, 10 Sept 1993. Festivals of Japan ( Nihon e Toki Jiten 4 ). Maureen Grace, Mhyts Folklore Storytelling.

Mizue Sasaki. Nihon Jijyou Nyuumon.

Mizuki, Shigeru, 2003. Mujara 3: Kinki-hen. Japan: Soft Garage. Nenchugyoji, tanggal 18 Mei 2007

http://www.nihongomemo.com/nenchugyoji:tangonosekku.html

Sawako, Noma,1991. 365Hi ( Kyou wa nan no Hi ka? ) Jiten. Japan: Kodansha. Seki, Keigo, 1966. Types of Japanese Folktales, Asian Folklore Studies.


(36)

Tanggonosekku, tanggal 2 November 2006

http://www.kongetsu.co.jp/tangonosekku/index.html Tokunagaigoi, tanggal 12 Oktober 2006

http://www.tokunagaigoi.co.jp/index.html Tokyoku, tanggal 5 Maret 2007

http://www.tokyoku.co.jp/koi/index.html

Usuda, Atsuko dkk, Februari 1992. Nihon no Kurashi Juunikka getsu. Japan: Apricot.

Vardaman, M. James, 1997. Japan from A to Z. Singapore. The Harnods web, tanggal 2 April 2007

www.HARNODS.com


(1)

Pada umumnya mitologi adalah suatu cerita yang menjelaskan dan melukiskan serta menggambarkan elemen dasar yang asli ( sesuai dengan kenyataan ) dan asumsi-asumsi budaya cerita mitos yang saling berkaitan. Sebagai contoh bagaimana dunia bermula, bagaimana manusia dan hewan tercipta, dan bagaimana adat-istiadat, gerak isyarat atau bentuk aktivitas manusia. Mitos sendiri dapat mengalami perubahan yang berbeda dari mitos-mitos masa lalu dengan sekarang.

Untuk melengkapi penulisan ini, penulis menggunakan teknik studi pustaka, dengan mencari data dari internet serta buku-buku yang mendukung penelitian.

1.5 Organisasi Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi kedalam empat bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Teori, Bab III Analisis data, Bab IV Kesimpulan.

Pada Bab I Pendahuluan terbagi menjadi 5 sub bab, Yaitu Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi, dan Organisasi Penulisan. Latar Belakang Masalah berisi pandangan penulis tentang sesuatu yang melandasi penulisan Skripsi, misalnya, penjelasan koinobori ( 鯉のぼり ), aspek mitos, dan kelayakkan penelitian ini yang bukan merupakan saduran ulang tetapi bersifat melengkapi penelitian lain. Pembatasan Masalah berisi pembatasan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini, yaitu mengenai mitos apa yang terdapat dalam koinobori ( 鯉のぼり ) dan peranan mitos koinobori ( 鯉のぼ り) dalam budaya Jepang. Tujuan Penelitian berisi untuk apa penelitian dilakukan.


(2)

Metodologi berisi cara pikir mitologis Barthes untuk mengarahkan pendeskripsian data-data. Organisasi Penulisan berisi sistematika penulisan dari Bab 1 pendahuluan sampai Bab IV kesimpulan.

Pada Bab II, penulis akan menguraikan mengenai teori mitos yang terkait dengan objek yang diteliti, yaitu mengenai: Sejarah koinobori ( 鯉のぼり ); Mitos apa yang berhubungan dengan jenis-jenis koinobori ( 鯉のぼり ); Mitos apa yang berhubungan dengan warna-warna koinobori ( 鯉 の ぼ り ); Mitos apa yang berhubungan dengan corak-corak koinobori ( 鯉 の ぼ り ); Mitos apa yang berhubungan dengan cara pemasangan koinobori ( 鯉 の ぼ り ), dan Mitos di Jepang.

Pada Bab III Analisis data atau bahan beserta kutipan-kutipan, penulis menganalisis mengenai mitos yang terdapat pada koinobori ( 鯉のぼり ). Pada Bab IV Kesimpulan, penulis menarik kesimpulan yang didapat dari hasil analisis pada bab sebelumnya sesuai tujuan penelitian.


(3)

BAB IV KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis terhadap koinobori dengan menggunakan metode Barthes, ternyata penulis menemukan banyaknya mitos yang terdapat pada jenis, warna, corak, dan cara pemasangan koinobori. Maka penulis menyimpulkan mitos-mitos tersebut sebagai berikut.

Mitos yang terdapat pada jenis-jenis koinobori adalah, kepercayaan orang Jepang terhadap kabuto yang melambangkan keperkasaan, Kintarou yang melambangkan kekuatan, ajaran mengenai moral dan kebajikan, semangat zaman Edo, dan takarabune yang membawa keberuntungan.

Mitos yang terdapat pada warna-warna koinobori adalah, kepercayaan orang Jepang mengenai koinobori hitam yang melambangkan ayah yang tegar dan kuat. Koinobori merah yang melambangkan seorang ibu yang tulus. Koinobori biru atau hijau yang melambangkan seorang anak yang aktif dan selalu bertumbuh. Mitos yang terdapat pada ketiga koinobori adalah sebagai lambang keluarga yang sejahtera.

Mitos yang terdapat pada corak-corak koinobori adalah adanya kepercayaan orang Jepang mengenai corak kabuto emas yang dipercaya dapat membawa keberuntungan. Corak burung bangau dan Kintarou yang dipercaya dapat membawa kebahagiaan dan umur panjang. Corak kipas yang mengajarkan tentang kebajikan


(4)

moral. Corak Edo yang dipercaya dapat membawa semangat pada zaman Edo. Corak kapal berharga ( takarabune ) dipercaya dapat membawa nasib baik.

Mitos yang terdapat pada cara pemasangan konobori adalah, saat ini orang Jepang percaya bahwa koinobori tidak selalu harus dipasang di halaman rumah, namun mereka percaya dengan memasang koinobori beranda ataupun di dalam rumah sekalipun, mereka tetap akan mendapatkan keberuntungan, kebahagiaan, dan sebagainya.

Makna konotasi dari semua mitos yang terdapat pada koinobori, semuanya mengandung makna yang positif, misalnya mengenai koinobori yang membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan sebagainya. Namun pada dasarnya mitos mengenai koinobori adalah tradisi pemasangan koinobori pada perayaan Hari Anak-Anak dan kepercayaan agar anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Barker, Chris, 2005. Cultural Studies. Yogyakarta: Bentang. Barthes, Roland, 1972. Mythologies.

Discover Japan vol 2. 1987. Japan: Kodansha International Ltd.

Fister, Pat , 1985. Tengu, the Mountain Goblin. New York: George Braziller, Inc. Iwasaka, Michiko and Toelken, Barre, 1999. Ghosts and the Japanese: Cultural. Jepang Dewasa Ini. Tokyo, Japan: The Internasional society for Educational inc. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1992. Jakarta.

Kawabata, Yasunari, 2002. The Japan Book. Tokyo: Kodansha. Koinobori, tanggal 26 Maret 2007

http://www.sainokuni-kanko.jp/english/crafts/20-koinobori.html

Lotus, John H, 10 Sept 1993. Festivals of Japan ( Nihon e Toki Jiten 4 ). Maureen Grace, Mhyts Folklore Storytelling.

Mizue Sasaki. Nihon Jijyou Nyuumon.

Mizuki, Shigeru, 2003. Mujara 3: Kinki-hen. Japan: Soft Garage. Nenchugyoji, tanggal 18 Mei 2007

http://www.nihongomemo.com/nenchugyoji:tangonosekku.html

Sawako, Noma,1991. 365Hi ( Kyou wa nan no Hi ka? ) Jiten. Japan: Kodansha. Seki, Keigo, 1966. Types of Japanese Folktales, Asian Folklore Studies.


(6)

Tanggonosekku, tanggal 2 November 2006

http://www.kongetsu.co.jp/tangonosekku/index.html Tokunagaigoi, tanggal 12 Oktober 2006

http://www.tokunagaigoi.co.jp/index.html Tokyoku, tanggal 5 Maret 2007

http://www.tokyoku.co.jp/koi/index.html

Usuda, Atsuko dkk, Februari 1992. Nihon no Kurashi Juunikka getsu. Japan: Apricot.

Vardaman, M. James, 1997. Japan from A to Z. Singapore. The Harnods web, tanggal 2 April 2007

www.HARNODS.com