Analisis ketepatan pemilihan metode penyusutan harta berwujud bukan bangunan sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban pajak penghasilan studi kasus di PT. Prima Dwi Utama

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ANALISIS KETEPATAN PEMILIHAN METODE PENYUSUTAN HARTA
BERWUJUD BUKAN BANGUNAN SEBAGAI SALAH SATU CARA
UNTUK MENGURANGI BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Studi Kasus di PT. Prima Dwi Utama

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh :
Yovita Ratnasari Massora
NIM : 092114075


PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ANALISIS KETEPATAN PEMILIHAN METODE PENYUSUTAN HARTA
BERWUJUD BUKAN BANGUNAN SEBAGAI SALAH SATU CARA
UNTUK MENGURANGI BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Studi Kasus di PT. Prima Dwi Utama

SKRIPSI


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh :
Yovita Ratnasari Massora
NIM : 092114075

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Skripsi

ANALI SI S KETEPATAN PEDI I L] 巴 AN PI ETODE PENYUSUTAN I I ARTA

BERWUJ l l D BUKAN BANGUNAN SEBAGAI SALAⅡ
UNTUK ⅣENGURANGI BEBAN PJ AK PENGⅡ

SATU CARA
ASI LAN

St udi Kasus di PTc Pr i ma Dwi Ut ama

Pembimbing

Gien Agustinaw'ansari, M.M.. Akt.


Tanggal: 3 September 2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Skripsi
ANALI SI S KETEPATAN PEPI I LI I I AN PI I ETODE PENYUSUTAN ⅡARTA
BERWUJ t D BUKAN BANGUNAN SEBAGAI SALAH SATU CARA
UNTUK ⅣENGURANGI BEBAN PAJ AK PENGHASI LAN
St udi Kasus di PTo Pr i I El a Dwi Ut ama

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Yovita Ratnasari Massora

Tanda Tangan

Ketua
Sekretaris

Anggota

Dr a.

Anggota

Dr s, YP.

Anggota

M. TrisnawatiRahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA.

Yogyakarta, 30 September 201
Fakultas Ekonomi
[l,ersitas Sanata Dhanna




1/ 鰈

F級 ′、

Maridjo, M.Si.

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Mat 21:22)

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37)
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”
(Pengkhotbah 3:11a)
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh
harapannya pada Tuhan!” (Yeremia 17:7)
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor 12:9)
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13)
“ Hidup yang bernilai adalah dalam setiap kesempatan yang ada,
kita bisa mendedikasikan diri untuk selalu melakukan yang terbaik
bagi diri sendiri dan orang lain” (Andrie Wongso)
“Berdoa dan berusahalah melakukan yang terbaik, serta syukuri
dan manfaatkan waktu yang Tuhan anugerahkan kepada kita
dengan sebaik-baiknya, lalu pasrahkan semuanya kepada Tuhan,
biarkan Tuhan hadir dalam setiap kelemahan kita, sebab Dia akan
menunjukkan kasih-Nya dan kuasa-Nya kepada kita, tetap
percaya akan janji-Nya, Ia akan membuat segala sesuatu indah
pada waktunya, karena Tuhan itu baik”


Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Bunda Maria
Bapakku Bastian Massora, Ibuku Adolfina
Banne, kedua Adikku James Suwandi
Massora dan Melky Massora, serta
seluruh Keluargaku.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UNI VERSEAS SANATA Dl l LARMA
FAKULTAS EKONOMI
J LRUSANぶ UNTANSI ― PROGRAM STUDI AK■ I NTANSI


PERNYATAAN KEASLI AN KARYA TULI S SKRI PSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS KETEPATAI{ PDMILIHAN METODE PEIYYUSTITAN HARTA
BERWT]JTID BUKAN BANGUNAI\ SEBAGAI SALAH SATU CARA
UNTUK MENGT]RANGI BEBAI\T PAJAK PENGIIASILAI\
Studi Kasus di PT. Prima Ilwi Utama
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 20 September 2013 adalah hasil karya
saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, afau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.


Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidalg
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.

Yogyakart4 30 September 2013
Yang membuat pemyataan,

Yovita Ratnasari Massora

V

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


LEBAR PERNYATAAN PERSETUJ UAN
PUBLI KASI KARYA I LMI AH I I NTⅨ KEPENTI NGAN AKADEMI S

Yang ber t andat angan di bawah i ni , saya mahasi swa Uni ver si t as Sanat a Dhar l na:

Nama

: Yo宙

Nomor NI I ahasi swa

t a Rat nasar i Massor a

: 092114075

Demi pengembangan i l mu per t t ct 盛田嘔 saya mel nber i kan kepada Pt t ust akaan
Uni v( ジ 1l si t as

Sanat a Dhal . . . a kar ya i l mi ah saya yang bct t uduL Al l al i si s Ket epat an

Ⅱar t a Ber 77uJ ud Bukan Bangunan Sebagai

Pet t l i l i han Met ode Femyusut an

SahL Sat u Car a unt uk Mel l gur angi Beban Pai ak Pel aghasi l an( St udi Kasus
di PT. Pr i ma Dwi Ut am→ besCr t a per angkat yang di per l ukan oi l a adan. Dengan
del l ni ki an saya nl embedkan kepada per pust akaan Unl ver si t as Sanat a Dhama hak
unt uk menyl l l npan, mengal i hkan dal al n bent uk medi a l ai n` r nengel ol anya dal am

bent uk pangkal an dat ■

mendi st r i busi kan secam t er bat as,

dan

mempubl i kasi kamya di i nt emet at au l l nedi a l ai n unt uk kepent i ngan akademi s
t ampa per l u meml nt a i zi n dar i t t ya maupun mem欧 洒巌狙 Юyal d kepada nya
sel ama t et ap mencant umkan nama saya sebt t ai penul i s.
Del ni ki an pemyat aan i ni yang saya buat dengan sebcnamya.
Di buat di Yogyakar t a
Pada t angga1 30 Sept ei nber 2013

Yang menya餞 永 田

Yovita Ratnasari Massora

Vl

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma

yang

telah

memberikan

kesempatan

untuk

belajar

dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt. selaku Dosen Pembimbing
yang telah berkenan memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis.
4. Seluruh staf sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah melayani semua kebutuhan akademis selama penulis di bangku
perkuliahan.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Bapak Andi Salahuddin Akhmad, Bapak Abdul Biden, Bapak Hendro
Kusuma Jaya, dan seluruh karyawan PT. Prima Dwi Utama Kendari, Sulawesi
Tenggara yang telah memberikan izin penelitian dan telah membantu penulis
memperoleh data lisan maupun tulisan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Ishak, Bapak Syarif, Bapak Yuslan, dan seluruh karyawan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Drs. H. Muhammad Fadjar Kendari, Sulawesi
Tenggara yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis
mengadakan penelitian.
7. Om Vany sekeluarga yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama
penulis mengadakan penelitian.
8. Seluruh pengajar Brevet A dan B Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
9. Bapak Abdul Hadi yang telah memberikan masukan dan arahan kepada
penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Bapakku Bastian Massora, Ibuku Adolfina Banne, kedua Adikku James
Suwandi Massora dan Melky Massora, serta seluruh Keluargaku yang selalu
memberikan doa, kasih sayang, dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat terbaikku: Niken Utami, Maria Mellyana Nur Octa
Kumalasari, Theresia Veny Tabi, Agata Rosa Pebriani, Susana Nugrahani, dan
Yunita Astikawati atas doa, persahabatan, canda tawa, semangat, dan masukan
selama penulis di bangku perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Teman-teman Paduan Suara Fakultas Ekonomi (PSFE) dan Cana Community
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk dapat mengembangkan diri.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 September 2013

Yovita Ratnasari Massora

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii

HALAMAN PENGESAHAN

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

v

HALAMAN PUBLIKASI KARYA TULIS

vi

HALAMAN KATA PENGANTAR

vii
x

HALAMAN DAFTAR ISI
HALAMAN DAFTAR TABEL

xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR

xiv

ABSTRAK

xv

ABSTRACT

xvi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pajak Penghasilan
1. Pengertian Pajak Penghasilan
2. Subyek Pajak Penghasilan
3. Obyek Pajak Penghasilan
4. Penghasilan yang Dikenakan Pajak Bersifat Final
5. Cara Menghitung Pajak Penghasilan
6. Biaya yang Boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (Deductible Expenses)
7. Biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (Non-Deductible Expenses)
8. Tarif Pajak Penghasilan

1
1
4
4
4
5

x

7
7
7
9
9
15
18
19
24
32

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Penyusutan Harta Berwujud
1. Pengertian Penyusutan Harta Berwujud
2. Kebijakan Penyusutan Harta Berwujud Menurut
Ketentuan Perpajakan
3. Metode Penyusutan Harta Berwujud Menurut
Ketentuan Perpajakan
C. Rekonsiliasi Fiskal
D. Konsep Nilai Waktu Uang
E. Review Penelitian Terdahulu

33
33
34
41
42
43
47

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Subyek dan Obyek Penelitian
D. Data yang Diperlukan
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data

53
53
53
54
54
54
55

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Prima Dwi Utama
B. Lokasi PT. Prima Dwi Utama
C. Personalia
D. Struktur Organisasi
E. Unit Usaha

70
70
71
72
74
78

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Analisis Data
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

80
80
97
135

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Keterbatasan Penelitian
C. Saran

139
139
140
141

DAFTAR PUSTAKA

143

LAMPIRAN

146

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jenis-jenis Penghasilan yang Dikenakan Pajak Bersifat Final

17

Tabel 2. Tarif Penyusutan Harta Berwujud

35

Tabel 3. Contoh Tabel Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan

55

Tabel 4. Contoh Tabel Daftar Penghitungan Biaya Penyusutan Harta
Berwujud Bukan Bangunan dengan Menggunakan Metode
Garis Lurus

56

Tabel 5. Contoh Tabel Daftar Penghitungan Biaya Penyusutan Harta
Berwujud Bukan Bangunan dengan Menggunakan Metode
Saldo Menurun

58

Tabel 6. Contoh Tabel Biaya Penyusutan Harta Berwujud Bukan
Bangunan yang Dihitung Menggunakan Metode Garis Lurus

61

Tabel 7. Contoh Tabel Biaya Penyusutan Harta Berwujud Bukan
Bangunan yang Dihitung Menggunakan Metode Saldo
Menurun

61

Tabel 8. Contoh Tabel Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang

64

Tabel 9. Contoh Tabel Penghitungan
Penghasilan Terutang

67

Nilai

Sekarang

Pajak

Tabel 10. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan yang dimiliki PT.
Prima Dwi Utama tahun 2009 berdasarkan Usaha Penjualan

81

Tabel 11. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan yang dimiliki PT.
Prima Dwi Utama tahun 2009 berdasarkan Usaha Jasa
Konstruksi

82

Tabel 12. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan yang dimiliki PT.
Prima Dwi Utama tahun 2010 berdasarkan Usaha Penjualan

83

Tabel 13. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan yang dimiliki PT.
Prima Dwi Utama tahun 2010 berdasarkan Usaha Jasa
Konstruksi

84

Tabel 14. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan yang dimiliki PT.
Prima Dwi Utama tahun 2011 berdasarkan Usaha Penjualan

84

Tabel 15. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan yang dimiliki PT.
Prima Dwi Utama tahun 2011 berdasarkan Usaha Jasa
Konstruksi

85

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 16. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan yang dimiliki PT.
Prima Dwi Utama tahun 2012 berdasarkan Usaha Jasa
Konstruksi

86

Tabel 17. Laporan Laba Rugi tahun 2009

88

Tabel 18. Laporan Laba Rugi tahun 2010

90

Tabel 19. Laporan Laba Rugi tahun 2011

93

Tabel 20. Laporan Laba Rugi tahun 2012

95

Tabel 21. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan Kelompok I

99

Tabel 22. Daftar Harta Berwujud Bukan Bangunan Kelompok II

99

Tabel 23. Daftar Penghitungan Biaya Penyusutan Harta Berwujud
Bukan Bangunan Kelompok I dengan Menggunakan
Metode Garis Lurus

102

Tabel 24. Daftar Penghitungan Biaya Penyusutan Harta Berwujud
Bukan Bangunan Kelompok II dengan Menggunakan
Metode Garis Lurus

103

Tabel 25. Daftar Penghitungan Biaya Penyusutan Harta Berwujud
Bukan Bangunan Kelompok I dengan Menggunakan
Metode Saldo Menurun

106

Tabel 26. Daftar Penghitungan Biaya Penyusutan Harta Berwujud
Bukan Bangunan Kelompok II dengan Menggunakan
Metode Saldo Menurun

108

Tabel 27. Biaya Penyusutan Harta Berwujud Bukan Bangunan yang
Dihitung Menggunakan Metode Garis Lurus

112

Tabel 28. Biaya Penyusutan Harta Berwujud Bukan Bangunan yang
Dihitung Menggunakan Metode Saldo Menurun

113

Tabel 29. Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang

126

Tabel 30. Penghitungan Nilai Sekarang Pajak Penghasilan Terutang

133

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.

Struktur Organisasi PT. Prima Dwi Utama

xiv

74

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS KETEPATAN PEMILIHAN METODE PENYUSUTAN HARTA
BERWUJUD BUKAN BANGUNAN SEBAGAI SALAH SATU CARA
UNTUK MENGURANGI BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Studi Kasus di PT. Prima Dwi Utama

Yovita Ratnasari Massora
NIM : 092114075
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode penyusutan yang lebih
tepat digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban
Pajak Penghasilan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan di PT. Prima Dwi Utama, Kendari, Sulawesi
Tenggara. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Teknik
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan penghitungan biaya
penyusutan harta berwujud bukan bangunan dengan menggunakan metode garis
lurus dan metode saldo menurun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode saldo menurun lebih tepat
digunakan oleh PT. Prima Dwi Utama sebagai salah satu cara untuk mengurangi
beban Pajak Penghasilan perusahaan. Hal ini dikarenakan total nilai sekarang
Pajak Penghasilan terutang, berdasarkan Pajak Penghasilan terutang yang
diperoleh dari hasil pengurangan laba sebelum penyusutan dan Pajak Penghasilan
dengan biaya penyusutan harta berwujud bukan bangunan yang dihitung
menggunakan metode saldo menurun lebih kecil, yaitu sebesar Rp40.557.252,00
dibandingkan total nilai sekarang Pajak Penghasilan terutang, berdasarkan Pajak
Penghasilan terutang yang diperoleh dari hasil pengurangan laba sebelum
penyusutan dan Pajak Penghasilan dengan biaya penyusutan harta berwujud
bukan bangunan yang dihitung menggunakan metode garis lurus, yaitu sebesar
Rp163.187.737,00.

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE APPROPRIATENESS OF DEPRECIATION
METHOD SELECTION OF NON BUILDING-TANGIBLE FIXED ASSET
AS THE WAY TO REDUCE INCOME TAX EXPENSES
A Case Study at PT. Prima Dwi Utama

Yovita Ratnasari Massora
NIM : 092114075
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
The purpose of this study is to find out depreciation method that is most
appropriate as a method to reduce company’s income tax expense.
This study was undertaken at PT. Prima Dwi Utama, Kendari, South East
Sulawesi. Data was obtained through interview and documentation. The data
analysis technique employed was descriptive analysis technique, a technique to
describe the calculation of depreciation cost of non building-tangible fixed asset
using straight line method and declining balance method.
The result of analysis indicates that the declining balance method is more
appropriate to be used by PT. Prima Dwi Utama as one of the method to reduce
income tax expense. Using the declining balance method, the total present value
of income tax was Rp40.557.252,00, while using the straight line method, the
total present value of income tax was Rp163.187.737,00.

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor pajak merupakan salah satu sektor yang memegang peranan sangat
penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Jumlah penerimaan yang
diperoleh negara dari sektor ini dapat digunakan untuk membiayai berbagai
keperluan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional yang
membutuhkan dana cukup besar. Penerimaan yang diperoleh negara dari
sektor ini

juga digunakan untuk

pembiayaan dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Setiap warga negara dapat menikmati fasilitas atau
pelayanan dari pemerintah yang dananya berasal dari pajak. Peranan
penerimaan pajak bagi suatu negara sangat penting dalam menunjang
pelaksanaan roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan, serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pajak menjadi suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat
kepada pemerintah. Badan usaha atau perusahaan merupakan salah satu
subyek pajak yang memiliki kewajiban membayar pajak kepada pemerintah.
Perusahaan sebagai Wajib Pajak badan sebaiknya dapat membantu pemerintah
dalam pembangunan melalui ketaatan membayar pajak. Tanggung jawab atas
kewajiban pembayaran pajak merupakan suatu perwujudan dari kewajiban
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama ikut berpartisipasi aktif
dalam pendanaan negara dan pembangunan nasional.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Salah satu jenis pajak yang dipungut pemerintah adalah Pajak Penghasilan.
Besar Pajak Penghasilan ditentukan oleh besarnya laba atau rugi perusahaan,
padahal laba rugi penting bagi perusahaan. Adanya pemikiran bahwa Pajak
Penghasilan merupakan suatu beban yang dapat mengurangi laba yang
diperoleh perusahaan, membuat banyak perusahaan terkadang kurang
memiliki kesadaran untuk membayar pajak. Namun, perusahaan sebaiknya
tidak menjadikan Pajak Penghasilan sebagai beban dalam menjalankan
usahanya. Ada salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban
Pajak Penghasilan perusahaan, yaitu dengan mengatur besarnya biaya
penyusutan dari harta berwujud yang digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan.
Pengaturan besarnya biaya penyusutan dari harta berwujud perusahaan
dapat dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban Pajak
Penghasilan perusahaan, karena biaya penyusutan merupakan salah satu biaya
yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan menurut ketentuan
perpajakan, sehingga biaya penyusutan menjadi salah satu biaya yang dapat
menurunkan Penghasilan Kena Pajak perusahaan. Jika Penghasilan Kena
Pajak perusahaan rendah, maka beban Pajak Penghasilan perusahaan juga
rendah. Biaya penyusutan menjadi salah satu biaya yang penting untuk
dipertimbangkan sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban Pajak
Penghasilan perusahaan dibandingkan dengan biaya-biaya lainnya menurut
ketentuan perpajakan, karena adanya biaya penyusutan sebenarnya berpijak
pada kenyataan bahwa harta berwujud yang digunakan dalam kegiatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

operasional perusahaan akan memberikan manfaat potensial bagi perusahaan
untuk mendapatkan penghasilan di masa yang akan datang, sehingga biaya
penyusutan merupakan salah satu biaya yang mempengaruhi laporan
keuangan yang sifatnya menurunkan Penghasilan Kena Pajak perusahaan.
Besar biaya penyusutan ditentukan oleh metode penyusutan yang
digunakan oleh perusahaan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan, ada dua metode penyusutan yang dapat
digunakan oleh perusahaan, yaitu metode penyusutan garis lurus dan metode
penyusutan saldo menurun. Perusahaan harus tepat dalam memilih metode
penyusutan yang akan digunakan. Metode penyusutan garis lurus dan metode
penyusutan saldo menurun akan menghasilkan biaya penyusutan yang
berbeda. Perbedaan ini akan menunjukkan metode penyusutan yang lebih
tepat digunakan oleh perusahaan dalam mengatur besar kecilnya laba
perusahaan, sehingga dapat mengurangi beban Pajak Penghasilan yang
ditanggung perusahaan. Metode manapun yang dipilih harus dapat digunakan
oleh perusahaan secara konsisten agar metode tersebut dapat menyediakan
perbandingan hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
Penelitian mengenai metode penyusutan yang lebih tepat digunakan oleh
perusahaan sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban Pajak Penghasilan
perusahaan ini akan dilakukan di PT. Prima Dwi Utama. PT. Prima Dwi
Utama berlokasi di Kendari, Sulawesi Tenggara.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah metode penyusutan manakah yang lebih tepat digunakan
oleh PT. Prima Dwi Utama sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban
Pajak Penghasilan PT. Prima Dwi Utama ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode penyusutan mana
yang lebih tepat digunakan oleh PT. Prima Dwi Utama sebagai salah satu cara
untuk mengurangi beban Pajak Penghasilan PT. Prima Dwi Utama.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang terkait, antara lain :
1. Bagi PT. Prima Dwi Utama
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT.
Prima Dwi Utama dalam pemilihan metode penyusutan untuk menghitung
besarnya biaya penyusutan harta berwujud bukan bangunan sebagai salah
satu cara untuk mengurangi beban Pajak Penghasilan PT. Prima Dwi
Utama.
2. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai referensi dan acuan untuk
pengembangan dan kajian penelitian selanjutnya yang lebih mendalam,
berkaitan dengan ketepatan pemilihan metode penyusutan harta berwujud

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

bukan bangunan sebagai salah satu cara untuk mengurangi beban Pajak
Penghasilan perusahaan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan terhadap praktik yang nyata
terjadi, sebelum penulis memasuki dunia kerja yang sebenarnya dan dapat
menambah pengetahuan penulis dalam bidang perpajakan.

E. Sistematika Penulisan
Bab I

: Pendahuluan
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.

Bab II

: Landasan Teori
Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang digunakan
sebagai dasar untuk mengolah data yang berasal dari PT.
Prima Dwi Utama.

Bab III

: Metode Penelitian
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, tempat dan
waktu

penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang

diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bab IV

6

: Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi uraian tentang sejarah PT. Prima Dwi Utama,
lokasi PT. Prima Dwi Utama, personalia, struktur organisasi,
dan unit usaha.

Bab V

: Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang deskripsi dan analisis data-data yang
diperoleh dari PT. Prima Dwi Utama, serta hasil penelitian dan
pembahasannya.

Bab VI

: Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian, dan keterbatasan dalam melakukan penelitian, serta
saran oleh penulis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak Penghasilan
1. Pengertian Pajak Penghasilan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Selain pengertian tersebut, ada beberapa pengertian
lain dari pajak menurut beberapa ahli, diantaranya yaitu menurut Prof. Dr.
Rochmat Soemitro, S.H. dalam buku Perpajakan yang ditulis oleh
Mardiasmo (2009: 1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku Perpajakan Indonesia
yang ditulis oleh Waluyo (2008: 2), pajak adalah iuran kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membayar
pengeluaran - pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan. Menurut S.I. Djajadiningrat dalam buku

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

Perpajakan: Teori dan Kasus yang ditulis oleh Resmi (2011: 1), pajak
adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas
negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut
peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak
ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara
kesejahteraan umum.
Berdasarkan buku Perpajakan yang ditulis oleh Mardiasmo (2009:
133), penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan
bentuk apa pun.
Berdasarkan pengertian pajak dan pengertian penghasilan yang telah
dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Pajak
Penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada
masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara sebagai suatu
kewajiban yang harus dilaksanakannya.
Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008,
Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap subyek
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Subyek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

penghasilan. Subyek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan
disebut Wajib Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai
pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban
pajak subyektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.

2. Subyek Pajak Penghasilan
Sesuai dengan ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang menjadi subyek Pajak
Penghasilan adalah orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di
Indonesia ataupun di luar Indonesia dan warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak yaitu ahli waris, badan
yaitu sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, dan bentuk
usaha tetap yaitu bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang
tidak bertempat tinggal di Indonesia.

3. Obyek Pajak Penghasilan
Sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang menjadi obyek Pajak
Penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun.
Penghasilan yang termasuk sebagai obyek pajak, yaitu penggantian
atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam Undang-Undang. Pengertian imbalan dalam bentuk
lainnya adalah imbalan dalam bentuk natura yang pada hakikatnya
merupakan penghasilan.
Obyek pajak lainnya adalah hadiah dari undian atau pekerjaan atau
kegiatan, dan penghargaan. Pengertian hadiah dari undian atau pekerjaan
atau kegiatan, maksudnya hadiah undian tabungan, hadiah dari
pertandingan olahraga dan lain sebagainya. Pengertian hadiah dari
penghargaan, maksudnya imbalan yang diberikan sehubungan dengan
kegiatan tertentu, misalnya imbalan yang diterima sehubungan dengan
penemuan benda-benda purbakala. Laba usaha juga merupakan obyek
pajak.
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta juga
termasuk obyek pajak, yang terdiri atas lima jenis. Pertama, keuntungan
karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. Maksudnya, yaitu dalam
hal terjadi pengalihan harta sebagai pengganti saham atau penyertaan
modal, keuntungan berupa selisih antara harga pasar dari harta yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

diserahkan dan nilai bukunya merupakan penghasilan. Kedua, keuntungan
karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota
yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya. Maksudnya,
yaitu dalam hal penjualan harta tersebut terjadi antara badan usaha dan
pemegang sahamnya, harga jual yang dipakai sebagai dasar untuk
penghitungan keuntungan tersebut adalah harga pasar.
Ketiga, keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan
nama dan dalam bentuk apa pun. Apabila suatu badan dilikuidasi,
keuntungan dari penjualan harta, yaitu selisih antara harga jual
berdasarkan harga pasar dan nilai sisa buku harta tersebut, merupakan
obyek pajak. Begitu juga selisih lebih antara harga pasar dan nilai sisa
buku dalam hal terjadi penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha merupakan penghasilan.
Keempat, keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan,
atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi
yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihakpihak yang bersangkutan. Maksudnya, yaitu keuntungan berupa selisih
antara harga pasar dan nilai perolehan atau nilai sisa buku atas pengalihan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan merupakan penghasilan bagi
pihak yang mengalihkan kecuali harta tersebut dihibahkan kepada
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat.
Kelima, keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau
seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau
permodalan dalam perusahaan pertambangan. Maksudnya, yaitu dalam hal
Wajib Pajak pemilik hak penambangan mengalihkan sebagian atau seluruh
hak tersebut kepada Wajib Pajak lain, keuntungan yang diperoleh
merupakan obyek pajak.
Obyek pajak lainnya adalah penerimaan kembali pembayaran pajak
yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan
pengembalian pajak. Pengembalian pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya pada saat menghitung Penghasilan Kena Pajak merupakan obyek
pajak. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang adalah obyek pajak. Pengertian bunga termasuk pula
premium,

diskonto

dan

imbalan

sehubungan

dengan

jaminan

pengembalian utang. Premium terjadi apabila misalnya surat obligasi
dijual di atas nilai nominalnya, sedangkan diskonto terjadi apabila surat
obligasi dibeli di bawah nilai nominalnya. Premium tersebut merupakan
penghasilan bagi yang menerbitkan obligasi dan diskonto merupakan
penghasilan bagi yang membeli obligasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi adalah obyek pajak. Dividen merupakan bagian laba yang
diperoleh pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian
sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi. Obyek pajak
lainnya adalah royalti atau imbalan atas penggunaan hak. Royalti adalah
suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan
apa pun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
merupakan obyek pajak. Pengertian sewa termasuk imbalan yang diterima
atau diperoleh dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
penggunaan harta gerak atau harta tak gerak, misalnya sewa mobil, sewa
kantor, sewa rumah, dan sewa gudang. Penerimaan atau perolehan
pembayaran berkala juga merupakan obyek pajak. Penerimaan berupa
pembayaran berkala, misalnya tunjangan seumur hidup yang dibayar
secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Obyek pajak lainnya adalah
keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pembebasan utang
oleh pihak yang berpiutang dianggap sebagai penghasilan bagi pihak yang
semula berutang, sedangkan bagi pihak yang berpiutang dapat dibebankan
sebagai biaya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

Keuntungan selisih kurs mata uang asing merupakan obyek pajak.
Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva merupakan obyek pajak.
Premi asuransi juga merupakan obyek pajak, termasuk premi reasuransi.
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
adalah obyek pajak. Obyek pajak lainnya adalah tambahan kekayaan neto
yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. Tambahan
kekayaan neto pada hakekatnya merupakan akumulasi penghasilan, baik
yang telah dikenakan pajak dan yang bukan obyek pajak serta yang belum
dikenakan pajak. Apabila diketahui adanya tambahan kekayaan neto
melebihi akumulasi penghasilan yang telah dikenakan pajak dan yang
bukan obyek pajak, maka tambahan kekayaan neto tersebut merupakan
penghasilan.
Penghasilan dari usaha berbasis syariah merupakan obyek pajak.
Kegiatan usaha berbasis syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda
dengan kegiatan usaha yang bersifat konvensional. Namun, penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha berbasis syariah tersebut
tetap merupakan obyek pajak menurut Undang-Undang. Imbalan bunga
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

ketentuan umum dan tata cara perpajakan merupakan obyek pajak, begitu
juga dengan surplus Bank Indonesia.

4. Penghasilan yang Dikenakan Pajak Bersifat Final
Berdasarkan buku Perpajakan: Teori dan Kasus yang ditulis oleh Resmi
(2011: 139), Pajak Penghasilan bersifat final merupakan Pajak
Penghasilan yang pengenaannya sudah final (berakhir) sehingga tidak
dapat dikreditkan (dikurangkan) dari total Pajak Penghasilan terutang pada
akhir tahun pajak. Menurut buku Perpajakan Indonesia yang ditulis oleh
Diana dan Setiawati (2010: 367), penghasilan yang dikenakan Pajak
Penghasilan final harus dikeluarkan dari penghitungan Pajak Penghasilan
terutang (koreksi negatif).
Menurut buku Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu
yang ditulis oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2013: 250), karakteristik
penghasilan yang menjadi obyek Pajak Penghasilan final adalah
penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan final tidak perlu
digabungkan dengan penghasilan terutang lain (yang non final) dalam
penghitungan Pajak Penghasilan pada Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan,
jumlah Pajak Penghasilan final yang telah dibayar sendiri atau dipotong
pihak lain sehubungan penghasilan tersebut tidak dapat dikreditkan (non
prepaid taxes), dan biaya-biaya yang digunakan untuk mendapatkan,
menagih,

dan

memelihara

penghasilan

yang

pengenaan

Pajak

Penghasilannya bersifat final tidak dapat diperhitungkan sebagai
pengurang penghasilan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, penghasilan yang dapat dikenai
pajak bersifat final, antara lain penghasilan berupa bunga deposito dan
tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga
simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi. Obligasi yang dimaksud dalam hal ini adalah surat utang
berjangka waktu lebih dari dua belas bulan, seperti Medium Term Note,
Floating Rate Note yang berjangka waktu lebih dari dua belas bulan. Surat
utang negara yang dimaksud dalam hal ini meliputi obligasi negara dan
surat perbendaharaan negara.
Penghasilan lainnya yang dapat dikenai pajak bersifat final, yaitu
penghasilan berupa hadiah undian, penghasilan dari transaksi saham dan
sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan
transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada
perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
dan penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah
dan/atau bangunan. Ada pula penghasilan tertentu lainnya yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. Berdasarkan buku
Perpajakan: Teori dan Kasus yang ditulis oleh Resmi (2011: 139),
penghasilan tertentu lainnya yang dimaksud adalah penghasilan dari
pengungkapan ketidakbenaran, penghentian penyidikan tindak pidana, dan
lain-lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Penghasilan-penghasilan yang dapat dikenakan pajak bersifat final
merupakan obyek pajak. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, antara
lain perlu adanya dorongan dalam rangka perkembangan investasi dan
tabungan

masyarakat,

kesederhanaan

dalam

pemungutan

pajak,

berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun
Direktorat Jenderal Pajak, pemerataan dalam pengenaan pajaknya, dan
memerhatikan

perkembangan

ekonomi

dan

moneter,

maka

atas

penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuan tersendiri
dalam pengenaan pajaknya. Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak
atas jenis penghasilan tersebut termasuk sifat, besarnya, dan tata cara
pelaksanaan pembayaran, pemotongan, atau pemungutan diatur dengan
Peraturan Pemerintah. Berikut ini jenis-jenis penghasilan yang dikenakan
pajak bersifat final beserta dasar hukum dan dasar pengenaannya.
Tabel 1. Jenis-jenis Penghasilan yang Dikenakan Pajak Bersifat Final
Dasar Hukum
PP 131/2000

PP 14/1997
PP 04/1995

PP 132/2000
PP 71/2008

PP 5/2002

Jenis Penghasilan
Bunga Deposito,
Tabungan, dan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI)
Penjualan Saham di Bursa
Penjualan Saham Milik
Perusahaan Modal
Ventura
Hadiah Undian
Pengalihan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan

Dasar Pengenaan Pajak
(DPP)
Jumlah Bruto

Jumlah Bruto
Jumlah Bruto

Jumlah Bruto
Jumlah Bruto Nilai
Pengalihan atau Nilai
Jual Obyek Pajak
(NJOP), mana yang
lebih tinggi
Persewaan Tanah dan atau Jumlah Bruto
Bangunan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

Tabel 1. Jenis-jenis Penghasilan yang Dikenakan Pajak Bersifat Final
(lanjutan)
Dasar Hukum

Jenis Penghasilan

Dasar Pengenaan Pajak
(DPP)
Nilai Kontrak

PP 51/2008 jo Jasa Konstruksi
PP 40/2009
PP 15/2009
Bunga Simpanan Koperasi Jumlah Bunga
PP 16/2009
Bunga Obligasi
Jumlah Bunga dan atau
Diskonto
PP 19/2009
Dividen yang diterima
Jumlah Dividen
Orang Pribadi (OP)
PP 138/2000 jo Selisih Lebih Revaluasi
Selisih Lebih Revaluasi
79/PMK.03/2008 Aktiva Tetap
Sumber: Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu, 2013

5. Cara Menghitung Pajak Penghasilan
Berdasarkan buku Perpajakan yang ditulis oleh Mardiasmo (2009:
144), Pajak Penghasilan setahun dihitung dengan cara mengalikan
Penghasilan Kena Pajak dengan tarif pajak yang diterapkan atas
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Tarif tersebut
menjadi 25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak tahun
pajak 2010.
Berdasarkan ketentuan pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan. Beban-beban yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi dalam dua golongan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

yaitu beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu
tahun dan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

6. Biaya yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto (Deductible
Expenses)
Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto adalah
biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha, antara lain biaya pembelian bahan; biaya berkenaan dengan
pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi,
dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang; bunga, sewa, dan
royalti; biaya perjalanan; biaya pengolahan limbah; premi asuransi; biaya
promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan; biaya administrasi; dan pajak kecuali Pajak
Penghasilan.
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan usaha adalah biaya sehari-hari yang boleh dibebankan pada tahun
pengeluaran.

Pengeluaran-pengeluaran

tersebut

harus

mempunyai

hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha atau
kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan obyek pajak untuk dapat dibebankan sebagai biaya.
Pembayaran premi asuransi oleh pemberi kerja untuk kepentingan
pegawainya boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan, tetapi bagi
pegawai yang bersangkutan premi tersebut merupakan penghasilan.
Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan pekerjaan yang boleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

dikurangkan dari penghasilan bruto harus dilakukan dalam bentuk uang.
Pengeluaran dalam bentuk natura atau kenikmatan tertentu boleh
dibebankan sebagai biaya dan bagi pihak yang menerima atau menikmati
bukan merupakan penghasilan.
Pajak-pajak yang menjadi beban perusahaan dalam rangka usahanya
selain Pajak Penghasilan, misalnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Meterai (BM), Pajak Hotel, dan Pajak Restoran, dapat dibebankan sebagai
biaya. Mengenai pengeluaran untuk promosi perlu dibedakan antara biaya
yang benar-benar dikeluarkan untuk promosi dan biaya yang pada
hakikatnya merupakan sumbangan. Biaya yang benar-benar dikeluarkan
untuk promosi boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Besarnya biaya
promosi

dan

penjualan

yang

diperkenankan

sebagai

pengurang

penghasilan bruto diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri keuangan.
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun merupakan biaya
yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Pengeluaran-pengeluaran
untuk memperoleh harta berwujud dan harta tak berwujud serta
pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun,
pembebanannya

dilakukan

melalui

penyusutan

atau

amortisasi.

Pengeluaran yang menurut sifatnya merupakan pembayaran di muka,
misalnya

sewa

untuk

beberapa

tahun

yang

pembebanannya dapat dilakukan melalui alokasi.

dibayar

sekaligus,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan juga merupakan biaya yang boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto. Maksudnya, yaitu iuran kepada dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan boleh dibebankan
sebagai biaya. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang
dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan merupakan biaya
yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Kerugian karena
penjualan atau pengalihan harta yang menurut tujuan semula tidak
dimaksudkan untuk dijual atau dialihkan yang dimiliki dan dipergunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Kerugian selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto. Kerugian karena fluktuasi kurs mata
uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan
dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku di Indonesia. Biaya penelitian dan pengembangan
perusahaan yang dilakukan di Indonesia juga merupakan biaya yang boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto. Biaya penelitian dan pengembangan
perusahaan yang dilakukan di Indonesia dalam jumlah yang wajar untuk
menemukan teknologi atau sistem baru bagi pengembangan perusahaan
boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan adalah biaya yang boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto. Biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan beasiswa, magang, dan pelatihan dalam rangka peningkatan
kualitas sumber daya manusia dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan
dengan memperhatikan kewajaran. Beasiswa yang dapat dibebankan
sebagai biaya adalah beasiswa yang diberikan kepada pelajar, mahasiswa,
dan pihak lain.
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih merupakan biaya yang
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, dengan syarat yang pertama,
yaitu Wajib Pajak telah membebankannya sebagai biaya dalam laporan
laba rugi komersial. Syarat yang kedua, yaitu Wajib Pajak harus
menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat
Jenderal Pajak. Syarat yang ketiga, yaitu Wajib Pajak telah menyerahkan
perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah
yang menangani piutang negara, atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau
khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapuskan untuk jumlah utang tertentu, dan syarat ketiga ini tidak berlaku
untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil yang pelaksanaannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai
biaya sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biaya dalam
laporan laba-rugi komersial dan telah melakukan upaya-upaya penagihan
yang maksimal atau terakhir. Maksud dari penerbitan tidak hanya berarti
penerbitan berskala nasional, melainkan juga penerbitan internal asosiasi
dan sejenisnya. Tata cara pelaksan